Anda di halaman 1dari 4

Prosiding Ternu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2005

PEMANFAATAN HASIL IKUTAN BULU AYAM BROILER UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA KECIL
SIT! AMINAH

Balai Penelitian Ternak, PO BOX 221 Bogor 16002

RINGKASAN Pemanfaatan tepung bulu ayam sebagai salah satu komponen pakan ternak alternatif penganti protein konvensional seperti tepung ikan dan bungkil kedele sampai batas maksimum 40 %, dapat dikonsumsi ternak ruminansia dengan melalui perlakuan fisik (pengaturan temperatur dan tekanan) dengan kelembaban 8-10% kadar air 40% dan tekanan 3 Bar, suhu 105 c . Danpak positif lain dari pemanfaat limbah bulu ayam adalah pembuatan kemocing, pupuk tanaman dan isi bantal dan guling yang dapat mengurangi pencemaran udara akibat pembuangan yang kurang tepat dapat teratasi . Kata kunci : Bulu ayam, Pakan ternak .

PENDAHULUAN Untuk memenuhi kebutuhan hidup ternak ruminansia kecil terutama domba, dibutuhan hijauan sebagai bahan kebutuhan utama . Pakan tambahan sebagai pemasok nutrien yang dibutuhkan ternak untuk tumbuh optimal . Pakan tambahan tersebut dapat berupa bungkil kedelai, tepung ikan dan hasil samping lainnya seperti gandrum dan polar yang sampai saat ini bahan tersebut masih diimpor dan relatif mahal . Pemberian vitamin misal sejenis merk dagang kaloxi dan mineral yang berupa comin block juga dibutuhkan untuk menjaga kesehatan ternak . Salah satu alternatif untuk mengatasi pakan tambahan yang harganya masih relatif mahal adalah dengan cara memanfaatkan berbagai macam produk samping pertanian dan agroindustri, namun demikian Jetana dkk ., (1998) dan W inugroho (1999) melaporkan bahwa berbagai macam produk samping pertanian masih mempunyai kualitas yang cukup rendah . Sebagai solusi untuk dapat memenuhi kebutuhan nutrien agar ternak dapat berproduksi secara optimal, pakan tambahan perlu diberikan (Garg, 1998) . Salah satu produk samping yang tersedia dalam jumlah banyak dan belum dimanfaatkan secara optimal yang juga dapat digunakan sebagai bahan baku pakan adalah bulu ayam . Tujuan tulisan ini menpelajari kemungkinan pemanfaatan limbah tempat pemotongan ayam, berupa bulu ayam sebagai pakan ternak ruminansia . MATERI METODE Pengambilan sampel bulu ayam dilakukan pada bulan Oktober tahun 2002, pada tempat pemotongan ayam yang terletak dilokasi Kota Madya Bogor, Kabupaten Bogor dan daerah sekitar Jakarta . Rata-rata sampel yang diambil adalah dalam bentuk bulu ayam basah yang dimasukkan kedalam karung masingmasing berisi + 50 kg . Sampel bulu ayam dikerjakan kandang percobaan Bogor dan dilaboratarium Balitnak .

HASIL DAN PEMBAHASAN Sebagai salah satu komponen pakan bulu ayam sangat berpotensi untuk tambahan campuran pakan ternak yang berasal dari hewani . Banyaknya jumlah bulu ayam yang tersedia tergantung dari banyaknya jumlah ayam yang dipotong satu ekor ayam dengan bobot potong 1,5 kg akan menghasilkan bulu ayam sebanyak 5-6 % dari bobot potong . Bulu yang terdapat ditempat pemotongan ayam masih belum dimanfaatkan secara optimal hanya sebagian masyarakat yang menggunakan bulu ayam untuk pembuatan kemoceng, isi bantal dan guling. Potensi bulu ayam di Bogor dan Jakarta dapat dilihat pada Tabel 1 . Dari tabel I . dapat disimpulkan bahwa poduksi tertinggi bulu ayam ada di daerah Kabupaten Bogor, dan pemanfaatannya sudah cukup baik yaitu digunakan untuk pembuatan campuran ransum pakan ayam dalam nentuk terpung bulu ayam . Sedangkan untuk daerah Jakarta populasi tertinggi terdapat di daerah 142

Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2005

Jakarta Timur, dengan jumlah bulu rata-rata perhari mencapai 9022,5 kg . Adapun pemanfaatnya sudah sampai dikirim ke Jawa timur khususnya Surabaya . Tabel 1 . Potensi bulu ayam di Bogor dan Jakarta Lokasi Jumlah TPA Ratanjumlah pemotongan/e/h
46200 4000 11500 31600 20900 2880 120300

Potensi bulu ayam kering udara kg/h


5082 300 862,5 23705 1567,5 172,8 9022,5

Pemanfataannya pakan ayam dibuang dibuang dibuang pakan ayam dibuang dikirim ke Surabaya

Kab .Bogor 9 Kodya Bogor 10 Jakarta Pusat 19 Jakarta Barat 61 Jakarta Selatan 37 4 Jakarta Utara Jakarta Timur 55 Sumber Adiati dkk ., (2002) Nilai Nutrien Bulu Ayam Boiler

Banyaknya tempat pernotongan ayam yang tersebar di kota Bogor dan Jakarta, dengan otomatis akan menghasilkan limbah berupa bulu lebih banyak pula hal ini sekaligus akan menimbulkan permasalahan . Adanya pengolahan bulu yang tepat dan relatif biaya ringan akan memberikan manfaat yang besar, yaitu menggurangi pencemaran lingkungan dan juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein konvensional pengganti bungkil kedelai dan tepung ikan (Hartadi dkk .,1997) . Bulu ayam mengandung protein kasar yang tinggi yakni 80-91% dari bahan kering (BK) (Wisri dkk, 2003) . Sedangkan bahan kering bulu ayam di laporkan NCR, 1996 berbeda dengan hasil analisa labolatorium Balitnak . Untuk lebih jelas maka nilai nutrien bulu ayam dapat dilihat dari Tabel 2 . Pada tabel 2 . dapat dilihat bahwa hasil analisa kimia bulu ayam dari berbagai tempat pemotongan ayam di daerah Bogor dan Jakarta berdasarkan 100% bahan kering kandungan beberapa komponen lebih rendah yaitu BK, , ca dan P dibandingkan dengan NRC (1996) . Tabel 2 . Kandungan Nutrien Tepung Bulu Ayam Tepung 100% Nutrien Bahan kering (%) Serat kasar (%) Protein kasar (%) Lemak (%) Abu (%) Ca(%)
93,3 0,9 85,8 7,21 3,5 1,19 0,68 3,000

Bulu A BK
1,0718 0,9 91,96 7,728 3,75 1,275 0,7288 3215,4

Tepung 100%
91 .96

Bulu B BK
1 .0874

Tidak dianalisa
83,74 3,81 2,76 0,17 0,13 3,952 5,200

Tidak dianalisa
91,06 4,143 3,001 0,185 0,1414 4,2974 5,200

Sumber : Adiati dkk ., 2004 a .NRC = National Research Council (1996) b .Hasil analisa Lab Balitnak, Bogor Pengolahan Bulu Ayam Masalah yang dihadapi dalam penggunaan tepung bulu ayam adalah rendahnya manfaat protein bulu yang disebabkan oleh sebagian besar kandungan protein kasar terbentuk keratin (Sri Indah, 1993) . Dalatn saluran pencernaan, keratin tidak dapat di rombak menjadi protein tercerna sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh ternak . Agar dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak tepung bulu ayam harus mendapat perlakuan . Yaitu dengan terlebih dahulu diolah untuk meningkatkan kencernaannya . Adapun beberapa metoda yang telah dikembangkan untuk meningkatkan nutrisi bulu ayam yaitu : 1 . Dengan perlakuan fisik (pen aturan temperatur dan tekanan) dengan kelembaban 8-10% kadar air 40% dan tekanan 3 Bar, suhu 105 c . 2 . Kimiawi, dengan cara Penambahan asam dan basa (NaOH, HCL) . 3 . Enzimatis dan Biologis dengan mikroorganisme . 4 . Kombinasi ketiga metoda tersebut .

