Anda di halaman 1dari 5

Luas lahan adalah merupakan luas areal persawahan yang akan ditanam padi pada musim tertentu.

Pada umumnya lahan sawah merupakan lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang saluran untuk menahan/ menyalurkan air, yang biasanya ditanami padi sawah tanpa memandang dari mana diperolehnya atau status tanah tersebut( BPS.Jawabarat Dalam Angka). Luas Lahan pertanian padi terbagi pada dua Bagian diantaranya : 1. Lahan Sawah a. Sawah berpengairan teknisb. Sawah Berpengairan Setengah Teknisc. Sawah Berpengairan sederhanad. Sawah Tadah Hujane. Sawah Pasang SurutF. Sawah lainnyaSeperti lahan sawah lebak, polder dan rawa-rawa yang ditanami padi atau rembesan dan lain-lainnya.

enis-jenis tanah yang terdapat di Indonesia, yaitu : 1. Tanah aluvial adalah tanah yang terbentuk dari material halus hasil pengendapan aliran sungai. Umumnya terdapat di dataran rendah atau lembah. Tanah aluvial ini terdapat di pantai timur Sumatera, pantai utara Jawa, dan di sepanjang Sungai Barito, Mahakam, Musi, Citarum, Batanghari, dan Bengawan Solo. 2. Tanah andosol adalah tanah yang berasal dari abu gunung api. Tanah andosol terdapat di lereng-lereng gunung api, seperti di daerah Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Halmahera, dan Minahasa. Vegetasi yang tumbuh di tanah andosol adalah vegetasi pada hutan hujan tropis, bambu, dan rumput. 3. Tanah regosol adalah tanah berbutir kasar dan berasal dari material gunung api. Tanah regosol berupa tanah aluvial yang baru diendapkan. Tanah jenis ini banyak terdapat di Bengkulu, pantai Sumatera Barat, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Material jenis tanah ini berupa abu vulkan dan pasir vulkan. Tanah regosol sangat cocok ditanami padi, tebu, palawija, tembakau, dan sayuran. 4. Tanah kapur adalah tanah yang berasal dari batu kapur yang mengalami pelapukan. Tanah kapur terdapat di daerah perbukitan kapur Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Tanaman yang dapat hidup di tanah kapur adalah palawija dan jati. 5. Tanah litosol adalah tanah berbatu-batu. Materi pembentuknya berasal dari batuan keras yang belum mengalami pelapukan secara sempurna. Tanaman yang dapat tumbuh di tanah litosol, yaitu rumput ternak, palawija, dan tanaman keras. 6. Tanah argosol atau tanah gambut adalah tanah yang terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan rawa yang mengalami pembusukan. Jenis tanah ini berwarna hitam hingga cokelat. Tanah jenis ini terdapat di rawa Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Tanaman yang tumbuh di tanah argosol adalah karet, nanas, palawija, dan padi. 7. Tanah grumusol adalah tanah yang terbentuk dari material halus berlempung. Jenis tanah ini berwarna kelabu hitam dan bersifat subur. Tanah ini tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara, dan Sulawesi Selatan. Tanaman yang dapat tumbuh di tanah grumusol adalah padi, jagung, kedelai, tebu, tembakau, dan jati. 8. Tanah latosol adalah tanah yang banyak mengandung zat besi dan aluminium. Tanah ini berwarna merah hingga kuning, sehingga sering disebut tanah merah. Tanah latosol tersebar di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa

1. Kekuatan/Kemampuan Potensial dan Aktual dari Tanah

Timur, Bali, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua. Tumbuhan yang dapat hidup di tanah latosol seperti padi, palawija, sayuran, buah-buahan, karet, cengkih, cokelat, kopi, dan kelapa sawit.

1. Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran yang mempunyai dua peran utama, yaitu : a. Penyokong tegak tumbuhnya trubus (bagian atas) tanaman b. Sebagai penyerap zat-zat yang dibutuhkan tetanaman 2. Penyedia kebutuhan primer tanaman untuk melaksanakan aktivitas metabolismenya, baik selama pertumbuhan maupun untuk berproduksi, meliputi air, udara dan unsur-unsur hara 3. Penyedia kebutuhan sekunder tanaman yang berfungsi dalam menunjang aktivitasnyasupaya berlangsung optimum, meliputi zat-zat aditif yang diproduksi oleh biota terutama mikroflora tanah seperti : a. Zat-zat pemacu tumbuh (hormone, vitamin dan asam-asam organic khas) b. Antibiotik dan toksin yang berfungsi sebagai anti hama-penyakit tanaman di dalam tanah dan c. Senyawa-senyawa atau enzim yang berfungsi dalam penyediaan kebutuhan primer tersebut atau transformasi zat-zat toksik eksternal seperti pestisida dan limbah industry berbahaya 4. Habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negative karena merupakan hama-penyakit tanaman. Fungsi-fungsi tanah yang sedemikian vitalnya dalam penyediaan bahan pangan, papan dan sandang bagi manusia (juga bagi hewan) ini membawa konsekuensi bahwa seorang ahli tanah tidak saja dituntut untuk berpengetahuan tantang tanah sebagai tempat tumbuh dan penyedia kebutuhan tanaman, tetapi juga harus memahami fungsi tanah sebagai pelindung tanaman dari serangan hama-penyakit dan dampak negatif pestisida maupun limbah industri berbahaya. Tanah yang subur memiliki sifat fisik kimia dan biologi yang baik untuk pertumbuhan tanam

