SKRIPSI
Diajukan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Politik pada Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Andalas
Oleh:
Fredo Permana
BP. 03 193 016
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah diuji di depan sidang Ujian Skripsi Jurusan Ilmu Politik pada
Tanggal 25 September 2007, bertempat di Ruang Sidang Jurusan Ilmu Politik, dengan
Tim Penguji:
Mengetahui,
Dekan
Drs. Bakaruddin RA, MS NIP. 131 474 823
HALAMAN PENGESAHAN
“Skripsi ini telah disetujui Dosen Pembimbing dan disahkan oleh Ketua Jurusan Ilmu
Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas”.
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan
ABSTRAK
Kata Kunci: perilaku memilih, orientasi terhadap kandidat, konsumsi media massa,
Pilkada Langsung.
ABSTRACT
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACT.................................................................................................... ii KATA
PENGANTAR.................................................................................... iiiDAFTAR
ISI...................................................................................................DAFTAR TABEL
..........................................................................................DAFTAR
BAGAN..........................................................................................DAFTAR LAMPIRAN
..................................................................................BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Kepustakaan Konseptual...................................................................... 33
E. Hipotesis............................................................................................... 40
B. Lokasi Penelitian.................................................................................. 43
H. Pengujian Hipotesis.............................................................................. 53
Analisis Chi-Square dan Koefisien Kontingensi antara Konsumsi Media Massa (X1)
dengan Perilaku Memilih Mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta
pada Pilkada Gubernur Sumbar Tahun 2005 (Y) ............................................... 112
Analisis Chi-Square dan Koefisien Kontingensi antara Orientasi Kandidat (X2) dengan
Perilaku Memilih Mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada
Pilkada Gubernur Sumbar Tahun 2005 (Y)................................................................ 113
B. Saran..................................................................................................... 119
DAFTAR KEPUSTAKAAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Hasil Perolehan Suara Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Propinsi Sumatera
Barat Tahun 2005 Tingkat Kota Padang ......... 3
Tabel 1.2Jumlah Suara Untuk Pemilihan Keanggotaan DPRD I Pada Pemilihan Umum
2004 Menurut Partai Tingkat Kota Padang ...... 5
Tabel 1.3Asumsi Jumlah Suara Koalisi Partai Apabila Identifikasi Kepartaian Pendukung
Biasa Tidak Berubah Pada Pilkada Langsung
2005............................................................................... 6
Tabel 2.1 Definisi Operasional dan Indikator ............................................... 41
Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa Di Kota Padang Menurut Perguruan Tinggi Tahun
2004 .................................................................................... 45
Tabel 3.2 Jumlah Mahasiswa Angkatan 2003 Dan 2004 Jurusan Teknik Elektro, Teknik
Lingkungan, Ilmu Politik, Sosiologi, Teknik Industri, Teknik Mesin, Akuntansi
Dan Ekonomi Pembangunan Yang Aktif Kuliah Dan Memilih Pada Pilkada
Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar tahun 2005 ...................... 48
Tabel 3.3 Daftar Sebaran Sampel Angkatan 2003 dan 2004 Pada Jurusan Teknik Elektro,
Teknik Lingkungan, Ilmu Politik, Sosiologi, Teknik Industri, Teknik Mesin,
Akuntansi Dan Ekonomi
Pembangunan ................................................................................. 50
Tabel 3.4 Nilai Koefisien ............................................................................... 56
Tabel 4.2Jumlah Suara Untuk Pemilihan Keanggotaan DPRD I Pada Pemilihan Umum
2004 Menurut Partai Tingkat Kota Padang ...... 61
Tabel 4.3Jumlah Suara Untuk Pemilihan Keanggotaan DPRD I Pada Pemilihan Umum
2004 Menurut Partai Tingkat Propinsi Sumatera
Barat............................................................................... 62
Tabel 4.4 Hasil Perolehan Suara Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Propinsi Sumatera
Barat Tahun 2005 Tingkat Kota Padang ......... 62
Tabel 5.1 Jenis Kelamin Responden .............................................................. 78
Tabel 5.4 Tabulasi Silang Ketertarikan Responden Terhadap Informasi Atau Berita Politik
Mengenai Pilkada 2005 di Media Massa dengan Alasan Responden Mencoblos
Pada Pilkada 2005............ 81
Tabel 5.5Tabulasi Silang Frekuensi Responden Membaca Atau Mendengar Informasi
Pilkada 2005 Melalui Media Massa dengan Alasan Responden Mencoblos
Pada Pilkada 2005............ 82
Tabel 5.6Tabulasi Silang Frekuensi Responden Membaca Atau Mendengar Informasi
Pilkada 2005 Melalui Media Massa dengan Pilihan Responden Pada Pilkada
Gubernur....................... 83
Tabel 5.7Tabulasi Silang Pengaruh Informasi Atau Berita Politik Pilkada 2005 di Media
Massa Terhadap Responden Dalam Menetapkan Pilihan dengan Pilihan
Responden Pada Pilkada Gubernur........... 85
Tabel 5.8Tabulasi Silang Frekuensi Responden Membaca Atau Mendengar Informasi
Pilkada 2005 Melalui Media Massa dengan Alasan Responden Memilih
Pasangan Kandidat............... 87
Tabel 5.9Tabulasi Silang Pengaruh Informasi Atau Berita Politik Pilkada 2005 di Media
Massa Terhadap Responden Dalam Menetapkan Pilihan dengan Alasan
Responden Memilih Pasangan Kandidat .. 89
Tabel 5.10 Tabulasi Silang Frekuensi Responden Membaca Surat Kabar Terbitan Daerah
dengan Pengetahuan Responden Terhadap Hasil Pilkada
2005................................................................................... 90
Tabel 5.11 Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Terhadap Pasangan Kandidat Yang
Dipilih dengan Pilihan Responden Pada Pilkada
Gubernur ........................................................................................ 92
Tabel 5.12 Tabulasi Silang Frekuensi Responden Melihat Pemberitaan Terhadap Pasangan
Kandidat Di Media Cetak dengan Pilihan Responden Pada Pilkada
Gubernur................................................ 93
Tabel 5.13 Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Terhadap Pasangan Kandidat Yang
Dipilih dengan Alasan Responden Memilih Pasangan
Kandidat......................................................................... 94
Tabel 5.14 Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Mengenai Partai Politik Yang
Mengusung Pasangan Kandidat Yang Dipilih dengan Alasan Responden
Memilih Pasangan Kandidat ........................... 96
Tabel 5.15 Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Mengenai Pengalaman Memimpin
Pasangan Kandidat Yang Dipilih dengan Alasan Responden Memilih Pasangan
Kandidat ....................................... 97
Tabel 5.16 Tabulasi Silang Keyakinan Responden Terhadap Pelaksanaan Visi Misi
Tersebut Apabila Pasangan Kandidat Terpilih dengan Alasan Responden
Memilih Pasangan Kandidat ........................... 99
Tabel 5.17 Tabulasi Silang Frekuensi Responden Melihat Pemberitaan Terhadap Pasangan
Kandidat Di Media Cetak dengan Alasan Responden Memilih Pasangan
Kandidat ....................................... 100
Tabel 5.18 Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Mengenai Kedekatan Pasangan
Kandidat Dengan Masyarakat Umum dengan Alasan Responden Memilih
Pasangan Kandidat ....................................... 101
Tabel 5.19 Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Mengenai Kepedulian Sosial
Pasangan Kandidat Dengan Masyarakat Umum dengan Alasan Responden
Memilih Pasangan Kandidat ........................... 102
Tabel 5.20 Tabulasi Silang antara Pilihan Pada Pilkada Gubernur dengan Alasan
Responden Mencoblos Pada Pilkada 2005 ........................ 104
Tabel 5.21 Tabulasi Silang antara Pilihan Pada Pilkada Gubernur dengan Alasan
Responden Memilih Pasangan Kandidat ........................... 105
Tabel 5.22 Tabulasi Silang antara Pilihan Pada Pilkada Gubernur dengan Pengetahuan
Responden Terhadap Hasil Pilkada 2005................. 107
Tabel 5.23 Tabulasi silang antara Alasan Responden Mencoblos Pada Pilkada 2005
dengan Alasan Responden Memilih Pasangan
Kandidat ......................................................................................... 108
Tabel 6.1 Chi-Square Tests antara Konsumsi Media Massa dengan Perilaku Memilih
Mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada
Gubernur Sumbar Tahun 2005........................ 112
Tabel 6.2 Koefisien Kontingensi antara Konsumsi Media Massa dengan Perilaku Memilih
Mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada
Gubernur Sumbar Tahun
2005................................................................................................ 112
Tabel 6.3 Chi-Square Tests antara Orientasi Kandidat dengan Perilaku Memilih
Mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada
Gubernur Sumbar Tahun 2005........................ 113
Tabel 6.4 Koefisien Kontingensi antara Orientasi Kandidat dengan Perilaku Memilih
Mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada
Gubernur Sumbar Tahun
2005................................................................................................ 114
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Model Analisis ............................................................................... 40 Bagan 3.1
Teknik Pengambilan Sampel.......................................................... 47 Bagan 4.1 Struktur
Universitas Andalas ........................................................ 68 Bagan 4.2 Struktur Universitas
Bung Hatta ................................................... 76
DAFTAR LAMPIRAN
Kuesioner Penelitian
Uji Validitas dan Reliabilitas
Nilai Chi Square
Surat Izin Penelitian dari FISIP Universitas Andalas
Surat Izin Penelitian dari Universitas Bung Hatta
BAB I
PENDAHULUAN
menempati posisi ke-4 terbesar di dunia dengan jumlah penduduk sebesar 206,3 juta jiwa1.
Salah satu ciri negara demokrasi adalah diadakannya pemilihan umum secara periodik.
Pemilihan umum merupakan suatu momen yang dijadikan sebagai tempat penyaluran
diberi kesempatan untuk menentukan siapa yang akan mewakili mereka di lembaga
legislatif dan yang akan memimpin mereka sebagai presiden di lembaga eksekutif lima
tahun ke depan.
Berakhirnya rezim orde baru pada tahun 1998, merupakan langkah baru bagi
demi mewujudkan suatu Indonesia baru, Indonesia yang lebih demokratis yaitu dengan
Undang Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah pada tanggal 7 Mei
Secara umum UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah telah banyak
membawa kemajuan bagi daerah dan juga bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat
karena pemerintah daerah diberi wewenang yang luas untuk mengelola kekayaan daerah
masyarakat di daerah.
Daerah tersebut juga menimbulkan dampak negatif dan belum mampu menjawab tuntutan
reformasi, karena kepala daerah masih dipilih dan bertanggung jawab kepada DPRD.
Dengan demikian tidak mengherankan pada masa berlakunya UU No. 22 Tahun 1999
tersebut, tersebar isu politik uang karena besarnya wewenang DPRD dalam proses
pemilihan kepala daerah2. Oleh karena itu, UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
kelemahan yang terdapat dalam UU No. 22 Tahun 1999 tersebut. Penyempurnaan undang
Daerah maka pemilihan Kepala Daerah Langsung kemudian diatur dalam pasal 56 ayat 1
bahwa :
tanggal 27 Juni tahun 2005 dimenangkan oleh pasangan Gamawan Fauzi-Marlis Rahman
yang dicalonkan dari koalisi antara Partai Demokrasi Indonesia Perdjuangan dengan Partai
Bulan Bintang. Khusus untuk Kota Padang, dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung itu
144.931 suara dari 284.501 suara yang sah4. Pada tabel berikut ini disajikan hasil
perolehan suara Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Propinsi Sumatera Barat
Tabel 1.1
Hasil Perolehan Suara Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Propinsi Sumatera
kota Padang tersebut. Suara terbanyak pada Pilkada Langsung Sumbar 2005
tingkat kota Padang diperoleh oleh pasangan Gamawan Fauzi dan Marlis Rahman yang
dicalonkan dari koalisi antara Partai Demokrasi Indonesia Perdjuangan dengan Partai
Bulan Bintang sebesar 144.931 suara, sedangkan pada Pemilu Legislatif 2004, PBB hanya
menempati posisi ke-6 dengan 13.383 suara dan PDIP posisi ke-8 dengan 10.540 suara
dalam hasil perolehan suara pemilihan anggota DPRD I tingkat kota Padang. Hal ini
memperlihatkan bahwa terdapat peningkatan jumlah suara yang diberikan kepada kedua
partai tersebut ketika kedua partai itu berkoalisi dan mencalonkan Gamawan Fauzi dan
Marlis Rahman.
Di lain pihak, pasangan Leonardy Harmaini dan Rusdi Lubis yang dicalonkan dari
Partai Golkar hanya memperoleh suara sebesar 11.978 pada hasil perolehan suara Pilkada
Langsung Sumbar 2005 tingkat kota Padang. Sedangkan pada pada Pemilu Legislatif
63.883 suara dalam hasil perolehan suara pemilihan anggota DPRD I tingkat kota Padang.
Hal ini memperlihatkan terjadinya penurunan jumlah suara yang diberikan kepada partai
Golkar ketika partai tersebut mencalonkan pasangan Leonardy Harmaini dan Rusdi Lubis
pada Pilkada Langsung 2005. Penurunan jumlah suara ini juga dialami PPP dan Partai
Demokrat yang mencalonkan Kapitra Ampera dan Dalimi, serta Koalisi Sakato yang
Pada tabel dibawah ini disajikan jumlah suara untuk pemilihan keanggotaan
DPRD I pada Pemilihan Umum 2004 menurut partai tingkat Kota Padang.5
7 PKPI 10.942
10 PKPB 5.060
Sumber Data Sekunder: KPUD Kota Padang dalam Padang Dalam Angka 2004
Pada hakikatnya, struktur Pemilu Legislatif tahun 2004 memang berbeda dengan
struktur Pilkada Langsung 2005. Pada Pemilu Legislatif tahun 2004, pemilih hanya
mencoblos partai, sedangkan pada Pilkada 2005, pemilih mencoblos langsung pasangan
kandidat yang dikehendaki. Akan tetapi, peranan koalisi partai yang mencalonkan
umum, kita akan selalu terhubung dengan identifikasi kepartaian. Identifikasi kepartaian
disini maksudnya adalah bentuk perasaan seseorang secara personal terhadap suatu partai
pendukung kuat (pendukung fanatik) suatu partai, namun ada juga yang lain hanya
mendukung biasa saja (pendukung biasa)6. Diasumsikan, para pendukung fanatik suatu
partai akan tetap memberikan dukungan terhadap suatu partai dengan memilih pasangan
mengambang) belum tentu akan tetap memberikan dukungan terhadap suatu partai dalam
suatu pemilihan. Suara para pendukung biasa inilah yang diperebutkan setiap partai di
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pada Pilkada 2005 terjadi penurunan
jumlah dukungan suara terhadap beberapa partai. Asumsi peneliti, penurunan jumlah
dukungan suara tersebut disebabkan para pemilih yang hanya memberikan dukungan biasa
saja kepada suatu partai pada Pemilu Legislatif 2004 (pendukung biasa suatu partai),
memilih pasangan kandidat yang bukan diusung oleh partai yang dia pilih sewaktu Pemilu
Legislatif 2004. Pada tabel 1.3 dibawah ini diperlihatkan penurunan jumlah dukungan
Tabel 1.3 Asumsi Jumlah Suara Koalisi Partai Apabila Identifikasi Kepartaian
Pendukung Biasa Tidak Berubah Pada Pilkada Langsung 2005
Asumsi
Hasil Jumlah Suara Hasil
Nama Pasangan Calon
Partai Pemilu Yang Pilkada
No Kepala Daerah dan
Pendukung 2004 Diperoleh 2005
Wakil Kepala Daerah
DPRD I Pada Pilkada
2005
1 Leonardy Harmaini dan 11.978
Partai Golkar 63.883 63.883
Rusdi Lubis
2 M. Kapitra Ampera dan PPP 27.015 63.643 6.633
Sumber Data sekunder: KPUD Kota Padang dalam Padang Dalam Angka 2004 dan
Data Olahan Peneliti.
