Anda di halaman 1dari 7

Dec 8

Teorema Superposisi Teorema superposisi adalah salah satu cara pintar yang membuat suatu rangkaian yang terlihat kompleks dijadikan lebih sederhana. Strategi yang digunakan pada teorema Superposisi adalah mengeliminasi semua sumber tetapi hanya disisakan satu sumber yang hanya bekerja pada waktu itu juga dan menganalisa rangkaian itu dengan konsep rangkaian seri-paralel masing-masing saat sumber bekerja sendiri-sendiri. Lalu setelah masing-masing tegangan dan/atau arus yang tidak diketahui telah dihitung saat sumber bekerja sendiri-sendiri, masing-masing nilai yang telah diperoleh tadi dijumlahkan sehingga diperoleh nilai tegangan/arus yang sebenarnya. Perhatikan contoh rangkaian berikut ini, kita akan menganalisanya menggunakan teorema superposisi:

Karena terdapat dua sumber pada rangkaian ini, kita akan menghitung dua set nilai tegangan dan arus, masing-masing saat sumber 28 Volt bekerja sendirian (sumber tegangan 7 V mati)

Dan dihitung pada saat sumber 7 volt bekerja sendirian (sumber 28 V mati).

Saat kita menggambar ulang rangkaian seri/paralel dengan hanya satu sumber seperti pada rangkaian di atas, semua tegangan yang lainnya dimatikan, apabila sumber itu adalah sumber tegangan maka cara mematiikannya adalah dengan cara menggantinya dengan short circuit (hubung pendek). Pertama-tama analisa rangkaian yang hanya mengandung sumber baterai 28 V, kita akan mendapatkan nilai tegangan dan arus :

Maka dengan analisa seri-paralel Rtotal = [R2 ||R3]- R1 = [(2 1) / (2 + 1)] + 4 = 4.667 Itotal = E / Rtotal = 28 V / 4.667 = 6 A IR2 = Itotal (R3 / R2 + R3) = 6 A (1 / 1+2) = 2 A (pembagi arus)

IR3 = Itotal (R2 / R2 + R3) = 6 A (2 / 1+2) = 4 A (pembagi arus) Jadi, drop tegangan pada masing-masing resistor dapat dihitung VR1 = Itotal R1= (6 A) (4 ) = 24 V (hukum Ohm)

VR2 = IR2 R2 = (2 A) (2 ) = 4 V (hukum Ohm) VR3 = IR3 R3 = (4 A) (1 ) = 4 V (hukum Ohm) Setelah ditentukan semua nilai arus dan tegangan saat sumber 28 Volt bekerja, berikutnya adalah menganalisa saat sumber 7 V saja yang bekerja (sumber 28 V dimatikan dengan cara di ganti short circuit)

Analisa seri-paralel, RT = [R1||R2] R3 = [(4 2)/(4 + 2)] + 1 = 2.333 Itotal = E/RT = 7 V / 2.333 = 3 A = IR3 IR1 = Itotal [R2 / (R1 + R2)] = 3 [(2 / (4 + 2)] = 1 A IR2 = Itotal [R1 / (R1 + R2)] = 3 [(4 / (4 + 2)] = 2 A VR1 = IR1 R1 = (1 A) (4 ) = 4 V VR2 = IR2 R2 = (2 A) (2 ) = 4 V VR3 = IR3 R3 = (3 A) (1 ) = 43V (pembagi arus) (pembagi arus)

Setelah mendapatkan nilai-nilai saat sumber bekerja sendiri-sendiri. Kita tinggal menjumlahkannya untuk memperoleh nilai yang sebenarnya. Namun, perhatikan polaritas tegangannya dan arah arusnya sebelum nilai-nilai ini dijumlahkan secara aljabar.

Setelah kita menjumlahkan nilai-nilai tegangan secara aljabar, kita dapatkan rangkaian seperti pada gambar ini:

VR1 = VR1(saat sumber 28 V menyala) + VR1 (saat sumber 7 V menyala) = 24 V + (-4 V) = 20 V VR2 = VR2(saat sumber 28 V menyala) + VR2 (saat sumber 7 V menyala) = 4 V + 4 V = 20 V VR3 = VR3(saat sumber 28 V menyala) + VR3 (saat sumber 7 V menyala) = 4 V + (-3 V) = 1 V Begitu juga dengan nilai-nilai arusnya, ditambahkan secara aljabar, namun perhatikan arah arusnya juga.

IR1 = IR1(saat sumber 28 V menyala) + IR1 (saat sumber 7 V menyala) = 6A + (-1 A) = 5 A IR2 = IR1(saat sumber 28 V menyala) + IR1 (saat sumber 7 V menyala) = 2A + (2 A) = 4 A IR3 = IR3(saat sumber 28 V menyala) + IR3 (saat sumber 7 V menyala) = 4A + (-3 A) = 1 A Setelah arus-arusnya dijumlahkan secara aljabar, diperoleh rangkaian seperti gambar berikut ini:

Begitu sederhana dan bagus bukan?Namun perlu anda perhatikan, bahwa teorema Superposisi hanya dapat digunakan untuk rangkaian yang bisa direduksi menjadi seri-paralel saja saat salah satu sumber yang bekerja. Jadi, teorema ini tidak bisa digunakan untuk menganalisa rangkaian jembatan Wheatstone yang tidak seimbang. Karena rangkaian tersebut tidak bisa direduksi menjadi kombinasi seri-paralel. Selain itu, teorema ini hanya bisa menghitung persamaanpersamaan yang linier. Jadi, teorema ini tidak bisa digunakan untuk menghitung dissipasi daya, misal pada resistor. Ingat, rumus menghitung daya adalah mengandung elemen kuadrat (P = I2R = V2 / R). Teorema ini juga tidak berlaku apabila dalam rangkaian itu mengandung komponen yang nilai tegangan dan arusnya berubah-ubah. Teorema ini bisa digunakan untuk menganalisa rangkaian yang didalamnya mmengandung sumber dc dan ac. Kita matikan sumber ac nya, lalu hanya sumber dc yang bekerja. Setelah itu sumber dc yang dimatikan, sumber ac nya yang bekerja. Masing-masing hasil perhitungan bisa dijumlahkan untuk memperoleh nilai yang sebenarnya. Review : Teorema superposisi menyatakan bahwa suatu rangkaian dapat dianalisa dengan hanya satu sumber bekerja pada suatu waktu, masing-masing tegangan dan arus komponen dijumlahkan secara aljabar untuk mendapatkan nilai sebenarnya pada saat semua sumber bekerja.

1. Teorema Superposisi menyatakan bahwa: Arus yang mengalir dalam suatu jaringan yang mengandung beberapa sumber tegangan atau arus, atau kombinasi keduanya merupakan penjumlahan dari arus-arus yang mengalir dalam rangkaian tersebut jika setiap sumber bekerja dengan sumber lain diganti dengan impedensi dalamnya masing-masing, yaitu terhubung singkat untuk sumber tegangan dan terbuka untuk sumber arus. 2. Teorema Superposisi 3. Menjumlah aljabarkan tegangan/arus yang disebabkan tiap sumber independent/bebas yang bekerja sendiri, dengan semua sumber tegangan/arus independent/bebas lainnya diganti dengan tahanan dalamnya. 4. Pengertian dari teorema diatas bahwa jika terdapat n buah sumber bebas maka dengan teorema superposisi samadengan n buah keadaan rangkaian yang dianalisis, dimana nantinya n buah keadaan tersebut akan dijumlahkan. Jika terdapat beberapa buah sumber tak bebas maka tetap saja teorema superposisi menghitung untuk n buah keadaan dari n buah sumber yang bebasnya. 5. Teorema superposisi untuk rangkaian listrik menyatakan bahwa respon (Tegangan atau Arus) dalam setiap cabang rangkaian linier yang memiliki lebih dari satu sumber independen sama dengan jumlah aljabar dari semua jawaban yang disebabkan oleh setiap sumber independen berkerja sendirian, sementara semua sumber independen lain digantikan oleh impedansi internal itu. 6. Teorema Superposisi tidak dapat digunakan untuk Perhitungan daya dalam jaringan AC, karena kita masih berhubungan dengan hubungan yang tidak linear. Teorema ini dapat diterapkan pada jaringan yang memiliki sumber yang frekuensinya berbeda hanya jika tanggapan total untuk masing-masing frekuensi diperoleh secara sendiri sendiri yang tidak tergantung satu sama lain. 7. Salah satu pemakaian teorema superposisi yang paling sering adalah untuk system elektronika dimana analisis dc dan ac diperlakukan secara terpisah dan penyelesaian total adalah jumlah dari keduanya. 8. 9. Analisa Rangkaian Dengan Teorema Superposisi . 10. Berpatokan pada satu sumber 11. Menentukan arah arus 12. Menghitung besar arus pada masing-masing beban 13. Langkah 1 : Mengkondisikan sumber tegangan aktif/bekerja sehingga sumber arusnya menjadi tidak aktif (diganti dengan tahanan) 14. Langkah 2 : Mengkondisikan sumber arus aktif/bekerja maka sumber tegangan tidak aktif (diganti dengan tahanan dalamnya yaitu nol atau rangkaian short circuit). Disini arus i dalam kondisi sumber tegangan SC yang mengalir di R10 dapat ditentukan juga. Akhirnya dengan penjumlahan aljabar kedua kondisi tersebut maka arus total akan diperoleh.

Anda mungkin juga menyukai