Anda di halaman 1dari 14

A.

Manusia Sebagai Mahkluk Pedagogik Salah satu karakteristik pendidikan Islam ialah

yang belum dewasa, maka ia memerlukan pertolongan dari orang lain yang dianggap dewasa. Anak didik adalah salah satu bagian yang terpenting dalam proses pendidikan. Hal tersebut mengingat, fokus utama proses pendidikan adalah pembentukan anak didik menjadi manusia- manusia baru. Menjadikannya menyadari tentang potensi-potensi kemanusiaan yang dimiliki, dan menggunakan potensinya itu sesuai dengan norma budaya dan agama yang dianutnya. Pada tahap kelanjutan pendidikan anak didik

paradigmanya yang tidak hanya memandang manusia sebagai objek pendidikan tapi juga sebagai pelaku pendidikan. Dengan kata lain kita dapat mengatakan bahwa Manusia adalah makhluk pedagogik yang diciptakan oleh Allah swt. Dengan membawa potensi dapat dididik dan mendidik. Potensi ini pulalah yang kemudian mengantar manusia mendapat kepercayaan atau amanah sebagai khalifah. Potensi yang dimiliki setiap insan untuk mencari atau menemukan kebenaran melalui proses belajar mengajar itu berarti bahwa manusia memerlukan pendidikan, juga berarti bahwa setiap orang berpotensi untuk dididik dan mendidik. Teori nativis dan empiris yang ditemukan oleh Kerschenteiner dengan teori konvergensinya, telah membuktikan bahwa manusia itu adalah makhluk yang dapat didik dan mendidik.1 Manusia sebagai makhluk yang dapat dididik dan mendidik (homoeducadum) diimplementasikan dalam

diharapkan menyadari eksistensinya sebagai manusia atau lebih tepatnya sebagai hamba yang harus mengenal penciptanya dan tunduk kepadaNya. Fitrah atau potensi yang dimiliki setiap manusia akan mengantarkan pada hakikat dari tujuan hidupnya yang bermuara pada penemuan jati dirinya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terminal akhir dari proses pendidikan adalah menjadikan peserta didik sebagai manusia yang memiliki bekal ilmu, iman, dan amal. Keharusan anak dalam mendapatkan pendidikan

kegiatan pendidikan yang didalamnya terdapat pendidik dan peserta didik sebagai obyek utama pendidikan. Peserta didik dalam perspektif pendidikan sering disebut sebagai manusia
1

didasari atas fitrah anak sebagai manusia yang memiliki kecenderungan kepada pencarian pada hal-hal yang positif (hanif) oleh karena pendidikan harus memiliki tugas

Zakiah Darajat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam (Cet VI. Jakarta: Bumi Aksara, 2006) h.17

mengembangkan potensi itu sehingga diharapkan dapat menemukan kebenaran hakiki dan universal. Sedang pendidik adalah mereka yang dkategorikan sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab memberi pertolongan kepada pesrta didik dalam arti membantunya dalam mengembangkan potensi atau fitrahnya dalam menemukan kebenaran dan mencapai tingkat kedewasaan. Berangkat dari sebuah tanggung jawab dalam

dalam

menemukan

dan

mengembangkan

potensi

yang

dimilikinya. Hal ini sejalan dengan perkataan Rasulullah bahwa setiap anak yang lahir dalam keadaan fitrah, tegantung kepada kedua orang tuanya apa anak mau diarahkan ke Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Hal ini memberi makna bahwa orang tua selaku pendidik memiliki tanggung jawab yang besar dalam membimbing, mengarahkan, dan menemukan jati diri setiap anak didiknya. Dalam hal fungsi dan peranan guru sebagai penyusun skenario pendidikan dapat ditinjau dari dua alasan utama; Pertama, Transmisi pengetahuan dan kecakapan, bersumber dari pendidik. Untuk pelaksanaannya, pengetahuan pendidik tentang konten dan materi harus lebih dari cukup begitu pula tekhnik penyampaiannya. Kedua Pengembangan kemampuan berfikir kritis pada subjek didik juga bersumber dari pendidik. Selanjutnya nasehat Lukman pada putranya yang diabadikan dalam al Quran menjelaskan fungsi pendidik dalam

