Anda di halaman 1dari 17

BAB 4 ANALISIS PENYEBAB MASALAH

Berdasarkan analisis masalah, didapatkan masalah utama adalah rendahnya cakupan pemberian ASI ekslusif oleh ibu. Melalui pendekatan sistem selanjutnya dicari penyebab masalah utama tersebut. Secara skematis sistem tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

INPUT Man Money Material Methode Machine

PROSES P1 P2 P3

OUTPUT Cakupan Hasil Stratifikasi

OUTCOME Mutu

IMPACT Kecacatan Kesakitan Kematian LINGKUNGAN : Kebijakan

Gambar 2. Pendekatan Sistem

36

37

Tabel 19. Identifikasi Kemungkinan Penyebab Masalah Tahap Analisis Pendekatan Sistem

Komponen 1 Input Man

Kelebihan 2 Jumlah bidan desa dan kader mencukupi Latar belakang pendidikan bidan memenuhi standar minimal Bidan mendapat pelatihan kerja dan seminar Lama bekerja rata-rata lebih dari 10 tahun Tersedia anggaran BOK untuk kegiatan promotif dan preventif

Kekurangan 3 Beberapa bidan kurang komunikatif dalam penyampaian informasi mengenai asi eksklusif. Sebagian besar bidan memiliki jabatan rangkap.

Money

Tidak ada pendanaan khusus untuk program promosi ASI eksklusif Dana anggaran BOK turun terlambat Belum ada SOP khusus mengenai penyuluhan bidan tentang ASI eksklusif Pencatatan data balita yang mendapatkan ASI eksklusif belum lengkap dan kurang teratur

Method

Adanya program kelas ibu hamil

Material

Adanya buku KMS yang dibagikan untuk tiap Bumil dan Busui Keterbatasan jumlah alat peraga Tidak ada biaya perawatan alat Penyebaran informasi mengenai pemberian ASI eksklusif kepada setiap

Machine

Proses P1

38

bumil dan busui tidak direncanakan dengan baik. P2 Sudah dilakukan penyuluhan tentang ASI eksklusif dari Puskesmas kepada kader Sudah dilakukan penyuluhan tentang ASI eksklusif dari pihak Puskesmas dan kader kepada beberapa bumil, bufas, dan busui Tidak lengkapnya kehadiran bumil,bufas, busui pada saat penyuluhan tentang ASI eksklusif dilaksanakan

P3

Lingkungan

Kebijakan pemerintah mendukung program ASI ekskulsif

Belum adanya format baku pelaporan pencatatan tertulis dari Puskesmas Pendidikan busui yang masih rendah Masih adanya budaya kebiasaan pemberian makanan usia dini Banyak ibu yang bekerja sebagai buruh yang tidak memungkinkan baginya untuk memberikan asi eksklusif.

3.1.1

Analisis penyebab masalah dengan menggunakan Quality Assurance (QA) Selain dengan pendekatan sistem, analisis masalah manajemen Puskesmas juga dilakukan dengan penilaian mutu dari pelayanan kesehatan Puskesmas. Penilaian ini meliputi 2 hal, yaitu: a. Simple problem: Penilaian mutu pelayanan petugas Puskesmas kepada pasien, dilakukan pula dengan pendekatan simple problem, yaitu dengan melakukan observasi terhadap petugas kesehatan yang bekerja di puskesmas. Hasil observasi dan wawancara terhadap kegiatan Puskesmas harusnya dituangkan dalam daftar tilik yang ada di Puskesmas. Namun, belum terdapat Standard Operational Procedure penyuluhan untuk program ini.

39

b. Complex problem: Penilaian mutu pelayanan Puskesmas salah satunya dilakukan lewat pendekatan complex problem, yaitu dengan menggunakan sembilan dimensi mutu. Kuesioner ditanyakan pada tujuh ibu menyusui di wilayah Kecamatan Tempuran pada tanggal 14 Januari 2012.
Tabel 20. Konfirmasi Penyebab Masalah Mutu Pelayanan (Complex problem)

No.

