Anda di halaman 1dari 22

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Said Attamimi MT.

RANGKAIAN LISTRIK 1

+ -
MODUL 8

Induktansi dan Kapasitansi
4-1 Pendahuluan
Kita sekarang sudah siap memulai bagaian pokok kedua dari pelajaran kita
mengenai rangkaian. Di dalam bab ini kita akan memperkenalkan dua elemen
rangkaian baru yang sederhana yang hubungan arus-tegangannya menyangkut laju
perubahan tegangan atau arus.
Kita definisikan sebuah elemen aktif sebagai elemen yang mampu
menyediakan daya rata-rata lebih besar dari nol selama interval waktu tak terhingga
kepada suatu alat luar, dan sumber ideal adalah elemen aktif. Akan tetapi, sebuah
elemen pasif didefinisikan sebagai elemen yang tak dapat memberikan daya rata-
rata yang lebih besar dari nol selama interval waktu yang tak berhingga; tahanan
termasuk di dalam kategori ini. Energi yang diterima tahanan tersebut biasanya
diubah menjadi panas.

4-2 Induktor
Induktor, yang merupakan pokok pembicaraan di dalam bagian ini dan
dibagian berikutnya, dan kapasitor, yang dibicarakan kemudian dalam bab ini, dua-
duanya adalah elemen-elemen pasif yang mampu menyimpan dan memberikan
energi yang terbatas jumlahnya. Tidak seperti sumber ideal, elemen pasif tidak dapat
menyediakan energi yang tak terbatas jumlahnya atau daya rata-rata yang terbatas
selama interval waktu tak terhingga.
Kita definisikan induktansi L dengan hubungan tegangan-arus
dt
di
L = (1)
Simbol rangkaian untuk induktor diperlihatkan dalam Gambar 4-1, dan harus
diperlihatkan bahwa telah digunakan konvensi tanda pasif, sama seperti dengan
tahanan. Satuan induktansi diukur dengan henry (H), dan persamaan yang
mendefinisikannya memperlihatkan bahwa henry adalah pernyataan yang lebih
pendek untuk volt-detik per ampere.




i L
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Said Attamimi MT.
RANGKAIAN LISTRIK 2

Gambar 4-1: Tanda-tanda referensi untuk tegangan
dan arus diperlihatkan pada simbol rangkaian untuk
sebuah induktor:
dt
di
L = .
Kita teliti sekarang (1) untuk menentukan beberapa karakteristik listrik dari
model matematis ini. Persamaan ini memperlihatkan bahwa tegangan melintasi
sebuah induktor adalah sebanding dengan laju perubahan arus yang melalui induktor
tersebut terhadap waktu. Khususnya, persamaan ini memperlihatkan bahwa tidak
ada tegangan melintasi sebuah induktor yang menyangkut arus konstan, tak perduli
betapa pun besarnya arus tersebut. Sesuai dengan itu, maka kita dapat memandang
sebuah induktor sebagai sebuah hubungan pendek bagi dc. Kenyataan lain yang
jelas dari persamaan ini dihubungkan kepada laju perubahan arus induktor yang tak
terhingga, seperti yang disebabkan oleh perubahan tiba-tiba dalam arus dari satu
harga terhingga ke suatu harga terhingga yang lain. Perubahan tiba-tiba atau
perubahan diskontinu dalam arus ini harus diasosiasikan dengan tegangan tak
berhingga melintasi induktor, maka kita harus memakai tegangan tak terhingga.
Walaupun fungsi pemaksa tegangan tak berhingga mungkin dapat diterima secara
teoritis, hal ini tidak akan merupakan bagaian fenomena yang diperlihatkan oleh
sebuah alat fisis riil. Perubahan tiba-tiba di dalam arus induktor juga menghendaki
perubahan tiba-tiba di dalam energi yang tersimpan di dalam induktor, dan
perubahan energi yang tiba-tiba ini memerlukan tenaga tak berhingga pada saat itu;
tenaga tak berhingga bukanlah bagian dari dunia fisis yang riil. Untuk menghindari
tegangan tak berhingga, maka arus induktor tidak boleh meloncat segera dari satu
harga ke harga yang lain. Jika ada usaha buat merangkaikan terbuka sebuah
induktor fisis melalui sebuah arus terbatas mengalir, maka bunga api akan muncul
melalui kontak penghubung. Energi yang disimpan dihilangkan di dalam
mengionisasi udara pada lintasan bunga api. Ini berguna dalam sistem penapian
mobil, di mana arus melalui koil busi diinterupsi oleh distributor, dan bunga api
muncul melalui busi.


4-3 Hubungan Integral untuk Induktor
Kita telah mendefiniskan induktansi dengan persamaan diferensial sederhana
dt
di
L = (2)
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Said Attamimi MT.
RANGKAIAN LISTRIK 3

dan kita telah dapat menarik kesimpulan mengenai karakteristik sebuah induktor dari
hubungan tersebut. Contohnya, kita telah mendapatkan bahwa kita dapat
menganggap sebuah induktor sebagai hubungan pendek bagi arus searah, dan kita
sudah sependapat bahwa kita tidak dapat mengijinkan arus induktor berubah secara
mendadak dari satu harga ke harga yang lain karena ini akan mememerlukan daya
dan tegangan yang tak berhingga yang diasosiasikan dengan sebuah induktor. Akan
tetapi persamaan-persamaan yangmendefiniskan sebuah induktansimasih
mengadung lebih banyak informasi. Ditulis kembali dengan bentuk yang sedikit
berbeda
dt
L
di
1
=
maka bentuk ini mengundang integrasi. Mula-mula kita tinjau limit yang akan
ditetapkan pada kedua integral tersebut. Kita menginginkan arus i pada waktu t,
sehingga pasangan kuantitas ini memberikan batas atas pada integral yang muncul
di ruas kiri dan kanan persamaan; batas bahwa dapat dipegang pada suatu batas
umum semata-mata dengan menganggap bahwa arus adalah i(t
0
) pada waktu t
0
.
Jadi


=
t
t
t i
t i
dt
L
di
0 0
1
) (
) (

atau

=
t
t
dt
L
t i t i
0
1
) ( ) (
0

dan

+ =
t
t
t i dt
L
t i
0
) (
1
) (
0
(3)
Persamaan (2) memberikan tegangan induktor dinyatakan dalam arus,
sedangkan persamaan (3) memberikan arus dinyatakan dalam tegangan. Bentuk-
bentuk lain mungkin juga untuk persamaan terakhir ini. Kita dapat menuliskan
integral tersebut sebagai integral tak-tertentu dan memasukan konstanta integral k,

+ = k dt
L
t i
1
) ( (4)
Kita dapat menganggap kita memecahkan soal yang realitis di mana pemilihan t
0

sebagai - memastikan tidak ada arus atau didalam induktor. Jadi, jika i(t
0
) = i( - )
= 0, maka

=
t
x
dt
L
t i
1
) ( (5)
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Said Attamimi MT.
RANGKAIAN LISTRIK 4

Kita alihkan perhatian kita sekarang kepada daya dan energi. Daya yang
diserap diberikan oleh hasil perkalian arus-tegangan,

dt
di
Li i p = = W

enegi w
L
yang diterima oleh induktansi disimpan di dalam medan magnetik di sekitar
koil dan dinyatakan oleh integral daya pada interval waktu yang diinginkan,
[ ] [ ] { }
2
0
2
2
1
) (
) (
) ( ) (
0 0 0
t i t i L di i L dt
dt
di
i L dt p
t i
t i
t
t
t
t
= = =


sehingga
[ ] [ ] { }
2
0
2
2
1
0
) ( ) ( ) ( ) ( t i t i L t w t w
L L
= J (6)
di mana kita sekali lagi telah menganggap bahwa arus adalah i(t
0
) pada waktu t
0
.
Dalam ungkapan energi, kita biasanya menganggap bahwa nilai dari t
0
dipilih pada
saat arus adalah nol; kita juga bisa menganggap bahwa energi adalah nol pada saat
ini. Kemudian kita sederhanakan :

2
2
1
) ( Li t w
L
= (7)
di mana kita sekarang mengerti bahwa titik referensi untuk energi nol adalah setiap
waktu pada saat arus induktor nol. Pada setiap waktu di mana arus adalah nol, kita
mendapatkan juga bahwa tidak ada energi yang disimpan di dalam koil. Bilamana
arus tak sama dengan nol, tak perduli bagaimana arah atau tandanya, maka energi
disimpan di dalam induktor. Karena itu maka daya harus diberikan pada induktor
untuk sebagian waktu dan didapatkan kembali dari induktor kemudian. Semua energi
tersimpan bisa didapat kembali dari induktor ideal; tidak ada sewa penyimpanan atau
komisi perantara di dalam model matematik. Akan tetapi, koil fisis, harus dibuat dari
kawat riil sehingga selalu mempunyai tahanan yang diasosiasikan dengan kawat
tersebut. Energi tak dapat lagi disimpan dan didapatkan kembali tanpa kehilangan
sesuatu.
Kita catat sekarang beberapa karakteristik sebuah induktor yang diakibatkan oleh
persamaan yang mendefinisikan :






PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Said Attamimi MT.
RANGKAIAN LISTRIK 5

















Soal Contoh
4-1. Untuk rangkaian dari Gambar 4-2, carilah (a) i
1
; (b) i
2
; (c) i
3
.









Gambar 4-2: Lihat Contoh Soal 4-1.