menjalankan amanah sebagai pendidik merupakan bukti nyata dari tugas kekhalifahan. Amanah ini harus diterjemahkan secara mendalam mengingat potensi yang dianugrahkan kepada manusia mencakup semua aspek pencapaian secara paripurna. Manusia yang lahir tanpa mengetahui apa-apa selain dari fitrah yang mendasarinya menjadi tahu tidak berjalan secara instan tetapi melalui proses pendidikan. Proses pendidikan akan melahirkan setiap generasi pelanjut dalam menyambung tugas kekhalifaan. Dengan dasar ini, manusia wajib mewariskan ilmu pengetahuan yang dimiliki melalui kegiatan pendidikan. Kewajiban orang tua dalam hal pendidikan menjadi hal yang sangat esensi bagi kehidupan anak didik, peranan orang tua sebagai pendidik akan menentukan perjalanan anak didiknya
2[2]

mengarahkan tujuan hidup peserta didik sesuai dengan fitrahnya. 2

M. Radhi Al-Hafid Tatangan Perguruan Tinggi Islam di Era Globalisasi Penerbit Pusat Pengkajian Islam da Masyarakat, Makassar; 2000) h. 63.

B.

Pengertian Ilmu Pendidikan Islam Ilmu (sains) adalah sejenis pengetahuan manusia yang diperoleh dengan riset terhadap objek-objek yang empiris, benar tidaknya teori sains ditentukan oleh logis tidaknya dan ada tidaknya bukti empiris[3]. Sains (ilmu) adalah pengetahuan yang logis dan mempunyai bukti empiris4. Secara definitif, ilmu sebagaimana dikemukakan oleh alJurjani dalam bukunyaAl-tarifat, adalah sebagai berikut : (Tim Dosen Sunan Ampel Malang, Dasar-dasar Kependidikan Islam, 1996:16)

didapatkan seseorang melalui panca indera, baik dengan melihat, mendengar, mengucap, menyentuh, mencium, merasa, dan sebagainya. Pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewaa agar ia menjadi dewasa. Perkembangan selanjutnya pendidikan pergaulannya berarti segala usaha orang dewasa untuk dalam

dengan

anak-anak

memimpin

perkembangan jamani dan rohaninya kearah kedewasaan. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan jelas memiliki tujuan6 Pendidikan merupakan usaha membimbing dan membina serta bertanggung jawabuntuk mengembangkan intelektual pribadi anak didik ke arah kedewasaan
7

1.

Ilmu merupakan kesimpulan yang pasti yang sesuai dengan keadaan sesuatu

2.

Ilmu adalah menetapnya ide (gambaran) tentang sesuatu dalam jiwa atau akal seseorang
5

dan

dapat

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari

3.

Ilmu adalah sampainya jiwa kepada hakikat sesuatu

Pendidikan menurut orang awam adalah mengajari murid di sekolah, melatih anak hidup sehat, melatih silat, menekuni penelitian, membawa anak ke masjid atau ke gereja, melatih anak menyanyi, bertukang, dan lain-lain.8
6

Kata ilmu berasal dari kata dasar Alima-Yaklamu yang berarti mengerti atau memberi tanda (mengetahui). Sehingga ilmu dapat juga dikatakan sebagai kesimpulan sesuatu yang
3 4

Ahmad tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung:PT. \ Ibid, h.15 5 Armai arief dan Busahdiar Ilmu pendidikan islam,(jakarta: PT.Wahana Kardofa,2009) h.4

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002) h.15 7 [7] Ibid, h.40
8

Ahmad tafsir, Op.cit.,h.24

Marimba (Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, 1989:98) menyatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau

Jika ditelusuri ayat-ayat al-Quran dan matan as-Sunnah secara mendalam dan komprehensif sesungguhnya terdapat kata-kata yang berhubungan dengan pendidikan diantaranya altarbiyah, al-talim, al-tadib, al-tazkiyah, al-muwaidzah, altafaqquh, al-tilawah, al-tahzib, al-irsyad, al-tabyin, altafakkur, al-taaqqul, dan al-tadabbur11 Menurut Omar Muhammad al-Toumy al-Saybani (Falsafah Al-Tarbiyah Al-Islamiyah, 1979:399) pendidikan adalah proses mengubah tingkah laku individu, pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi di antara profsi-profesi asasi dalam masyarakat. Menurut Hasan Langgulung (Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, 1986:32) pendidikan adalah suatu proses yang mempunyai tujuan yang biasanya diusahakan untuk menciptakan pola-pola tingkah laku tertentu pada anak-anak atau orang-orang yang sedang dididik.12

pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama9. Lodge (Philosophy of Education, 1974:23) menyatakan bahwa pendidikan itu menyakut seluruh pegalaman. Dalam pengertian luas ini kehidupan adalah pendidikan, dan pendidikan adalah kehidupan. Park (Selected Reading in the Phyloshophy of Education, 1962:3) menyatakn bahwa pendidikan adalah the art of imparting or acquiring knowladge and habit through instructional as study.10 Pendidikan adalah pengembangan pribadi dalam semua aspeknya, dengan penjelasan bahwa yang dimaksud

pengembangan pribadi adalah yang mencakup pendidikan oleh diri sendiri, pendidikan oleh lingkungan, dan pendidikan oleh orang lain (guru). Seluruh aspek mencakup jasmani, akal, dan hati.

11 9

10

Ibid Ibid, h.26

Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2010), Cet. Ke-1, h.7
12

[16] Ibid,h.29

Menurut Ahmad Fuad Al-Ahwaniy (al-Tarbiyah fi alIslam) pendidikan adalah pranata yang bersifat sosial yang tumbuh dari pandangan hidup tiap masyarakat Menurut Ali Khalil Abul Ainain (Falsafah Al-Tarbiyah AlIslamiyah fi Al-Quran Al -Karim, 1980) pendidikan adalah program yang bersifat kemasyarakatan, dan oleh karena itu, setiap falsafah yang dianut oleh suatu masyarakat berbeda dengan falsafah yang dianut masyarakat lain sesuai dengan karakternya, serta kekuatan peradaban yang memengaruhinya yang dihubungkan dengan upaya menegakan spiritual dan falsafah yang dipilih dan disetujui untuk memperoleh kenyamanan hidupnya Menurut Muhammad Athiyah Al Abrasyi (al tarbiyah al islamiyah fi al-quran al karim, 1975:23), pendidikan islam tidak seluruhnya bersifat keagamaan, akhlak, dan spiritual, namun tujuan ini merupakan landasan bagi tercapainya tujuan yang bermanfaat. Menurut rumusan konferensi pendidikan islam sedunia yang ke-2, pada tahun 1980 di islamabad. Pendidikan islam adalah pendidikan yang harus ditujukan untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan personalitas manusia secara menyeluruh,dengan cara melatih jiwa, akal, perasaan, dan fisik

manusia. Dengan mengembangkan

demikian,pendidikan manusia

diarahkan pada

untuk seluruh

aspeknya:spiritual, intelektual, daya imajinasi, fisik, keilmuan, dan bahasa, baik secara individual maupun kelompok, serta mendorong seluruh aspek tersebut untuk mencapai kebaikan dan kesempurnaan. Pendidikan islam yaitu sebuah proses yang dilakukan untuk menciptakan manusia-manuia yang seutuhnya; beriman dan bertakwa kepada Tuhan serta mampu mewujudkan

eksistensinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, yang berdasarkan kepada ajaran Alquran dan sunnah. Pendidikan islam adalah pendidikan yang berdasarkan Alquran dan As-Sunah selain mempunyai tujuan keilmuan, juga mempunyai tujuan menjadikan manusia sebagai khalifah yang dapat menjalankan tugasnya dengann baik. Pendidikan islam adalah sebuah proses dalam membentuk manusia-manusia muslim yang mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk mewujudkan dan

merealisasikan tugas dan fungsinya sebagai khalifah Allah SWT baik kepada Tuhannya, sesama manusia, sesama makhluk lainnya.

Pengertian islam dari segi bahasa berasal dari kata aslama, yuslima, islaman, yang berarti submission (ketundukan), resignation (pengunduran), dan reconciliation (perdamaian), (to the will of God) (tunduk kepada kehendak Allah)(John M. Echols dan Hasan Shadily, kamus inggris indonesia hal 426 )13 kata aslama berasal dari kata salima, berarti peace, yaitu: damai, aman, dan sentosa.pengertian islam yang demikian itu, sejalan dengan tujuan ajaran islam, yaitu untuk mendorong manusia agar patuh dan tunduk kepada tuhan, sehingga terwujud keselamatan, kedamaian, aman, dan sentosa, serta sejalan pula dengan misi ajaran islam, yaitu menciptakan kedamaian di muka bumi dengan cara mengajak manusia untuk patuh dan tunduk kepada tuhan. Makna islam sebagai paradigma ilmu pendidikan adalah suatu konstruksi pengetahuan yang memungkinkan kita memahami realitas ilmu pendidikan sebagaimana islam memahamimnya. Islam sebagai paradigma ilmu pendidikan juga memiliki arti konstruksi siistem pendidikan yang didasarkan atas nilai-nilai universal Islam.