Pernyataan

Puskesmas (n=7) Pendapat Ya Tidak 4

Total

1 I. Keterjangkauan

a. Apakah Anda mudah menjangkau Puskesmas? b. Apakah transportasi umum ke Puskesmas tersedia/mudah didapat? c. Apakah Anda mengetahui terdapat beberapa jenis pelayanan di puskesmas? d. Apakah Anda mengetahui ada Puskesmas lain di daerah Anda? II. Hubungan Antar Individu a. Apakah petugas pendaftaran melayani dengan ramah, memberi salam dan tersenyum? b. Apakah petugas poliklinik (dokter, bidan, perawat) melayani dengan ramah, memberi salam dan tersenyum? c. Apakah petugas apotek melayani dengan ramah, memberi salam dan tersenyum? d. Apakah petugas memberikan informasi dengan jelas?

7 7

0 0

100% 100%

57,14 %

100%

100%

100%

85,71 %

85,71 %

40

III.

Kenyamanan a. Apakah ruang tunggu dan periksa pasien nyaman? b. Apakah pasien nyaman saat mendapat tindakan medis? c. Apakah toilet bersih? d. Secara umum, Apakah Puskesmas tampak bersih, rapi, dan nyaman? 7 7 0 0 100% 100%

4 7

3 0

57,14% 100%

IV.

Kompetensi a. Apakah petugas cekatan dalam memberikan pelayanan? b. Apakah petugas memahami tugas dan perannya? c. Apakah petugas poliklinik menggunakan alat yang tepat saat memeriksa pasien? d. Apakah petugas mematuhi SOP dalam pelaksanaan pelayanannya? 7 0 100%

7 7

0 0

100% 100%

42,86 %

V.

Informasi a. Apakah petugas poliklinik memberikan informasi yang jelas saat akan melakukan tindakan medis tertentu? b. Apakah Puskesmas menempelkan penunjuk arah yang jelas (informasi nama-nama ruangan)? c. Apakah puskesmas menempelkan poster-poster informasi kesehatan? d. Apakah Anda tahu jika Puskesmas melakukan penyuluhan rutin kepada masyarakat? 7 0 100%

85,71 %

100%

28,57 %

VI.

Efisiensi a. Apakah jam buka dan tutup Puskesmas sesuai ketentuan yang berlaku? 7 0 100%

41

b. Apakah petugas datang dan memberikan pelayanan tepat waktu? c. Apakah pasien menunggu antrian lama saat pelayanan? d. Kesesuaian biaya dengan kualitas pelayanan yang diberikan petugas

100%

100%

7 7

0 0

100% 100%

VII.

Efektifitas a. Apakah pasien merasakan manfaat adanya Puskesmas? b. Apakah obat dari puskesmas memberikan hasil yang memuaskan? 7 7 0 0 100% 100%

c. Apakah warga telah mengetahui dan merasakan semua program di Puskesmas?

d. Apakah Anda puas dengan pelayanan yang ada? VIII. Kesinambungan a. Apakah petugas melakukan konseling secara berkala kepada pasien? b. Apakah petugas selalu mengingatkan pasien untuk kembali datang ke puskesmas? c. Apakah Puskesmas mengadakan peyuluhan secara rutin? d. Apakah Anda pernah mengikuti penyuluhan yang diadakan Puskesmas? IX. Keamanan a.Apakah petugas menggunakan APD sesuai standar? b. Apakah petugas melakukan cuci tangan yang baik dan benar? 7 7 0 0 100% 100% 7 0 100%

100%

42

c. Apakah petugas memastikan identitas pasien sebelum melakukan tindakan? d. Apakah petugas memastikan obat yang diberikan sesuai dengan sakit yang diderita pasien?