Jawab






1. Tak ada tegangan melintasi sebuah induktor jika arus yang melalui induktor
tersebut tidak berubah dengan waktu (sumber dc). Karena itu induktansi
adalah hubungan pendek bagi dc.
2. Sejumlah energi yang terbatas dapat disimpan dalam sebuah induktor
walaupun tegangan melintasi induktansi nol, misalnya bila arus yang
melaluinya adalah konstan.
3. Tak mungkin mengubah arus melalui sebuah induktor dengan jumlah
terbatas di dalam waktu nol, karena ini memerlukan tegangan tak terhingga
melintasi induktor. Sebuah induktor menentang perubahan tiba-tiba didalam
arus yang melaluinya dengan cara yang analog dengan sebuah massa yang
menolak perubahan kecepatan yang mendadak.
4. Induktor tak pernah menghilangkan energi, tetapi hanya menyimpannya.
Walaupun ini benar untuk model matematis, tetapi tak benar untuk induktor
fisis.


20 0,4 H
10
0,2 H
12
25
0,1 H
100
20 V 2 A
i
1

i
2

i
3

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Said Attamimi MT.
RANGKAIAN LISTRIK 6






















Gambar 4-3: Penyederhaan Gambar 4-2.
= = =
= + + =
+ + =
=
3
2
6
3
20
15
100
100
15
100
10
100
4
100
1
10
1
25
1
100
1 1
10 ) 25 100 (
p
p
p
R
R
R


Dengan analisis mesh

Definisi arus A i
x
2 =
Dengan mempergunakan KVL pada mesh i
y
,

=
=
N
n
n
1
0


20
10
12
25
100
20 V 2 A
i
1

i
2

i
3

(a)


20
10 25 100 20 V 2 A
i
1
i
3

(b)


20
3
2
6
20 V 2 A
i
3

(c)
i
x
i
y

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Said Attamimi MT.
RANGKAIAN LISTRIK 7

A i
i
i i
i i i
y
y
y y
x y y
4
1
3
2
6
20
3
1
13
3
2
26
0 2
3
2
6 20 20
3
2
6
0
3
20
20 20
3
20
=
=
=
= + +
= + +


A
i i
y
4
1
4
1
3
=
|

\
|
= =


A
i i i i
y x Rp
4
1
2
4
1
2
3
2
6
=
|

\
|
=
= =

Karena tahanan 100 , 25 dan 10 paralel berarti memiliki tegangan yang
sama yaitu sebesar :

V
R i
15
3
2
6
4
1
2
3
2
6
= =
=

A
R
i 6 , 0
5
3
25
15
25
3
2
6
1
= = = =


sedangkan arus i
2
= 0 karena tidak dialiri oleh arus.

4-2. Tegangan yang melintasi induktor 2 H diketahui sama dengan 6 cos 5t V.
Jika pada 2 = t s adalah 1 A, maka tentukanlah i(t) ?
Jawab
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Said Attamimi MT.
RANGKAIAN LISTRIK 8


K t
K t
dt t
dt
L
t i
+ =
+

=
=
=

5 sin 6 , 0
5 sin
5 2
6
5 cos 6
2
1
1
) (

pada 2 = t s adalah 1 A maka K adalah

6 , 1 6 , 0 1
1 6 , 0 1
5 , 2 sin 6 , 0 1
2 5 sin 6 , 0 ) 2 (
= + =
+ =
+ =
+ =
K
K
K
K i



jadi 6 , 1 5 sin 6 , 0 ) ( + = t t i A

4-3. Dalam Gambar 4-4 sebuah induktansi 3 H diperlihatkan berhubungan seri
dengan sebuah tahanan 0,1 dan sumber arus sinusoida. Carilah energi
yang di simpan di dalam induktor (w
L
), daya yang hilang di dalam tahanan
(p
R
) dan energi yang dirubah menjadi panas di dalam tahanan (w
R
) ?






Gambar 4-4 : Lihat Contoh Soal 4-3.

Volt t
t
R i
R
6
sin 2 , 1
1 , 0
6
sin 12

=
=
=

~ 3 H
0,1
+
R

+

L

_
t
6
sin 12

A
i
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Said Attamimi MT.
RANGKAIAN LISTRIK 9


Volt t
t
dt
t d
dt
di
L
L
6
cos 6
6
cos
6
12 3
6
sin 12
3

=
=
|

\
|
=
=

Energi yang disimpan di dalam induktor adalah :

Joule t
t
t
Li w
L
6
sin 216
6
sin
2
3 144
6
sin 12 3
2
1
2
1
2
2
2
2

=
|

\
|
=
=

jelaslah bahwa energi bertambah dari nol pada t = 0 ke 216 J pada saat t = 3
s. Selama 3 detik berikutnya, energi tersebut meninggalkan induktor
seluruhnya. Mari kita lihat berapa harga yang telah kita bayar di dalam koil ini
untuk penyimpanan dan pemindahan 216 J dalam beberapa detik. Daya yang
hilang di dalam tahanan dengan mudah didapat sebagai