a. Kapasitas Ekonomi, Efisiensi Ekonomi dan Daya Saing Tanah

Pengaruh kesuburan tanah terhadap jumlah hasil adalah berbeda untuk setiap sub sektor pertani. Tingkat kesuburan berpengaruh kuat terhadap jumlah hasil pada usaha pertanian rakyat dan perkebunan, tetapi tidak begitu berpengaruh pada kehutanan dan perikanan. Pada subsektor peternakan tidak secara langsung kesuburan tanah mempengaruhi tingkat hasilnya. Bagi ternak ayam, babi dan ternak lain yang dipelihara di kandang, kesuburan tanah tidak ada pengaruhnya terhadap produksi. Bagi ternak ruminansia (pemakan rumput) yang digembalakan (sistem pasture), kesuburan tanah sangat berpengaruh nyata. Tanah/lahan dalam arti sesungguhnya bukan termasuk modal, karena tanah bukan buatan manusia atau hasil produksi. Orang awam menganggap tanah sebagai modal utama atau satu-satunya modal bagi petani. Hal ini karena tanah mempunyai fungsi sosial dan fungsi ekonomi. Fungsi ekonomi dari tanah adalah: 1. Dapat diperjual belikan 2. Dapat disewakan, 3. Dapat dijadikan jaminan kredit.

Keanekaragaman hayati adalah tingkat variasi bentuk kehidupan dalam, mengingat ekosistem bioma spesies,, atau seluruh planet. Keanekaragaman hayati adalah ukuran dari kesehatan ekosistem. Keanekaragaman hayati adalah sebagian fungsi dari iklim. Pada habitat darat, s daerah tropis biasanya kaya sedangkan spesies dukungan daerah kutub s lebih sedikit. Keanekaragaman hayati disebut juga Biodiversitas. Keanekaragaman atau keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi karena akibat adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat-sifat lainnya. Sedangkan keanekaragaman dari makhluk hidup dapat terlihat dengan adanya persamaan ciri antara makhluk hidup.
A. Tingkat Keanekaragaman Hayati Kenekaragaman hayati (biodiversitas) berkembang dari keanekaragaman pada tingkat gen, tingkat jenis, dan tingkat ekosistem. Variasi tersebut dapat dilihat dari adanya perbedaan bentuk, ukuran, struktur, warna, fungsi organ, jumlah, dan habitat suatu organisme. 1. Keanekaragaman tingkat gen (genetika) Merupakan keanekaragaman yang terjadi antara individu satu dengan lainnya yang masih dalam satu spesies. Hal ini disebabkan adanya variasi komposisi atau susunan gen (DNA) pada masing-masing individu meskipun mereka satu spesies, sehingga di dunia ini tidak ada makhluk hidup yang sama persis. Misalnya, variasi dalam spesies ayam (Gallus gallus) yang meliputi ayam cemani (berwarna hitam), ayam bangkok putih, ayam arab, dan ayam kampung. 2. Keanekaragaman tingkat jenis (spesies) Merupakan keanekaragaman individu yang berbeda spesies. Memperlihatkan adanya variasi bentuk, kenampakan, dan variasi sifat lainnya antara spesies satu dengan lainnya. Misalnya, variasi yang terjadi pada berbagai spesies unggas seperti ayam, bebek, itik, angsa, dan lain-lain. 3

Keanekaragaman Ekosistem

Keanekaragaman ekosistem adalah interaksi di antara kondisi lingkungan yang berbeda-beda ini dengan sekelompok faktor biotik. Faktor abiotik pada ekosistem yaitu meliputi materi tidak hidup seperti tanah, air, suhu, kelembapan, cahaya matahari, dan mineral. Sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan, jamur, dan mikroorganisme. Contoh dari keanekaragaman ekosistem adalah ekosistem terumbu karang, ekosistem sungai, ekosistem hutan.
Penyebab keanekaragaman hayati ada dua faktor, yaitu faktor genetik dan faktor luar. Faktor genetik bersifat relatif konstan atau stabil pengaruhnya terhadap morfologi (fenotipe) organisme. Sebaliknya, faktor luar relatif labil pengaruhnya terhadap morfologi (fenotipe) organisme. http://id.wikipedia.org/wiki/Keanekaragaman_hayati, http://biologi.blogsome.com/2012/01/11/keanekaragamanhayati/,http://biologycommunity.blogspot.com/2012/09/keanekaragaman-hayati.html, http://www.slideshare.net/aufa_nisrina/keanekaragaman-hayati-13538690, http://biosejati.wordpress.com/2012/10/12/keanekaragaman-hayati/, http://bhaskoroarifin.wordpress.com/2012/08/14/tingkat-keanekaragaman-hayati/