100%

100%

Analisis kemungkinan penyebab masalah dengan Fish Bone analysis


Man
Beberapa bidan kurang komunikatif dalam penyampaian informasi mengenai ASI eksklusif. Sebagian besar bidan memiliki jabatan rangkap

Machine
Keterbatasan jumlah alat peraga Tidak ada biaya perawatan alat

Money
Tidak ada pendanaan khusus untuk program promosi ASI eksklusif Dana anggaran BOK turun terlambat

Pendidikan busui yang masih rendah Masih adanya budaya kebiasaan pemberian makanan usia dini Banyak ibu yang bekerja sebagai buruh yang tidak memungkinkan baginya untuk memberikan asi eksklusif.

Tidak lengkapnya kehadiran bumil,bufas, busui pada saat penyuluhan tentang ASI eksklusif dilaksanakan Penyebaran informasi mengenai pemberian ASI eksklusif kepada setiap bumil dan busui tidak direncanakan dengan baik.

Belum ada SOP khusus mengenai penyuluhan bidan tentang ASI eksklusif Pencatatan data balita yang mendapatkan ASI eksklusif belum lengkap dan kurang teratur

Cakupan Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Tempuran pada periode JanuariOktober 2012

Method PROSES

Lingkungan

Gambar 3. Diagram analisis kemungkinan penyebab masalah dengan Fishbone Analysis

43

Penyebab Masalah Berdasar MP dan QA (Tabel 21)


Tabel 21. Penyebab masalah berdasar MP dan QA

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Penyebab Masalah Beberapa bidan kurang komunikatif dalam penyampaian informasi mengenai ASI eksklusif. Sebagian besar bidan memiliki jabatan rangkap Keterbatasan jumlah alat peraga Tidak ada biaya perawatan alat Tidak ada pendanaan khusus untuk program promosi ASI eksklusif Dana anggaran BOK turun terlambat Belum ada SOP khusus mengenai penyuluhan bidan tentang ASI eksklusif Pencatatan data balita yang mendapatkan ASI eksklusif belum lengkap dan kurang teratur Tidak lengkapnya kehadiran bumil, bufas, busui pada saat penyuluhan tentang ASI eksklusif dilaksanakan Penyebaran informasi mengenai pemberian ASI eksklusif kepada setiap bumil dan busui tidak direncanakan dengan baik Pendidikan busui yang masih rendah Masih adanya budaya kebiasaan pemberian makanan usia dini Banyak ibu yang bekerja sebagai buruh yang tidak memungkinkan baginya untuk memberikan asi eksklusif.

1.1 Prioritas Penyebab Masalah Prioritas penyebab masalah ditentukan menggunakan Paired Comparison. (Tabel 22, 23)

44

Tabel 22. Prioritas Penyebab masalah

No 1

Penyebab Masalah Beberapa bidan kurang komunikatif dalam penyampaian informasi mengenai ASI eksklusif. Sebagian besar bidan memiliki jabatan rangkap Keterbatasan jumlah alat peraga Tidak ada biaya perawatan alat Tidak ada pendanaan khusus untuk program promosi ASI eksklusif Dana anggaran BOK turun terlambat Belum ada SOP khusus mengenai penyuluhan bidan tentang ASI eksklusif Pencatatan data balita yang mendapatkan ASI eksklusif belum lengkap dan kurang teratur Tidak lengkapnya kehadiran bumil, bufas, busui pada saat penyuluhan tentang ASI eksklusif dilaksanakan Penyebaran informasi mengenai pemberian ASI eksklusif kepada setiap bumil dan busui tidak direncanakan dengan baik Pendidikan busui yang masih rendah Masih adanya budaya kebiasaan pemberian makanan usia dini Banyak ibu yang bekerja sebagai buruh yang tidak memungkinkan baginya untuk memberikan asi eksklusif.

