Anda di halaman 1dari 8

BAB I Konsep General Mata Kuliah Perkembangan Kepribadian Negara Indonesia bukanlah suatu negara yang berdasarkan agama,

akan tetapi negara Republik Indonesa adalah salah satu negara terbesar di dunia yang penduduknya menganut Islam. Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan, tempat menggali dan mengembangkan ide-ide pembaharuan yang melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas, bukan hanya menghasilkan sarjana yang ahli dalam bidangnya, tetapi juga menghasilkan sarjana-sarjana yang beriman dan bertakwa. Materi ajaran PAI disusun berdasarkan dinul Islam, yang sumber ajarannya adalah al-Quran dan Sunnah Rasul. Matakuliah Pai terkait erat dengan Matakuliah Perkembangan Kepribadian (MPK). Untuk mengembangkan Matakuliah

Pengembangan Kepribadian sebagai pengganti MKU dikutip prinsip learning to live together . Pendidikan Agama Islam sebagai MPK mempunyai kedudukan yang sama dengan matakuliah lain yang termasuk MPK inti yang wajib diberikan dalam kurikulum setiap program studi. Tujuan MPK Pendidikan Agama Islam adalah untuk menyiapkan manusia yang shaleh, yaitu manusia yang bertaqwa, mengabdi kepada Allah dan selalu mengikuti petunjuk-Nya. Dengan terwujudnya manusia yang shaleh diharapkan muncul kepribadian Muslim sejati pada setiap orang islam. Maka kepribadian tersebut merupakan ciri tertentu yang membedakan dengan kepribadian di luar muslim.

BAB II Konsep Ketuhanan Dalam Islam Dan Aliran-Aliran Teologi Tuhan (ilah) adalah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai olehnya. Perkataan dipentingkan hendaklah diartikan secara luas. Tercakup di dalamnya yang dipuja, dicintai, diagungkan, diharap-harapkan dapat memberikan kemaslahatan atau kegembiraan, dan termasuk pula sesuatu yang ditakuti akan mendatangkat bahaya atau kerugian. Dalam ajaran islam diajarkan kalimat Laa illaha illaa Allah. Susunan kalimat tersebet dimulai dengan peniadaan, yaitu tidak ada Tuhan, kemudian baru diikuti dengan suatu penegasan melainkan Allah. Hal itu berarti bahwa seorang muslim harus membersihkan dari segala macam Tuhan terlebih dahulu, yang ada dalam hatinya hanya satu Tuhan yang bernama Allah. Menurut perkembangan sejarah pemikiran manusia tentang Tuhan yang dibagi dalam beberapa periode, yaitu : Pemikiran Barat (Dinamisme, Animisme, Politeisme, Henoteisme, Monoteisme) , Pemikiran Umat Islam (Ilmu Tauhid, Ilmu Kalam, atau Ilmu Ushuluddin), dll. Teologi Islam, secara etimologi (bahasa) teologi berarti ilmu tentang tuhan, atau ilmu ketuhanan. Teologi Islam dinamakan juga Ilmu tauhid. Karena sebagaimana teologi, Ilmu Tauhid juga membahas tentang kepercayaan terhadap Tuhan dengan segala seginya, termasuk wujudNya, ke-esa-anNya, sifat-sifatNya, dan sebagainya. Teologi Islam belum dikenal pada masa Rasulullah Muhammad SAW dan sahabat-sahabatnya. Teologi mulai berkembang usai turunnya Ali bin Thalib sebagai khalifah. Teologi Islam memiliki beberapa aliran, diantaranya: Syiah (yang artinya pengikut) , Khawarij (keluar), Murjiah (menunda), Muktazilah, Asyariyah, maturidiyah, Qadariyah dan jabbariyah.

BAB III Keimanan Dan Ketakwaan Iman yang berarti percaya menunjukan sikap batin yang terletak dalam hati. Akibatnya, orang yang percaya kepada Allah seperti yang ada dalam rukun iman, walaupun dalam sikap kesehariannya tidak mencerminkan ketaatan atau kepatuhan (taqwa) kepadaNya, masih disebut orang yang beriman. Akidah Islam dalam al-Quran disebut iman. Iman bukan berarti hanya berarti percaya, melainkan keyakinan yang mendorong seorang muslim untuk berbuat. Akidah Islam adalah bagian yang paling pokok dalam agama Islam. Hal ini dikarenakan Akidah Islam merupakan keyakinan yang menjadi dasar dari segala sesuatu tindakan atau amal. Benih iman yang dibawa sejak dalam kandungan memerlukan pemupukan yang berkesinambungan. Benih yang unggul apabila tidak disertai pemeliharaan yang intensif, besar kemungkinan akan punah. Demikian pula halnya dengan benih iman. Ada 5 prinsip yang mempengaruhi proses pembentukan iman, yaitu : 1.Prinsip pembinaan berkesinambungan, 2.Prinsip internalisasi dan individual, 3. Prinsip sosialisasi, 4.Prinsip konsistensi dan koherensi, 5.Prinsip integrasi. Tanda-tanda orang beriman diantaranya adalah : #Jika disebut nama Allah hatinya bergetar, #Senantiasa tawakal, #Tertib melaksanakan shalat, #Menafkahkan rezeki yang diterimanya, #Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat, #Memelihara amanah, #Berjihad dijalan Allah. Keimanan pada keesaan Allah yang dikenal dengan istilah tauhid, selama ini pemahaman tentang tauhid hanyalah dalam pengertian beriman kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Tanpa pengucapan secara lisan serta tanpa mengamalkan dengan perbuatan tidak dapat dikatakan seorang yang sudah bertauhid secara sempurna. Dalam pandangan Islam, tauhid yang sempurna tercermin dalam ibadah dan dalam perbuatan praktis kehidupan manusia sehari-hari.

BAB IV Hakekat Manusia Menurut Islam Menurut beberapa pendapat saintis ada beberapa teori tentang asal-usul kejadian manusia yang pertama, yaitu : Teori Evolusi (manusia dari kera), Teori Revolusi (manusia dari nol sama sekali), dan Teori Evolusi Terbatas. Sedangkan menurut pandangan al-Quran tidak menjelaskan tentang asal-usul kejadian manusia secara terinci. Ia hanya menjelaskannya secara garis besar. Ayatayat tersebut dapat dibaca antara lain pada Surat Nuh:17, Ash-Shaffaat:11, AlMukminuun:12 dan 13, Ar-Rum:20, Ali Imran:59, Assajdah:7-9, Al-Hijr:28, AlHajj:5 dsb. Perbedaan pendapat tentang apakah Adam itu manusia pertama atau tidak, diciptakan langsung atau melalui suatu proses tampaknya tidak akan ada ujungnya karena masing-masing akan teguh pada pendiriannya. Tapi al-Quran telah memberikan informasi tentang asal-usul , status dan tugas manusia yang ditetapkan oleh Allah. Status dan tugas manusia sebagai khalifah antara lain : Belajar (berdasarkan Surat An naml: 15-16 dan Al-Mukmin: 54), Mengajarkan Ilmu (berdasarkan Surat Al-Baqarah: 31-39), Membudayakan Ilmu (berdasarkan Surat Al-Mumin: 35). Sedangkan tugas manusia sebagai Hamba Allah adalah Menjalankan perintahnya dan menjauhi segala larangan-Nya. Tanggung jawab Manusia sebagai Khalifah Allah, manusia diberi wewenang kebebasan memilih dan menentukan, sehingga kebebasannya melahirkan kreatifitas yang dinamis. Adanya kebebasan menjadikan kedudukan manusia sebagai pemimpin dimuka bumi. Karena manusia hamba Allah maka manusia hanya tunduk dan taat kepada Allah dan kebenaran.

BAB V Akhlak dan Tasawuf Dalam Islam Akhlak berasal dari bahasa arab, pengertian akhlak adalah terciptanya keterpaduan antara kehendak khaliq(Tuhan) dengan perilaku makhluk(manusia) atau dengan kata lain, tata perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya mengandung nilai akhlak yang hakiki manakala perilaku tersebut didasarkan kepada kehendak khaliq(Tuhan). Dengan demikian akhlak dalam Islam adalah yang menentukan batas antara yang baik dan yang buruk, antara terpuji dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan bathin. Yang bersumber pada al-Quran dan as Sunnah. Model akhlak yang patut kita contoh adalah akhlak Rasulullah Muhammad Saw. Dalam kehidupan sehari-hari, akhlak terbagi menjadi dua, yaitu akhlak terhadap khalik (Tuhan) dan akhlak terhadap makhluk (alam seisinya selain Tuhan). Akhlak terhadap khalik dapat ditinjau dari 5 rukun Islam, sedangkan terhadap makhluk terbagi lagi menjadi dua, yaitu akhlak terhadap sesama manusia dan

terhadap alam semesta. Tasawuf adalah salah satu bidang kajian studi Islam yang memusatkan perhatiannya pada upaya pembersihan pada aspek batiniah yang dapat menghidupkan kegairahan akhlak yang mulia. Sebagaimana persoalan lainnya, landasan atau dasar utama tasawuf juga adalah al-Quran dan hadist. Karena di dalam al-Quran terkandung kedamaian, ketenangan, petunjuk-petunjuk dan hukum-hukum Allah yang benar. Seluruh kandungan al-Quran adalah tasawuf itu sendiri. Jadi fungsi tasawuf dalam hidup adalah menjadikan manusia berkeperibadian yang shalih dan berperilaku baik dan mulia serta ibadahnya berkualitas. Mereka yang masuk dalam sebuah tharekat atau aliran tasawuf dalam mengisi kesehariannya diharuskan untuk hidup sederhana, jujur, istiqamah dan tawadhu, serta sifat-sifat keshalehan lainnya.

BAB VI Hukum Islam Dalam Dinamika Kehidupan Sosial Hukum Islam adalah hukum yang ditetapkan Allah melalui wahyu-Nya, yang kini terdapat dalam al-Quran dan dijelaskan Nabi Muhammad Saw sebagai RasulNya, melalui sunnah beliau yang kini terhimpun dengan baik dalam kitab-kitab hadis. Hukum Islam baik dalam pengertian syariat mau pun fikih dibagi menjadi dua bagian besar, yakni bidang ibadah dan bidang muamalah. Tujuan disyariatkannya hukum Islam adalah untuk mewujudkan kehiudpan hasanah bagi mereka, baik hasanah di dunia maupun hasanah di akhirat. Upaya untuk mewujudkan kebaikan bagi mereka melalui ketentuan-ketentuan yang dharuri(primer), haji(sekunder, dan tahsini(tertier). Sumber hukum islam memberi kemungkinan pada umat Islam, untuk selalu melakukan pengkajian hukum Islam sesuai dengan dinamika kehidupan sosial masyarakat. Hal itu disebabkan antara lain karena al-Quran dan hadis sebagai sumber utama hukum Islam penunjukannya banyak yang dhanni. Oleh karena itu menjadi kewajiban umat Islam untuk selalu berijtihad, supaya dapat memecahkan berbagai persoalaan yang muncul dalam kehidupan dengan pendekatan yang modern. Dalam melakukan ijtihad sebagai upaya memecahkan problematika kehidupan sosial perlu memperhatikan beberapa hal yaitu : pertama jiwa hukum Islam yakni mewujudkan kemaslahatan dan mencegah kemelaratan; tujuan hukum Islam yakni memelihara agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta; asas pembinaan hukum Islam antara lain tidak memberatkan, keseimbangan antara aspek keduniaan dan keakheratan, serta menetapkan hukum secara bertahap. Apabila hukum Islam diterapkan, maka kontribusi umat Islam dalam perumusan hukun nasional yang bernafaskan hukum Islam makin besar. Disamping itu berbagai problematika hukum Islam yang muncul dalam kehidupan sosial dapat dipecahkan dengan tepat.

BAB VII Filsafat Dalam Islam Filsafat adalah berpikir secara sistematis, radikal dan unicersal untuk mengetahui tentang hakikat segala sesuatu yang ada, seperti hakikat alam, hakikat manusia, hakikat masyarakat, dan lain sebagainya. Sedangkan filsafat Islam adalah berpikir secara sistematis, radikal dan universal tentang segala sesuatu berdasarkan ajaran Islam yang berorientasi pada al-Quran. Dasar dari filsafat Islam yaitu al-Quran dan al-Hadist. Al-Quran merupakan pendorong utama lahirnya pemikiran filsafat dalam Islam. Tujuan filsafat Islam adalah mengetahui kebenaran dan bersifat amalan yaitu mewujudkan kebenaran tersebut dalam tindakan. Semakin dekat kepada kebenaran semakin dekat pula kepada kesempurnaan. Filsafat Islam muncul sebagai imbas dari gerakan penerjemahan besarbesaran dari buku-buku peradaban Yunani dan peradaban-peradaban lainnya pada masa kejayaan Daulah Abbasiah. Kontribusi filsafat islamm dalam pengembangan peradaban Islam ditunjukan dengan banyaknya ilmuan Muslim. Seperti al-Biruni dengan gaya tarik sejumlah zat kimianya. Filsafat Islam tidak hanya melulu membahas pengetahuan umum dan alam. Tapi juga membahas tentang bagaimana cara beribadah dan sebagainya. Misalnya Filsafat solat, Filsafat Zakat, Filsafat Puasa, dan Filsafat Haji. Dengan mempelajari filsafat Islam, seorang mukmin seharusnya mampu meningkatkan tingkat keimanan dan ketakwaan mereka. Karena Allah Swt. Telah menunjukkan kebesarannya bahkan dalam bidang ilmu pengetahuan sekalipun.

Tugas Mandiri Pendidikan Agama Islam

Nama

: Muhammad Aulia Wahid

No. Reg. : 5115122565 Prodi : Pend. Teknik Elektro Reguler

Anda mungkin juga menyukai