Watt t
t
R i p
R
6
sin 4 , 14
1 , 0
6
sin 12
2
2
2

=
|

\
|
=
=

dan energi yang dirubah menjadi panas di dalam tahanan selama interval
waktu 6 s, adalah
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Said Attamimi MT.
RANGKAIAN LISTRIK 10


Joule
t t
t t
dt t
dt t dt p w
R R
2 , 43 0 0 2 , 43
) 0 0 ( 2 sin
6 , 21
6 2 , 7
3
sin
6 , 21
2 , 7
3
sin
3
2 , 7
3
cos 1
2
1
4 , 14
6
sin 4 , 14
6
0
6
0
6
0
6
0
6
0
2
= =
=
=
|

\
|
=
|

\
|
|

\
|
=
= =



4-4 Kapasitor
elemen rangkaian pasif kita berikutnya adalah kapasitor. Kita definisikan kapasitansi
C dengan hubungan tegangan-arus

dt
d
C i

= (8)
di mana dan i memenuhi konvensi untuk sebuah elemen pasif, seperti yang
diperlihatkan dalam Gambar 4-5. Dari (8), kita dapat menentukan satuan kapasitansi
sebagai ampere detik per volt, atau coulomb per volt, tetapi sekarang kita akan
mendifinisikan farad (F) sebagai satu coulomb per volt.



Gambar 4-5: Tanda-tanda referensi arus dan tegangan
diperlihatkan pada simbol rangkaian untuk sebuah
kapasitor sehingga
dt
d
C i

= .
Beberapa karakteristik penting dari model matematik yang baru, dapat
diperoleh dari persamaan yang mendefinisikan (8). Sebuah tegangan konstan
melalui kapasitor memerlukan arus nol melalui kapasitor tersebut; jadi, kapasitor
adalah rangkaian terbuka bagi dc. Kenyataan ini tentu terlihat dari simbol
kapasitor. Jelaslah juga bahwa lompatan tiba-tiba dalam tegangan memerlukan arus
tak berhingga (dan daya tak berhingga) yang bukan merupakan hasil yang bersifat
fisis. Kita akan menghilangkan pembatasan ini pada waktu kita menganggap adanya
impuls arus.
i
+ -
C
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Said Attamimi MT.
RANGKAIAN LISTRIK 11

Tegangan kapasitor dapat dinyatakan dalam arus dengan mengintegrasikan
(8). Mula-mula kita dapatkan
dt i
C
d
1
=
dan kemudian mengintegrasikan di antara waktu-waktu t
0
dan t dan di antara
tegangan yang bersangkutan (t
0
) dan (t),

+ =
t
t
t dt i
C
t
0
) (
1
) (
0
(9)
Persamaan (9) dapat juga dituliskan sebagai integral tak tertentu ditambah sebuah
konstanta integrasi,

+ = k dt i
C
t
1
) ( (10)
Akhirnya, di dalam banyak soal riil, t
0
dapat dipilih sebagai dan ( ) sebagai
nol,


=
t
dt i
C
t
1
) ( (11)
Daya yang diberikan kepada kapasitor adalah

dt
d
C i p

= =
sehingga energi yang disimpan di dalam medan listriknya adalah
[ ] [ ] { }
2
0
2
) (
) (
) ( ) (
2
1
0 0 0
t t C d C
dt
d
C dt p
t
t
t
t
t
t

= = =


dan
[ ] [ ] { }
2
0
2
2
1
0
) ( ) ( ) ( ) ( t t C t w t w
C C
= (12)
sehingga energi yang disimpan adalah w
C
(t
0
) dan tegangan adalah (t
0
) pada t
0
. jika
kita memilih referensi energi nol pada t
0
, yang berarti bahwa tegangan kapasitor
adalah juga nol pada saat tersebut, maka

2
2
1
) ( C t w
C
= (13)


Beberapa di antara karakteristik penting sebuah kapasitor sudah jelas
sekarang, yaitu :



PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Said Attamimi MT.
RANGKAIAN LISTRIK 12














Soal Contoh
4-4. Pada Gambar 4-6, terlihat sumber tegangan sinusoida paralel dengan
tahanan 1 M dan kapasitor 20 F. Tentukan energi yang tersimpan di dalam
kapasitor dan energi yang hilang di dalam tahanan.