2 3 4 5 6 7 8

10

11 12 13

45

Tabel 23. Paired Comparison

1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

2
1 2

3
1 3 2 3

4
1 4 2 4 3 4

5
1 5 2 5 3 5 4 5

6
1 6 2 6 3 6 4 6 5 6

7
1 7 2 7 3 7 4 7 5 7 6 7

8
1 8 2 8 3 8 4 8 5 8 6 8 7 8

9
1 9 2 9 3 9 4 9 5 9 6 9 7 9 8 9

10
1 10 2 10 3 10 4 10 5 10 6 10 7 10 8 10 9 10

11
1 11 2 11 3 11 4 11 5 11 6 11 7 11 8 11 9 11 10 11

12
1 12 2 12 3 12 4 12 5 12 6 12 7 12 8 12 9 12 10 12 11 12

13 JUMLAH
1 13 2 13 3 13 4 13 5 13 6 13 7 13 8 13 9 13 10 13 11 13 12 13

7 2 1 0 4 3 6 5 12 8 9 11 10

46

Tabel 24. Tabel Pareto Penyebab Masalah

Penyebab masalah

Frekuensi

Persen (%)

Jumlah Kumulatif

Persen Kumulatif (%)

9 12 13 11 10 1 7 8 5 6 2 3 4

12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

15,39 14,10 12,82 11,54 10,26 8,97 7,69 6,41 5,13 3,85 2,56 1,28 0

12 23 33 42 50 57 63 68 72 75 77 78 78

15,39 29,49 42,31 53,85 64,11 73,08 80,77 87,18 92,31 96,16 98,72 100 100

Gambar. Diagram Pareto Penyebab Masalah

47

9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 A I B E frekuensi D H G C

120.00% 100.00% 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00%

Persen Kumulatif

14 12 10 8 6 4 2 0 9 12 13 11 10 1 7 8 5 6 2 3 4 Series 1

48

Alternatif Pemecahan Masalah Dari hasil analisis tersebut didapatkan bahwa dengan mengatasi delapan masalah, masalah utama dapat terselesaikan. Penyebab dan alternatif pemecahan masalah tersebut adalah: Tabel 25. Daftar Penyebab Masalah dan Alternatifnya No. 1 Penyebab Masalah Tidak lengkapnya kehadiran bumil, bufas, busui pada saat penyuluhan tentang ASI eksklusif dilaksanakan Alternatif pemecahan masalah Meningkatkan publikasi kegiatan penyuluhan dan mengadakan acara penyuluhan yang lebih bervariasi, kreatif, dan inovatif. Memberdayakan para kader dan tokoh masyarakat untuk mengedukasi masyarakat untuk lebih mengedepankan pemberian ASI daripada makanan pada usia dini. Memberikan penyuluhan kepada Ibu tentang cara penyimpanan ASI yang benar. Penyediaan alat peraga untuk memudahkan ibu menerima informasi yang diberikan dalam penyuluhan. Perencanaan ulang mengenai penyebaran informasi tentang pemberian ASI eksklusif yang melibatkan lintas sektor dan lintas program. Mengadakan pelatihan keterampilan komunikasi efektif kepada bidan. Membuat SOP mengenai ASI eksklusif

2 Masih adanya budaya kebiasaan pemberian makanan usia dini 3 Banyak ibu yang bekerja sebagai buruh yang tidak memungkinkan baginya untuk memberikan asi eksklusif. Pendidikan busui yang masih rendah Penyebaran informasi mengenai pemberian ASI eksklusif kepada setiap bumil dan busui tidak direncanakan dengan baik Beberapa bidan kurang komunikatif dalam penyampaian informasi mengenai ASI eksklusif. Belum ada SOP khusus mengenai penyuluhan bidan tentang ASI eksklusif

Proses pengambilan keputusan menggunaan kriteria mutlak dan kriteria keinginan. Kriteria mutlak dan kriteria keinginan yang dipakai yaitu :