Hukum Mendell
Tokoh peletak prinsip dasar genetika adalah Gregor Johan Mendell seorang biarawan dan penyelidik tanaman berkebangsaan Austria. Pada tahun 1866 Mendell melaporkan hasil penyelidikannya selama bertahun-tahun atas kacang ercis/kapri (Pisum sativum). Untuk mempelajari sifat menurun Mendell menggunakan kacang ercis dengan alasan: - memiliki pasangan sifat yang menyolok - bisa melakukan penyerbukan sendiri - segera menghasilkan keturunan atau umurnya pendek - mampu menghasilkan banyak keturunan, dan - mudah disilangkan Hukum Mendel pertama di sebut juga Hukum Pemisahan atau Hukum Segregasi (Segregation). Hukum Mendel I menyatakan: pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya. Hukum ini berlaku untuk persilangan monohibrid (persilangan dengan satu sifat beda).

Contoh dari terapan Hukum Mendell I adalah persilangan monohibrid dengan dominansi. Persilangan dengan dominansi adalah persilangan suatu sifat beda dimana satu sifat lebih kuat daripada sifat yang lain. Sifat yang kuat disebut sifat dominan dan bersifat menutupi, sedangkan yang lemah/tertutup disebut sifat resesif. Sedangkan Sifat intermediet adalah sifat yang sama kuat, jadi tidak ada yang dominan ataupun resesif. Contoh dari terapan Hukum Mendell I adalah persilangan monohibrid dengan dominansi. Persilangan dengan dominansi adalah persilangan suatu sifat beda dimana satu sifat lebih kuat daripada sifat yang lain. Sifat yang kuat disebut sifat dominan dan bersifat menutupi, sedangkan yang lemah/tertutup disebut sifat resesif. Perhatikan contoh berikut ini: Disilangkan antara mawar merah yang bersifat dominan dengan mawar putih yang bersifat resesif.

Persilangan monohibrid dengan kasus intermediet Sifat intermediet adalah sifat yang sama kuat, jadi tidak ada yang dominan ataupun resesif.

Contoh: disilangkan antara mawar merah dengan mawar putih

Untuk memudahkan mempelajarinya, tiap-tiap persilangan diberi simbol. Pada saat menyilangkan, tanaman induk diberi notasi P (singkatan dari parental=induk). Keturunan 1 (keturunan pertama) yang dihasilkan disebut F1 (singkatan dari filial = keturunan). Untuk mendapatkan keturunan 2 (F2) dilakukan persilangan antar sesama F1. caranya, Mendel menanam tumbuhan F1 yang disilangkan dengan tumbuhan F1 yang lain. hukum Mendel I: Mendel kesimpulan dari penelitiannya. Ia menyatakan bahwa setiap ciri dikendalikan oleh 2 macam informasi, yaitu sel jantan (tepung sari ) dan betina ( indung telur didalam bunga), kedua informsi ini kelak disebut plasma pembawa sifat keturunan/gen. gen inilah yang nantinya menentukan ciri-ciri yang akan muncul pada keturunan. dalam setiap ciri yang akan diteliti akan muncul satu ciri yang dominan, sedangkan ciri yang lain akan terpendam induk jenis murni dengan ciri dominan mempunyai gen dominan (AA) dan hanya dapat memberi satu gen dominan (A) kepada keturunannya induk jenis murni yang terpendam mempunyai sepasang gen (aa) dan dapat memberi hanya satu gen terpendam (a) pada keturunannya. pada keturunan pertama generasi akan menerima satu gen dominan dan satu gen terpendam(Aa) dan akan menunjukan ciri ciri gen dominan. Apabila keturunan berkembang biak sendiri akan menghasilkan keturunan generasi kedua , sel-sel jantan dan betina masingmasing dapat mengandung satu gen dominan (A) atau gen terpendam (a) . Oleh karena itu kemungkinan terdapat 4 kombinasi yaitu : AA,Aa, aA, aa. Tiga kombinasi pertama pertama menghaslakan generasi dengan ciri-ciri dominan sedangkan kombinasi terakhir akan menghasilakan satu generasi dengan ciri terpendam. http://blog.uin-malang.ac.id/alan/2011/03/17/hukum-mendel-hereditas-dan-sistem-golongandarah/, http://samudra-fox.blogspot.com/2009/05/hukum-mendel-1.html, http://etislutfieah.blogspot.com/p/hukum-mendel-i-dan-ii.html, http://kamusq.blogspot.com/2012/03/hukum-mendel-pertama-hukum-segregasi.html, http://biologimediacentre.com/genetika-hukum-mendel/ http://www.4shared.com/office/Bch0O47b/1_Hukum-Mendel-I-dan-II2.html

Anda mungkin juga menyukai