1. UMUM
Banyak sekali definisi tentang peta, tetapi pada dasarnya hakekat peta adalah
:
1. Tata warna;
2. Simbol (terutama pada peta tematik);
3. Proyeksi.
Sebuah peta harus teliti. Sehubungan dengan itu, perlu diingatkan bahwa
tingkat ketelitian harus disesuaikan dengan tujuan peta dan jenis peta, serta
kesanggupan skala peta itu dalam menyatakan ketelitian. Sebagai contoh :
2. PENYUSUNAN PETA
2.1. Data Geografis
Untuk menyampaikan ide melaui peta dari berbagai hal kedudukannya dalam
ruang muka bumi diamana objek (objek geografis) yang akan disampaikan
tersebut tentunya amatlah rumit. Penyederhanan objek geografis dalam peta
terdiri dari :
1. Titik, bentuk titik ini misalnya sebuah menara, tugu dan sebagainya.
2. Garis, misalnya sungai dan jalan.
3. Luasan, misalnya bentuk-bentuk penggunaan tanah, danau dan
sebagainya.
Untuk memenuhi ketiga syarat itu sekaligus suatu hal yang tidak mungkin.
Untuk memenuhi satu syarat saja dari tiga syarat di atas untuk seluruh bola
dunia, juga merupakan hal yang tidak mungkin. Yang bisa dilakukan hanyalah
satu saja dari syarat di atas untuk sebagian kecil permukaan bumi.
Oleh karena itu, untuk dapat membuat rangka peta yang meliputi wilayah
yang lebih besar harus dilakukan kompromi ketiga syarat di atas. Akibat dari
kompromi itu maka lahir bermacam jenis proyeksi peta.
Proyeksi berdasarkan bidang asal
Jenis proyeksi no.1 sampai no.3 merupakan proyeksi murni, tetapi proyeksi
yang dipergunakan untuk menggambarkan peta yang kita jumpai sehari-hari
tidak ada yang menggunakan proyeksi murni di atas, melainkan merupakan
proyeksi atau rangka peta yang diperoleh melaui perhitungan (proyeksi
gubahan).
Dalam kesempatan ini tidak akan dijelaskan bagaimana perhitungan proyeksi
tersebut di atas, akan tetapi cukup jenis proyeksi apa yang biasa digunakan
dalam menyediakan kerangka peta di seluruh dunia.
Contoh proyeksi gubahan :
2. Daerah Kutub
• Proyeksi Lambert
• Proyeksi Zenithal sama jarak
• Sinusoidal
• Lambert
• Bonne
4. Untuk Daerah yang lebar ke samping tidak jauh dari Khatulistiwa
Untuk daerah yang membujur Utara-Selatan tidak jauh dari Khatulistiwa pilih
Lambert atau Bonne.
2.3. Tata Warna dan Simbol
Agar peta dapat dengan mudah dimengerti oleh pengguna peta, pemakaian
tata warna dan simbol sangat membantu untuk mencapai tujuan tersebut.
2.3.1. Tata warna
Penggunaan warna pada peta (dapat juga pola seperti titik-titik atau jaring
kotak-kotak dan sebagainya) ditujukan untuk tiga hal :
• Untuk membedakan
• Untuk menunjukan tingkatan kualitas maupun kuantitas (gradasi)
• Untuk keindahan
3. KOMPONEN PETA
Setelah kita memahami konsep dasar dari penyusunan peta tersebut di atas,
menjadi semakin mudah untuk menyimak apa saja komponen peta yang
baik.
Komponen peta terdiri dari :
1. Isi peta
Isi peta menunjukan isi dari makna ide penyusun peta yang akan
disampaikan kepada pengguna peta.
Kalau ide yang disampaikan tentang perbedaan curah hujan , isi peta
tentunya berupa isohyet.
2. Judul peta
Judul peta harus mencerminkan isi peta. Isi peta berupa isohyet, tentu
judul petanya menjadi "Peta Distribusi Curah Hujan", dan sebagainya.
Agar pembaca peta dapat dengan mudah memahami isi peta, seluruh
bagian dalam isi peta harus dijelaskan dalam legenda atau keterangan.
Peta yang dibaca harus diketahui dari bagian bumi sebelah mana area
yang dipetakan tersebut.
Inzet peta merupakan peta yang diperbersar dari bagian belahan bumi.
Sebagai contoh, kita mau memetakan pulau Jawa, pulau Jawa
merupakan bagian dari kepulauan Indonesia yang diinzet.
6. Grid
Cara pembuatan grid yaitu, wilayah dunia yang agak luas, dibagi-bagi
kedalam beberapa kotak. Tiap kotak diberi kode. Tiap kotak dengan
kode tersebut kemudian diperinci dengan kode yang lebih terperinci
lagi dan seterusnya.
Disamping itu ada juga grid yang dibuat oleh tentara inggris dan grid
yang dibuat oleh Amerika (American Mapping System).
7. Nomor peta
Penomoran peta penting untuk lembar peta dengan jumlah besar dan
seluruh lembar peta terangkai dalam satu bagian muka bumi.
Sumber-sumber data geospatial adalah peta digital, foto udara, citra satelit,
tabel statistik dan dokumen lain yang berhubungan.
Data geospatial dibedakan menjadi data grafis (stau disebut juga data
geometris) dan data atribut (data tematik), lihat Gambar 1.2. Data grafis
mempunyai tiga elemen : titik (node), garis (arc) dan luasan (poligon) dalam
bentuk vector ataupun raster yang mewakili geometri topologi, ukuran,
bentuk, posisi dan arah.
Fungsi pengguna adalah untuk memilih informasi yang diperlukan, membuat
standar, membuat jadwal pemutakhiran (updating) yang efisien, menganalisis
hasil yang dikeluarkan untuk kegunaan yang diinginkan dan merencanakan
aplikasi.
1.2. Kenapa SIG Dibutuhkan ?
a. Perangkat Keras
Terdiri dari beberapa komponen.
Memory
Memory Utama:adalah bagian paling esensi pada komputer seluruh data
dan program berada pada memori utama untuk akses yang lebih cepat.
Dibutuhkan setidaknya memori berkapasitas 64 MB untuk SIG berbasis PC.
b. Perangkat Lunak
Terdiri atas sistem operasi, compiler dan program aplikasi.
SIG sebagai ilmu multi displin terpadu terdiri atas beberapa disiplin ilmu
berikut.
Geografi Statistika
Operations
Kartografi
Research
Penginderaan
Ilmu Komputer
Jauh
Fotogrammetri Matematika
Ilmu Ukur Tanah Perencanaan Sipil
Perencanaan Kota,
Geodesi
dll.
Hubungan antara disiplin ilmu tersebut dijelaskan pada Tabel 1.4.
SIG kini menjadi disiplin ilmu yang independen dengan nama "Geomatic",
"Geoinformatics", atau "Geospatial Information Science" yang digunakan
pada berbagai departemen pemerintahan dan universitas.
Pengelolaan Fasilitas
Peta skala besar dan akurat, dan analisis jaringan (network analysis)
digunakan untuk pengelolaan utilitas kota. AM/FM biasanya digunakan pada
tujuan ini.
Informasi menjadi isu utama dalam era komputer sekarang ini, karena
informasi memberikan kontribusi pada kualitas hidup seperti tertulis di
bawah ini.
Standarisasi
Standar untuk struktur dan format data harus dibangun untuk
memungkinkan transfer data dan pertukaran data geospatial.
Pertukaran Data/Informasi
Untuk penghematan waktu dan biaya dalam digitasi, pertukaran data harus
dikembangkan. Untuk mendukung pekerjaan dengan data geospatial,
informasi dan pengalaman harus dipertukarkan antar sesama pengguna.
Jaringan
Sistem komputer yang tersebar antar instansi harus dihubungkan dengan
jaringan untuk peningkatan akses dan pelayanan.
SIG bisa menjadi alat yang sangat penting pada pengambilan keputusan
untuk pembangunan berkelanjutan, karena SIG memberikan informasi pada
pengambil keputusan untuk analisis dan penerapan database keruangan
seperti diperlihatkan pada Gambar 1.8.
Pengambilan keputusan termasuk pembuatan kebijakan, perencanaan dan
pengelolaan dapat diimplementasikan secara langsung dengan pertimbangan
faktor-faktor penyebabnya melalui suatu konsesus masyarakat. Faktor
penyebab itubisa berupa pertumbuhan populasi, tingkat kesehatan, tingkat
kesejahteraan, teknologi, politik, ekonomi dll. yang kemudian ditentukan
target dan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup.
Dus, faktor penyebab dari manusia, elemen kuci dimensi manusia pada
pengambilan keputusan, akan memberikan akibat pada lingkungan seperti
peningkatan pemakaian sumber daya alam, urbanisasi, industrialisasi,
konstruksi, konsumsi energi, dll. Akibat yang terjadi pada manusia ini akan
berpengaruh pada perubahan lingkungan, seperti perubahan penggunaan
tanah, perubahan gaya hidup, degradasi tanah, polusi, perubahan iklim, dll.
Perubahan lingkungan itu dapat dipantau untuk meningkatkan kewaspadaan
publik. Penginderaan jauh dapat sangat berguna untuk pemahaman yang
lebih baik atas akibat pada manusia dengan perubahan lingkungan, selain
pengineraan jauh juga membangun database.