1 43

Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2005

Penggunaan tepung bulu ayam sebagai bahan pakan . sumber protein ternak merupakan salah satu pilihan yang perlu mendapat pertimbangan . Dari hasil uji biologios tepung bulu ayam dapat digunakan sebagai pengganti komponen pakan . Pelaksanaan kegiatan pembuatan tepung bulu ayam ini atas petunjuk peneliti yang bersangkutan dan dibanrtu oleh staf kandang percobaan . Pengolahan bulu ayam menggunakan metode perlakuan fisik yaitu pengaturan temperatur dan tekanan (Metode no 1) . Persiapan pengolahan bulu ayam dilakukan dengan terlebih dahulu bulu ayam dibersihkan jangan sampai ada daging yang tersisa, kemudian bagian yang agak keras seperti sayap, dan ekor dipotong ukuran 2-3 cm, langkah selanjutnya bulu tersebut baru dilakukan perlakuan dengan cara menggunaan temperatur dan tekanan . Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Puastuti ( 2003) . Bulu unggas untuk pakan ruminansia . Maka disimpulkan bahwa penggunaan tepung bulu ayam dapat meninggkatkan bobot badan maupun produksi susu . Pada ternak ruminansia kecil . Hal ini disebabkan oleh adanya keseimbamgan antara protein yang mudah di degeadasi dan yang lolos degearasi . Prospek Pemanfaatan Bulu Ayam Limbah bulu ayam sebagai pakan ternak sampai saat ini belum sepopuler bungkil kedelai, gandum atau bahan pakan sebagai salah satu campuran konsentrat . Akan tetapi pemanfaatan sebagai pakan dasar industri sudah mulai dilirik oleh masyarakat, misalnya untuk industri kecil pembuatan kemoceng, pupuk tanaman, pengisi jok . Adapun nilai ekonomis dari bulu ayam dari hasil wawancara di tempat pemotongan ayam kodya Bogor, Jakarta dan sekitarnya., dapat menambah penghasilan dengan cara membeli bulu ayam langsung ke lokasi dengan harga rata-rata Rp . 100 - 200 kg bulu ayam basah sedang bila sudah diproses menjadi tepung bulu kering mencapai 2500 rupiah/kg . KESIMPULAN Sebagai limbah atau produk samping bulu ayam , dapat digunakan untuk ransum pakan ternak ruminasia kecil, dalam bentuk tepung bulu ayam yang telah mengalami proses perlakuan fisik yaitu temperatur dan kelembagaan . Tepung bulu ayam dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein pakan alternatif penganti protein konvensional seperti bungkil kedele dan tepung ikan dengan batas maksimum 40 dari total ransum . Setelah melalui uji biologis penggunaan tepung bulu ayam memberikan respon baik terhadap ternak ruminansia dengan kata lain penggunaan tepung bulu ayam dapat meningkatkan konsumsi bahan kering, protein yang diiringgi dengan peningkatan bobot hidup harian (Puastuti, 2003) . SARAN Untuk mensosialisasikan pemanfaatan bulu ayam, baik untuk pakan ternak maupun dipergunakan untuk kebutuhan lainnya seperti pembuatn kemoceng , pupuk tanaman maka diperlukan kerjasama yang baik antara instansi baik instansi pemerintah dalam hal ini yang diwakili oleh para peneliti departemen pertanian yang berperan sebagai pencipta teknologi pengololah maupun pihak swasta sebagai bapak asuh untuk mengembangkan teknologi tersebut . DAFTAR BACAAN Adiati, U ., W . Puastuti . dan I-W . Mathius . 2004 . Peluang pemanfaatan tepung bulu ayam sebagai pakan ternak ruminansia . Wartazoa Vol .14 Nol . hal ( 39-44 .) Puslitbang Peternakan Adiati, U ., W . Puastuti . dan I-W . Mathius . 2002 . Explotasi potensi produk samping rumah potong (bulu dan darah) sebagai bahan pakan imbuhan pascarumen . Laporan Penelitian Balai Penelitian Ternak Ciawi, 2002 Direktorat Jendral Peternakan . 2003 . Buku Statistik peternakan . Direktorat Jendral Bina Produksi Peternakan . Departemen RI . Jakarta . Garg, M .R . 1998 . Role of bypass protein in feeding ruminants on crop residu based diet . Review . Asian Aust .J . Anim .Sci . 11(2) : 107-114 .

1 44

Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2005

Hartadi,H,S, Reksohardiprojo ada A .D . Tillman . 1997 . Tabel komposisi pakan untuk Indonesia . Universitas Gajah Mada . Jetana,T .N ., Abdulah R .A ., Halim S ., Jalaludin and Y .W . Ho . 1998 . Effectc of protein and carbohydrate supplementation on fibre digestion and microbial population of sheep .Asian-Aust J . Anirn Sci . 11(5) :510-510 Mathius I-W ., U . Adiati, D . Yulistiani, W .Puastuti, S . Askar, Rokhman dan Abdulrahman . 2003 . Optirnasi produk samping pertanian sebagai pakan imbuhan pascarumen untuk meningkatkan produktivitas ternak ruminansia . Kumpulan Hasil-hasil penelitian APBN Tahun anggaran 2002 buku I Ternak ruminansia kecil, Balitnak Ciawi-Bogor . Packham, R .G . 1982 . Feed Composition, Formulation and Poultry Nutrition . Nutrition of Growth Manual . Australion Universities International Development Program (AUIDP), Melbourne . Puastuti, W . 2003 . Bulu Unggas untuk pakan ruminasia . Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 25 No .6 ISSN 0216-4427 . hal 9-10 Sri Indah Z . 1993 . Pengaruh lama pengolahan dan tingkat pemberian tepung bulu terhadap performans ayarn jantan boiler, Skripsi Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor .

1 45

Anda mungkin juga menyukai