Anda di halaman 1dari 22

RANCANGAN PENELITIAN Pengaruh Motivasi Karyawan pada Transfer Pengetahuan di RSUD Jember.

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Kelulusan Strata Satu Jurusan Manajemen

Bhaktiaruddin F0209030

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

JUDUL PENELITIAN :

Pengaruh Motivasi Karyawan pada Transfer

Pengetahuan di RSUD Jember.

1. LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan salah satu organisasi nirlaba yang memiliki peran utama dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Oleh karena itu peran dokter dan perawatyang profesional sangat diperlukan dalam peningkatan kualitas layanan yang bisa memuaskanmasyarakat. Salah satu upaya untuk bisa meningkatkan kualitas layanan dan kinerja rumah sakitbisa dicapai melalui implementasi knowledge sharing di kalangan dokter dan perawat.Knowledge sharing pada perawat dan dokter di rumah sakit dapat memiliki manfaat potensialdan kritis untuk kelangsungan hidup dan keberlanjutan organisasi dalam lingkungan persaingan(ODell dan Grayson, 1998). Sharing knowledge adalah pengumpulan dari semua knowledge yang ada dari kelompok, tim, divisi dan unit bisnis, dengan tujuan untuk menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan. Sharing knowledge merupakan pendekatan yang efektif untuk mencapai keuntungan kompetitif yang diperoleh dari pemeliharaan organsisasi (Liebowitz, 2003; ODell dan Grayson, 1998; Song, 2002). Untuk dapat mencapai sharing knowledge yang efektif tidaklah mudah (Szulanski, 1995). Sulit bagi individu untuk melakukan aktivitas sharing knowledge selama mereka bekerja kecuali jika mereka menemukan aktivitas tersebut cukup berguna dan menguntungkan. Kesulitan terbesar dari

pengaturan knowledge adalah untuk mengubah perilaku dari orang-orang (Ruggles, 1998). Sharing knowledge dari seorang individu atas sistem informasi atau teknologi informasi, semakin lama akan dapat memberikan pembaharuan bagi keseluruhan knowledge suatu organisasi, yang pada gilirannya akan memberikan karakteristik organisasi yang unik bagi perusahaan pesaingnya dan selanjutnya dapat meningkatkan kinerja (Cohen, 1990; Feng et al., 2004; Gottschalk dan Khandelwal, 2002; Nelson dan Cooprider, 1996). Setiap individu yang melakukan sharing tentu dilatar belakangi oleh motivasi. Motivasi yang dimaksud dapat berarti dari dalam diri individu atau dari pihak eksternal. Sesuatu yang melatarbelakangi seseorang dalam melakukan knowledge sharing dari dalam diri sendiri lebih dikenal dengan istilah intrinsic motivation, sedangkan sesuatu yang melatarbelangkangi seseorang dalam melakukan knowledge sharing dari luar individu dikenal dengan istilah extrinsic motivation. Hal ini ditunjukan dalam (Slater and Narver, 1995). .....These strong connections to factors beyond extrinsic rewards show the considerableinuence that intrinsic motivation exerts over knowledge transfer, thus improving individualspropensity to share their knowledge with other organizational members and

facilitatinglearning processes, which are vital issues at a time when the ability to learn more and learnfaster than ones competitors is often an organizations only sustainable competitive advantage.

Motivasi merupakan bagian penting dalam meningkatkan kinerja (Marquis dan Huston,2010) Menurut Timple (1992) bahwa kinerja yang optimal didorong oleh kuatnya motivasi seseorang. Kinerja dipergunakan manajemen untuk melakukan penilaian secara periodik mengenai efektifitas operasional suatu organisasi berdasarkan sasaran, standard dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Motivasi intrinsik dapat menjadi sebuah alat yang sangat efektif dalam menghapus penghalang knowledge transfer antar pekerja. Motivasi intrinsik membuat adanya sebuah pedoman informal diluar struktur organisasi yang mampu menjadikan problem solving yang cepat dan juga meningkatkan pelatihan serta pengembangan kemampuan profesional antar karyawan. (Kofman and Senge, 1993). Motivasi intrinsik menunjukkan dua peran signifikan dalam proses transfer pengetahuan. Pertama, motivasi intrinsik memberi penghargaan untuk pribadi, yang kedua, motivasi intrinsik membuat partisipasi individu dalam transfer pengetahuan (Lucas and Ogilvie, 2006). Berbeda dengan motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik terdiri dari beberapa aspek penghargaan secara moneter. Motivasi ekstrinsik langsung terdiri dari gaji, insentif dan bonus. Sedangkan motivasi ekstrinsik tidak langsung terdiri dari cuti, asuransi, dan jaminan kesehatan) (Prendergast, 1999; Bonner and Sprinkle, 2002). Motivasi ekstrinsik dipahami sebagai suatu variabel pada level organisasi sebagai suatu strategi mengenai reward eksternal atau penghukuman untuk perilaku tertentu yang harus dibentuk dan diterapkan pada level organisasional. (Deci dan Ryan, 1987; 1995).

Riset psikologis ekstensif telah memberikan bukti atas pengaruh negatif dari motivasi ekstrinsik (Deci, 1999). Diduga bahwa reward eksternal atau penghukuman akan mempunyai efek minor bahkan negatif dalam memfasilitasi sharing knowledge, dan proses pembelajaran interaktif. Hasil dari beberapa riset manajemen knowledge telah menunjukkan efek-efek dari motivasi ekstrinsik atas sharing knowledge dan transfer antar organisasi (Bock dan Kim, 2002; Huber, 2001; Rappleye, 2000). Kohn (1993) menyatakan bahwa insentif eksternal pada dasarnya tidak mengubah sikap yang mendasari perilaku. Dengan melihat pemaparan di atas, penulis merencanakan penulisan replikasi berdasarkan dari jurnal Natalia Martin Cruz, Victor Martin Perez and Celina Trevilla Cantero (2009) yang berjudul The inuence of employee motivation on knowledge transfer dengan suatu judul baru yakni Pengaruh dari Motivasi Karyawan pada Transfer Pengetahuan di RSU Jember yang mana studi ini secara empiris menguji pengaruh variabel motivasi eksternal dan motivasi internal terhadap knowledge transfer.

2. IDENTIFIKASI MASALAH Dengan memperhatikan hal-hal dikemukakan dalam latar belakang di atas maka dapat diidentifikasikan sebagai masalah antara motivasi dan knowledge sharing adalah : a. Motivasi intrinsik pekerja yang tinggi akan lebih berpengaruh pada kemauan untuk berbagi pengetahuan.

b. Motivasi entrinsik pekerja yang tinggi akan lebih berpengaruh pada kemauan untuk berbagi pengetahuan.

3.

TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari studi ini adalah untuk menguji apakah model yang diharapkan dapat digunakan untuk mengukur dampak dari motivasi terhadap knowledge sharing. Model yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah replikasi dari model yang telah dikembangkan oleh Natalia Martin Cruz, Victor Martin Perez and Celina Trevilla Cantero (2009) yang berjudul The inuence of employee motivation on knowledge transferyang membahas permasalahan yang sama yakni mengenai motivasi dan pengaruhnya terhadap knowledge sharing. Secara spesifik, studi ini bertujuan untuk menjelaskan hal-hal berikut: a. Untuk menganalisis apakah motivasi intrinsik pekerja berpengaruh pada kemauan untuk berbagi pengetahuan. b. Untuk menganalisis apakah motivasi ekstrinsik pekerja berpengaruh pada kemauan untuk berbagi pengetahuan.

4.

MANFAAT PENELITIAN a. Bagi Instansi Rumah Sakit Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan Rumah sakit mengenai dampak dan pengaruh yang dihasilkan motivasi terhadap knowledge sharing.

b. Bagi Penulis Penulisan penilitan ini bertujuan guna mengetahui dampak yang akan dihasilkan oleh motivasi terhadap knowledge sharing. c. Bagi akademisi Penulisan penelitian ini memiliki manfaat bagi akademisi sebagai bahan acuan penulisan penelitian mengenai dampak dan pengaruh yang dihasilkan motivasi terhadap knowledge sharing.

5.

