Anda di halaman 1dari 138

PERILAKU MEMILIH MAHASISWA UNIVERSITAS ANDALAS DAN

UNIVERSITAS BUNG HATTA DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH


(PILKADA) LANGSUNG GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR SUMBAR
TAHUN 2005

SKRIPSI

Diajukan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Politik pada Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Andalas

Oleh:

FREDO PERMANA 03193016

JURUSAN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2007
PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa:


1. Karya tulis saya, skripsi dengan judul: Perilaku Memilih Mahasiswa Universitas
Andalas dan Universitas Bung Hatta dalam Pemilihan Kepala Daerah
(Pilkada) Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005
Adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik
(sarjana, magister, dan atau doktor), baik di Universitas Andalas maupun di
perguruan tinggi lainnya.
Karya tulis ini murni gagasan, penilaian dan rumusan saya sendiri, tanpa bantuan tidak sah
dari pihak lain, kecuali bantuan dan arahan dari tim pembimbing.
Karya tulis ini tidak terdapat hasil karya atau pendapat yang ditulis atau dipublikasikan
oleh orang lain, kecuali dikutip secara tertulis dengan jelas dan dicantumkan sebagai
acuan dalam naskah saya dengan disebutkan nama pengarangnya dan dicantumkan dalam
daftar pustaka.
Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan apabila dikemudian hari terdapat
penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima
sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya peroleh karena karya tulis ini,
serta sanksi lainnya sesuai dengan norma dan ketentuan lain yang berlaku.

Padang, 10 Oktober 2007


Yang membuat Pernyataan,

Fredo Permana
BP. 03 193 016
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah diuji di depan sidang Ujian Skripsi Jurusan Ilmu Politik pada
Tanggal 25 September 2007, bertempat di Ruang Sidang Jurusan Ilmu Politik, dengan
Tim Penguji:

TIM PENGUJI JABATAN TANDA TANGAN

Drs. Yoserizal, M.Si Ketua

Doni Hendrik, S.IP, M.Soc, Sc Sekretaris

Sadri, S.IP Anggota

Drs. Syaiful, M.Si Anggota

Drs. Bakaruddin RA, MS Anggota

Mengetahui,
Dekan
Drs. Bakaruddin RA, MS NIP. 131 474 823
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : FREDO PERMANA


Nomor Buku Pokok : 03193016
Judul Skripsi : Perilaku Memilih Mahasiswa Universitas Andalas Dan Universitas Bung
Hatta Dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada)
Langsung Gubernur Dan Wakil Gubernur Sumbar Tahun
2005

“Skripsi ini telah disetujui Dosen Pembimbing dan disahkan oleh Ketua Jurusan Ilmu
Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas”.

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Bakaruddin RA, MS Irawati, S.IP


NIP. 131 474 823 NIP. 132 310 764

Mengetahui,
Ketua Jurusan

Drs. Thamrin, M.Si


NIP. 132 179 222

ABSTRAK

Fredo Permana, 03193016, skripsi dengan judul Perilaku Memilih Mahasiswa


Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta dalam Pemilihan Kepala Daerah
(Pilkada) Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat Tahun 2005.
Sebagai Pembimbing I Drs. Bakaruddin Rosyidi, MS dan Pembimbing II Irawati,
S.IP. Skripsi ini terdiri dari 119 halaman dengan 14 referensi buku, 7 skripsi, 1
disertasi, 2 laporan penelitian, 1 Laporan Pilkada Gubernur, 1 situs internet, 3
undang-undang dan peraturan lainnya.
Dengan dikeluarkannya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
maka pemilihan Kepala Daerah di setiap propinsi dan kabupaten/kota dilaksanakan secara
langsung. Pemilihan Kepala Daerah Langsung di Sumatera Barat dilaksanakan pada
tanggal 27 Juni 2005.
Penelitian ini menggunakan teori perilaku memilih (voting behavior) dengan
menggunakan variabel konsumsi media massa dan orientasi kandidat dari mazhab
psikologis. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan tipe
penjelasan (eksplanatory) dan desain Cross-Sectional. Data dikumpulkan menggunakan
kuesioner dengan teknik wawancara langsung terhadap responden (face to face interview).
Responden dipilih dengan teknik Multistage Random Sampling. Selanjutnya dalam
analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS 13.0, uji
hipotesisnya menggunakan Chi-Square dan Coeficient of Continguency.
Dari penganalisaan Chi-Square dan Coeficient of Continguency, peneliti
menemukan bahwa konsumsi media massa dan orientasi kandidat mempengaruhi perilaku
memilih mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada
Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005. Hubungan konsumsi
media massa dengan perilaku memilih merupakan hubungan positif yang sedang dengan
nilai Coeficient of Continguency sebesar 0,385, dan hubungan orientasi kandidat dengan
perilaku memilih merupakan hubungan positif yang tak berarti dengan nilai Coeficient of
Continguency sebesar 0,277. Penelitian ini membutuhkan penelitian lanjutan, sebab
masih ada variabel lain yang dapat mempengaruhi perilaku memilih mahasiswa
Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung Gubernur dan
Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005.

Kata Kunci: perilaku memilih, orientasi terhadap kandidat, konsumsi media massa,
Pilkada Langsung.

ABSTRACT

Fredo Permana, 03193016, The tittle is Voting Behavior of Andalas University`s


Students and Bung Hatta University`s Students in the Direct Election of West
Sumatera`s Governor and Vice Governor Year 2005. The first supervisors: Drs.
Bakaruddin Rosyidi,M.S and the second supervisor: Irawati, S.Ip. This thesys
contains 119 pages, 15 theorytic books, 7 thesis, 1 disertation, 2 paper of research, 1
paper of direct general election (governor and vice governor), 1 situs and 3
regulations.
By taked outside the law number 32 year 2004 about Regional Autonomy,
therefore general election of governor in every province and regency has been held by
directly. The first Direct General Election in West Sumatera did at June 27th 2005.
This research used the voting behavior theory with the mass media concumtion
and candidate orientation from the psychological approach as the variable. The method of
this research is the quantitative approach and explanatory type and Cross-Sectional desain.
The data was gathered by questioner with the direct interview to the respondent (face to
face interview). The respondent choosed by Multistage Random Sampling techique. The
analisys of data in this research by the SPSS 13 program from computer, with Chi-Square
and Coefficient of Continguency.
From the analisys of data by Chi-Square and Coefficient of Continguency, the
researcher has found that mass media concumtion and candidate orientation has
influenced the Voting Behavior of Andalas University`s Students and Bung Hatta
University`s Students in the Direct Election of West Sumatera`s Governor and Vice
Governor Year 2005. The association of mass media concumtion and voting behavior is a
moderate positive association with Coefficient of Continguency 0.385. Then the
association of candidate orientation and voting behavior is a low positive correlation with
the Coefficient of Continguency 0,277. This research needs the continuing research,
because there are many variables that can influence the Voting Behavior of Andalas
University`s Students and Bung Hatta University`s Students in the Direct Election of West
Sumatera`s Governor and Vice Governor Year 2005.

Keywords: voting behavior, candidate orientation, mass media concumtion, direct


election.

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACT.................................................................................................... ii KATA
PENGANTAR.................................................................................... iiiDAFTAR
ISI...................................................................................................DAFTAR TABEL
..........................................................................................DAFTAR
BAGAN..........................................................................................DAFTAR LAMPIRAN
..................................................................................BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................ 15

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 15

D. Signifikansi Penelitian ......................................................................... 16

BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGUKURAN


A. Tinjauan Kepustakaan.......................................................................... 18

1. Tinjauan Penelitian Terdahulu ....................................................... 18

2. Teori Perilaku Memilih.................................................................. 27

a. Mazhab Sosiologis ................................................................... 27


b. Mazhab Psikologis ................................................................... 28

c. Mazhab Ekonomi ..................................................................... 32

B. Kepustakaan Konseptual...................................................................... 33

C. Konstruksi Model Teoritis ................................................................... 36

D. Model Analisis ..................................................................................... 39

E. Hipotesis............................................................................................... 40

F. Definisi Operasional dan Indikator ...................................................... 40

BAB III METODE PENELITIAN


A. Pendekatan dan Desain Penelitian ....................................................... 42

B. Lokasi Penelitian.................................................................................. 43

C. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel............................................... 43

D. Unit Analisis dan Tingkat Analisis ...................................................... 50

E. Jenis, Teknik, dan Alat Pengumpulan Data ......................................... 51

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ................................... 52

G. Analisis Data ........................................................................................ 53

H. Pengujian Hipotesis.............................................................................. 53

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN


A. Deskripsi Kota Padang, Hasil Pemilu Legislatif 2004, dan Pilkada
2005...................................................................................................... 57
B. Deskripsi Universitas Andalas ............................................................. 63

C. Deskripsi Universitas Bung Hatta........................................................ 69

BAB V TEMUAN DAN DESKRIPSI DATA


A. Karakteristik Responden ...................................................................... 78

B. Hubungan Konsumsi Media Massa dengan Perilaku Memilih Mahasiswa


Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung
Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat Tahun
2005 .......................................................................................... 80
C. Hubungan Orientasi Kandidat Dengan Perilaku Memilih Mahasiswa Universitas
Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil
Gubernur Sumatera Barat Tahun
2005...................................................................................................... 91
D. Perilaku Memilih Mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta
pada Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat Tahun
2005................................................................. 103
BAB VI ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA
A. Pendahuluan ......................................................................................... 109

B. Analisis Chi-Squre ............................................................................... 112

Analisis Chi-Square dan Koefisien Kontingensi antara Konsumsi Media Massa (X1)
dengan Perilaku Memilih Mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta
pada Pilkada Gubernur Sumbar Tahun 2005 (Y) ............................................... 112
Analisis Chi-Square dan Koefisien Kontingensi antara Orientasi Kandidat (X2) dengan
Perilaku Memilih Mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada
Pilkada Gubernur Sumbar Tahun 2005 (Y)................................................................ 113

C. Pembahasan dan Interpretasi Data ....................................................... 114

BAB VII PENUTUP


A. Kesimpulan .......................................................................................... 117

B. Saran..................................................................................................... 119

DAFTAR KEPUSTAKAAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil Perolehan Suara Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Propinsi Sumatera
Barat Tahun 2005 Tingkat Kota Padang ......... 3
Tabel 1.2Jumlah Suara Untuk Pemilihan Keanggotaan DPRD I Pada Pemilihan Umum
2004 Menurut Partai Tingkat Kota Padang ...... 5
Tabel 1.3Asumsi Jumlah Suara Koalisi Partai Apabila Identifikasi Kepartaian Pendukung
Biasa Tidak Berubah Pada Pilkada Langsung
2005............................................................................... 6
Tabel 2.1 Definisi Operasional dan Indikator ............................................... 41

Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa Di Kota Padang Menurut Perguruan Tinggi Tahun
2004 .................................................................................... 45
Tabel 3.2 Jumlah Mahasiswa Angkatan 2003 Dan 2004 Jurusan Teknik Elektro, Teknik
Lingkungan, Ilmu Politik, Sosiologi, Teknik Industri, Teknik Mesin, Akuntansi
Dan Ekonomi Pembangunan Yang Aktif Kuliah Dan Memilih Pada Pilkada
Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar tahun 2005 ...................... 48
Tabel 3.3 Daftar Sebaran Sampel Angkatan 2003 dan 2004 Pada Jurusan Teknik Elektro,
Teknik Lingkungan, Ilmu Politik, Sosiologi, Teknik Industri, Teknik Mesin,
Akuntansi Dan Ekonomi
Pembangunan ................................................................................. 50
Tabel 3.4 Nilai Koefisien ............................................................................... 56

Tabel 4.1 Jumlah dan Status Perguruan Tinggi di Kota Padang.................... 60

Tabel 4.2Jumlah Suara Untuk Pemilihan Keanggotaan DPRD I Pada Pemilihan Umum
2004 Menurut Partai Tingkat Kota Padang ...... 61
Tabel 4.3Jumlah Suara Untuk Pemilihan Keanggotaan DPRD I Pada Pemilihan Umum
2004 Menurut Partai Tingkat Propinsi Sumatera
Barat............................................................................... 62
Tabel 4.4 Hasil Perolehan Suara Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Propinsi Sumatera
Barat Tahun 2005 Tingkat Kota Padang ......... 62
Tabel 5.1 Jenis Kelamin Responden .............................................................. 78

Tabel 5.2 Jurusan Responden......................................................................... 79

Tabel 5.3 Angkatan Responden ..................................................................... 80

Tabel 5.4 Tabulasi Silang Ketertarikan Responden Terhadap Informasi Atau Berita Politik
Mengenai Pilkada 2005 di Media Massa dengan Alasan Responden Mencoblos
Pada Pilkada 2005............ 81
Tabel 5.5Tabulasi Silang Frekuensi Responden Membaca Atau Mendengar Informasi
Pilkada 2005 Melalui Media Massa dengan Alasan Responden Mencoblos
Pada Pilkada 2005............ 82
Tabel 5.6Tabulasi Silang Frekuensi Responden Membaca Atau Mendengar Informasi
Pilkada 2005 Melalui Media Massa dengan Pilihan Responden Pada Pilkada
Gubernur....................... 83
Tabel 5.7Tabulasi Silang Pengaruh Informasi Atau Berita Politik Pilkada 2005 di Media
Massa Terhadap Responden Dalam Menetapkan Pilihan dengan Pilihan
Responden Pada Pilkada Gubernur........... 85
Tabel 5.8Tabulasi Silang Frekuensi Responden Membaca Atau Mendengar Informasi
Pilkada 2005 Melalui Media Massa dengan Alasan Responden Memilih
Pasangan Kandidat............... 87
Tabel 5.9Tabulasi Silang Pengaruh Informasi Atau Berita Politik Pilkada 2005 di Media
Massa Terhadap Responden Dalam Menetapkan Pilihan dengan Alasan
Responden Memilih Pasangan Kandidat .. 89
Tabel 5.10 Tabulasi Silang Frekuensi Responden Membaca Surat Kabar Terbitan Daerah
dengan Pengetahuan Responden Terhadap Hasil Pilkada
2005................................................................................... 90
Tabel 5.11 Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Terhadap Pasangan Kandidat Yang
Dipilih dengan Pilihan Responden Pada Pilkada
Gubernur ........................................................................................ 92
Tabel 5.12 Tabulasi Silang Frekuensi Responden Melihat Pemberitaan Terhadap Pasangan
Kandidat Di Media Cetak dengan Pilihan Responden Pada Pilkada
Gubernur................................................ 93
Tabel 5.13 Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Terhadap Pasangan Kandidat Yang
Dipilih dengan Alasan Responden Memilih Pasangan
Kandidat......................................................................... 94
Tabel 5.14 Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Mengenai Partai Politik Yang
Mengusung Pasangan Kandidat Yang Dipilih dengan Alasan Responden
Memilih Pasangan Kandidat ........................... 96
Tabel 5.15 Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Mengenai Pengalaman Memimpin
Pasangan Kandidat Yang Dipilih dengan Alasan Responden Memilih Pasangan
Kandidat ....................................... 97
Tabel 5.16 Tabulasi Silang Keyakinan Responden Terhadap Pelaksanaan Visi Misi
Tersebut Apabila Pasangan Kandidat Terpilih dengan Alasan Responden
Memilih Pasangan Kandidat ........................... 99
Tabel 5.17 Tabulasi Silang Frekuensi Responden Melihat Pemberitaan Terhadap Pasangan
Kandidat Di Media Cetak dengan Alasan Responden Memilih Pasangan
Kandidat ....................................... 100
Tabel 5.18 Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Mengenai Kedekatan Pasangan
Kandidat Dengan Masyarakat Umum dengan Alasan Responden Memilih
Pasangan Kandidat ....................................... 101
Tabel 5.19 Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Mengenai Kepedulian Sosial
Pasangan Kandidat Dengan Masyarakat Umum dengan Alasan Responden
Memilih Pasangan Kandidat ........................... 102
Tabel 5.20 Tabulasi Silang antara Pilihan Pada Pilkada Gubernur dengan Alasan
Responden Mencoblos Pada Pilkada 2005 ........................ 104
Tabel 5.21 Tabulasi Silang antara Pilihan Pada Pilkada Gubernur dengan Alasan
Responden Memilih Pasangan Kandidat ........................... 105
Tabel 5.22 Tabulasi Silang antara Pilihan Pada Pilkada Gubernur dengan Pengetahuan
Responden Terhadap Hasil Pilkada 2005................. 107
Tabel 5.23 Tabulasi silang antara Alasan Responden Mencoblos Pada Pilkada 2005
dengan Alasan Responden Memilih Pasangan
Kandidat ......................................................................................... 108
Tabel 6.1 Chi-Square Tests antara Konsumsi Media Massa dengan Perilaku Memilih
Mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada
Gubernur Sumbar Tahun 2005........................ 112
Tabel 6.2 Koefisien Kontingensi antara Konsumsi Media Massa dengan Perilaku Memilih
Mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada
Gubernur Sumbar Tahun
2005................................................................................................ 112
Tabel 6.3 Chi-Square Tests antara Orientasi Kandidat dengan Perilaku Memilih
Mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada
Gubernur Sumbar Tahun 2005........................ 113
Tabel 6.4 Koefisien Kontingensi antara Orientasi Kandidat dengan Perilaku Memilih
Mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada
Gubernur Sumbar Tahun
2005................................................................................................ 114

DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Model Analisis ............................................................................... 40 Bagan 3.1
Teknik Pengambilan Sampel.......................................................... 47 Bagan 4.1 Struktur
Universitas Andalas ........................................................ 68 Bagan 4.2 Struktur Universitas
Bung Hatta ................................................... 76

DAFTAR LAMPIRAN

Kuesioner Penelitian
Uji Validitas dan Reliabilitas
Nilai Chi Square
Surat Izin Penelitian dari FISIP Universitas Andalas
Surat Izin Penelitian dari Universitas Bung Hatta

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara demokrasi yang jumlah penduduknya

menempati posisi ke-4 terbesar di dunia dengan jumlah penduduk sebesar 206,3 juta jiwa1.

Salah satu ciri negara demokrasi adalah diadakannya pemilihan umum secara periodik.

Pemilihan umum merupakan suatu momen yang dijadikan sebagai tempat penyaluran

aspirasi bagi masyarakat terhadap pemerintahan. Pada pemilihan umum, masyarakat

diberi kesempatan untuk menentukan siapa yang akan mewakili mereka di lembaga

legislatif dan yang akan memimpin mereka sebagai presiden di lembaga eksekutif lima

tahun ke depan.

Berakhirnya rezim orde baru pada tahun 1998, merupakan langkah baru bagi

bangsa Indonesia untuk kembali membangkitkan semangat dan prinsipprinsip demokrasi

demi mewujudkan suatu Indonesia baru, Indonesia yang lebih demokratis yaitu dengan

mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat. Hal tersebut terwujud dengan ditetapkannya

Undang Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah pada tanggal 7 Mei

1999 dan mulai berlaku efektif sejak tahun 2000.


1Ulasan Singkat Nasional Hasil Sensus Penduduk Tahun 2000
http://www.bps.go.id/sector/population/Pop_indo.htm, diakses pada tanggal 23 Mei
2007.

Secara umum UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah telah banyak

membawa kemajuan bagi daerah dan juga bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat

karena pemerintah daerah diberi wewenang yang luas untuk mengelola kekayaan daerah

guna dimanfaatkan bagi pembangunan daerah untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat di daerah.

Namun dalam perkembangannya, UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

Daerah tersebut juga menimbulkan dampak negatif dan belum mampu menjawab tuntutan

reformasi, karena kepala daerah masih dipilih dan bertanggung jawab kepada DPRD.

Dengan demikian tidak mengherankan pada masa berlakunya UU No. 22 Tahun 1999

tersebut, tersebar isu politik uang karena besarnya wewenang DPRD dalam proses

pemilihan kepala daerah2. Oleh karena itu, UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

daerah perlu dilakukan penyempurnaan yang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan-

kelemahan yang terdapat dalam UU No. 22 Tahun 1999 tersebut. Penyempurnaan undang

undang tersebut dilaksanakan melalui UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah, dengan demikian UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah

dinyatakan tidak berlaku lagi.

Selanjutnya dengan berlakunya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah maka pemilihan Kepala Daerah Langsung kemudian diatur dalam pasal 56 ayat 1

bahwa :

”Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dipilih dalam satu


pasangan calon yang dilaksanakan secara demokratis berdasarkan
azas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil”

Rozali Abdullah, Pelaksanaan Otonomi Luas Dengan Pemilihan Kepala Daerah


Secara Langsung, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005, hlm. 55.
Selanjutnya pada ayat 2 disebutkan bahwa:
”Pasangan calon sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 (satu)
diajukan oleh Partai Politik atau gabungan Partai Politik
(koalisi)”3.

Pemilihan Kepala Daerah Langsung di Sumatera Barat yang dilaksanakan pada

tanggal 27 Juni tahun 2005 dimenangkan oleh pasangan Gamawan Fauzi-Marlis Rahman

yang dicalonkan dari koalisi antara Partai Demokrasi Indonesia Perdjuangan dengan Partai

Bulan Bintang. Khusus untuk Kota Padang, dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung itu

pasangan Gamawan Fauzi-Marlis Rahman memperoleh suara terbanyak, yaitu sebesar

144.931 suara dari 284.501 suara yang sah4. Pada tabel berikut ini disajikan hasil

perolehan suara Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Propinsi Sumatera Barat

Tahun 2005 tingkat Kota Padang.

Tabel 1.1
Hasil Perolehan Suara Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Propinsi Sumatera

Barat Tahun 2005 Tingkat Kota Padang

No Nama Pasangan Calon Kepala Hasil Perolehan


Partai
Urut Daerah dan Wakil Kepala Daerah Suara
Pendukung

1 Leonardy Harmaini dan Rusdi Lubis Partai Golkar 11.978


2 M. Kapitra Ampera dan Dalimi PPP Partai 6.633
Abdullah Demokrat
3 Gamawan Fauzi dan Marlis Rahman PDI-P PBB 144.931

4 Irwan Prayitno dan Ikasuma Hamid PKS PBR 87.066

5 Jefri Geovani dan Dasman Lanin Koalisi Sakato


(16 Partai 33.893
Kecil)
Jumlah Suara Sah 284.501

Suara Tidak Sah 23.333

Sumber Data Sekunder: KPUD Kota Padang Tahun 2005


Terdapat hal yang menarik dari hasil perolehan suara Pilkada 2005 tingkat

kota Padang tersebut. Suara terbanyak pada Pilkada Langsung Sumbar 2005

tingkat kota Padang diperoleh oleh pasangan Gamawan Fauzi dan Marlis Rahman yang

dicalonkan dari koalisi antara Partai Demokrasi Indonesia Perdjuangan dengan Partai

Bulan Bintang sebesar 144.931 suara, sedangkan pada Pemilu Legislatif 2004, PBB hanya

menempati posisi ke-6 dengan 13.383 suara dan PDIP posisi ke-8 dengan 10.540 suara

dalam hasil perolehan suara pemilihan anggota DPRD I tingkat kota Padang. Hal ini

memperlihatkan bahwa terdapat peningkatan jumlah suara yang diberikan kepada kedua

partai tersebut ketika kedua partai itu berkoalisi dan mencalonkan Gamawan Fauzi dan

Marlis Rahman.

Di lain pihak, pasangan Leonardy Harmaini dan Rusdi Lubis yang dicalonkan dari

Partai Golkar hanya memperoleh suara sebesar 11.978 pada hasil perolehan suara Pilkada

Langsung Sumbar 2005 tingkat kota Padang. Sedangkan pada pada Pemilu Legislatif

2004, Partai Golkar menempati posisi ke-2 dengan

63.883 suara dalam hasil perolehan suara pemilihan anggota DPRD I tingkat kota Padang.

Hal ini memperlihatkan terjadinya penurunan jumlah suara yang diberikan kepada partai

Golkar ketika partai tersebut mencalonkan pasangan Leonardy Harmaini dan Rusdi Lubis

pada Pilkada Langsung 2005. Penurunan jumlah suara ini juga dialami PPP dan Partai

Demokrat yang mencalonkan Kapitra Ampera dan Dalimi, serta Koalisi Sakato yang

mencalonkan Jefry Geovani dan Dasman Lanin.

Pada tabel dibawah ini disajikan jumlah suara untuk pemilihan keanggotaan

DPRD I pada Pemilihan Umum 2004 menurut partai tingkat Kota Padang.5

Tabel 1.2 Jumlah Suara


Untuk Pemilihan Keanggotaan DPRD I Pada
Pemilihan Umum 2004 Menurut Partai Tingkat Kota
Padang

SUARA YANG DIPEROLEH


NO PARTAI DPRD I

1 Partai Keadilan Sejahtera 72.447

2 Partai Golongan Karya 63.883

3 Partai Amanat Nasional 62.111

4 Partai Demokrat 36.628


Partai Persatuan 27.015
5
Pembangunan
6 Partai Bulan Bintang 13.383

7 PKPI 10.942

8 PDI Perdjuangan 10.540

9 Partai Bintang Reformasi 5.559

10 PKPB 5.060

Sumber Data Sekunder: KPUD Kota Padang dalam Padang Dalam Angka 2004

Pada hakikatnya, struktur Pemilu Legislatif tahun 2004 memang berbeda dengan

struktur Pilkada Langsung 2005. Pada Pemilu Legislatif tahun 2004, pemilih hanya

mencoblos partai, sedangkan pada Pilkada 2005, pemilih mencoblos langsung pasangan

kandidat yang dikehendaki. Akan tetapi, peranan koalisi partai yang mencalonkan

pasangan kandidat pada Pilkada 2005 tidak bisa dikesampingkan.

Apabila berbicara mengenai perilaku memilih seseorang di dalam suatu pemilihan

umum, kita akan selalu terhubung dengan identifikasi kepartaian. Identifikasi kepartaian

disini maksudnya adalah bentuk perasaan seseorang secara personal terhadap suatu partai

atau kandidat yang dipilihnya. Identifikasi kepartaian berlangsung secara terus-menerus

tanpa memerlukan pemilu dan


5 BPS dan BAPPEDA Kota Padang, Padang Dalam Angka 2004, CV. Novel Mandiri,
Padang, 2005, hlm. 22.

identifikasi kepartaian beragam kedalamannya (intensity). Adakalanya seseorang menjadi

pendukung kuat (pendukung fanatik) suatu partai, namun ada juga yang lain hanya

mendukung biasa saja (pendukung biasa)6. Diasumsikan, para pendukung fanatik suatu

partai akan tetap memberikan dukungan terhadap suatu partai dengan memilih pasangan

kandidat yang dicalonkan partai tersebut. Sedangkan pendukung biasa (suara

mengambang) belum tentu akan tetap memberikan dukungan terhadap suatu partai dalam

suatu pemilihan. Suara para pendukung biasa inilah yang diperebutkan setiap partai di

dalam setiap pemilihan.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pada Pilkada 2005 terjadi penurunan

jumlah dukungan suara terhadap beberapa partai. Asumsi peneliti, penurunan jumlah

dukungan suara tersebut disebabkan para pemilih yang hanya memberikan dukungan biasa

saja kepada suatu partai pada Pemilu Legislatif 2004 (pendukung biasa suatu partai),

memilih pasangan kandidat yang bukan diusung oleh partai yang dia pilih sewaktu Pemilu

Legislatif 2004. Pada tabel 1.3 dibawah ini diperlihatkan penurunan jumlah dukungan

suara terhadap beberapa partai pada Pilkada 2005.

Tabel 1.3 Asumsi Jumlah Suara Koalisi Partai Apabila Identifikasi Kepartaian
Pendukung Biasa Tidak Berubah Pada Pilkada Langsung 2005
Asumsi
Hasil Jumlah Suara Hasil
Nama Pasangan Calon
Partai Pemilu Yang Pilkada
No Kepala Daerah dan
Pendukung 2004 Diperoleh 2005
Wakil Kepala Daerah
DPRD I Pada Pilkada
2005
1 Leonardy Harmaini dan 11.978
Partai Golkar 63.883 63.883
Rusdi Lubis
2 M. Kapitra Ampera dan PPP 27.015 63.643 6.633

Asrinaldi, dkk, Political Response: Kaum Miskin Perkotaan 1999-2004: Kajian


Tentang Preferensi Politik, Identifikasi Kepartaian, Dan Perilaku Memilih (Kasus Di
Tiga Kota, Padang, Medan, dan Pekanbaru), Laporan Penelitian, Tidak Dipublikasikan,
Lembaga Penelitian Universitas Andalas, Padang, 2003, hlm. 25-26.
Dalimi Abdullah Partai 36.628
Demokrat
3 Gamawan Fauzi dan PDI-P PBB 10.540 144.931
23.923
Marlis Rahman 13.383
4 Irwan Prayitno dan PKS PBR 72.447 87.066
78.006
Ikasuma Hamid 5.559
5 Koalisi
Jefri Geovani dan 33.893
Sakato (16 51.048 51.048
Dasman Lanin
Partai Kecil)

Sumber Data sekunder: KPUD Kota Padang dalam Padang Dalam Angka 2004 dan
Data Olahan Peneliti.

