Anda di halaman 1dari 3

Kode Etik 3 Profesi.

Oleh : Yosi Astina (0801082049)

T.komputer 1A

1.WARTAWAN

adalah sebuah profesi. Dengan kata lain, wartawan adalah


seorang profesional, seperti halnya dokter, bidan, guru, atau
pengacara. Sebuah pekerjaan bisa disebut sebagai profesi jika
memiliki empat hal berikut, sebagaimana dikemukakan seorang
sarjana India, Dr. Lakshamana Rao:

• Harus terdapat kebebasan dalam pekerjaan tadi.


• Harus ada panggilan dan keterikatan dengan pekerjaan
itu.
• Harus ada keahlian (expertise).
• Harus ada tanggung jawab yang terikat pada kode etik
pekerjaan. (Assegaf, 1987).

2. kode etik profesi akuntan

Mukadimah prinsip etika profesi akuntan antara lain menyebutkan


bahwa dengan seorang akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga
disiplin diri melebihi yang disyaratkan oleh hukum dan peraturan yang
berlaku. Selain itu prinsip ini meminta komitmen untuk berperilaku
terhormat, bahkan dengan pengorbanan keuntungan pribadi.
Sementara itu prinsip etika akuntan atau kode etik akuntan itu sendiri
meliputi delapan butir pernyataan (IAI, 1998, dalam Ludigdo, 2007).
Kedelapan butir pernyataan tersebut merupakan hal-hal yang
seharusnya dimiliki oleh seorang akuntan. Delapan butir tersebut
terdeskripsikan sebagai berikut :

• Tanggung jawab profesi : bahwa akuntan di dalam


melaksanakan tanggungjawabnya sebagai profesional
harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan
profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
• Kepentingan publik : akuntan sebagai anggota IAI
berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka
pelayanan kepada publik, menghormati kepentingan
publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
• Integritas : akuntan sebagai seorang profesional, dalam
memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, harus
memenuhi tanggung jawab profesionalnya tersebut
dengan menjaga integritasnya setinggi mungkin.
• Obyektifitas : dalam pemenuhan kewajiban
profesionalnya, setiap akuntan sebagai anggota IAI harus
menjaga obyektifitasnya dan bebas dari benturan
kepentingan.
• Kompetensi dan kehati-hatian profesional : akuntan
dituntut harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan
penuh kehati-hatian, kompetensi, dan ketekunan, serta
mempunyai kewajiban untuk mempertahankan
pengetahuan dan keterampilan profesionalnya pada
tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien
atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa
profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan
praktik, legislasi, dan teknik yang paling mutakhir.
• . Kerahasiaan : akuntan harus menghormati kerahasiaan
informasi yang diperoleh selama melakukan jasa
profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan
informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak
atau kewajiban profesional atau hukum untuk
mengungkapkannya.
• Perilaku profesional : akuntan sebagai seorang
profesional dituntut untuk berperilaku konsisten selaras
dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan
yang dapat mendiskreditkan profesinya.
• . Standar teknis : akuntan dalam menjalankan tugas
profesionalnya harus mengacu dan mematuhi standar
teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai
dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, akuntan
mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan
dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan
dengan prinsip integritas dan obyektifitas

3. KODE ETIK SEORANG PUSTAKAWAN

• Berupaya melaksanakan tugas sesuai dengan harapan


masyarakat pada umumnya dan kebutuhan pengguna
perpustakaan pada khususnya;
• Berupaya mempertahankan keunggulan kompetensi setinggi
mungkin dan berkewajiban mengikuti perkembangan;
• Berupaya membedakan antara pandangan atau sikap hidup
pribadi dan tugas profesi;
• Menjamin bahwa tindakan dan keputusannya, berdasarkan
pertimbangan professional;
• Tidak menyalah gunakan posisinya dengan mengambil
keuntungan kecuali atas jasa profesi;
• Bersifat sopan dan bijaksana dalam melayani masyarakat,
baik dalam ucapan maupun perbuatan.

Anda mungkin juga menyukai