Islam adalah agama wahyu yang berlandaskan kepada AlQuran dan hadits yang disampaikan kepada umat islam melalui Rasulullah SAW.14 Ilmu pendidikan islam merupakan prinsip, struktur, metodologi, dan obyek yang meiliki karakteristik epistemologi ilmu islami. Ilmu pendidikan islam adalah ilmu pendidikan yang berdaskan islam.ilmu pendidikan islam juga bisa dikatakan sebagai ilmu pendidikan yang berdaskan al-quran, hadis, dan akal Ilmu pendidikan islam adalah ilmu yang mempelajari tentang teori-teori atau usaha membimbing dan membina jasmani dan rohani anak didik oleh orang dewasa sesuai dengan ajaran islam yang bersumber pada al-quran dan hadis. Definisi ilmu pendidikan islam dalam pengertian ini

merupakan bimbingan dan binaan dari orang dewasa. Ini berarti seorang yang dapat dikatakan belum dewasa tidak dapat menjadi seorang pendidik. Lalu bagaimana jika seorang remaja (belum dewasa) yang telah menguasai ilmu tertentu telah dapat dikatakan mampu membina atau membimbing anak-anak ?

13

Abudin nata,Op.cit h.32

14

Armai Arief dan Busahdiar, Op. cit., h. 7

Apakah ilmu pendidikan islam hanya sebatas pembinaan yang dilakukan oleh orang dewasa? Lalu bagaimana jika seorang dewasa tersebut tidak menguasai ilmu tertentu untuk dapat disalurkan kepada peserta didik? Kami berpendapat bahwa dalam dunia pendidikan, pendidik belum tentu orang dewasa dan peserta didik juga belum tentu anak-anak. Oleh karena itu, ilmu pendidikan islam adalah ilmu yang mempelajari tentang teori-teori atau usaha membimbing dan membina jasmani dan rohani peserta didik oleh seorang yang berilmu, bertanggung jawab, serta memiliki kemampuan untuk mendidik sesuai dengan ajaran islam yang bersumber pada Al-Quran dan Hadist.

kenal dan tahu akan Tuhan dan agamanya, memiliki akhlak AlQuran, bersikap, bersifat, dan bertindak sesuai dengan kaidah Al-Quran.15 Sama halnya dengan teori barat, peserta didik dalam pendidikan islam adalah individu yang sedang tumbuh dan berkembang, baik secara fisik, psikologis, sosial, dan religious dalam mengarungi kehidupan di dunia dan di akhirat kelak.[29] Peserta didik dalam pendidikan islam adalah individu yang sedang tumbuh dan berkembang, baik secara fisik, psikologis, sosial, dan religius dalam mengarungi kehidupan di dunia dan di akhirat kelak (Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pngelolaan Kelas ,1985:128). Peserta didik cakupannya lebih luas dari pada anak didik.

C.

Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam

Peserta didik tidak hanya melibatkan anak-anak, tetapi juga orang dewasa. Penyebutan peserta didik juga mengisyaratkan

1.

Peserta Didik Pendidikan ibarat uang logam yang memiliki dua isi yang berbeda, namun tidak bisa dipisahkan.begitu pula dengan pendidik dan peserta didik. Proses pendidikan berarti terjadi aktivitas antara pemberi dan penerima. Peserta didik

bahwa lembaga pendidikan tidak hanya sekolah (pendidikan formal), melainkan juga mencakup lembaga pendidikan nonformal yang ada di masyarakat, seperti majelis taklim, paguyuban, dan sebagainya. Dengan demikian, istilah peserta didik ini bukan hanya orang-orang yang belum dewasa dari

merupakan salah satu dari dua sisi yang bertugas menerima konsep pendidikan agar terbentuk sebagai insan muslim yang
15