Gambar 4-6 : Lihat Contoh Soal 4-4.
Jawab


A t
t
R
i
R


2 sin 10
10
2 sin 100
4
6

= =


A t
t
dt
t d
dt
d
C i
C

2 cos 10 4
2 cos 2 100 10 20
) 2 sin 100 (
10 20
3
6
6

=
=
=
=


1. Arus melalui kapasitor adalah nol jika tegangan yang melintasinya tak berubah
terhadap waktu (sumber dc). Karena itu maka kapasitor adalah rangkaian terbuka
bagi dc.
2. Sejumlah energi yang terbatas dapat disimpan dalam kapasitor walaupun arus
melalui kapasitor adalah nol, seperti ketika tegangan melintasinya adalah konstan.
3. Tidak mungkin mengubah tegangan melintasi kapasitor dengan jumlah terbatas di
dalam waktu nol, karena ini memerlukan arus tak terhingga melalui kapasitor.
Kapasitor menolak perubahan tiba-tiba di dalam tegangan yang melintasinya dengan
cara yang analog dengan sebuah pegas yang akan menolak perubahan yang tiba-tiba.
4. Kapasitor tidak pernah menghilangkan energi, tetapi hanya menyimpannya.
Walaupun ini benar untuk model matematis, hal ini tak benar untuk kapasitor fisis.

+
~

1 M 20 F
i
R
i
C

+




_
100 sin 2 t V
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Said Attamimi MT.
RANGKAIAN LISTRIK 13

energi yang tersimpan di dalam kapasitor :

Joule t
t
t
C w
C

2 sin 1 , 0
2 sin 10 10 10
) 2 sin 100 ( 10 20
2
2 4 6
2 6
2
1
2
2
1
=
=
=
=


energi bertambah dari nol pada t = 0 ke suatu maksimum sebesar 0,1 J pada
saat
4
1
= t s dan kemudian turun ke nol di dalam
4
1
s. Selama interval
2
1
s,
energi yang hilang dalam tahanan adalah

( )( )
( )
[ ]
mJ
J
t t
dt t
dt t
dt t
dt t
dt t
dt R i
dt p w
R
R R
5 , 2
10 5 , 2
0 0 0 5 , 0 10 5
0 sin
4
1
0 2 sin
4
1
5 , 0 10 5
4 sin
4
1
10 5
4 cos 1 10 5
4 cos 1 10
2 sin 10
2 sin 10 10
10 ) 2 sin 10 (
) (
3
3
3
5 , 0
0
3
5 , 0
0
3
5 , 0
0
2
1
2
5 , 0
0
2 2
5 , 0
0
2 6 8
5 , 0
0
6 2 4
5 , 0
0
2
5 , 0
0
=
=
+ =
(

+ =
(

=
=
=
=
=
=
=
=





4-5 Kombinasi Induktansi dan Kapasitansi
Kita sekarang dapat memperluas prosedur, yang telah kita turunkan untuk
mereduksi beberapa kombinasi tahanana menjadi satu tahanan ekivalwn, kepada
hal-hal yang analog dari induktor dan kapasitor. Kita akan meninjau sumber
tegangan ideal yang diberikan kepada kombinasi seri dari N induktor, seperti dalam
Gambar 4-7a. kita inginkan sebuah induktor ekivalen, L
eq
, yang dapat menggantikan
kombinasi seri sehingga arus sumber i(t) tidak berubah.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Said Attamimi MT.
RANGKAIAN LISTRIK 14


dt
di
L L L
dt
di
L
dt
di
L
dt
di
L
N
N
N s
) (
2 1
2 1
2 1
+ + + =
+ + + =
+ + + =
L
L
L








Gambar 4-7: (a) Rangkaian yang terdiri dari N induktor
seri. (b) Rangkaian ekivalen yang dikehendaki, di mana
N eq
L L L L + + + = L
2 1
.

atau, ditulis lebih singkat,


= = =
= = =
N
n
n
N
n
n
N
n
n s
L
dt
di
dt
di
L
1 1 1

Tetapi untuk rangkaian ekivalen kita peroleh

dt
di
L
eq s
=
sehingga induktansi ekivalen adalah

N eq
L L L L + + + = L
2 1
atau

=
=
N
n
n eq
L L
1

Induktansi yang ekivalen dengan beberapa induktansi yang dihubungkan seri adalah
jumlah induktansi-induktansi seri tersebut. Hal yang persis sama didapatkan untuk
tahanan-tahanan seri.
Kombinasi sejumlah induktor paralel dicapai dengan menuliskan persamaan
simpul tunggal untuk rangkaian semula, yang diperlihatkan dalam Gambar 4-8a.

= =
=
+
(

=
(

+ = =
N
n
n
t
t
N
n n
N
n
n
t
t
n
N
n
n s
t i dt
L
t i dt
L
i i
1
0
1
1
0
1
) (
1
) (
1
0
0


dan membandingkannya dengan hasil untuk rangkaian ekivalen dari Gambar 4-8b,
+
-
+
1
- +
2
-
+

N

-
i
L
N

s

+
-
i
L
eq

s

(a) (b)
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Said Attamimi MT.
RANGKAIAN LISTRIK 15

+ =
t
t
s
eq
s
t i dt
L
i
0
) (
1
0

Karena hukum arus Kirchhoff menghendaki bahwa i
s
(t
0
) sama dengan jumlah arus-
arus cabang pada t
0
, maka kedua suku integral harus juga sama; maka,

N
eq
L L L
L
1 1 1
1
2 1
+ + +
=
L

Khusus untuk dua induktor yang paralel,

2 1
2 1
L L
L L
L
eq
+

=
dan kita perhatikan bahwa induktor-induktor paralel berkombinasi persis seperti
tahanan-tahanan paralel.