TINJAUAN PUSTAKA a. Motivasi Menurut arti katanya, motivasi atau motivation berarti pemberian motif. Penimbulan motif atau hal yang menimbulkan dorongan atau motivasi dapat pula diartikan sebagi faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu. Selain itu motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi instansi. Sikap mental pegawai yang positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat kerja untuk mencapai kinerja maksimal. Motivasi berasal dari bahasa Inggris yaitu motivasion artinya dorongan, pengalasan dan motivasi. Kata kerjanya adalah to motive yang berarti mendorong, sebab dan daya penggerak. Motif adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong individu tersebut untuk beraktivitas guna mencapai suatu tujuan yang diharapkan (Suryabrata, 1984: 33). Hal

serupa mengemukakan bahwa motif adalah adanya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu untuk tujuan tertentu pula. Robbins dan Judge (2007) mendefinisikan motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan.Motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan (driving force) dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk memuaskan dan memperahankan kehidupan. Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. (Mr. Donald : 1950). Sedangkan (Drs. Moh. Uzer Usman : 2000) menjelaskan suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan / tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan / keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan. Motivasi penting karena motivasi menyebabkan orang mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Organisasi tidak hanya mengharapkan kemampuan, dan keterampilan, tetapi yang terpenting adalah kemauan bekerja dengan giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang maksimal. Kemampuan dan kecakapan karyawan tidak ada artinya, jika tidak ada kemauan untuk bekerja. Tujuan dari motovasi adalah jika berhasil dicapai akan memuaskan atau memenuhi kebutuhankebutuhan tersebut. Dan seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu

akan banyak menentukan kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks sebuah kantor atau orgnisasi maupun dalam kehidupan lainnya. Menurut Prayitno (1989: 10) ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi, yaitu faktor instrinsik dan ekstrinsik. 1. Faktor Intrinsik Motivasi intrinsik merupakan suatu motif yang timbul dari dalam diri untuk berbuat sesuatu. Menurut Sardiman (2010: 89) motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif, atau berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. dan Usman (2004: 24) berpendapat bahwa jenis motivasi intrinsik ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri.(Davies, Ivor K : 1986) menjelaskan bahwa motivasi adalah kekuatan tersembunyi di dalam diri kita yang mendorong kita untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara yang khas . dengan demikian terdapat kemampuan dari dalam diri manusia untuk memotivasi diri mereka sendiri dan kemampuan tersebut biasa disebut motivasi intrinsik, Garis besar dari definisi di atas yang telah dikemukakan oleh para ahli motivasi intrinsik merupakan suatu tindakan yang disebabkan oleh faktor pendorong dari dalam diri atau tidak memerlukan adanya rangsangan dari luar. (Cruz,

et,al : 2010) dalam penelitian ini faktor intrinsik dibagi menjadi empat macam item kuesioner yang meliputi : a. kepercayaan diri dan pemenuhan diri (self confidence) b. keterlibatan dan rasa memiliki (keanggotaan) c. perasaan bekerja (kejujuran) d. otonomi dalam kegiatan dan kinerja (otonomi) 2. Faktor Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik berbeda dari motivasi instrinsik karena dalam motivasi ini keinginan untuk melakukan sesuatu sangat untuk sebuah organisasi yang jujur

dipengaruhi oleh adanya dorongan atau rangsangan dari luar. Dorongan dari luar tersebut dapat berupa pujian, celaan, hadiah, hukuman dan teguran. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang lahir karena ada rangsangan dari luar. Bila dilihat dari tujuan kegiatan yang dilakukan, motivasi ekstrinsik tidak secara

langsung bergayut dengan esensi apa yang di lakukannya itu. Samsudin (2005) memberikan pengertian motivasi ekstrinsik sebagai proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan Menurut Sardiman (2010: 91) mengemukakan, motivasi

ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena

adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dikatakan demikian karena tujuan utama individu melakukan kegiatan adalah untuk mencapai tujuan yang terletak di luar perbuatan yang dilakukanya. Garis besar dari definisi di atas yang telah dikemukakan oleh para ahli motivasi ekstrinsik merupakan suatu tindakan yang disebabkan oleh faktor pendorong dari luar diri atau memerlukan adanya rangsangan dari luar. (Cruz, et,al : 2010)dalam penelitian ini faktor ekstrinsik dibagi menjadi empat macam item kuesioner yang meliputi : 1. rekening pengeluaran dan tunjangan terkait dengan kegiatan yang dilakukan (high powered insentif) 2. pengakuan terhadap organisasi ( pengakuan) 3. stabilitas tenaga kerja ( stability ) 4. dan Promosi (promotion)

b. Knowledge Sharing (KS) didefinisikan sebagai sebuah pertukaran pengetahuan antar dua individu; satu orang yang mengkomunikasikan pengetahuan, sedangkan seorang lainnya mengasimilasi pengetahuan tersebut (Jacobson, 2006). Fokus utama dari knowledge sharing dari masing-masing individu yaitu mampu menjelaskan, mengkodekan dan mengkomunikasikan pengetahuan kepada orang lain, kelompok, dan khususnya kepada organisasi.

Knowledge sharing dapat terjadi diantara individu, di dalam dan diantara tim, antara unit organisasi, dan antara organisasi (Glassop, 2002). Definisi diatas diperluas lagi dengan pernyataan bahwa knowledge sharing merupakan proses dimana individu secara kolektif dan iteratif

memperbaiki sebuah pemikiran, gagasan, atau saran sesuai dengan petunjuk dari pengalaman individu (West dan Mayer, 1997). Yang paling menarik di berbagi pengetahuan, yaitu bahwa penelitian ini lebih memfokuskan pada masalah sisi penawaran, yaitu bagaimana memotivasi seseorang untuk mau membagi pengetahuannya. Namun, beberapa peneliti lain juga berfokus pada sisi permintaan, yaitu dimana individu mencari pengetahuan dan mengakuisisi perilaku pengetahuan tersebut. Beberapa penelitian lain mengartikan knowledge sharing sebagai gasasan yang awalnya dapat dimodifikasi secara progresif atau ditolak secara terusmenerus sampai muncul sebuah perspektif bersama. Sedangkan Ireland, Hitt dan Vaidyanath (2002) mendefinisikannya sebagai proses

mengembangkan, mentransfer, mengintegrasikan dan menggunakan pengetahuan secara efektif dan efisien. Hooff dan Ridder (2004) memberikan pemahaman mengenai knowledge sharing sebagai proses dimana para individu secara mutual mempertukarkan pengetahuan mereka (baik pengetahuan tacit dan explisit), dan akhirnya secara terpadu dapat menciptakan pengetahuan baru. Sehingga dalam hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa knowledge sharing merupakan suatu proses saling berbagi pengetahuan baik antar individu, maupun kepada organisasi, untuk

menciptakan tujuan bersama bagi organisasi yang ingin menggunakan aset pengetahuan mereka untuk mencapai keunggulan kompetitif. Knowledge sharing bisa berupa pengetahuan tacit dan eksplisit. Tacit merupakan pengetahuan yang masih tersembunyi, yang masih belum dibagikan kepada orang lain, yang diperoleh dari sensemaking, pengalaman, dan sebagainya. Sedangkan pengetahuan eksplisit merupakan pengetahuan dimana pengetahuan tersebut sudah dibagi, dikomunikasikan, dan diketahui oleh orang lain.(Cruz, et,al : 2010) berkenaan dengan variabel dependen dalam penelitian ini transfer pengetahuan meliputi item berikut ; 1. keaktifan dari karyawan dalam berbagi ide dan pendapat (idea sharing) 2. keaktifan dari karyawan dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman (knowledge sharing) 3. karyawan menganggap bahwa kegiatannya dalam organisasi memungkinkan dia untuk mengumpulkan pengetahuan baru dari karyawan lain ( learning) 4. karyawan dapat terus berkomunikasi dengan rekan-rekan lainnya (contact) 5. dan akhirnya, karyawan percaya bahwa persetujuan

pengambilan keputusan biasanya mempengaruhi isu-isu yang berkaitan dengan pekerjaanya ( consensus )

6.

KERANGKA PENELITIAN

Motivasi Intrinsik Knowledge transfer Motivasi Ekstrinsik

7.

