Teori Akt Keuangan
Teori Akt Keuangan
TEORI AKUNTANSI
Kompleksitas informasi dalam akuntansi keuangan dan pelaporan
Lingkungan akuntansi sangat kompleks karena produk akuntansi merupakan informasi yaitu sebuah kekuatan dan komoditas penting. Alasan atas kerumitan informasi adalah karena individu memiliki reaksi masing-masing. Sebagai contoh, seorang investor mungkin akan bereaksi secara positif dalam penilaian nilai wajar perusahaan tertentu untuk membantunya memprediksikan kinerja perusahaan di masa mendatang. Namun investor lain mungkin akan bereaksi kurang positif, mungkin karena mereka merasa bahwa informasi nilai wajar tidak memadai, atau mudahnya karena mereka terbiasa dengan informasi biaya historis. Sedangkan para manajer, yang akan harus melaporkan nilai wajar mereka, mungkin akan beraksi sedikit negatif. Sementara sebagian dari pekerjaan penting manajemen adalah mengantisipasi perubahan dalam nilai wajar, maka perubahan yang terjadi merupakan di luar kontrol mereka. Mereka akan berpendapat, keuntungan tidak terealisasi dan kerugian akibat perubahan nilai wajar tidak merefleksikan kinerja mereka dan seharusnya tidak dimasukkan ke dalam pemasukan. Akibatnya, para akuntan segera memutuskan apakah laba bersih yang dilaporkan harus memenuhi prediksi kinerja perusahaan. Alasan lainnya atas kompleksitas informasi adalah bahwa informasi lebih dari sekedar mempengaruhi keputusan individu. Itu juga mempengaruhi operasi pasar, seperti pasar sekuritas dan pasar tenaga kerja. Tantangan bagi akuntan keuangan adalah untuk bertahan dalam kompleksitas tersebut yang ditandai dengan tekanan berkonfilk dari beberapa grup yang berkepentingan terhadap pelaporan keuangan. Akuntan harus waspada terhadap pengaruh laporan keuangan atas investor, manajer, dan ekonomi. Alternatif yang bisa dilakukan untuk tetap waspada adalah menerima lingkungan pelaporan apa adanya. Bagaimanapun juga, strategi ini berjangka waktu pendek, sebab lingkungan selalu berubah dan bertumbuh.
Hal ini membawa pengertian lebih lanjut mengenai kepentingan manajer dalam pilihan kebijakan akuntansi dan mengapa mereka mungkin akan memanipulasi laba bersih yang dilaporkan. Penilitian semacam ini akan membawa sebuah pemahaman baru mengenai keterbatasan peranan manajemen dalam pelaporan keuangan, dan mengapa akuntan biasanya terperangkap antara kepentingan investor dan manajer. Dalam beberapa kasus, kita akan memilih untuk melakukan penelitian penting, menggambarkannya dengan jelas, dan menjelaskan bagaimana hal tersebut sesuai dengan kerangka pikir kita mengenai teori dan praktek akuntansi keuangan. Dalam kasus lain, kita akan mengacu pada penilitan yang didasarkan pada diskusi kita.
Mempertimbangkan pengaruhnya pada praktek akuntansi. Sebagai contoh, pendekatan mengenai informasi yang harus disediakan bagi investor, untuk membantu mereka dalam membuat keputusan investasi yang bagus. Seorang peneliti membandingkan antara laporan tahunan saat ini dari suatu perusahaan publik dengan laporan laporan tahunan yang dikeluarkan pada tahun 1960-an, dan menunjukkan adanya peningkatan yang luar biasa dalam pengungkapan selama 25 tahun, atau sampai kegunaan keputusan secara formal menjadi konsep yang penting dalam teori akuntansi. Akan tetapi peningkatan pengungkapan tidak hanya terjadi, berdasarkan riset fundamental atas teori pembuatan keputusan investasi dan teori pasar modal menunjukkan pada akuntan informasiinformasi mana yang penting. Yang mana teori tersebut dijadikan sebagai subjek pengujian empiris, dan menyatakan bahwa rata-rata investor menggunakan informasi keuangan lebih sebagai teori prediksi.
2.
Untuk meningkatkan pemahaman atas lingkungan akuntansi yang diasumsikan tidak pada semestinya. Sebagai contoh, penelitian fundamental terhadap model dari resolusi konflik, dalam model particular agency teory, telah meningkatkan pemahaman kita mengenai kepentingan manajer atas pelaporan keuangan, dalam tugasnya sebagai executive perencana perusahaan dalam memotivasi dan mengatur jalannya manajemen dalam perusahaan, dan bagaimana perencanaan yang dibuat menggunakan informasi akuntansi. Pada akhirna mendorong peningkatan pemahaman atas kepentingan manajer dalam pemilihan kebijakan akuntansi dan bagaimana mereka mungkin ingin membiaskan atau memanipulasi pelaporan pendapatan bersih, atau paling tidak untuk memilki suatu kemampuan memahami batasan dari fungsi manajemen yang sah dalam pelaporan keuangan dan mengapa akuntan sering menghadapi adanya kepentingan dari investor dan manajer.
2.
Moral hazard. Muncul karena adanya pemisahan atas kepemilikan dan kontrol. Sebagai karakteristik sebagian besar entitas bisnis. Sangatlah tidak mungkin pemegang saham dan kreditor untuk memeriksa secara langsung kualitas dari kemampuan manajer puncak secara lebih mendalam. Manajer mungkin dianggap malas berusaha, dan disalahkan atas makin buruknya kinerja perusahaan, atas faktor diluar kendalinya. Dan jika ini terjadi ada implikasi yang serius baik bagi investor dan untuk efisiensi operasi dalam ekonomi. Kita kemudian dapat melihat akuntansi pendapatan bersih sebagai suatu penilaian atas kinerja manajerial, atau pertangungjawaban hal ini membantu dalam mengontrol masalah moral hazard dalam dua cara : a) Pendapatan bersih dapat disajikan sebagai sautu input ke dalam kontrak kompensasi executive untuk memotivasi kinerja manajer b) Pendapatan bersih dapat menunjukkan kinerja pasar modal dan bursa tenaga manajerial, sehingga manajer yang malas akan menerima penurunan pendapatan, reputasi dan nilainya dengan berjalannya waktu.