Penurunan jumlah dukungan suara terhadap beberapa partai pada Pilkada 2005

yang disebabkan para pendukung biasa suatu partai memilih pasangan kandidat yang

bukan diusung oleh partai yang dia pilih sewaktu Pemilu Legislatif 2004 mencerminkan

terjadinya penurunan identifikasi kepartaian pada pendukung biasa tersebut. Hal inilah

yang telah menarik minat peneliti untuk melihat lebih jauh bagaimana perilaku memilih

masyarakat kota Padang pada Pilkada 2005.

Masyarakat kota Padang yang terdaftar sebagai pemilih pada Pilkada Langsung

Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar tahun 2005 adalah sebesar

307.834 orang7. Jumlah mahasiswa yang terdaftar di perguruan tinggi kota Padang pada

tahun 2004 adalah sebesar 77.889 orang8. Diasumsikan apabila seluruh mahasiswa

tersebut terdaftar sebagai pemilih dan memilih pada Pilkada 2005 di wilayah pemilihan

kota Padang, maka tentunya akan memberikan andil yang cukup signifikan terhadap hasil

penghitungan suara Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar tahun 2005

tingkat kota Padang.

Selama ini, sebagian besar masyarakat Indonesia memang belum

merepresentasikan pemilih yang rasional. Artinya, unsur-unsur sosiologis lebih


7Laporan Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar 2005 Tingkat KPUD Kota
Padang, hlm.
37. 8 BPS dan BAPPEDA Kota Padang, Op. Cit., hlm. 100.

dominan ketimbang unsur-unsur psikologis seperti orientasi terhadap isu yang

disampaikan kandidat pada saat kampanye. Tidak munculnya perilaku memilih yang

rasional dalam pemilu yang diikuti masyarakat kita terkait dengan rendahnya kesadaran

politik yang juga bermula dari rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Indonesia.

Lahirnya pemilih yang rasional dalam pemilu adalah proses panjang dari individu dari

mengamati, memahami, dan mengevaluasi gejala politik berdasarkan stock of knowledge

yang diperolehnya baik melalui institusi formal ataupun non-formal9.

Kehadiran pemilih yang rasional dalam suatu pemilihan sesungguhnya sangat

menentukan kualitas hasil dari suatu Pemilu. Melalui pemilih yang rasional tersebut akan

melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa yang tanggap dan cerdas terhadap kebutuhan

masyarakat (pemilih). Mahasiswa bisa dikatakan merupakan pemilih yang rasional karena

mereka memiliki ciri khas dalam berpikir yang dikenal sangat kritis, strategis-taktis, dan

reformis. Gagasan dan ide-ide mereka sering menjadi rujukan penyelenggara negara

dalam mengambil kebijakan. Tak jarang kelompok mahasiswa ini menjadi pressure group

apabila pemikiran dan ide-ide mereka tidak diperhatikan pemerintah.

Mahasiswa kota Padang yang merupakan bagian dari masyarakat kota Padang juga

merupakan kelompok yang mempunyai kekuatan politik cukup besar. Gerakan reformasi

tahun 1998 merupakan bukti nyata betapa besar dan kuatnya gerakan mahasiswa. Tentu

saja mahasiswa di Kota Padang juga terlibat di dalamnya.

9 A, Asrinaldi. 2003. “Generasi Muda dan Peran Strategisnya dalam Pemilu 2004”.
Jurnal Analisa Politik, 1(6): 14-15.

Mahasiswa adalah kelompok elit di tengah masyarakat, dengan artian kehidupan


yang dijalani mahasiswa berbeda dengan warga masyarakat umumnya. Paling tidak ada 4

ciri kehidupan mahasiswa yang membedakan mereka dengan warga masyarakat

umumnya10:

a Mereka adalah kelompok orang muda yang selalu tidak puas dengan

lingkungannya. Gerakan mereka sering menunjukkan penentangan terhadap

norma dan keadaan yang mapan (anti establishment) dan penguatan


terhadap

hal-hal yang mandeg (anti status quo).

b Mereka adalah kelompok yang menjalani sistem pendidikan tinggi, sikap

objektif-rasional, kritis dan skeptis yang menjadi ciri keilmuan amat

mempengaruhi pandangan-pandangannya dalam mengatasi setiap masalah.

c Mereka adalah kelompok yang relatif ”independen”. Kelompok ini relatif


belum punya keterikatan baik finansial, birokrasi maupun ideologis terhadap

pihak manapun.

d Mereka adalah juga kelompok yang menjadi sub-sistem masyarakat secara

keseluruhan baik secara lokal, regional, maupun nasional.

Kelebihan-kelebihan yang dimiliki mahasiswa ini menjadikan mereka

sebagai “intelektual sejati”. Mereka merupakan penyambung lidah rakyat untuk

menyampaikan segala aspirasi dari bawah dan mereka juga bisa memberikan atau

menyampaikan informasi politik kepada masyarakat bawah. Sebagian besar sikap dan

tindakan mereka merupakan hasil pemikiran yang rasional, hal ini tidak
Didin Damanhuri, Menerobos Krisis: Renungan Masalah Kemahasiswaan,
Kepemudaan, Intelektual Dan Perguruan Tinggi, PT Inti Sarana Aksara, Jakarta, 1985,
hlm. 46.

terlepas dari tingkat pendidikan mereka dan informasi yang diperoleh, baik dari dosen,

organisasi kemahasiswaan, maupun dari media massa.

Jumlah perguruan tinggi yang terdapat di Kota Padang sebanyak 66 perguruan

tinggi, dengan rincian 7 perguruan tinggi negeri dan 59 perguruan tinggi swasta dengan

jumlah mahasiswa 77.889 orang pada tahun 200411. Menjadi suatu ketertarikan bagi

peneliti, untuk meneliti mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta.

Adapun alasan penulis mengambil lokasi penelitian pada Universitas Andalas dan

Universitas Bung Hatta adalah karena jumlah mahasiswa Universitas Andalas paling

banyak dibandingkan dengan jumlah mahasiswa perguruan tinggi negeri lainnya di kota

Padang (jumlah mahasiswa UNAND 50,6% dari jumlah mahasiswa perguruan tinggi

negeri di kota Padang) dan banyaknya jurusan dan program studi yang dimiliki. Jumlah

mahasiswa, jurusan dan program studi yang dimiliki Universitas Bung Hatta juga paling

banyak dibandingkan dengan jumlah mahasiswa, jurusan dan program studi yang dimiliki

perguruan tinggi swasta lainnya di kota Padang (jumlah mahasiswa UBH 30,5% dari

jumlah mahasiswa perguruan tinggi swasta di kota Padang).

Sebagai ibukota propinsi, kota Padang memberikan akses informasi yang lebih

besar dibandingkan kota-kota lainnya di propinsi Sumatera Barat, hal ini tidak terlepas

dari tingginya intensitas media massa seperti surat kabar dan radio di kota Padang. Pada

masa kampanye Pilkada Langsung, media massa seperti surat kabar dan radio yang

berfungsi sebagai sarana sosialisasi politik hampir setiap hari menyajikan berita mengenai

pasangan kandidat. Menurut Kant dan


11 BPS dan BAPPEDA Kota Padang, Op. Cit., hlm. 100.

Lazarfeld12, ada 2 model pengaruh media massa terhadap sosialisasi politik. Pertama,

media massa bersama dengan sumber lain mempunyai pengaruh langsung terhadap

sosialisasi politik. Kedua, media massa mempunyai pengaruh tidak langsung, yaitu sikap

dan sosialisasi politik akan terjadi melalui opinion leader sebagai perantara yang

menterjemahkan isu-isu yang berkembang dalam media massa kepada masyarakat.

Media massa juga bisa berperan membentuk opini masyarakat termasuk kalangan

mahasiswa. Oleh karena itu media massa dapat mempengaruhi persepsi seseorang

termasuk dalam hal persepsi politik. Ketertarikan seseorang terhadap persoalan-persoalan

politik di media massa akan turut membentuk sekaligus mempengaruhi sikap dan persepsi

politiknya.

Penentuan pilihan politik seseorang sangat ditentukan oleh pengaruh kekuatan

psikologis yang berkembang dalam dirinya sebagai produk dari sosialisasi. Sosialisasi

adalah proses dimana individu secara pasif menerima nilainilai, sikap-sikap, peranan-

peranan dalam masyarakatnya, sekaligus secara aktif mengembangkan pola

kemandiriannya untuk menempatkan diri dan berperan dalam masyarakat dimana

seseorang itu hidup. Sedangkan sosialisasi politik menunjukkan pada proses pembentukan

sikap-sikap dan pola tingkah laku politik dan juga merupakan sarana bagi generasi untuk

“mewariskan” patokan-patokan dan keyakinan-keyakinan politik kepada generasi

sesudahnya13.

12 Kant dan Lazarfeld dalam Kristiadi, Pemilihan Umum dan Perilaku Memilih: Suatu
Studi Kasus Tentang Perilaku Memilih Di Kotamadya Yogyakarta dan Kabupaten
Banjar Negara, Jawa Tengah Pada Pemilihan Umum 1971-1987, Disertasi Doktor,
UGM, Yogyakarta, 1994, hlm. 70. Gabriel A. Almond sebagaimana dikutip dalam
Suryanef dan AlRafni, Faktor-Faktor Yang Menentukan Perilaku Memilih Generasi
Muda Dalam Pemilu 1997 (Kasus Di Kotamadya Padang), Laporan Penelitian, Tidak
Dipublikasikan, FIS UNP. Padang: 2001, hlm. 13.

Media masssa merupakan salah satu sumber informasi politik yang penting di

dalam masyarakat. Media massa juga merupakan salah satu “agent” dari sosialisasi

politik yang akan membentuk ikatan psikologis seseorang dengan salah satu partai politik

atau kandidat tertentu yang akhirnya berpengaruh terhadap pilihannya dalam pemilihan

umum.

Media massa sebagai “agent” sosialisasi politik bisa menjadi sarana sosialisasi

bagi pemerintah untuk menginformasikan kepada masyarakat mengenai pemilihan umum.

Sedangkan bagi partai politik dan pasangan kandidat, media massa bisa dijadikan sebagai

salah satu sarana yang efektif untuk mensosialisasikan pasangan kandidat, visi misi, dan

program yang akan dijalankan pasangan kandidat apabila mereka memilih nantinya.

Pemberitaan yang baik dan terus-menerus mengenai pasangan kandidat di media massa

akan mempengaruhi orang yang membacanya.

Media massa merupakan bagian dari lembaga pers yang merupakan salah satu

pilar penting dalam kehidupan berdemokrasi. Dengan dikeluarkannya Undang-Undang

Kebebasan Pers, maka media massa bisa dengan leluasa menyajikan informasi-informasi

politik yang akan berguna bagi masyarakat, termasuk dalam suatu pemilihan umum.

Proses yang paling dekat dengan perilaku pemilih adalah kampanye sebelum

pemilu maupun kejadian-kejadian yang diberitakan oleh media massa. Masing-masing

unsur dalam proses tersebut akan mempengaruhi perilaku pemilih. Media massa bisa

menyajikan informasi yang baik dan buruk mengenai suatu pasangan kandidat atau partai

politik. Apabila para pembaca media massa tersebut mempunyai kepercayaan yang cukup

tinggi terhadap media massa, maka pemberitaan di media massa akan mempengaruhi

penilaian pembacanya terhadap pasangan kandidat atau partai politik tersebut.


Pemberitaan-pemberitaan di media massa tersebut akan menjadi bahan pertimbangan bagi

pembacanya dalam menetapkan pilihan pada suatu pemilihan dan berdampak pada posisi

pasangan kandidat atau partai yang diberitakan tersebut.

Dalam hasil penelitiannya pada tahun 2001 mengenai “Faktor-Faktor Yang

Menentukan Perilaku Memilih Generasi Muda Dalam Pemilu 1997” Suryanef dan

AlRafni14 menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari konsumsi media

massa, pemahaman politik, dan hubungan patron-klien serta identifikasi kepartaian secara

simultan terhadap perilaku memilih generasi muda. Diantara keempat variabel penjelas

tersebut, identifikasi kepartaian adalah variabel yang sangat berpengaruh terhadap

perilaku memilih generasi muda di kota Padang.

Pada tahun 2005 terjadi perubahan yang cukup mendasar terhadap sistem pemilu

dan tata cara pemilu, yaitu dengan diadakannya Pemilihan Kepala Daerah Langsung tahun

2005. Dengan melihat hasil Pilkada 2005 tingkat kota Padang seperti yang telah peneliti

paparkan sebelumnya, peneliti berasumsi bahwa penurunan jumlah dukungan suara

terhadap beberapa partai pada Pilkada 2005 yang disebabkan para pendukung biasa suatu

partai memilih pasangan kandidat yang bukan diusung oleh partai yang dia pilih sewaktu

Pemilu Legislatif 2004

Ibid., Suryanef dan AlRafni.

mencerminkan terjadinya penurunan identifikasi kepartaian pada pendukung biasa

tersebut.

Pada penelitian Suryanef dan AlRafni, identifikasi kepartaian adalah variabel yang
sangat berpengaruh terhadap perilaku memilih generasi muda di kota Padang, kemudian

diikuti oleh variabel konsumsi media massa. Dengan turunnya identifikasi kepartaian,

maka besar tidaknya pengaruh konsumsi media massa yang menjadi variabel dalam

penelitian tersebut terhadap perilaku memilih patut dipertanyakan kembali. Oleh karena

itu, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai perilaku memilih generasi muda

yang pada penelitian ini difokuskan kepada mahasiswa dengan menggunakan variabel

konsumsi media massa.

Dengan berkurangnya peranan identifikasi kepartaian, maka peranan faktor

orientasi terhadap isu dan orientasi terhadap kandidat akan menguat15. Pengetahuan

individu (voter) terhadap keberadaan kandidat akan berdampak pada posisi kandidat

tersebut dalam pemilu. Biasanya para voter lebih cenderung memberikan evaluasi

terhadap kandidat berdasarkan popularitas dalam suatu daerah pemilihan (distrik), reputasi

yang dimiliki kandidat dan kemampuan kandidat yang bersangkutan. Orientasi terhadap

kandidat pada umumnya menjadi sesuatu yang signifikan dalam sistem pemilihan

langsung, dimana kandidat menjadi wakil pada setiap daerah pemilihan dan atau mewakili

partai politik16.

Yang patut diperhatikan dalam orientasi kandidat ini bahwa evaluasi yang

dialkukan terhadap kandidat dipengaruhi oleh sejarah dan pengalaman masa lalu

Robert J. Huckshorn sebagaimana dikutip dalam Suryanef dan AlRafni, Op.Cit., tahun
2001,
hlm. 14. 16 Asrinaldi, dkk, Op. Cit.,hlm. 27-28.

kandidat baik dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Upaya penilaian

terhadap kandidat ini tidak berlangsung satu saat saja, misalnya, pada masa kampanye,

namun juga sering dipengaruhi oleh informasi yang diterima pemilih melalui media massa
yang mengikutinya.

Pengetahuan pemilih terhadap pasangan kandidat yang ada akan mempengaruhi

pilihannya dalam Pilkada Langsung. Pengetahuan tersebut meliputi latar belakang

kandidat, track record kandidat, visi misi pasangan kandidat, serta popularitas kandidat.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi fokus permasalahan

peneliti adalah:
Bagaimana pengaruh konsumsi media massa terhadap perilaku memilih mahasiswa
Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung Gubernur dan
Wakil Gubernur Sumbar tahun 2005?
Bagaimana pengaruh orientasi kandidat terhadap perilaku memilih mahasiswa Universitas
Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil
Gubernur Sumbar tahun 2005?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang berjudul ”Perilaku Memilih Mahasiswa Universitas

Andalas dan Universitas Bung Hatta Dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada)

Langsung Gubernur Dan Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005” ini adalah:
a. Untuk menjelaskan pengaruh konsumsi media massa terhadap perilaku memilih
mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung
Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005.
b. Untuk menjelaskan pengaruh orientasi kandidat terhadap perilaku memilih
mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung
Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005.

D. Signifikansi Penelitian

Signifikasi penelitian ini dapat dilihat dari empat aspek, yaitu aspek akademis,

aspek praktis, aspek sosial, dan aspek teknis :


a. Secara akademis, penelitian ini dapat menjelaskan perilaku memilih khususnya
perilaku memilih mahasiswa dan penelitian ini juga bisa menjadi referensi tambahan bagi
para peneliti yang juga akan meneliti mengenai perilaku pemilih.
b. Secara praktis, penelitian ini dapat menjadi acuan bagi pembaca guna memperluas
wawasan mengenai perilaku memilih mahasiswa dan menjadi bahan masukan bagi
pasangan kandidat dan tim suksesnya untuk menghadapi Pilkada Langsung Gubernur dan
Wakil Gubernur yang akan datang.
c. Secara sosial, penelitian ini diharapkan akan menjadi pengetahuan baru yang
berguna bagi mahasiswa. Sehingganya mahasiswa bisa mengetahui dan memahami
bagaimana perilaku memilih mereka dalam Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil
Gubernur tahun 2005.
d. Secara teknis, penelitian ini dapat menghasilkan teknik pengukuran yang lebih
valid dan reliabel dalam mengukur perilaku memilih mahasiswa Universitas Andalas dan
Universitas Bung Hatta.

BAB II

KERANGKA TEORI DAN PENGUKURAN

A. Tinjauan Kepustakaan

1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian tentang perilaku memilih telah pernah dilakukan, diantaranya

pernah dilakukan oleh Afan Gaffar studi kasus tentang perilaku memilih di Jawa. Studi

Gaffar mempermasalahkan mengapa seseorang secara konsisten memilih partai politik

tertentu, meskipun salah satu partai tertentu (Golkar) sebagai partai pemerintah mendapat

sarana melakukan intimidasi. Variabel yang digunakan adalah variabel penjelas utama

yaitu pemilihan tiga aliran politik (santri, abangan, priyayi) serta variabel lainnya

identifikasi kepartaian, kepemimpinan, dan kelas masyarakat. Sedangkan yang dijadikan

sampel adalah kelompok masyarakat desa yang relatif homogen. Mereka yang

mengidentifikasikan diri dengan santri cenderung memilih partai Islam (PPP), mereka

yang mengidentifikasikan diri dengan priyayi cenderung memilih partai Golkar, sementara
yang mengidentifikasikan diri dengan abangan cenderung memilih partai non-Islam

(PDI)17.

Josef Kristiadi melakukan penelitian tentang Pemilihan Umum dan Perilaku

Memilih: suatu studi kasus tentang perilaku memilih di Kota Yogyakarta dan Kabupaten

Banjarnegara, Jawa Tengah pada Pemilihan Umum 1971-1987. Variabel yang

digunakannya adalah pola panutan, identifikasi kepartaian, struktur

17 Penelitian Affan Gaffar sebagaimana dikutip oleh Josef Kristiadi, Op. Cit., hlm. 18.

sosial dan media massa. Teori yang digunakan adalah teori perilaku memilih dengan

menggabungkan mazhab sosial dan psikologis yang disebut dengan sosio kultural. Dari

pendekatan sosiologis dapat digunakan untuk meneliti pemilahan secara garis besar, yaitu

pimpinan dan anggota masyarakat serta sifat hubungan antar kedua kelompok tersebut.

Sementara pendekatan psikologisnya dapat memberikan perspektif internalisasi dan

sosialisasi nilai-nilai budaya, adat istiadat yang membentuk budaya politik masyarakat

yang pada gilirannya akan berpengaruh pada perilaku politik. Peran pemimpin dan

kepatuhan dalam sistem sosial sangat mendominasi dalam sikap dan acuan berperilaku

masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey.

Kesimpulan dari disertasi Kristiadi ini adalah pola panutan, identifikasi kepartaian,

struktur sosial dan media massa mempengaruhi perilaku memilih dan preferensi

seseorang18.

Penelitian tentang perilaku memilih di Kota Padang pernah dilakukan oleh

Suryanef dan AlRafni pada tahun 2001 yang meneliti tentang “Faktor-Faktor Yang

Menentukan Perilaku Memilih Generasi Muda Dalam Pemilu 1997”19. Penelitian ini

menggunakan variabel-variabel konsumsi media massa, pemahaman politik, hubungan


patron-klien serta identifikasi kepartaian. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif

dengan penelitian survey dengan kuesioner sebagai alat pengumpul datanya dan teori yang

digunakan adalah teori perilaku memilih. Penelitian ini dilakukan di empat kelurahan di

kota Padang yang dipilih secara

18 Ibid., hlm. 44.19 Suryanef dan AlRafni, Op. Cit., tahun 2001.

random dengan sistem undian. Empat kelurahan tersebut adalah Kelurahan Air Tawar

Barat, Olo Ladang, Aur Duri, dan Surau Gadang.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari

konsumsi media massa, pemahaman politik, dan hubungan patronklien serta identifikasi

kepartaian secara simultan terhadap perilaku memilih generasi muda. Diantara berbagai

faktor determinan tersebut, identifikasi kepartaian adalah variabel yang sangat

berpengaruh terhadap perilaku memilih generasi muda di kota Padang. Penelitian yang

dilakukan Suryanef dan AlRafni ini berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan oleh

peneliti. Perbedaannya adalah peneliti hanya menggunakan variabel media massa dan

orientasi terhadap kandidat, peneliti lebih memfokuskan kepada perilaku memilih

mahasiswa dan penelitian ini dilakukan dalam Pilkada Langsung yang berbeda sistem dan

tata cara pemilihan dengan Pemilu 1997.

Pada tahun 2003, Suryanef dan AlRafni melakukan penelitian mengenai

“Pelaksanaan Kampanye Pemilu 1999 Dan Implikasinya Terhadap Perilaku Memilih

Masyarakat Kota Padang” 20. Penelitian ini berbentuk penelitian kuantitatif dan tergolong

deskriptif-verifikatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara proportional random

sampling dengan jumlah 96 orang. Besarnya sampel diperoleh dengan rumus Frank
Lynch. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang terlebih dulu telah diuji coba

untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas instrumen. Analisa data dilakukan dengan

metode statistik multi regresi (regresi berganda). Hasil penelitiannya menyimpulkan

kampanye tidak 20 Lihat Suryanef dan AlRafni, Pelaksanaan Kampanye Pemilu 1999 Dan

Implikasinya Terhadap
Perilaku Memilih Masyarakat Kota Padang, Laporan Penelitian, Tidak Dipublikasikan,
FIS
UNP, Padang, 2003.

begitu efektif mempengaruhi perilaku memilih, namun isu kampanye menjadi hal yang

penting dibandingkan penampilan juru kampanye dalam menentukan preferensi politik

pemilih.

Doni Hendrik pada tahun 2003 melakukan penelitian tentang “Perilaku Memilih

Etnis Cina Dalam Pemilu Tahun 1999 Di Kota Padang” 21. Pencarian data pada penelitian

ini menggunakan pendekatan kuantitatif yakni dengan metode survey memakai jenis

penelitian explanatory dengan 3 variabel bebas dan 1 variabel terikat. Uji hipotesis

menggunakan Product Moment dan Multi Regresi. Teknik penarikan sampel

menggunakan Multistage Random Sampling .

Temuannya adalah bahwa terdapat pengaruh identifikasi kepartaian, konsumsi

media massa, dan budaya patuh (Hao) terhadap perilaku memilih masyarakat etnis Cina.

Dari tiga variabel yang digunakan, identifikasi kepartaian memiliki pengaruh terbesar

dalam menentukan perilaku memilih masyarakat etnis Cina. Penelitian yang dilakukan

Doni Hendrik ini berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.

Perbedaannya adalah peneliti hanya menggunakan variabel media massa dan orientasi

terhadap kandidat, peneliti lebih memfokuskan kepada perilaku memilih mahasiswa dan

penelitian ini dilakukan dalam Pilkada Langsung yang berbeda sistem dan tata cara
pemilihan dengan Pemilu 1999.

Asrinaldi dan kawan-kawan meneliti tentang “Political Response dan Perilaku

Memilih Masyarakat Miskin Perkotaan: Studi Di Tiga Kota (Padang, Pekanbaru, dan

Medan)” pada tahun 200322. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk melihat perilaku

memilih masyarakat miskin perkotaan dengan

Lihat Doni Hendrik, Perilaku Memilih Etnis Cina, Skripsi, Tidak Dipublikasikan,
FISIP
UNAND, Padang, 2003. 22 Lihat
Asrinaldi, dkk, Op. Cit.,

metode campuran kuantitatif dan kualitatif. Penelitian tersebut menggunakan variabel

preferensi politik, identifikasi politik, identifikasi kepartaian dan perilaku memilih. Hasil

dari penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan antara lain masyarakat miskin perkotaan

masih memiliki ketertarikan terhadap politik (perilaku memilih dalam pemilu), dan

variabel identifikasi kepartaian atau ketertarikan seseorang kepada partai politik tertentu

masih sangat dominan di kalangan masyarakat miskin perkotaan.

Andri Rusta membahas mengenai “Voting Behavior Pemilih Pemula Dalam

Pemilu Tahun 2004 Di Kota Padang”23. Pencarian data pada penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif yakni dengan metode survey memakai jenis penelitian explanatory

dengan 3 variabel (multivariate). Skala yang yang digunakan adalah nominal dan ordinal,

uji hipotesis menggunakan Chi-Square dan Koefisien Kontingensi. Pengumpulan sampel

menggunakan Stratified Random Sampling dengan jumlah 100 orang sampel tersebar di

kecamatan Padang Barat dan Padang Utara.

Pada pemilihan anggota DPD, ternyata tidak terdapat hubungan antara isu

kampanye dengan perilaku memilih pemilih pemula dalam memilih anggota DPD.

Sementara itu, untuk orientasi kandidat terdapat hubungan positif dengan perilaku
memilih pemilih pemula pada pemilu DPD. Diantara kedua variabel yang mempengaruhi

perilaku memilih pemilih pemula dalam memilih anggota DPD, orientasi kandidat

merupakan variabel yang lebih kuat. Pada pemilihan anggota legislatif, isu kampanye,

orientasi kandidat, dan identifikasi kepartaian memiliki

Lihat Andri Rusta, Voting Behaviour Pemilih Pemula Dalam Pemilu Tahun 2004 Di
Kota Padang, Skripsi, Tidak Dipublikasikan, FISIP UNAND, Padang, 2005.

hubungan yang kuat sekali dengan perilaku memilih pemilih pemula. Diantara ketiga

variabel tersebut, identifikasi kepartaian memiliki hubungan yang paling erat dengan

perilaku memilih pemilih pemula dalam memilih anggota legislatif. Pada pemilu presiden,

identifikasi kepartaian punya hubungan dengan perilaku memilih dalam memilih calon

presiden. Sementara itu, isu kampanye dan orientasi kandidat tidak punya hubungan

dengan dukungan seseorang terhadap calon presiden dalam pemilu 2004. diantara ketiga

variabel tersebut, identifikasi kepartaian memiliki hubungan paling erat dengan perilaku

memilih pemilih pemula dalam pemilu presiden.

Husni Mubarok Siregar menitikberatkan penelitian skripsinya pada “Pengaruh

Tingkat Pendidikan Pemilih Dan Orientasi Terhadap Kandidat Terhadap Perilaku

Pemilih Pada Pemilu Legislatif 2004 Di Kota Padang Sidempuan”24. Pencarian data pada

penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yakni dengan metode survey memakai

jenis penelitian explanatory dengan variabel tingkat pendidikan pemilih, orientasi

terhadap kandidat, dan perilaku memilih. Tiga variabel tersebut dianalisis dengan

menggunakan Chi-Square dan Koefisien Kontingensi, dengan tujuan untuk menjelaskan

pengaruh tingkat pendidikan pemilih dan orientasi kandidat terhadap perilaku memilih

pada pemilu legislatif 2004 di kota Padang Sidempuan 2004. Teknik penarikan sampel
yang digunakan adalah Multistage Random Sampling.