PENULISAN HIPOTESIS Motivasi berasal dari bahasa Inggris yaitu motivasion artinya dorongan, pengalasan dan motivasi. Kata kerjanya adalah to motive yang berarti mendorong, sebab dan daya penggerak. Motif adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong individu tersebut untuk beraktivitas guna mencapai suatu tujuan yang diharapkan (Suryabrata, 1984: 33). Hal serupa mengemukakan bahwa motif adalah adanya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu untuk tujuan tertentu pula. Motivasi merupakan bagian penting dalam meningkatkan kinerja (Marquis dan Huston,2010). Motivasi intrinsik membuat adanya sebuah pedoman informal diluar struktur organisasi yang mampu menjadikan problem solving yang cepat dan juga meningkatkan pelatihan serta pengembangan kemampuan profesional antar karyawan.(Kofman and Senge, 1993). Hasil dari beberapa riset manajemen knowledge juga telah menunjukkan efek-efek dari motivasi ekstrinsik atas sharing knowledge dan transfer antar organisasi (Bock dan Kim, 2002; Huber, 2001; Rappleye, 2000). Berdasarkan pemaparan yang ada

dan penelitian sebelumnya yang dilakukan hipotesis dirumuskan sebagai berikut. Hipotesis 1. Motivasi intrinsik pekerja yang tinggi memiliki kemauan lebih untuk berbagi pengetahuan. Hipotesis 2. Motivasi ekstrinsik pekerja yang tinggi memiliki kemauan lebih untuk berbagi pengetahuan.

8. METODOLOGI PENELITIAN a. Populasi, Sampel dan Sampling 1) Populasi Populasi Menurut Sekaran (2000) Populasi adalah keseluruhan kelompok, peristiwa, atau suatu ketertarikan yang ingin diselidiki oleh peneliti. Populasi penilitian ini adalah perawat di RSUD Jember. 2) Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang terdiri atas beberapa anggota yang dipilih dari populasi untuk diteliti (Sekaran,

2000). Sample pada penelitian ini adalah 76 perawat di RSUD Jember. 3) Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Setiap elemen dalam populasi dipilih dan diseleksi sebagai subyek dalam sampel, dengan artian bahwa Rumah sakit adalah organisasi nirlaba dimana perawat dijadikan sampel utama karena Knowledge sharing pada perawat memiliki manfaat potensial dan kritis untuk

kelangsungan hidup dan keberlanjutan organisasi dalam lingkungan persaingan(ODell dan Grayson, 1998). b. Jenis Data Jenis data yang digunakan disini merupakan jenis data primer Data primer adalah data utama yang diperlukan dalam penelitian. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menganakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Data primer diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan dan diisi responden. 76 perawat di RSUD Jember. c. Cara Pengumpulan Data Data yang diolah dalam rangka pengujian hipotesis dalam penilitian ini berupa data primer yang diperoleh dari hasil tanggapan responden atas daftar pertanyaan (kuesioner) yang bersifat tertutup yang disebarkan kepada responden.

Metode pengumpulan data kuesioner yaitu dengan menggunakan metode personnally administrated qustonnaires, yaitu peneliti menyampaikan sendiri kuesioner kepada responden dan mengambil sendiri kuesioner kepada responden, tujuan utamanya supaya tingkat pengembalian kuesioner dapat terjaga didalam periode waktu yang relatif pendek (Sekaran, 2003: 236). d. Pengukuran Variabel Berdasarkan telaah pustaka, variabel pembentuk model yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut : a) Motivation Motivasi merupakan bagian penting dalam meningkatkan kinerja (Marquis dan Huston,2010). Motivasi intrinsik membuat adanya sebuah pedoman informal diluar struktur organisasi yang mampu menjadikan problem solving yang cepat dan juga meningkatkan pelatihan serta pengembangan kemampuan profesional antar karyawan.(Kofman and Senge, 1993). Hasil dari beberapa riset manajemen knowledge juga telah menunjukkan efek-efek dari motivasi ekstrinsik atas sharing knowledge dan transfer antar organisasi (Bock dan Kim, 2002; Huber, 2001; Rappleye, 2000). Variabel penelitian motivasi sebagai variabel independen yang dilakukan oleh penulis, menggunakan item pertanyaan yang dibuat oleh Natalia Martin Cruz, Victor Martin Perez and Celina

Trevilla Cantero (2009) yang terbagi menjadi dua, yang pertama variabel mengenai ekstrinsik motivasi terdiri dari 4 item bahasan yaitu insentif yang tinggi, perkenalan, promosi, kestabilitasan. Kedua mengenai intrinsik motivasi terdiri dari 4 item bahasan yaitu kepercayaan diri, otonomi, kejujuran, dan keanggotaan. b) Sharing Knowledge. Sharing knowledge adalah pengumpulan dari semua knowledge yang ada dari kelompok, tim, divisi dan unit bisnis, dengan tujuan untuk menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan. Sharing

knowledge merupakan pendekatan yang efektif untuk mencapai keuntungan kompetitif yang diperoleh dari pemeliharaan

organsisasi (Liebowitz, 2003; ODell dan Grayson, 1998). Penelitian ini menggunakan 5 item pertanyaan yang diambil dari Natalia Martin Cruz, Victor Martin Perez and Celina Trevilla Cantero (2009) yaitu pembelajaran, berbagi ide, berbagi pengetahuan, konsensus dan kontak. e. Uji Instumen Penelitian a) Analisis Deksriptif Dalam penelitian ini, analisis deskriptif digunakan untuk menganalisia profil responden dan jawaban responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada

responden. Statistik diskriptif memberikan gambaran data yang telah dikumpulkan sesuai dengan hasil yang didapatkan tanpa membuat kesimpulan yang berlaku umum. b) Analisis Kuantitatif 1) Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur apakah instrumen penelitian benar-benar mampu mengukur konstruk yang digunakan. Gozali (2001) mengemukakan suatu kuesioner dikataka valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner. Uji validitas yang digunakan adalah teknik analisis faktor. Analisis faktor merupakan cara yang digunakan untuk mengidentifikasi variabel dasar atau faktor yang

menerangkan pola hubungan dalam satu himpunan variabel observasi. Tinggi rendahnya validitas suatu kuesioner dengan melihat Factor Loading dengan bantuan program SPSS. Dimana apabila Factor Loading suatu item 0,4 maka item tersebut valid dan sebaliknya jika Factor Loading dalam kuesioner 0,4 maka item tersebut tidak valid. 2) Uji reliabilitas

Uji reliabilitas

untuk mengetahui apakah instrumen

memiliki indeks kepercayaan yang baik jika diujikan berulang. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach Alpha dengan bantuan SPSS FOR WINDOWS. Ukuran yang dipakai untuk menunjukkan pernyataan tersebut reliable, apabila nilai Cronbach Alpha > 0,6

3)

Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Jika residual tidak normal tetapi dekat dengan nilai kritis (misalnya signifikansi Kolmogorov Smirnov sebesar 0,049) maka dapat dicoba dengan metode lain yang mungkin memberikan justifikasi normal. Tetapi jika jauh dari nilai normal, maka dapat dilakukan beberapa langkah yaitu: melakukan transformasi data, melakukan trimming data outliers atau menambah data observasi.

4)

Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. 5) Uji Linearitas Uji linearitas dipergunakan untuk melihat apakah model yang dibangun mempunyai hubungan linear atau tidak. Uji ini jarang digunakan pada berbagai penelitian, karena biasanya model dibentuk berdasarkan telaah teoretis bahwa hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikatnya adalah linear. Uji linearitas digunakan untuk mengkonfirmasikan apakah sifat linear antara dua variabel yang diidentifikasikan secara teori sesuai atau tidak dengan hasil observasi yang ada. 1. UJI HIPOTESIS Uji hipotesis digunakan untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan, apakah didukung atau tidak didukung. Uji hipotesis digunakan untuk mengukur besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, serta variable moderasi apakah memperkuat hubungan kedua variable tersebut. Dalam penelitian ini, uji hipotesis dilakukan melalui uji

regresi berganda OLS dengan menggunakan bantuan software SPSS for windows.

Anda mungkin juga menyukai