Buku Panduan Belajar Aljabar Linear STMIK TRIGUNA DHARMA
Langkah Pasti Menuju Sukses 42
BAB V DETERMINAN 5.1 Fungsi Determinan Definisi 5.1 Sebuah permutasi himpunan bilangan-bilangan bulat {1, 2, ..., n} adalah susunan bilangan-bilangan bulat ini menurut suatu aturan tanpa menghilangkan atau mengulangi bilangan-bilangan tersebut. Contoh 5.1 Ada enam permutasi yang berbeda dari himpunan bilangan-bilangan bulat {1, 2, 3}. Permutasi-permutasi ini adalah (1, 2, 3) (2, 1, 3) (3, 1, 2) (1, 3, 2) (2, 3, 1) (3, 2, 1) Untuk menyatakan sebuah permutasi umum dari himpunan {1, 2, , n}, maka kita akan menuliskan 1 2 ( , , , ) n j j j L . Di sini, 1 j adalah bilangan bulat yang pertama di dalam permutasi, 2 j adalah bilangan bulat yang kedua, dan seterusnya. Sebuah inversi (inversion) dikatakan terjadi dalam permutasi 1 2 ( , , , ) n j j j L bilamana sebuah bilangan bulat yang lebih besar mendahului sebuah bilangan bulat yang lebih kecil. Jumlah inversi seluruhnya yang terjadi di dalam sebuah permutasi dapat diperoleh sebagai berikut: (1) Carilah banyaknya bilangan bulat yang lebih kecil daripada 1 j dan yang mengikut 1 j di dalam permutasi tersebut; (2) carilah banyaknya bilangan bulat yang lebih kecil daripada 2 j dan yang mengikut 2 j di dalam permutasi tersebut. Teruskanlah proses penghitungan ini untuk 3 j , , 1 n j - . Jumlah bilangan-bilangan ini akan sama dengan jumlah inversi seluruhnya di dalam permutasi tersebut. Contoh 5.2 Tentukanlah banyaknya inversi di dalam permutasi-permutasi yang berikut: (i) (6, 1, 3, 4, 5, 2) (ii) (2, 4, 1, 3) (iii) (1, 2, 3, 4) (i) Banyaknya inversi adalah: 5 + 0 + 1 + 1 + 1 = 8 (ii) Banyaknya inversi adalah: 1 + 2 + 0 = 3 (iii) Tidak ada inversi di dalam permutasi ini. Buku Panduan Belajar Aljabar Linear STMIK TRIGUNA DHARMA Langkah Pasti Menuju Sukses 43 Definisi 5.2 Sebuah permutasi dinamakan genap jika jumlah inversi seluruhnya adalah sebuah bilangan bulat yang genap dan dinamakan ganjil jika jumlah inversi seluruhnya adalah sebuah bilangan bulat yang ganjil. Contoh 5.3 Tabel berikut ini mengklasifikasikan berbagai permutasi dari {1, 2, 3} sebagai genap atau ganjil. Permutasi Banyaknya inversi Klasifikasi (1, 2, 3) 0 Genap (1, 3, 2) 1 Ganjil (2, 1, 3) 1 Ganjil (2, 3, 1) 2 Genap (3, 1, 2) 2 Genap (3, 2, 1) 3 Ganjil Tinjaulah matriks n x n 11 12 1 21 22 2 1 2 n n n n nn a a a a a a A a a a
=
L L M M M L Yang kita artikan dengan hasil perkalian elementer dari A adalah setiap hasil perkalian n entri dari A, yang tidak boleh dua diantaranya yang berasal dari baris yang sama atau dari kolom yang sama. Contoh 5.4 Daftarkanlah semua hasil perkalian elementer dari matriks-matriks berikut: (i) 11 12 21 22 a a a a
(ii) 11 12 13 23 21 22 31 32 33 a a a a a a a a a
Buku Panduan Belajar Aljabar Linear STMIK TRIGUNA DHARMA Langkah Pasti Menuju Sukses 44 (i) Karena setiap hasil perkalian elementer mempunyai dua faktor, dan karena setiap faktor berasal dari baris yang berbeda, maka sebuah hasil kali elementer dapat dituliskan dalam bentuk 1_ 2_ a a Di mana garis kosong menandakan nomor kolom. Karena tidak ada dua faktor di dalam hasil perkalian tersebut berasal dari kolom yang sama maka nomor kolom haruslah 1 2 atau 2 1. Maka hasil perkalian elementer hanyalah 11 22 a a dan 12 21 a a . (ii) Karena setiap hasil perkalian elementer mempunyai tiga faktor, dan karena setiap faktor berasal dari baris yang berbeda, maka sebuah hasil kali elementer dapat dituliskan dalam bentuk 1_ 2_ 3_ a a a Karena tidak ada dua faktor di dalam hasil perkalian tersebut berasal dari kolom yang sama, maka nomor kolom tidak mempunyai pengulangan; sebagai konsekuensinya, maka nomor-nomor kolom tersebut harus membentuk sebuah permutasi dari himpunan {1, 2, 3}. Permutasi 3! = 6 ini menghasilkan daftar hasil perkalian elementer sebagai berikut. 11 22 33 a a a 12 21 33 a a a 13 21 32 a a a 11 23 32 a a a 12 23 31 a a a 13 22 31 a a a Sebuah matriks A yang berukuran n x n mempunyai n! Hasil perkalian elementer. Hasil-hasil perkalian elementer tersebut adalah hasil-hasil perkalian yang berbentuk 1 2 1 2 n j j nj a a a L di mana 1 2 ( , , , ) n j j j L adalah sebuah permutasi dari himpunan {1, 2, , n}. Yang kita artikan dengan sebuah hasil perkalian elementer bertanda dari A adalah sebuah hasil perkalian elementer 1 2 1 2 n j j nj a a a L dikalikan dengan +1 atau -1. Kita menggunakan tanda + jika 1 2 ( , , , ) n j j j L adalah sebuah permutasi genap dan tanda jika 1 2 ( , , , ) n j j j L adalah permutasi ganjil. Contoh 5.5 Daftarkanlah semua hasil perkalian elementer yang bertanda dari matriks-matriks berikut: (i) 11 12 21 22 a a a a
(ii) 11 12 13 23 21 22 31 32 33 a a a a a a a a a
Buku Panduan Belajar Aljabar Linear STMIK TRIGUNA DHARMA Langkah Pasti Menuju Sukses 45 Hasil Perkalian Elementer Permutasi yang diasosiasikan Genap atau Ganjil Hasil perkalian elementer yang bertanda (i) 11 22 a a (1, 2) Genap 11 22 a a 12 21 a a (2, 1) Ganjil 12 21 a a - (ii) 11 22 33 a a a (1, 2, 3) Genap 11 22 33 a a a 11 23 32 a a a (1, 3, 2) Ganjil 11 23 32 a a a - 12 21 33 a a a (2, 1, 3) Ganjil 12 21 33 a a a - 12 23 31 a a a (2, 3, 1) Genap 12 23 31 a a a 13 21 32 a a a (3, 1, 2) Genap 13 21 32 a a a 13 22 31 a a a (3, 2, 1) Ganjil 13 22 31 a a a - Definisi 5.3 Misalkan A adalah matriks kuadrat. Fungsi determinan (determinant function) dinyatakan oleh det, dan kita mendefinisikan det(A) sebagai jumlah semua hasil perkalian elementer yang bertanda dari A. Contoh 5.6 Dengan melihat kembali Contoh 5.5, kita mendapatkan (i) 11 12 11 22 12 21 21 22 det a a a a a a a a
= -
(ii) 11 12 13 23 21 22 11 22 33 12 23 31 13 21 32 13 22 31 12 21 33 11 23 32 31 32 33 det a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a
= + + - - -
Akan berguna bagi kita untuk mempunyai kedua rumus di atas. Akan tetapi untk memudahkan, maka kita menyarankan penggunaan alat yang membantu ingatan yang digambarkan sebagai berikut. 11 12 21 22 a a a a
11 12 13 11 12 23 21 22 21 22 31 32 31 32 33 a a a a a a a a a a a a a a a
(a) (b) Buku Panduan Belajar Aljabar Linear STMIK TRIGUNA DHARMA Langkah Pasti Menuju Sukses 46 Determinan dihitung dengan menjumlahkan hasil-hasil perkalian pada panah- panah yang mengarah ke kanan dan mengurangkan hasil-hasil perkalian pada panah-panah yang mengarah ke kiri. Contoh 5.7 Hitunglah determinan-determinan dari: 3 1 4 2 A
=
-
dan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B
= -
-
Dengan menggunakan metode seperti pada Contoh 5.6 maka akan memberikan: 3 1 4 2
det(B) = (1)(5)(9) + (2)(6)(7) + (3)(-4)(-8) (3)(5)(7) (1)(6)(-8) (2)(-4)(9) = (45) + (84) + (96) (105) (-48) (-72) = 240 5.2 Menghitung Determinan Dengan Reduksi Baris Determinan sebuah matriks dapat dihitung dengan mereduksi matriks tersebut ke dalam bentuk eselon baris. Teorema 1. Jika A adalah sebarang matriks kuadrat yang mengandung sebarisan bilangan nol, maka det(A) = 0. Sebuah matriks kuadrat dinamakan segitiga atas (upper triangular) jika semua entri di bawah diagonal utama adalah nol, dan dinamakan segitiga bawah (lower triangular) jika semua entri di atas diagonal utama adalah nol. Sebuah matriks baik yang merupakan segitiga atas maupun segitiga bawah dinamakan segitiga (triangular). Buku Panduan Belajar Aljabar Linear STMIK TRIGUNA DHARMA Langkah Pasti Menuju Sukses 47 Sebuah matriks segitiga atas 4 x 4 yang umum mempunyai bentuk: 11 12 13 14 22 23 24 33 34 44 0 0 0 0 0 0 a a a a a a a a a a
Sebuah matriks segitiga bawah 4 x 4 yang umum mempunyai bentuk: 11 21 22 31 32 33 41 42 43 44 0 0 0 0 0 0 a a a a a a a a a a
Teorema 2. Jika A adalah sebuah matriks segitiga yang berukuran n x n, maka det(A) adalah hasil perkalian entri-entri pada diagonal utama; yakni, 11 22 det( ) nn A a a a = L . Contoh 5.8 Hitung determinan matriks berikut 2 0 0 0 7 3 0 0 3 4 6 0 1 5 8 9 A
-
=
det(A) = (2)(-3)(6)(9) = - 324 Teorema 3. Misalkan A adalah sebarang matriks yang berukuran n x n (a) Jika A adalah matriks yang dihasilkan bila sebuah baris tunggal dari A dikalikan oleh sebuah konstanta k, maka det(A) = k det(A). (b) Jika A adalah matriks yang dihasilkan bila dua baris dari A dipertukarkan, maka det(A) = det(A). (c) Jika A adalah matriks yang dihasilkan bila sebuah kelipatan dari satu baris dari A ditambahkan kepada baris lain, maka det(A) = det(A). Buku Panduan Belajar Aljabar Linear STMIK TRIGUNA DHARMA Langkah Pasti Menuju Sukses 48 Contoh 5.9 Hitung determinan matriks berikut 1 2 3 0 1 4 1 2 1 A
=
1 4 8 12 0 1 4 1 2 1 A
=
2 0 1 4 1 2 3 1 2 1 A
=
3 1 2 3 2 3 2 1 2 1 A
= - -
Jika kita menghitung determinan dari matriks-matriks di atas dengan metode yang digunakan di dalam Contoh 5.7 maka akan diperoleh: 1 2 3 det( ) 2, det( ) 8, det( ) 2, det( ) 2 A A A A = - = - = = - Perhatikan bahwa 1 A diperoleh dengan cara mengalikan baris pertama dari A dengan 4; 2 A didapatkan dengan mempertukarkan kedua baris yang pertama; dan 3 A didapatkan dengan menambahkan -2 kali baris ketiga dari A kepada baris kedua. Seperti pada Teorema 3, kita mempunyai hubungan 1 det( ) 4det( ) A A = 2 det( ) det( ) A A = - 3 det( ) det( ) A A = Akan dirumuskan sebuah metode alternatif untuk menghitung determinan yang akan menghindari jumlah perhitungan yang sangat banyak yang terlibat di dalam memakaikan secara langsung definisi determinan tersebut. Ide dasar dari metode ini adalah untuk menerapkan operasi baris elementer untuk mereduksi matriks A yang diberikan kepada sebuah matriks R yang berada di dalam bentuk eselon baris. Karena sebuah bentuk eselon baris dari sebuah matriks kuadrat adalah segitiga atas, maka det(R) dapat dihitung dengan menggunakan teorema 2. nilai det(A) kemudian dapat diperoleh dengan menggunakan teorema 3 untuk menghubungkan nilai det(A) yang tidak diketahui kepada nilai det(R). Contoh berikut menerapkan metode ini. Buku Panduan Belajar Aljabar Linear STMIK TRIGUNA DHARMA Langkah Pasti Menuju Sukses 49 Contoh 5.10 Hitung determinan matriks berikut 0 1 5 3 6 9 2 6 1 A
= -
Dengan mereduksi A kepada bentuk eselon baris dan dengan memakai Teorema 3, maka kita mendapatkan: 0 1 5 3 6 9 det( ) 3 6 9 0 1 5 2 6 1 2 6 1 A - = - = - 1 2 3 3 0 1 5 2 6 1 - = - 1 2 3 3 0 1 5 0 10 5 - = - - 1 2 3 3 0 1 5 0 0 55 - = - - 1 2 3 ( 3)( 55) 0 1 5 0 0 1 - = - - - ( 3)( 55)(1) 165 = - - = 5.3 Sifat Fungsi Determinan Jika A adalah sebarang matriks m x n, maka transposisi dari A (transpose of A) dinyatakan oleh A t dan didefinisikan sebagai matriks n x m yang kolom pertamanya adalah baris pertama dari A, yang kolom keduanya adalah baris kedua dari A, yang kolom ketiganya adalah baris ketiga dari A, dan seterusnya. Sifat-sifat operasi transposisi: (i) (A t ) t = A (ii) (A + B) t = A t + B t Baris pertama dan baris kedua dari A dipertukarkan Sebuah faktor bersama sebesar 3 dari baris pertama dari matriks terdahuu diambil melalui tanda det tersebut. -2 kali baris pertama dari matriks terdahulu ditambahkan kepada baris ketiga. -10 kali baris kedua dari matriks terdahulu ditambahkan kepada baris ketiga. Sebuah faktor bersama sebesar -55 dari baris terakhir dari matriks terdahulu diambil melalui tanda det tersebut. Buku Panduan Belajar Aljabar Linear STMIK TRIGUNA DHARMA Langkah Pasti Menuju Sukses 50 (iii) (kA) t = kA t di mana k adalah sebarang skalar (iv) (AB) t = B t A t Teorema 4. Misalkan A adalah sebarang matriks kuadrat, maka det(A) = det(A t ) Misalkan A dan B adalah matriks-matriks m x n dan k adalah sebarang skalar. Hubungan yang mungkin di antara det(A), det(B), dan det(kA), det(A + B) dan det(AB) adalah: det(kA) = k n det(A) (1) Contoh 5.11 Tentukan transposisi matriks-matriks berikut 11 12 13 14 21 22 23 24 31 32 33 34 a a a a A a a a a a a a a
=
2 3 1 4 5 6 B
=
[ ] 1 3 5 C = 3 5 2 5 4 1 2 1 7 D
-
=
-
Penyelesaian: 11 21 31 12 22 32 13 23 33 14 24 34 t a a a a a a A a a a a a a
=
2 1 5 3 4 6 t B
=
1 3 5 t C
=
3 5 2 5 4 1 2 1 7 t D
-
=
-
Buku Panduan Belajar Aljabar Linear STMIK TRIGUNA DHARMA Langkah Pasti Menuju Sukses 51 Contoh 5.12 Tinjaulah matriks-matriks 3 1 2 2 A
=
dan 13 5 5 10 10 A
=
Dengan perhitungan langsung maka det(A) = 4, dan det(5A) = 100. hal ini sesuai dengan hubungan yang menyatakan bahwa det(5A) = 5 2 det(A). Teorema 5. Jika A dan B adalah sebarang matriks kuadrat yang ukurannya sama, maka det(AB) = det(A)det(B). Teorema 6. Sebuah matriks A yang kuadrat dapat dibalik jika dan hanya jika det( ) 0 A . Jika A dapat dibalik maka 1 1 det( ) det( ) A A - = Contoh 5.13 Tinjaulah matriks-matriks 3 1 2 2 A
=
1 3 5 8 B
-
=
2 17 3 14 AB
=
Kita memperoleh det(A)det(B) = (1)(-23) = -23. sebaliknya, dengan perhitungan langsung maka det(AB) = -23, sehingga det(AB) = det(A)det(B). Latihan 1. Carilah banyaknya inversi di dalam setiap permutasi dari {1, 2, 3, 4, 5} berikut ini. (a) (3, 4, 1, 5, 2) (b) (4, 2, 5, 3, 1) (c) (5, 4, 3, 2, 1) (d) (1, 2, 3, 4, 5) (e) (1, 3, 5, 4, 2) (f) (2, 3, 5, 4, 1) 2. Klasifikasikanlah setiap permutasi di dalam Latihan 1 sebagai genap atau ganjil. Buku Panduan Belajar Aljabar Linear STMIK TRIGUNA DHARMA Langkah Pasti Menuju Sukses 52 Di dalam Latihan 3-10 Hitunglah determinannya. 3. 1 2 1 3
-
4. 6 4 3 2
5. 1 7 8 3
-
- -
6. 1 2 4 3 k k
-
-
7. 1 2 7 3 5 1 4 3 8
-
8. 8 2 1 3 4 6 1 7 2
-
- -
9. 1 0 3 4 0 1 2 8 6
-
10. 2 3 9 2 4 1 1 3 k k k
-
+
Di dalam Latihan 11-16 Hitunglah determinan dari matriks yang diberikan dengan mereduksi matriks tersebut kepada bentuk eselon baris. 11. 2 3 7 0 0 3 1 2 7