Peneliti menemukan bahwa tingkat pendidikan pemilih dan orientasi terhadap

kandidat memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku memilih 24 Lihat Husni

Mubarok Siregar, Pengaruh Tingkat Pendidikan Pemilih Dan Orientasi Terhadap


Kandidat Terhadap Perilaku Pemilih Pada Pemilu Legislatif 2004 Di Kota Padang
Sidempuan,
Skripsi, Tidak Dipublikasikan, FISIP UNAND, Padang, 2006.

pada Pemilu legislatif 2004 di kota Padang Sidempuan. Akan tetapi derajat hubungannya

lemah diantara ketiga variabel tersebut.

Lucianus Taelagat membahas “Perilaku Memilih (Voting Behavior) Masyarakat

Kepulauan Mentawai Pada Pemilu Legislatif 2004”25. Pencarian data pada penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif yakni dengan metode survey memakai jenis

penelitian explanatory dengan 3 variabel bebas dan 1 variabel terikat. Skala yang

digunakan adalah nominal dan ordinal. Uji hipotesis menggunakan Chi-Square dan

Koefisien Kontingensi. Teknik penarikan sampel menggunakan sampel acak sederhana

(Simple Random Sampling) dengan 80 orang sampel tersebar di Desa Singapokna,

kecamatan siberut Utara, kabupaten Kepulauan Mentawai.

Dari penelitian tersebut diketahui bahwa dua dari tiga variabel bebas yaitu agama

dan budaya membantu (parop) tidak memiliki hubungan dengan perilaku memilih.

Sedangkan variabel orientasi terhadap calon memiliki hubungan yang kuat dengan

perilaku memilih.

Pebri Neni pada tahun 2006 meneliti “Pengaruh Kampanye Terhadap Perilaku

Memilih Mahasiswa FISIP UNAND Pada Pilkada Gubernur Sumbar Tahun 2005”26.

Pencarian data pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yakni dengan

metode survey memakai jenis penelitian explanatory. Penelitian ini dilakukan di kampus
Fisip UNAND dengan responden mahasiswa Fisip. Responden berjumlah 70 orang yang

diperoleh dengan menggunakan rumus

25 Lihat Lucianus Taelagat, Perilaku Memilih (Voting Behavior) Masyarakat


Kepulauan Mentawai
Pada Pemilu Legislatif 2004, Skripsi, Tidak Dipublikasikan, FISIP UNAND, Padang,
2006. 26 Lihat Pebri Neni, Pengaruh Kampanye Terhadap Perilaku Memilih Mahasiswa
FISIP UNAND
Pada Pilkada Gubernur Sumbar Tahun 2005, Skripsi, Tidak Dipublikasikan, FISIP
UNAND,
Padang, 2006.

Frank Lynch dan diambil secara Proportional Stratified Random Sampling. Uji statistik

yang digunakan untuk menganalisa data adalah uji korelasi Product Moment dan Multi

Regresi.

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa juru kampanye atau kandidat, isu

kampanye, dan media kampanye berkorelasi sangat rendah dengan perilaku memilih. Dari

ketiga variabel tersebut, isu kampanye lebih dominan mempengaruhi perilaku memilih.

Tri Yuliastuti pada tahun 2006 melakukan penelitian tentang “Voting Behavior

Masyarakat Terasing, Kasus Suku Anak Dalam (SAD) dalam Pilkada Bupati Sarolangun

Tahun 2006 di Pemukiman Kembali Masyarakat Terasing (PMKT) Pematang Kabau

kawasan TNB 12 kabupaten Sarolangun”. Pencarian data pada penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif yakni dengan metode survey memakai jenis

penelitian explanatory dengan 3 variabel bebas dan 1 variabel terikat. Skala yang

digunakan adalah ordinal. Uji hipotesis menggunakan Kendall Tau. Karena populasinya

sedikit, maka digunakan populasi total.

Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa variabel tumenggung, perubahan

sosial dan budaya serta LSM mempengaruhi perilaku memilih Suku Anak Dalam (SAD).

Dari ketiga varibel tersebut, LSM memiliki pengaruh yang paling besar terhadap perilaku
memilih SAD27.

27 Lihat Tri Yuliastuti, Voting Bahaviour Masyarakat Terasing, Kasus Suku Anak Dalam
(SAD) Dalam Pilkada Bupati Sarolangun Tahun 2006 Di Pemukiman Kembali
Masyarakat Terasing (PMKT) Pematang Kabau Kawasan TNB 12 Kabupaten
Sarolangun, Skripsi Tidak Dipublikasikan, FISIP UNAND, Padang, 2007.

Dari sejumlah penelitian diatas, belum ada penelitian terhadap Pilkada Langsung

Gubernur Dan Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005 dengan menggunakan variabel

konsumsi media massa dan orientasi terhadap kandidat secara sekaligus. Hal lain yang

membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada struktur pemilu.

Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur pada tahun 2005 menggunakan konsep pemilihan

proporsional atau daftar terbuka, dimana pemilih tidak mencoblos partai, melainkan

menentukan langsung calon kandidat yang dikehendaki.

Konsumsi media massa pada Pilkada ini lebih memberatkan pada pengkonsumsian

media massa lokal, berbeda pada pemilihan sebelumnya dimana masyarakat bisa

mengakses berita pemilu melalui media massa lokal dan nasional. Orientasi terhadap

kandidat dalam penelitian ini jelas sekali berbeda dengan penelitian-penelitian

sebelumnya, karena Pemilihan Kepala Daerah secara Langsung Gubernur dan Wakil

Gubernur Sumbar baru pertama kali diselenggarakan dan pengenalan terhadap kandidat

benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat untuk menetapkan pilihannya. Dalam penelitian

ini, konsep perilaku memilih dibatasi hanya pada bentuk pemberian suara dalam Pilkada

Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar tahun 2005, alasan ikut memberikan

suara, pasangan kandidat yang dipilih dan pengetahuan terhadap hasil perolehan suara

Pilkada Langsung tersebut.


2. Teori Perilaku Memilih
Perilaku memilih berkaitan dengan tingkah laku individu dalam hubungannya

dengan proses pemilihan umum. Huntington dan Nelson28 menyebutkan perilaku memilih

sebagai electoral activity, yakni termasuk pemberian suara (votes), bantuan untuk

kampanye, bekerja dalam suatu pemilihan, menarik masuk atas nama calon, atau tindakan

lain yang direncanakan untuk mempengaruhi proses pemilihan.

Pemberian suara pada waktu pemilu adalah bentuk partisipasi yang paling

sederhana. Pemberian suara (voting) yang dilakukan masyarakat termasuk bentuk

partisipasi politik yang konvensional. Perilaku memilih pada penelitian ini difokuskan

kepada pemberian suara dalam pemilihan. Menurut Josef Kristiadi29 penelitian mengenai

perilaku memilih (Voting Behavior) dalam pemilu pada dasarnya mempergunakan

beberapa mazhab yang telah berkembang selama ini yakni:

a. Mazhab Sosiologis

Mazhab ini pertama kali dikembangkan oleh Universitas Colombia. Menurut

mazhab ini, perilaku memilih seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti

sosial ekonomi, afiliasi etnik, tradisi keluarga, keanggotaan terhadap organisasi, usia, jenis

kelamin, pekerjaan, tempat tinggal, agama, pendidikan, dan lain-lain30.

28Samuel P. Huntington & Joan M. Nelson, Partisipasi Politik Di Negara Berkembang,


Rineka
Cipta, Jakarta, 1994, hlm. 16. 29
Josef Kristiadi, Op. Cit., hlm. 23. 30
Ibid.

Gerald Pomper31 yang termasuk dalam mazhab ini merinci pengaruh

pengelompokan sosial dalam studi voting behavior ke dalam 2 variabel, yaitu variabel

predisposisi sosial ekonomi keluarga pemilih dan predisposisi sosial ekonomi pemilih
mempunyai hubungan yang signifikan dengan perilaku memilih seseorang. Dengan kata

lain, preferensi politik keluarga, akan berpengaruh terhadap preferensi politik anak.

b. Mazhab Psikologis

Karena banyaknya kelemahan yang terdapat pada pendekatan sosiologis, muncul

model perilaku memilih berdasarkan pendekatan psikologis. Pelopor pendekatan ini

August Campbel, peneliti pada Survey Research Centre, sebuah lembaga penelitian di

Universitas Michigan, Amerika Serikat. Pendekatan ini dikembangkan sepenuhnya di

Amerika Serikat dengan kontributor utama Universitas Michigan, hingga model perilaku

memilih berdasarkan pendekatan psikologis juga sering disebut mazhab Michigan32.

Pendekatan ini menggunakan dan mengembangkan konsep psikologis terutama

konsep sikap dan sosialisasi untuk menjelaskan perilaku memilih. Pendekatan ini

dibangun dari asumsi yang mengatakan bahwa penentuan pilihan politik seseorang sangat

ditentukan oleh pengaruh kekuatan psikologis yang berkembang dalam dirinya sebagai

produk dari sosialisasi.

Sikap dan tingkah laku politik seseorang antara lain ditentukan oleh apa yang

terkandung di dalam dirinya sendiri, seperti idealisme, tingkat kecerdasan, faktor biologis,

keinginan dan kehendak hati. Disamping itu juga dipengaruhi oleh 31 Gerald Pomper

dalam Suryanef, Op. Cit., tahun 2001, hlm. 9.


Nursal, Adman, Political Marketing: Strategi Memenangkan Pemilu, PT. Gramedia
Pustaka
Utama, Jakarta, 2004, hlm. 59.

suasana lingkungan kebudayaan, kehidupan beragama, politik, sosial, ekonomi, dan

sebagainya. Pendekatan psikologis menganggap sikap sebagai variabel sentral dalam

menjelaskan perilaku politik.

Sikap dan tingkah laku politik seseorang amat ditentukan oleh proses sosialisasi
politik yang dialami sepanjang hidupnya. Sosialisasi adalah proses dimana individu secara

pasif menerima nilai-nilai, sikap-sikap, peranan-peranan dalam masyarakatnya, sekaligus

secara aktif mengembangkan pola kemandiriannya untuk menempatkan diri dan berperan

dalam masyarakat dimana seseorang itu hidup. Sedangkan sosialisasi politik menunjukkan

pada proses pembentukan sikap-sikap dan pola tingkah laku politik dan juga merupakan

sarana bagi generasi untuk “mewariskan” patokan-patokan dan keyakinankeyakinan

politik kepada generasi sesudahnya.

Media massa merupakan salah satu “agent” dari sosialisasi politik yang akan

membentuk ikatan psikologis seseorang dengan salah satu partai politik atau kandidat

tertentu yang akhirnya berpengaruh terhadap pilihannya dalam pemilihan umum. Media

massa sebagai “agent” sosialisasi politik bisa menjadi sarana sosialisasi bagi pemerintah

untuk menginformasikan kepada masyarakat mengenai pemilihan umum. Sedangkan bagi

partai politik dan pasangan kandidat, media massa bisa dijadikan sebagai salah satu sarana

yang efektif untuk mensosialisasikan pasangan kandidat, visi misi, dan program yang akan

dijalankan pasangan kandidat apabila mereka memilih nantinya. Pemberitaan yang baik

dan terus-menerus mengenai pasangan kandidat di media massa akan mempengaruhi

orang yang membacanya.

Media massa merupakan bagian dari lembaga pers yang merupakan salah satu

pilar penting dalam kehidupan berdemokrasi. Dengan dikeluarkannya Undang-Undang

Kebebasan Pers, maka media massa bisa dengan leluasa menyajikan informasi-informasi

politik yang akan berguna bagi masyarakat, termasuk dalam suatu pemilihan umum.

Media massa bisa menyajikan informasi yang baik dan buruk mengenai suatu

pasangan kandidat atau partai politik. Apabila para pembaca media massa tersebut
mempunyai kepercayaan yang cukup tinggi terhadap media massa, maka pemberitaan di

media massa akan mempengaruhi penilaian pembacanya terhadap pasangan kandidat atau

partai politik tersebut. Pemberitaan-pemberitaan di media massa tersebut akan menjadi

bahan pertimbangan bagi pembacanya dalam menetapkan pilihan pada suatu pemilihan

dan berdampak pada posisi pasangan kandidat atau partai yang diberitakan tersebut.

Menurut mazhab Michigan, terdapat beberapa aspek yang mempengaruhi pilihan

seseorang yaitu keterikatan seseorang dalam partai politik, orientasi seseorang terhadap

calon anggota parlemen, orientasi seseorang terhadap isu-isu politik. Inti dari mazhab

psikologis ini adalah identifikasi seseorang terhadap partai tertentu yang kemudian

mempengaruhi sikap orang tersebut terhadap para calon dan isu-isu politik yang

berkembang. Kekuatan dan arah identifikasi kepartaian adalah kunci dalam menjelaskan

sikap dan perilaku memilih.

Secara panjang lebar Campbell33 menjelaskan proses terbentuknya perilaku

pemilih dengan istilah “Funnel of Causality”. Pengandaian itu

33 Josef Kristiadi, Op. Cit., hlm. 30.

dimaksudkan untuk menjelaskan fenomena voting yang di dalam model terletak paling

atas dari “funnel” (cerobong). Digambarkan bahwa di dalam cerobong terdapat as (axis)

yang mewakili dimensi waktu. Kejadian-kejadian yang saling berhubungan satu sama lain

bergerak dalam dimensi waktu tertentu mulai dari mulut sampai ujung cerobong. Mulut

cerobong adalah latar belakang sosial (ras, agama, etnik, dan daerah), status sosial

(pendidikan, pekerjaan, dan kelas), dan watak orang tua. Semua unsur tadi mempengaruhi

identifikasi kepartaian seseorang yang merupakan bagian berikutnya dari proses tersebut.
Pada tahap berikutnya, identifikasi kepartaian akan mempengaruhi penilaian terhadap para

kandidat dan isu-isu politik. Apabila peranan identifikasi kepartaian menurun, maka

peranan faktor orientasi terhadap isu dan orientasi terhadap kandidat akan menguat, begitu

juga sebaliknya34.

Evaluasi kandidat dalam mazhab Michigan menjadi salah satu variabel yang

determinan dalam voting. Pengetahuan individu (voter) terhadap keberadaan kandidat

akan berdampak pada posisi kandidat tersebut dalam pemilu. Biasanya para voter lebih

cenderung memberikan evaluasi terhadap kandidat berdasarkan popularitas dalam suatu

daerah pemilihan (distrik), reputasi yang dimiliki kandidat dan kemampuan kandidat yang

bersangkutan. Orientasi terhadap kandidat pada umumnya menjadi sesuatu yang

signifikan dalam sistem pemilihan langsung, dimana kandidat menjadi wakil pada setiap

daerah pemilihan dan atau mewakili partai politik35.

34Robert J. Huckshorn sebagaimana dikutip dalam Suryanef dan AlRafni, Op.Cit., tahun
2001,
hlm. 14. 35 Asrinaldi, dkk, Op. Cit, hlm. 27-28.

Yang patut diperhatikan dalam orientasi kandidat ini bahwa evaluasi yang

dialkukan terhadap kandidat dipengaruhi oleh sejarah dan pengalaman masa lalu kandidat

baik dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Upaya penilaian terhadap

kandidat ini tidak berlangsung satu saat saja, misalnya, pada masa kampanye, namun juga

sering dipengaruhi oleh informasi yang diterima pemilih melalui media massa yang

mengikutinya.

Pengetahuan pemilih terhadap pasangan kandidat yang ada akan mempengaruhi

pilihannya dalam Pilkada Langsung. Pengetahuan tersebut meliputi latar belakang


kandidat, track record kandidat, visi misi pasangan kandidat, serta popularitas kandidat.

c. Mazhab Ekonomi

Pendekatan ini lahir sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap pendekatan sosiologis

dan psikologis. Pemikiran baru ini mempergunakan pendekatan ekonomi yang sering pula

disebut sebagai pendekatan rasional. Tokoh dalam pendekatan ini antara lain Downs

dengan karyanya “An Economic Theory of Democracy”, dan Riker & Ordeshook, yang

dituangkan dalam tulisan berjudul “A Theory of the Calculus Voting”36. Para penganut

aliran ini mencoba memberikan penjelasan bahwa perilaku pemilih terhadap partai politik

tertentu berdasarkan perhitungan, tentang apa yang diperoleh bila seseorang menentukan

pilihannya, baik terhadap calon presiden maupun anggota parlemen. Karena masih baru,

pendekatan ini belum banyak diterapkan dalam penelitian perilaku memilih.

36 Ibid., hlm. 34.

B. Kepustakaan Konseptual

Untuk membantu menjawab permasalahan penelitian maka penulis menggunakan

beberapa konsep yang dianggap relevan dengan permasalahan penelitian, yaitu:

• Pemilihan Kepala Daerah Langsung

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 6 Tahun 2005 Tentang: Pemilihan,

Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

pasal 1 ayat 1 menjelaskan bahwa:

“Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang selanjutnya


disebut pemilihan adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di
wilayah propinsi dan kabupaten atau kota berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 untuk
memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah”37.

Selanjutnya pada ayat (2) disebutkan bahwa:


“Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah Gubernur dan
Wakil gubernur untuk Provinsi, Bupati dan Wakil Bupati untuk
Kabupaten, serta Walikota dan Wakil Walikota untuk Kota.”

Dalam hal ini, Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dilaksanakan

secara langsung. Maksud secara langsung yaitu masyarakat daerah berhak langsung

memilih pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang ada. Kepala daerah

dan wakil kepala daerah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gubernur dan wakil

gubernur.

37 Lebih lanjut lihat PP RI No. 6 Tahun 2005 Tentang: Pemilihan, Pengesahan


Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Pasal 1
Ayat (1).

• Pemilih

Pemilih adalah Warga Negara Indonesia yang telah memiliki hak pilih atau hak

bersuara dengan memilih wakil rakyat yang dipercayai untuk duduk di lembaga

pemerintahan38.

Syarat menjadi pemilih menurut UU No.12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum

Pasal 14 ayat 1-3 adalah:


WNI yang pada hari pemungutan suara telah berusia 17 tahun atau sudah/pernah menikah.
Tidak sedang terganggu jiwa atau ingatannya.
Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap.
Terdaftar sebagai pemilih.
Apabila telah terdaftar dalam Daftar Pemilih namun tidak lagi memenuhi syarat, maka ia
tidak dapat menggunakan hak pilihnya.
• Mahasiswa

Mahasiswa merupakan salah satu unsur civitas academica yang menjadi

identifikasi dari idealisme universitas. Bila menilik qua-kuantitas, mahasiswa Indonesia

tidak lebih dari 0,5% dari jumlah penduduk Indonesia. Persentase ini demikian kecil,

sehingga kesempatan mereka (menuntut ilmu di perguruan tinggi) merupakan kesempatan

istimewa yang sekaligus menempatkan mereka menjadi kelompok elit dari masyarakat39.

38Undang-Undang No. 12 Tahun 2003 Tentang Pemilihan Umum,


pasal 13. 39 Didin Damanhuri, Op. Cit., hlm. 18.

Kehadiran pemilih yang rasional dalam suatu pemilihan sesungguhnya sangat

menentukan kualitas hasil dari suatu Pemilu. Melalui pemilih yang rasional tersebut akan

melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa yang tanggap dan cerdas terhadap kebutuhan

masyarakat (pemilih). Mahasiswa bisa dikatakan merupakan pemilih yang rasional karena

mereka memiliki ciri khas dalam berpikir yang dikenal sangat kritis, strategis-taktis, dan

reformis. Gagasan dan ide-ide mereka sering menjadi rujukan penyelenggara negara

dalam mengambil kebijakan.

Mahasiswa mempunyai peranan yang sangat penting dalam

perubahan sosial politik. Peran yang mereka mainkan itu adalah : 1) Agent

of Intelegence

Salah satu peranan mahasiswa adalah sebagai orang-orang yang berpikir dan

bertindak sebagai seorang intelektual. Mereka memang dicetak sebagai pemikir-pemikir

bangsa. Mereka menjadi tumpuan dan harapan bangsa untuk memecahkan segala

persoalan pelik yang menghadang bangsa kita ini bukan sebaliknya mereka menjadi beban
negara setelah menyelesaikan studinya.

2. Agent of Change

Peranan mahasiswa sebagai agent of change ini tak kalah pentingnya dengan

peranan mahasiswa sebagai intelektual. Mahasiswa selain sebagai intelektual mereka juga

harus berani melakukan perubahan-perubahan terhadap kondisi negara temasuk kondisi

lingkungan mereka yang terdekat yang tidak sesuai dengan keadaan yang seharusnya.

Karena perubahan itu merupakan salah satu ciri pembangunan.

3. Agent of Social Control

Mahasiswa sebagai agen dari kontrol sosial, jadi tidak heran bila gerakangerakan

yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut berbasis kepada rakyat. Mereka merupakan

penyambung lidah rakyat untuk menyampaikan segala aspirasi dari bawah. Dan yang

perlu ditekankan disini adalah mahasiswa sebagai moral force bukan sebagai gerakan

politik. walaupun saat ini gerakan mereka telah banyak yang mengarah kepada gerakan

politik. Namun, gerakan mahasiswa disini adalah segala bentuk aktivitas mahasiswa

dalam memainkan perannya pada setiap proses politik.

C. Konstruksi Model Teoritis

Dalam penelitian ini disusun konstruksi model teoritis tentang bagaimana

pengaruh konsumsi media massa dan orientasi kandidat terhadap perilaku memilih

mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung

Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar tahun 2005.

1. Perilaku Memilih

Perilaku memilih adalah kegiatan yang dilakukan seorang pemilih dalam


menetapkan pilihannya dan memberikan suaranya dalam pemilihan umum. Dalam mazhab

psikologis, penentuan pilihan politik sangat ditentukan oleh pengaruh kekuatan psikologis

yang berkembang dalam dirinya sebagai produk dari proses sosialisasi. Pendekatan ini

percaya pada apa yang disebut sebagai “agent” dari sosialisasi politik seperti keluarga,

sekolah, teman bermain, media massa, partai politik dan organisasi massa, tempat bekerja

dan sebagainya.

Pendekatan psikologis memandang perilaku memilih dari sudut internal individu

berupa persepsi dan sikap individu terhadap berbagai fenomena politik, baik tentang partai

politik, isu-isu yang muncul ataupun lainnya. Dengan kata lain, pendekatan ini

menganggap perasaan, pengalaman, dan interpretasi serta kejadian-kejadian politik secara

signifikan mempengaruhi perilaku politik.

Dalam penelitian ini, penulis menjadikan perilaku memilih sebagai variabel yang

dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya (Dependent Variable). Dan konsep perilaku

memilih pada penelitian ini dibatasi pada keikutsertaan mahasiswa mencoblos atau

memberikan suara pada Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar tahun

2005, alasan ikut memberikan suara, pasangan kandidat yang dipilih dan pengetahuan

terhadap hasil perolehan suara Pilkada Langsung tersebut.

2. Konsumsi Media Massa

Media massa dalam bahasa Inggris adalah mass media, merupakan kependekan

dari mass media of communication. Disebut media massa karena adanya karakter massa

yang dimiliki oleh media. Media massa dibagi menjadi dua menurut sifatnya yaitu media

cetak dan elektronik40.

Media massa merupakan salah satu “agent” sosialisasi politik. Penulis menjadikan
media massa sebagai salah satu variabel yang mempengaruhi perilaku memilih mahasiswa

(Independent Variable) adalah dari teori perilaku memilih dengan pendekatan psikologis,

yang menyatakan bahwa penentuan pilihan politik sangat ditentukan oleh pengaruh

kekuatan psikologis yang berkembang dalam

40 Kurniawan Junaedhie, Ensiklopedi Pers Indonesia, PT. Gramedia Pustaka Utama,


Jakarta, 1991, hlm. 163.

dirinya sebagai produk dari proses sosialisasi yang diperoleh melalui media massa.

Bervariasinya jenis media massa yang dikonsumsi seseorang (cetak dan

elektronik), akan mempengaruhi kompetensi orang tersebut dalam menghadapi suatu

permasalahan. Media massa yang dimaksud pada penelitian ini tentu saja media massa

yang memberitakan Pilkada Langsung Sumbar tahun 2005 dan permasalahan yang

dimaksud adalah masalah menetapkan pilihan dalam memberikan suara.

Ketertarikan seseorang terhadap persoalan-persoalan politik di media massa akan

turut membentuk sekaligus mempengaruhi sikap dan persepsi politiknya. Persoalan-

persoalan politik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemberitaan yang berkaitan

dengan Pilkada Gubernur Sumbar tahun 2005.

Media massa juga bisa berperan membentuk opini masyarakat termasuk kalangan

mahasiswa. Oleh karena itu, media massa dapat mempengaruhi persepsi seseorang

termasuk dalam hal persepsi politik.

3. Orientasi Terhadap Kandidat

Pengetahuan pemilih terhadap pasangan kandidat atau biasa disebut orientasi

terhadap kandidat juga menjadi variabel dominan dalam memilih menurut mazhab

Michigan, ini disebabkan pengetahuan pemilih terhadap keberadaan kandidat akan


berdampak pada hasil yang diperoleh kandidat tersebut dalam pemilihan. Biasanya

pemilih akan memilih kandidat yang mereka kenal.

Dengan berkurangnya peranan identifikasi kepartaian, maka peranan faktor

orientasi terhadap isu dan orientasi terhadap kandidat akan menguat.

Pengetahuan individu (voter) terhadap keberadaan kandidat akan berdampak pada posisi

kandidat tersebut dalam pemilu. Biasanya para voter lebih cenderung memberikan

evaluasi terhadap kandidat berdasarkan latar belakang kandidat, track record kandidat,

visi misi, dan popularitas kandidat. Dalam penelitian ini, penulis menjadikan orientasi

kandidat sebagai salah satu variabel yang mempengaruhi perilaku memilih mahasiswa

(Independent Variable).

Latar belakang kandidat dalam penelitian ini menyangkut pendidikan, agama,

partai politik, profesi terakhir. Track record kandidat yaitu prestasiprestasi yang pernah

dicapai kandidat berupa pengalaman memimpin, jabatan publik yang pernah dipegang,

penghargaan yang diraih, dan pelanggaran tindak pidana korupsi. Visi misi pasangan

kandidat hanya sebatas apakah responden mengetahui visi misi pasangan kandidat tersebut

serta apakah responden yakin hal tersebut akan direalisasikan apabila kandidat itu terpilih.

Popularitas kandidat meliputi kemunculan kandidat di media massa, kedekatan dengan

masyarakat, dan kepedulian sosialnya terhadap masyarakat.

D. Model Analisis

Model analisis merupakan gambaran sederhana tentang hubungan antar variabel.

Karena penelitian ini menggunakan dua variabel (bivariat) maka model analisisnya adalah

sebagai berikut:
Bagan 2.1 Model Analisis
Independent Variable
(X)
Dependent Variable X 1: Konsumsi
Media (Y)

E. Hipotesis

Berdasarkan pemahaman tinjauan kepustakaan dan konstruksi model teoritis

diatas, maka dapat diajukan hipotesis:


Adanya pengaruh konsumsi media massa terhadap perilaku memilih mahasiswa
Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung Gubernur dan
Wakil Gubernur Sumbar tahun 2005.
Adanya pengaruh orientasi kepada kandidat terhadap perilaku memilih mahasiswa
Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung Gubernur dan
Wakil Gubernur Sumbar tahun 2005.

F. Definisi Operasional Dan Indikator

Operasionalisasi merupakan tahapan terakhir dalam proses pengukuran. Ini

merupakan penggambaran prosedur untuk memasukkan unit-unit ke dalam kategori-

kategori. Definisi operasional merupakan gambaran teliti mengenai prosedur yang

diperlukan untuk memasukkan unit-unit analisis ke dalam kategorikategori tertentu dari

tiap-tiap variabel.41 Pada tabel dibawah ini akan disajikan definisi operasional yang

digunakan.