Ibid, h.10

segi usia , melainkan juga orang-orang dari segi usia yang sudah dewasa, namun dari segi mental, wawasan, pengalaman, keterampilan, dan sebagainya masih memerlukan bimbingan. Berbagai buku memberikan pengertian yang berbeda tentang peserta didik dengan anak didik. Namun, sebagian pula tidak membedakan antara keduanya. Seperti yang tertulis pada buku karya Abiddin Nata, peserta didik bukan hanya anak-anak , tetapi juga orang dewasa. Peserta didik cakupannya lebih luas dibanding anak didik. Walaupun arti anak didik yang dimaksud oleh sebagian penulis adalah bukan asli sebenarnya anak-anak, tetapi sebagian pembaca memakan mentah arti anak didik sebagai anak-anak saja. Kami memakai istilah peserta didik sebagai arti yang lebih luas, yaitu Peserta didik merupakan semua individu yang sedang tumbuh dan berkembang, baik secara fisik, psikologis, sosial, dan religius agar terbentuk sebagai insan muslim yang kenal dan tahu akan Tuhan dan agamanya, memiliki akhlak Al-Quran, bersikap, bersifat, dan bertindak sesuai dengan kaidah Al-Quran.

tersebut mempunyai semantis masing-masing sesuai dengan penggunaannya dalam konteks pendidikan islam. Istilah lain pendidik juga disebut dengan Al-Ustadz dan AlSyaikh. Pendidik yang pertama dan utama adalah orang tua, mereka bertanggung jawab penuh atas perkembangan anakanaknya sejak dalam kandungan sampai mereka beranjak dewaasa. Oleh karena itu kesuksesan anak dalam mewujudkan dirinya sebagai khalifah Allah juga merupakan kesuksesan orang tua sebagai pendidiknya. Sama halnya dengan teori barat, pendidik dalam islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didiknya dengan upaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektif (rasa), kognitif (cipta), maupun psikomotorik (karsa).16 Dalam Kamus Bahasa Indonesia dinyatakan, bahwa pendidik adalah orang yang mendidik (Perwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia ,1991:250) . Dalam pengertian yang lazim digunakan, pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan pada peserta didiknya dalam

2.

Pendidik Dalam konteks pendidikan islam, pendidik sering disebut dengan murabbi, muallim, dan muaddib. Ketiga term
16

Ahmad tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1992, h. 74

perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tingkat kedewasaannya, mampu berdiri memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT ,dan mampu melakukan tugas sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk individu yang mandiri (Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, 2006:87).17 Diatas (dalam pengertian ilmu pendidikan islam) telah kami simpulkan bahwapendidik bukan hanya orang dewasa saja (dari segi usia), melainkan individu dari segi mental, wawasan, pengalaman, keterampilan, dan sebagainya telah mampu memberikan bimbingan serta bertanggung jawab memberikan pertolongan pada peserta didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tingkat kedewasaannya, mampu berdiri memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT ,dan mampu melakukan tugas sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk individu yang mandiri.

3.

Kurikulum Dalam bahasa Arab, kata kurikulum agakknya dapat diterjemahkan dengan istilah manhaj yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang

kehidupan. Secara terminologi istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan dengan pegertian sejumlah

pengetahuan atau mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa guna mencapai suatu tingkatan atau ijazah. Kurikulum adalah seperangkat perencanaan dan media untuk mengantar lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang diinginkan. Kurikulum dalam bidang pendidikan , dalam arti yang sempit dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Kurikulum sebagaimana dikemukakan oleh Omar

Mohammad al-Toumy al-Syaibani, adalah jalan terang yang yang dilalui oleh pendidik atau guru latih dengan orang-orang yang dididik dan dilatihnya untuk mengembangkan

pengetahuan, ketrampilan dan sikap mereka (Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibani, 1978:476). b. Kurikulum sebagaimana dikemukakan Crow and Crow adalah rancangan pengajaran yang isinya sejumlah mata