Penurunan jumlah dukungan suara terhadap beberapa partai pada Pilkada 2005
yang disebabkan para pendukung biasa suatu partai memilih pasangan kandidat yang
bukan diusung oleh partai yang dia pilih sewaktu Pemilu Legislatif 2004 mencerminkan
terjadinya penurunan identifikasi kepartaian pada pendukung biasa tersebut. Hal inilah
yang telah menarik minat peneliti untuk melihat lebih jauh bagaimana perilaku memilih
Masyarakat kota Padang yang terdaftar sebagai pemilih pada Pilkada Langsung
307.834 orang7. Jumlah mahasiswa yang terdaftar di perguruan tinggi kota Padang pada
tahun 2004 adalah sebesar 77.889 orang8. Diasumsikan apabila seluruh mahasiswa
tersebut terdaftar sebagai pemilih dan memilih pada Pilkada 2005 di wilayah pemilihan
kota Padang, maka tentunya akan memberikan andil yang cukup signifikan terhadap hasil
penghitungan suara Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar tahun 2005
disampaikan kandidat pada saat kampanye. Tidak munculnya perilaku memilih yang
rasional dalam pemilu yang diikuti masyarakat kita terkait dengan rendahnya kesadaran
politik yang juga bermula dari rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Indonesia.
Lahirnya pemilih yang rasional dalam pemilu adalah proses panjang dari individu dari
menentukan kualitas hasil dari suatu Pemilu. Melalui pemilih yang rasional tersebut akan
masyarakat (pemilih). Mahasiswa bisa dikatakan merupakan pemilih yang rasional karena
mereka memiliki ciri khas dalam berpikir yang dikenal sangat kritis, strategis-taktis, dan
reformis. Gagasan dan ide-ide mereka sering menjadi rujukan penyelenggara negara
dalam mengambil kebijakan. Tak jarang kelompok mahasiswa ini menjadi pressure group
Mahasiswa kota Padang yang merupakan bagian dari masyarakat kota Padang juga
merupakan kelompok yang mempunyai kekuatan politik cukup besar. Gerakan reformasi
tahun 1998 merupakan bukti nyata betapa besar dan kuatnya gerakan mahasiswa. Tentu
9 A, Asrinaldi. 2003. “Generasi Muda dan Peran Strategisnya dalam Pemilu 2004”.
Jurnal Analisa Politik, 1(6): 14-15.
umumnya10:
a Mereka adalah kelompok orang muda yang selalu tidak puas dengan
pihak manapun.
menyampaikan segala aspirasi dari bawah dan mereka juga bisa memberikan atau
menyampaikan informasi politik kepada masyarakat bawah. Sebagian besar sikap dan
tindakan mereka merupakan hasil pemikiran yang rasional, hal ini tidak
Didin Damanhuri, Menerobos Krisis: Renungan Masalah Kemahasiswaan,
Kepemudaan, Intelektual Dan Perguruan Tinggi, PT Inti Sarana Aksara, Jakarta, 1985,
hlm. 46.
terlepas dari tingkat pendidikan mereka dan informasi yang diperoleh, baik dari dosen,
tinggi, dengan rincian 7 perguruan tinggi negeri dan 59 perguruan tinggi swasta dengan
jumlah mahasiswa 77.889 orang pada tahun 200411. Menjadi suatu ketertarikan bagi
peneliti, untuk meneliti mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta.
Adapun alasan penulis mengambil lokasi penelitian pada Universitas Andalas dan
Universitas Bung Hatta adalah karena jumlah mahasiswa Universitas Andalas paling
banyak dibandingkan dengan jumlah mahasiswa perguruan tinggi negeri lainnya di kota
Padang (jumlah mahasiswa UNAND 50,6% dari jumlah mahasiswa perguruan tinggi
negeri di kota Padang) dan banyaknya jurusan dan program studi yang dimiliki. Jumlah
mahasiswa, jurusan dan program studi yang dimiliki Universitas Bung Hatta juga paling
banyak dibandingkan dengan jumlah mahasiswa, jurusan dan program studi yang dimiliki
perguruan tinggi swasta lainnya di kota Padang (jumlah mahasiswa UBH 30,5% dari
Sebagai ibukota propinsi, kota Padang memberikan akses informasi yang lebih
besar dibandingkan kota-kota lainnya di propinsi Sumatera Barat, hal ini tidak terlepas
dari tingginya intensitas media massa seperti surat kabar dan radio di kota Padang. Pada
masa kampanye Pilkada Langsung, media massa seperti surat kabar dan radio yang
berfungsi sebagai sarana sosialisasi politik hampir setiap hari menyajikan berita mengenai
Lazarfeld12, ada 2 model pengaruh media massa terhadap sosialisasi politik. Pertama,
media massa bersama dengan sumber lain mempunyai pengaruh langsung terhadap
sosialisasi politik. Kedua, media massa mempunyai pengaruh tidak langsung, yaitu sikap
dan sosialisasi politik akan terjadi melalui opinion leader sebagai perantara yang
Media massa juga bisa berperan membentuk opini masyarakat termasuk kalangan
mahasiswa. Oleh karena itu media massa dapat mempengaruhi persepsi seseorang
politik di media massa akan turut membentuk sekaligus mempengaruhi sikap dan persepsi
politiknya.
psikologis yang berkembang dalam dirinya sebagai produk dari sosialisasi. Sosialisasi
adalah proses dimana individu secara pasif menerima nilainilai, sikap-sikap, peranan-
seseorang itu hidup. Sedangkan sosialisasi politik menunjukkan pada proses pembentukan
sikap-sikap dan pola tingkah laku politik dan juga merupakan sarana bagi generasi untuk
sesudahnya13.
12 Kant dan Lazarfeld dalam Kristiadi, Pemilihan Umum dan Perilaku Memilih: Suatu
Studi Kasus Tentang Perilaku Memilih Di Kotamadya Yogyakarta dan Kabupaten
Banjar Negara, Jawa Tengah Pada Pemilihan Umum 1971-1987, Disertasi Doktor,
UGM, Yogyakarta, 1994, hlm. 70. Gabriel A. Almond sebagaimana dikutip dalam
Suryanef dan AlRafni, Faktor-Faktor Yang Menentukan Perilaku Memilih Generasi
Muda Dalam Pemilu 1997 (Kasus Di Kotamadya Padang), Laporan Penelitian, Tidak
Dipublikasikan, FIS UNP. Padang: 2001, hlm. 13.
Media masssa merupakan salah satu sumber informasi politik yang penting di
dalam masyarakat. Media massa juga merupakan salah satu “agent” dari sosialisasi
politik yang akan membentuk ikatan psikologis seseorang dengan salah satu partai politik
atau kandidat tertentu yang akhirnya berpengaruh terhadap pilihannya dalam pemilihan
umum.
Media massa sebagai “agent” sosialisasi politik bisa menjadi sarana sosialisasi
Sedangkan bagi partai politik dan pasangan kandidat, media massa bisa dijadikan sebagai
salah satu sarana yang efektif untuk mensosialisasikan pasangan kandidat, visi misi, dan
program yang akan dijalankan pasangan kandidat apabila mereka memilih nantinya.
Pemberitaan yang baik dan terus-menerus mengenai pasangan kandidat di media massa
Media massa merupakan bagian dari lembaga pers yang merupakan salah satu
Kebebasan Pers, maka media massa bisa dengan leluasa menyajikan informasi-informasi
politik yang akan berguna bagi masyarakat, termasuk dalam suatu pemilihan umum.
Proses yang paling dekat dengan perilaku pemilih adalah kampanye sebelum
unsur dalam proses tersebut akan mempengaruhi perilaku pemilih. Media massa bisa
menyajikan informasi yang baik dan buruk mengenai suatu pasangan kandidat atau partai
politik. Apabila para pembaca media massa tersebut mempunyai kepercayaan yang cukup
tinggi terhadap media massa, maka pemberitaan di media massa akan mempengaruhi
pembacanya dalam menetapkan pilihan pada suatu pemilihan dan berdampak pada posisi
Menentukan Perilaku Memilih Generasi Muda Dalam Pemilu 1997” Suryanef dan
AlRafni14 menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari konsumsi media
massa, pemahaman politik, dan hubungan patron-klien serta identifikasi kepartaian secara
simultan terhadap perilaku memilih generasi muda. Diantara keempat variabel penjelas
Pada tahun 2005 terjadi perubahan yang cukup mendasar terhadap sistem pemilu
dan tata cara pemilu, yaitu dengan diadakannya Pemilihan Kepala Daerah Langsung tahun
2005. Dengan melihat hasil Pilkada 2005 tingkat kota Padang seperti yang telah peneliti
terhadap beberapa partai pada Pilkada 2005 yang disebabkan para pendukung biasa suatu
partai memilih pasangan kandidat yang bukan diusung oleh partai yang dia pilih sewaktu
tersebut.
Pada penelitian Suryanef dan AlRafni, identifikasi kepartaian adalah variabel yang
sangat berpengaruh terhadap perilaku memilih generasi muda di kota Padang, kemudian
diikuti oleh variabel konsumsi media massa. Dengan turunnya identifikasi kepartaian,
maka besar tidaknya pengaruh konsumsi media massa yang menjadi variabel dalam
penelitian tersebut terhadap perilaku memilih patut dipertanyakan kembali. Oleh karena
itu, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai perilaku memilih generasi muda
yang pada penelitian ini difokuskan kepada mahasiswa dengan menggunakan variabel
orientasi terhadap isu dan orientasi terhadap kandidat akan menguat15. Pengetahuan
individu (voter) terhadap keberadaan kandidat akan berdampak pada posisi kandidat
tersebut dalam pemilu. Biasanya para voter lebih cenderung memberikan evaluasi
terhadap kandidat berdasarkan popularitas dalam suatu daerah pemilihan (distrik), reputasi
yang dimiliki kandidat dan kemampuan kandidat yang bersangkutan. Orientasi terhadap
kandidat pada umumnya menjadi sesuatu yang signifikan dalam sistem pemilihan
langsung, dimana kandidat menjadi wakil pada setiap daerah pemilihan dan atau mewakili
partai politik16.
Yang patut diperhatikan dalam orientasi kandidat ini bahwa evaluasi yang
dialkukan terhadap kandidat dipengaruhi oleh sejarah dan pengalaman masa lalu
Robert J. Huckshorn sebagaimana dikutip dalam Suryanef dan AlRafni, Op.Cit., tahun
2001,
hlm. 14. 16 Asrinaldi, dkk, Op. Cit.,hlm. 27-28.
kandidat baik dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Upaya penilaian
terhadap kandidat ini tidak berlangsung satu saat saja, misalnya, pada masa kampanye,
namun juga sering dipengaruhi oleh informasi yang diterima pemilih melalui media massa
yang mengikutinya.
kandidat, track record kandidat, visi misi pasangan kandidat, serta popularitas kandidat.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi fokus permasalahan
peneliti adalah:
Bagaimana pengaruh konsumsi media massa terhadap perilaku memilih mahasiswa
Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung Gubernur dan
Wakil Gubernur Sumbar tahun 2005?
Bagaimana pengaruh orientasi kandidat terhadap perilaku memilih mahasiswa Universitas
Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil
Gubernur Sumbar tahun 2005?
C. Tujuan Penelitian
Andalas dan Universitas Bung Hatta Dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada)
Langsung Gubernur Dan Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005” ini adalah:
a. Untuk menjelaskan pengaruh konsumsi media massa terhadap perilaku memilih
mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung
Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005.
b. Untuk menjelaskan pengaruh orientasi kandidat terhadap perilaku memilih
mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung
Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005.
D. Signifikansi Penelitian
Signifikasi penelitian ini dapat dilihat dari empat aspek, yaitu aspek akademis,
BAB II
A. Tinjauan Kepustakaan
pernah dilakukan oleh Afan Gaffar studi kasus tentang perilaku memilih di Jawa. Studi
tertentu, meskipun salah satu partai tertentu (Golkar) sebagai partai pemerintah mendapat
sarana melakukan intimidasi. Variabel yang digunakan adalah variabel penjelas utama
yaitu pemilihan tiga aliran politik (santri, abangan, priyayi) serta variabel lainnya
sampel adalah kelompok masyarakat desa yang relatif homogen. Mereka yang
mengidentifikasikan diri dengan santri cenderung memilih partai Islam (PPP), mereka
yang mengidentifikasikan diri dengan priyayi cenderung memilih partai Golkar, sementara
yang mengidentifikasikan diri dengan abangan cenderung memilih partai non-Islam
(PDI)17.
Memilih: suatu studi kasus tentang perilaku memilih di Kota Yogyakarta dan Kabupaten
17 Penelitian Affan Gaffar sebagaimana dikutip oleh Josef Kristiadi, Op. Cit., hlm. 18.
sosial dan media massa. Teori yang digunakan adalah teori perilaku memilih dengan
menggabungkan mazhab sosial dan psikologis yang disebut dengan sosio kultural. Dari
pendekatan sosiologis dapat digunakan untuk meneliti pemilahan secara garis besar, yaitu
pimpinan dan anggota masyarakat serta sifat hubungan antar kedua kelompok tersebut.
sosialisasi nilai-nilai budaya, adat istiadat yang membentuk budaya politik masyarakat
yang pada gilirannya akan berpengaruh pada perilaku politik. Peran pemimpin dan
kepatuhan dalam sistem sosial sangat mendominasi dalam sikap dan acuan berperilaku
Kesimpulan dari disertasi Kristiadi ini adalah pola panutan, identifikasi kepartaian,
struktur sosial dan media massa mempengaruhi perilaku memilih dan preferensi
seseorang18.
Suryanef dan AlRafni pada tahun 2001 yang meneliti tentang “Faktor-Faktor Yang
Menentukan Perilaku Memilih Generasi Muda Dalam Pemilu 1997”19. Penelitian ini
dengan penelitian survey dengan kuesioner sebagai alat pengumpul datanya dan teori yang
digunakan adalah teori perilaku memilih. Penelitian ini dilakukan di empat kelurahan di
18 Ibid., hlm. 44.19 Suryanef dan AlRafni, Op. Cit., tahun 2001.
random dengan sistem undian. Empat kelurahan tersebut adalah Kelurahan Air Tawar
konsumsi media massa, pemahaman politik, dan hubungan patronklien serta identifikasi
kepartaian secara simultan terhadap perilaku memilih generasi muda. Diantara berbagai
berpengaruh terhadap perilaku memilih generasi muda di kota Padang. Penelitian yang
dilakukan Suryanef dan AlRafni ini berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti. Perbedaannya adalah peneliti hanya menggunakan variabel media massa dan
mahasiswa dan penelitian ini dilakukan dalam Pilkada Langsung yang berbeda sistem dan
Masyarakat Kota Padang” 20. Penelitian ini berbentuk penelitian kuantitatif dan tergolong
sampling dengan jumlah 96 orang. Besarnya sampel diperoleh dengan rumus Frank
Lynch. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang terlebih dulu telah diuji coba
untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas instrumen. Analisa data dilakukan dengan
kampanye tidak 20 Lihat Suryanef dan AlRafni, Pelaksanaan Kampanye Pemilu 1999 Dan
Implikasinya Terhadap
Perilaku Memilih Masyarakat Kota Padang, Laporan Penelitian, Tidak Dipublikasikan,
FIS
UNP, Padang, 2003.
begitu efektif mempengaruhi perilaku memilih, namun isu kampanye menjadi hal yang
pemilih.
Doni Hendrik pada tahun 2003 melakukan penelitian tentang “Perilaku Memilih
Etnis Cina Dalam Pemilu Tahun 1999 Di Kota Padang” 21. Pencarian data pada penelitian
ini menggunakan pendekatan kuantitatif yakni dengan metode survey memakai jenis
penelitian explanatory dengan 3 variabel bebas dan 1 variabel terikat. Uji hipotesis
media massa, dan budaya patuh (Hao) terhadap perilaku memilih masyarakat etnis Cina.
Dari tiga variabel yang digunakan, identifikasi kepartaian memiliki pengaruh terbesar
dalam menentukan perilaku memilih masyarakat etnis Cina. Penelitian yang dilakukan
Doni Hendrik ini berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.
Perbedaannya adalah peneliti hanya menggunakan variabel media massa dan orientasi
terhadap kandidat, peneliti lebih memfokuskan kepada perilaku memilih mahasiswa dan
penelitian ini dilakukan dalam Pilkada Langsung yang berbeda sistem dan tata cara
pemilihan dengan Pemilu 1999.
Memilih Masyarakat Miskin Perkotaan: Studi Di Tiga Kota (Padang, Pekanbaru, dan
Medan)” pada tahun 200322. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk melihat perilaku
Lihat Doni Hendrik, Perilaku Memilih Etnis Cina, Skripsi, Tidak Dipublikasikan,
FISIP
UNAND, Padang, 2003. 22 Lihat
Asrinaldi, dkk, Op. Cit.,
preferensi politik, identifikasi politik, identifikasi kepartaian dan perilaku memilih. Hasil
dari penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan antara lain masyarakat miskin perkotaan
masih memiliki ketertarikan terhadap politik (perilaku memilih dalam pemilu), dan
variabel identifikasi kepartaian atau ketertarikan seseorang kepada partai politik tertentu
Pemilu Tahun 2004 Di Kota Padang”23. Pencarian data pada penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif yakni dengan metode survey memakai jenis penelitian explanatory
dengan 3 variabel (multivariate). Skala yang yang digunakan adalah nominal dan ordinal,
menggunakan Stratified Random Sampling dengan jumlah 100 orang sampel tersebar di
Pada pemilihan anggota DPD, ternyata tidak terdapat hubungan antara isu
kampanye dengan perilaku memilih pemilih pemula dalam memilih anggota DPD.