Tabel 2.1
Definisi Operasional dan Indikator

Konsep Variabel Indikator Jenis Data


Perilaku Perilaku Ikut Mencoblos Pada Pilkada Gubernur
Memilih Memilih 2005 di wilayah pemilihan kota Padang Nominal
Pada
Pilkada Alasan Ikut Mencoblos Pada Pilkada
Gubernur Gubernur 2005 Ordinal
2005
Pasangan Kandidat Yang Dipilih Pada Nominal
Pilkada Gubernur 2005
Alasan Memilih Pasangan Kandidat Ordinal
Tersebut Pada Pilkada Gubernur 2005
Pengetahuan Terhadap Hasil Pilkada Nominal
Gubernur 2005
Media Konsumsi Variasi Media Massa Yang Dikonsumsi Ordinal
Massa Media Massa Ketertarikan Terhadap Informasi Ordinal
Mengenai Pilkada Gubernur 2005
Frekuensi Kontak Dengan Media Massa
Yang Memberitakan Pilkada Gubernur Ordinal
2005
Mazhab Orientasi Latar Belakang Kandidat Menyangkut
Psikologis Terhadap Pendidikan, Agama, Partai Politik, Dan Ordinal
Kandidat Profesi Terakhir
Track Record Kandidat Berupa
Pengalaman Memimpin, Jabatan Publik
Yang Pernah Dipegang, Penghargaan Ordinal
Yang Diraih, Dan Pelanggaran Tindak
Pidana Korupsi
Pengetahuan Dan Keyakinan
Responden Terhadap Visi Misi Dan Ordinal
Program Kerja Kandidat
Popularitas Kandidat Meliputi
Kemunculan Kandidat Di Media
Massa, Kedekatan Dengan Masyarakat, Ordinal
Dan Kepedulian Sosialnya Terhadap
Masyarakat

41Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Rajawali
Press, Jakarta, 2005, hlm. 90.

BAB III

METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian

Pendekatan pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena

dengan pendekatan ini akan diperoleh data-data empirik yang memungkinkan kita untuk

melihat kecenderungan umum yang melatar belakangi perilaku memilih dalam pemilu

melalui penganalisaan data-data dan angka42. Penelitian perilaku politik mewajibkan

peneliti harus mengukur perilaku yang sangat beragam, karena itu peneliti harus

mengambil generalisasi dari perilakuperilaku tersebut, dan proses ini lebih cocok

dilakukan dengan metode kuantitatif.

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian survey pada tingkat

explanatory. Penelitian survai adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu

populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Tingkat

explanatory maksudnya, penelitian ini termasuk ke dalam tipe penelitian penjelasan

(explanatory research), karena dalam penelitian ini akan dijelaskan hubungan kausal atau

sebab akibat antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis43.

Penelitian perilaku memilih termasuk ke dalam penelitian Cross-Sectional,

maksudnya adalah penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu. Penelitian

42Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survey, LP3ES, Yogyakarta, 1989,


hlm. 5. 43 Ibid.

ini hanya digunakan dalam waktu yang tertentu, dan tidak akan dilakukan penelitian lain

di waktu yang berbeda untuk diperbandingkan44.

B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta.

Adapun alasan penulis mengambil lokasi penelitian pada Universitas Andalas dan

Universitas Bung Hatta adalah karena jumlah mahasiswa Universitas Andalas paling

banyak dibandingkan dengan jumlah mahasiswa perguruan tinggi negeri lainnya di kota

Padang dan jumlah mahasiswa Universitas Bung Hatta juga paling banyak dibandingkan

dengan jumlah mahasiswa perguruan tinggi swasta lainnya di kota Padang.

C. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel

Populasi adalah setiap unit analisis yang termasuk dalam hipotesis (all the units of

analysis to which a hypothesis applies)45. Populasi atau universe juga diartikan sebagai

jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga46.

Populasi dalam penelitian ini dibedakan atas 2 bagian:

• Populasi sampling/umum Populasi umum dalam penelitian ini adalah

mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta yang terdaftar

pada tahun akademik 2004/2005 di perguruan tingginya masing-masing.

44Bambang Prasetyo, Op.Cit., hlm. 45. 45 Janet B. Johnson dan Richard A. Joslyn,
Political Science Research Methods Second Edition,
Congressional Quarterly Inc, Washington, 1991, hlm.
166. 46 Masri Singarimbun, Op. Cit., hlm. 152.

• Populasi sasaran/target Populasi target dalam penelitian ini adalah

mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta yang terdaftar

pada tahun akademik 2004/2005 di perguruan tingginya masing-masing

dan memilih pada Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur

Sumbar Tahun 2005 di wilayah pemilihan kota Padang serta masih aktif

pada saat penelitian ini dilakukan.


Sampel adalah sebagian dari populasi (a portion of a population)47. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah Multistage Random Sampling, yang berarti

metode yang dilakukan jika pengambilan sampelnya dilaksanakan dalam dua tahap atau

lebih sesuai dengan kebutuhan. Dalam metode pengambilan sampel bertahap ini pada tiap

tahap pengambilan sampelnya dapat menggunakan metode pengambilan sampel yang

sama ataupun berbeda. Bahkan kombinasi antara probability sampling dan non-

probability sampling juga dimungkinkan48. Teknik pengambilan sampelnya yaitu:

a. Jumlah perguruan tinggi yang terdapat di Kota Padang sebanyak 66 perguruan

tinggi, dengan rincian 7 perguruan tinggi negeri dan 59 perguruan tinggi

swasta dengan jumlah mahasiswa 77.889 orang pada tahun 200449. Pada tabel

dibawah ini disajikan data 10 perguruan tinggi terbesar di Kota Padang

menurut jumlah mahasiswa.

Op. Cit.
47

Sugiarto dkk, Teknik Sampling, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001, hlm. 98.49
48

BPS dan BAPPEDA Kota Padang, Op. Cit., hlm. 100.


Tabel 3.1
Jumlah Mahasiswa Di Kota Padang Menurut Perguruan Tinggi Tahun 2004

NO PERGURUAN TINGGI STATUS MAHASISWA

1 Universitas Andalas Negeri 21.281

2 Universitas Negeri Padang Negeri 10.935

3 IAIN Imam Bonjol Negeri 4.750

4 Universitas Terbuka Negeri 3.494

5 Politeknik Kesehatan Padang Negeri 1.404

6 Universitas Bung Hatta Swasta 10.914


7 UPI ”YPTK” Swasta 5.692

8 Universitas Ekasakti Swasta 3.865

9 Universitas Baiturrahmah Swasta 2.035

10 Institut Teknologi Padang Swasta 1.421

Sumber Data Sekunder : Perguruan Tinggi, Akademi, dan Kopertis dalam


Padang Dalam Angka 2004.
b. Dari 7 perguruan tinggi negeri, dipilih secara purposive (proses penarikan
sampling berdasarkan atas pertimbangan-pertimbangan tertentu yang didasarkan pada
tujuan penelitian50) Universitas Andalas dengan alasan jumlah mahasiswa Universitas
Andalas lebih banyak daripada jumlah mahasiswa perguruan tinggi negeri lainnya di kota
Padang (jumlah mahasiswa UNAND 50,6% dari jumlah mahasiswa perguruan tinggi
negeri di kota Padang) dan banyaknya jurusan dan program studi yang dimiliki. Dari 59
perguruan tinggi swasta, dipilih juga secara purposive Universitas Bung Hatta dengan
alasan jumlah mahasiswa Universitas Bung Hatta lebih banyak daripada jumlah
mahasiswa perguruan tinggi swasta lainnya di kota Padang (jumlah mahasiswa UBH
30,5% dari jumlah mahasiswa perguruan tinggi swasta di kota Padang) dan banyaknya
jurusan dan program studi yang dimiliki.
c. Untuk lebih memudahkan penelitian, sampel diturunkan ke tingkat fakultas. Dari
Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta, dipilih masing-masing 2 fakultas secara
random untuk mewakilinya. Alasan pengambilan 2 fakultas di masing-masing perguruan
tinggi supaya populasi yang didapatkan cukup besar sehingga bisa dianggap mewakili
perguruan tinggi yang bersangkutan. Setelah dilakukan random secara sederhana, untuk
UNAND terpilih Fakultas Teknik dan Fakultas ISIP, sedangkan untuk UBH terpilih
Fakultas Teknologi Industri dan Fakultas Ekonomi.
d. Untuk lebih memudahkan penelitian, sampel diturunkan sampai ke tingkat jurusan.
Dari setiap fakultas dipilih secara random 2 jurusan untuk mewakilinya. Setelah dilakukan
random secara sederhana, di UNAND terpilih jurusan Teknik Elektro dan Teknik
Lingkungan untuk mewakili Fakultas Teknik dan jurusan Ilmu Politik dan Sosiologi untuk
mewakili Fakultas ISIP. Sedangkan untuk UBH terpilih jurusan Teknik Industri dan
Teknik Mesin untuk mewakili Fakultas Teknologi Industri dan jurusan Akuntansi dan
Ilmu Ekonomi & Studi Pembangunan untuk mewakili Fakultas Ekonomi.
e. Mengingat mahasiswa terdiri dari berbagai angkatan, maka ditetapkan angkatan
yang menjadi subjek penelitian adalah angkatan 2003 dan 2004. Hal ini didasarkan pada
perhitungan akademis bahwa pada saat penelitian ini dilakukan, sebagian besar mahasiswa
angkatan 2000,

50 Masri Singarimbun, Op. Cit., hlm.169.

2001, dan 2002 sudah lulus, sedangkan untuk mahasiswa angkatan 1999 dan 1998 sudah

habis masa studinya.

Mahasiswa angkatan 2005 dan 2006 tidak diambil sebagai subjek


penelitian dikarenakan pada saat Pilkada Langsung Gubernur dan

Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005 digelar, mereka belum berstatus

sebagai mahasiswa.

Bagan 3.1 Teknik Pengambilan Sampel

Fakultas Teknik
Fakultas
ISIP

Fakultas
Ekonomi

Pada tabel dibawah ini disajikan data jumlah mahasiswa angkatan 2003 dan 2004 dari

setiap jurusan yang terpilih yang masih aktif kuliah pada semester genap tahun akademik

2006/2007. Dan peneliti juga menambahkan data jumlah mahasiswa yang memilih pada
Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar tahun 2005
setelah melakukan survey awal ke masing-masing jurusan dan

angkatan yang terpilih dengan bantuan beberapa orang numerator.

Tabel 3.2 Jumlah Mahasiswa Angkatan 2003 Dan 2004 Jurusan Teknik Elektro,
Teknik Lingkungan, Ilmu Politik, Sosiologi, Teknik Industri, Teknik Mesin,
Akuntansi Dan Ekonomi Pembangunan Yang Aktif Kuliah Dan Memilih Pada
Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar tahun 2005
Jumlah Jumlah
Mahasiswa Mahasiswa
Perguruan Yang Aktif
NO Jurusan Angkatan Yang
Tinggi
Memilih

1 Universitas 2003 78 49
Teknik
Andalas 2004 75 32
Elektro
Jumlah 153 81

2003 35 6
Teknik
2004 31 19
Lingkungan Jumlah 66 25

2003 49 32
Ilmu Politik 2004 45 26

Jumlah 94 58

2003 51 27
Sosiologi 2004 36 22

Jumlah 87 49

Total Mahasiswa 400 213

Universitas 2003 42 12
Teknik
2 Bung Hatta Industri 2004 29 7

Jumlah 71 19
Teknik 9
2003 35
Mesin
2004 53 14

Jumlah 88 23
Akuntansi 2003 274 102
2004 233 61

Jumlah 507 163

IESP 2003 51 12

2004 38 9

Jumlah 89 21

Total Mahasiswa 755 226

Sumber Data Sekunder: Daftar Rekapitulasi Jumlah Mahasiswa UNAND dan UBH
Perangkatan Terdaftar Semester Genap Tahun Akademik
2006/2007 serta Data Olahan Peneliti Setelah Melakukan Survey
Awal.
Dalam menentukan sampel penelitian ini digunakan rumus Frank

Lynck51, yaitu:

n = NZ². P (1 –
P)Nd²+Z²(1 – P)
dimana:
n = Jumlah Sampel
N = Populasi
Z = nilai variabel normal (1,96) untuk tingkat kepercayaan 95%
P = harga patokan tertinggi
D = Sampling Error=0,10
• Maka besarnya sampel pada Universitas Andalas adalah:

n = NZ². P (1 – P)
Nd²+Z²(1 – P) =
213.
(1,96)².0,50(1-
0,50)
213.(0,10)² + (1,96)².0,50(1,50) = 66,19 = 66 orang.
• Untuk Universitas Bung Hatta besar sampel dalam penelitian

adalah:

n = NZ². P (1 – P)
Nd²+Z²(1 – P) =
226.
(1,96)².0,50(1-
0,50)
226.(0,10)² + (1,96)².0,50(1,50) = 67,4 = 67 orang.
f. Besarnya sampel pada angkatan yang telah ditetapkan (2003 dan 2004) di

setiap jurusan yang terpilih, juga dilakukan secara proporsional

berdasarkan jumlah mahasiswa yang memilih pada kedua angkatan

tersebut. Setelah itu, dilakukan pembagian kuisioner secara simple random

sampling (sampel acak sederhana), artinya sebuah sampel yang diambil

51 Sugiarto dkk, Op. Cit., hlm. 60.

sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi

mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel52. Pada tabel

dibawah ini akan disajikan data dan besar sampel setiap angkatan pada jurusan yang

terpilih di UNAND dan UBH.

Tabel 3.3 Daftar Sebaran Sampel Angkatan 2003 dan 2004 Pada Jurusan Teknik
Elektro, Teknik Lingkungan, Ilmu Politik, Sosiologi, Teknik Industri, Teknik
Mesin, Akuntansi Dan Ekonomi Pembangunan
Jumlah
NO Perguruan Tinggi Jurusan Angkatan Mahasiswa Yang %Sampel Sampel
Ikut Memilih
1 Universitas Andalas Teknik 2003 49 23,00 % 15 orang
Elektro 2004 32 15,02 % 10 orang

Teknik 2003 6 2,82 % 2 orang


Lingkungan 2004 19 8,92 % 6 orang

2003 32 15,02 % 10 orang


Ilmu Politik
2004 26 12,21 % 8 orang

2003 27 12,68 % 8 orang


Sosiologi 2004 22 10,31 % 7 orang

Total 213 100,00 % 66 orang


2 Universitas Bung Teknik 3 orang
2003 12 5,31 %
Hatta Industri
2004 7 3,10 % 2 orang
Teknik 3 orang
2003 9 3,98 %
Mesin
2004 14 6,19 % 4 orang

Akuntansi 2003 102 45,14 % 30 orang

2004 61 26,99 % 18 orang

IESP 2003 12 5,31 % 4 orang

2004 9 3,98 % 3 orang

Total 226 100,00 % 67 orang

Sumber Data S ekunder: Data Olahan Peneliti Setelah Melakukan Survey Awal.

D. Unit Analisis dan Tingkat Analisis

Perilaku memilih yang sering juga disebut sebagai voting merupakan kegiatan

pengambilan keputusan dengan satu orang satu suara dalam pemilihan umum. Dengan

kata lain, perilaku memilih adalah kegiatan yang terkait dengan individu. Maka dari itu,

unit analisis dalam penelitian ini adalah individu-individu

52 Masri Singarimbun, Op. Cit., hlm.155.

mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta yang memilih pada Pemilihan

Kepala Daerah Langsung tahun 2005 di wilayah pemilihan kota Padang dan terdaftar

sebagai mahasiswa pada saat Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar

digelar. Tingkatan analisis dalam penelitian ini adalah pada tingkat mikro, yaitu individu-

individu.

E. Jenis, Teknik, dan Alat Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan adalah berbentuk data primer

dan data sekunder. Data primer adalah yang diperoleh langsung dari responden berupa

kuesioner. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, baik itu berupa

dokumentasi, data demografi, kondisi geografis, data-data tentang Pemilu dan data-data

lain yang memberikan informasi kepada peneliti.

Teknik pengumpulan data adalah dengan wawancara tatap muka (face to face

interview), karena dengan cara ini mempunyai tingkat pengembalian yang sangat tinggi53.

Alat pengumpul data yang digunakan peneliti adalah kuesioner. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisikan tentang

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan

orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh

peneliti54.

53Bambang Prasetyo, Op.Cit., hlm. 153. 54 Mardalis, Metode Penelitian: Suatu


Pendekatan Proposal, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm. 67.

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Pengujian validitas dan reliabilitas adalah proses menguji butir-butir pertanyaan

yang ada dalam sebuah kuisioner.


Validitas dalam artian pertanyaan-pertanyaan yang ada dapat mengukur apa yang ingin
diukur.
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat
dipercaya atau dapat diandalkan55. Apakah hasil pengukuran tersebut akan relatif
konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih.

Untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian, maka langkah


pertama, peneliti mendefinisikan secara konsep apa yang akan diukur. Kedua, yaitu

melakukan uji coba skala pengukuran tersebut pada beberapa orang responden, artinya

peneliti memberikan kuesioner kepada sejumlah responden sebagai uji coba terlebih

dahulu.

Untuk mengetahui butir-butir tersebut valid dan reliabel dilakukan dengan

memasukkan data hasil jawaban responden yang ada dalam program SPSS, kemudian

dilakukan uji signifikansi dengan uji r56 yang kemudian diolah dengan rumus:

r. tot = 2 (r. Tt)


1 + r. Tt

r.tot = Angka reliabilitas keseluruhan item.


r. tt = Angka korelasi belahan pertama dan belahan kedua.

55Masri Singarimbun, Op. Cit., hlm. 140.


Ibid., hlm. 144.
56

G. Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan57. Data yang diperoleh adalah data-data empirik,

dengan demikian maka proses penganalisaan data menggunakan analisis data kuantitatif

dalam bentuk analisis tabulasi silang, yakni metode analisis yang paling sederhana tetapi

memiliki daya menerangkan cukup kuat untuk menjelaskan hubungan antar variabel58.

H. Pengujian Hipotesis

Ada 2 macam hipotesis yang lazim dipakai pada berbagai penelitian. Pertama,

hipotesis nol (Ho) yang juga sering disebut dengan hipotesis statistik yaitu hipotesis yang
diuji dengan statistik. Hipotesis ini mempunyai bentuk dasar atau memiliki statement yang

menyatakan tidak ada hubungan antara variabel X dan variabel Y yang akan diteliti, atau

variabel independen (X) tidak mempengaruhi variabel dependen (Y). Hipotesis nol ini

dibuat dengan kemungkinan yang besar untuk ditolak , ini berarti apabila terbukti bahwa

hipotesis nol ini tidak benar dalam arti hipotesis itu ditolak, maka disimpulkan bahwa ada

hubungan antara variabel X dan variabel Y59. Hipotesis nol (Ho) di dalam penelitian ini

adalah:

1. Tidak adanya pengaruh konsumsi media massa terhadap perilaku memilih mahasiswa

Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung Gubernur dan

Wakil Gubernur Sumbar tahun 2005.

Ibid., hlm. 263. 58 Ibid., hlm. 273. 59 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian
57

Kuantitatif, Kencana, Jakarta, 2006, hlm. 80.

2. Tidak adanya pengaruh orientasi kepada kandidat terhadap perilaku memilih

mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung

Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar tahun 2005.

Kedua, hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan ada hubungan, yang berarti ada

signifikansi hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Sebagai

hipotesis yang berlawanan dengan hipotesis nol, maka hipotesis ini disiapkan untuk suatu

kecenderungan menerima statement-nya atau kebenarannya60. Hipotesis alternatif (Ha) di

dalam penelitian ini adalah:


Adanya pengaruh konsumsi media massa terhadap perilaku memilih mahasiswa
Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung Gubernur dan
Wakil Gubernur Sumbar tahun 2005.
Adanya pengaruh orientasi kepada kandidat terhadap perilaku memilih mahasiswa
Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung Gubernur dan
Wakil Gubernur Sumbar tahun 2005.
Hal paling penting yang harus diperhatikan adalah memperhatikan jenis

pengukuran variabel pengaruh dan terpengaruh yang dipakai. Dalam penelitian ini,

Dependent Variabel (DV) yaitu perilaku memilih menggunakan alat pengukuran skala

nominal dan ordinal, sedangkan Independent Variabel (IV) yaitu konsumsi media massa

dan orientasi kandidat menggunakan alat pengukuran skala ordinal. Untuk memperkuat

kesimpulan dari suatu table yang menghubungkan dua variabel, dilakukan uji statistic

dengan teknik Chi-Square, karena jenis data yang digunakan adalah nominal dan ordinal.

60 Ibid.,

Sebelum melakukan uji Chi Square, terlebih dahulu harus ditetapkan taraf

signifikan. Taraf signifikan adalah kesediaan dan keberanian peneliti untuk secara

maksimal mengambil risiko kesalahan dalam menguji hipotesis61. Dalam penelitian sosial,

kelaziman menggunakan taraf signifikansi adalah sekitar 5% sampai dengan 1%. Tingkat

signifikansi yang dipakai dalam penelitian ini adalah 5% yang berarti derajat kepercayaan

terhadap responden adalah sebesar 95%. Karena, diasumsikan bahwa sampel dalam

penelitian ini memiliki pengetahuan yang cukup untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

yang diajukan.

Uji Chi-Square dilakukan untuk menguji apakah data sebuah sampel yang diambil

menunjang hipotesis yang menyatakan bahwa populasi asal sampel tersebut mengikuti

suatu distribusi yang ditetapkan.


Apabila nilai Chi-Square atau X² yang diperoleh adalah sama atau melebihi angka yang
terdapat dalam tabel distribusi X² untuk derajat kebebasan (dk atau df) / Degree of
Freedom yang bersangkutan maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Sedangkan apabila nilai Chi-Square atau X² yang diperoleh adalah kecil dari angka yang
terdapat dalam tabel distribusi X² untuk derajat kebebasan (dk atau df) / Degree of
Freedom yang bersangkutan maka Ha ditolak dan Ho diterima.
Untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel pengaruh dengan variabel

terpengaruh atau antara X dengan Y, digunakan koefisien kontingensi

61 Ibid., hlm. 182.

(Coeficient of Continguency)62. Pada tabel dibawah ini akan disajikan nilai koefisien yang

lazim dipakai.

Tabel 3.4 Nilai


Koefisien63
Nilai Penjelasannya
Koefisien
A very strong positive association (hubungan positif yang
+ 0,70 – ke atas sangat kuat)
A substantial positive association (hubungan positif yang
+ 0,50 + 0,69 mantap)

+ 0,30 + 0,49 A moderate positive association (hubungan positif yang sedang)

+ 0,10 + 0,29 A low positive association (hubungan positif yang tak berarti)

0,0 No association (tidak ada hubungan)

- 0,01 --- 0,09 A negligible negative association (hubungan negatif tak berarti)

-0,10 --- 0,29 A low negative association (hubungan negatif yang rendah)
A moderate negative association (hubungan negatif yang
-0,30 --- 0,49 sedang)
A substantial negative association (hubungan negatif yang
-0,50 --- 0,59 mantap)
A very strong negative association (hubungan negatif yang
--- ke
-0,70 sangat kuat)
bawah

62 Masri Singarimbun, Op. Cit., hlm. 287. 63 Burhan Bungin, Op.Cit., hlm. 184.

BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Deskripsi Kota Padang, Hasil Pemilu Legislatif 2004, dan Pilkada 2005

1. Sejarah Kota Padang64

Kota Padang adalah salah satu kota tertua di pantai barat Sumatera di Lautan

Hindia. Menurut sumber sejarah, pada awalnya (sebelum abad ke-17) Kota Padang dihuni

oleh para nelayan, petani garam dan pedagang. Ketika itu Kota Padang belum begitu

penting karena arus perdagangan orang Minang mengarah ke pantai timur melalui sungai-

sungai besar. Namun sejak Selat Malaka tidak lagi aman dari persaingan dagang yang

keras oleh bangsa asing, serta banyaknya peperangan dan pembajakan, maka arus

perdagangan berpindah ke pantai barat Pulau Sumatera. Suku Aceh adalah kelompok

pertama yang datang setelah Malaka ditaklukkan oleh Portugis pada akhir abad ke XIV.

Sejak saat itu Pantai Tiku, Pariaman dan Inderapura yang dikuasai oleh raja-raja muda

wakil Pagaruyung berubah menjadi pelabuhan-pelabuhan penting karena posisinya dekat

dengan sumber-sumber komoditi seperti lada, cengkeh, pala, dan emas.

Kemudian Belanda datang mengincar Padang karena muaranya yang bagus dan

cukup besar serta udaranya yang nyaman dan berhasil menguasai pada tahun 1660 melalui

perjanjian denganraja-raja muda wakil dari Pagaruyung. Tahun 1667 membuat Loji yang

berfungsi sebagai gudang sekaligus tangsi dan daerah sekitarnya dikuasai pula demi

alasan keamanan. Akhirnya pada tanggal 20

64 Padang Dalam Angka 2004


Mei 1784 Belanda menetapkan Padang sebagai pusat kedudukan dan perdagangannya di

Sumatera Barat. Kota padang menjadi lebih ramai setelah adanya Pelabuhan Teluk Bayur,

Semen dan Tambang Batubara (di Sawahlunto), serta jalur kereta Api. Namun yang

menjadi hari jadi Kota Padang adalah tanggal 7 Agustus, karena pada tanggal 7 Agustus

1669 terjadi penyerbuan besar-besaran terhadap Loji Belanda di Kepalo Koto Batang

Arau yang dilandasi oleh semangat Patriotisme dan rasa cinta tanah air dalam mengusir

penjajah dari bumi nusantara.

Pada awalnya, luas Kota Padang adalah 33 km², yang terdiri dari 3 kecamatan dan

13 buah kampung, yaitu kecamatan Padang Barat, Padang Selatan, dan Padang Timur.

Dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 1979 dan peraturan pemerintah No. 17 Tahun 1980

tanggal 21 Maret 1980 wilayah Kota Padang menjadi 694,96 Km², yang terdiri dari 11

kecamatan dan 193 kelurahan. Dengan dicanangkannya pelaksanaan otonomi daerah sejak

tanggal 1 Januari 2001, maka wilayah administratif Kota Padang dibagi dalam 11

Kecamatan dan 104 Kelurahan.

2. Kondisi Geografis65

Kota Padang adalah ibukota provinsi Sumatera Barat yang terletak di Pantai Barat

pulau Sumatera dan berada antara 0° 44’ 00” dan 1° 08’ 35” Lintang Selatan serta antara

100° 34’ 09” Bujur Timur. Menurut PP No. 17 Tahun 1980, luas Kota Padang adalah

694,96 Km² atau setara dengan 1,65 % dari luas Provinsi Sumatera Barat. Kota Padang

terdiri dari 11 kecamatan dengan kecamatan terluas adalah Koto Tangah yang mencapai

232,25 Km². Dari keseluruhan luas Kota

65 Ibid.,hlm. 3.
Padang, sebagian besar atau 51,01% berupa hutan yang dilindungi oleh pemerintah.

Berupa bangunan dan pekarangan seluas 62,88 Km² atau 9,05 % sedangkan yang

digunakan untuk lahan sawah seluas 52,25 Km² atau 7,52%.

Selain daratan Pulau Sumatera, Kota Padang memiliki 19 pulau dimana yang

terbesar adalah Pulau Bintangur seluas 56,78 ha dan kemudian Pulau Sikuai di Kecamatan

Bungus Teluk Kabung seluas 48,12 Ha dan Pulau Toran di Kecamatan Padang Selatan

seluas 33,67 Ha. Ketinggian wilayah daratan di Kota Padang sangat bervariasi, yaitu

antara 0–1853 m diatas permukaa laut dengan daerah tertinggi adalah kecamatan Lubuak

Kilangan. Kota Padang memiliki banyak sungai, yaitu 5 sungai besar dan 16 sungai kecil,

dengan sungai terpanjang yaitu sungai Batang Kandis sepanjang 20 Km. Tngkat curah

hujan Kota Padang mencapai rata-rata 326,67 mm per bulan dengan rata-rata hari hujan 16

hari per bulan pada tahun 2004. Suhu udaranya cukup tinggi yaitu antara 23°-32° C pada

siang hari, dan pada malam harinya adalah antara 22°-28°C. Kelembapannya berkisar

antara 74 – 84 %.

3. Pendidikan66

Pembangunan bidang pendidikan dapat dilihat dari sarana/fasilitas pendidikan

yang tersedia. Untuk tingkat pra sekolah, pemerintah hanya menyediakan 3 unit TK negeri

yang pada tahun 2004 menampung 206 anak. Kebutuhan masyarakat untuk sarana

pendidikan pra sekolah lebih banyak dipenuhi oleh berbagai yayasan swasta, saat ini

berjumlah 192 unit dan

66 Ibid.,hlm. 73
menampung 8.470 anak. Di tingkat sekolah dasar, terdapat SD negeri sebanyak 354 unit

dan SD swasta sejumlah 60 unit.

Untuk tingkat SLTP, terdapat 35 sekolah negeri dan 39 sekolah swasta. Di tingkat

SMU, terdapat 14 unit sekolah negeri dan 31 unit sekolah swasta. Sedangkan pada tingkat

perguruan tinggi, terdapat 7 unit perguruan tinggi negeri dan 59 unit perguruan tinggi

swasta. Pada tabel dibawah ini akan disajikan data jumlah dan status perguruan tinggi di

kota Padang pada tahun 200467.

Tabel 4.1
Jumlah dan Status Perguruan Tinggi di Kota Padang

N Perguruan Tinggi Status N Perguruan Tinggi Status


O O
1 Universitas Andalas Negeri 34 STIE Dharma Andalas Swasta
2 Universitas Negeri Negeri 35 AKPER Baiturrahmah Swasta
Padang
3 IAIN Imam Bonjol Negeri 36 A.M Sapta S Swasta
4 Univeritas Bung Swasta 37 Akd Manajemen El Swasta
Hatta Hakim
5 Universitas Ekasakti Swasta 38 Akademi Gizi Swasta
6 Universitas Swasta 39 STIFI Padang Swasta
Muhammadiyah
7 Universitas Taman Swasta 40 AMIK Jaya Nusa Swasta
Siswa
8 STKIP PGRI Sumbar Swasta 41 AHKK Padang Swasta
9 STMIK Indonesia Swasta 42 STIH YPKMI Padang Swasta
10 STIH Yappas Swasta 43 Akda Tek Taman Siswa Swasta
11 STIM Sumbar Swasta 44 ABA Alaska Padang Swasta
12 STIE KBP Padang Swasta 45 APIKES IRIS Padang Swasta
13 STIA Adabiah Swasta 46 STIE Perbankan Swasta
Indonesia
14 STBA Prayoga Swasta 47 UPI YPTK Swasta
15 STIA LPPN Swasta 48 Universitas Swasta
Baiturrahmah
16 STISIPOL Imam Swasta 49 ATEP Swasta
Bonjol
17 STISIP Padang Swasta 50 Akbid Alifah Padang Swasta
18 STIND Padang Swasta 51 STMIK Jayanusa Swasta
19 ITP Padang Swasta 52 Ak Analis Kesehatan Swasta
Perintis
20 STIE Perdagangan Swasta 53 STAI-PIQ Sumbar Negeri
21 STISIPOL Panca Sakti Swasta 54 Akfar Ranah Minang Swasta

Ibid., hlm. 100.


67

22 APERTA Swasta 55 Ak. Pendidikan Islam Swasta


Adzkia
23 APB Padang Swasta 56 Akper Ranah Minang Swasta
24 Akademi Ilmu Swasta 57 Akper Kesdam I Negeri
Komunikasi
25 AAI Swasta 58 Akbid Mereubakti Jaya Swasta
26 AMIK YPTK Swasta 59 Akbid Darma Landbau Swasta
27 AAMPK YPTK Swasta 60 Politeknik Kesehatan Negeri
Padang
28 AKBP Padang Swasta 61 Universitas Terbuka Negeri
29 AKOP Padang Swasta 62 Akbid Lenggogeni Swasta
30 ASMI Padang Swasta 63 Politeknik TriDarma Swasta
31 ABA Budi Dharma Swasta 64 Ak. Perpajakan Swasta
32 AMIK Indonesia Swasta 65 Akbid Prima Nusantara Swasta
33 STIE YPTK Swasta 66 STIKES Alifah Padang Swasta

Sumber Data Sekunder : Perguruan Tinggi, Akademi, dan Kopertis dalam Padang Dalam
Angka 2004.

4. Hasil Perolehan Suara Pemilu Legislatif 2004 dan Pilkada Langsung Sumbar

Tahun 2005

a. Hasil Perolehan Suara Partai Pemilu 2004 Tingkat Kota Padang68


Tabel 4.2
Jumlah Suara Untuk Pemilihan Keanggotaan DPRD I Pada Pemilihan
Umum 2004 Menurut Partai Tingkat Kota Padang

SUARA YANG
NO PARTAI DIPEROLEH DPRD I

1 PNI Marhaenisme 871

2 PBSD 3454

3 Partai Bulan Bintang 13.383

4 Partai Merdeka 4901


Partai Persatuan 27.015
5
Pembangunan
6 PPDK 4142

7 PPIB 1777

8 Partai Nasional Bung Karno 1931

9 Partai Demokrat 36.628

10 PKPI 10.942

11 PPDI 1173

12 PPNUI 1149

13 Partai Amanat Nasional 62.111

14 PKPB 5.060

15 Partai Kebangkitan Bangsa 2421

16 Partai Keadilan Sejahtera 72.447

17 Partai Bintang Reformasi 5.559

68 Ibid.,hlm. 22.
18 PDI Perdjuangan 10.540

19 Partai Damai Sejahtera 3219

20 Partai Golongan Karya 63.883

21 Partai Patriot Pancasila 2294

22 Partai Sarikat Indonesia 3205

23 PPD 3141
24 Partai Pelopor 1368

Sumber Data Sekunder: KPUD Kota Padang dalam Padang Dalam Angka 2004

b. Hasil Perolehan Suara Partai Pemilu 2004 Tingkat Sumatera Barat


Tabel 4.3 Jumlah Suara Untuk Pemilihan Keanggotaan DPRD I Pada Pemilihan
Umum 2004 Menurut Partai Tingkat Propinsi Sumatera Barat

PARTAI Perolehan Persentase

GOLKAR 577.323 28.71 %

PAN 284.432 14.14 %

PKS 236.858 11.78 %

PPP 234.806 11.67 %

PBB 116.594 5.77 %

DEMOKRAT 101.260 5.03 %

PBR 81.967 4.07 %

PDIP 75.839 3.77 %

Partai Lain 301.466 14.99 %

TOTAL 2.010.545 100 %

Data Sekunder: KPU Sumatera Barat 2004

c. Hasil perolehan suara Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Propinsi

Sumatera Barat Tahun 2005 tingkat Kota Padang69

Tabel 4.4
Hasil Perolehan Suara Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Propinsi Sumatera
Barat Tahun 2005 Tingkat Kota Padang

No Nama Pasangan Calon Kepala Hasil Perolehan


Partai
Urut Daerah dan Wakil Kepala Daerah Suara
Pendukung

1 Leonardy Harmaini dan Rusdi Lubis Partai Golkar 11.978


2 M. Kapitra Ampera dan Dalimi PPP Partai 6.633
Abdullah Demokrat
3 Gamawan Fauzi dan Marlis Rahman PDI-P PBB 144.931

69Laporan Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar 2005 Tingkat KPUD Kota
Padang, hlm.
37.
4 Irwan Prayitno dan Ikasuma Hamid PKS PBR 87.066

5 Jefri Geovani dan Dasman Lanin Koalisi Sakato


(16 Partai 33.893
Kecil)
Jumlah Suara Sah 284.501

Suara Tidak Sah 23.333

Sumber Data Sekunder: KPUD Kota Padang Tahun 2005

B. Deskripsi Universitas Andalas70

1. Universitas Andalas dan Perkembangan

Terletak di dataran tinggi Limau Manis, daerah Pauh, kira-kira 12 Km dari

Padang, ibukota Sumatera Barat. Kampus Universitas Andalas mencakup area seluas 5005

hektar. Daerah ini disebut sebagai Bukik Karamuntiang / Hill of Rhodomyrtus tomentosa,

dan terletak pada ketinggian ± 1000 m di atas laut.

Bangunannya memiliki arsitektur yang unik: kombinasi dari model atap tradisional

Minangkabau (tanduak kerbau) dan struktur yang bergaya modern. Universitas sedang

dalam proses melengkapi fasilitas-fasilitasnya untuk mengakomodasi aktivitas akademik

dan ekstrakurikuler.

Hampir semua fakultas terletak di Limau Limau Manis, kecuali Fakultas

Kedokteran yang terletak di daerah Jati (kampus pertama), Padang, dan Politeknik

Pertanian di Payakumbuh.

Universitas Andalas merupakan universitas tertua di luar Jawa dan tertua ke-empat
di seluruh Indonesia, didirikan atas SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no.

80016/Kab; 23 Desember 1955. Universitas ini secara resmi dibuka oleh empat

pendirinya, bersama dengan Drs. Mohammad Hatta, dan

70 Informasi Salingka UNAND 2006

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Sarino Mangoenpranoto pada 13 September

1956.

Dalam tahun-tahun awalnya, universitas memiliki 5 fakultas yaitu: Fakultas

Pertanian di Payakumbuh, Fakultas Kedokteran dan MIPA di Bukittinggi, Fakultas

Hukum di Padang, dan Fakultas Pendidikan Guru di Batusangkar.

Fakultas Ekonomi dan Fakultas Peternakan didirikan di Padang pada tahun 1961

dan 1963 secara berturut-turut menyusul 5 fakultas lainnya. Pada tahun 1965, Fakultas

Pendidikan Guru dipisahkan dan menjadi IKIP Padang.

Hingga sekarang, Universitas Andalas mempunyai program-program di bawah ini:

a) Diploma (Non Sarjana)

Diploma (Non Sarjana) terdiri atas 3 program yaitu: ekonomi, teknik, dan

pertanian. b) Program Sarjana (S1)

Program Sarjana (S1) terdiri atas 9 fakultas yaitu: Fakultas Pertanian, Fakultas

Kedokteran, Fakultas MIPA, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Peternakan,

Fakultas Sastra, Fakultas Teknik, dan Fakultas ISIP. c) Program Pasca Sarjana

Program Pasca Sarjana menawarkan 12 program studi yaitu: Agronomi,

Pengembangan Kawasan Daerah dan Pedesaan, Ilmu Tanah, Ilmu Ternak, Entomology

dan Phytophatology, Perencanaan dan Pengembangan Biologi Kimia, Ilmu Lingkungan,


Teknologi Industri, Pertanian ,Hukum, dan Manajemen.

d) Program Doktor

2. Visi, Misi, dan Tujuan a) Visi

Menjadikan Universitas Andalas terkemuka dan bermartabat b) Misi


. Mengembangkan institusi menjadi yang terkemuka dalam ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni.
. Melaksanakan pendidikan agar menghasilkan lulusan yang berkualitas, toleran,
cinta damai dan mampu bersaing di pasar global.
. Mendukung perkembangan martabat bangsa Indonesia melalui penciptaan karya di
bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang bermanfaat bagi masyarakat.

c) Tujuan
. Mewujudkan universitas sebagai pusat ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang beriman dan
bertaqwa serta memiliki kemampuan akademik, profesi dan vokasi.
. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
serta mengupayakan penggunaanya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan
memperkaya kebudayaan nasional.
. Mendukung pembangunan masyarakat yang demokratis dan mandiri

3. Komponen dan Makna Lambang Universitas Andalas

a) Karakteristik Lambang Universitas Andalas adalah bentuk segi empat yang terdiri

dari:
. Pancaran tali sinar berwarna putih sejumlah 17 buah.
. Sebatang beringin sakti yang rindang berwarna hijau tua.
. Sebuah lilin (dian) dengan api merah di atas sebuah bejana berwarna kuning emas.
. Perkataan “Untuk Kedjajaan Bangsa” di atas pita putih bersih diantara

hiasan bunga. b) Arti


Warna
. Tali Sinar Putih sejumlah 17 buah berasal dari kisah kehidupan Republik
Indonesia 17 Agustus 1945 yang menyinari terus menerus dengan cahayanya dengan
kemerdekaan untuk kecerdasan dan kemakmuran bangsa.
. Pohon beringin merupakan simbol seorang pemimpin yang berilmu dan
berpengetahuan yang mendedikasikan diri dan karyanya untuk kemaslahatan masyarakat
dan kejayaan bangsa.
. Lilin dengan dian yang hidup terletak di atas sebuah bejana menunjukan cita-cita
yang tak kunjung padam untuk penanaman modal ilmu dan
pengetahuan bedasarkan norma agama dan nilai-nilai sosial budaya serta kepribadian
bangsa Indonesia.
. Kalimat “Universitas Andalas Untuk Kedjajaan Bangsa” merupakan moto
Universitas Andalas sebagai lembaga pendidikan tinggi yang selalu berupaya
meningkatkan kecerdasan dan kemakmuran bangsa dan rakyat Indonesia.

c) Warna Panji Lambang Warna panji yang berisikan lambang Universitas Andalas adalah

sebagai

berikut:

. Hijau Lumut
Universitas Andalas
. Abu-abu
Fakultas Ekonomi
. Merah Tua
Fakultas Hukum
. Hijau Tua
Fakultas Kedokteran
. Kuning Muda
Fakultas MIPA
. Hijau Muda
Fakultas Pertanian
. Ungu
Fakultas Peternakan
. Putih
Fakultas Sastra
. Biru Tua
Fakultas Teknik
. Orange
Fakultas ISIP
. Biru Muda
Politeknik Teknologi
. Biru Benhur
Politeknik Pertanian
4. Pimpinan Universitas Andalas

Rektor Prof.Dr. Ir. H. Musliar Kasim, MS.

Pembantu Rektor I Prof.Dr. H. Novesar Jamarun, MS.

Pembantu Rektor Dr. H. Werry Darta Taifur, SE,MA.


II
Pembantu Rektor Dr. Ir. Badrul Mustafa Kemal, DEA.
III
Pembantu Rektor Dr. H. Elfi Sahlan Ben, Apt.
IV

5. Struktur Universitas Andalas

Berdasarkan Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0429/O/1992

tentang Statuta Universitas Andalas telah ditetapkan struktur organisasi Universitas

Andalas sebagai berikut:

Bagan 4.1 Struktur Universitas Andalas

REKTOR DEWAN ______________________ SENAT PENYANTUN PR.I PR.II


PR.III PR.IV UNIVERSITAS

BIRO AKADEMIK BIRO UMUM BIRO DAN DAN


KEUANGAN PERENCANAAN
KEMAHASISWAAN
DAN SISTEM
INFORMASI

UNIT LEMBAGA LEMBAGA FAKULTAS PROGRAM PELAKSANA


PENELITIAN PENGABDIAN
PASCASARJAN
A TEKNIS
MASYARAKA
JURUSAN
LABORATORIUM
C. Deskripsi Universitas Bung Hatta71

1. Universitas Bung Hatta dan Perkembangan

Universitas Bung Hatta didirikan pada tanggal 20 April 1981 di bawah naungan

Yayasan Pendidikan Wawasan Nusantara. Tahun 1996, berganti nama menjadi Yayasan

Pendidikan Bung Hatta.

Adapun gagasan mendirikan Universitas Bung Hatta adalah, guna ikut berperan

aktif dan bertanggung jawab dalam melaksanakan pendidikan nasional. Sebagai lembaga

pendidikan tinggi, Universitas Bung Hatta diharapkan mampu mengemban misi

pembangunan nasional dalam bidang pendidikan sesuai dengan cita-cita Bapak

Proklamator RI, Dr. Muhammad Hatta.

Sejak diresmikan 20 April 1982 oleh Dirjen Dikti Depdikbud, Universitas Bung

Hatta memiliki enam fakultas yakni: Ekonomi, Hukum, Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Sastra, Teknik, dan Perikanan.

Tahun 1996, Fakultas Teknik dipecah menjadi 2 fakultas: a) Fakultas Teknik Sipil

dan Perencanaan (FTSP) dengan 3 jurusan/program

studi, yaitu Teknik Arsitektur, Teknik Sipil dan Perencanaan Wilayah dan

Kota. b) Fakultas Teknologi Industri (FTI) dengan 4 jurusan/program studi, yaitu

Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Industri dan Teknik Kimia.

Tahun Akademik 2002/2003 dibuka lagi 2 program studi baru yaitu Teknik

Ekonomi Konstruksi dengan jenjang program D-III pada FTSP dan Sastra Jepang dengan

jenjang program S-1 pada Fakultas Sastra.

71 Buku Pedoman Universitas Bung Hatta 2005-2006


Dalam rangka memenuhi permintaan masyarakat dan menyiapkan tenaga guru

yang profesional, mulai tahun akademik 2002/2003 FKIP membuka program Akta IV bagi

lulusan S-1/sarjana non kependidikan.

Mulai tahun akademik 2004/2005 Universitas Bung Hatta juga telah membuka

program Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Perairan, Pesisir dan Kelautan ( PS-

PSP2K ) dan segera akan dibuka pula program Pasca sarjana Magister Manajemen dan

Magister Manajemen Konstruksi.

Pada Tahun akademik 2004/2005 Fakultas Perikanan berganti nama menjadi

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) serta Fakultas Sastra menjadi Fakultas

Ilmu Budaya (FIB).

Sampai saat ini Universitas Bung Hatta mempunyai 7 fakultas dengan 22 program

studi. Dua puluh program studi telah TERAKREDITASI oleh Badan Akreditasi Nasional

Perguruan Tinggi (BAN-PT). Sedangkan 2 Program studi yang baru masih dalam proses

Akreditasi.

Memasuki usia ke 22 tahun (1981 - 2003), Universitas Bung Hatta telah dipimpin

oleh 6 orang rektor. Para rektor tersebut adalah: a) Prof.Dr.H. Agustiar Syah Nur, M.A.

(1981 - 1985) b) Drs. Adrin Kahar, Ph.D (Hon) (1985 - 1990) c) Prof. Dr. Ir. Sjofjan

Asnawi, M.A.D.E. (1990 - 1998) d) Prof.Dr.Ir. Fachri Ahmad, M.Sc. (1998 - 2000) e)

Prof.Dr. Alfian Lains, S.E., M.A. (2000 - 2004) f) Prof. Dr. Yunazar Manjang (2004 -

sekarang)

2. Visi, Misi, dan Tujuan

a) Visi Menjadi Perguruan Tinggi yang bermutu dan terkemuka.

b) Misi Melaksanakan pendidikan dan penelitian yang berkualitas dalam iklim yang
demokratis dengan menjunjung tinggi kebebasan akademis dan menerapkan ilmu

pengetahuan, teknologi, seni dan budaya untuk meningkatkan kesejahteraan umat

manusia.

c) Tujuan
. Menghasilkan lulusan yang berkualitas dan profesional untuk memenuhi tuntutan
global, berpikir kritis dan analitis, serta memiliki rasa percaya diri yang tinggi,
berlandaskan iman dan taqwa.
. Menghasilkan lulusan yang menguasai dan mengembangkan ilmu pengetahuan,
serta teknologi, seni dan budaya.
. Menghasilkan lulusan yang bermoral, disiplin, jujur, intelektual dan bijaksana serta
mempunyai semangat kewirausahaan serta kepekaan sosial yang tinggi.
. Menghasilkan lulusan yang meneladani kepribadian dan meneruskan citacita Bung
Hatta.

3. Komponen dan Makna Lambang Universitas Bung Hatta

a) Bentuk Segi Lima Melambangkan bahwa Universitas Bung Hatta berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

b) Sayap Melambangkan pengembangan ilmu dalam mencerdaskan kehidupan bangsa

dalam Wawasan Nusantara Indonesia. Sayap terdiri dari dua puluh lembar,

melambangkan tanggal lahir Universitas Bung Hatta.

c) Empat Buah Akar Pada Wadah Menunjukkan bahwa Universitas Bung Hatta lahir

pada bulan keempat (April).

d) Angka 1981 Melambangkan tahun berdirinya Universitas Bung Hatta.

e) Buku Melambangkan pengisian ilmu melalui pendidikan dan dengan ilmu generasi
muda ditingkatkan derajatnya.

f) Tiga jalur garis yang keluar dari buku

Melambangkan Tridarma Perguruan Tinggi.

g) Enam Buah Alur

Melambangkan enam fakultas yang mula-mula dibuka. h)

Kuncup Bunga Melati

Melambangkan generasi yang sedang menuntut ilmu. i) Padi

Melambangkan bahwa Universitas Bung Hatta ikut membina dan membangun

masyarakat Indonesia yang sejahtera. j)

Warna
. Kuning melambangkan keagungan cita-cita
. Hijau melambangkan kesejahteraan
. Hitam melambangkan kepastian dan tekad
. Putih melambangkan kebersihan dan keluhuran

4. Pengurus Yayasan Pendidikan Bung Hatta

a) Pendiri
. Drs. H. Hasan Basri Durin
. Drs. Adrin Kahar, Ph.D (hon)
. Drs. Zuiyen Rais, M.S.
. Masri Usman, S.H.
. Prof. Dr. Alfian Lains, S.E., M.A.
. Prof. Drs. H. Mawardi Yunus
. Prof. Dr. Jakub Isman (Alm.)
. M. Zein Jamil, S.H. (Alm.)

b) Dewan Pengawas
. Ketua:
Prof. Drs. H. Mawardi Yunus

. Anggota:
Drs. Hamzah
Drs. Joni Marsinih
c) Dewan Pengurus
. Ketua:
Drs. H. Hasan Basri Durin

. Wakil Ketua:
Drs. Adrin Kahar, Ph.D.(hon)

. Sekretaris:
Drs. Zuiyen Rais, M.S.

. Wakil Sekretaris: Masri Usman, S.H.


. Bendahara: Prof. Dr. Alfian Lains, S.E., M.A.
. Anggota: Ir. H. Syamsul Asri Ir. Sabri Kasim dr. Fazli Djalal, Ph.D. Dr. Ir.
Nasfryzal Carlo, M.Sc.(non aktif)

d) Pengurus Harian
. Ketua: Drs. H. Hasan Basri Durin
. Sekretaris: Masri Usman, S.H.
. Bendahara: Drs. Adrin Kahar, Ph.D.
. Anggota: Drs. Yusmadi Yusuf, M.M. Masri Usman, S.H.

5. Pimpinan Struktural Universitas Bung Hatta

Rektor Prof. Dr. Yunazar Manjang

Wakil Rektor I Prof.Dr. Ir. Hafrijal Syandri,MS

Wakil Rektor II Dr.Ir.Eni Kamal.M.Sc

Dra. Susi Herawati,M.Pd


Wakil Rektor III

6. Struktur Universitas Bung Hatta


7. Fakultas dan Jurusan di Universitas Bung Hatta

a) Fakultas Ekonomi

. Jurusan Ilmu Ekonomi & Studi Pembangunan (Akreditasi C)


. Jurusan Manajemen (Akreditasi B)

. Jurusan Akuntansi (Akreditasi B) b) Fakultas Hukum


. Jurusan Ilmu Hukum (Akreditasi B) c) Fakultas Teknologi Industri (FTI)
. Teknik Elektro (Akreditasi B)
. Teknik Mesin (Akreditasi C)
. Teknik Industri (Akreditasi B)
. Teknik Kimia (Akreditasi C)

d) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP)

. Teknik Arsitektur (Akreditasi B)


. Teknik Sipil (Akreditasi B)
. Perencanaan Wilayah dan Kota (Akreditasi C)

. Teknik Ekonomi Konstruksi / QS (D-III) (Proses Akreditasi) e)

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK)


. Budidaya Perairan (Akreditasi B)
. Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (Akreditasi B)
. Program Magister (S2) Pengelolaan Sumberdaya Perairan Pesisir dan
Kelautan (PS-PSP2K) f) Fakultas

Keguruan Ilmu Pendidikan


. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Akreditasi B)
. Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris (Akreditasi B)
. Pendidikan Matematika (Akreditasi B)
. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Akreditasi B)
. Pendidikan Biologi (dalam proses akreditasi)

. Program Akta Mengajar IV Non Reguler g)

Fakultas Ilmu Budaya (FIB)


. Sastra Indonesia (Akreditasi B)
. Sastra Inggris (Akreditasi B)
. Sastra Jepang (Proses Akreditasi)
. Bahasa Jepang(D-III) (Akreditasi C)

BAB V

TEMUAN DAN DESKRIPSI DATA

A. Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini responden yang dijadikan objek penelitian adalah mahasiswa

Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta yang memilih pada Pemilihan Kepala

Daerah Langsung tahun 2005 di wilayah pemilihan kota Padang dan terdaftar sebagai

mahasiswa pada saat Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar digelar.

Mahasiswa Universitas Andalas yang menjadi objek penelitian adalah mahasiswa jurusan

Teknik Elektro, Teknik Lingkungan, Ilmu Politik, dan Sosiologi angkatan 2003 dan 2004.

Sedangkan mahasiwa Universitas Bung Hatta yang menjadi objek penelitian adalah

mahasiswa jurusan Teknik Industri, Teknik Mesin, Akuntansi, dan Ilmu Ekonomi & Studi
Pembangunan angkatan 2003 dan 2004.

1. Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Untuk mengetahui jumlah responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 5.1
Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

laki-laki 72 54,1

perempuan 61 45,9

Total 133 100,0

Sumber: Data Primer Tahun 2007

Dari 133 orang responden yang ikut pada Pilkada Gubernur Sumbar tahun 2005 di

wilayah pemilihan kota Padang, terdapat responden laki-laki sebanyak 72 orang atau 54,1

persen dan responden perempuan sebanyak 61 orang atau sebanyak 45,9 persen.

2. Komposisi Responden Berdasarkan Jurusan

Untuk mengetahui jumlah responden berdasarkan jurusan dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 5.2
Jurusan Responden

Jurusan Frekuensi Persentase

Teknik Elektro 25 18,8

Teknik Lingkungan 8 6,0

Ilmu Politik 18 13,5

Sosiologi 15 11,3
Teknik Industri 5 3,8

Teknik Mesin 5 3,8


Ekonomi 5,3
7
Pembangunan
Akuntansi 50 37,6

Total 133 100,0

Sumber: Data Primer Tahun 2007

Dari 133 orang responden yang tersebar di 8 jurusan pada Universitas Andalas dan

Universitas Bung Hatta, ternyata jumlah responden terbanyak berada di jurusan

Akuntansi, yaitu sebanyak 50 orang atau 37,6%. Hal ini tidak terlepas dari besarnya

jumlah mahasiswa Akuntansi angkatan 2003 dan 2004 yang memilih pada Pilkada

Sumbar 2005 di wilayah pemilihan kota Padang dibandingkan dengan 7 jurusan lainnya.

Sedangkan jumlah responden paling sedikit berasal dari jurusan Teknik Industri dan

Teknik Mesin, yaitu masingmasing sebanyak 5 orang atau 3,8%.

3. Komposisi Responden Berdasarkan Angkatan

Untuk mengetahui jumlah responden berdasarkan angkatan dapat dilihat pada tabel

berikut ini:
Tabel 5.3
Angkatan Responden

Angkatan Frekuensi Persentase

2003 75 56,4

2004 58 43,6

Total 133 100,0

Sumber: Data Primer Tahun 2007

Berdasarkan tabel diatas, ternyata jumlah responden yang berasal dari angkatan
2003 lebih besar daripada jumlah responden dari angkatan 2004, dengan rincian

responden angkatan 2003 sebanyak 75 orang atau 56,4% dan responden angkatan 2004

sebanyak 58 orang atau 43,6%. Perbedaan jumlah responden antar angkatan tersebut

memperlihatkan bahwa pada 8 jurusan yang terpilih, ternyata jumlah mahasiswa angkatan

2003 yang memilih pada Pilkada Sumbar 2005 di wilayah pemilihan kota Padang lebih

besar daripada jumlah mahasiswa angkatan 2004 yang juga memilih pada Pilkada Sumbar

2005 di wilayah pemilihan kota Padang.

B. Hubungan Konsumsi Media Massa dengan Perilaku Memilih Mahasiswa

Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung

Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat Tahun 2005

Media massa merupakan salah satu “agent” sosialisasi politik. Pendekatan

psikologis menyatakan bahwa penentuan pilihan politik sangat ditentukan oleh pengaruh

kekuatan psikologis yang berkembang dalam dirinya sebagai produk dari proses

sosialisasi. Media massa juga bisa berperan membentuk opini masyarakat termasuk

kalangan mahasiswa. Oleh karena itu, media massa dapat mempengaruhi persepsi

seseorang termasuk dalam hal persepsi politik.

1. Hubungan Ketertarikan Responden Terhadap Informasi Atau Berita Politik

Mengenai Pilkada 2005 di Media Massa dengan Alasan Responden

Mencoblos Pada Pilkada 2005

Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara ketertarikan responden

terhadap informasi atau berita politik mengenai Pilkada 2005 di media massa dengan

alasan responden mencoblos pada Pilkada 2005.


Tabel 5.4 Tabulasi Silang Ketertarikan Responden Terhadap Informasi Atau Berita
Politik Mengenai Pilkada 2005 di Media Massa dengan Alasan Responden
Mencoblos Pada Pilkada 2005 (dalam persen)
Ketertarikan
Responden
Terhadap
Alasan Responden Total
Informasi Atau
Mencoblos Pada Pilkada (%)
Berita Politik
2005 (%)
Mengenai
Pilkada 2005 di
Media Massa
kesadaran
dipaksa diajak
orang orang diri
lain lain sendiri

tidak tertarik 0 0,75 12,78 13,53

tertarik 0 8,27 66,17 74,44

sangat tertarik 0 0 12,03 12,03

Total 0 9,02 90,98 100

Sumber: Data Primer Tahun 2007

Pada tabel diatas terlihat bahwa sebanyak 121 orang atau 90,98% responden

menyatakan bahwa mereka ikut mencoblos pada Pilkada 2005 atas kesadaran diri sendiri,

88 orang atau 66,7% responden menyatakan tertarik dengan informasi atau berita politik

mengenai Pilkada 2005 di media massa, 16 orang atau 12,03% responden menyatakan

sangat tertarik, dan 17 orang atau 12,78% responden menyatakan tidak tertarik sama

sekali. Besarnya jumlah responden yang mengikuti Pilkada 2005 atas kesadaran diri

sendiri ini memperlihatkan tingginya partisipasi politik responden dalam hal pemberian

suara (voting). Selain itu, cukup besarnya jumlah responden yang tertarik dengan

informasi atau berita politik mengenai Pilkada 2005 di media massa mengindikasikan

bahwa media massa merupakan salah satu sumber informasi yang utama bagi para

responden tersebut. Seperti yang dikemukakan Barelson dan Lazarfeld yang telah
melakukan studi tentang pengaruh media massa terhadap perilaku politik, bahwa media

massa mendorong seseorang untuk memilih pada suatu pemilihan umum72.

2. Hubungan Frekuensi Responden Membaca Atau Mendengar Informasi

Pilkada 2005 Melalui Media Massa dengan Alasan Responden Mencoblos

Pada Pilkada 2005

Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara frekuensi responden

membaca atau mendengar informasi Pilkada 2005 melalui media massa dengan alasan

responden mencoblos pada Pilkada 2005.

Tabel 5.5 Tabulasi Silang Frekuensi Responden Membaca Atau Mendengar


Informasi Pilkada 2005 Melalui Media Massa dengan Alasan Responden Mencoblos
Pada Pilkada 2005 (dalam persen)
Frekuensi
Responden Alasan Responden Total
Membaca Atau Mencoblos Pada Pilkada (%)
Mendengar 2005 (%)
Informasi Pilkada
2005 Melalui kesadaran
dipaksa diajak
Media Massa diri
orang orang
lain lain sendiri

tidak pernah 0 1,50 5,26 6,77


1-3 hari dalam 73,68
0 7,52 66,17
seminggu
4-7 hari dalam 19,55
0 0 19,55
seminggu
Total 0 9,02 90,98 100

Sumber: Data Primer Tahun 2007

Pada tabel 5.5 terlihat bahwa 88 orang atau 66,17% responden yang ikut Pilkada

atas kesadaran diri sendiri sering mengkonsumsi informasi Pilkada 2005 di media massa

dengan frekuensi 1-3 hari dalam seminggu, dan sebanyak 26 orang atau 19,55%
responden menyatakan sangat sering mengkonsumsi informasi

72 Barelson dan Lazarfeld dalam Suryanef dan AlRafni, Op.Cit., tahun 2001, hlm. 19-20.

Pilkada 2005 di media massa dengan frekuensi 4-7 hari dalam seminggu. Tingkat

konsumsi media massa para responden yang sedang ini mengindikasikan bahwa

pemberitaan mengenai Pilkada di media massa cukup berperan memperkuat persepsi dan

sikap politik mereka dalam mengikuti Pilkada 2005. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Peterson yang mengemukakan bahwa media massa mempunyai pengaruh terhadap

perilaku politik, tetapi bukan merubah sikap dasar politik melainkan mempengaruhi

persepsi masyarakat tentang masalah-masalah politik73.

3. Hubungan Frekuensi Responden Membaca Atau Mendengar Informasi

Pilkada 2005 Melalui Media Massa dengan Pilihan Responden Pada Pilkada

Gubernur

Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara frekuensi responden

membaca atau mendengar informasi Pilkada 2005 melalui media massa dengan pilihan

responden pada Pilkada Gubernur.

Tabel 5.6 Tabulasi Silang Frekuensi Responden Membaca Atau Mendengar


Informasi Pilkada 2005 Melalui Media Massa dengan Pilihan Responden Pada
Pilkada Gubernur (dalam persen)
Frekuensi
Responden
Membaca
Atau
Mendengar Total
Pilihan Responden Pada Pilkada Gubernur
Informasi (%)
(%)
Pilkada
2005
Melalui
Media
Massa
kapitra
leonardy gamawa irwan-
-dalim
-rusdi nmarlis ikasuma da
i

tidak 0,7 6,77


0 0 3,76 2,26 0
pernah 5
1-3 hari 73,6
0,7 45,8 15,7 9,0 2,2
dalam 0 8
5 6 9 2 6
seminggu
4-7 hari 19,5
14,2 0,7
dalam 0 0 4,51 0 5
9 5
seminggu
Total 0,7 63,9 22,5 9,0 3,7 100
0
5 1 6 2 6

Sumber: Data Primer Tahun 2007

73 Peterson dalam Suryanef dan AlRafni, Op.Cit., tahun 2001, hlm. 20.

Pada tabel 5.6 bisa dilihat bahwa sebanyak 98 orang atau 73,68% responden

menyatakan sering membaca atau mendengar informasi Pilkada 2005 melalui media

massa dengan frekuensi 1-3 hari dalam seminggu. Hal ini mengindikasikan para

responden yang mengkonsumsi media massa dengan frekuensi tersebut mendapatkan

informasi yang kurang cukup tentang Pilkada 2005 sehingga informasi itu kurang

signifikan pengaruhnya terhadap mereka dalam menetapkan pilihannya. Para responden

yang sering membaca atau mendengar informasi Pilkada 2005 melalui media massa

tersebut sebanyak 61 orang atau 45,86% memilih Gamawan-Marlis, 21 orang atau 15,79%

memilih Irwan-Ikasuma, dan 12 orang atau 9,02% memilih Jefri-Dasman.

Sebanyak 26 orang atau 19,55% responden menyatakan sangat sering membaca

atau mendengar informasi Pilkada 2005 melalui media massa dengan frekuensi 4-7 hari

dalam seminggu. Hal ini mengindikasikan para responden tersebut mendapatkan informasi

yang cukup tentang Pilkada 2005 sehingga informasi itu bisa menjadi salah satu bahan
pertimbangan utama bagi mereka dalam menetapkan pilihannya. Para responden yang

sangat sering membaca atau mendengar informasi Pilkada 2005 melalui media massa

tersebut sebanyak 19 orang atau 14,29% memilih Gamawan-Marlis dan 6 orang atau

4,51% memilih Irwan-Ikasuma.

Dengan tingkat konsumsi media massa para responden yang sedang ini,

diasumsikan bahwa para responden memperoleh informasi yang cukup mengenai Pilkada

2005 sehingga responden tersebut bisa dianggap berkompeten dalam menetapkan

pilihannya.

4. Hubungan Pengaruh Informasi Atau Berita Politik Pilkada 2005 di Media

Massa Terhadap Responden Dalam Menetapkan Pilihan dengan Pilihan

Responden Pada Pilkada Gubernur

Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara pengaruh informasi

atau berita politik Pilkada 2005 di media massa terhadap responden dalam menetapkan

pilihan dengan pilihan responden pada Pilkada Gubernur.

Tabel 5.7 Tabulasi Silang Pengaruh Informasi Atau Berita Politik Pilkada 2005 di
Media Massa Terhadap Responden Dalam Menetapkan Pilihan dengan Pilihan
Responden Pada Pilkada Gubernur (dalam persen)
Pengaruh
Informasi
Atau Berita
Politik di
Total
Media Massa Pilihan Responden Pada Pilkada Gubernur
Terhadap (%) (%)
Responden
Dalam
Menetapkan
Pilihan

leonardy kapitra- gamawan irwan-


-rusdi dalimi -marlis ikasuma
tidak 15,0
0,7 0,7
mempengaruhi 0 0 8,27 5,26 4
5 5
64,6
0,7 42,8 13,5 6,7 0,7
mempengaruhi 0 6
5 6 3 7 5
sangat 20,3
12,7 1,5 2,2
mempengaruhi 0 0 3,76 0
8 0 6
Total 0,7 63,9 22,5 9,0 3,7 100
0
5 1 6 2 6

Sumber: Data Primer Tahun 2007

Pada tabel 5.7 kita bisa melihat bahwa sebanyak 27 orang atau 20,30%

responden menyatakan bahwa informasi atau berita politik Pilkada 2005 sangat

mempengaruhi mereka dalam menetapkan pilihannya. Dengan kata lain para responden

tersebut memang menjadikan informasi atau berita politik Pilkada 2005 sebagai salah

satu bahan pertimbangan yang utama dalam proses menetapkan pilihannya. Informasi

atau berita politik mengenai isu kampanye, pasangan kandidat, dan partai yang

mengusungnya akan mempengaruhi penilaian responden.

Sebanyak 86 orang atau 64,66% responden menyatakan informasi atau berita

politik Pilkada 2005 mempengaruhi mereka dalam menetapkan pilihannya, 57

orang atau 42,86% memilih pasangan Gamawan-Marlis, dan 18 orang atau

13,53% memilih Irwan-Ikasuma. Ini berarti para responden tersebut juga

menjadikan informasi atau berita politik Pilkada 2005 sebagai bahan

pertimbangan mereka dalam menetapkan pilihannya. Sedangkan sebanyak 20

orang atau 15,04% responden menyatakan informasi atau berita politik Pilkada

2005 tidak mempengaruhi mereka sama sekali dalam menetapkan pilihannya,

11 orang atau 8,27% memilih pasangan Gamawan-Marlis, dan 7 orang atau


5,26% memilih pasangan Irwan-Ikasuma.

Tingkat pengaruh informasi atau berita politik di media massa terhadap responden

dalam menetapkan pilihan yang sedang ini sejalan dengan apa yang dikemukakan Kant

dan Lazarfeld bahwa media massa mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung

terhadap preferensi politik seseorang74.

5. Hubungan Frekuensi Responden Membaca Atau Mendengar Informasi

Pilkada 2005 Melalui Media Massa dengan Alasan Responden Memilih

Pasangan Kandidat

Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara frekuensi responden

membaca atau mendengar informasi Pilkada 2005 melalui media massa dengan alasan

responden memilih pasangan kandidat.

Kant dan Lazarfeld dalam Kristiadi, Op. Cit., hlm. 70.


74

Tabel 5.8 Tabulasi Silang Frekuensi Responden Membaca Atau Mendengar


Informasi Pilkada 2005 Melalui Media Massa dengan Alasan Responden Memilih
Pasangan Kandidat (dalam persen)
Frekuensi
Responden
Membaca
Atau
Total
Mendengar Alasan Responden Memilih
Informasi Pasangan Kandidat (%) (%)
Pilkada 2005
Melalui
Media
Massa
karena karena karena
punya kandidat mengenal
kesamaan dari dan yakin
identitas partai
dengan
dengan yang
kandidat dipilih kemampuan
waktu kandidat
pemilu
2004
tidak pernah 0 0 6,77 6,77
1-3 hari
dalam 8,27 15,04 50,38 73,68
seminggu
4-7 hari
dalam 3,01 2,26 14,29 19,55
seminggu
Total 11,28 17,29 71,43 100

Sumber: Data Primer Tahun 2007

Pada tabel diatas, sebanyak 67 orang atau 50,38% responden yang

memilih pasangan kandidat dengan alasan mengenal dan yakin dengan

kemampuan kandidat mengkonsumsi media massa yang menyajikan berita

Pilkada 2005 dengan frekuensi 1-3 hari dalam seminggu. Hal ini mengindikasikan

para responden tersebut hanya mendapatkan informasi dalam jumlah yang sedang

tentang kapabilitas pasangan kandidat melalui media massa. Sedangkan 19 orang

atau 14,29% responden yang memilih pasangan kandidat dengan alasan yang

sama mengkonsumsi media massa yang menyajikan berita Pilkada 2005 dengan

frekuensi 4-7 hari dalam seminggu. Hal ini mengindikasikan responden tersebut

mendapatkan informasi yang cukup tentang kapabilitas pasangan kandidat


melalui

media massa.

Sebanyak 20 orang atau 15,04% responden yang memilih pasangan

kandidat dengan alasan karena kandidat dari partai yang dipilih waktu pemilu
2004 mengkonsumsi media massa yang menyajikan berita Pilkada 2005 dengan

frekuensi 1-3 hari dalam seminggu. Diasumsikan para responden hanya mendapatkan

informasi dalam jumlah sedang dari media massa mengenai pencalonan pasangan

kandidat atau partai yang mencalonkan pasangan kandidat.

Sebanyak 11 orang atau 8,27% responden yang memilih pasangan kandidat

dengan alasan karena punya kesamaan identitas dengan kandidat mengkonsumsi media

massa yang menyajikan berita Pilkada 2005 dengan frekuensi 1-3 hari dalam seminggu.

Diasumsikan para responden hanya mendapatkan informasi dalam jumlah sedang dari

media massa mengenai latar belakang pasangan kandidat seperti pendidikan, agama, suku,

dan lain-lain.

Dari uraian diatas, diasumsikan bahwa media massa telah memberikan informasi

yang cukup kepada sebagian kecil responden mengenai pasangan kandidat, baik berupa

asal-usul kandidat, partai yang mengusung, kapabilitas kandidat, dan lain-lain. Sehingga

informasi tersebut memperkuat alasan responden dalam memilih suatu pasangan kandidat.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Barelson dan Lazarfeld bahwa media massa

mendorong seseorang untuk memilih, tetapi pada saat yang sama media massa membuat

seseorang lebih yakin dengan pilihannya75.

6. Hubungan Pengaruh Informasi Atau Berita Politik Pilkada 2005 di Media

Massa Terhadap Responden Dalam Menetapkan Pilihan dengan Alasan

Responden Memilih Pasangan Kandidat

Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara pengaruh informasi

atau berita politik Pilkada 2005 di media massa terhadap responden


75 Barelson dan Lazarfeld dalam Suryanef dan AlRafni, Op.Cit., tahun 2001, hlm. 19-20.
dalam menetapkan pilihan dengan alasan responden memilih pasangan kandidat.

Tabel 5.9 Tabulasi Silang Pengaruh Informasi Atau Berita Politik Pilkada 2005 di
Media Massa Terhadap Responden Dalam Menetapkan Pilihan dengan Alasan
Responden Memilih Pasangan Kandidat (dalam persen)
Pengaruh
Informasi Atau
Berita Politik
di Media
Total
Massa Alasan Responden Memilih
Terhadap Pasangan Kandidat (%) (%)
Responden
Dalam
Menetapkan
Pilihan
karena karena karena
punya kandidat mengenal
kesamaan dari dan yakin
identitas partai
dengan
dengan yang
kandidat dipilih kemampuan
waktu kandidat
pemilu
2004
15,0
tidak
0.75 1,50 12,78 4
mempengaruhi
64,6
mempengaruhi 8,27 15,04 41,35 6
20,3
sangat
2,26 0,75 17,29 0
mempengaruhi

Total 11,28 17,29 71,43 100

Sumber: Data Primer Tahun 2007

Pada tabel diatas, sebanyak 11 orang atau 8,27% responden yang memilih

pasangan kandidat dengan alasan karena punya kesamaan identitas dengan

kandidat dan 20 orang atau 15,04% responden yang memilih pasangan kandidat

dengan alasan karena kandidat dari partai yang dipilih waktu pemilu 2004

menyatakan informasi atau berita politik mengenai Pilkada 2005 di media massa
mempengaruhi mereka dalam menetapkan pilihannya.

Sebanyak 55 orang atau 41,35% responden yang memilih pasangan

kandidat dengan alasan karena mengenal dan yakin dengan kemampuan kandidat

juga menyatakan informasi atau berita politik mengenai Pilkada 2005 di media

massa mempengaruhi mereka dalam menetapkan pilihannya. Sedangkan 23 orang

atau 17,29% responden yang memilih pasangan kandidat dengan alasan yang

sama menyatakan informasi atau berita politik mengenai Pilkada 2005 di media

massa sangat mempengaruhi mereka dalam menetapkan pilihannya.

Berdasarkan uraian diatas dapat diasumsikan bahwa informasi atau berita politik

mengenai Pilkada 2005 di media massa mempengaruhi sebagian besar responden dalam

menetapkan pilihannya. Asumsi ini sesuai dengan pernyataan Almond bahwa penentuan

pilihan politik seseorang sangat ditentukan oleh pengaruh kekuatan psikologis yang

berkembang dalam dirinya sebagai produk dari sosialisasi76. Media massa merupakan

salah satu agent sosialisasi politik yang akan membentuk ikatan psikologis seseorang

dengan partai politik atau kandidat yang berwujud simpati terhadap partai politik atau

kandidat tersebut.

7. Hubungan Frekuensi Responden Membaca Surat Kabar Terbitan Daerah

dengan Pengetahuan Responden Terhadap Hasil Pilkada 2005

Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara frekuensi responden

membaca surat kabar terbitan daerah dengan pengetahuan responden terhadap hasil

Pilkada 2005.

Tabel 5.10 Tabulasi Silang Frekuensi Responden Membaca Surat Kabar Terbitan
Daerah dengan Pengetahuan Responden Terhadap Hasil Pilkada 2005 (dalam persen)
Frekuensi Responden
Total
Membaca Surat Pengetahuan Responden
Kabar Terbitan Terhadap Hasil Pilkada (%)
Daerah 2005 (%)
tidak
mengetahui mengetahui
tidak pernah 11,28 2,26 13,53
1-3 hari dalam 69,17
63,91 5,26
seminggu
4-7 hari dalam 17,29
15,04 2,26
seminggu
Total 90,23 9,77 100

Sumber: Data Primer Tahun 2007

Diantara berbagai media massa yang menyajikan berita atau informasi mengenai

Pilkada 2005, surat kabar terbitan daerah adalah media massa yang paling sering

menyajikan berita atau informasi mengenai Pilkada 2005. Hal

76 Almond dalam Suryanef dan AlRafni, Op.Cit., tahun 2001, hlm. 13.

tersebut berperan dalam penyampaian hasil Pilkada 2005 kepada masyarakat. Ini terlihat

dari besarnya jumlah responden yang membaca surat kabar terbitan daerah dan mereka

mengetahui hasil Pilkada 2005, yaitu sebanyak 105 orang atau 78,95%. Sebanyak 85

orang atau 63,91% responden menyatakan sering membaca surat kabar terbitan daerah

dengan frekuensi 1-3 hari dalam seminggu dan 20 orang atau 15,04% responden

menyatakan sangat sering membaca surat kabar terbitan daerah dengan frekuensi 4-7 hari

dalam seminggu.

Dari sebanyak 133 orang responden dalam penelitian ini, hanya 13 orang atau

9,77% yang tidak mengetahui hasil Pilkada 2005. Diasumsikan para responden tersebut

tidak antusias untuk mengetahui hasil Pilkada 2005.


C. Hubungan Orientasi Kandidat dengan Perilaku Memilih Mahasiswa Universitas

Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung Gubernur dan

Wakil Gubernur Sumatera Barat Tahun 2005

Pengetahuan pemilih terhadap pasangan kandidat atau biasa disebut orientasi

terhadap kandidat juga menjadi variabel dominan dalam memilih menurut mazhab

Michigan, ini disebabkan pengetahuan pemilih terhadap keberadaan kandidat akan

berdampak pada hasil yang diperoleh kandidat tersebut dalam pemilihan. Biasanya para

voter lebih cenderung memberikan evaluasi terhadap kandidat berdasarkan popularitas

dalam suatu daerah pemilihan (distrik), reputasi yang dimiliki kandidat dan kemampuan

kandidat yang bersangkutan. Orientasi terhadap kandidat pada umumnya menjadi sesuatu

yang signifikan dalam sistem pemilihan langsung, dimana kandidat menjadi wakil pada

setiap daerah pemilihan dan atau mewakili partai politik.

1. Hubungan Pengetahuan Responden Terhadap Pasangan Kandidat Yang

Dipilih dengan Pilihan Responden Pada Pilkada Gubernur

Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara pengetahuan

responden terhadap pasangan kandidat yang dipilih dengan pilihan responden pada

Pilkada Gubernur.

Tabel 5.11 Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Terhadap Pasangan Kandidat


Yang Dipilih dengan Pilihan Responden Pada Pilkada Gubernur (dalam persen)
Pengetahuan
Responden
Terhadap Total
Pilihan Responden Pada Pilkada Gubernur
Pasangan (%)
(%)
Kandidat
Yang
Dipilih
kapitra
leonardy gamawan irwan-
-dalim
-rusdi -marlis ikasuma d
i

25,5
tidak 12,0 3,7
0 0 9,77 0 6
mengenal 3 6
60,9
42,1 11,2 4,5 3,0
mengenal 0 0 0
1 8 1 1
sangat 13,5
0,7 0,7 0,7
mengenal 0 9,77 1,50 3
5 5 5
0,7 63,9 22,5 9,0 3,7 100
Total 0
5 1 6 2 6

Sumber: Data Primer Tahun 2007

Menurut mazhab psikologis, pengetahuan individu (voter) terhadap keberadaan

kandidat akan berdampak pada posisi kandidat tersebut dalam pemilu77. Pada tabel 5.11

dapat dilihat bahwa tingkat identifikasi responden terhadap pasangan kandidat pada

Pilkada Sumbar 2005 biasa saja. Sebanyak 81 orang atau 60,91% responden menyatakan

mengenal pasangan kandidatnya, 56 orang atau 41,11% memilih pasangan Gamawan-

Marlis, dan 15 orang atau 11,28% memilih Irwan-Ikasuma. Sebanyak 18 orang atau

13,53% responden menyatakan sangat mengenal pasangan kandidat yang mereka pilih, 13

orang atau

77 Asrinaldi, dkk, Op. Cit., hlm. 27-28.

9,77% memilih pasangan Gamawan-Marlis. Sedangkan responden yang menyatakan tidak

mengenal pasangan kandidat yang dipilihnya sebanyak 34 orang atau 25,56%.

2. Hubungan Frekuensi Responden Membaca Pemberitaan Terhadap Pasangan

Kandidat Di Media Cetak dengan Pilihan Responden Pada Pilkada Gubernur


Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara frekuensi responden

membaca pemberitaan terhadap pasangan kandidat di media cetak dengan pilihan

responden pada Pilkada Gubernur.

(dalam persen)
Tabel 5.12 Tabulasi Silang Frekuensi Responden Membaca Pemberitaan
Terhadap Pasangan Kandidat Di Media Cetak dengan Pilihan Responden Pada
Pilkada Gubernur
Frekuensi
Responden
Melihat
Pemberitaan Total
Pilihan Responden Pada Pilkada Gubernur
Terhadap (%)
(%)
Pasangan
Kandidat Di
Media
Cetak

kapitra
leonardy gamawa irwan-
-dalim
-rusdi nmarlis ikasuma d
i

0,7 8,27
tidak pernah 0 0 5,26 2,26 0
5
1-3 hari 77,4
0,7 48,8 15,7 9,0 3,0
dalam 0 4
5 7 9 2 1
seminggu
4-7 hari 14,2
dalam 0 0 9,77 4,51 0 0 9
seminggu
0,7 63,9 22,5 9,0 3,7 100
Total 0
5 1 6 2 6

Sumber: Data Primer Tahun 2007

Pemberitaan mengenai pasangan kandidat di media cetak hampir setiap hari bisa

ditemukan selama masa kampanye. Pemberitaan yang besar-besaran dan terus-menerus

mengenai suatu pasangan kandidat akan mempengaruhi orang yang membacanya dan

pada akhirnya diharapkan pembaca tertarik dan memilih pasangan kandidat yang
diberitakan tersebut.

Jumlah responden yang membaca pemberitaan terhadap pasangan kandidat di

media cetak cukup tinggi yaitu sebesar 91,73% dengan rincian 103 orang atau 77,44%

menyatakan sering membaca pemberitaan terhadap pasangan kandidat di media cetak

dengan frekuensi 1-3 hari dalam seminggu dan sebanyak 19 orang atau 14,29%

menyatakan sangat sering membaca pemberitaan terhadap pasangan kandidat di media

cetak dengan frekuensi 4-7 hari dalam seminggu. Sedangkan hanya sebanyak 11 orang

atau 8,27% responden yang menyatakan tidak pernah sama sekali membaca pemberitaan

terhadap pasangan kandidat di media cetak.

3. Hubungan Pengetahuan Responden Terhadap Pasangan Kandidat Yang

Dipilih dengan Alasan Responden Memilih Pasangan Kandidat

Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara pengetahuan

responden terhadap pasangan kandidat yang dipilih dengan alasan responden memilih

pasangan kandidat.

Tabel 5.13 Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Terhadap Pasangan Kandidat


Yang Dipilih dengan Alasan Responden Memilih Pasangan Kandidat (dalam persen)
Pengetahuan
Responden
Total
Terhadap Alasan Responden Memilih
Pasangan Pasangan Kandidat (%) (%)
Kandidat
Yang Dipilih
karena karena karena
punya kandidat mengenal
kesamaan dari dan yakin
identitas partai
dengan
dengan yang
kandidat dipilih kemampuan
waktu kandidat
pemilu
2004
tidak 3,01 7,52 15,04 25,56
mengenal
mengenal 8,27 9,77 42,86 60,90
sangat 13,53
0 0 13,53
mengenal
Total 11,28 17,29 71,43 100

Sumber: Data Primer Tahun 2007

Pada tabel 5.13 dapat dilihat bahwa sebanyak 81 orang atau 60,90% responden

menyatakan mengenal pasangan kandidat yang dipilihnya pada Pilkada 2005, 11 orang

atau 8,27% memilih dengan alasan karena punya kesamaan identitas dengan kandidat, 13

orang atau 9,77% memilih dengan alasan karena kandidat dari partai yang dipilih waktu

pemilu 2004, dan 57 orang atau 42,86% memilih dengan alasan karena mengenal dan

yakin dengan kemampuan kandidat.

Sebanyak 18 orang atau 13,53% responden menyatakan sangat mengenal pasangan

kandidat yang dipilihnya pada Pilkada 2005 dan mereka semua memilih pasangan

kandidat dengan alasan karena mengenal dan yakin dengan kemampuan kandidat.

Sedangkan responden yang menyatakan tidak mengenal pasangan kandidat yang

dipilihnya pada Pilkada 2005 sebanyak 34 orang atau 25,56%.

Berdasarkan uraian diatas, diasumsikan bahwa responden telah melakukan

pertimbangan yang matang dalam memberikan suara pada Pilkada 2005, karena sebagian

besar dari respoden memiliki identifikasi terhadap pasangan kandidat dan mereka memilih

pasangan kandidat dengan alasan karena mereka mengenal dan yakin dengan kemampuan

kandidat. Hal ini sejalan dengan mazhab psikologis yang menyatakan bahwa orientasi

kandidat pada umumnya menjadi sesuatu yang signifikan dalam sistem pemilihan

langsung, dimana kandidat menjadi wakil pada setiap daerah pemilihan dan atau mewakili

partai politik.78
78 Ibid.

4. Hubungan Pengetahuan Responden Mengenai Partai Politik Yang

Mengusung Pasangan Kandidat Yang Dipilih dengan Alasan Responden

Memilih Pasangan Kandidat

Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara pengetahuan

responden mengenai partai politik yang mengusung pasangan kandidat yang dipilih

dengan alasan responden memilih pasangan kandidat.

Tabel 5.14 Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Mengenai Partai Politik Yang
Mengusung Pasangan Kandidat Yang Dipilih dengan Alasan Responden Memilih
Pasangan Kandidat (dalam persen)
Pengetahuan
Responden
Mengenai
Partai Politik Total
Alasan Responden Memilih
Yang (%)
Pasangan Kandidat (%)
Mengusung
Pasangan
Kandidat
Yang Dipilih
karena karena karena
punya kandidat mengenal
kesamaan dari dan yakin
identitas partai
dengan
dengan yang
kandidat dipilih kemampuan
waktu kandidat
pemilu
2004
tidak 26,32
2,26 7,52 16,54
mengetahui
mengetahui 2,26 9,02 39,85 51,13
sangat 22,56
6,77 0,75 15,04
mengetahui
Total 11,28 17,29 71,43 100

Sumber: Data Primer Tahun 2007

Pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak 68 orang atau 51,13% responden
menyatakan mengetahui partai politik yang mengusung pasangan kandidat yang dipilih

dan 30 orang atau 22,56% responden menyatakan sangat mengetahui. Sedangkan 35 orang

atau 26,32% responden menyatakan tidak mengetahui sama sekali partai politik yang

mengusung pasangan kandidat yang dipilih. Hal ini memperlihatkan bahwa tingkat

identifikasi responden terhadap partai yang mengusung kandidat belum merata, walaupun

jumlah responden yang mengetahuinya cukup besar.

Tidak meratanya tingkat identifikasi responden terhadap partai yang mengusung

kandidat sejalan dengan pernyataan Affan Gaffar bahwa peranan identifikasi partai

mungkin menurun atau kurang signifikan untuk menjelaskan perilaku memilih apabila isu

dan kandidat lebih dominan79.

5. Hubungan Pengetahuan Responden Mengenai Pengalaman Memimpin

Pasangan Kandidat Yang Dipilih dengan Alasan Responden Memilih

Pasangan Kandidat

Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara pengetahuan

responden mengenai pengalaman memimpin pasangan kandidat yang dipilih dengan

alasan responden memilih pasangan kandidat.

Tabel 5.15 Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Mengenai Pengalaman


Memimpin Pasangan Kandidat Yang Dipilih dengan Alasan Responden Memilih
Pasangan Kandidat (dalam persen)
Pengetahuan
Responden
Mengenai
Total
Pengalaman Alasan Responden Memilih
Memimpin Pasangan Kandidat (%) (%)
Pasangan
Kandidat
Yang Dipilih
karena
kandidat
karena
dari
karena partai mengenal
punya yang dan yakin
kesamaan dipilih dengan
identitas waktu kemampuan
dengan pemilu kandidat
kandidat 2004
21,8
tidak
10,75 9,02 12,03 0
mengetahui
63,1
mengetahui 7,52 7,52 48,12 6
15,0
sangat
3,01 0,75 11,28 4
mengetahui

Total 11,28 17,29 71,43 100

Sumber: Data Primer Tahun 2007

Pada tabel 5.15 dapat dilihat bahwa 95 orang atau 71,43% responden menyatakan

memilih pasangan kandidat pada Pilkada 2005 dengan alasan karena mengenal dan yakin

dengan kemampuan kandidat, 64 orang atau 48,12% menyatakan mengetahui pengalaman

memimpin pasangan kandidat yang dipilih 79Affan Gaffar dalam Suryanef dan AlRafni,

Op.Cit., tahun 2001, hlm. 27.

dan 15 orang atau 11,28% responden menyatakan sangat mengetahui. Sedangkan 16 orang

atau 12,03% responden menyatakan tidak mengetahui sama sekali mengenai pengalaman

memimpin pasangan kandidat. Berdasarkan hal diatas, dapat diasumsikan bahwa sebagian

besar responden telah mengetahui pengalaman memimpin pasangan kandidat yang mereka

pilih pada Pilkada 2005 dan hal tersebut sesuai dengan alasan mereka memilih pasangan

kandidat pada Pilkada 2005, yaitu karena mereka mengenal dan yakin dengan kemampuan

kandidat.

Uraian diatas sesuai dengan mazhab Michigan yang menyatakan bahwa


pengetahuan individu (voter) terhadap keberadaan kandidat akan berdampak pada posisi

kandidat tersebut dalam pemilu. Biasanya para voter lebih cenderung memberikan

evaluasi terhadap kandidat berdasarkan popularitas, reputasi, dan kemampuan kandidat

yang bersangkutan80.

6. Hubungan Keyakinan Responden Terhadap Pelaksanaan Visi Misi Tersebut

Apabila Pasangan Kandidat Terpilih dengan Alasan Responden Memilih

Pasangan Kandidat

Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara keyakinan responden

terhadap pelaksanaan visi misi tersebut apabila pasangan kandidat terpilih dengan alasan

responden memilih pasangan kandidat.

80Asrinaldi, dkk, Op. Cit, hlm. 27-28.


Tabel 5.16 Tabulasi Silang Keyakinan Responden Terhadap Pelaksanaan Visi Misi
Tersebut Apabila Pasangan Kandidat Terpilih dengan Alasan Responden Memilih
Pasangan Kandidat (dalam persen)
Keyakinan
Responden
Terhadap
Pelaksanaan
Total
Visi Misi Alasan Responden Memilih
Tersebut Pasangan Kandidat (%) (%)
Apabila
Pasangan
Kandidat
Terpilih
karena karena karena
punya kandidat mengenal
kesamaan dari dan yakin
identitas partai
dengan
dengan yang
kandidat dipilih kemampuan
waktu kandidat
pemilu
2004
29,3
tidak yakin 4,51 4,51 20,30 2
66,1
yakin 6,77 12,03 47,37 7

sangat yakin 0 0,75 3,76 4,51

Total 11,28 17,29 71,43 100

Sumber: Data Primer Tahun 2007

Pada masa kampanye, setiap pasangan kandidat akan menyampaikan visi misi dan

program kerja kepada para pemilih dengan harapan pemilih tersebut akan tertarik dengan

program yang ditawarkan dan memilih atau mencoblos pasangan kandidat tersebut. Pada

tabel diatas, sebanyak 27 orang atau 20,30% responden menyatakan tidak yakin visi misi

pasangan kandidat selama kampanye akan direalisasikan apabila pasangan kandidat

tersebut terpilih.

Uraian diatas sangat bertentangan dengan alasan mereka memilih pasangan

kandidat, yaitu karena mereka mengenal dan yakin dengan kemampuan kandidat. Dapat

diasumsikan bahwa kepercayaan responden terhadap pelaksanaan visi misi selama

kampanye masih belum merata, walaupun sebagian besar dari mereka menyatakan

mengenal dan yakin dengan kemampuan pasangan kandidat.

7. Hubungan Frekuensi Responden Membaca Pemberitaan Terhadap Pasangan

Kandidat Di Media Cetak dengan Alasan Responden Memilih Pasangan


Kandidat

Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara frekuensi responden

membaca pemberitaan terhadap pasangan kandidat di media cetak dengan alasan

responden memilih pasangan kandidat.

(dalam persen)
Tabel 5.17 Tabulasi Silang Frekuensi Responden
Membaca Pemberitaan Terhadap Pasangan Kandidat Di Media Cetak dengan
Alasan Responden Memilih Pasangan Kandidat
Frekuensi
Responden
Membaca
Total
Pemberitaan Alasan Responden Memilih
Terhadap Pasangan Kandidat (%) (%)
Pasangan
Kandidat Di
Media Cetak
karena
kandidat
karena
dari
karena partai mengenal
punya yang dan yakin
kesamaan dipilih dengan
identitas waktu kemampuan
dengan pemilu kandidat
kandidat 2004
tidak pernah 0 0 8,27 8,27
1-3 hari 77,4
dalam 8,27 14,29 54,89 4
seminggu
4-7 hari 14,2
dalam 3,01 3,01 8,27 9
seminggu
Total 11,28 17,29 71,43 100

Sumber: Data Primer Tahun 2007

Pada tabel 5.17, dapat dilihat bahwa mayoritas responden membaca pemberitaan

terhadap pasangan kandidat di media cetak, 103 orang atau 77,44% responden
menyatakan sering membaca pemberitaan terhadap pasangan kandidat di media cetak

dengan frekuensi 1-3 hari dalam seminggu dan 19 orang atau 14,29% responden

menyatakan sangat sering dengan frekuensi 4-7 hari dalam seminggu. Hanya sebanyak 11

orang atau 8,27% responden yang menyatakan tidak pernah membaca pemberitaan

terhadap pasangan kandidat di media cetak.

Hal tersebut mengindikasikan bahwa pemberitaan terhadap pasangan kandidat

cukup mempengaruhi dan memperkuat alasan responden dalam menetapkan pilihannya.

Ini sesuai dengan pernyataan Kristiadi bahwa proses yang paling dekat dengan perilaku

pemilih adalah kampanye sebelum pemilu maupun kejadian-kejadian yang diberitakan

oleh media massa. Masing-masing unsur dalam proses tersebut akan mempengaruhi

perilaku pemilih81.

8. Hubungan Pengetahuan Responden Mengenai Kedekatan Pasangan

Kandidat Dengan Masyarakat Umum dengan Alasan Responden Memilih

Pasangan Kandidat

Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara pengetahuan

responden mengenai kedekatan pasangan kandidat dengan masyarakat umum dengan

alasan responden memilih pasangan kandidat.

(dalam persen)
Tabel 5.18
Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Mengenai
Kedekatan Pasangan Kandidat Dengan Masyarakat
Umum dengan Alasan Responden Memilih
Pasangan Kandidat
Pengetahuan Alasan Responden Memilih Total
Responden Pasangan Kandidat (%) (%)
Mengenai
Kedekatan
Pasangan
Kandidat
Dengan
Masyarakat
Umum
karena
kandidat
karena
dari
karena partai mengenal
punya yang dan yakin
kesamaan dipilih dengan
identitas waktu kemampuan
dengan pemilu kandidat
kandidat 2004
tidak tahu 2,26 9,02 30,08 41,35

tidak 3,01 3,76 4,51 11,28

ya 6,02 4,51 36,84 47,37

Total 11,28 17,29 71,43 100

Sumber: Data Primer Tahun 2007

Pasangan kandidat yang sering menghadiri seminar, forum diskusi dan

81 Josep Kristiadi, Op.Cit., hlm. 31.

acara keagamaan dengan masyarakat umum mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan

pasangan kandidat yang lain. Asumsinya, masyarakat akan lebih cenderung memilih

pasangan kandidat yang mempunyai kedekatan dengan masyarakat umum. Namun

ternyata hal tersebut tidak terlalu berpengaruh besar, ini terlihat pada tabel 5.18.

Jumlah responden yang menyatakan pasangan kandidat yang mereka pilih

mempunyai kedekatan dengan masyarakat umum hanya biasa saja yaitu sebesar 47,37%

atau 63 orang responden. Sebanyak 15 orang atau 11,28% responden menyatakan

pasangan kandidat tidak mempunyai kedekatan dengan masyarakat umum sama sekali.

Sedangkan sebanyak 55 orang atau 41,35% responden menyatakan tidak tahu sama sekali.

9. Hubungan Pengetahuan Responden Mengenai Kepedulian Sosial Pasangan


Kandidat Dengan Masyarakat Umum dengan Alasan Responden Memilih

Pasangan Kandidat

Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara pengetahuan

responden mengenai kepedulian sosial pasangan kandidat dengan masyarakat umum

dengan alasan responden memilih pasangan kandidat.

Tabel 5.19 Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Mengenai Kepedulian Sosial


Pasangan Kandidat Dengan Masyarakat Umum dengan Alasan Responden Memilih
Pasangan Kandidat (dalam persen)
Pengetahuan
Responden
Mengenai
Kepedulian
Total
Sosial Alasan Responden Memilih
Pasangan Pasangan Kandidat (%) (%)
Kandidat
Dengan
Masyarakat
Umum
karena
kandidat
karena
dari
karena partai mengenal
punya yang dan yakin
kesamaan dipilih dengan
identitas waktu kemampuan
dengan pemilu kandidat
kandidat 2004
tidak tahu 0 7,52 32,33 39,85

tidak 0 6,02 2,26 8,27

ya 11,28 3,76 36,84 51,88

Total 11,28 17,29 71,43 100

Sumber: Data Primer Tahun 2007

Masyarakat lebih cenderung memilih pasangan kandidat yang mempunyai

kepedulian sosial dengan masyarakat umum dibandingkan pasangan kandidat yang tidak
mempunyai kepedulian sosial dengan masyarakat umum sama sekali. Kepedulian sosial

disini maksudnya kepedulian terhadap persoalan-persoalan sosial yang timbul di tengah

masyarakat seperti kemiskinan dan mereka tidak hanya sekedar melihat dan berbicara,

namun lansung memberikan bantuan.

Jumlah responden yang menyatakan pasangan kandidat yang mereka pilih

mempunyai kepedulian sosial dengan masyarakat umum biasa saja yaitu sebesar 51,88%

atau 69 orang responden. Sebanyak 11 orang atau 8,27% responden menyatakan pasangan

kandidat tidak mempunyai kepedulian sosial dengan masyarakat umum sama sekali.

Sedangkan sebanyak 53 orang atau 39,85% responden tidak tahu sama sekali apakah

pasangan kandidat mempunyai kepedulian sosial dengan masyarakat umum atau tidak.

D. Perilaku Memilih Mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta

pada Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat Tahun

2005

Pendekatan psikologis menganggap perasaan, pengalaman, dan interpretasi serta

kejadian-kejadian politik secara signifikan mempengaruhi perilaku politik seseorang,

termasuk didalamnya perilaku memilih. Perilaku memilih adalah kegiatan yang dilakukan

seorang pemilih dalam menetapkan pilihannya dan memberikan suaranya dalam

pemilihan umum.

1. Hubungan Pilihan Responden pada Pilkada Gubernur dengan Alasan

Responden Mencoblos Pada Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil

Gubernur Sumbar Tahun 2005.

Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara pilihan pada Pilkada
Gubernur 2005 dengan alasan responden mencoblos pada Pilkada Gubernur 2005 tersebut.

Tabel 5.20 Tabulasi Silang antara Pilihan Pada Pilkada Gubernur dengan Alasan
Responden Mencoblos Pada Pilkada 2005 (dalam persen)
Pilihan Alasan Responden Total
Responden Mencoblos Pada Pilkada (%)
Pada Pilkada 2005 (%)
Gubernur
kesadaran
dipaksa diajak
orang orang diri
lain lain sendiri
Leonardy- 0
0 0 0
Rusdi
Kapitra- 0,75
0 0 0,75
Dalimi
Gamawan- 63,91
0 1,50 62,41
Marlis
Irwan- 22,56
0 2,26 20,30
Ikasuma
Jefri-Dasman 0 5,26 3,76 9,02

Rahasia 0 0 3,76 3,76

Total 0 9,02 90,98 100,00

Sumber: Data Primer Tahun 2007

Berdasarkan tabel diatas, bisa dilihat bahwa mayoritas responden sebanyak 121

orang atau 90,98% memberikan suara pada Pilkada Sumbar 2005 atas kesadaran diri

sendiri, hal ini mengindikasikan bahwa para responden tersebut telah memiliki kesadaran

untuk memberikan partisipasi politik melalui pemberian suara dalam Pilkada.

Diasumsikan bahwa para responden yang telah memberikan suara atas kesadaran diri

sendiri tersebut telah melakukan beberapa pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam

menetapkan pilihannya, sehingga alasan mereka dalam memilih suatu pasangan kandidat

bisa dianggap cukup rasional. Sedangkan hanya 12 orang atau 9,02% responden yang

memberikan suara pada Pilkada Sumbar 2005 dengan alasan diajak orang lain dan tidak
ada responden yang dipaksa oleh orang lain untuk ikut memberikan suara pada Pilkada

Sumbar 2005.

2. Hubungan Pilihan Responden pada Pilkada Gubernur dengan Alasan

Responden Memilih Pasangan Kandidat Pada Pilkada Langsung Gubernur

dan Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005.

Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara pilihan pada Pilkada

Gubernur 2005 dengan alasan responden memilih pasangan kandidat pada Pilkada

tersebut.

Tabel 5.21 Tabulasi Silang antara Pilihan Pada Pilkada Gubernur dengan Alasan
Responden Memilih Pasangan Kandidat (dalam persen)
Pilihan
Responden Total
Alasan Responden Memilih
Pada (%)
Pasangan Kandidat (%)
Pilkada
Gubernur
karena karena karena
punya kandidat mengenal
kesamaan dicalonkan dan yakin
identitas dari partai
dengan
dengan yang
kandidat dipilih kemampuan
waktu kandidat
pemilu
2004
Leonardy- 0
0 0 0
Rusdi
Kapitra- 0,75
0 0 0,75
Dalimi
Gamawan- 63,91
0 11,28 52,63
Marlis
Irwan- 22,56
6,77 2,26 13,53
Ikasuma
Jefri- 9,02
2,26 3,75 3,01
Dasman
Rahasia 2,26 0 1,50 3,76
Total 11,29 17,29 71,42 100,0
0

Sumber: Data Primer Tahun 2007

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa sebanyak 95 orang atau 71,42%

memilih pasangan kandidat dengan alasan mengenal dan yakin terhadap kemampuan

kandidat, 70 orang atau 52,63% responden memilih Gamawan-Marlis dan 18 orang atau

13,53% memilih Irwan-Ikasuma. Sedangkan sebanyak 23 orang atau 17,29% memilih

pasangan kandidat dengan alasan kandidat diusung oleh partai yang dipilih pada waktu

Pemilu 2004 dan sebanyak 15 orang atau 11,29% memilih dengan alasan punya kesamaan

identitas dengan pasangan kandidat.

Hal ini mengindikasikan bahwa alasan responden menetapkan pilihan cukup

rasional karena sebagian besar responden lebih melihat kepada kemampuan pasangan

kandidat tersebut daripada melihat partai yang mengusung kandidat dan bukan karena

punya kesamaan identitas dengan responden. Asumsi peneliti, belum tentu kandidat yang

punya kesamaan identitas dengan kita atau diusung oleh partai yang kita pilih waktu

Pemilu 2004 mempunyai kemampuan untuk menduduki jabatan kepala daerah dengan

baik. Menurut mazhab psikologis, biasanya para voter lebih cenderung memberikan

evaluasi terhadap kandidat berdasarkan popularitas dalam suatu daerah pemilihan

(distrik), reputasi yang dimiliki kandidat dan kemampuan kandidat yang bersangkutan82.

3. Hubungan Pilihan Responden pada Pilkada Gubernur dengan Pengetahuan

Responden Terhadap Hasil Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil

Gubernur Sumbar Tahun 2005.

Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara pilihan pada Pilkada

Gubernur 2005 dengan pengetahuan responden terhadap hasil Pilkada tersebut.


82 Asrinaldi, Op. Cit, hlm. 27-28.
Tabel 5.22 Tabulasi Silang antara Pilihan Pada Pilkada Gubernur dengan
Pengetahuan Responden Terhadap Hasil Pilkada 2005 (dalam persen)
Pilihan
Pengetahuan Responden Total
Responden
Terhadap Hasil Pilkada (%)
Pada Pilkada
2005 (%)
Gubernur
tidak
mengetahui mengetahui

Leonardy-Rusdi 0 0 0

Kapitra-Dalimi 0,75 0 0,75


Gamawan- 63,91
59,40 4,51
Marlis
Irwan-Ikasuma 20,30 2,26 22,56

Jefri-Dasman 6,02 3,01 9,02

Rahasia 3,76 0 3,76

Total 90,23 9,77 100,00

Sumber: Data Primer Tahun 2007

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa 120 orang atau 90,23% responden

mengetahui pasangan mana yang memenangkan Pilkada 2005 sedangkan 13 orang atau

9,77% responden tidak mengetahui pasangan mana yang memenangkan Pilkada 2005.

Pengetahuan responden yang tinggi terhadap hasil Pilkada memperlihatkan antusiasme

dan keseriusan pemilih dalam menjalani Pilkada tersebut. Sedangkan mengenai 13 orang

atau 9,77% responden yang tidak mengetahui hasil Pilkada 2005 tersebut, menurut

peneliti hal ini disebabkan responden tersebut memberikan suara dalam pemilihan karena

diajak oleh orang lain dan tidak ada timbul rasa ingin tahu dalam dirinya apakah pasangan

kandidat yang dipilihnya menang atau tidak.

4. Hubungan Alasan Responden Mencoblos Pada Pilkada 2005 dengan Alasan

Responden Memilih Pasangan Kandidat


Pada tabel dibawah ini akan disajikan tabulasi silang antara Alasan Responden

Mencoblos Pada Pilkada 2005 dengan Alasan Responden Memilih Pasangan Kandidat.
Tabel 5.23 Tabulasi silang antara Alasan Responden Mencoblos Pada Pilkada 2005
dengan Alasan Responden Memilih Pasangan Kandidat (dalam persen)
Alasan
Total
Responden Alasan Responden Memilih
Mencoblos Pasangan Kandidat (%) (%)
Pada
Pilkada karena karena karena
2005 punya kandidat mengenal
kesamaan dari dan yakin
identitas partai
dengan
dengan yang
kandidat dipilih kemampuian
waktu kandidat
pemilu
2004
dipaksa 0
0 0 0
orang lain
diajak orang 9,02
2,26 3,01 3,76
lain
90,9
kesadaran
9,02 14,29 67,67 8
diri sendiri

Total 11,28 17,29 71,43 100

Sumber: Data Primer Tahun 2007

Pada tabel diatas terlihat bahwa sebanyak 121 orang atau 90,98% responden

mengikuti Pilkada 2005 atas kesadaran diri sendiri. Sebanyak 90 orang atau 67,67%

responden memilih pasangan kandidat dengan alasan karena mereka mengenal dan yakin

dengan kemampuan pasangan kandidat. Hal ini mengindikasikan bahwa mayoritas

responden telah mempunyai partisipasi politik yang tinggi dalam hal pemberian suara

(voting) dan telah melakukan pertimbangan yang cukup rasional dalam memilih pasangan

kandidat pada Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar tahun 2005.

BAB VI
ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

A. Pendahuluan

Dari beberapa tabel pada bab sebelumnya, dapat dicermati bahwa dari 133

responden, jumlah responden laki-laki sebanyak 72 responden, sedangkan responden

perempuan berjumlah 61 responden. Walaupun jumlah responden lakilaki dan perempuan

cukup berimbang, namun ketika dilakukan pengambilan sampel tidak dipisahkan antara

responden laki-laki dan responden perempuan dan tidak dilakukan persenan responden.

Pada tabulasi silang antara variabel X1 dan variabel Y, diketahui sebanyak 121

orang responden menyatakan bahwa mereka ikut mencoblos pada Pilkada 2005 atas

kesadaran diri sendiri, 88 orang responden diantaranya menyatakan tertarik dengan

informasi atau berita politik mengenai Pilkada 2005 di media massa dan 16 orang

responden menyatakan sangat tertarik.

Cukup tingginya ketertarikan responden terhadap informasi atau berita politik

mengenai Pilkada 2005 di media massa ini mengindikasikan bahwa pemberitaan

mengenai Pilkada di media massa berperan memperkuat persepsi dan sikap politik mereka

dalam mengikuti Pilkada 2005. Asumsi ini sesuai dengan yang dikemukakan Barelson dan

Lazarfeld yang telah melakukan studi tentang pengaruh media massa terhadap perilaku

politik, bahwa media massa mendorong seseorang untuk memilih pada suatu pemilihan

umum83.

Tingkat konsumsi media massa para responden tergolong biasa saja. Sebanyak 98

orang atau 73,68% responden menyatakan sering membaca atau mendengar informasi
Pilkada 2005 melalui media massa dengan frekuensi 1-3 hari dalam seminggu. Sebanyak

26 orang atau 19,55% responden menyatakan sangat sering membaca atau mendengar

informasi Pilkada 2005 melalui media massa dengan frekuensi 4-7 hari dalam seminggu.

Dengan tingkat konsumsi media massa para responden yang sedang ini,

diasumsikan bahwa para responden hanya memperoleh informasi dalam jumlah yang

biasa saja mengenai Pilkada 2005, sehingga peneliti berasumsi bahwa para responden

tersebut cenderung lebih dipengaruhi oleh faktor lain dalam menetapkan pilihannya.

Dengan demikian disimpulkan bahwa variabel X1 tidak terlalu besar pengaruhnya

terhadap responden dalam menetapkan pilihannya.

Pengetahuan pemilih terhadap pasangan kandidat atau biasa disebut orientasi

terhadap kandidat juga menjadi variabel dominan dalam perilaku memilih menurut

mazhab Michigan, ini disebabkan pengetahuan pemilih terhadap keberadaan kandidat

akan berdampak pada hasil yang diperoleh kandidat tersebut dalam pemilihan. Biasanya

pemilih akan memilih kandidat yang mereka kenal. Biasanya para voter lebih cenderung

memberikan evaluasi terhadap kandidat berdasarkan latar belakang kandidat, track record

kandidat, visi misi, dan popularitas kandidat.

Pada tabulasi silang antara variabel X2 dan variabel Y, diketahui sebanyak

83 Barelson dan Lazarfeld dalam Suryanef dan AlRafni, Op.Cit., tahun 2001, hlm. 19-20.

81 orang responden menyatakan mengenal pasangan kandidatnya dan sebanyak 18 orang

responden menyatakan sangat mengenal pasangan kandidat yang mereka pilih. Dapat

diasumsikan bahwa responden telah melakukan pertimbangan yang cukup matang dalam

memberikan suara pada Pilkada 2005, karena sebagian besar dari respoden memiliki
identifikasi terhadap pasangan kandidat dan mereka memilih pasangan kandidat dengan

alasan karena mereka mengenal dan yakin dengan kemampuan kandidat. Uraian diatas

sesuai dengan mazhab Michigan yang menyatakan bahwa pengetahuan individu (voter)

terhadap keberadaan kandidat akan berdampak pada posisi kandidat tersebut dalam

pemilu. Biasanya para voter lebih cenderung memberikan evaluasi terhadap kandidat

berdasarkan popularitas, reputasi, dan kemampuan kandidat yang bersangkutan84.

Sebanyak 103 orang responden menyatakan sering membaca pemberitaan terhadap

pasangan kandidat di media cetak dengan frekuensi 1-3 hari dalam seminggu dan 19 orang

responden menyatakan sangat sering dengan frekuensi 4-7 hari dalam seminggu. Hal

tersebut mengindikasikan bahwa pemberitaan terhadap pasangan kandidat cukup

mempengaruhi dan memperkuat alasan responden dalam menetapkan pilihannya.

Namun di sisi lain, kepercayaan responden terhadap pelaksanaan visi misi yang

disampaikan pasangan kandidat selama kampanye masih belum merata. Sebanyak 71,43%

atau 95 orang responden menyatakan mengenal dan yakin dengan kemampuan pasangan

kandidat, tetapi sebanyak 20,30% atau 27 orang responden dari 95 orang tersebut

menyatakan tidak yakin terhadap pelaksanaan

84Asrinaldi, dkk, Op. Cit, hlm. 27-28.


visi misi yang disampaikan pasangan kandidat tersebut.

B. Analisis Chi-Square

Uji Chi-Square dilakukan untuk menguji apakah data sebuah sampel yang diambil

menunjang hipotesis yang menyatakan bahwa populasi asal sampel tersebut mengikuti

suatu distribusi yang ditetapkan.


1. Analisis Chi-Square dan Koefisien Kontingensi antara Konsumsi Media

Massa (X1) dengan Perilaku Memilih Mahasiswa Universitas Andalas dan

Universitas Bung Hatta pada Pilkada Gubernur Sumbar Tahun 2005 (Y)

Tabel 6.1 Chi-Square Tests antara Konsumsi Media Massa dengan Perilaku Memilih
Mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Gubernur
Sumbar Tahun 2005
Asymp.
Value df Sig. (2-
sided)
Pearson Chi- 4 ,000
23,080(a)
Square
4 ,000
Likelihood Ratio 24,252
Linear-by-Linear 1 ,000
17,936
Association
N of Valid Cases 133

a 2 cells (22,2%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,86.

Tabel 6.2 Koefisien Kontingensi antara Konsumsi Media Massa dengan Perilaku
Memilih Mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada
Gubernur Sumbar Tahun 2005
Asymp. Approx.
Approx.
Value Std. Sig.
T(b)
Error(a)
Nominal by Contingency ,000
,385
Nominal Coefficient
Interval by Interval Pearson's R ,369 ,068 4,539 ,000(c)
Spearman ,000(c)
Ordinal by Ordinal ,347 ,075 4,231
Correlation
N of Valid Cases 133

a Not assuming the null hypothesis.

b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c

Based on normal approximation.


Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai Chi-Square kedua variabel sebesar

23,080 dengan Degree of Freedom (df) 4. Diketahui bahwa X² tabel dengan df.4 adalah

9,488 pada tingkat kepercayaan 95%. Dengan demikian, hipotesis nol ditolak karena nilai

X² hitung lebih besar dari nilai X² tabel. Artinya terdapat hubungan antara konsumsi

media massa dengan perilaku memilih mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas

Bung Hatta pada Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar tahun 2005. Nilai

koefisien kontingensi kedua variabel adalah sebesar 0,385 yang berarti hubungan kedua

variabel merupakan hubungan positif yang sedang atau dengan kata lain, keeratan

hubungan kedua variabel ini tergolong kategori sedang.

2. Analisis Chi-Square dan Koefisien Kontingensi antara Orientasi Kandidat

(X2) dengan Perilaku Memilih Mahasiswa Universitas Andalas dan

Universitas Bung Hatta pada Pilkada Gubernur Sumbar Tahun 2005 (Y)

Tabel 6.3 Chi-Square Tests antara Orientasi Kandidat dengan Perilaku Memilih
Mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Gubernur
Sumbar Tahun 2005
Asymp.
Value df Sig. (2-
sided)
Pearson Chi- 4 ,026
11,020(a)
Square
4 ,019
Likelihood Ratio 11,838
Linear-by-Linear 1 ,367
,814
Association
N of Valid Cases 133

a 1 cells (11,1%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,00.
Tabel 6.4 Koefisien Kontingensi antara Orientasi Kandidat dengan Perilaku
Memilih Mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada
Gubernur Sumbar Tahun 2005
Asymp. Approx.
Approx.
Value Std. Sig.
T(b)
Error(a)
Nominal by Contingency ,026
,277
Nominal Coefficient
Interval by Interval Pearson's R ,079 ,083 ,901 ,369(c)
Spearman ,146(c)
Ordinal by Ordinal ,127 ,084 1,462
Correlation
N of Valid Cases 133

a Not assuming the null hypothesis. b Using the asymptotic standard error assuming the
null hypothesis. c Based on normal approximation.

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai Chi-Square kedua variabel sebesar

11,020 dengan Degree of Freedom (df) 4. Diketahui bahwa X² tabel dengan df.4 adalah

9,488 pada tingkat kepercayaan 95%. Dengan demikian, hipotesis nol ditolak karena nilai

X² hitung lebih besar dari nilai X² tabel. Artinya terdapat hubungan antara orientasi

kandidat dengan perilaku memilih mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung

Hatta pada Pilkada gubernur Sumbar tahun 2005. Nilai koefisien kontingensi kedua

variabel adalah sebesar 0,277 yang berarti hubungan kedua variabel merupakan hubungan

positif yang tak berarti, atau dengan kata lain keeratan hubungan kedua variabel ini

tergolong kategori lemah.

C. Pembahasan dan Interpretasi Data

Pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah baru pertama kali diadakan di

Sumatera Barat. Berbagai strategi dilaksanakan pasangan kandidat dan tim suksesnya

untuk mendapatkan simpati dari pemilih dan berharap juga mendapatkan suara dari

pemilih tersebut. Diasumsikan pada umumnya sebagian masyarakat cukup mengenal

kandidat-kandidat yang dicalonkan tersebut, namun konsumsi media massa seseorang juga
berpengaruh bagi dirinya dalam menetapkan pilihannya. Media massa juga bisa berperan

membentuk opini masyarakat termasuk kalangan mahasiswa. Dalam penelitian ini,

difokuskan kepada perilaku memilih mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas

Bung Hatta dengan menggunakan variabel orientasi kandidat dan konsumsi media massa.

Dari penelitian yang telah dilakukan dengan variabel konsumsi media massa dan

orientasi kandidat, diketahui bahwa konsumsi media massa dan orientasi kandidat

mempunyai pengaruh terhadap perilaku memilih mahasiswa Universitas Andalas dan

Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung Gubernur dan Gubernur Sumbar 2005.

Setelah dilakukan uji Chi Square, ternyata hubungan variabel konsumsi media

massa dengan perilaku memilih mahasiswa termasuk kategori sedang karena nilai

koefisien kontingensinya sebesar 0,385. Menurut peneliti, berita atau informasi politik

mengenai Pemilihan Kepala Daerah Langsung di media massa hanya berperan

memperkuat persepsi dan sikap politik mahasiswa untuk mengikuti Pilkada Langsung

tersebut. Frekuensi dalam mengkonsumsi media massa tidak akan berpengaruh terhadap

mahasiswa dalam menetapkan pilihannya.

Sedangkan untuk variabel orientasi terhadap kandidat setelah dilakukan uji Chi

Square, ternyata hubungan variabel orientasi kandidat dengan perilaku memilih

mahasiswa termasuk kategori lemah karena nilai koefisien kontingensinya hanya sebesar

0,277. Hal ini disebabkan para responden hanya sebatas mengenal dan mengetahui

pasangan kandidat yang mereka pilih, hanya sedikit responden yang sangat mengetahui

dan mengenal pasangan kandidat yang dipilihnya.

Pengenalan atau orientasi terhadap kandidat merupakan faktor paling penting di

dalam suatu Pilkada Langsung dimana pemilih memilih secara langsung kandidat yang
diinginkannya. Pemilih akan memilih pasangan kandidat yang mereka kenal, walaupun

para pemilih tersebut tidak mengetahui secara menyeluruh latar belakang dan track record

pasangan kandidat.

BAB VII

PENUTUP

Berdasarkan penjelasan bab terdahulu, baik dalam kerangka teoritis,

pendeskripsian, uji Chi-Square, dan koefisien kontingensi maka peneliti dapat mengambil

kesimpulan sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Dari pembahasan pada bab terdahulu diketahui bahwa variabel konsumsi

media massa dan orientasi kandidat mempengaruhi perilaku memilih mahasiswa

Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung

Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar 2005, tetapi terdapat perbedaan nilai

koefisien kontingensi antara kedua variabel tersebut yang menunjukkan seberapa

kuat suatu variabel mempengaruhi perilaku memilih mahasiswa.

Berdasarkan analisis data didapatkan bahwa variabel konsumsi media

massa mempunyai hubungan kategori sedang dengan perilaku memilih

mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta karena nilai

koefisien kontingensinya adalah 0,385. Pada umumnya sebagian besar responden


cukup tertarik dengan informasi dan berita politik mengenai Pilkada Sumbar

2005 yang disajikan media massa, hal ini berperan memperkuat persepsi dan

sikap politik mereka dalam mengikuti Pilkada 2005. Namun jumlah responden

yang memiliki frekuensi konsumsi media massa yang tinggi terhadap berita

Pilkada Sumbar 2005 sangat sedikit. Artinya, sangat sedikit jumlah responden

yang benar-benar menjadikan informasi dan berita politik mengenai Pilkada Sumbar 2005

yang disajikan media massa sebagai bahan pertimbangan utama dalam menetapkan

pilihannya. Dan hanya sedikit pula responden yang menyatakan penyajian informasi atau

berita politik mengenai Pilkada 2005 di media massa sangat mempengaruhi mereka dalam

menetapkan pilihannya. Hal inilah yang menyebabkan konsumsi media massa mempunyai

hubungan kategori sedang dengan perilaku memilih mahasiswa, sehingga peneliti

berkesimpulan bahwa media massa hanya berperan memperkuat persepsi dan sikap politik

mereka untuk mengikuti Pilkada 2005, tetapi tidak terlalu berpengaruh terhadap

responden dalam menetapkan pilihannya.

Sedangkan pada variabel orientasi kandidat ditemukan bahwa variabel ini

mempunyai hubungan kategori lemah dengan perilaku memilih mahasiswa Universitas

Andalas dan Universitas Bung Hatta karena nilai koefisien kontingensinya adalah 0,277.

Pada umumnya sebagian besar responden cukup mengenal latar belakang pendidikan dan

keagamaan pasangan kandidat, namun hanya sekitar +50% jumlah kandidat yang cukup

mengenal track record kandidat, visi misi kandidat, dan popularitas kandidat.

Responden hanya sebatas mengenal dan mengetahui pasangan kandidat yang

mereka pilih, hanya sedikit responden yang sangat mengetahui dan sangat mengenal

pasangan kandidat yang dipilihnya. Disamping itu, kepercayaan responden terhadap


pelaksanaan visi misi selama kampanye masih belum merata. Hal inilah yang

menyebabkan orientasi kandidat mempunyai hubungan kategori lemah dengan perilaku

memilih mahasiswa.

Mengenai perilaku memilih mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung

Hatta sendiri, sebanyak 121 orang responden menyatakan memberikan suara pada Pilkada

Sumbar 2005 atas kesadaran diri sendiri, hal ini mengindikasikan bahwa para responden

tersebut telah memiliki kesadaran untuk memberikan partisipasi politik melalui pemberian

suara dalam Pilkada. Para responden cukup rasional dalam menetapkan pilihannya karena

sebagian besar responden lebih melihat kepada kemampuan pasangan kandidat tersebut

daripada melihat partai yang mengusung kandidat dan bukan karena punya kesamaan

identitas dengan responden. Menurut mazhab psikologis, pemilih lebih cenderung

memberikan evaluasi terhadap kandidat berdasarkan popularitas kandidat tersebut dalam

suatu daerah pemilihan, reputasi dan kemampuan kandidat. Pengetahuan responden yang

tinggi terhadap hasil Pilkada memperlihatkan antusiasme dan keseriusan pemilih dalam

menjalani Pilkada tersebut.

B. Saran

Dari kesimpulan yang ada mengenai perilaku memilih mahasiswa Universitas

Andalas dan Universitas Bung Hatta serta variabel yang mempengaruhinya, diajukan

saran sebagai berikut:

• Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai perilaku memilih mahasiswa

Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta dengan variabel yang berbeda.

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Buku Referensi
Abdullah, Rozali. Pelaksanaan Otonomi Luas Dengan Pemilihan Kepala Daerah Secara
Langsung. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2005.
Damanhuri, Didin. Menerobos Krisis: Renungan Masalah Kemahasiswaan, Kepemudaan,
Intelektual Dan Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Inti Sarana Aksara. 1985.
Huntington, Samuel P. dan Joan M. Nelson. Partisipasi Politik Di
Negara Berkembang. Jakarta: Rineka Cipta. 1994. Junaedhie,
Kurniawan. Ensiklopedi Pers Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama. 1991. Nursal, Adman. Political Marketing:
Strategi Memenangkan Pemilu. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama. 2004.

Buku Metodologi
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana. 2006.
Johnson, B, Janet dan Richard A. Joslyn. Political Science Research Methods Second
Edition. Washington: Congressional Quarterly Inc. 1999
Mardalis, Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara. 2006
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan
Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2005
Singarimbun, Masri dan Sofyan Efendi (ed). Metode Penelitan Survai. Jakarta: LP3ES.
1989
Sugiarto dkk, Teknik Sampling. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2001.

Skripsi, Disertasi dan Laporan Penelitian


A, Asrinaldi, dkk. 2003. “Political Response: Kaum Miskin Perkotaan 19992004: Kajian
Tentang Preferensi Politik, Identifikasi Kepartaian, Dan
Perilaku Memilih (Kasus Di Tiga Kota, Padang, Medan, dan Pekanbaru)”. Laporan
penelitian tidak dipublikasikan. Padang: Lembaga Penelitian Universitas Andalas.
Hendrik, Doni. 2003. “Perilaku Memilih Etnis Cina”. Skripsi tidak dipublikasikan.
Padang: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas.
Kristiadi, Josep. 1994. “Pemilihan Umum dan Prilaku Memilih : Suatu Studi Kasus
Tentang Perilaku Memilih Kotamadya Yogyakarta Dan Kabupaten Banjar Negara,
Jawa Tengah Pada Pemilihan Umum 1971-1987”. Disertasi tidak dipublikasikan.
Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Neni, Pebri. 2006. “Pengaruh Kampanye Terhadap Perilaku Memilih Mahasiswa FISIP
UNAND Pada Pilkada Gubernur Sumbar Tahun 2005”. Skripsi tidak
dipublikasikan. Padang: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas.
Rusta, Andri. 2005. “Voting Behaviour Pemilih Pemula Dalam Pemilu Tahun 2004 Di
Kota Padang”. Skripsi tidak dipublikasikan. Padang: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Andalas.
Siregar, Husni M. 2006. “Pengaruh Tingkat Pendidikan Pemilih Dan Orientasi Terhadap
Kandidat Terhadap Perilaku Pemilih Pada Pemilu Legislatif 2004 Di Kota Padang
Sidempuan”. Skripsi tidak dipublikasikan. Padang: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Andalas.
Suryanef dan AlRafni. 2001. “Faktor-Faktor Yang Menentukan Perilaku Memilih
Generasi Muda Dalam Pemilu 1997”. Laporan penelitian tidak dipublikasikan.
Padang: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang.
Suryanef dan AlRafni. 2003. “Isu dan Juru Kampanye serta Implikasinya Terhadap
Perilaku Memilih”. Laporan penelitian tidak dipublikasikan. Padang: Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Padang.
Taelagat, Lucianus. 2006. “Perilaku Memilih Masyarakat Kepulauan Mentawai Pada
Pemilu Legislatif 2004”. Skripsi tidak dipublikasikan. Padang: Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Andalas.
Yuliastuti, Tri. 2007. “Voting Bahaviour Masyarakat Terasing, Kasus Suku Anak Dalam
(SAD) Dalam Pilkada Bupati Sarolangun Tahun 2006 Di Pemukiman Kembali
Masyarakat Terasing (PMKT) Pematang Kabau Kawasan TNB 12 Kabupaten
Sarolangun”. Skripsi tidak dipublikasikan. Padang: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Andalas.

Peraturan dan Undang Undang


Undang-Undang No.12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum. Undang-Undang No.32
Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.6
Tahun 2005 Tentang PemilihanKepala Daerah

Data-Data

BPS dan BAPPEDA Kota Padang, Padang Dalam Angka 2004. CV Novel Mandiri. 2005
Buku Pedoman Universitas Bung Hatta 2005-2006 Informasi Salingka UNAND 2006
Laporan Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005 Tingkat Kota
Padang.

Situs
Ulasan Singkat Nasional Hasil Sensus Penduduk Tahun 2000,
http://www.bps.go.id/sector/population/Pop_indo.htm, diakses pada tanggal 23 Mei 2007.

PENGANTAR ANGKET (KUESIONER)

Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Permohonan Pengisian Angket (Kuesioner)

Kepada Yth : Saudara/i mahasiswa Universitas Andalas.

Dengan hormat,
Dalam rangka penulisan skripsi di jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Andalas Padang serta memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar
kesarjanaan, maka saya memohon bantuan saudara/i mahasiswa Universitas Andalas
untuk mengisi angket yang telah disediakan.
Angket ini bukan tes psikologi atau apa pun, maka dari itu saudara/i tidak perlu
takut atau ragu-ragu dalam memberikan jawaban yang sejujurnya. Artinya semua jawaban
yang diminta adalah sesuai dengan kondisi yang saudara/i rasakan selama ini.
Setiap jawaban yang diberikan merupakan bantuan yang sangat berharga bagi
penelitian ini.
Atas perhatian dan bantuannya, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya

(Fredo Permana)
DAFTAR KUESIONER PERILAKU MEMILIH MAHASISWA KOTA PADANG
DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH (PILKADA) LANGSUNG
GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR SUMBAR TAHUN 2005

Identitas Responden

Nama : ……………………………………………………

BP/NPM : ……………………………………………………

Jurusan : ……………………………………………………

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

Jam mulai : .......................WIB. Selesai ...........................WIB

Berilah tanda ( X ) atau ( √ ) pada kolom pilihan jawaban Saudara/i.


1. Apakah anda ikut memilih pada Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur
Sumbar Tahun 2005 di wilayah pemilihan kota Padang?
a. Ya (lanjut ke no 2) b. Tidak (stop)

A. Perilaku Memilih
2. Apa alasan anda ikut memilih pada Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil
Gubernur Sumbar Tahun 2005?
a. Kesadaran diri sendiri
b. Diajak orang lain
c. Dipaksa orang lain

3. Pasangan kandidat mana yang anda pilih pada Pilkada Langsung Gubernur dan
Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005 tersebut?
a. Leonardy Harmaini dan Rusdi Lubis
b. M. Kapitra Ampera dan Dalimi Abdullah
c. Gamawan Fauzi dan Marlis Rahman
d. Irwan Prayitno dan Ikasuma Hamid
e. Jefri Geovani dan Dasman Lanin
f. Rahasia

4. Apa alasan anda memilih pasangan kandidat tersebut?


a. Karena sangat mengenal dan yakin dengan kemampuan pasangan kandidat
tersebut.
b. Karena pasangan kandidat dicalonkan dari partai yang dipilih responden pada
pemilu legislatif 2004.
c. Karena mempunyai kesamaan identitas dengan pasangan kandidat.

5. Apakah anda mengetahui pasangan kandidat mana yang memenangkan Pilkada


Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005 tersebut?
a. Mengetahui b. Tidak mengetahui

B. Konsumsi Media Massa


6. Seberapa sering anda membaca media cetak seperti surat kabar?
a. 4-7 hari dalam seminggu
b. 1-3 hari dalam seminggu
c. tidak pernah

7. Seberapa sering anda membaca surat kabar terbitan nasional seperti Kompas,
Media Indonesia, Republika, dll?
a. 4-7 hari dalam seminggu
b. 1-3 hari dalam seminggu
c. tidak pernah

8. Seberapa sering anda membaca surat kabar terbitan daerah seperti singgalang,
Haluan, Padang Ekspres, dll?
a. 4-7 hari dalam seminggu
b. 1-3 hari dalam seminggu
c. tidak pernah

9. Seberapa sering anda mendengarkan radio?


a. 4-7 hari dalam seminggu
b. 1-3 hari dalam seminggu
c. tidak pernah

10. Seberapa sering anda melihat siaran televisi?


a. 4-7 hari dalam seminggu
b. 1-3 hari dalam seminggu
c. tidak pernah

11. Apakah anda tertarik terhadap informasi dan berita-berita politik mengenai Pilkada
Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005 tersebut?
a. sangat tertarik b. tertarik c. tidak tertarik

12. Seberapa sering anda membaca atau mendengar informasi melalui media massa
mengenai Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005?
a. 4-7 hari dalam seminggu
b. 1-3 hari dalam seminggu
c. tidak pernah

13. Seberapa sering anda membaca surat kabar yang memuat berita Pilkada Langsung
Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005?
a. 4-7 hari dalam seminggu
b. 1-3 hari dalam seminggu
c. tidak pernah

14. Seberapa sering anda mendengar radio yang menyajikan berita Pilkada Langsung
Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005?
a. 4-7 hari dalam seminggu
b. 1-3 hari dalam seminggu
c. tidak pernah

15. Seberapa sering anda melihat siaran televisi yang memuat berita Pilkada Langsung
Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005?
a. 4-7 hari dalam seminggu
b. 1-3 hari dalam seminggu
c. tidak pernah

16. Apakah informasi dan berita-berita politik tersebut mempengaruhi sikap anda
dalam mengambil keputusan di bidang politik (misalnya menentukan pasangan
kandidat yang dipilih dalam Pilkada Langsung)?
a. sangat mempengaruhi
b. mempengaruhi
c. tidak mempengaruhi

C. Orientasi Terhadap Kandidat


17. Apakah anda mengenal pasangan kandidat yang anda pilih?
a. sangat mengenal
b. mengenal
c. tidak mengenal

18. Apakah anda mengetahui mengenai latar belakang pendidikan pasangan kandidat
yang anda pilih?
a. sangat mengetahui
b. mengetahui
c. tidak mengetahui

19. Apakah anda mengetahui latar belakang keagamaan pasangan kandidat yang anda
pilih?
a. sangat mengetahui
b. mengetahui
c. tidak mengetahui

20. Apakah anda mengetahui partai politik mana yang mengusung pasangan kandidat
yang anda pilih?
a. sangat mengetahui
b. mengetahui
c. tidak mengetahui
21. Apakah anda mengetahui profesi terakhir pasangan kandidat yang anda pilih?
a. sangat mengetahui
b. mengetahui
c. tidak mengetahui

22. Apakah anda mengetahui jabatan publik yang pernah dipegang pasangan kandidat
yang anda pilih?
a. sangat mengetahui
b. mengetahui
c. tidak mengetahui

23. Apakah anda mengetahui pengalaman memimpin pasangan kandidat yang akan pilih?
a. sangat mengetahui
b. mengetahui
c. tidak mengetahui

24. Apakah anda mengetahui penghargaan yang pernah diraih pasangan kandidat yang
anda pilih (baik dari lembaga pemerintah, organisasi swasta, organisasi non-politik,
LSM, dan lain-lain)?
a. sangat mengetahui
b. mengetahui
c. tidak mengetahui

25. Apakah pasangan kandidat yang anda pilih pernah melakukan tindak pidana korupsi?
a. pernah b. tidak pernah c. tidak tahu

26. Apakah anda mengetahui visi misi pasangan kandidat yang anda pilih?
a. sangat mengetahui
b. mengetahui
c. tidak mengetahui

27. Apakah anda yakin visi misi pasangan kandidat yang anda pilih akan dilaksanakannya
apabila mereka terpilih nantinya?
a. sangat yakin b. yakin c. tidak yakin

28. Seberapa sering anda melihat pemberitaan terhadap pasangan kandidat yang anda pilih
di media cetak seperti surat kabar dan majalah?
a. 4-7 hari dalam seminggu
b. 1-3 hari dalam seminggu
c. tidak pernah

29. Seberapa sering anda mendengar dan melihat pemberitaan terhadap pasangan kandidat
yang anda pilih di media elektronik seperti radio dan televisi?
a. 4-7 hari dalam seminggu
b. 1-3 hari dalam seminggu
c. tidak pernah
30. Apakah pasangan kandidat yang anda pilih memiliki kedekatan dengan masyarakat
umum?
a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu

31. Apakah pasangan kandidat yang anda pilih memiliki kepedulian sosial terhadap
masyarakat umum?
a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu

Responden

(...............................)

Selesai dan Terima Kasih

RELIABILITY

Item-Total Statistics

Scale Cronbach
Variance if Alpha
Scale Mean Item Corrected Squared Ite
if Item Deleted Item-Total Multiple Delete
Deleted Correlation Correlation
Alasan Responden Mencoblos
2,73 ,340 ,109 ,012 .(a
Pada Pilkada 2005
Alasan Responden Memilih
2,93 ,064 ,109 ,012 .(a
Pasangan Kandidat

a The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates
reliability model assumptions. You may want to check item codings.

Item-Total Statistics Item-Total Statistics


Scale Cronbach
Variance if Alpha
Scale Mean Item Corrected Squared Ite
if Item Deleted Item-Total Multiple Delete
Deleted Correlation Correlation
Frekuensi Responden Membaca ,63
19,33 7,195 ,153 ,448
Media Cetak
Frekuensi Responden Membaca
19,43 7,495 -,017 ,245 ,65
Surat Kabar Terbitan Nasional
Frekuensi Responden Membaca
19,37 6,930 ,177 ,264 ,632
Surat Kabar Terbitan Daerah
Frekuensi Responden ,66
19,57 6,944 ,077 ,560
Mendengarkan Radio
Frekuensi Responden Melihat ,61
18,87 6,602 ,294 ,299
Siaran Televisi
Ketertarikan Responden
Terhadap Informasi Atau Berita 19,43 5,978 ,423 ,440 ,58
Politik Mengenai Pilkada 2005
Frekuensi Responden Membaca
Atau Mendengar Informasi ,58
Pilkada 2005 Melalui Media 19,33 6,299 ,404 ,506
Massa
Frekuensi Responden Membaca
Surat Kabar Yang Memuat Berita 19,37 6,378 ,408 ,527 ,59
Pilkada 2005

Frekuensi Responden Mendengar


Radio Yang Menyajikan Berita 20,00 5,517 ,678 ,725 ,52
Pilkada 2005
Frekuensi Responden Melihat
Siaran Televisi Yang Menyajikan 19,63 5,964 ,483 ,718 ,57
Berita Pilkada 2005
Intensitas Pengaruh Informasi
Atau Berita Politik Terhadap ,64
Responden Dalam Menetapkan 19,67 6,575 ,162 ,323
Pilihan

Scale Cronbach
Variance if Alpha
Scale Mean Item Corrected Squared Ite
if Item Deleted Item-Total Multiple Delete
Deleted Correlation Correlation
Pengetahuan Responden
Terhadap Pasangan Kandidat 26,83 30,764 ,435 ,565 ,88
Yang Dipilih
Pengetahuan Responden
Mengenai Latar Belakang ,87
26,73 30,961 ,572 ,626
Pendidikan Pasangan Kandidat
Yang Dipilih
Pengetahuan Responden
Mengenai Latar Belakang ,872
26,67 28,920 ,688 ,674
Keagamaan Pasangan Kandidat
Yang Dipilih
Pengetahuan Responden
Mengenai Partai Politik Yang ,880
26,67 30,437 ,511 ,623
Mengusung Pasangan Kandidat
Yang Dipilih
Pengetahuan Responden
Mengenai Profesi Terakhir 26,47 29,706 ,566 ,669 ,87
Pasangan Kandidat Yang Dipilih
Pengetahuan Responden
Mengenai Jabatan Publik Yang ,87
26,83 28,695 ,696 ,810
Pernah Dipegang Pasangan
Kandidat Yang Dipilih
Pengetahuan Responden
Mengenai Pengalaman ,87
26,80 30,097 ,567 ,676
Memimpin Pasangan Kandidat
Yang Dipilih
Pengetahuan Responden ,87
27,20 28,786 ,658 ,760
Mengenai Penghargaan Yang

Pernah Diraih Pasangan


Kandidat Yang Dipilih
Pengetahuan Responden
Mengenai Tindak Pidana ,87
27,33 30,092 ,592 ,621
Korupsi Yang Pernah Dilakukan
Pasangan Kandidat Yang Dipilih
Pengetahuan Responden
Mengenai Visi Misi Pasangan 26,80 30,993 ,573 ,625 ,87
Kandidat Yang Dipilih
Keyakinan Responden Terhadap
Pelaksanaan Visi Misi Tersebut ,88
26,97 32,240 ,336 ,741
Apabila Pasangan Kandidat
Terpilih
Frekuensi Responden Melihat
Pemberitaan Terhadap Pasangan 26,80 32,510 ,341 ,715 ,88
Kandidat Di Media Cetak
Frekuensi Responden Mendengar
Dan Melihat Pemberitaan ,87
26,93 30,823 ,559 ,863
Terhadap Pasangan Kandidat Di
Media Elektronik
Pengetahuan Responden
Mengenai Kedekatan Pasangan ,87
26,63 26,516 ,671 ,873
Kandidat Dengan Masyarakat
Umum
Pengetahuan Responden
Mengenai Kepedulian Sosial ,88
26,60 27,214 ,581 ,904
Pasangan Kandidat Dengan
Masyarakat Umum

ANALISIS CHI-SQUARE & CONTINGENCY COEFFICIENT Y baru * X1 baru


Chi-Square Tests

Asymp.
Sig. (2-
sided)
Value df
Pearson Chi- 23,080(a) 4 ,000
Square
Likelihood Ratio 24,252 4 ,000

Linear-by-Linear 1
17,936 ,000
Association

N of Valid Cases 133

a 2 cells (22,2%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,86.

Symmetric Measures

Asymp.
Std. Approx.
Error(a) Approx. Sig.
Value T(b)
Nominal by Contingency
,385 ,000
Nominal Coefficient

Interval by Interval Pearson's R ,369 ,068 4,539 ,000(c)


Ordinal by Ordinal Spearman
,347 ,075 4,231 ,000(c)
Correlation

N of Valid Cases 133

a Not assuming the null hypothesis. b Using the asymptotic standard error assuming the
null hypothesis. c Based on normal approximation.
Y baru * X2 baru
Chi-Square Tests

Asymp.
Sig. (2-
sided)
Value df
Pearson Chi- 11,020(a) 4 ,026
Square
Likelihood Ratio 11,838 4 ,019

Linear-by-Linear 1
,814 ,367
Association

N of Valid Cases 133

a 1 cells (11,1%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,00.

Symmetric Measures

Asymp.
Std. Approx.
Error(a) Approx. Sig.
Value T(b)
Nominal by Contingency
,277 ,026
Nominal Coefficient

Interval by Interval Pearson's R ,079 ,083 ,901 ,369(c)


Ordinal by Ordinal Spearman
,127 ,084 1,462 ,146(c)
Correlation

N of Valid Cases 133

a Not assuming the null hypothesis. b Using the asymptotic standard error assuming the
null hypothesis. c Based on normal approximation.

Anda mungkin juga menyukai