Anda di halaman 1dari 3

C. Budaya Perang Suku Sioux 1.

Mendefinisikan Perang Walaupun banyak definisi tentang perang, berikut ini dianggap sebagai definisi yang representatif. Malinowski mendefinisikan perang sebagai sebuah kontes bersenjata antara dua kesatuan politik yang merdeka, dengan bantuan kekuatan militer terorganisir, dalam cita-cita sebuah suku atau kesatuan bangsa (dalam Bramson, 1968:247). Sementara, Naroll mendefinisikan perang sebagai pertempuran kelompok yang mematikan antara kelompok daerah (dalam Ferguson, 1984:3). Otterbein mengusulkan definisi yang sedikit mirip. Dia mendefinisikan perang sebagai pertempuran bersenjata antara komunitas politik (dalam Ferguson, 1984:3). Wallace menyatakan definisi yang lain. Dia berkata bahwa perang adalah kesepakatan menggunakan senjata yang mematikan oleh anggota dari sebuah masyarakat melawan anggota yang lain. (dalam Ferguson, 1984:3). Akan tetapi, tidak semua akan memuaskan. Sebagai tambahan, substansi dari mempelajari perang atau peperangan tidak akan mengacu pada definisi melainkan pada fenomena kultural dibaliknya (Ferguson, 1984:4), seperti yang artikel ini coba sajikan. 2. Pejuang/prajurit/petarung/pahlawan: Beberapa Definisi Hornby dalam Oxford Advanced Learners Dictionary mendefinisikan seorang pejuang/prajurit sebagai anggota sebuah suku yang berperperang untuk sukunya (1989:1436). Dari definisi itu, dapat disiratkan bahwa pejuang erat kaitannya dengan perang atau peperangan. Asumsi ini memandu beberapa sarjana untuk menganalisis peperangan orang Indian terutama di Great Plains, Benua Amerika. Thomas Biolsi, dalam essainya Ecological and cultural Factors in Plains Indians Warfare, sebuah chapter dari R. Brian Fergusons Warfare, Cultural and Environment (1984:141) menganalisis Peperangan Indian Plains melalui pendekatan Antropologi. Dia menemukan bahwa peperangan antar suku di Great Plains, Amerika Utara merupakan isu faktor ekologi dan budaya yang relatif penting. Analisis Antropologi terkait peperangan Indian Great Plains lainnya dikemukakan oleh Bernard Mishkin dalam Rank and Warfare among the Plains Indians (1992). Dalam studinya, yang mana fokus pada masyarakat Indian Kiowa, peperangan masyarakat Kiowa, salah satu suku Indian Plains, kebanyakan disebabkan oleh alasan ekonomi. Status ekonomi akan menentukan status di masyarakat. Kultur pejuang tidak dapat dipisahkan dari peperangan dan kajian Antropologi sangat membantu karena kajian ini meneliti tipe perilaku, pertarungan atau peperangan dapat dihubungkan dengan ruang lingkup alasan kultural yang tidak terbatas (Bramson, 1968:254). Sementara itu, pendekatan psykologis, disiplin ilmu yang mempelajari motivasi, persepsi dan

pembelajaran, menyatakan bahwa: perang merupakan bagian dari takdir manusia, perang merepresentasikan pembelajaran sosial telah kacau dan manusia berjuang terus-menerus demi memelihara kondisi simulasi yang optimal di dunianya (Bramson, 1968:13-14). 3. Pejuang Sioux Dari definisi yang disebutkan di atas, istilah pejuang merupakan analog untuk istilah peperangan, pertarungan, laki-laki, kehormatan, dan etika peperangan. Sebelumnya, sudah disebutkan bahwa ada stereotip buruk terhadap orang Indian karena kultur pejuang mereka, terutama Sioux pada abad 19 di Amerika. Sioux dianggap sebagai bangsa yang suka berperang dan kutur mereka merupakan yang paling merusak dan berdarah. Kepahlawanan merupakan salah satu bagian signifikan dari kultur Sioux. Sioux memiliki reputasi bahwa mereka tidak melakukan konsesi, sedikit sekutu, dan banyak musuh. Mereka dibenci oleh banyak orang dan paling ditakuti. (Hassrick, 1996:57). Sebagai sekelompok masyarakat pemburu yang berpindah-pindah tempat, Sioux merdeka secara ekonomi dan bergantung pada kerbau untuk bertahan hidup. Masyarakat pejuang Sioux memegang kejujuran pribadi. Akan tetapi, mereka tidak berada di bawah ilusi dan mengakui bahwa orang luar tidak akan memperlakukan/menindak mereka melalui cara ini. Faktanya, mereka berasumsi bahwa musuh-musuh mereka diabdikan karena alasan kekuasaan suku/adat sama seperti diri mereka sendiri. (Hassrick, 1996:68) Ini ada dalam pertempuran bahwa pejuang Sioux mendefinisikan dirinya sendiri. Risiko dalam pertarungan diadakan dengan kehormatan tertinggi oleh kultur Sioux dan mereka yang terlibat di dalamnya dianugerahi wibawa dan kehormatan. Keagungan perang sangat mendarah daging dalam budaya Sioux sehingga hal ini akan sering diutamakan melebihi kegiatan berburu. Akan tetapi, ini akan menjadi sebuah kesalahan mengusulkan bahwa dasar tujuan peperangan bagi pejuang Sioux adalah wibawa dan kehormatan. Perluasan territorial genting untuk melindungi daerah pengembaraan kerbau di mana mereka menggantungkan hidup. Pejuang Sioux terus waspada mengingat di Sioux tidak ada kemewahan seperti kedamaian yang berkelanjutan. Perkemahan Sioux bisa diserang oleh kelompok penyerbu pada malam tertentu. Ancaman serangannya seperti itu sehingga Para pria selalu tidur dengan senjata di samping mereka, dan dikatakan bahwa anak-anak diajari untuk tidak menangis mengingat keributan menarik perhatian musuh. (Hassrick, 1996:75). Alasan berperang tidak selalu luhur seperti pandangan modern. Hal ini diterima bahwa pembalasan, pertahanan, penaklukan, dan rampasan merupakan bagian dari alasan utama penyebab peperangan Sioux. (Hassrick, 1996:76). Sistem penghargaan berada di tempat bagi pejuang Sioux yang sukses terlibat dalam pertarungan. Sebuah coup akan dihadiahkan bagi pejuang untuk sejumlah aksi yang berbeda. Beberapa contoh yang dihadiahi sebuah coup akan dinilai berdasarkan sebuah pukulan langsung ke musuh, menyelamatkan kawan dalam pertempuran, atau melukai kuda saat perang. System

coup dapat diringkas dengan kalimat: Posisi sosial yang agung dikhususkan pemegang banyak coup. (Hassrick, 1996:92). Pejuang Sioux tentu termotivasi dan terus terfokus oleh system penghargaan adat ini. Walaupun kepahlawanan dan peperangan erat kaitannya dengan kultur Sioux, informasi tentang makna dari kultur ini telah disalahartikan oleh orang kulit putih untuk kepentingan mereka sendiri supremasi orang kulit putih. Tidak ada cukup studi yang mencoba untuk menggali seberapa signifikan dan pentingnya para pejuang bagi Great Sioux Nation, atau apakah kultur ini merusak dan berdarah, atau apakah ada sesuatu yang baik, positif, mulia dan bahkan suci dibalik keberadaan para pejuang Sioux.

Anda mungkin juga menyukai