Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Salah satu kebutuhan pokok hidup manusia adalah air, bahkan hampir 70 % tubuh manusia mengandung air (Ardiyansyah, 2005). Selain itu hewan dan tumbuh-tumbuhan juga kehidupannya sangat dipengaruhi oleh air, sehingga air merupakan kebutuhan yang sangat penting di bumi. Upaya pemenuhan kebutuhan air oleh manusia dapat mengambil air dari dalam tanah, air permukaan, atau langsung dari air hujan. Dari beberapa sumber air yang ada, banyak masyarakat yang memanfaatkan air tanah dengan menggunakan sumur gali. Hal ini dikarenakan pemanfaatan air tanah tidak terlalu mahal dan kualitasnya yang bagus di beberapa tempat seperti pedesaan. Air tanah mengalami kontak dengan berbagai macam material yang terdapat di dalam bumi. Sehingga pada umumnya air tanah mengandung kation dan anion terlarut dan beberapa senyawa anorgnik. Ion-ion yang sering ditemui pada air tanah adalah besi dan mangan. Keberadaan zat besi dan mangan di dalam sistem penyediaan air minum domestik telah menjadi masalah yang serius sejak lama karena pada umumnya berada dalam keadaan bervalensi dua. Adanya kandungan Besi (Fe) dan Mangan (Mn) dalam air menyebabkan warna air tersebut berubah menjadi kuning-coklat setelah beberapa saat kontak dengan udara. Disamping menimbulkan gangguan kesehatan juga menimbulkan bau yang kurang enak dan menyababkan warna kuning pada dinding bak kamar mandi serta bercak-bercak kuning pada pakaian. Oleh karena itu, menurut Permenkes No 907 tahun 2002, kadar Fe dalam air minum maksimum yang diperbolehkan adalah 0,3

2
mg/Lt dan kadar Mn dalam air minum yang diperbolehkan adalah 0,1 mg/Lt. Untuk menanggulangi masalah tersebut, perlu dipikirkan teknologi apa yang dapat mereduksi kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn) dalam air sumur gali sehingga dapat sesuai dengan standart yang berlaku. Penerapan teknologi pengolahan air yang sesuai dengan kondisi sumber air baku, kondisi sosial, budaya, ekonomi dan SDM setempat. Dilihat dari kondisi yang ada dan penelitian yang telah dilakukan oleh Sudiati, (2000) bahwa penggunaan cascade aerator dan rapid sand filter dapat menjadi salah satu alternatifnya. Hasil penelitian sebelumnya didapatkan bahwa cascade aerator 12 step mampu menyerap oksigen sebesar 1,02 0,81 mg/L dengan efisiensi penurunan kadar besi sebesar 1,705 2,83 %, sedangkan untuk cascade aerator dengan 7 step dapat menyerap oksigen sebesar 0,61 0,41 mg/L dengan efisiensi penurunan kadar besi sebesar 0,512 0,862% yang kemudian hal ini didukung dengan adanya penggunaan filter dimana kadar besi dapat diturunkan sampai 99%. Penelitian lain yang dilakukan oleh Dewi, (1998) menghasilkan bahwa penurunan Fe dan Mn dengan menggunakan cascade aerator dan filter dengan variasi pH didapatkan persentase kenaikan DO dan Penurunan Fe dan Mn tertinggi pada pH 7,22 yaitu 62,63%;44,47%;42,21%. Oleh karena itu penurunan besi dan mangan pada studi kali ini juga dilakukan dengan menggunakan cascade aerator dan rapid sand filter dengan menggunakan variable konsetrasi besi dan mangan serta penggunaan batuan di atas tiap step. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas pokok permasalahan yang timbul adalah ; 1. Berapa besar efisiensi removal Besi (Fe) dan Mangan (Mn) dengan menggunakan Cascade Aerator dan Rapid Sand Filter?

3
2. Hubungan variasi adanya batuan atau tidak pada tiap step cascade aerator dalam penurunan kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn)? 1.3 Ruang Lingkup Ruang lingkup dari penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Air yang digunakan dalam penelitian ini adalah sample buatan dengan variasi konsentrasi yang berbeda yang nantinya juga akan dibandingkan dengan air sumur asli. 2. Dimensi Cascade Aerator yang digunakan adalah 12 step dengan jarak antar step 5 cm, panjang 27 cm dan lebar 5 cm berdasarkan penelitian sebelumnya. 3. Alat akan dioperasikan selama 8 jam. 4. Tempat dilakukan penelitian di laboratorium Teknik Lingkungan FTSP-ITS. 5. Standar baku mutu air yang digunakan berdasarkan pada Kepmenkes RI No.907 Tahun 2002. 6. Parameter yang digunakan adalah : ) Kandungan Fe ) Kandungan Mn 7. Variabel yang digunakan adalah : ) Variasi Konsentrasi Besi (Fe) dan Mangan (Mn), yaitu;1mg/L, 3mg/L, 5mg/L ) Variasi penggunaan batuan pada tiap step di cascade aerator. 8. Batuan yang digunakan adalah Mangan Zeolit 9. Parameter lain yang diukur adalah Dissolved Oxygen. 10. Penelitian ini tidak mengitung untuk rate aerasi (kelarutan gas).

4
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah ; 1. Menentukan efisiensi removal zat Besi (Fe) dan Mangan (Mn) yang dapat dicapai oleh Cascade Aerator dan Rapid Sand Filter. 2. Menentukan pengaruh adanya batuan pada tiap step cascade aerator. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian tugas akhir ini adalah memberi masukan terhadap alternatif teknologi pengolahan air sumur gali bagi daerah yang memiliki nilai kadar zat Besi (Fe) dan Mangan (Mn) yang tinggi, serta sebagai bahan literatur bagi penelitianpenelitian berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai