Anda di halaman 1dari 4

BAB 3 STUDI KEPUSTAKAAN

3.1 Pengantar Studi kepustakaan merupakan kegiatan yang diwajibkan dalam penelitian,khususnya penelitian akademik yang tujuan utamanya adalah mengembangkan aspek teoreis maupun aspek praktis.Studi kepustakaan dilakukan oleh setiap peneliti dengan tujuan yang utama yaitu mencari pijakan/fondasi untuk memperoleh dan membangun landasan teori, kerangka pikir,dan menentukan dugaan sementara atau yang disebut hipotesis penelitian, yang pada akhirnya peneliti dapat mengerti, melokasikan, mengorganisasikan dan kemudian menggunakan variasi pustaka dalam bidangnya. 3.2 Peranan Studi Kepustakaan (Ary, dkk,1983:56) Memudahkan peneliti untuk mengetahui batas-batas cakupan dari permasalahan. a. Peneliti dapat menempatkan pertanyaan secara prespektif,bila ia sudah mengetahui teori yang berkaitan dengan permasalahan. b. Dengan studi literatur,peneliti dapat membatasi pertanyaan yang diajukan dan menentukan konsep studi yang berkaitan erat dengan permasalahan. c. Dapat menilai hasil-hasil dan mengetahui penelitian yang sejenis yang mungkin kontradiktif antara satu penelitian dengan penelitian lainnya. d. Peneliti dapat memilih metode yang cocok untuk meneliti. e. Dapat mencegah atau mengurangi replikasi yang kurang bermanfaat dengan peneliti lainnya. f. Dapat meyakinkan dirinya untuk menginterpretasikan hasil penelitian yang dilakukannya. 3.3 Macam-macam sumber informasi. a. Jurnal penelitian. b. Laporan hasil penelitian. c. Abstrak. d. Narasumber. e. Buku. f. Surat kabar dan majalah. g. Internet,dll. 3.4 Isi Studi Kepustakaan. 1) Isi studi kepustakaan ini dapat berbentuk kajian teoretis yang pembahasannya difokuskan pada informasi sekitar permasalahan yang hendak dipecahkan melalui penelitian. 2) Materinya dapat diambil dengan sekuensi yang sederhana menuju yang kompleks atau yang langsung berkaitan dengan masalah yang sedang menggejala saat sekarang. 3.5 Jumlah Referensi Yang Diperlukan Seorang peneliti pemula atau para mahasiswa tidak ada batasan pasti mengenai berapa jumlah buku yang harus digunakan sebagai acuan, tetapi ada petunjuk yang memberi arah bahwa semakin banyak buku dan sumber-sumber informasi yang mendukung kegiatan eksplorasi kajian pustaka,semakin baik pula dan menguntungkan bagi si peneliti.

3.6 Mengorganisasi Substansi Kajian Pustaka Setelah infomasi yang berhubungan dengan permasalahan penelitian diperoleh secara komperhensif dan lengkap dengan pencatatan sumber informasi sesuai dengan aturan yang berlaku, langkah berikutnya yang perlu diperhatikan oleh para peneliti adalah mengorganisasi materi yang diperoleh secara sistematis sebagai bahan acuan selama melakukan kegiatan penelitian. 3.7 Merumuskan hipotesis. Dalam metode penelitian,hipotesis adalah alat yang mempunyai kekuatan dalam proses inkuiri, karena hipotesis dapat menghubungkan dari teori yang relevan dengan kenyataan yang ada atau fakta, atau dari kenyataan dengan teori yang relevan. Ada dua alasan yang mendasar sehingga hipotesis dibuat oleh peneliti sebelum terjun ke lapangan : 1) Hipotesis yang baik menunjukkan bahwa peneliti mempunyai ilmu pengetahuan yang cukup dalam kaitannya dengan permasalahan. 2) Bahwa dengan hipotesis dapat memberikan arti, arah dan petunjuk tentang pengambilan data dan proses interpretasinya. Tujuan peneliti menuliskan hipotesis : 1) Menyediakan keterangan secara sementara terhadap gejala dan kemungkinan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. 2) Menyediakan para peneliti dengan pernyataan hubungan antarvariabel yang dapat diuji kebenarannya. 3) Memberikan arah yang perlu di lakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian. 4) Memberikan kisi-kisi laporan untuk melaporkan kesimpulan studi. Suatu hipotesis penelitian dapat dibedakan menjadi dua macam,yaitu hipotesis induktif dan deduktif. Pertama; penyusunan hipotesis dikatakan disusun secara induktif, apabila peneliti dalam memformulasikan didasarkan atas generalisasi hasil dari serangkaian observasi yang telah dilakukan dilapangan atau di bidang ilmu yang bersangkutan. Kedua: penyusunan hipotesis dikatakan secara deduktif apabila peneliti dalam memformulasikan hipotesis didasarkan atas generalisasi hasil dari serangkaian studi teori atau studi kepustakaan. 3.8 Macam-macam hipotesis Di lihat dari posisi di mana hipotesis ditempatkan,mereka dapat di bedakan menjadi dua macam yaitu ; hipotesis penelitian dan statistika. 1. Hipotesis penelitian 1) Hipotesis ini mempunyai fungsi untuk memberikan jawaban sementara terhadap rumusan masalah (research question). 2) Yang terpenting dalam hipotesis ini adalah bahwa dengan dirumuskannya hipotesis penelitian, rumusan masalah yang direncanakan dapat dicakup dalam penelitian yang hendak dilakukan.

