Anda di halaman 1dari 38

IMBALAN KERJA

SUKADWILINDA

REGULASI KETENAGAKERJAAN

me nga tur

pemerintah

karyawan

pengusaha

Pengusaha
Orang perseorangan, persekutuan atau badan

hukum yang menjalankan perusahaan milik sendiri atau bukan perusahaan bukan milik sendiri,dan orang perseorangan , persekutuan atau badan hukum yang berada di Indonesia yang mewakili perusahaan yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia

Perusahaan
Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau

tidak , milik orang perorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum baik swasta maupun negara yang mempekerjakan pekerja /buruh dengan membayar upah /imbalan dalam bentuk lain serta usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain

Hubungan Kerja

Jangka waktu tertentu

Tidak ada probation

Kontrak Kerja

Jangka waktu tidak tertentu

Probaatio n max 3 bulan

Sekali selesai

Pekerjaan Jangka Waktu Tertentu

Dipekerjakan selesai max 3 tahun Pembatas an

Perjanjian kerja hanya dapat dilakukan selama 2 tahun dan dapat diperpanjang max 1 tahun Pembaharua n perjanjian kerja hanya boleh dilakukan 1 kali max 2 tahun

Musiman

Penjajakan

Pekerja meninggal dunia Terjadi pemutusan hubungan kerja Terdapat putusan pengadilan dan atau [utusan penyelesaian hubungan industri yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama yang dapat mengakibatkan berakhirnya hubungan kerja

Hubungan kerja berakhir

Meninggalnya pengusaha

Hubungan Kerja Tidak Berakhir Beralihnya hak atas perusahaan disebabkan penkualan , pewarisan atau hibah

Imbalan Kerja
SELURUH BENTUK PEMBERIAN DARI PERUSAHAAN ATAS JASA YANG DIBERIKAN OLEH PEKERJA

Imbalan Kerja Jangka Pendek


IMBALAN YANG TERUTANG DALAM WAKTU SATU TAHUN. CONTOH GAJI KARYAWAN, UANG LEMBUR, CUTI, BONUS, CUTI TAHUNAN YANG DIUANGKAN, TUNJANGAN PAJAK PENGHASILAN, THR, TUNJANGAN PENGOBATAN DLL

Imbalan Kerja Jangka Panjang


IMBALAN PENGHARGAAN MASA PESANGON, CUTI BESAR , DLL KERJA,

Imbalan Pasca Kerja


Merupakan imbalan kerja jangka panjang terdiri

dari pesangon , uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak

JENIS MANFAAT Pensiun


Meninggal dunia Mengundurkan diri Diberhentikan karena : 1. Melakukan kesalahan 2. Melakukan tindak pidana 3. Melakukan pelanggaran atas perjanjian kerja bersama

4. Perubahan status hukum perusahaan akibat merger


5. Perusahaan tutup karena rugi 6. Perusahaan melakukan efisiensi 7. Perusahaan pailir 8. Sakit berkepanjangan

KETERANGAN :

= pesangon PMK = Penghargaan Masa Kerja UPH = Uang Penggantian Hak UP = Uang Pisah

Pesangon
Masa kerja (dlm tahun) MK < 1 1 - 2 2 - 3 3 - 4 4 - 5 5 - 6 6 - 7 7 - 8 8 < MK x upah 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Penghargaan Masa Kerja


Masa Kerja (dlm thn) x Upah

MK < 3
3 - 6 6 - 9 9 - 12 12 - 15 15 - 18 18 - 21 21 - 24 24 < MK

2 3 4 5 6 7 8 10

A bekerja sejak Januari 1991, di PHK karena alasam

efisiensi pada bulan Desember 2004. Gaji pokok dan tunjangan sebesar Rp 4.500.000,- per bulan. Perusahaan memberikan uang penggantian hak sebesar 15% dari pesangon dan uang penghargaan masa kerja. Berapa IPK yang diterima A ?

Pesangon

PMK

UPH
IPK

= 9 x Rp 4.500.000,- = Rp 40.500.000,= 5 x Rp 4.500.000,Rp 22.500.000,= (a + b ) x 15% = Rp 9.450.000,= Rp 72.450.000,-

Perlakuan Akuntansi

IAS#19 Employee Benefits

PSAK#24 (Revisi 2004)

Revisi 2010 (efektif 1 januari 2012)


Revisi 2011 ( efektif 1 Januari 2013)

International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC) #14

ISAK #15

PSAK#24 (Revisi 2010)


Mengharuskan perusahaan mengakui kewajiban dan

beban apabila terpenuhi hal-hal sebagai berkut : 1. Kewajiban jika pekerja telah memberikan jasanya dan berhak memperoleh imbalan kerja yang akan dibayarkan di masa depan dan 2. Beban jika perusahaan menikmati manfaat ekonomis yang dihasilkan dari jasa yang diberikan oleh pekerja yang berhak memperoleh imbalan kerja

Karyawan /Pekerja
Seluruh karyawan meliputi karyawan penuh waktu,

paruh waktu, permanen atau temporer

Imbalan Kerja Jangka Pendek


Kewajiban pembayaran imbalan sebesar jumlah tidak terdiskonto dan dibebankan pada Laporan Laba Rugi Komprehensif tahun berjalan serta dicatat sebagai beban yang masih harus dibayar pada pos kewajiban lancar 2. Saldo kewajiban jangka pendek adalah jumlah sisa yang belum dibayarkan selama tahun berjalan, dan apabila terdapat kelebihan pembayaran oleh perusahaan maka kelebihan tersebut diakui sebagai uang muka pada pos aset lancar
1.

Upah atau gaji


Hanya boleh dibayarkan dalam bentuk uang 2. Terdiri dari berbagaibagian seperti gaji pokok, lembur, tunjangan medis , perumahan, pendidikan dll
1.

Cuti berimbalan jangka pendek


Cuti yang boleh diakumulasi cuti yang dapat digunakan pada periode masa yang akan datang apabila hak cuti tidak digunakan sepenuhnya. Terbagi dua , yaitu : Vesting : pekerja berhak memperoleh pembayaran untuk hak yang tidak dgunakan ketika hubungan kerja putus Non Vesting : pekerja tidak berhak menerima pembayaran untuk hak yang tidak digunakan ketika hubungan kerja putus

Perusahaan harus mengukur prakiraan biaya cuti

yang boleh diakumulasi sebagai tambahan yang diperkirakan akan dibayar oleh perusahaan akibat hak yang belum digunakan dan telah terakumulasi pada tanggal pelaporan

Contoh :
Pada tanggal pelaporan A belum mengambil cuti

selama setahun (15 hari kerja). Gaji pokok A Rp5.000.000,- per bulan . Imbalan cuti Rp2.500.000, Beban imbalan cuti

2.500.000 2.500.000

Beban imbalan cuti yang masih hrs dibayar

Tunjangan Hari Raya (THR)


Wajib dilakukan oleh perusahaan 2. Pembayaran sebelum tanggal perayaan 3. Khusus untuk perayaan Idul Fitri pembayaran mengikuti tahun komariah sehingga pembayaran setiap tahun dilakukan pada tanggal-tanggal yang berbeda dan mengakibatkan terdapat pembayaran tunjangan hari raya yang masih harus dibayar pada laporan posisi keuangan per 31 Desember
1.

Contoh 1:
Pada tahun pelaporan X1, PT.A memiliki 5 orang

karyawan :
NO 1 2 3 4 5 P Q R S T Jumlah NAMA GAJI POKOK Rp 1.000.000 6.000.000 7.000.000 500.000 600.000 Rp 15.100.000

Idul Fitri jatuh pada tanggal 8 November X1,

ke lima karyawan beragama Islam dan THR akan dibayarkan pada tanggal 1 November X1 sebesar Rp15.100.000,-. Berapa besarnya akrual atas beban THR yang harus diakui pada 31 Desember X1 ? JAWAB : Beban THR bulanan = Rp15.100.000/12 = Rp1.258.333 THR terutang per 31 Desember X1 = 2 bulan X Rp 1.258.333 = Rp2.516.667

Akan dibayar pada tanggal 20 Oktober X2

AJE :
Beban THR

2.516.667 Beban THR terutang

2.516.667

Perusahaan yang tidak melakukan pencadangan

karena : 1. Berbasis kas 2. Beban THR terutang tidak material

Contoh 2 :
Pada tanggal 29 Januari X2 ,Q mengundurkan diri Beban THR terutang

1.000.000 Pendapatan atas penghapusan THR terutang

1.000.000

Imbalan Pasca Kerja Tanpa Pendanaan (Unfunded)

Imbalan kerja jangka panjang


Cuti berimbalan jangka panjang
Jaminan hari tua
Jaminan sosial tenaga kerja Pesangon Penghargaan masa kerja Uang penggantian hak dll

PSAK#24 paragraf 53
Imbalan pasca kerja diakui pada laporan keuangan

dengan menggunakan metode projected unit credit untuk menentukan nilai kini dari kewajiban imbalan pasti dan biaya jasa kini Jika tidak didanai melalui dana pensiun ataupun asuransi maka imbalan kerja langsung dibukukan pada perusahaan dengan membebankan beban imbalan kerja (employee benefits) dan mengakui kewajiban imbalan kerja (employee benefit obligation

Asumsi Aktuaria
Mortalitas Turn over Demografi cacat

Klaim kesehatan
Bunga disokont Keuangan Kenaikan gaji Hasil aset program Lain-lain

Anda mungkin juga menyukai