Anda di halaman 1dari 10

Perkembangan Peserta Didik

Tawuran Tawuran atau Tubir adalah istilah yang sering digunakan masyarakat Indonesia, khususnya di kota-kota besar sebagai perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Sebab tawuran ada beragam, mulai dari hal sepele sampai hal-hal serius yang menjurus pada tindakan bentrok. Tawuran dapat menyebabkan perpecahan di kalangan para pelajar. Tawuran merupakan suatu penyimpangan sosial berupa perkelahian

1. Kemungkinan penyebab tawuran


A. Kurangnya Kesadaran Hidup Bersama Salah satu penyebab tawuran antar pelajar yang memakan korban jiwa adalah karena kurang kesadaran hidup bersama. Padahal, para pendiri bangsa ini telah meletakan dasar kehidupan berbangsa dan bernegara melalui Pancasila, Undang Undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. B. Tayangan Kekerasan di TV Pemicu Tawuran Pelajar Tayangan kekerasan dan perilaku agresif yang kerap ditampilkan di layar televisi, baik melalui sinetron, pemberitaan, dan jenis acara lainnya ditenggarai menjadi pemicu tawuran yang dilakukan remaja, termasuk pelajar. "Remaja-remaja zaman sekarang terlalu sering melihat di televisi bahwa cara mengemukakan pendapat atau menyampaikan keluhan dengan cara destruktif seperti dengan demo ataupun bentuk kekerasan lainnya," ujar Ketua Majelis Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Bali, Supriyadi, di Denpasar, Minggu (7/10). Ia menyayangkan banyaknya stasiun televisi di Tanah Air yang menampilkan berbagai dialog dengan dipenuhi semangat antagonistik. "Seringkali di televisi dapat dijumpai dialog yang pesertanya saling mengancam, adu kekuatan, dan bahkan dalam tayangan tertentu pernah terjadi hampir adu fisik. Celakanya lagi ditampilkan dalam siaran langsung," ucapnya. Pola seperti itulah, kata dia, dicontoh kaum remaja yang merasa eksis ketika melakukan kekerasan. "Di sisi lain, kecenderungan remaja yang tinggal di kota menjadi bersifat keras karena sumber daya dan fasilitas sudah minim. Akibatnya, terjadi perebutan eksistensi dan sumber daya alam," katanya.

Perkembangan Peserta Didik

Menurutnya, frekuensi tawuran di wilayah perdesaan lebih minim karena sumber dayanya dianggap lebih bisa mencukupi kebutuhan. "Kebutuhan di kota berbeda dengan di desa, persepsi ataupun orientasi remaja juga seperti itu," kata dosen Universitas Udayana itu. Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Provinsi Bali, Anak Agung Ngurah Gede Sujaya. Menurutnya, tayangan televisi sangat rentan berpengaruh terhadap perkembangan kejiwaan anak-anak dan remaja yang masih labil. Menurut dia, proses panjang mengarahkan anak-anak dan remaja di sekolah untuk berbuat baik, akan menjadi rugi ketika televisi menampilkan berbagai tayangan kekerasan secara vulgar. "Kami khawatir anak didik akan meniru seperti di televisi, maka rugilah pembinaan selama ini karena mereka memiliki kelabilan emosional," ujarnya. Sujaya menambahkan, usia muda merupakan masa mencari bentuk, mencari jati diri, dan ingin menampilkan diri sebagai pahlawan. "Celakanya, kegiatan kekerasan itu dipandang sebagai bentuk kepahlawanan," kata Sujaya. C. Pergaulan bebas, beberapa orang sering ikut tawuran karena ajakan teman mereka sendiri, D. Diri yang masih labil, mental lemah. Banyak yang ngebilang mereka lemah, kaga jantan, bukan cowok sejati, culun membuat mereka ikut tawuran, itu semua sudah menjadi sedikit bukti bahwa mental pelajar jaman sekarang sangat lemah. E. Tawuran antar pelajar bisa terjadi karena ketersinggungan salah satu kawan, yang di tanggapi dengan rasa setiakawan yang berlebihan. F. Permasalahan yang sudah mengakar dalam artian ada sejarah yang menyebabkan pelajar-pelajar dua sekolah saling bermusuhan. G. Jiwa premanisme yang tumbuh dalam jiwa pelajar. Sedangkan menurut FSGI Penyebab tawura yaitu Melalui kajian FMGJ (forum musyawarah guru Jakarta), di bawah FSGI, mereka mengindikasikan beberapa masalah penyebab terjadinya kekerasan antar pelajar. 1) pendidikan tidak dialogis tapi searah. Peserta didik tidak terbiasa menggunakan mulutnya untuk berdialog, akhirnya tangan dan kaki yang digunakan untuk menyelesaikan masalah," ujarnya. 2) Selain itu, lanjutnya, kekerasan di sekolah muncul karena tidak adanya relasi seimbang antara guru dengan murid dan antara murid dan murid, serta guru