49

a. Kriteria mutlak: Kegiatan mampu dilakukan oleh tenaga kesehatan Puskesmas Dana tidak melebihi anggaran yang ditetapkan Sarana dan prasarana tersedia Adanya kebijakan yang mendukung program b. Kriteria keinginan : Efektif Mudah dilaksanakan oleh tenaga kesehatan puskesmas Melibatkan peran serta masyarakat Biaya operasional murah Berkesinambungan Kriteria keinginan dan bobot Efektif Mudah dilaksanakan Biaya murah Berkesinambungan : : : : 20 15 10 5

Beberapa alternatif pemecahan masalah tersebut antara lain : 1. Meningkatkan publikasi kegiatan penyuluhan dan mengadakan acara penyuluhan yang lebih bervariasi, kreatif, dan inovatif. 2. Memberdayakan para kader dan tokoh masyarakat untuk mengedukasi masyarakat untuk lebih mengedepankan pemberian ASI daripada makanan pada usia dini. 3. Memberikan penyuluhan kepada Ibu tentang cara penyimpanan ASI yang benar. 4. Penyediaan alat peraga untuk memudahkan ibu menerima informasi yang diberikan dalam penyuluhan.

50

5. Perencanaan ulang mengenai penyebaran informasi tentang pemberian ASI eksklusif yang melibatkan lintas sektor dan lintas program. 6. Mengadakan pelatihan keterampilan komunikasi efektif kepada bidan. 7. Membuat SOP mengenai ASI eksklusif.

Alternatif-alternatif tersebut diuji dalam matriks kriteria mutlak dan kriteria keinginan sebagai berikut: (Tabel 27, 28)
Tabel 27. Kriteria Mutlak

Alternatif Tenaga 1 2 3 4 5 6 7 1 1 1 1 1 1 1 L= Lulus

Kriteria Mutlak Dana 1 1 1 0 1 0 1 Sarana 1 1 1 0 1 1 1 Target 1 1 1 1 1 1 1 Waktu 1 1 1 1 0 1 1

L/TL

L L L TL TL TL L

TL= Tidak Lulus

51

Tabel 27. Kriteria keinginan

Kriteria

Bobot 1

Alternatif 2 3x20 3x15 3 1x20 2x15 7 2x20 1x15

Efektif Mudah dilaksanakan Biaya murah Berkesinambungan Jumlah

20 15

4x20 4x15

10 5

1x10 4x5

2x10 2x5

3x10 1x5

4x10 3x5

170

135

85

110

KEPUTUSAN SEMENTARA 1. Meningkatkan publikasi kegiatan penyuluhan dan mengadakan acara penyuluhan yang lebih bervariasi, kreatif, dan inovatif. 2. Memberdayakan para kader dan tokoh masyarakat untuk mengedukasi masyarakat untuk lebih mengedepankan pemberian ASI daripada makanan pada usia dini.

Kemudian dilakukan analisis inventarisasi konsekuensi terhadap dua keputusan sementara yang memiliki skor tertinggi. 1. Meningkatkan publikasi kegiatan penyuluhan dan mengadakan acara penyuluhan yang lebih bervariasi, kreatif, dan inovatif. Faktor pendorong : dapat meningkatkan jumlah kehadiran bumil, bufas,

busui dalam acara penyuluhan sehingga diharapkan dapat memperluas cakupan pemberian ASI eksklusif.

52

Faktor penghambat : tidak semua petugas memiliki kreativitas dalam mempublikasikan dan melakukan penyuluhan. 2. Memberdayakan para kader dan tokoh masyarakat untuk mengedukasi masyarakat untuk lebih mengedepankan pemberian ASI daripada makanan pada usia dini. Faktor pendorong Faktor penghambat : Memudahkan penyebaran informasi pada masyarakat. : tidak semua petugas memiliki motivasi untuk

mengedukasi masyarakat.

3.7

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan Dari inventarisasi alternatif pemecahan masalah, didapatkan keputusan tetap

berupa peningkatan publikasi kegiatan penyuluhan dan mengadakan acara penyuluhan yang lebih bervariasi, kreatif, dan inovatif. (Tabel 28)

Anda mungkin juga menyukai