Anda di halaman 1dari 15

ENFLURAGE DINGIN BUNGA MELATI

ENFLURAGE DINGIN BUNGA MELATI

A. Tujuan Mahasiswa mampu mengisolasi minyak atsiri dari bunga melati ( jasminum sambac) Mahasiswa mampu melakukan metode enfleurage dingin Mahasiswa mampu melakukan kontrol kualitas

B. Dasar Teori Bunga Melati termasuk tanaman semak dengan daun pendek. Memiliki aroma wangi yang khas sehingga sering digunakan dalam pembuatan parfum atau industri kosmetik. Memiliki kandungan linalool, geraniol, eugenol, yang sering dikenal dengan zat penolak serangga.

Klasifikasi bunga Melati: Kingdom : Plantae Divisio : Spermathophyta Sub division : Angiospermae Class : Dicotyledonae Ordo : Oleales Family : Oleaceae Genus : Jasminum Species : Jasminum sambac (L.) Ait Nama Daerah :

Sumatera : meula cina, meula cut, merul, malur, malati, bunga manuru, melur. Jawa : malati, menur, mlati, malate Nusatenggara : menuh, mundu, wilabunga loro, manjora. Sulawesi : bunga mo puti, bunga didi, bunga baluru, bunga elung, bunga pute, manjuru, manduru, manuru. Maluku : manduripa, kupa puti, kuputi, puti, nuru, bunga manuru, saya manuru, bunga manor. Asing : yasmin (Arab), yasaman (Persia), sampagita (Filipina), jasmine (Inggris), mo li hua (Cina) Melati termasuk tanaman semak, ketinggian 0,3-2 meter. Daunnya bertangkai pendek, helaian daun berbentuk bulat telur, tepi daun rata, panjang 2,5-10 cm, lebarnya 1,5-6 cm. Bunga melati termasuk bunga majemuk, paying 3-15 bunga, berbau harum. Bunga berwarna putih, daun kelopak bunga berbentuk tabung 2-4 mm. taju bunga 5-8, berbentuk paku berambut halus. Daun mahkota berbentuk terompet, berwarna putih kehijauan, taju 6-9, warna putih susu, berbentuk bulat memanjang. Melati dapat hidup dengan baik di tempat-tempat yang terbuka atau di tempat yang sedikit terlindung dari sinar matahari, baik di dataran rendah maupun dataran tinggi, yakni pada ketinggian 1-1000 meter di atas permukaan air laut. Dalam pengobatan tradisional bagian tanaman yang biasanya digunakan adalah akar, daun, dan bunga . Sedangkan batangnya bersifat menyejukkan. Minyak melati diperoleh dari bunga melati dengan cara enfleurage atau ekstraksi dengan pelarut menguap. Minyak melati yang dihasilkandari ekstraksi dengan perbandinganbunga dan pelarut 1 : 2 mengandung komponen minyak atsiri yang tinggi. Minyak melati mengandung benzil ester dari asam asetat asam format dan asam propionat, linalool dan esternya, metil anthranilat, benzilalkohol, geraniol dan paracrenol. Melati kaca piring (cape jasmin) mempunyai bau wangi seperti minyak.

Kegunaan: - (Akar) - (Daun) - (Bunga) mata : Demam : Demam, Penyakit kulit, Luka : Laktifugum, Pewangi , Sebagai teh, Sakit kepala, Penyakit

- (Akar/Daun) - (Semua bagian)

: Penyakit kelamin : Demam

Pemanfaatan sebagai obat tradisional Dalam pengobatan tradisional,bagian tanaman yang biasanyadigunakan adalah akar, daun dan bungadan bagian batangnya bersifat menyejukan

Pemanfaatan dalam industri Bunga merupakan bagiantanaman yang paling tinggi nilaiekonomisnya. Di Indonesia pemakaianbunga melati dalam jumlah yang besarbiasanya digunakan sebagai pewangiteh

Pemakaian dalam seni dekorasi Penggunaan bunga melati dalamseni dekorasi sangat luas, sebagaibagian dari sebuah rangkaian, Bunga Melati yang digunakanuntuk rangkaian adalah Jasminum sambac

Pemanfaatan sebagai aroma terapi Bunga melati yang awalnya dimanfaatkan hanya sebagai tanaman obat, kini berkembang jad isalah satu komoditas yang dimanfaatkan dalam aroma terapi. Terapi tersebut dipercaya dapat menghilangkan stress dan menenangkan pikiran. Minyak Atsiri, atau dikenal juga sebagai Minyak Eteris (Aetheric Oil), Minyak Esensial, Minyak Terbang, serta Minyak Aromatik, adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak Atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami. Di dalam perdagangan, sulingan Minyak Atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi. Para ahli biologi menganggap, Minyak Atsiri merupakan metabolit sekunder yang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh hewan (hama) ataupun sebagai agen untuk bersaing dengan tumbuhan lain (lihat alelopati) dalam mempertahankan ruang hidup. Walaupun hewan kadang-kadang juga mengeluarkan bau-bauan (seperti kesturi dari beberapa musang atau cairan yang berbau menyengat dari beberapa kepik), zat-zat itu tidak digolongkan sebagai Minyak Atsiri. Ciri-cirinya adalah Minyak Atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu, susunan senyawa komponennya kuat memengaruhi saraf manusia (terutama di

hidung) sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu (baunya kuat). Setiap senyawa penyusun memiliki efek tersendiri, dan campurannya dapat menghasilkan rasa yang berbeda. Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai senyawa, namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu aroma tertentu. Sebagian besar Minyak Atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik terpena dan terpenoid yang bersifat larut dalam minyak/lipofil Penetapan kadar minyak atsiri menggunakan teknik penyulingan. Penyulingan yaitu salah satu proses atau cara yang dilakukan untuk memisahkan komponen-komponen campuran dari dua atau lebih cairan berdasarkan perbedaan tekanan uap masing-masing komponen tersebut. (http://digilib.petra.ac.id/viewer.php) Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah suatu tehnik yang sederhana dan banyak digunakan. Metode ini menggunakan lempeng kaca atau lembaran plastik yang ditutupi penyerap untuk lapisan tipis dan kering bentuk silika gel, alomina, selulosa dan polianida. Untuk menotolkan larutan cuplikan pada lempeng kaca, pada dasarnya dgunakan mikro pipet/ pipa kapiler. Setelah itu, bagian bawah dari lempeng dicelup dalam larutan pengulsi di dalam wadah yang tertutup (Chamber). (Rudi, 2010)

Pemisahan campuran dengan cara kromatografi didasarkan pada perbedaan kecepatan merambat antara partikel-partikel zat yang bercampur pada medium tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari pemisahan secara kromatografi dapat kita temui pada rembesan air pada dinding yang menghasilkan garis-garis dengan jarak ternentu. ( Sukarmin , 2004) Jel silika (atau alumina) merupakan fase diam. Fase diam untuk kromatografi lapis tipis seringkali juga mengandung substansi yang mana dapat berpendar flour dalam sinar ultra violet.Fase gerak merupakan pelarut atau campuran pelarut yang sesuai. ( http://www.chem-istry.org/?sect=belajar) Bobot jenis adalah massa per satuan volume pada suhu kamar tertentu (25oC) yang ditentukan dengan alat khusus piknometer atau alat lainnya. Hal ini bertujuan untuk memberikan batasan tentang besarnya massa persatuan volume yang merupakan parameter khusus ekstrak

cair sampai ekstra pekat (kental) yang masih dapat dituang. Memberikan gambaran kandungan kimia tertentu. (http://etd.eprints.ums.ac.id) Piknometer adalah suatu alat untuk menentukan berat jenis benda. Alat ini terbuat dari gelas berbentuk seperti botol kecil dilengkapi dengan tutup dengan lubang kapiler. Alat ini mempunyai volume tertentu dan dibuat sedemikian sehingga pada to yang sama selalu terukur volume yang sama. (http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1teknikindustri/207415021/BAB%20II.pdf)

Bobot jenis ekstrak cair adalah yang diperoleh dengan membagi bobot ekstrak dengan bobot air,dalam piknometer pada suhu 25oC. (Tim penyusun,2012) Definisi indek bias cahaya suatu zat adalah kecepatan cahaya didalam hampa dibagi dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Kebanyakan obyek yang dapat kita lihat, tampak karena obyek itu memantulkan cahaya kemata kita. Pada pantulan yang paling umum terjadi, cahaya memantul kesemua arah, disebut pantulan baur. Menurut Christian Huygens (1629-1695) : Perbandingan laju cahaya dalam ruang hampa dengan laju cahaya dalam suatu zat dinamakan Indek Bias. Refraktometer adalah alat ukur untuk menentukan indeks bias cairan atau padat, bahan transparan dan refractometry. Prinsip pengukuran dapat dibedakan, oleh cayaha, penggembalaan kejadian, total refleksi, ini adlah pembiasan (refraksi) atau reflaksi total cahaya yang digunakan. Sebagai prisma umum menggunakan semua tiga prinsip, satu dengan insdeks bias dikenal (Prisma). Cahaya merambat dalam transisi antara pengukuran prisma dan media sampel (n cairan) dengan kecepatan yang berbeda indeks bias diketahui dari media sampel diukur dengan defleksi cahaya.

Dari beberapa tipe refraktometer maka yang dianggap paling baik adalah refraktometer pulfrich dan abbe. Tipe abbe dengan kisaran 1,3 1,7, digunakan untuk analisis minyak atsiri secara rutin, dan ketepatan alat ini cukup untuk keperluan praktis. Pembacaan dapat langsung

dilakukan tanpa menggunakan tabel konversi, minyak yang diperlukan untuk penetapan hanya berjumlah 1-2 tetes, suhu saat pembacaan dapat diatur dengan baik. (http://etd.eprints.ums.ac.id)

C. Alat dan Bahan a. Alat yang digunakan Glassware Penangas Air Piring petri Rotary evaporator Pipa kapiler Plate silica gel GF254

b. Bahan Bunga melati Lemak Etanol 95% N-hexane Etil asetat Pereaksi semprot anisaldehid- asam sulfat 50 ml 120 gram 125 gram

D. Cara Kerja

1. Penyarian minyak atsiri dengan metode enflurage dingin

minyak dipanaskan dibagi

Cawan petri dimasukkan

didinginkan

30 gram bunga melati

Lemak dingin ditaburkan disimpan

dipanaskan

minyak

dimasukkan diambil

Minyak atsiri dipekatkan

2. Kontrol Kualitas Ekstrak a. Hasil rendemen

Rendemen dihitung

ditimbang

b. Parameter bobot jenis

diisi

dihitu

Perhitungan minyak atsiri

bobot tidak

jenis dapat

dilakukan karena sisa minyak Berat jenis air atsiri kurang dari volume piknometer

Ekstrak yangdiperoleh c. Organoleptis

d. Kromatografi Lapis Tipis Titik ekstrak

hasil Dalam beaker glass berisi cairan n-hexane : etilasetat(7:3)

Dimasukkan

diperoleh Sinar UV 254nmdan 366nm ditambahkan dipekatkan

Plat silika ditambahkan ekstrak

disemprot Anisaldehid asamsulfat

amati

E. Hasil dan Pembahasan Hasil Nama simplisia Nama lain (lokal) Nama tanaman asal : Jasmini flos : Bunga melati : Jasminum sambac

Familia Zat berkhasiat utama/isi

: Oleaceae : minyak atsiri, asam asetat, asam format, asam eter metal

benzoat, sesquiterpen, sesquiterpen alkohol, antranilat Kegunaan Pemerian Bagian yang digunakan Berat sampel segar : Corigen odoris, penurun panas, laktivuga : Bau harum lemah, tidak berasa : Bunga : 3 gram x 4 = 120 gram : Enfleurage dingin

Metode ekstraksi yang digunakan Berat sampel

: 30 gram x 4 = 120 gram Korsvet = 125 gram

Cairan penyari

: etanol 96 % : 50 ml : 5,2 ml : rotary evaporator

Volume cairan penyari yang digunakan Volume sari yang diperoleh Cara penguapan Kontrol kualitas ekstrak Persen rendemen yang dihasilkan : Berat hasil Volume hasil %= = x 100 % x 100 %

: 5,7 gram : 5,2 gram

= 4,33 % Indeks bias Perhitungan Bobot Jenis : Berat piknometer kosong Berat piknometer + air Berat air air = = : : 16,4 gram : 16,4 9,2 9,2 gram : 1,342 1,34625

= 1,44 g/ml Tidak dilakukan perhitungan bobot jenis minyak atsiri karena volume minyak atsiri kurang dari 5 ml (volume pikometer = 5ml), karena telah digunakan untuk KLT dan indeks bias. Organoleptis Bau Warna Bentuk : khas melati : putih kekuningan : cairan

Uji Kandungan Kimia dengan KLT : Fase gerak Fase diam Penyemprot :n-heksan : etil asetat = 7:3 :silica gel GF 254 : anisaldehid asam sulfat

Pada pengujian KLT tidak terdapat bercak karena minyak atsiri (sampel) yang digunakan tidak dalam keadaan murni dan dalam penyimpanan telah menguap. Keterangan : Pada uji KLT seharusnya terdapat bercak biru ungu yang mengidentifikasikan

adanya terpenoid PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini mengisolasi minyak atsiri dari bunga melati ( Jasminum Sabac) dengan metode enfleurage dingin dan melakukan kontrol kualitas. Bagian tanaman yang digunakan adalah bunganya dengan pemerian berbau harum dan tidak berasa. Metode enfleurage dingin merupakan metode pengambilan atau ekstraksi minyak atsiri dengan lemak dingin sebagai adsorbennya. Jenis bunga tertentu setelah dipetik masih meneruskan aktivitas fisiologisnya sehinga masih memproduksi minyak dan mengeluarkan bau harum. Dalam praktikum kali ini bunga yang digunakan adalah bunga melati. Sebagai media adsorbennya digunakan lemak karena lemak memiliki daya absorbsi yang tinggi dan jika dicampur dan kontak dengan bunga yang berbau wangi ,maka minyak akan mengabsorbsi minyak yang dikeluarkan oleh bunga tersebut. Sebelum digunakan sebagai media adsorben lemak harus di lelehkan diatas penangas air hingga meleleh sempurna . Tujuan dari pelelehan ini agar lemak dapat menyesuaikan dengan bentuk cawan petri yang digunakan. Dalam praktikum ini digunakan lemak sebanyak 125 gram yang dibagi dalam 2 cawan petri, sehingga berat lemak untuk masing-masing petri adalah sebesar 62,5 gram. Untuk masing-masing petri lelehan lemak dibagi dua sama banyak, yaitu satu

bagian untuk wadah atas dan satu bagian untuk wadah bawah. Lemak yang sudah dituangkan dalam cawan petri dibiarkan dalam suhu rendah sampai membeku. Setelah itu kelopak bunga melati sebanyak 30 gram ditaburkan diatas lapisan korvset bawah. Penaburan diusahakan agar seluruh bagian kelopak bunga melati menempel di lapisan lemak, sehingga minyak atsiri yang terserap oleh lemak lebih maksimal, selanjutnya ditutup dengan lapisan korvset atas. Bunga melati yang akan ditaburkan diatas lapiasan lemak sebaiknya tidak dipotong kecil-kecil karena ada kemungkinan minyak atsiri akan menguap pada waktuk pemotongan.Kemudian cawan petri disimpan dalam lemari pendingin. Penyimpanan tidak boleh dilakukan pada suhu kamar, karena akan memicu tumbuhnya jamur yang akan merusak hasil ekstraksi tersebut. Setelah 24 jam bunga melati diganti dengan berat 30 gram. Dalam penggantian bunga melati ini lemak tidak perlu dilelehkan ,dikarenakan metode yang digunakan adalah enflurage dingin sehingga cukup dengan menaburkan bunga melati diatas lapisan lemak dingin. Penggantian bunga ini dilakukan selama 4 hari dengan berat bunga yang konstan setiap harinya, yaitu sebesar 30 gram. Dalam penggantian bunga tersebut diusahakan agar tidak ada bunga kemarin yang tertinggal. Seharusnya penggantian bunga ini dilakukan dalam wkatu seminggu, tapi karen keterbatasan waktu maka hanya dilakukan selama 4 hari saja. Pada hari ke-5 lemak dingin yang telah dengan minyak atsiri dilelehkan pada tempat tertutup. Pelelehan di tempat tertutup ini bertujuan agar menghindari penguapan minyak atsiri. Setelah meleleh sempurna diekstraksi dengan etanol 96% sebesar 50ml dan didinginkan pada suhu rendah. Setelah didinginkan akan terbentuk dua lapisan dimana lapisan atas berupa sari etanol dan lapisan bawah berupa lelehan lemak. Kemudian sari etanol diambil dan kemudian dipekatkan pada Rotary Evaporator sampai tidak ada etanol pada minyak atsiri. Minyak atsiri yang diperoleh berwarna putih kekuningan, berbau harum khas melati, dan berbentuk khas cairan. Dalam minyak atsiri yang dihasilakan memiliki berat sebesar 5,2 gram dan setelah dilakukan perhitungan rendemen dari berat simplisia segar bunga melati diperoleh hasil sebesar 4,33 %. Setelah itu minyak atsiri yang didapat digunakan untuk uji indeks bias. Dalam pengujian ini digunakan minyak atsiri sebanyak 0,2 ml dengan menggunakan alat refraktometer. Cairan minyak atsiri diteteskan pada kaca prisma. Kemudian diatur gelap terang cahaya hingga tepat tepat tengah pada perpotngan garis, dari pengamatan melalui garis skala diperoleh hasil 1,342 1,34625.

Minyak atsiri digunakan juga untuk pengujian kandungan kimia dengan menggunakan metode KLT. Dalam metode KLT terdapat dua fase dimana fase diam berupa silica gel GF254, dan fase gerak berupa n-hexane dan etilasetat dengan perbandingan 7:3. Panjang silica gel GF254 adalah 9cm, dan diberi garis dengan jarak 1 cm dari ujung atas dan bawah. Minyak tasiri yang digunakan untuk pengujian KLT sebesar 0,2 ml, dan diteteskan pada salah satu garis. Kemudian dimasukkan ke dalam gelas beker yang berisi fase gerak tadi. Diusahakan agar larutan pada fase gerak tersebut tidak mengenai minyak atsiri yang di teteskan tersebut. Kemudian ditutup dengan kaca arloji. Ditunggu sampai larutan merambat ke atas melalui silica gel. Proses ini dihentikan saat larutan mengenai garis atas silica gel. Namun pada praktikum ini pengujia dihentikan sebelum tepat mengenai garis, dikarenakan keterbatasan waktu. Kemudian plat silica gel diamati pada sinar UV 254 nm dan 366 nm. Dalam sinar UV 254 nm yang berpendar adalah plat silica gelnya ,tidak terdapat bercak pada plat. Sedangkan pada sinar UV 366 nm meredupkan sinar yang dipancarkan oleh plat silica gel. Kemudian dilakukan penyemprotan dengan menggunakan anisaldehid dan asam sulfat. Pada pengujian yang dilakuakn tidak terdapa bercak yang muncul pada silica gel dikerenakan minyak atsiri yang didapat dan digunakan tidak dalam keadaan murni. Hal ini kemungkinan dikarenakan adanya kandungan bahan lain dalam minyak tersebut, seharusnya pada minyak atsiri terdapat bercak biru-ungu yang mengindikasikan adanya senyawa terpenoid. Sebelum dilakukan pengujian KLT seharusnya minyak atsiri melalui proses destilasi agar mendapatkan hasil yang murni, tetapi karena ju lah yang didapatkan sedikit maka tidak dilakukan proses tersebut. Selanjutnya sisa minyak atsiri digunakan untuk penghitungan bobot jenis. Dalam perhitungan bobot jenis digunakan alat piknometer 5ml. Berat dari piknometer kosong sebesar 9,2 gram, dan setelah dikalibrasi dengan air beratnya menjadi 16,4 gram ,sehingga berat air dalam piknometer tersebut 7,2 gram. Setelah dilakukan perhitungan didapat berat jenis air sebesar 1,44 gr/ml. Pengujian bobot jenis ini tidak dapat dilakukan karena volume minyak atsiri yang tersisa kurang dari 5ml ,yaitu hanya tersisa 4,8ml.

KESIMPULAN 1. Efluerage dingin merupakan metode pengambilan ( ekstraksi ) minyak atsiri dengan bantuan lemak dingin sebagai adsorbennya 2. Hasil ekstraksi yang diperoleh berupa minyak berwarna putih kekunungan,bau khas melati,dengan volume 5,2 ml

3. Persentase rendemen yang dihasilkan adalah 4,33% 4. Indeks bias ; 1,342- 1,34625 5. Pada uji KLT enfleurage dingin hasilnya adalah tidak terjadi perubahan atau titik tidak bergerak sehingga Rf yang diperoleh adalah o.Titik yang tidak bergerak atau tidak timbulnya bercak dapat disebabkan oleh banyak hal yaitu kesalahan dalam memberikan titik dalam plat uji,larutan yang digunakan tidak sesuai karena pada sistemnya pelarut polar akan membawa senyawa polar begitu juga sebaliknya pelarut non polar akan membawa senyawa non polar,atau dapat pula dikarenakan oleh lampu sinar uv yang dilakukan tidak mampu menghasilkan energi yang dapat mengemisikan sehingga tidak tampak oleh mata kita.Selain itu juga pada percobaan ini tidak dapat timbul bercak karena hasil ekstraksi yang diperoleh belum dalam keadaan murni masih ada campuran lemak F. DAFTAR PUSTAKA http://digilib.petra.ac.id/viewer.php) (http://etd.eprints.ums.ac.id) (http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1teknikindustri/207415021/BAB%20II.pdf) ( http://www.chem-istry.org/?sect=belajar) Tim Penyusun. 2012. Petunjuk Praktikum Galenika. Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia Sukarmin. 2004. Materi dan Perubahannya. Direktorat Pendidikan Menegah Kejuruan. Direktorat Jendral Dasar dan Menegah. Departemen Pendidikan Nasional Rudi,L. 2010. Penuntun Dasar-Dasar Pemisahan Analitik. Universitas Haluoleo. Kendari

Anda mungkin juga menyukai