Perkembangan Peserta Didik

dengan pimpinan sekolah. Kedua, sistem pendidikan juga dinilai tidak membuat peserta didik kritis. 3) Jam belajar yang lama dan mata pelajaran yang banyak, ditambah berat pada materi membuat peserta didik tertekan dan stres sehingga mudah meletupkan emosi," tegas Retno. 4) Faktor lainnya, lanjut Retno, sekolah tidak mengajarkan keberagaman sehingga anak didik diajarkan monokultural.

2. contoh dan bentuk tawuran yang terjadi di lingkungan


a) Kasus Tawuran Anggota FPI dan FBR Terlibat Tawuran. Sejumlah anggota Front Pembela Islam terlibat tawuran dengan anggota Forum Betawi Rempug. Keributan bermula saat FBR menggelar pentas dangdut di dekat sebuah masjid yang sedang digunakan FPI melakukan pengajian. Liputan6.com, Jakarta: Di tengah perdebatan mengenai rencana Departemen Dalam Negeri akan membubarkan kelompok massa yang dianggap sering meresahkan masyarakat, dua organisasi massa yang paling disorot publik terlibat tawuran massal. Sejumlah anggota Front Pembela Islam terlibat bentrok dengan anggota Forum Betawi Rempug di Jalan Kramat Lontar, Kelurahan Paseban, Senen, Jakarta Pusat, Selasa (20/6) malam. Kedua kubu saling melempar batu dan botol minuman di tengah-tengah permukiman warga. Menurut sejumlah warga, tawuran massal bermula saat FBR menggelar pentas dangdut di dekat sebuah masjid yang sedang digunakan massa FPI untuk melakukan pengajian. Karena dianggap kurang pantas, beberapa anggota FPI kemudian menegur massa FBR. Namun peringatan ini tidak digubris hingga akhirnya terjadi perkelahian massal. Seorang anggota FPI terluka parah akibat terkena lemparan batu. Dia langsung dibawa ke rumah sakit terdekat. Tawuran sempat memanas karena sejumlah warga yang marah kepada kedua kubu ikut melibatkan diri. Warga emosi karena merasa terganggu saat menonton siaran langsung sepak bola Piala Dunia. Namun satu jam kemudian tawuran dapat ditenangkan oleh personel Kepolisian Resor Jakarta Pusat yang datang ke lokasi kejadian.(IAN/Fedhly Averouss dan Edison Simarmata)

Perkembangan Peserta Didik

b) Kasus tawuran pelajar SMU vs wartawan. mestinya bisa menghormati tugas wartawan.

Kasus tawuran yang terjadi antara pelajar SMU 6 vs wartawan, mestinya tidak perlu terjadi jika memahami tugas wartawan !!! Namanya wartawan itu keberadaannya dilindungi undang-undang. Jika meliput di ruang publik ya sah-sah saja !!! Yaaagh juragan bisa memahami coz mengetahui persis apa yang dilakukan oleh wartawan juga pernah sebagai pelajar SMA 70 tetangga SMU 6 !!! Kalau mau membahas ya dicari dulu pangkal / awal dari persoalan tawuran itu antara pelajar vs wartawan !!! Awal mula terjadi gegeran karena terjadi pemukulan dan perampasan kaset wartawan oleh pelajar !!! Naagh yang perlu dicaritahu adalah kenapa wartawan yang meliput kudu dirampas hasil kerjanya ??? Sepanjang masih dilingkungan publik yaaa nggak boleh dirampas !!! Misalnya aja neeegh, wartawan sak jagad nunggu didepan rumah juragan yooo monggo saza mau bawa tele ukuran berapa kek yo monggo saja !!! Lha wong berdiri di jalan khan punya publik ya thooo. Lain kalau wartawan nya memaksa masuk sampe ke rumah juragan.. sampai mau moto juragan mau mandi yooo jenengeee kebangetan !!! Lha pertanyaan selanjutnya kenapa kok kaset harus dirampas ??? Apapun alasannya

Perkembangan Peserta Didik

nggak ada hak untuk mengambil / merampas punya orang semau nya !!! Yaaagh kalau nggak mau diphoto atau terekam kaset ya jangan berantem gampang thooo !!! Jangan dikaburkan setelah pasca perampasan ada wartawan yang demo dan bentrok lanjutan !!! Kadang juragan nggak mengerti setelah memukul wartawan kok malah bangga koar-koar di twitter !!! Inget para pelajar ini. besok-besok akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa mau dibawa kemana ini bangsa ??? Mungkin ini akan menjadi homework bagi semua pihak baik sekolah, para orang tua ataupun masyarakat !!! c) Tawuran Siswa SMA 6 Versus SMA 70 Menurut Kepala Reserse Kepolisian Resor Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Hermawan, siswa SMA 70 menyerang lebih dulu ke siswa SMA 6. Siang pukul 12.00, kata dia, murid-murid SMA 6 baru keluar dari sekolah. "Mereka baru habis ujian," kata Hermawan, Senin, 24 September 2012. Lima murid SMA 6 makan gultik alias gulai tikungan. Tiba-tiba mereka diserang oleh sekitar 20 siswa SMA 70. Tanpa adu mulut, mereka langsung menyerang. "Ada yang bawa arit," kata dia. Kelima murid yang diserang kocar-kacir di kawasan bundaran Bulungan itu. Ada dua guru SMA 6 yang melihat kejadian tersebut dan membubarkan mereka. Tawuran berlangsung singkat, sekitar 15 menit. Namun, tawuran ini menyebabkan dua korban terluka dan satu korban terkena luka bacok di bagian dada. Dia adalah Alawi, siswa kelas X SMA 6. Pelajar malang itu sempat dilarikan ke Rumah Sakit Muhammadiyah, tapi nyawanya tak tertolong. Sedangkan korban luka, satu luka di pelipis, satu lagi luka kecil di jari tangan. Sebuah arit dengan noda darah, tertinggal di lokasi. Untuk mencocokkan darah di arit dengan darah korban, barang bukti itu dibawa ke laboratorium forensik Polri. Menurut Hermawan, polisi sudah memeriksa satu guru SMA 70, dua guru SMA 6, dan dua saksi lainnya. Sekarang, polisi gabungan Polres dan Polsek masih mengawasi sekolah-sekolah itu untuk antisipasi peristiwa susulan. Tawuran antara kedua siswa sekolah tersebut bukan hanya kali ini terjadi. Mereka saling serang secara bergantian. Sudah berulang kali mereka terlibat perkelahian. Kasus tawuran sebelumnya terjadi pada 26 Januari 2012 lalu, tapi saat itu tak ada korban tewa d) Tawuran Antar Mahasiswa indosiar.com, Manado - Ratusan mahasiswa hukum dan mahasiswa tehnik Universitas Sam Ratulangi, Manado terlibat tawuran didalam kampus mereka. Para mahasiswa ini saling serang menggunakan batu dan botol minuman keras. Sejumlah

Perkembangan Peserta Didik

mahasiswa bahkan sempat bentrok dengan polisi karena tidak terima rekan mereka diamankan polisi. Tawuran ini terjadi antar kubu mahasiswa hukum dan mahasiswa tehnik Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara. Ini merupakan lanjutan tawuran yang dilakukan kedua kubu mahasiswa pada Jum'at, 4 September 2009 lalu. Kali ini aksi tawuran berlangsung dengan melibatkan sejumlah mahasiswa yang cukup banyak. Petugas kepolisian yang datang ke lokasi bahkan kewalahan, karena jumlah petugas kepolisian yang kurang. Beberapa mahasiswa yang diduga provokator akhirnya diamankan polisi. Melihat beberapa rekannya diamankan mahasiswa yang lain tidak menerima dan melakukan perlawanan, yang terjadi kemudian polisi dan kubu mahasiswa fakultas hukum mahasiswa Sam Ratulangi saling serang. Polisi langsung melakukan pengejaran terhadap mahasiswa yang membuat kericuhan, termasuk melakukan penyisiran sampai kedalam ruangan kuliah untuk mencari sang pelaku. Tawuran mahasiswa ini adalah yang sekian kalinya terjadi dan biasanya berlangsung usai penerimaan mahasiswa baru. Tawuran yang melibatkan kedua kubu para intelektual muda ini belum diketahui penyebab pastinya. Untuk mengetahui penyelidikan polisi membawa beberapa mahasiswa guna dimintai keterangan. e) Tawuran Pemuda Antar Kampung, 6 Pelaku Diciduk Polisi Tuban (beritajatim.com) - Aksi tawuran antar kelompok pemuda terjadi di Desa Klumpit, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban. Dalam peristiwa tawuran itu satu korban babak belur. Sedangkan petugas, berhasil mengamankan 6 orang pelaku dalam kasus tawuran antar pemuda tersebut. Peristiwa tawuran antara kelompok pemuda dari Dusun Kebon dengan pemuda Dusun Klumpit, Desa Klumpit, Kecamatan Soko, Tuban itu berawal saat korban Khoirul, asal Dusun Kebon, bersama dengan 2 orang temannya melintas di Dusun Klumpit seusia melihat turnamen bola volly. Kemudian saat sampai di Dusun Klumpit, Khoirul yang hanya bertiga dihadang oleh 10 pemuda dari dusun tersebut, saat itu Kirnanto, yang merupakan salah satu pelaku dalam aksi tawuran tersebut langsung menghentikan korban dan langsung terjadi tawuran tersebut.

Perkembangan Peserta Didik

Korban dengan pelaku sempat terjadi cekcok mulut, setelah itu para pelaku langsung mengeroyok korban yang hanya 3 orang. Akibatnya korban mengalami luka-luka setelah dihajar berramai-ramai oleh pelaku," ujar AKP Noersento, Kasubbag Humas Polres Tuban. Pada saat Khoirul dilakukan pengroyokan tersebut teman-teman korban langsung berlarian minta tolong karena kalah jumlah. Setelah itu sejumlah saksi langsung melaporkan kejadian itu kepada pihak kepolisian atas Polsek setempat. Aksi tersebut hanya dipicu masalah sepele, sebelumnya kedua kelompok tersebut sudah sempat saling menantang untuk berkelahi," sambungnya. Petugas kepolisian yang datang dilokasi kejadian langsung menangkap para pelaku tawuran tersebut, dari 10 pelaku yang melakukan pengeroyokan terhadap korban tersebut petugas berhasil mengamankan 6 orang pelaku, sedangkan 4 orang lainnya masih dalam pengejaran. Kita masih melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi yang mengetahui kejadian itu termasuk teman korban dan para pelaku. Sementara untuk para pelaku penganiayaan tersebut sudah dilakukan penahanan di Mapolres Tuban," pungkasnya. f) Kasus Tawuran Antar Dua Desa Dilimpahkan ke Polres Sidoarjo

Sidoarjo - Pasca tawuran dua desa antara warga Desa Tambak Rejo dan Tambak Sawah, Kecamatan Waru, Sidoarjo, polisi memeriksa 5 orang saksi dari 2 desa yang terlibat tawuran. Hasil pemeriksaan 5 orang saksi itu dilimpahkan ke Polres Sidoarjo. Kini polres menangani kasus tawuran yang menyebabkan 2 orang luka bacok. Kita hanya bantu memeriksa saksi. Saksi yang kita periksa 5 orang. Sedangkan ada tersangka dan masalah apa yang melatarbelakangi tawuran silahkan konfirmasi kasat (Kasat Reskrim Polres Sidoarjo-red)," kata Kapolsek Waru Kompol Harry Poerwanto saat dihubungi detiksurabaya.com, Selasa (11/9/2012). Selain memeriksa saksi, pihaknya juga menyerahkan barang bukti yang diamankan. Barang bukti itu berupa ratusan senjata tajam yang diamankan dari lokasi

Perkembangan Peserta Didik

"Sekitar satu karung senjata tajam kita amankan setelah kita melakukan penyisiran setelah tawuran mereda. Barang bukti tersebut kita amankan di sela-sela rumah yang sengaja disembunyikan warga," imbuhnya. Sebelumnya, ratusan warga dari Desa Tambak Rejo dengan Tambak Sawah, Kecamatan Waru, Sidoarjo terlibat tawuran. Kedua kubu ini terlibat saling lempar batu dan bom molotov. Bahkan, polisi yang datang ke lokasi sempat mengeluarkan tembakan untuk membubarkan kedua kubu warga yang saling serang. Akibat kejadian ini 2 orang warga mengalami luka bacok. Keduanya yakni, Wahyudi (21) dan Rian Ainun Alfianto (20). Warga Tambak Rejo itu luka di bagian telinga kanan dan wajah.

3. Aktifitas yang dapat dilakukan untuk menghilangkan tawuran


Tawuran tidak akan pernah selesai, tetapi mungkin bisa selesai apabila : Ada satu generasi/angkatan disekolah yang bertikai menggelar reformasi untuk berdamai sehingga dari satu generasi ini akan meneruskan ke junior dibawahnya sehingga terjadi masa pemutus pertikaian. 2. Mengadakan acara bersama antar sekolah seperti ajang seni dan bakat, atau pelatihan dan seminar bersama, tidak mengadakan kegiatan yang bersifat kompetensi misak tanding sepak bola dsb ini akan memacu perkelahian juga. 3. Dan kegiatan persahabatan lainnya yang bersifat kerjasama, bukan kompetensi.
1.

Berikut adalah tips terhindar dari tawuran pelajar, terutama siswa SMA,SMP/sederajat . 1. Bekali diri dengan pengetahuan agama sebanyak-banyaknya. Di sekolah memang kita diajarkan juga pelajaran Agama, tapi spaling lama 2 jam seminggu, belum dibarengdi dengan maen-maen, dan juga pelajaran Agama disekolah lebih terfokus ke Nilai akhir ketika ujian (ahlak mah jauh), mungkin karna faktor inilah (kurangnya kesadaran beragama para siswa ) yang membuat para pelajar tidak punya pegangan untuk bisa menahan diri dalam pergaulan antar siswa. Ini juga bisa menjadi pesan serius untuk para orang Tua, untuk jangan hanya mengarahkan anak anak mereka untuk berprestasi dalam pelajaran-pelajaran dunia saja, akan tetapi harus diimbangi dengan prestasi ahlak dan budi pekerti dengan mengarahkan anak anak mereka untuk belajar agama di luar waktu sekolah 2. Pengawasan orang Tua. Tidak perlu menyewa intelegen khusus untuk melakukan tugas ini. Dengan menjalin komonikasi yang baik dengan anak, saya yakin sudah cukup membentengi anak dari pengaruh negatif lingkungannya.

Perkembangan Peserta Didik

3. Mengikuti kegiatan tambahan di sekolah. Mengikuti kegiatan kegiatan luar sekolah saya kira sangat ampuh untuk menyalurkan energi berlebih pada diri siswa. Jika boleh kasih saran sama orang tua [jika ada yang kebetulan baca] masukkan anak-anak anda ke kegiatan luar sekolah seperti Bela Diri, bukan untuk mengajar mereka berkelahi (walaupun sebenarnya wajib diajarkan), akan tetapi menurut pengalaman saya pribadi, semakin pinter seseorang berkelahi, semakin ingin mereka menjauhi perkelahian tersebut. Cerita dikit, saya belajar bela diri sudah hampir 10 tahun lamanya, tepatnya beladiri kung fu, tapi semakin lama saya belajar, saya semakin takut untuk terlibat dalam perkelahian, terutama perkelahian fisik, begitupun juga dengan sifu sifu saya, mereka nyaris tidak pernah ikut perkelahian, walaupun ada beberapa tapi sebatas pembelaan diri saja. Dan saya kira jika anda sudah pernah belajar beladiri (bukan yang setengah setengah, karna biasanya yang belajar setengah setengah sering membuat ulah) anda sudah faham akan hal tersebut, karna ILMU PADI berlaku juga di sini. 4. Jangan mudah terprovokasi. teliti, cermati dan gali setiap informasi yang kita dengar, dan kita lihat, sebelum mengambil tindakan terhadap permasalahan tersebut. 5. Pengawasan sekolah. Sekolah bisa saja membuat aturan aturan khusus kepada siswanya untuk bisa meminimalisir terjadinya ketegangan siswa antar sekolah, Terutama buat sekolah sekolah yang jaraknya berdekatan. 6. Hindari nongkrong habis pulang sekolah. Nongkrong habis pulang sekolah sering menjadi pemicu awal terjadinya pertikaian antar sekolah. Jika suatu kelompok siswa bertemu dengan kelompok siswa dari sekolah lainnya, rentan sekali terjadi gesekan gesekan yang bisa memicu tawuran antar pelajar. 7. Jalin silaturrahmi antar sekolah, bisa dengan cara mengadakan pertandingan pertandingan olah raga antar sekolah. TAPI..........Perlu menjadi catatan, sangat tidak di anjurkan melakukan pertandingan antar sekolah untuk oleh raga yang bersentuhan langsung dengan para pemainnya, seperti sepak bola contohnya, karna menurut pengalaman, berawal dari cidera pemain yang tersenggol pemain lawan, timbul ap-api dendam dalam diri siswa untuk melanjutkan pertandingan tersebut ke arena tawuran. 8. Pesan untuk pemerintah daerah. Pembangungan sekolah sekolah jangan sampe terlalu berdekatan lah, supaya tidak mudah terjadi gesekan antar pelajar nantinya. 9. Awasi kendaraan yang digunakan Siswa. Pengalaman kenalpot motor siwa banyak yang suaranya membludak memekakkan telinga (maklum jiwa alay masih sangat kuat ) dan ketika yang mpunya motor melewati kawanan siswa dari sekolah lain, sering ada yang tersinggu (padahal cuman lewat doang) dan dari sana juga sering timbul pertikain.

Daftar pustaka

Perkembangan Peserta Didik

10

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi, cari http://kangwahyu.com/info-terkini/penyebab-terjadinya-tawuran-antarpelajar/#ixzz2AVv5XGuj
TRIBUNNEWS.COM-JAKARTA

http://www.liputan6.com/view/11,124733,1,0,1150874462.html href='http://openx.detik.com/delivery/ck.php src='http://openx.detik.com/delivery/avw.php http://ruangfana.blogspot.com/2012/10/9-cara-efektip-mencegah-tawuranantar.html#.UIwGeVIerCM http://ruangfana.blogspot.com/2012/10/9-cara-efektip-mencegah-tawuranantar.html#.UIwGeVIerCM http://ruangfana.blogspot.com/2012/10/9-cara-efektip-mencegah-tawuranantar.html#.UIwGeVIerCM http://ruangfana.blogspot.com/2012/10/9-cara-efektip-mencegah-tawuranantar.html#.UIwGeVIerCM

Anda mungkin juga menyukai