Sementara itu, untuk orientasi kandidat terdapat hubungan positif dengan perilaku
memilih pemilih pemula pada pemilu DPD. Diantara kedua variabel yang mempengaruhi
perilaku memilih pemilih pemula dalam memilih anggota DPD, orientasi kandidat
merupakan variabel yang lebih kuat. Pada pemilihan anggota legislatif, isu kampanye,
Lihat Andri Rusta, Voting Behaviour Pemilih Pemula Dalam Pemilu Tahun 2004 Di
Kota Padang, Skripsi, Tidak Dipublikasikan, FISIP UNAND, Padang, 2005.
hubungan yang kuat sekali dengan perilaku memilih pemilih pemula. Diantara ketiga
variabel tersebut, identifikasi kepartaian memiliki hubungan yang paling erat dengan
perilaku memilih pemilih pemula dalam memilih anggota legislatif. Pada pemilu presiden,
identifikasi kepartaian punya hubungan dengan perilaku memilih dalam memilih calon
presiden. Sementara itu, isu kampanye dan orientasi kandidat tidak punya hubungan
dengan dukungan seseorang terhadap calon presiden dalam pemilu 2004. diantara ketiga
variabel tersebut, identifikasi kepartaian memiliki hubungan paling erat dengan perilaku
Pemilih Pada Pemilu Legislatif 2004 Di Kota Padang Sidempuan”24. Pencarian data pada
penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yakni dengan metode survey memakai
terhadap kandidat, dan perilaku memilih. Tiga variabel tersebut dianalisis dengan
pengaruh tingkat pendidikan pemilih dan orientasi kandidat terhadap perilaku memilih
pada pemilu legislatif 2004 di kota Padang Sidempuan 2004. Teknik penarikan sampel
yang digunakan adalah Multistage Random Sampling.
kandidat memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku memilih 24 Lihat Husni
pada Pemilu legislatif 2004 di kota Padang Sidempuan. Akan tetapi derajat hubungannya
Kepulauan Mentawai Pada Pemilu Legislatif 2004”25. Pencarian data pada penelitian ini
penelitian explanatory dengan 3 variabel bebas dan 1 variabel terikat. Skala yang
digunakan adalah nominal dan ordinal. Uji hipotesis menggunakan Chi-Square dan
Dari penelitian tersebut diketahui bahwa dua dari tiga variabel bebas yaitu agama
dan budaya membantu (parop) tidak memiliki hubungan dengan perilaku memilih.
Sedangkan variabel orientasi terhadap calon memiliki hubungan yang kuat dengan
perilaku memilih.
Pebri Neni pada tahun 2006 meneliti “Pengaruh Kampanye Terhadap Perilaku
Memilih Mahasiswa FISIP UNAND Pada Pilkada Gubernur Sumbar Tahun 2005”26.
Pencarian data pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yakni dengan
metode survey memakai jenis penelitian explanatory. Penelitian ini dilakukan di kampus
Fisip UNAND dengan responden mahasiswa Fisip. Responden berjumlah 70 orang yang
Frank Lynch dan diambil secara Proportional Stratified Random Sampling. Uji statistik
yang digunakan untuk menganalisa data adalah uji korelasi Product Moment dan Multi
Regresi.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa juru kampanye atau kandidat, isu
kampanye, dan media kampanye berkorelasi sangat rendah dengan perilaku memilih. Dari
ketiga variabel tersebut, isu kampanye lebih dominan mempengaruhi perilaku memilih.
Tri Yuliastuti pada tahun 2006 melakukan penelitian tentang “Voting Behavior
Masyarakat Terasing, Kasus Suku Anak Dalam (SAD) dalam Pilkada Bupati Sarolangun
penelitian explanatory dengan 3 variabel bebas dan 1 variabel terikat. Skala yang
digunakan adalah ordinal. Uji hipotesis menggunakan Kendall Tau. Karena populasinya
sosial dan budaya serta LSM mempengaruhi perilaku memilih Suku Anak Dalam (SAD).
Dari ketiga varibel tersebut, LSM memiliki pengaruh yang paling besar terhadap perilaku
memilih SAD27.
27 Lihat Tri Yuliastuti, Voting Bahaviour Masyarakat Terasing, Kasus Suku Anak Dalam
(SAD) Dalam Pilkada Bupati Sarolangun Tahun 2006 Di Pemukiman Kembali
Masyarakat Terasing (PMKT) Pematang Kabau Kawasan TNB 12 Kabupaten
Sarolangun, Skripsi Tidak Dipublikasikan, FISIP UNAND, Padang, 2007.
Dari sejumlah penelitian diatas, belum ada penelitian terhadap Pilkada Langsung
Gubernur Dan Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005 dengan menggunakan variabel
konsumsi media massa dan orientasi terhadap kandidat secara sekaligus. Hal lain yang
membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada struktur pemilu.
Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur pada tahun 2005 menggunakan konsep pemilihan
proporsional atau daftar terbuka, dimana pemilih tidak mencoblos partai, melainkan
Konsumsi media massa pada Pilkada ini lebih memberatkan pada pengkonsumsian
media massa lokal, berbeda pada pemilihan sebelumnya dimana masyarakat bisa
mengakses berita pemilu melalui media massa lokal dan nasional. Orientasi terhadap
sebelumnya, karena Pemilihan Kepala Daerah secara Langsung Gubernur dan Wakil
Gubernur Sumbar baru pertama kali diselenggarakan dan pengenalan terhadap kandidat
ini, konsep perilaku memilih dibatasi hanya pada bentuk pemberian suara dalam Pilkada
Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar tahun 2005, alasan ikut memberikan
suara, pasangan kandidat yang dipilih dan pengetahuan terhadap hasil perolehan suara
dengan proses pemilihan umum. Huntington dan Nelson28 menyebutkan perilaku memilih
sebagai electoral activity, yakni termasuk pemberian suara (votes), bantuan untuk
kampanye, bekerja dalam suatu pemilihan, menarik masuk atas nama calon, atau tindakan
Pemberian suara pada waktu pemilu adalah bentuk partisipasi yang paling
partisipasi politik yang konvensional. Perilaku memilih pada penelitian ini difokuskan
kepada pemberian suara dalam pemilihan. Menurut Josef Kristiadi29 penelitian mengenai
a. Mazhab Sosiologis
mazhab ini, perilaku memilih seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti
sosial ekonomi, afiliasi etnik, tradisi keluarga, keanggotaan terhadap organisasi, usia, jenis
pengelompokan sosial dalam studi voting behavior ke dalam 2 variabel, yaitu variabel
predisposisi sosial ekonomi keluarga pemilih dan predisposisi sosial ekonomi pemilih
mempunyai hubungan yang signifikan dengan perilaku memilih seseorang. Dengan kata
lain, preferensi politik keluarga, akan berpengaruh terhadap preferensi politik anak.
b. Mazhab Psikologis
August Campbel, peneliti pada Survey Research Centre, sebuah lembaga penelitian di
Amerika Serikat dengan kontributor utama Universitas Michigan, hingga model perilaku
konsep sikap dan sosialisasi untuk menjelaskan perilaku memilih. Pendekatan ini
dibangun dari asumsi yang mengatakan bahwa penentuan pilihan politik seseorang sangat
ditentukan oleh pengaruh kekuatan psikologis yang berkembang dalam dirinya sebagai
Sikap dan tingkah laku politik seseorang antara lain ditentukan oleh apa yang
terkandung di dalam dirinya sendiri, seperti idealisme, tingkat kecerdasan, faktor biologis,
keinginan dan kehendak hati. Disamping itu juga dipengaruhi oleh 31 Gerald Pomper
Sikap dan tingkah laku politik seseorang amat ditentukan oleh proses sosialisasi
politik yang dialami sepanjang hidupnya. Sosialisasi adalah proses dimana individu secara
secara aktif mengembangkan pola kemandiriannya untuk menempatkan diri dan berperan
dalam masyarakat dimana seseorang itu hidup. Sedangkan sosialisasi politik menunjukkan
pada proses pembentukan sikap-sikap dan pola tingkah laku politik dan juga merupakan
Media massa merupakan salah satu “agent” dari sosialisasi politik yang akan
membentuk ikatan psikologis seseorang dengan salah satu partai politik atau kandidat
tertentu yang akhirnya berpengaruh terhadap pilihannya dalam pemilihan umum. Media
massa sebagai “agent” sosialisasi politik bisa menjadi sarana sosialisasi bagi pemerintah
partai politik dan pasangan kandidat, media massa bisa dijadikan sebagai salah satu sarana
yang efektif untuk mensosialisasikan pasangan kandidat, visi misi, dan program yang akan
dijalankan pasangan kandidat apabila mereka memilih nantinya. Pemberitaan yang baik
Media massa merupakan bagian dari lembaga pers yang merupakan salah satu
Kebebasan Pers, maka media massa bisa dengan leluasa menyajikan informasi-informasi
politik yang akan berguna bagi masyarakat, termasuk dalam suatu pemilihan umum.
Media massa bisa menyajikan informasi yang baik dan buruk mengenai suatu
pasangan kandidat atau partai politik. Apabila para pembaca media massa tersebut
mempunyai kepercayaan yang cukup tinggi terhadap media massa, maka pemberitaan di
media massa akan mempengaruhi penilaian pembacanya terhadap pasangan kandidat atau
bahan pertimbangan bagi pembacanya dalam menetapkan pilihan pada suatu pemilihan
dan berdampak pada posisi pasangan kandidat atau partai yang diberitakan tersebut.
seseorang yaitu keterikatan seseorang dalam partai politik, orientasi seseorang terhadap
calon anggota parlemen, orientasi seseorang terhadap isu-isu politik. Inti dari mazhab
psikologis ini adalah identifikasi seseorang terhadap partai tertentu yang kemudian
mempengaruhi sikap orang tersebut terhadap para calon dan isu-isu politik yang
berkembang. Kekuatan dan arah identifikasi kepartaian adalah kunci dalam menjelaskan
dimaksudkan untuk menjelaskan fenomena voting yang di dalam model terletak paling
atas dari “funnel” (cerobong). Digambarkan bahwa di dalam cerobong terdapat as (axis)
yang mewakili dimensi waktu. Kejadian-kejadian yang saling berhubungan satu sama lain
bergerak dalam dimensi waktu tertentu mulai dari mulut sampai ujung cerobong. Mulut
cerobong adalah latar belakang sosial (ras, agama, etnik, dan daerah), status sosial
(pendidikan, pekerjaan, dan kelas), dan watak orang tua. Semua unsur tadi mempengaruhi
identifikasi kepartaian seseorang yang merupakan bagian berikutnya dari proses tersebut.
Pada tahap berikutnya, identifikasi kepartaian akan mempengaruhi penilaian terhadap para
kandidat dan isu-isu politik. Apabila peranan identifikasi kepartaian menurun, maka
peranan faktor orientasi terhadap isu dan orientasi terhadap kandidat akan menguat, begitu
juga sebaliknya34.
Evaluasi kandidat dalam mazhab Michigan menjadi salah satu variabel yang
akan berdampak pada posisi kandidat tersebut dalam pemilu. Biasanya para voter lebih
daerah pemilihan (distrik), reputasi yang dimiliki kandidat dan kemampuan kandidat yang
signifikan dalam sistem pemilihan langsung, dimana kandidat menjadi wakil pada setiap
34Robert J. Huckshorn sebagaimana dikutip dalam Suryanef dan AlRafni, Op.Cit., tahun
2001,
hlm. 14. 35 Asrinaldi, dkk, Op. Cit, hlm. 27-28.
Yang patut diperhatikan dalam orientasi kandidat ini bahwa evaluasi yang
dialkukan terhadap kandidat dipengaruhi oleh sejarah dan pengalaman masa lalu kandidat
baik dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Upaya penilaian terhadap
kandidat ini tidak berlangsung satu saat saja, misalnya, pada masa kampanye, namun juga
sering dipengaruhi oleh informasi yang diterima pemilih melalui media massa yang
mengikutinya.
c. Mazhab Ekonomi
dan psikologis. Pemikiran baru ini mempergunakan pendekatan ekonomi yang sering pula
disebut sebagai pendekatan rasional. Tokoh dalam pendekatan ini antara lain Downs
dengan karyanya “An Economic Theory of Democracy”, dan Riker & Ordeshook, yang
dituangkan dalam tulisan berjudul “A Theory of the Calculus Voting”36. Para penganut
aliran ini mencoba memberikan penjelasan bahwa perilaku pemilih terhadap partai politik
tertentu berdasarkan perhitungan, tentang apa yang diperoleh bila seseorang menentukan
pilihannya, baik terhadap calon presiden maupun anggota parlemen. Karena masih baru,
B. Kepustakaan Konseptual
Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Dalam hal ini, Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dilaksanakan
secara langsung. Maksud secara langsung yaitu masyarakat daerah berhak langsung
memilih pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang ada. Kepala daerah
dan wakil kepala daerah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gubernur dan wakil
gubernur.
• Pemilih
Pemilih adalah Warga Negara Indonesia yang telah memiliki hak pilih atau hak
bersuara dengan memilih wakil rakyat yang dipercayai untuk duduk di lembaga
pemerintahan38.
Syarat menjadi pemilih menurut UU No.12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum
tidak lebih dari 0,5% dari jumlah penduduk Indonesia. Persentase ini demikian kecil,
istimewa yang sekaligus menempatkan mereka menjadi kelompok elit dari masyarakat39.
menentukan kualitas hasil dari suatu Pemilu. Melalui pemilih yang rasional tersebut akan
masyarakat (pemilih). Mahasiswa bisa dikatakan merupakan pemilih yang rasional karena
mereka memiliki ciri khas dalam berpikir yang dikenal sangat kritis, strategis-taktis, dan
reformis. Gagasan dan ide-ide mereka sering menjadi rujukan penyelenggara negara
perubahan sosial politik. Peran yang mereka mainkan itu adalah : 1) Agent
of Intelegence
Salah satu peranan mahasiswa adalah sebagai orang-orang yang berpikir dan
bangsa. Mereka menjadi tumpuan dan harapan bangsa untuk memecahkan segala
persoalan pelik yang menghadang bangsa kita ini bukan sebaliknya mereka menjadi beban
negara setelah menyelesaikan studinya.
2. Agent of Change
Peranan mahasiswa sebagai agent of change ini tak kalah pentingnya dengan
peranan mahasiswa sebagai intelektual. Mahasiswa selain sebagai intelektual mereka juga
lingkungan mereka yang terdekat yang tidak sesuai dengan keadaan yang seharusnya.
Mahasiswa sebagai agen dari kontrol sosial, jadi tidak heran bila gerakangerakan
yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut berbasis kepada rakyat. Mereka merupakan
penyambung lidah rakyat untuk menyampaikan segala aspirasi dari bawah. Dan yang
perlu ditekankan disini adalah mahasiswa sebagai moral force bukan sebagai gerakan
politik. walaupun saat ini gerakan mereka telah banyak yang mengarah kepada gerakan
politik. Namun, gerakan mahasiswa disini adalah segala bentuk aktivitas mahasiswa
pengaruh konsumsi media massa dan orientasi kandidat terhadap perilaku memilih
mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung
1. Perilaku Memilih
psikologis, penentuan pilihan politik sangat ditentukan oleh pengaruh kekuatan psikologis
yang berkembang dalam dirinya sebagai produk dari proses sosialisasi. Pendekatan ini
percaya pada apa yang disebut sebagai “agent” dari sosialisasi politik seperti keluarga,
sekolah, teman bermain, media massa, partai politik dan organisasi massa, tempat bekerja
dan sebagainya.
berupa persepsi dan sikap individu terhadap berbagai fenomena politik, baik tentang partai
politik, isu-isu yang muncul ataupun lainnya. Dengan kata lain, pendekatan ini
Dalam penelitian ini, penulis menjadikan perilaku memilih sebagai variabel yang
memilih pada penelitian ini dibatasi pada keikutsertaan mahasiswa mencoblos atau
memberikan suara pada Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar tahun
2005, alasan ikut memberikan suara, pasangan kandidat yang dipilih dan pengetahuan
Media massa dalam bahasa Inggris adalah mass media, merupakan kependekan
dari mass media of communication. Disebut media massa karena adanya karakter massa
yang dimiliki oleh media. Media massa dibagi menjadi dua menurut sifatnya yaitu media
Media massa merupakan salah satu “agent” sosialisasi politik. Penulis menjadikan
media massa sebagai salah satu variabel yang mempengaruhi perilaku memilih mahasiswa
(Independent Variable) adalah dari teori perilaku memilih dengan pendekatan psikologis,
yang menyatakan bahwa penentuan pilihan politik sangat ditentukan oleh pengaruh
dirinya sebagai produk dari proses sosialisasi yang diperoleh melalui media massa.
permasalahan. Media massa yang dimaksud pada penelitian ini tentu saja media massa
yang memberitakan Pilkada Langsung Sumbar tahun 2005 dan permasalahan yang
persoalan politik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemberitaan yang berkaitan
Media massa juga bisa berperan membentuk opini masyarakat termasuk kalangan
mahasiswa. Oleh karena itu, media massa dapat mempengaruhi persepsi seseorang
terhadap kandidat juga menjadi variabel dominan dalam memilih menurut mazhab
Pengetahuan individu (voter) terhadap keberadaan kandidat akan berdampak pada posisi
kandidat tersebut dalam pemilu. Biasanya para voter lebih cenderung memberikan
evaluasi terhadap kandidat berdasarkan latar belakang kandidat, track record kandidat,
visi misi, dan popularitas kandidat. Dalam penelitian ini, penulis menjadikan orientasi
kandidat sebagai salah satu variabel yang mempengaruhi perilaku memilih mahasiswa
(Independent Variable).
partai politik, profesi terakhir. Track record kandidat yaitu prestasiprestasi yang pernah
dicapai kandidat berupa pengalaman memimpin, jabatan publik yang pernah dipegang,
penghargaan yang diraih, dan pelanggaran tindak pidana korupsi. Visi misi pasangan
kandidat hanya sebatas apakah responden mengetahui visi misi pasangan kandidat tersebut
serta apakah responden yakin hal tersebut akan direalisasikan apabila kandidat itu terpilih.
D. Model Analisis
Karena penelitian ini menggunakan dua variabel (bivariat) maka model analisisnya adalah
sebagai berikut:
Bagan 2.1 Model Analisis
Independent Variable
(X)
Dependent Variable X 1: Konsumsi
Media (Y)
E. Hipotesis
tiap-tiap variabel.41 Pada tabel dibawah ini akan disajikan definisi operasional yang
digunakan.
Tabel 2.1
Definisi Operasional dan Indikator
41Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Rajawali
Press, Jakarta, 2005, hlm. 90.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
dengan pendekatan ini akan diperoleh data-data empirik yang memungkinkan kita untuk
melihat kecenderungan umum yang melatar belakangi perilaku memilih dalam pemilu
peneliti harus mengukur perilaku yang sangat beragam, karena itu peneliti harus
mengambil generalisasi dari perilakuperilaku tersebut, dan proses ini lebih cocok
explanatory. Penelitian survai adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu
populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Tingkat
(explanatory research), karena dalam penelitian ini akan dijelaskan hubungan kausal atau
maksudnya adalah penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu. Penelitian
ini hanya digunakan dalam waktu yang tertentu, dan tidak akan dilakukan penelitian lain
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta.
Adapun alasan penulis mengambil lokasi penelitian pada Universitas Andalas dan
Universitas Bung Hatta adalah karena jumlah mahasiswa Universitas Andalas paling
banyak dibandingkan dengan jumlah mahasiswa perguruan tinggi negeri lainnya di kota
Padang dan jumlah mahasiswa Universitas Bung Hatta juga paling banyak dibandingkan
Populasi adalah setiap unit analisis yang termasuk dalam hipotesis (all the units of
analysis to which a hypothesis applies)45. Populasi atau universe juga diartikan sebagai
44Bambang Prasetyo, Op.Cit., hlm. 45. 45 Janet B. Johnson dan Richard A. Joslyn,
Political Science Research Methods Second Edition,
Congressional Quarterly Inc, Washington, 1991, hlm.
166. 46 Masri Singarimbun, Op. Cit., hlm. 152.
Sumbar Tahun 2005 di wilayah pemilihan kota Padang serta masih aktif
pengambilan sampel yang digunakan adalah Multistage Random Sampling, yang berarti
metode yang dilakukan jika pengambilan sampelnya dilaksanakan dalam dua tahap atau
lebih sesuai dengan kebutuhan. Dalam metode pengambilan sampel bertahap ini pada tiap
sama ataupun berbeda. Bahkan kombinasi antara probability sampling dan non-
swasta dengan jumlah mahasiswa 77.889 orang pada tahun 200449. Pada tabel
Op. Cit.
47
Sugiarto dkk, Teknik Sampling, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001, hlm. 98.49
48
2001, dan 2002 sudah lulus, sedangkan untuk mahasiswa angkatan 1999 dan 1998 sudah
sebagai mahasiswa.
Fakultas Teknik
Fakultas
ISIP
Fakultas
Ekonomi
Pada tabel dibawah ini disajikan data jumlah mahasiswa angkatan 2003 dan 2004 dari
setiap jurusan yang terpilih yang masih aktif kuliah pada semester genap tahun akademik
2006/2007. Dan peneliti juga menambahkan data jumlah mahasiswa yang memilih pada
Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar tahun 2005
setelah melakukan survey awal ke masing-masing jurusan dan
Tabel 3.2 Jumlah Mahasiswa Angkatan 2003 Dan 2004 Jurusan Teknik Elektro,
Teknik Lingkungan, Ilmu Politik, Sosiologi, Teknik Industri, Teknik Mesin,
Akuntansi Dan Ekonomi Pembangunan Yang Aktif Kuliah Dan Memilih Pada
Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar tahun 2005
Jumlah Jumlah
Mahasiswa Mahasiswa
Perguruan Yang Aktif
NO Jurusan Angkatan Yang
Tinggi
Memilih
1 Universitas 2003 78 49
Teknik
Andalas 2004 75 32
Elektro
Jumlah 153 81
2003 35 6
Teknik
2004 31 19
Lingkungan Jumlah 66 25
2003 49 32
Ilmu Politik 2004 45 26
Jumlah 94 58
2003 51 27
Sosiologi 2004 36 22
Jumlah 87 49
Universitas 2003 42 12
Teknik
2 Bung Hatta Industri 2004 29 7
Jumlah 71 19
Teknik 9
2003 35
Mesin
2004 53 14
Jumlah 88 23
Akuntansi 2003 274 102
2004 233 61
IESP 2003 51 12
2004 38 9
Jumlah 89 21
Sumber Data Sekunder: Daftar Rekapitulasi Jumlah Mahasiswa UNAND dan UBH
Perangkatan Terdaftar Semester Genap Tahun Akademik
2006/2007 serta Data Olahan Peneliti Setelah Melakukan Survey
Awal.
Dalam menentukan sampel penelitian ini digunakan rumus Frank
Lynck51, yaitu:
n = NZ². P (1 –
P)Nd²+Z²(1 – P)
dimana:
n = Jumlah Sampel
N = Populasi
Z = nilai variabel normal (1,96) untuk tingkat kepercayaan 95%
P = harga patokan tertinggi
D = Sampling Error=0,10
• Maka besarnya sampel pada Universitas Andalas adalah:
n = NZ². P (1 – P)
Nd²+Z²(1 – P) =
213.
(1,96)².0,50(1-
0,50)
213.(0,10)² + (1,96)².0,50(1,50) = 66,19 = 66 orang.
• Untuk Universitas Bung Hatta besar sampel dalam penelitian
adalah:
n = NZ². P (1 – P)
Nd²+Z²(1 – P) =
226.
(1,96)².0,50(1-
0,50)
226.(0,10)² + (1,96)².0,50(1,50) = 67,4 = 67 orang.
f. Besarnya sampel pada angkatan yang telah ditetapkan (2003 dan 2004) di
sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel52. Pada tabel
dibawah ini akan disajikan data dan besar sampel setiap angkatan pada jurusan yang
Tabel 3.3 Daftar Sebaran Sampel Angkatan 2003 dan 2004 Pada Jurusan Teknik
Elektro, Teknik Lingkungan, Ilmu Politik, Sosiologi, Teknik Industri, Teknik
Mesin, Akuntansi Dan Ekonomi Pembangunan
Jumlah
NO Perguruan Tinggi Jurusan Angkatan Mahasiswa Yang %Sampel Sampel
Ikut Memilih
1 Universitas Andalas Teknik 2003 49 23,00 % 15 orang
Elektro 2004 32 15,02 % 10 orang
Sumber Data S ekunder: Data Olahan Peneliti Setelah Melakukan Survey Awal.
Perilaku memilih yang sering juga disebut sebagai voting merupakan kegiatan
pengambilan keputusan dengan satu orang satu suara dalam pemilihan umum. Dengan
kata lain, perilaku memilih adalah kegiatan yang terkait dengan individu. Maka dari itu,
mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta yang memilih pada Pemilihan
Kepala Daerah Langsung tahun 2005 di wilayah pemilihan kota Padang dan terdaftar
sebagai mahasiswa pada saat Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar
digelar. Tingkatan analisis dalam penelitian ini adalah pada tingkat mikro, yaitu individu-
individu.
dan data sekunder. Data primer adalah yang diperoleh langsung dari responden berupa
kuesioner. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, baik itu berupa
dokumentasi, data demografi, kondisi geografis, data-data tentang Pemilu dan data-data
Teknik pengumpulan data adalah dengan wawancara tatap muka (face to face
interview), karena dengan cara ini mempunyai tingkat pengembalian yang sangat tinggi53.
orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh
peneliti54.
melakukan uji coba skala pengukuran tersebut pada beberapa orang responden, artinya
peneliti memberikan kuesioner kepada sejumlah responden sebagai uji coba terlebih
dahulu.
memasukkan data hasil jawaban responden yang ada dalam program SPSS, kemudian
dilakukan uji signifikansi dengan uji r56 yang kemudian diolah dengan rumus:
G. Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan57. Data yang diperoleh adalah data-data empirik,
dengan demikian maka proses penganalisaan data menggunakan analisis data kuantitatif
dalam bentuk analisis tabulasi silang, yakni metode analisis yang paling sederhana tetapi
memiliki daya menerangkan cukup kuat untuk menjelaskan hubungan antar variabel58.
H. Pengujian Hipotesis
Ada 2 macam hipotesis yang lazim dipakai pada berbagai penelitian. Pertama,
hipotesis nol (Ho) yang juga sering disebut dengan hipotesis statistik yaitu hipotesis yang
diuji dengan statistik. Hipotesis ini mempunyai bentuk dasar atau memiliki statement yang
menyatakan tidak ada hubungan antara variabel X dan variabel Y yang akan diteliti, atau
variabel independen (X) tidak mempengaruhi variabel dependen (Y). Hipotesis nol ini
dibuat dengan kemungkinan yang besar untuk ditolak , ini berarti apabila terbukti bahwa
hipotesis nol ini tidak benar dalam arti hipotesis itu ditolak, maka disimpulkan bahwa ada
hubungan antara variabel X dan variabel Y59. Hipotesis nol (Ho) di dalam penelitian ini
adalah:
1. Tidak adanya pengaruh konsumsi media massa terhadap perilaku memilih mahasiswa
Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung Gubernur dan
Ibid., hlm. 263. 58 Ibid., hlm. 273. 59 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian
57
mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung
Kedua, hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan ada hubungan, yang berarti ada
signifikansi hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Sebagai
hipotesis yang berlawanan dengan hipotesis nol, maka hipotesis ini disiapkan untuk suatu
pengukuran variabel pengaruh dan terpengaruh yang dipakai. Dalam penelitian ini,
Dependent Variabel (DV) yaitu perilaku memilih menggunakan alat pengukuran skala
nominal dan ordinal, sedangkan Independent Variabel (IV) yaitu konsumsi media massa
dan orientasi kandidat menggunakan alat pengukuran skala ordinal. Untuk memperkuat
kesimpulan dari suatu table yang menghubungkan dua variabel, dilakukan uji statistic
dengan teknik Chi-Square, karena jenis data yang digunakan adalah nominal dan ordinal.
60 Ibid.,
Sebelum melakukan uji Chi Square, terlebih dahulu harus ditetapkan taraf
signifikan. Taraf signifikan adalah kesediaan dan keberanian peneliti untuk secara
maksimal mengambil risiko kesalahan dalam menguji hipotesis61. Dalam penelitian sosial,
kelaziman menggunakan taraf signifikansi adalah sekitar 5% sampai dengan 1%. Tingkat
signifikansi yang dipakai dalam penelitian ini adalah 5% yang berarti derajat kepercayaan
terhadap responden adalah sebesar 95%. Karena, diasumsikan bahwa sampel dalam
yang diajukan.
Uji Chi-Square dilakukan untuk menguji apakah data sebuah sampel yang diambil
menunjang hipotesis yang menyatakan bahwa populasi asal sampel tersebut mengikuti
(Coeficient of Continguency)62. Pada tabel dibawah ini akan disajikan nilai koefisien yang
lazim dipakai.
+ 0,10 + 0,29 A low positive association (hubungan positif yang tak berarti)
- 0,01 --- 0,09 A negligible negative association (hubungan negatif tak berarti)
-0,10 --- 0,29 A low negative association (hubungan negatif yang rendah)
A moderate negative association (hubungan negatif yang
-0,30 --- 0,49 sedang)
A substantial negative association (hubungan negatif yang
-0,50 --- 0,59 mantap)
A very strong negative association (hubungan negatif yang
--- ke
-0,70 sangat kuat)
bawah
62 Masri Singarimbun, Op. Cit., hlm. 287. 63 Burhan Bungin, Op.Cit., hlm. 184.
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
A. Deskripsi Kota Padang, Hasil Pemilu Legislatif 2004, dan Pilkada 2005
Kota Padang adalah salah satu kota tertua di pantai barat Sumatera di Lautan
Hindia. Menurut sumber sejarah, pada awalnya (sebelum abad ke-17) Kota Padang dihuni
oleh para nelayan, petani garam dan pedagang. Ketika itu Kota Padang belum begitu
penting karena arus perdagangan orang Minang mengarah ke pantai timur melalui sungai-
sungai besar. Namun sejak Selat Malaka tidak lagi aman dari persaingan dagang yang
keras oleh bangsa asing, serta banyaknya peperangan dan pembajakan, maka arus
perdagangan berpindah ke pantai barat Pulau Sumatera. Suku Aceh adalah kelompok
pertama yang datang setelah Malaka ditaklukkan oleh Portugis pada akhir abad ke XIV.
Sejak saat itu Pantai Tiku, Pariaman dan Inderapura yang dikuasai oleh raja-raja muda
Kemudian Belanda datang mengincar Padang karena muaranya yang bagus dan
cukup besar serta udaranya yang nyaman dan berhasil menguasai pada tahun 1660 melalui
perjanjian denganraja-raja muda wakil dari Pagaruyung. Tahun 1667 membuat Loji yang
berfungsi sebagai gudang sekaligus tangsi dan daerah sekitarnya dikuasai pula demi
Sumatera Barat. Kota padang menjadi lebih ramai setelah adanya Pelabuhan Teluk Bayur,
Semen dan Tambang Batubara (di Sawahlunto), serta jalur kereta Api. Namun yang
menjadi hari jadi Kota Padang adalah tanggal 7 Agustus, karena pada tanggal 7 Agustus
1669 terjadi penyerbuan besar-besaran terhadap Loji Belanda di Kepalo Koto Batang
Arau yang dilandasi oleh semangat Patriotisme dan rasa cinta tanah air dalam mengusir
Pada awalnya, luas Kota Padang adalah 33 km², yang terdiri dari 3 kecamatan dan
13 buah kampung, yaitu kecamatan Padang Barat, Padang Selatan, dan Padang Timur.
Dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 1979 dan peraturan pemerintah No. 17 Tahun 1980
tanggal 21 Maret 1980 wilayah Kota Padang menjadi 694,96 Km², yang terdiri dari 11
kecamatan dan 193 kelurahan. Dengan dicanangkannya pelaksanaan otonomi daerah sejak
tanggal 1 Januari 2001, maka wilayah administratif Kota Padang dibagi dalam 11
2. Kondisi Geografis65
Kota Padang adalah ibukota provinsi Sumatera Barat yang terletak di Pantai Barat
pulau Sumatera dan berada antara 0° 44’ 00” dan 1° 08’ 35” Lintang Selatan serta antara
100° 34’ 09” Bujur Timur. Menurut PP No. 17 Tahun 1980, luas Kota Padang adalah
694,96 Km² atau setara dengan 1,65 % dari luas Provinsi Sumatera Barat. Kota Padang
terdiri dari 11 kecamatan dengan kecamatan terluas adalah Koto Tangah yang mencapai
65 Ibid.,hlm. 3.
Padang, sebagian besar atau 51,01% berupa hutan yang dilindungi oleh pemerintah.
Berupa bangunan dan pekarangan seluas 62,88 Km² atau 9,05 % sedangkan yang
Selain daratan Pulau Sumatera, Kota Padang memiliki 19 pulau dimana yang
terbesar adalah Pulau Bintangur seluas 56,78 ha dan kemudian Pulau Sikuai di Kecamatan
Bungus Teluk Kabung seluas 48,12 Ha dan Pulau Toran di Kecamatan Padang Selatan
seluas 33,67 Ha. Ketinggian wilayah daratan di Kota Padang sangat bervariasi, yaitu
antara 0–1853 m diatas permukaa laut dengan daerah tertinggi adalah kecamatan Lubuak
Kilangan. Kota Padang memiliki banyak sungai, yaitu 5 sungai besar dan 16 sungai kecil,
dengan sungai terpanjang yaitu sungai Batang Kandis sepanjang 20 Km. Tngkat curah
hujan Kota Padang mencapai rata-rata 326,67 mm per bulan dengan rata-rata hari hujan 16
hari per bulan pada tahun 2004. Suhu udaranya cukup tinggi yaitu antara 23°-32° C pada
siang hari, dan pada malam harinya adalah antara 22°-28°C. Kelembapannya berkisar
antara 74 – 84 %.
3. Pendidikan66
yang tersedia. Untuk tingkat pra sekolah, pemerintah hanya menyediakan 3 unit TK negeri
yang pada tahun 2004 menampung 206 anak. Kebutuhan masyarakat untuk sarana
pendidikan pra sekolah lebih banyak dipenuhi oleh berbagai yayasan swasta, saat ini
66 Ibid.,hlm. 73
menampung 8.470 anak. Di tingkat sekolah dasar, terdapat SD negeri sebanyak 354 unit
Untuk tingkat SLTP, terdapat 35 sekolah negeri dan 39 sekolah swasta. Di tingkat
SMU, terdapat 14 unit sekolah negeri dan 31 unit sekolah swasta. Sedangkan pada tingkat
perguruan tinggi, terdapat 7 unit perguruan tinggi negeri dan 59 unit perguruan tinggi
swasta. Pada tabel dibawah ini akan disajikan data jumlah dan status perguruan tinggi di
Tabel 4.1
Jumlah dan Status Perguruan Tinggi di Kota Padang
Sumber Data Sekunder : Perguruan Tinggi, Akademi, dan Kopertis dalam Padang Dalam
Angka 2004.
4. Hasil Perolehan Suara Pemilu Legislatif 2004 dan Pilkada Langsung Sumbar
Tahun 2005
SUARA YANG
NO PARTAI DIPEROLEH DPRD I
2 PBSD 3454
7 PPIB 1777
10 PKPI 10.942
11 PPDI 1173
12 PPNUI 1149
14 PKPB 5.060
68 Ibid.,hlm. 22.
18 PDI Perdjuangan 10.540
23 PPD 3141
24 Partai Pelopor 1368
Sumber Data Sekunder: KPUD Kota Padang dalam Padang Dalam Angka 2004
c. Hasil perolehan suara Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Propinsi
Tabel 4.4
Hasil Perolehan Suara Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Propinsi Sumatera
Barat Tahun 2005 Tingkat Kota Padang
69Laporan Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar 2005 Tingkat KPUD Kota
Padang, hlm.
37.
4 Irwan Prayitno dan Ikasuma Hamid PKS PBR 87.066
Padang, ibukota Sumatera Barat. Kampus Universitas Andalas mencakup area seluas 5005
hektar. Daerah ini disebut sebagai Bukik Karamuntiang / Hill of Rhodomyrtus tomentosa,
Bangunannya memiliki arsitektur yang unik: kombinasi dari model atap tradisional
Minangkabau (tanduak kerbau) dan struktur yang bergaya modern. Universitas sedang
dan ekstrakurikuler.
Kedokteran yang terletak di daerah Jati (kampus pertama), Padang, dan Politeknik
Pertanian di Payakumbuh.
Universitas Andalas merupakan universitas tertua di luar Jawa dan tertua ke-empat
di seluruh Indonesia, didirikan atas SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no.
80016/Kab; 23 Desember 1955. Universitas ini secara resmi dibuka oleh empat
1956.
Fakultas Ekonomi dan Fakultas Peternakan didirikan di Padang pada tahun 1961
dan 1963 secara berturut-turut menyusul 5 fakultas lainnya. Pada tahun 1965, Fakultas
Diploma (Non Sarjana) terdiri atas 3 program yaitu: ekonomi, teknik, dan
Program Sarjana (S1) terdiri atas 9 fakultas yaitu: Fakultas Pertanian, Fakultas
Fakultas Sastra, Fakultas Teknik, dan Fakultas ISIP. c) Program Pasca Sarjana
Pengembangan Kawasan Daerah dan Pedesaan, Ilmu Tanah, Ilmu Ternak, Entomology
d) Program Doktor
c) Tujuan
. Mewujudkan universitas sebagai pusat ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang beriman dan
bertaqwa serta memiliki kemampuan akademik, profesi dan vokasi.
. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
serta mengupayakan penggunaanya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan
memperkaya kebudayaan nasional.
. Mendukung pembangunan masyarakat yang demokratis dan mandiri
a) Karakteristik Lambang Universitas Andalas adalah bentuk segi empat yang terdiri
dari:
. Pancaran tali sinar berwarna putih sejumlah 17 buah.
. Sebatang beringin sakti yang rindang berwarna hijau tua.
. Sebuah lilin (dian) dengan api merah di atas sebuah bejana berwarna kuning emas.
. Perkataan “Untuk Kedjajaan Bangsa” di atas pita putih bersih diantara
c) Warna Panji Lambang Warna panji yang berisikan lambang Universitas Andalas adalah
sebagai
berikut:
. Hijau Lumut
Universitas Andalas
. Abu-abu
Fakultas Ekonomi
. Merah Tua
Fakultas Hukum
. Hijau Tua
Fakultas Kedokteran
. Kuning Muda
Fakultas MIPA
. Hijau Muda
Fakultas Pertanian
. Ungu
Fakultas Peternakan
. Putih
Fakultas Sastra
. Biru Tua
Fakultas Teknik
. Orange
Fakultas ISIP
. Biru Muda
Politeknik Teknologi
. Biru Benhur
Politeknik Pertanian
4. Pimpinan Universitas Andalas
Universitas Bung Hatta didirikan pada tanggal 20 April 1981 di bawah naungan
Yayasan Pendidikan Wawasan Nusantara. Tahun 1996, berganti nama menjadi Yayasan
Adapun gagasan mendirikan Universitas Bung Hatta adalah, guna ikut berperan
aktif dan bertanggung jawab dalam melaksanakan pendidikan nasional. Sebagai lembaga
Sejak diresmikan 20 April 1982 oleh Dirjen Dikti Depdikbud, Universitas Bung
Hatta memiliki enam fakultas yakni: Ekonomi, Hukum, Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Tahun 1996, Fakultas Teknik dipecah menjadi 2 fakultas: a) Fakultas Teknik Sipil
studi, yaitu Teknik Arsitektur, Teknik Sipil dan Perencanaan Wilayah dan
Tahun Akademik 2002/2003 dibuka lagi 2 program studi baru yaitu Teknik
Ekonomi Konstruksi dengan jenjang program D-III pada FTSP dan Sastra Jepang dengan
yang profesional, mulai tahun akademik 2002/2003 FKIP membuka program Akta IV bagi
Mulai tahun akademik 2004/2005 Universitas Bung Hatta juga telah membuka
PSP2K ) dan segera akan dibuka pula program Pasca sarjana Magister Manajemen dan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) serta Fakultas Sastra menjadi Fakultas
Sampai saat ini Universitas Bung Hatta mempunyai 7 fakultas dengan 22 program
studi. Dua puluh program studi telah TERAKREDITASI oleh Badan Akreditasi Nasional
Perguruan Tinggi (BAN-PT). Sedangkan 2 Program studi yang baru masih dalam proses
Akreditasi.
Memasuki usia ke 22 tahun (1981 - 2003), Universitas Bung Hatta telah dipimpin
oleh 6 orang rektor. Para rektor tersebut adalah: a) Prof.Dr.H. Agustiar Syah Nur, M.A.
(1981 - 1985) b) Drs. Adrin Kahar, Ph.D (Hon) (1985 - 1990) c) Prof. Dr. Ir. Sjofjan
Asnawi, M.A.D.E. (1990 - 1998) d) Prof.Dr.Ir. Fachri Ahmad, M.Sc. (1998 - 2000) e)
Prof.Dr. Alfian Lains, S.E., M.A. (2000 - 2004) f) Prof. Dr. Yunazar Manjang (2004 -
sekarang)
b) Misi Melaksanakan pendidikan dan penelitian yang berkualitas dalam iklim yang
demokratis dengan menjunjung tinggi kebebasan akademis dan menerapkan ilmu
manusia.
c) Tujuan
. Menghasilkan lulusan yang berkualitas dan profesional untuk memenuhi tuntutan
global, berpikir kritis dan analitis, serta memiliki rasa percaya diri yang tinggi,
berlandaskan iman dan taqwa.
. Menghasilkan lulusan yang menguasai dan mengembangkan ilmu pengetahuan,
serta teknologi, seni dan budaya.
. Menghasilkan lulusan yang bermoral, disiplin, jujur, intelektual dan bijaksana serta
mempunyai semangat kewirausahaan serta kepekaan sosial yang tinggi.
. Menghasilkan lulusan yang meneladani kepribadian dan meneruskan citacita Bung
Hatta.
dalam Wawasan Nusantara Indonesia. Sayap terdiri dari dua puluh lembar,
c) Empat Buah Akar Pada Wadah Menunjukkan bahwa Universitas Bung Hatta lahir
e) Buku Melambangkan pengisian ilmu melalui pendidikan dan dengan ilmu generasi
muda ditingkatkan derajatnya.
Warna
. Kuning melambangkan keagungan cita-cita
. Hijau melambangkan kesejahteraan
. Hitam melambangkan kepastian dan tekad
. Putih melambangkan kebersihan dan keluhuran
a) Pendiri
. Drs. H. Hasan Basri Durin
. Drs. Adrin Kahar, Ph.D (hon)
. Drs. Zuiyen Rais, M.S.
. Masri Usman, S.H.
. Prof. Dr. Alfian Lains, S.E., M.A.
. Prof. Drs. H. Mawardi Yunus
. Prof. Dr. Jakub Isman (Alm.)
. M. Zein Jamil, S.H. (Alm.)
b) Dewan Pengawas
. Ketua:
Prof. Drs. H. Mawardi Yunus
. Anggota:
Drs. Hamzah
Drs. Joni Marsinih
c) Dewan Pengurus
. Ketua:
Drs. H. Hasan Basri Durin
. Wakil Ketua:
Drs. Adrin Kahar, Ph.D.(hon)
. Sekretaris:
Drs. Zuiyen Rais, M.S.
d) Pengurus Harian
. Ketua: Drs. H. Hasan Basri Durin
. Sekretaris: Masri Usman, S.H.
. Bendahara: Drs. Adrin Kahar, Ph.D.
. Anggota: Drs. Yusmadi Yusuf, M.M. Masri Usman, S.H.
a) Fakultas Ekonomi
BAB V
A. Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini responden yang dijadikan objek penelitian adalah mahasiswa
Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta yang memilih pada Pemilihan Kepala
Daerah Langsung tahun 2005 di wilayah pemilihan kota Padang dan terdaftar sebagai
mahasiswa pada saat Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar digelar.
Mahasiswa Universitas Andalas yang menjadi objek penelitian adalah mahasiswa jurusan
Teknik Elektro, Teknik Lingkungan, Ilmu Politik, dan Sosiologi angkatan 2003 dan 2004.
Sedangkan mahasiwa Universitas Bung Hatta yang menjadi objek penelitian adalah
mahasiswa jurusan Teknik Industri, Teknik Mesin, Akuntansi, dan Ilmu Ekonomi & Studi
Pembangunan angkatan 2003 dan 2004.
Untuk mengetahui jumlah responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada
Tabel 5.1
Jenis Kelamin Responden
laki-laki 72 54,1
perempuan 61 45,9
Dari 133 orang responden yang ikut pada Pilkada Gubernur Sumbar tahun 2005 di
wilayah pemilihan kota Padang, terdapat responden laki-laki sebanyak 72 orang atau 54,1
persen dan responden perempuan sebanyak 61 orang atau sebanyak 45,9 persen.
Untuk mengetahui jumlah responden berdasarkan jurusan dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 5.2
Jurusan Responden
Sosiologi 15 11,3
Teknik Industri 5 3,8
Dari 133 orang responden yang tersebar di 8 jurusan pada Universitas Andalas dan
Akuntansi, yaitu sebanyak 50 orang atau 37,6%. Hal ini tidak terlepas dari besarnya
jumlah mahasiswa Akuntansi angkatan 2003 dan 2004 yang memilih pada Pilkada
Sumbar 2005 di wilayah pemilihan kota Padang dibandingkan dengan 7 jurusan lainnya.
Sedangkan jumlah responden paling sedikit berasal dari jurusan Teknik Industri dan
Untuk mengetahui jumlah responden berdasarkan angkatan dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 5.3
Angkatan Responden
2003 75 56,4
2004 58 43,6
Berdasarkan tabel diatas, ternyata jumlah responden yang berasal dari angkatan
2003 lebih besar daripada jumlah responden dari angkatan 2004, dengan rincian
responden angkatan 2003 sebanyak 75 orang atau 56,4% dan responden angkatan 2004
sebanyak 58 orang atau 43,6%. Perbedaan jumlah responden antar angkatan tersebut
memperlihatkan bahwa pada 8 jurusan yang terpilih, ternyata jumlah mahasiswa angkatan
2003 yang memilih pada Pilkada Sumbar 2005 di wilayah pemilihan kota Padang lebih
besar daripada jumlah mahasiswa angkatan 2004 yang juga memilih pada Pilkada Sumbar
psikologis menyatakan bahwa penentuan pilihan politik sangat ditentukan oleh pengaruh
kekuatan psikologis yang berkembang dalam dirinya sebagai produk dari proses
sosialisasi. Media massa juga bisa berperan membentuk opini masyarakat termasuk
kalangan mahasiswa. Oleh karena itu, media massa dapat mempengaruhi persepsi
Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara ketertarikan responden
terhadap informasi atau berita politik mengenai Pilkada 2005 di media massa dengan
Pada tabel diatas terlihat bahwa sebanyak 121 orang atau 90,98% responden
menyatakan bahwa mereka ikut mencoblos pada Pilkada 2005 atas kesadaran diri sendiri,
88 orang atau 66,7% responden menyatakan tertarik dengan informasi atau berita politik
mengenai Pilkada 2005 di media massa, 16 orang atau 12,03% responden menyatakan
sangat tertarik, dan 17 orang atau 12,78% responden menyatakan tidak tertarik sama
sekali. Besarnya jumlah responden yang mengikuti Pilkada 2005 atas kesadaran diri
sendiri ini memperlihatkan tingginya partisipasi politik responden dalam hal pemberian
suara (voting). Selain itu, cukup besarnya jumlah responden yang tertarik dengan
informasi atau berita politik mengenai Pilkada 2005 di media massa mengindikasikan
bahwa media massa merupakan salah satu sumber informasi yang utama bagi para
responden tersebut. Seperti yang dikemukakan Barelson dan Lazarfeld yang telah
melakukan studi tentang pengaruh media massa terhadap perilaku politik, bahwa media
Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara frekuensi responden
membaca atau mendengar informasi Pilkada 2005 melalui media massa dengan alasan
Pada tabel 5.5 terlihat bahwa 88 orang atau 66,17% responden yang ikut Pilkada
atas kesadaran diri sendiri sering mengkonsumsi informasi Pilkada 2005 di media massa
dengan frekuensi 1-3 hari dalam seminggu, dan sebanyak 26 orang atau 19,55%
responden menyatakan sangat sering mengkonsumsi informasi
72 Barelson dan Lazarfeld dalam Suryanef dan AlRafni, Op.Cit., tahun 2001, hlm. 19-20.
Pilkada 2005 di media massa dengan frekuensi 4-7 hari dalam seminggu. Tingkat
konsumsi media massa para responden yang sedang ini mengindikasikan bahwa
pemberitaan mengenai Pilkada di media massa cukup berperan memperkuat persepsi dan
sikap politik mereka dalam mengikuti Pilkada 2005. Hal ini sesuai dengan pernyataan
perilaku politik, tetapi bukan merubah sikap dasar politik melainkan mempengaruhi
Pilkada 2005 Melalui Media Massa dengan Pilihan Responden Pada Pilkada
Gubernur
Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara frekuensi responden
membaca atau mendengar informasi Pilkada 2005 melalui media massa dengan pilihan
73 Peterson dalam Suryanef dan AlRafni, Op.Cit., tahun 2001, hlm. 20.
Pada tabel 5.6 bisa dilihat bahwa sebanyak 98 orang atau 73,68% responden
menyatakan sering membaca atau mendengar informasi Pilkada 2005 melalui media
massa dengan frekuensi 1-3 hari dalam seminggu. Hal ini mengindikasikan para
informasi yang kurang cukup tentang Pilkada 2005 sehingga informasi itu kurang
yang sering membaca atau mendengar informasi Pilkada 2005 melalui media massa
tersebut sebanyak 61 orang atau 45,86% memilih Gamawan-Marlis, 21 orang atau 15,79%
atau mendengar informasi Pilkada 2005 melalui media massa dengan frekuensi 4-7 hari
dalam seminggu. Hal ini mengindikasikan para responden tersebut mendapatkan informasi
yang cukup tentang Pilkada 2005 sehingga informasi itu bisa menjadi salah satu bahan
pertimbangan utama bagi mereka dalam menetapkan pilihannya. Para responden yang
sangat sering membaca atau mendengar informasi Pilkada 2005 melalui media massa
tersebut sebanyak 19 orang atau 14,29% memilih Gamawan-Marlis dan 6 orang atau
Dengan tingkat konsumsi media massa para responden yang sedang ini,
diasumsikan bahwa para responden memperoleh informasi yang cukup mengenai Pilkada
pilihannya.
Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara pengaruh informasi
atau berita politik Pilkada 2005 di media massa terhadap responden dalam menetapkan
Tabel 5.7 Tabulasi Silang Pengaruh Informasi Atau Berita Politik Pilkada 2005 di
Media Massa Terhadap Responden Dalam Menetapkan Pilihan dengan Pilihan
Responden Pada Pilkada Gubernur (dalam persen)
Pengaruh
Informasi
Atau Berita
Politik di
Total
Media Massa Pilihan Responden Pada Pilkada Gubernur
Terhadap (%) (%)
Responden
Dalam
Menetapkan
Pilihan
Pada tabel 5.7 kita bisa melihat bahwa sebanyak 27 orang atau 20,30%
responden menyatakan bahwa informasi atau berita politik Pilkada 2005 sangat
mempengaruhi mereka dalam menetapkan pilihannya. Dengan kata lain para responden
tersebut memang menjadikan informasi atau berita politik Pilkada 2005 sebagai salah
satu bahan pertimbangan yang utama dalam proses menetapkan pilihannya. Informasi
atau berita politik mengenai isu kampanye, pasangan kandidat, dan partai yang
orang atau 15,04% responden menyatakan informasi atau berita politik Pilkada
Tingkat pengaruh informasi atau berita politik di media massa terhadap responden
dalam menetapkan pilihan yang sedang ini sejalan dengan apa yang dikemukakan Kant
dan Lazarfeld bahwa media massa mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung
Pasangan Kandidat
Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara frekuensi responden
membaca atau mendengar informasi Pilkada 2005 melalui media massa dengan alasan
Pilkada 2005 dengan frekuensi 1-3 hari dalam seminggu. Hal ini mengindikasikan
para responden tersebut hanya mendapatkan informasi dalam jumlah yang sedang
atau 14,29% responden yang memilih pasangan kandidat dengan alasan yang
sama mengkonsumsi media massa yang menyajikan berita Pilkada 2005 dengan
frekuensi 4-7 hari dalam seminggu. Hal ini mengindikasikan responden tersebut
media massa.
kandidat dengan alasan karena kandidat dari partai yang dipilih waktu pemilu
2004 mengkonsumsi media massa yang menyajikan berita Pilkada 2005 dengan
frekuensi 1-3 hari dalam seminggu. Diasumsikan para responden hanya mendapatkan
informasi dalam jumlah sedang dari media massa mengenai pencalonan pasangan
dengan alasan karena punya kesamaan identitas dengan kandidat mengkonsumsi media
massa yang menyajikan berita Pilkada 2005 dengan frekuensi 1-3 hari dalam seminggu.
Diasumsikan para responden hanya mendapatkan informasi dalam jumlah sedang dari
media massa mengenai latar belakang pasangan kandidat seperti pendidikan, agama, suku,
dan lain-lain.
Dari uraian diatas, diasumsikan bahwa media massa telah memberikan informasi
yang cukup kepada sebagian kecil responden mengenai pasangan kandidat, baik berupa
asal-usul kandidat, partai yang mengusung, kapabilitas kandidat, dan lain-lain. Sehingga
informasi tersebut memperkuat alasan responden dalam memilih suatu pasangan kandidat.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Barelson dan Lazarfeld bahwa media massa
mendorong seseorang untuk memilih, tetapi pada saat yang sama media massa membuat
Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara pengaruh informasi
Tabel 5.9 Tabulasi Silang Pengaruh Informasi Atau Berita Politik Pilkada 2005 di
Media Massa Terhadap Responden Dalam Menetapkan Pilihan dengan Alasan
Responden Memilih Pasangan Kandidat (dalam persen)
Pengaruh
Informasi Atau
Berita Politik
di Media
Total
Massa Alasan Responden Memilih
Terhadap Pasangan Kandidat (%) (%)
Responden
Dalam
Menetapkan
Pilihan
karena karena karena
punya kandidat mengenal
kesamaan dari dan yakin
identitas partai
dengan
dengan yang
kandidat dipilih kemampuan
waktu kandidat
pemilu
2004
15,0
tidak
0.75 1,50 12,78 4
mempengaruhi
64,6
mempengaruhi 8,27 15,04 41,35 6
20,3
sangat
2,26 0,75 17,29 0
mempengaruhi
Pada tabel diatas, sebanyak 11 orang atau 8,27% responden yang memilih
kandidat dan 20 orang atau 15,04% responden yang memilih pasangan kandidat
dengan alasan karena kandidat dari partai yang dipilih waktu pemilu 2004
menyatakan informasi atau berita politik mengenai Pilkada 2005 di media massa
mempengaruhi mereka dalam menetapkan pilihannya.
kandidat dengan alasan karena mengenal dan yakin dengan kemampuan kandidat
juga menyatakan informasi atau berita politik mengenai Pilkada 2005 di media
atau 17,29% responden yang memilih pasangan kandidat dengan alasan yang
sama menyatakan informasi atau berita politik mengenai Pilkada 2005 di media
Berdasarkan uraian diatas dapat diasumsikan bahwa informasi atau berita politik
mengenai Pilkada 2005 di media massa mempengaruhi sebagian besar responden dalam
menetapkan pilihannya. Asumsi ini sesuai dengan pernyataan Almond bahwa penentuan
pilihan politik seseorang sangat ditentukan oleh pengaruh kekuatan psikologis yang
berkembang dalam dirinya sebagai produk dari sosialisasi76. Media massa merupakan
salah satu agent sosialisasi politik yang akan membentuk ikatan psikologis seseorang
dengan partai politik atau kandidat yang berwujud simpati terhadap partai politik atau
kandidat tersebut.
Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara frekuensi responden
membaca surat kabar terbitan daerah dengan pengetahuan responden terhadap hasil
Pilkada 2005.
Tabel 5.10 Tabulasi Silang Frekuensi Responden Membaca Surat Kabar Terbitan
Daerah dengan Pengetahuan Responden Terhadap Hasil Pilkada 2005 (dalam persen)
Frekuensi Responden
Total
Membaca Surat Pengetahuan Responden
Kabar Terbitan Terhadap Hasil Pilkada (%)
Daerah 2005 (%)
tidak
mengetahui mengetahui
tidak pernah 11,28 2,26 13,53
1-3 hari dalam 69,17
63,91 5,26
seminggu
4-7 hari dalam 17,29
15,04 2,26
seminggu
Total 90,23 9,77 100
Diantara berbagai media massa yang menyajikan berita atau informasi mengenai
Pilkada 2005, surat kabar terbitan daerah adalah media massa yang paling sering
76 Almond dalam Suryanef dan AlRafni, Op.Cit., tahun 2001, hlm. 13.
tersebut berperan dalam penyampaian hasil Pilkada 2005 kepada masyarakat. Ini terlihat
dari besarnya jumlah responden yang membaca surat kabar terbitan daerah dan mereka
mengetahui hasil Pilkada 2005, yaitu sebanyak 105 orang atau 78,95%. Sebanyak 85
orang atau 63,91% responden menyatakan sering membaca surat kabar terbitan daerah
dengan frekuensi 1-3 hari dalam seminggu dan 20 orang atau 15,04% responden
menyatakan sangat sering membaca surat kabar terbitan daerah dengan frekuensi 4-7 hari
dalam seminggu.
Dari sebanyak 133 orang responden dalam penelitian ini, hanya 13 orang atau
9,77% yang tidak mengetahui hasil Pilkada 2005. Diasumsikan para responden tersebut
Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung Gubernur dan
terhadap kandidat juga menjadi variabel dominan dalam memilih menurut mazhab
berdampak pada hasil yang diperoleh kandidat tersebut dalam pemilihan. Biasanya para
dalam suatu daerah pemilihan (distrik), reputasi yang dimiliki kandidat dan kemampuan
kandidat yang bersangkutan. Orientasi terhadap kandidat pada umumnya menjadi sesuatu
yang signifikan dalam sistem pemilihan langsung, dimana kandidat menjadi wakil pada
Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara pengetahuan
responden terhadap pasangan kandidat yang dipilih dengan pilihan responden pada
Pilkada Gubernur.
25,5
tidak 12,0 3,7
0 0 9,77 0 6
mengenal 3 6
60,9
42,1 11,2 4,5 3,0
mengenal 0 0 0
1 8 1 1
sangat 13,5
0,7 0,7 0,7
mengenal 0 9,77 1,50 3
5 5 5
0,7 63,9 22,5 9,0 3,7 100
Total 0
5 1 6 2 6
kandidat akan berdampak pada posisi kandidat tersebut dalam pemilu77. Pada tabel 5.11
dapat dilihat bahwa tingkat identifikasi responden terhadap pasangan kandidat pada
Pilkada Sumbar 2005 biasa saja. Sebanyak 81 orang atau 60,91% responden menyatakan
Marlis, dan 15 orang atau 11,28% memilih Irwan-Ikasuma. Sebanyak 18 orang atau
13,53% responden menyatakan sangat mengenal pasangan kandidat yang mereka pilih, 13
orang atau
(dalam persen)
Tabel 5.12 Tabulasi Silang Frekuensi Responden Membaca Pemberitaan
Terhadap Pasangan Kandidat Di Media Cetak dengan Pilihan Responden Pada
Pilkada Gubernur
Frekuensi
Responden
Melihat
Pemberitaan Total
Pilihan Responden Pada Pilkada Gubernur
Terhadap (%)
(%)
Pasangan
Kandidat Di
Media
Cetak
kapitra
leonardy gamawa irwan-
-dalim
-rusdi nmarlis ikasuma d
i
0,7 8,27
tidak pernah 0 0 5,26 2,26 0
5
1-3 hari 77,4
0,7 48,8 15,7 9,0 3,0
dalam 0 4
5 7 9 2 1
seminggu
4-7 hari 14,2
dalam 0 0 9,77 4,51 0 0 9
seminggu
0,7 63,9 22,5 9,0 3,7 100
Total 0
5 1 6 2 6
Pemberitaan mengenai pasangan kandidat di media cetak hampir setiap hari bisa
mengenai suatu pasangan kandidat akan mempengaruhi orang yang membacanya dan
pada akhirnya diharapkan pembaca tertarik dan memilih pasangan kandidat yang
diberitakan tersebut.
media cetak cukup tinggi yaitu sebesar 91,73% dengan rincian 103 orang atau 77,44%
dengan frekuensi 1-3 hari dalam seminggu dan sebanyak 19 orang atau 14,29%
cetak dengan frekuensi 4-7 hari dalam seminggu. Sedangkan hanya sebanyak 11 orang
atau 8,27% responden yang menyatakan tidak pernah sama sekali membaca pemberitaan
Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara pengetahuan
responden terhadap pasangan kandidat yang dipilih dengan alasan responden memilih
pasangan kandidat.
Pada tabel 5.13 dapat dilihat bahwa sebanyak 81 orang atau 60,90% responden
menyatakan mengenal pasangan kandidat yang dipilihnya pada Pilkada 2005, 11 orang
atau 8,27% memilih dengan alasan karena punya kesamaan identitas dengan kandidat, 13
orang atau 9,77% memilih dengan alasan karena kandidat dari partai yang dipilih waktu
pemilu 2004, dan 57 orang atau 42,86% memilih dengan alasan karena mengenal dan
kandidat yang dipilihnya pada Pilkada 2005 dan mereka semua memilih pasangan
kandidat dengan alasan karena mengenal dan yakin dengan kemampuan kandidat.
pertimbangan yang matang dalam memberikan suara pada Pilkada 2005, karena sebagian
besar dari respoden memiliki identifikasi terhadap pasangan kandidat dan mereka memilih
pasangan kandidat dengan alasan karena mereka mengenal dan yakin dengan kemampuan
kandidat. Hal ini sejalan dengan mazhab psikologis yang menyatakan bahwa orientasi
kandidat pada umumnya menjadi sesuatu yang signifikan dalam sistem pemilihan
langsung, dimana kandidat menjadi wakil pada setiap daerah pemilihan dan atau mewakili
partai politik.78
78 Ibid.
Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara pengetahuan
responden mengenai partai politik yang mengusung pasangan kandidat yang dipilih
Tabel 5.14 Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Mengenai Partai Politik Yang
Mengusung Pasangan Kandidat Yang Dipilih dengan Alasan Responden Memilih
Pasangan Kandidat (dalam persen)
Pengetahuan
Responden
Mengenai
Partai Politik Total
Alasan Responden Memilih
Yang (%)
Pasangan Kandidat (%)
Mengusung
Pasangan
Kandidat
Yang Dipilih
karena karena karena
punya kandidat mengenal
kesamaan dari dan yakin
identitas partai
dengan
dengan yang
kandidat dipilih kemampuan
waktu kandidat
pemilu
2004
tidak 26,32
2,26 7,52 16,54
mengetahui
mengetahui 2,26 9,02 39,85 51,13
sangat 22,56
6,77 0,75 15,04
mengetahui
Total 11,28 17,29 71,43 100
Pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak 68 orang atau 51,13% responden
menyatakan mengetahui partai politik yang mengusung pasangan kandidat yang dipilih
dan 30 orang atau 22,56% responden menyatakan sangat mengetahui. Sedangkan 35 orang
atau 26,32% responden menyatakan tidak mengetahui sama sekali partai politik yang
mengusung pasangan kandidat yang dipilih. Hal ini memperlihatkan bahwa tingkat
identifikasi responden terhadap partai yang mengusung kandidat belum merata, walaupun
kandidat sejalan dengan pernyataan Affan Gaffar bahwa peranan identifikasi partai
mungkin menurun atau kurang signifikan untuk menjelaskan perilaku memilih apabila isu
Pasangan Kandidat
Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara pengetahuan
Pada tabel 5.15 dapat dilihat bahwa 95 orang atau 71,43% responden menyatakan
memilih pasangan kandidat pada Pilkada 2005 dengan alasan karena mengenal dan yakin
memimpin pasangan kandidat yang dipilih 79Affan Gaffar dalam Suryanef dan AlRafni,
dan 15 orang atau 11,28% responden menyatakan sangat mengetahui. Sedangkan 16 orang
atau 12,03% responden menyatakan tidak mengetahui sama sekali mengenai pengalaman
memimpin pasangan kandidat. Berdasarkan hal diatas, dapat diasumsikan bahwa sebagian
besar responden telah mengetahui pengalaman memimpin pasangan kandidat yang mereka
pilih pada Pilkada 2005 dan hal tersebut sesuai dengan alasan mereka memilih pasangan
kandidat pada Pilkada 2005, yaitu karena mereka mengenal dan yakin dengan kemampuan
kandidat.
kandidat tersebut dalam pemilu. Biasanya para voter lebih cenderung memberikan
yang bersangkutan80.
Pasangan Kandidat
Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara keyakinan responden
terhadap pelaksanaan visi misi tersebut apabila pasangan kandidat terpilih dengan alasan
Pada masa kampanye, setiap pasangan kandidat akan menyampaikan visi misi dan
program kerja kepada para pemilih dengan harapan pemilih tersebut akan tertarik dengan
program yang ditawarkan dan memilih atau mencoblos pasangan kandidat tersebut. Pada
tabel diatas, sebanyak 27 orang atau 20,30% responden menyatakan tidak yakin visi misi
tersebut terpilih.
kandidat, yaitu karena mereka mengenal dan yakin dengan kemampuan kandidat. Dapat
kampanye masih belum merata, walaupun sebagian besar dari mereka menyatakan
Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara frekuensi responden
(dalam persen)
Tabel 5.17 Tabulasi Silang Frekuensi Responden
Membaca Pemberitaan Terhadap Pasangan Kandidat Di Media Cetak dengan
Alasan Responden Memilih Pasangan Kandidat
Frekuensi
Responden
Membaca
Total
Pemberitaan Alasan Responden Memilih
Terhadap Pasangan Kandidat (%) (%)
Pasangan
Kandidat Di
Media Cetak
karena
kandidat
karena
dari
karena partai mengenal
punya yang dan yakin
kesamaan dipilih dengan
identitas waktu kemampuan
dengan pemilu kandidat
kandidat 2004
tidak pernah 0 0 8,27 8,27
1-3 hari 77,4
dalam 8,27 14,29 54,89 4
seminggu
4-7 hari 14,2
dalam 3,01 3,01 8,27 9
seminggu
Total 11,28 17,29 71,43 100
Pada tabel 5.17, dapat dilihat bahwa mayoritas responden membaca pemberitaan
terhadap pasangan kandidat di media cetak, 103 orang atau 77,44% responden
menyatakan sering membaca pemberitaan terhadap pasangan kandidat di media cetak
dengan frekuensi 1-3 hari dalam seminggu dan 19 orang atau 14,29% responden
menyatakan sangat sering dengan frekuensi 4-7 hari dalam seminggu. Hanya sebanyak 11
orang atau 8,27% responden yang menyatakan tidak pernah membaca pemberitaan
Ini sesuai dengan pernyataan Kristiadi bahwa proses yang paling dekat dengan perilaku
oleh media massa. Masing-masing unsur dalam proses tersebut akan mempengaruhi
perilaku pemilih81.
Pasangan Kandidat
Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara pengetahuan
(dalam persen)
Tabel 5.18
Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Mengenai
Kedekatan Pasangan Kandidat Dengan Masyarakat
Umum dengan Alasan Responden Memilih
Pasangan Kandidat
Pengetahuan Alasan Responden Memilih Total
Responden Pasangan Kandidat (%) (%)
Mengenai
Kedekatan
Pasangan
Kandidat
Dengan
Masyarakat
Umum
karena
kandidat
karena
dari
karena partai mengenal
punya yang dan yakin
kesamaan dipilih dengan
identitas waktu kemampuan
dengan pemilu kandidat
kandidat 2004
tidak tahu 2,26 9,02 30,08 41,35
acara keagamaan dengan masyarakat umum mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan
pasangan kandidat yang lain. Asumsinya, masyarakat akan lebih cenderung memilih
ternyata hal tersebut tidak terlalu berpengaruh besar, ini terlihat pada tabel 5.18.
mempunyai kedekatan dengan masyarakat umum hanya biasa saja yaitu sebesar 47,37%
pasangan kandidat tidak mempunyai kedekatan dengan masyarakat umum sama sekali.
Sedangkan sebanyak 55 orang atau 41,35% responden menyatakan tidak tahu sama sekali.
Pasangan Kandidat
Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara pengetahuan
kepedulian sosial dengan masyarakat umum dibandingkan pasangan kandidat yang tidak
mempunyai kepedulian sosial dengan masyarakat umum sama sekali. Kepedulian sosial
masyarakat seperti kemiskinan dan mereka tidak hanya sekedar melihat dan berbicara,
mempunyai kepedulian sosial dengan masyarakat umum biasa saja yaitu sebesar 51,88%
atau 69 orang responden. Sebanyak 11 orang atau 8,27% responden menyatakan pasangan
kandidat tidak mempunyai kepedulian sosial dengan masyarakat umum sama sekali.
Sedangkan sebanyak 53 orang atau 39,85% responden tidak tahu sama sekali apakah
pasangan kandidat mempunyai kepedulian sosial dengan masyarakat umum atau tidak.
pada Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat Tahun
2005
termasuk didalamnya perilaku memilih. Perilaku memilih adalah kegiatan yang dilakukan
pemilihan umum.
Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara pilihan pada Pilkada
Gubernur 2005 dengan alasan responden mencoblos pada Pilkada Gubernur 2005 tersebut.
Tabel 5.20 Tabulasi Silang antara Pilihan Pada Pilkada Gubernur dengan Alasan
Responden Mencoblos Pada Pilkada 2005 (dalam persen)
Pilihan Alasan Responden Total
Responden Mencoblos Pada Pilkada (%)
Pada Pilkada 2005 (%)
Gubernur
kesadaran
dipaksa diajak
orang orang diri
lain lain sendiri
Leonardy- 0
0 0 0
Rusdi
Kapitra- 0,75
0 0 0,75
Dalimi
Gamawan- 63,91
0 1,50 62,41
Marlis
Irwan- 22,56
0 2,26 20,30
Ikasuma
Jefri-Dasman 0 5,26 3,76 9,02
Berdasarkan tabel diatas, bisa dilihat bahwa mayoritas responden sebanyak 121
orang atau 90,98% memberikan suara pada Pilkada Sumbar 2005 atas kesadaran diri
sendiri, hal ini mengindikasikan bahwa para responden tersebut telah memiliki kesadaran
Diasumsikan bahwa para responden yang telah memberikan suara atas kesadaran diri
menetapkan pilihannya, sehingga alasan mereka dalam memilih suatu pasangan kandidat
bisa dianggap cukup rasional. Sedangkan hanya 12 orang atau 9,02% responden yang
memberikan suara pada Pilkada Sumbar 2005 dengan alasan diajak orang lain dan tidak
ada responden yang dipaksa oleh orang lain untuk ikut memberikan suara pada Pilkada
Sumbar 2005.
Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara pilihan pada Pilkada
Gubernur 2005 dengan alasan responden memilih pasangan kandidat pada Pilkada
tersebut.
Tabel 5.21 Tabulasi Silang antara Pilihan Pada Pilkada Gubernur dengan Alasan
Responden Memilih Pasangan Kandidat (dalam persen)
Pilihan
Responden Total
Alasan Responden Memilih
Pada (%)
Pasangan Kandidat (%)
Pilkada
Gubernur
karena karena karena
punya kandidat mengenal
kesamaan dicalonkan dan yakin
identitas dari partai
dengan
dengan yang
kandidat dipilih kemampuan
waktu kandidat
pemilu
2004
Leonardy- 0
0 0 0
Rusdi
Kapitra- 0,75
0 0 0,75
Dalimi
Gamawan- 63,91
0 11,28 52,63
Marlis
Irwan- 22,56
6,77 2,26 13,53
Ikasuma
Jefri- 9,02
2,26 3,75 3,01
Dasman
Rahasia 2,26 0 1,50 3,76
Total 11,29 17,29 71,42 100,0
0
memilih pasangan kandidat dengan alasan mengenal dan yakin terhadap kemampuan
kandidat, 70 orang atau 52,63% responden memilih Gamawan-Marlis dan 18 orang atau
pasangan kandidat dengan alasan kandidat diusung oleh partai yang dipilih pada waktu
Pemilu 2004 dan sebanyak 15 orang atau 11,29% memilih dengan alasan punya kesamaan
rasional karena sebagian besar responden lebih melihat kepada kemampuan pasangan
kandidat tersebut daripada melihat partai yang mengusung kandidat dan bukan karena
punya kesamaan identitas dengan responden. Asumsi peneliti, belum tentu kandidat yang
punya kesamaan identitas dengan kita atau diusung oleh partai yang kita pilih waktu
Pemilu 2004 mempunyai kemampuan untuk menduduki jabatan kepala daerah dengan
baik. Menurut mazhab psikologis, biasanya para voter lebih cenderung memberikan
(distrik), reputasi yang dimiliki kandidat dan kemampuan kandidat yang bersangkutan82.
Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara pilihan pada Pilkada
Leonardy-Rusdi 0 0 0
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa 120 orang atau 90,23% responden
mengetahui pasangan mana yang memenangkan Pilkada 2005 sedangkan 13 orang atau
9,77% responden tidak mengetahui pasangan mana yang memenangkan Pilkada 2005.
dan keseriusan pemilih dalam menjalani Pilkada tersebut. Sedangkan mengenai 13 orang
atau 9,77% responden yang tidak mengetahui hasil Pilkada 2005 tersebut, menurut
peneliti hal ini disebabkan responden tersebut memberikan suara dalam pemilihan karena
diajak oleh orang lain dan tidak ada timbul rasa ingin tahu dalam dirinya apakah pasangan
Mencoblos Pada Pilkada 2005 dengan Alasan Responden Memilih Pasangan Kandidat.
Tabel 5.23 Tabulasi silang antara Alasan Responden Mencoblos Pada Pilkada 2005
dengan Alasan Responden Memilih Pasangan Kandidat (dalam persen)
Alasan
Total
Responden Alasan Responden Memilih
Mencoblos Pasangan Kandidat (%) (%)
Pada
Pilkada karena karena karena
2005 punya kandidat mengenal
kesamaan dari dan yakin
identitas partai
dengan
dengan yang
kandidat dipilih kemampuian
waktu kandidat
pemilu
2004
dipaksa 0
0 0 0
orang lain
diajak orang 9,02
2,26 3,01 3,76
lain
90,9
kesadaran
9,02 14,29 67,67 8
diri sendiri
Pada tabel diatas terlihat bahwa sebanyak 121 orang atau 90,98% responden
mengikuti Pilkada 2005 atas kesadaran diri sendiri. Sebanyak 90 orang atau 67,67%
responden memilih pasangan kandidat dengan alasan karena mereka mengenal dan yakin
responden telah mempunyai partisipasi politik yang tinggi dalam hal pemberian suara
(voting) dan telah melakukan pertimbangan yang cukup rasional dalam memilih pasangan
kandidat pada Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar tahun 2005.
BAB VI
ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA
A. Pendahuluan
Dari beberapa tabel pada bab sebelumnya, dapat dicermati bahwa dari 133
cukup berimbang, namun ketika dilakukan pengambilan sampel tidak dipisahkan antara
responden laki-laki dan responden perempuan dan tidak dilakukan persenan responden.
Pada tabulasi silang antara variabel X1 dan variabel Y, diketahui sebanyak 121
orang responden menyatakan bahwa mereka ikut mencoblos pada Pilkada 2005 atas
informasi atau berita politik mengenai Pilkada 2005 di media massa dan 16 orang
mengenai Pilkada di media massa berperan memperkuat persepsi dan sikap politik mereka
dalam mengikuti Pilkada 2005. Asumsi ini sesuai dengan yang dikemukakan Barelson dan
Lazarfeld yang telah melakukan studi tentang pengaruh media massa terhadap perilaku
politik, bahwa media massa mendorong seseorang untuk memilih pada suatu pemilihan
umum83.
Tingkat konsumsi media massa para responden tergolong biasa saja. Sebanyak 98
orang atau 73,68% responden menyatakan sering membaca atau mendengar informasi
Pilkada 2005 melalui media massa dengan frekuensi 1-3 hari dalam seminggu. Sebanyak
26 orang atau 19,55% responden menyatakan sangat sering membaca atau mendengar
informasi Pilkada 2005 melalui media massa dengan frekuensi 4-7 hari dalam seminggu.
Dengan tingkat konsumsi media massa para responden yang sedang ini,
diasumsikan bahwa para responden hanya memperoleh informasi dalam jumlah yang
biasa saja mengenai Pilkada 2005, sehingga peneliti berasumsi bahwa para responden
tersebut cenderung lebih dipengaruhi oleh faktor lain dalam menetapkan pilihannya.
terhadap kandidat juga menjadi variabel dominan dalam perilaku memilih menurut
akan berdampak pada hasil yang diperoleh kandidat tersebut dalam pemilihan. Biasanya
pemilih akan memilih kandidat yang mereka kenal. Biasanya para voter lebih cenderung
memberikan evaluasi terhadap kandidat berdasarkan latar belakang kandidat, track record
83 Barelson dan Lazarfeld dalam Suryanef dan AlRafni, Op.Cit., tahun 2001, hlm. 19-20.
responden menyatakan sangat mengenal pasangan kandidat yang mereka pilih. Dapat
diasumsikan bahwa responden telah melakukan pertimbangan yang cukup matang dalam
memberikan suara pada Pilkada 2005, karena sebagian besar dari respoden memiliki
identifikasi terhadap pasangan kandidat dan mereka memilih pasangan kandidat dengan
alasan karena mereka mengenal dan yakin dengan kemampuan kandidat. Uraian diatas
sesuai dengan mazhab Michigan yang menyatakan bahwa pengetahuan individu (voter)
terhadap keberadaan kandidat akan berdampak pada posisi kandidat tersebut dalam
pemilu. Biasanya para voter lebih cenderung memberikan evaluasi terhadap kandidat
pasangan kandidat di media cetak dengan frekuensi 1-3 hari dalam seminggu dan 19 orang
responden menyatakan sangat sering dengan frekuensi 4-7 hari dalam seminggu. Hal
Namun di sisi lain, kepercayaan responden terhadap pelaksanaan visi misi yang
disampaikan pasangan kandidat selama kampanye masih belum merata. Sebanyak 71,43%
atau 95 orang responden menyatakan mengenal dan yakin dengan kemampuan pasangan
kandidat, tetapi sebanyak 20,30% atau 27 orang responden dari 95 orang tersebut
B. Analisis Chi-Square
Uji Chi-Square dilakukan untuk menguji apakah data sebuah sampel yang diambil
menunjang hipotesis yang menyatakan bahwa populasi asal sampel tersebut mengikuti
Universitas Bung Hatta pada Pilkada Gubernur Sumbar Tahun 2005 (Y)
Tabel 6.1 Chi-Square Tests antara Konsumsi Media Massa dengan Perilaku Memilih
Mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Gubernur
Sumbar Tahun 2005
Asymp.
Value df Sig. (2-
sided)
Pearson Chi- 4 ,000
23,080(a)
Square
4 ,000
Likelihood Ratio 24,252
Linear-by-Linear 1 ,000
17,936
Association
N of Valid Cases 133
a 2 cells (22,2%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,86.
Tabel 6.2 Koefisien Kontingensi antara Konsumsi Media Massa dengan Perilaku
Memilih Mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada
Gubernur Sumbar Tahun 2005
Asymp. Approx.
Approx.
Value Std. Sig.
T(b)
Error(a)
Nominal by Contingency ,000
,385
Nominal Coefficient
Interval by Interval Pearson's R ,369 ,068 4,539 ,000(c)
Spearman ,000(c)
Ordinal by Ordinal ,347 ,075 4,231
Correlation
N of Valid Cases 133
23,080 dengan Degree of Freedom (df) 4. Diketahui bahwa X² tabel dengan df.4 adalah
9,488 pada tingkat kepercayaan 95%. Dengan demikian, hipotesis nol ditolak karena nilai
X² hitung lebih besar dari nilai X² tabel. Artinya terdapat hubungan antara konsumsi
media massa dengan perilaku memilih mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas
Bung Hatta pada Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar tahun 2005. Nilai
koefisien kontingensi kedua variabel adalah sebesar 0,385 yang berarti hubungan kedua
variabel merupakan hubungan positif yang sedang atau dengan kata lain, keeratan
Universitas Bung Hatta pada Pilkada Gubernur Sumbar Tahun 2005 (Y)
Tabel 6.3 Chi-Square Tests antara Orientasi Kandidat dengan Perilaku Memilih
Mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Gubernur
Sumbar Tahun 2005
Asymp.
Value df Sig. (2-
sided)
Pearson Chi- 4 ,026
11,020(a)
Square
4 ,019
Likelihood Ratio 11,838
Linear-by-Linear 1 ,367
,814
Association
N of Valid Cases 133
a 1 cells (11,1%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,00.
Tabel 6.4 Koefisien Kontingensi antara Orientasi Kandidat dengan Perilaku
Memilih Mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada
Gubernur Sumbar Tahun 2005
Asymp. Approx.
Approx.
Value Std. Sig.
T(b)
Error(a)
Nominal by Contingency ,026
,277
Nominal Coefficient
Interval by Interval Pearson's R ,079 ,083 ,901 ,369(c)
Spearman ,146(c)
Ordinal by Ordinal ,127 ,084 1,462
Correlation
N of Valid Cases 133
a Not assuming the null hypothesis. b Using the asymptotic standard error assuming the
null hypothesis. c Based on normal approximation.
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai Chi-Square kedua variabel sebesar
11,020 dengan Degree of Freedom (df) 4. Diketahui bahwa X² tabel dengan df.4 adalah
9,488 pada tingkat kepercayaan 95%. Dengan demikian, hipotesis nol ditolak karena nilai
X² hitung lebih besar dari nilai X² tabel. Artinya terdapat hubungan antara orientasi
kandidat dengan perilaku memilih mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung
Hatta pada Pilkada gubernur Sumbar tahun 2005. Nilai koefisien kontingensi kedua
variabel adalah sebesar 0,277 yang berarti hubungan kedua variabel merupakan hubungan
positif yang tak berarti, atau dengan kata lain keeratan hubungan kedua variabel ini
Pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah baru pertama kali diadakan di
Sumatera Barat. Berbagai strategi dilaksanakan pasangan kandidat dan tim suksesnya
untuk mendapatkan simpati dari pemilih dan berharap juga mendapatkan suara dari
kandidat-kandidat yang dicalonkan tersebut, namun konsumsi media massa seseorang juga
berpengaruh bagi dirinya dalam menetapkan pilihannya. Media massa juga bisa berperan
Bung Hatta dengan menggunakan variabel orientasi kandidat dan konsumsi media massa.
Dari penelitian yang telah dilakukan dengan variabel konsumsi media massa dan
orientasi kandidat, diketahui bahwa konsumsi media massa dan orientasi kandidat
Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung Gubernur dan Gubernur Sumbar 2005.
Setelah dilakukan uji Chi Square, ternyata hubungan variabel konsumsi media
massa dengan perilaku memilih mahasiswa termasuk kategori sedang karena nilai
koefisien kontingensinya sebesar 0,385. Menurut peneliti, berita atau informasi politik
memperkuat persepsi dan sikap politik mahasiswa untuk mengikuti Pilkada Langsung
tersebut. Frekuensi dalam mengkonsumsi media massa tidak akan berpengaruh terhadap
Sedangkan untuk variabel orientasi terhadap kandidat setelah dilakukan uji Chi
mahasiswa termasuk kategori lemah karena nilai koefisien kontingensinya hanya sebesar
0,277. Hal ini disebabkan para responden hanya sebatas mengenal dan mengetahui
pasangan kandidat yang mereka pilih, hanya sedikit responden yang sangat mengetahui
dalam suatu Pilkada Langsung dimana pemilih memilih secara langsung kandidat yang
diinginkannya. Pemilih akan memilih pasangan kandidat yang mereka kenal, walaupun
para pemilih tersebut tidak mengetahui secara menyeluruh latar belakang dan track record
pasangan kandidat.
BAB VII
PENUTUP
pendeskripsian, uji Chi-Square, dan koefisien kontingensi maka peneliti dapat mengambil
A. Kesimpulan
Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar 2005, tetapi terdapat perbedaan nilai
2005 yang disajikan media massa, hal ini berperan memperkuat persepsi dan
sikap politik mereka dalam mengikuti Pilkada 2005. Namun jumlah responden
yang memiliki frekuensi konsumsi media massa yang tinggi terhadap berita
Pilkada Sumbar 2005 sangat sedikit. Artinya, sangat sedikit jumlah responden
yang benar-benar menjadikan informasi dan berita politik mengenai Pilkada Sumbar 2005
yang disajikan media massa sebagai bahan pertimbangan utama dalam menetapkan
pilihannya. Dan hanya sedikit pula responden yang menyatakan penyajian informasi atau
berita politik mengenai Pilkada 2005 di media massa sangat mempengaruhi mereka dalam
menetapkan pilihannya. Hal inilah yang menyebabkan konsumsi media massa mempunyai
berkesimpulan bahwa media massa hanya berperan memperkuat persepsi dan sikap politik
mereka untuk mengikuti Pilkada 2005, tetapi tidak terlalu berpengaruh terhadap
Andalas dan Universitas Bung Hatta karena nilai koefisien kontingensinya adalah 0,277.
Pada umumnya sebagian besar responden cukup mengenal latar belakang pendidikan dan
keagamaan pasangan kandidat, namun hanya sekitar +50% jumlah kandidat yang cukup
mengenal track record kandidat, visi misi kandidat, dan popularitas kandidat.
mereka pilih, hanya sedikit responden yang sangat mengetahui dan sangat mengenal
memilih mahasiswa.
Hatta sendiri, sebanyak 121 orang responden menyatakan memberikan suara pada Pilkada
Sumbar 2005 atas kesadaran diri sendiri, hal ini mengindikasikan bahwa para responden
tersebut telah memiliki kesadaran untuk memberikan partisipasi politik melalui pemberian
suara dalam Pilkada. Para responden cukup rasional dalam menetapkan pilihannya karena
sebagian besar responden lebih melihat kepada kemampuan pasangan kandidat tersebut
daripada melihat partai yang mengusung kandidat dan bukan karena punya kesamaan
suatu daerah pemilihan, reputasi dan kemampuan kandidat. Pengetahuan responden yang
tinggi terhadap hasil Pilkada memperlihatkan antusiasme dan keseriusan pemilih dalam
B. Saran
Andalas dan Universitas Bung Hatta serta variabel yang mempengaruhinya, diajukan
Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta dengan variabel yang berbeda.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Buku Referensi
Abdullah, Rozali. Pelaksanaan Otonomi Luas Dengan Pemilihan Kepala Daerah Secara
Langsung. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2005.
Damanhuri, Didin. Menerobos Krisis: Renungan Masalah Kemahasiswaan, Kepemudaan,
Intelektual Dan Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Inti Sarana Aksara. 1985.
Huntington, Samuel P. dan Joan M. Nelson. Partisipasi Politik Di
Negara Berkembang. Jakarta: Rineka Cipta. 1994. Junaedhie,
Kurniawan. Ensiklopedi Pers Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama. 1991. Nursal, Adman. Political Marketing:
Strategi Memenangkan Pemilu. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama. 2004.
Buku Metodologi
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana. 2006.
Johnson, B, Janet dan Richard A. Joslyn. Political Science Research Methods Second
Edition. Washington: Congressional Quarterly Inc. 1999
Mardalis, Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara. 2006
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan
Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2005
Singarimbun, Masri dan Sofyan Efendi (ed). Metode Penelitan Survai. Jakarta: LP3ES.
1989
Sugiarto dkk, Teknik Sampling. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2001.
Data-Data
BPS dan BAPPEDA Kota Padang, Padang Dalam Angka 2004. CV Novel Mandiri. 2005
Buku Pedoman Universitas Bung Hatta 2005-2006 Informasi Salingka UNAND 2006
Laporan Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005 Tingkat Kota
Padang.
Situs
Ulasan Singkat Nasional Hasil Sensus Penduduk Tahun 2000,
http://www.bps.go.id/sector/population/Pop_indo.htm, diakses pada tanggal 23 Mei 2007.
Dengan hormat,
Dalam rangka penulisan skripsi di jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Andalas Padang serta memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar
kesarjanaan, maka saya memohon bantuan saudara/i mahasiswa Universitas Andalas
untuk mengisi angket yang telah disediakan.
Angket ini bukan tes psikologi atau apa pun, maka dari itu saudara/i tidak perlu
takut atau ragu-ragu dalam memberikan jawaban yang sejujurnya. Artinya semua jawaban
yang diminta adalah sesuai dengan kondisi yang saudara/i rasakan selama ini.
Setiap jawaban yang diberikan merupakan bantuan yang sangat berharga bagi
penelitian ini.
Atas perhatian dan bantuannya, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya
(Fredo Permana)
DAFTAR KUESIONER PERILAKU MEMILIH MAHASISWA KOTA PADANG
DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH (PILKADA) LANGSUNG
GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR SUMBAR TAHUN 2005
Identitas Responden
Nama : ……………………………………………………
BP/NPM : ……………………………………………………
Jurusan : ……………………………………………………
A. Perilaku Memilih
2. Apa alasan anda ikut memilih pada Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil
Gubernur Sumbar Tahun 2005?
a. Kesadaran diri sendiri
b. Diajak orang lain
c. Dipaksa orang lain
3. Pasangan kandidat mana yang anda pilih pada Pilkada Langsung Gubernur dan
Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005 tersebut?
a. Leonardy Harmaini dan Rusdi Lubis
b. M. Kapitra Ampera dan Dalimi Abdullah
c. Gamawan Fauzi dan Marlis Rahman
d. Irwan Prayitno dan Ikasuma Hamid
e. Jefri Geovani dan Dasman Lanin
f. Rahasia
7. Seberapa sering anda membaca surat kabar terbitan nasional seperti Kompas,
Media Indonesia, Republika, dll?
a. 4-7 hari dalam seminggu
b. 1-3 hari dalam seminggu
c. tidak pernah
8. Seberapa sering anda membaca surat kabar terbitan daerah seperti singgalang,
Haluan, Padang Ekspres, dll?
a. 4-7 hari dalam seminggu
b. 1-3 hari dalam seminggu
c. tidak pernah
11. Apakah anda tertarik terhadap informasi dan berita-berita politik mengenai Pilkada
Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005 tersebut?
a. sangat tertarik b. tertarik c. tidak tertarik
12. Seberapa sering anda membaca atau mendengar informasi melalui media massa
mengenai Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005?
a. 4-7 hari dalam seminggu
b. 1-3 hari dalam seminggu
c. tidak pernah
13. Seberapa sering anda membaca surat kabar yang memuat berita Pilkada Langsung
Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005?
a. 4-7 hari dalam seminggu
b. 1-3 hari dalam seminggu
c. tidak pernah
14. Seberapa sering anda mendengar radio yang menyajikan berita Pilkada Langsung
Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005?
a. 4-7 hari dalam seminggu
b. 1-3 hari dalam seminggu
c. tidak pernah
15. Seberapa sering anda melihat siaran televisi yang memuat berita Pilkada Langsung
Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005?
a. 4-7 hari dalam seminggu
b. 1-3 hari dalam seminggu
c. tidak pernah
16. Apakah informasi dan berita-berita politik tersebut mempengaruhi sikap anda
dalam mengambil keputusan di bidang politik (misalnya menentukan pasangan
kandidat yang dipilih dalam Pilkada Langsung)?
a. sangat mempengaruhi
b. mempengaruhi
c. tidak mempengaruhi
18. Apakah anda mengetahui mengenai latar belakang pendidikan pasangan kandidat
yang anda pilih?
a. sangat mengetahui
b. mengetahui
c. tidak mengetahui
19. Apakah anda mengetahui latar belakang keagamaan pasangan kandidat yang anda
pilih?
a. sangat mengetahui
b. mengetahui
c. tidak mengetahui
20. Apakah anda mengetahui partai politik mana yang mengusung pasangan kandidat
yang anda pilih?
a. sangat mengetahui
b. mengetahui
c. tidak mengetahui
21. Apakah anda mengetahui profesi terakhir pasangan kandidat yang anda pilih?
a. sangat mengetahui
b. mengetahui
c. tidak mengetahui
22. Apakah anda mengetahui jabatan publik yang pernah dipegang pasangan kandidat
yang anda pilih?
a. sangat mengetahui
b. mengetahui
c. tidak mengetahui
23. Apakah anda mengetahui pengalaman memimpin pasangan kandidat yang akan pilih?
a. sangat mengetahui
b. mengetahui
c. tidak mengetahui
24. Apakah anda mengetahui penghargaan yang pernah diraih pasangan kandidat yang
anda pilih (baik dari lembaga pemerintah, organisasi swasta, organisasi non-politik,
LSM, dan lain-lain)?
a. sangat mengetahui
b. mengetahui
c. tidak mengetahui
25. Apakah pasangan kandidat yang anda pilih pernah melakukan tindak pidana korupsi?
a. pernah b. tidak pernah c. tidak tahu
26. Apakah anda mengetahui visi misi pasangan kandidat yang anda pilih?
a. sangat mengetahui
b. mengetahui
c. tidak mengetahui
27. Apakah anda yakin visi misi pasangan kandidat yang anda pilih akan dilaksanakannya
apabila mereka terpilih nantinya?
a. sangat yakin b. yakin c. tidak yakin
28. Seberapa sering anda melihat pemberitaan terhadap pasangan kandidat yang anda pilih
di media cetak seperti surat kabar dan majalah?
a. 4-7 hari dalam seminggu
b. 1-3 hari dalam seminggu
c. tidak pernah
29. Seberapa sering anda mendengar dan melihat pemberitaan terhadap pasangan kandidat
yang anda pilih di media elektronik seperti radio dan televisi?
a. 4-7 hari dalam seminggu
b. 1-3 hari dalam seminggu
c. tidak pernah
30. Apakah pasangan kandidat yang anda pilih memiliki kedekatan dengan masyarakat
umum?
a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu
31. Apakah pasangan kandidat yang anda pilih memiliki kepedulian sosial terhadap
masyarakat umum?
a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu
Responden
(...............................)
RELIABILITY
Item-Total Statistics
Scale Cronbach
Variance if Alpha
Scale Mean Item Corrected Squared Ite
if Item Deleted Item-Total Multiple Delete
Deleted Correlation Correlation
Alasan Responden Mencoblos
2,73 ,340 ,109 ,012 .(a
Pada Pilkada 2005
Alasan Responden Memilih
2,93 ,064 ,109 ,012 .(a
Pasangan Kandidat
a The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates
reliability model assumptions. You may want to check item codings.
Scale Cronbach
Variance if Alpha
Scale Mean Item Corrected Squared Ite
if Item Deleted Item-Total Multiple Delete
Deleted Correlation Correlation
Pengetahuan Responden
Terhadap Pasangan Kandidat 26,83 30,764 ,435 ,565 ,88
Yang Dipilih
Pengetahuan Responden
Mengenai Latar Belakang ,87
26,73 30,961 ,572 ,626
Pendidikan Pasangan Kandidat
Yang Dipilih
Pengetahuan Responden
Mengenai Latar Belakang ,872
26,67 28,920 ,688 ,674
Keagamaan Pasangan Kandidat
Yang Dipilih
Pengetahuan Responden
Mengenai Partai Politik Yang ,880
26,67 30,437 ,511 ,623
Mengusung Pasangan Kandidat
Yang Dipilih
Pengetahuan Responden
Mengenai Profesi Terakhir 26,47 29,706 ,566 ,669 ,87
Pasangan Kandidat Yang Dipilih
Pengetahuan Responden
Mengenai Jabatan Publik Yang ,87
26,83 28,695 ,696 ,810
Pernah Dipegang Pasangan
Kandidat Yang Dipilih
Pengetahuan Responden
Mengenai Pengalaman ,87
26,80 30,097 ,567 ,676
Memimpin Pasangan Kandidat
Yang Dipilih
Pengetahuan Responden ,87
27,20 28,786 ,658 ,760
Mengenai Penghargaan Yang
Asymp.
Sig. (2-
sided)
Value df
Pearson Chi- 23,080(a) 4 ,000
Square
Likelihood Ratio 24,252 4 ,000
Linear-by-Linear 1
17,936 ,000
Association
a 2 cells (22,2%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,86.
Symmetric Measures
Asymp.
Std. Approx.
Error(a) Approx. Sig.
Value T(b)
Nominal by Contingency
,385 ,000
Nominal Coefficient
a Not assuming the null hypothesis. b Using the asymptotic standard error assuming the
null hypothesis. c Based on normal approximation.
Y baru * X2 baru
Chi-Square Tests
Asymp.
Sig. (2-
sided)
Value df
Pearson Chi- 11,020(a) 4 ,026
Square
Likelihood Ratio 11,838 4 ,019
Linear-by-Linear 1
,814 ,367
Association
a 1 cells (11,1%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,00.
Symmetric Measures
Asymp.
Std. Approx.
Error(a) Approx. Sig.
Value T(b)
Nominal by Contingency
,277 ,026
Nominal Coefficient
a Not assuming the null hypothesis. b Using the asymptotic standard error assuming the
null hypothesis. c Based on normal approximation.