Gambar 4-8: (a) Kombinasi paralel dari N induktor. (b)
rangkaian ekivalen, di mana
N
eq
L L L
L
1 1 1
1
2 1
+ + +
=
L
.
Untuk mencari kapasitansi yang ekivalen dengan N kapasitor yang seri, kita
gunakan rangkaian dari Gambar 4-9a dan ekivalennya Gambar 4-9b untuk
menuliskan

= =
= =
+
(

=
(

+ = =
N
n
n
t
t
N
n n
N
n
t
t
n
n
N
n
n s
t dt i
C
t dt i
C
1
0
1
1
0
1
) (
1
) (
1
0
0



dan
) (
1
0
0
t dt i
C
s
t
t
eq
s
+ =







L
eq

+



-
i
s


L
1
L
2
L
N

i
1
i
2
i
N

+



-
i
s

(a) (b)
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Said Attamimi MT.
RANGKAIAN LISTRIK 16









Gambar 4-9: (a) Rangkaian yang mengandung N
kapasitor seri. (b) Ekivalen yang diinginkan,
N
eq
C C C
C
1 1 1
1
2 1
+ + +
=
L


Akan tetapi, hukum tegangan Kirchhoff memberikan kesamaan dari
s
(t
0
) dengan
menjumlahkan tegangan-tegangan kapasitor pada t
0
; jadi

N
eq
C C C
C
1 1 1
1
2 1
+ + +
=
L

dan kapasitor-kapasitor seri berkombinasi sebagai konduktansi seri, atau tahanan-
tahanan paralel.
Akhirnya, rangkaian dari Gambar 4-10 memungkinkan kita menghasilkan nilai
kapasitansi yang ekivalen dengan N kapasitor paralel sebagai

N eq
C C C C + + + = L
2 1

dan kita tak perlu heran memperhatikan bahwa kapasitor paralel berkombinasi sama
seperti tahanan seri, yakni, dengan menjumlahkan saja semua kapasitansi satu per
satu.






+
-
i C
1
C
2

C
N

+
1
- +
2
-
+

2

-

s

(a)
+
-
i
C
N

s

(b)


i
1
i
2
i
N

C
1
C
2
C
N
i
s

+



-
(a)


C
eq
i
s

+



-
(b)
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Said Attamimi MT.
RANGKAIAN LISTRIK 17

Gambar 4-10 : (a) Kombinasi paralel dari N kapasitor.
(b) Rangkaian ekivalen, di mana
N eq
C C C C + + + = L
2 1
.

Soal Contoh
4-5. (a) Carilah L
eq
di dalam Gambar 4-11a. (b) Carilah C
eq
di dalam Gambar 4-
11b.













Gambar 4-11: Lihat Contoh Soal 4-5.

Jawab
(a) L
eq
:

( ) [ ]
H
L
eq
619 , 2
5 , 10
5 , 27
5 5 , 5
5 5 , 5
5 5 , 5 5 4
6
9
5 4
3 3
3 3
15 4 3 ) 2 1 (
=
=
+

=
= |

\
|
+ =
|

\
|
+
+

=
+ + =

(b) C
eq
:
1 H
2 H
3 H 5 H
4 H
L
eq

(a)
1 F
2 F 4 F
3 F 5 F C
eq

(b)
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Said Attamimi MT.
RANGKAIAN LISTRIK 18


( ) [ ]
F
C
eq
913 , 6
23
21
6
23
159
5
23
21
1
5
3
2
7
3
2
14
5
3
2
3 4
3
2
3 4
5 4 3
1 2
1 2
5 4 3 ) 1 2 (
= = =
+ =
+ =
+
+

=
+
(

\
|
+
+

=
+ + =


4-6 Dualitas
Kita akan mendefinisikan dualitas di dalam persamaan rangkaian. Dua
rangkaian adalah dual jika persamaan mesh yang menerangkan salah satu di
antaranya mempunyai bentuk matematis yang sama seperti persamaan simpul yang
menerangkan yang lain. Rangkaian-rangkaian tersebut dinamai dual eksak jika
setiap persamaan mesh dari satu rangkaian adalah identik numerik dengan
persamaan simpul yang bersangkutan dari yang lain; variabel arus dan tegangan
tentu tidak boleh identik. Dualitas sendiri hanya menunjukkan sifat-sifat yang
diperlihatkan oleh rangkaian dual.







Gambar 4-12: Rangkaian yang diberikan kepada mana
definisi dualitas dapat dipakai untuk menentukan
rangkaian dual.

5
+
~
-
8 F
4 H
3
2 cos 6t V i
1
i
2

+
C
-
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Said Attamimi MT.
RANGKAIAN LISTRIK 19

Marilah kita tafsirkan definisi tersebut dan menggunakannya untuk
membentuk rangkaian dual eksak dengan menuliskan kedua persamaan mesh untuk
rangkaian yang diperlihatkan di dalam Gambar 4-12. Dua arus mesh i
1
dan i
2

ditetapkan, dan persamaan mesh adalah
t
dt
di
dt
di
i 6 cos 2 4 4 3
2 1
1
= + (14)
10 5
8
1
4 4
2
0
2
2 1
= + + +

i dt i
dt
di
dt
di
t
(15)
Harus diperhatikan bahwa tegangan kapasitor
C
dianggap 10 V pada t = 0.
Kita sekarang dapat membentuk kedua persamaan yang merupakan dual
eksak matematis dari rangkaian yang diberikan. Kita inginkan persamaan-
persamaan tersebut sebagai persamaan simpul, sehingga kita mulai mengganti arus
mesh i
1
dan i
2
dalam persamaan (14) dan (15) dengan kedua tegangan simpul ke
referensi
1
dan
2
. Kita dapatkan
t
dt
d
dt
d
6 cos 2 4 4 3
2 1
1
= +

(16)
10 5
8
1
4 4
2
0
2
2 1
= + + +



dt
dt
d
dt
d
t
(17)

dan sekarang mencari rangkaian yang dinyatakan oleh kedua persamaan simpul ini.









Gambar 4-13: Dual eksak dari rangkaian Gambar 4-12.

Mula-mula kita tarik sebuah garis untuk menyatakan simpul referensi, dan
kemudian kita dapatkan dua simpul di mana referensi positif untuk
1
dan
2

ditempatkan. Persamaan (16) menunjukkan bahwa sumber arus 2 cos 6t
dihubungkan di antara simpul 1 dan simpul referensi, diarahkan untuk memberi arus
yang memasuki simpul 1. Persamaan ini juga memperlihatkan bahwa konduktansi 3

2 cos 6t
4 F
3 mho 8 H 5 mho

1

2

i
L

Acuan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Said Attamimi MT.
RANGKAIAN LISTRIK 20

mho terdapat di antara simpul 1 dan simpul referensi. Kembali ke (17), mula-mula
kita tinjau suku-suku yang tak bersama, atau suku-suku yang tak muncul di dalam
(16), dan suku-suku tersebut menyuruh kita menghubungkan induktor 8 H dan
konduktansi 5 mho (paralel) di antara simpul 2 dan referensi. Kedua suku yang
serupa di dalam (16) dan (17) menyatakan sebuah kapasitor 4 F berada bersama-
sama di simpul 1 dan 2; rangkaian menjadi lengkap dengan menghubungkan
kapasitor ini di antara kedua simpul. Suku konstan pada ruas kanan dari (17) adalah
harga arus induktor pada t = 0; jadi i
L
(0) = 10 A. Rangkaian dual diperlihatkan dalam
Gambar 4-12; karena kedua himpunan persamaan adalah identik secara numerik,
maka rangkaian-rangkaian tersebut adalah eksak dual.
Rangkaian-rangkaian dual bisa didapat lebih mudah daripada dengan metode
di atas karena persamaan-persamaan tak perlu ditulis. Untuk membentuk dual dari
sebuah rangkaian yang diberikan, kita pikirkan rangkaian-rangkaian tersebut di
dalam persamaan meshnya. Dengan setiap mesh kita harus mengasosiasikan
simpul yang bukan referensi, dan sebagai tambahan, harus kita berikan simpul
referensi. Pada sebuah diagram dari rangkaian tersebut kita tempatkan sebuah
simpul di pusat setiap mesh dan memberi simpul referensi sebagai sebuah garis
dekat diagram atau loop, yang melingkupi diagram tersebut. Setiap elemen yang
muncul bersama di dalam dua mesh adalah sebuah elemen bersama dan
menimbulkan suku-suku identik, kecuali tanda-tandanya, di dalam kedua persamaan
mesh yang bersangkutan. Elemen bersama ini harus diganti dengan sebuah elemen
yang memberikan suku dual di dalam kedua persamaan simpul yang bersangkutan.
Elemen dual ini harus dihubungkan langsung di antara kedua simpul tak referensi
yang ada di dalam mesh di mana elemen bersama yang diketahui tersebut muncul;
sifat elemen dual ini sendiri mudah ditentukan, bentuk matematis dari persamaan
hanya akan sama jika induktansi diganti dengan kapasitansi, kapasitansi dengan
induktansi, tahanan dengan konduktansi, dan konduktansi dengan tahanan. Jadi
induktor 4 H yang sama mesh 1 dan 2 di dalam rangkaian Gambar 4-13 muncul
sebagai kapasitor 4 F yang dihubungkan langsung di antara mesh 1 dan 2 di dalam
rangkaian dual.
Sebelum meninggalkan definisi dualitas, harus diingatkan bahwa dualitas
didefinisikan berdasarkan persamaan mesh dan persamaan simpul. Karena
rangkaian yang tak sebidang tidak dapat dinyatakan dengan sistem persamaan
mesh, maka sebuah rangkaian yang tak dapat digambarkan dalam bentuk bidang
tidak mempunyai dual.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Said Attamimi MT.
RANGKAIAN LISTRIK 21

Kita akan menggunakan dualitas terutama untuk meringankan kerja yang
harus ktia lakukan dalam menganalisis rangkaian standar sederhana. Setelah kita
menganalisis rangkaian RL seri, rangkaian RC paralel kurang memerlukan perhatian,
bukan karena kurang penting, tetapi karena analisis jaringan dual sudah diketahui.
Karena analisis rangkaian yang sukar kurang begitu dikenal, maka dualitas biasanya
tidak memberikan cara pemecahan yang cepat.

4-7 Lagi Mengenai Linearitas dan Konsekuensinya
Di dalam bab terdahulu kita telah mempelajari bahwa prinsip superposisi adalah
konsekuensi yang perlu dari sifat linear rangkaian penahan yang kita analisis.
Rangkaian penahan adalah linear karena hubungan tegangan-arus untuk tahanan
adalah linear dan hukum-hukum Kirchhoff adalah linear.
Kita sekarang ingin memperlihatkan bahwa keuntungan-keuntungan linearitas
berlaku juga untuk rangkaian RLC. Sesuai dengan definisi kita terdahulu mengenai
rangkaian linear, maka rangkaian ini adalah juga linear karena hubungan arus-
tegangan untuk induktor dan kapasitor adalah hubungan linear.
Untuk induktor, kita peroleh
dt
di
L =
dan perkalian arus dengan suatu konstanta K menghasilkan sebuah tegangan yang
juga lebih besar dengan sebuah faktor K. Di dalam perumusan integral,

+ =
t
t
L
t i dt
L
i
0
) (
1
0

dapat dilihat bahwa, jika setiap suku akan diperbesar oleh sebuah faktor K, maka
harga arus awal harus juga diperbesar dengan faktor yang sama ini: Yakni, faktor K
berlaku bukan saja untuk arus dan tegangan pada waktu t tetapi juga untuk harganya
pada waktu lampau.
Penyelidikan mengenai kapasitor yang bersangkutan memperlihatkan bahwa
ini juga adalah linear. Jadi, rangkaian yang dibuat dari sumber bebas, sumber tak
bebas linear, dan tahanan linear, induktor dan kapasitor adalah sebuah rangkaian
linear.
Di dalam rangkaian linear ini respons adalah sebanding dengan fungsi
pemaksa. Bukti pernyataan ini diperlihatkan dengan terlebih dulu menuliskan sistem
persamaan integrodiferensial umum, misalnya, dalam arus-arus loop. Kita tempatkan
semua suku yang mempunyai bentuk Ri, L di/dt, dan (1/C) i dt pada ruas kiri setiap
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Said Attamimi MT.
RANGKAIAN LISTRIK 22

persamaan dan menempatkan tegangan sumber bebas pada ruas kanan. Sebagai
contoh sederhana, salah satu persamaan mungkin mempunyai bentuk
s C
t
t
t dt i
C dt
di
L Ri = + + +

) (
1
0
0

jika setiap sumber bebas sekarang diperbesar dengan sebuah faktor K, maka ruas
kanan setiap persamaan adalah lebih besar dengan faktor K. Sekarang setiap suku
pada ruas kiri adalah suku linear yang melibatkan arus loop atau tegangan kapasitor
awal. Untuk menyebabkan semua respons (arus-arus loop) bertambah dengan faktor
K, jelaslah bahwa kita harus juga menambahkan tegangan kapasitor awal dengan
faktor K. Yakni, kita harus memperlakukan tegangan kapasitor awal sebagai
tegangan sumber bebas dan menaikkannya dengan faktor K. Dengan cara yang
serupa, arus induktor awal harus diperlakukan sebagai arus sumber bebas di dalam
analisis simpul.
Prinsip kesebandingan antara sumber dan respons dapat diperluas kepada
RLC umum, dan terlihat bahwa prinsip superposisi juga dapat dipakai. Perlu
ditekankan bahwa tegangan kapasitor dan arus induktor awal harus diperlakukan
sebagai sumber-sumber bebas dalam prinsip superposisi; setiap harga awal harus
mengambil gilirannya sebagai tak aktif.

Anda mungkin juga menyukai