3) Hipotesis penelitian pada umumnya tidak diuji dengan menggunakan teknik statistika, karena memang fungsinya yang utama adalah untuk memberikan jawaban sementara, sebagai rambu-rambu tindakan selanjutnya di lapangan. 2. Hipotesis Statistika 1. Hipotesis ini strukturnya merupakan rangkaian dua atau lebih variabel yang menjadi interes dan hendak diuji oleh peneliti. 2. Hipotesis ini hanya di gunakan jika peneliti hanya menggunakan sebagian dari keseluruhan data yang ada. 3.9 Macam-macam hipotesis statistika : 1. Hipotesis Nilai 1. Hipotesis ini adalah tidak lain merupakan hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan antara variabel yang menjadi interes peneliti. 2. Secara simbolis hipotesis ini dinyatakan dengan Ho. Penggunaan dalam teknik statistika dapat di lihat sbb; Ho : U1 = U2. Ho dalam hal ini adalah tidak ada perbedaan antara nilai rerata variabel populasi pertama dengan nilai rerata variabel populasi kedua. 2. Hipotesis Riset Hipotesis ini merupakan penggambaran terhadap ide yang ada dalam pikiran si peneliti yang dikembangkan dari hasil kajian teoritis,hipotesis ini tidak di uji,tetapi ia sebagai pendamping hipotesis nihil. Secara simbolis hipotesis ini dilambangkan dengan Hr. 3. Hipotesis Alternatif Dilihat dari bentuknya, hipotesis ini diposisikan sebagai bentuk batasan ilmu pengetahuan setelah di peroleh dari hasil kajian teoritis.secara simbolis hipotesis ini dinyatakan dengan Ha./Ho 4. Hipotesis Penyearah 1. Hipotesis penelitian pada prinsipnya dapat berbentuk hipotesis yang menunjukan arah yang pasti dan arah yang belum pasti atau masih dua arah. 2. Hipotesis dengan arah yang pasti berarti peneliti ketika melakukan testing hipotesis akan menggunakan analisis satu ekor dimana tingkat kesalahan yang besarnya = O1 atau O5 mengumpul pada satu sisi kurva. Sedangkan untuk hipotesis yang belum menunjukan arah, maka peneliti dalam melakukan testing biasanya akan menggunakan analisis dua ekor. Perhatikan gambar berikut ini!

= ,05

= 05

3.10 Mengembangkan bentuk hipotesis 1. Agar hipotesis dapat dicapai dengan baik,maka peneliti harus dapat memformulasikan hipotesis tersebut secara jelas. 2. Ada 4 butir yang penting yang perlu diperhatikan oleh peneliti ketika mengembangkan hipotesisnya : a. Hipotesis harus merefleksikan inti dari pada studi. b. Hipotesis hendaknya dinyatakan atau ditulis secara tegas dan hanya mempunyai satu pengertian terhadap variabel yang akan diungkap untuk kemudian di uji. c. Rangkaian variabel yang hendak dinyatakan harus dapat di uji dengan informasi atau data yang di kumpulksn di lapangan. d. Suatu pernyataan hipotesis nihil harus di uji dengan satu testing statistika. 3.11 Menerima dan menolak hipotesis 1. Suatu hipotesis dikatakan menolak,jika dari uji statistika yang dilakukan,peneliti memperoleh hasil akhir bahwa hipotesis nihil yang di ajukan peneliti di tolak pada derajat significant tertentu.dengan kata lain bahwa adanya perbedaan hasil variabel yang terjadi bukan disebabkan oleh suatu kebetulan,tetapi memang didukung dengan data yang ada dilapangan. 2. Suatu hipotesis dikatakan terima,jika hipotesis nihil yang di turunkan dari hasil kesimpulan kajian teoritis tidak di tolak atau si terima. Jika ternyata tes statistika menerima hipotesis nihil nihil,hal ini berarti bahwa perbedaan yang di hasilkan dari proses hasil kajian pustaka,hanyalah disebabkan oleh suatu kebetulan saja atau oleh adanya kesalahan yang tidak sengaja waktu mengambil data di lapangan. 3.12 Kesalahan Dalam Testing Hipotesis a) Kesalahan tipe 1 (error type one) Ketika peneliti mengajukan hipotesis nihil yang memang kenyataanya adalah benar dengan peluang salah sebesar . Kemudian mereka menguji hipotesis tersebut. Hasil keputusan yang diperoleh ternyata ia menerima, maka keputusan tersebut benar peluang peneliti menerima hipotesis nihil benar, adalah sebesar (I-). Keputusan Kenyataan Ho benar Kesalahan tipe 1 () Benar (I-)

Ho salah

(I-) Benar Menolak Ho Kesalahan tipe II () Menerima Ho Ket : dan = tingkat kesalahan yang umumnya diambil 01-05. b) Kesalahan tipe II (error type two) Kesalahan tipe II merupakan kesalahan pengambilan keputusan yang jika ternyata peneliti tidak menolak hipotesis nihil yang kenyataannya adalah keliru.

Anda mungkin juga menyukai