17

Armai Arief dan Busahdiar, Op. cit., h. 12

pelajaran yang disusun secara sistematis, sebagai syarat untuk

menyelesaikan suatu program pendidikan tertentu (Crow and Crow, Pengantar Ilmu Pendidikan, 1990:H.75). c. Kurikulum sebagaimana dikemukakan Abdurrahman Salih Abdullah adalah sejumlah mata pelajaran yang disiapkan berdasarkan rancangan yang sistematik dan koordinatif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan (Abdurrahman Salih Abdullah, Educational Theory a Quranic Out look, H.123). Selanjutnya kurikulum dalam arti yang lebih modern dan luas dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Kurikulum dalam arti modern, sebagaimana dikemukakan Addamardasy Sarhan dan Munir Kamil, sebagaimana dikutip Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibani adalah sejumlah pengalaman pendidikan, budaya, sosial, olahraga, dan seni, yang disediakan oleh sekolah bagi murid-muridnya di dalam dan di luar sekolah dengan maksud menolongnya untuk berkembang menyeluruh dalam segala segi dan mengubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan (Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibani, Filsafat Pendidikan Islam, H.485). b. Kurikulum dalam arti modern, sebagaimana dikemukakan Hasan Langgulung adalah sejumlah pengalaman pendidikan, 4.

kebudayaan, sosial, olahraga, dan kesenian, baik yang berada di dalam maupun di luar kelas yang dikelola oleh sekolah (Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, 1987:483484).18 Dari sekian banyak pengertian tentang kurikulum, dapat ditarik kesimpulan bahwa kurikulum dalam arti sempit dan tradisional hanya menggambarkan sebuah rencana pengajaran yang di susun secara sistematik, yang di dalamnya terdapat unsur tujuan yang ingin dicapai, nama-nama mata pelajaran, metode, evaluasi, tugas-tugas dan kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh guru dan pelajar. Sementara kurikulum dalam arti luas tidak hanya mencakup mata pelajaran yang diberikan ke dalam kelas, melainkan seluruh kegiatan yang dapat memengaruhi pengertian, penghayatan, pengamalan,dan

ketrampilan peserta didik dalam segala bidang baik tertulis maupun tidak tertulis (hidden curiculum) .

Metode Dalam konsep pendidikan, kata metode sering digandengkan dengan kata mengajar atau yang lebih dikenal dengan istilah

18

Abudin Nata, Op. cit., 124

metodologi pengajaran. Mengajar berarti menyajikan atau menyampaikan sesuatu (sejumlah bahan pelajaran) kepada anak didik (Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995:14). Jadi metode pengajaran adalah suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pengajaran (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,1995:77-78). Metode pengajaran yang umum dikenal dalam dunia

didik. Abd al-Aziz mengartikan metode dengan cara-cara memperoleh informasi, pengetahuan, pandangan, kebiasaan berfikir, serta cinta kepada ilmu, guru dan sekolah. (Omar Muhammad al-Thauni al-Syaibani, Falsafah Pendidikan Islam, 1979: 551-552). Jadi teknik merupakan pengejawantahan dari metode,

sedangkan metode merupakan penjabaran dari asumsi-asumsi dasar dari pendekatan materi al-Islam. Seluruh pendapat tentang pengertian dan macam-macam metode pengajaran memiliki inti yang sama, yaitu metode merupakan cara penyampaian materi kepada peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan islam.

pendidikan adalah metode ceramah, metode diskusi, metode eksperimen, metodedemonstrasi, metode pemberian tugas, metode sosiodrana, metode drill, metodekerja kelompok,

metode tanya jawab, metode simulasi, metode karya wisata, dan sebaganya. Metode pendidikan islam adalah prosedur umum dalam penyampaian materi untuk mencapai tujuan pendidikan didasarkan atas asumsi tertentu tentang hakikat islam sebagai suprasistem. Sedangkan teknik pendidikan islam adalah langkah-langkah konkret pada waktu seorang pendidik melaksanakan pengajaran di kelas. (Tim Depag, Islam untuk Disiplin Ilmu pendidikan, 1984: 157) Muhammad Athiyah al-Abrasyi mengartika metode sebagai jalan yang dilalui untuk memperoleh pemahaman pada peserta 5.

Evaluasi Evaluasi berasal dari kata to evaluate yang berarti menilai. Kata nilai menurut filosofi pengertiannya ialah idea of worth menurut Edwin dan Gerald Brown,evaluasi (penilaian dalam pendidikan) berarti seperangkat tindakan atau proses untuk menentukan nilai sesuatu yang berkaitan dengan dunia pendidikan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995:97). Penilaian dalam pendidikan islam bertujuan agar keputusan-keputusan yang berkaitan

