Anda di halaman 1dari 7

30

III. MATERI DAN METODA


3.1 Materi Kerja Praktek
3.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam dalam kerja praktek ini terdiri dari plankton net
no.25, botol film, termometer, hand refractometer, botol winkler, kertas pH universal,
keping secchi, GPS (Global Positioning System), ember plastik isi 10 liter, kamera, ice box,
pipet tetes, mikroskop binokuler, kaca preparat, cover glass, alat tulis, buku identifikasi,
kertas saring Whatman no. 41, dan timbangan digital.
3.1.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam kerja praktek terdiri dari sampel air Laguna
Segara Anakan, larutan H2SO4 pekat, larutan KOH-KI, larutan Na2S2O3 0,025 N,
indikator amilum (pengukuran oksigen terlarut), larutan lugol, larutan formalin 4%
untuk pengawetan plankton dan akuades.
3.2 Metoda Kerja Praktek
Metode kerja yang digunakan pada kerja praktek ini adalah metode survei. Kerja
praktek dilaksanakan selama tiga bulan pada bulan Januari Maret 2010 di Segara
Anakan Kabupaten Cilacap Propinsi Jawa Tengah dengan periode pengambilan sampel
satu bulan sekali. Pada kerja praktek ini terdapat tiga stasiun dengan setiap stasiun
terdapat tiga titik pengambilan. Stasiun satu berada di Pulau Tiranggesik (07 4051,7
LS - 07 4054,8 LS dan 108 4916,5 BT - 108 4920,3 BT), Stasiun dua berada di
31

Pulau Gombol (07

4033,0 LS - 07

4038,1 LS dan 108

5029,3 BT - 108 5033,2 BT)
dan Stasiun tiga berada di Ujung Alang (07 4054,4 LS - 07 4060,2 LS dan 108
5022,5 BT - 108 5025,6 BT) (Lampiran 6).
3.2.1 Pengambilan dan Perhitungan Sampel Zooplankton
Prosedur analisa plankton menggunakan metode Lackey drop microtransect
counting menurut APHA (1965) yaitu:
1. Saring air laut dengan menggunakan plankton net no. 25 sebanyak 10 kali
dengan ember berukuran 10 liter.
2. Filtrat yang diperoleh kemudian diawetkan dengan menggunakan larutan
formalin 4% sebanyak 4 ml dan diberikan larutan lugol 2 tetes. dinginkan di
dalam ice box, lalu dilakukan pengamatan di laboratorium
3. Ambil 1 tetes filtrat, kemudian amati di bawah mikroskop binokuler dengan
jumlah lapang pandang tiap tetes pengamatan sebanyak 30 kali dan setiap
sampel diulang 6 kali
4. Plankton yang ditemukan diidentifikasi dengan menggunakan buku Sachlan
(1982), Newel and Newel (1977)
5. Pengamatan kelimpahan zooplankton dilakukan di laboratorium dengan
menggunakan mikroskop binokuler. Analisis, kelimpahan (N), indeks
keragaman (H), indeks dominansi (D), indeks kemerataan (E) dan indeks
kesamaan zooplankton dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

32

3.2.1.1 Kelimpahan Zooplankton (N)
Kelimpahan = N x F
Dengan nilai F :

W P V
V
Q
Q
F
1 1
2
1
2
1
=

Keterangan:
N = Jumlah plankton rata-rata tiap preparat
F = Jumlah individu plankton per liter
Q1 = Luas gelas penutup (18 x 18 mm
2
)
Q2 = Luas lapang pandang (1, 11279 mm
2
)
V1 = Volume air dalam botol penampung
V2 = Volume air di bawah gelas penutup
P = Jumlah lapang pandang yang diamati (30 x lapang pandang)
W = Volume air yang disaring (100 liter) (APHA, 1965).
3.2.1.2 Indeks Keragaman

= Pi Pi H ln '

Keterangan:
H = Indeks keragaman
Pi = ni/N
ni = Jumlah individu tiap spesies ke-i
N = Jumlah total individu semua spesies (Ludwig and Reynolds, 1988).

33

3.2.1.3 Indeks Dominansi

=
2
N
ni
D

Keterangan:
D = Indeks dominansi
ni = Jumlah individu tiap spesies ke-i
N = Jumlah total individu semua spesies (Ludwig and Reynolds, 1988)
3.2.1.4 Indeks Kemerataan



Keterangan:
S = Jumlah keseluruhan spesies
H max = Indeks keragaman
E = Indeks kemerataan (Ludwig and Reynolds, 1988).
3.2.2 Pengukuran Kualitas Air
3.2.2.1 Suhu Air
Temperatur air diukur menggunakan metode Pemuaian (APHA, 2005).
Temperatur air diukur menggunakan termometer celcius dengan ketelitian 1
o
C.
Termometer dicelupkan ke dalam perairan hingga air raksa konstan. Angka yang
tertera dicatat.

34

3.2.2.2 Salinitas
Salinitas diukur menggunakan metode Konduktivitimetrik (APHA, 2005)
dengan alat hand refraktometer. Sebelum digunakan skala hand refraktometer terlebih
dahulu dikalibrasi dengan menetaskan akuades pada lempeng hand refraktometer.
Kemudian akuades dibersihkan dengan menggunakan tissue. Air sampel diteteskan di
atas lempeng kemudian diamati batas bagian yang terang dan gelap yang memotong
skala menunjukkan salinitas air sampel.
3.2.2.3 TSS (Total Suspended Solid)
TSS diukur dengan menggunakan metode Gravimetric (APHA, 2005). Pertama,
kertas saring Whatman no. 41 dibilas dengan akuades, lalu dioven pada temperatur
105
o
C selama 1 jam kemudian didinginkan dalam desikator selama 15 menit dan
ditimbang (B). Sampel air yang akan diukur diambil sebanyak 100 ml, dikocok dan
disaring menggunakan sistem vakum. Kertas saring dioven pada temperatur 105
o
C
selama 1 jam. Selanjutnya didinginkan dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang
kembali (A).
Kadar TSS dihitung menggunakan rumus:
TSS = (A-B) x 100 mg/l
C
Keterangan:
A = Berat kertas saring dan residu setelah pemanasan 105
o
C (mg)
B = Berat kertas saring setelah dipanaskan 105
o
C (mg)
C = Berat sampel yang dianalisa (ml)



35

3.2.2.4 Derajat Keasaman (pH) Air
Nilai pH air diukur menggunakan metode Konduktivitimetri (APHA, 2005)
dengan pH meter. pH meter dicelupkan ke badan perairan selama 5 menit, kemudian
catat hasil yang tertera pada pH meter.
3.2.2.5 Oksigen Terlarut
Oksigen terlarut diukur menggunakan metode Winkler (APHA, 2005). Sampel
air diambil menggunakan botol winkler 250 ml secara hati-hati agar tidak terjadi
gelembung udara. Ke dalamnya ditambahkan berturut turut larutan MnSO4 dan
larutan KOH-KI sebanyak 1 ml, lalu dibolak-balik sampai homogen dan didiamkan
hingga terbentuk endapan. Lalu diberi larutan H2SO4 pekat 1 ml, dan dibolak-balik
hingga endapan menjadi larut. Selanjutnya diambil sebanyak 100 ml dengan
menggunakan gelas ukur dan dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer, serta dititrasi
menggunakan larutan Na2S2O3 0,025 N sampai larutan berwarna kuning muda. Ke
dalamnya ditambahkan indikator amilum sebanyak 10 tetes hingga larutan berwarna
biru tua, kemudian titrasi dilanjutkan hingga warna biru tua tepat hilang atau menjadi
jernih. Titrasi dilakukan secara duplo. Kadar oksigen dihitung menggunakan rumus:
8
100
1000
= q p DO

Keterangan :
DO : Kadar O2 terlarut
p : Jumlah Na2S2O3 tang terpakai
36

q : Normalitas Na2S2O2 (0,025 N)
8 : Berat setara oksigen
100 : Volume air sampel (mL)
3.3 Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, pada bulan Januari Maret 2010 di
Segara Anakan Kabupaten Cilacap Propinsi Jawa Tengah dan pengamatan sampel
zooplankton dilakukan di Laboratorium Akuatik Jurusan Perikanan dan Kelautan,
Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
3.4 Analisis Data
Data kelimpahan, indeks keragaman, indeks dominansi, dan indeks kemerataan
zooplankton serta pengaruh kualitas fisika dan kimia air terhadap distribusi dan
dominasi zooplankton, dianalisis secara:
1. Deskriptif dengan bantuan diagram histogram untuk mengetahui distribusi dan
dominasi zooplankton di perairan laguna Segara Anakan Cilacap.
2. Regresi untuk mengetahui bagaimana hubungan kualitas fisika dan kimia air
perairan laguna Segara Anakan Cilacap bagian barat terhadap distribusi dan
dominasi zooplankton.

Anda mungkin juga menyukai