dengan pendidikan islam benarbenar sesuai dengan nilainilai yang islami, sehingga tujuan pendidikan islam yang dicanangkan dapat tercapai. Penilaian dan pengukuran dalam pendidikan islam akan objektif jika didasarkan pada Al-Quran dan Hadist. Evaluasi pendidikan islam adalah suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu aktivitas di dalam pendidikan Islam. (Zuhairini dkk., Metodik Khusus Pendidikan Agama, 1981: 139). Program evaluasi ini dirterapkan dalam rangka mengetahui tingkat keberhasilan seorang pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran, menemukan kelemahankelemahan yang dilakukan, baik berkaitan dengan materi, metode, fasilitas, dan sebagainya.19 Evaluasi dapat diartikan sebagai proses membandingkan situasi yang ada dengan kriteria tertentu dalam rangka mendapatkan informasi dan menggunakannya untuk menyusun penilaian dalam rangka membuat keputusan dalam (A. Tabrani Belajar 7. 6.

Evaluasi dalam proses pendidikan memiliki pengaruh yang sangat penting guna memperbaiki sistem pengajaran agar mencapai tujuan pendidikan islami.

Lingkungan Lingkungan adalah seluruh yang ada, baik manusia, maupun benda buatan manusia, atau alam yang bergerak atau tidak, kejadian-kejadian, atau hal-hal yang berhubungan dengan seseorang. Sejauh mana seseorang berhubungan dengan lingkungannya, sejauh itu pula keterbukaan/peluang masuknya pengruh pendidikan kepadanya.20 Secara harfiah lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mengitari kehidupan, baik berupa fisik seperti alam jagat raya dengan segala isinya, maupun berupa nonfisik, seperti suasana kehidupan beragama, nilai-nilai dan adat istiadat yang berlaku di masayarakat, ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang berkembang, serta teknologi.

Rusyan,dkk., Pendekatan Mengajar,1992:183).[41]

Proses

Alat Pendidikan

20
19

Armai Arief dan Jusuf Mudzakkir, Op. cit., h.14

Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Op.cit., h. 211

Untuk mencapai tujuan, pendidikan memerlukan berbagai alat yang dikenal dengan istilah media pendidikan, audio visual, alat peraga, sarana, dan prasarana pendidikan,dan sebagainya. Alat atau media pendidikan meliputi segala sesuatu yang dapat membantu proses pencapaian tuujuan pendidikan.oleh karena penddikan islam mengutamakan pengajaran ilmu dan 4.

demikian dapat melatih dan mempraktikkan bahasa tersebut kepada anak didik muslim. Untuk memberikan pengertian kepada anak didik bahwa dirinya bukan hanya sebagai seorang muslim yang berpedoman kepada Al-Quran dan Hadist, tetapi ia juga seorang warga negara Indonesia yang memiliki falsafah hidup bangsa yaitu Pancasila dan UUD 194521 Fungsi pendidikan islam adalah menyediakan adalah menyediakan segala fasilitas yang dapat memungkinkan tugastugas pendidikan islam tersebut tercapai dan berjalan dengan lancar.[46]

pembentukan akhlak, maka alat untuk mencapai ilmu adalah alat-alat pendidikan ilmu, sedangkan alat untuk pembentukan akhlak adalah pergaulan.

D.

Kegunaan Ilmu Pendidikan Islam

Menurut

Kurshid

Ahmad

(Ramayulis, Metodologi

Pengajaran Agama Islam, 1990: 19-20), fungsi pendidikan Setelah memperhatikan pengertian dan ruang lingkup pendidikan islam sebagai mana yang telah disebutkan, maka berikut ini akan diungkapkan kegunaan ilmu pendidikan islam : 1. Untuk mengembangkan potensi yang ada untuk anak didik muslim sebagai makhluk yang dapat dididik. 2. Untuk mewariskan nilai-nilai budaya orang islam kepada anak didik sebagai generasi penerus/calon pemimpin umat. 3. Karena ilmu pendidikan islam berlandaskan Al-Quran dan Hadist yang keduanya menggunakan bahasa Arab, dengan
21

islam adalah sebagai berikut:[47] 1. Alat untuk memelihara, memperluas dan menghubungkan tingkat-tingkat kebudayaan, nilai-nilai tradisi dan sosial, serta ide-ide masyarakat dan bangsa. 2. Alat untuk mengadakan perubahan, inovasi dan

perkembangan yang secara garis besarnya melalui pengetahuan dan skill yang baru ditemukan, dan melatih tenaga-tenaga

Ibid, h.22

manusia yang produktif untuk menemukan perimbangan perubahan sosial dan ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai