Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
ANDRA REMON
1112112000042
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
ANDRA REMON
1112112000042
Pembimbing
i
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
REKRUTMEN POLITIK
(Studi tentang Pola Rekrutmen PDI Perjuangan dalam Pencalonan Anton
Charliyan sebagai Calon Wakil Gubernur pada Pemilihan Kepala Daerah
Jawa Barat 2018)
1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya kemudian
Hidayatullah Jakarta.
Andra Remon
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
NIM : 1112112000042
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Pembimbing
iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
SKRIPSI
REKRUTMEN POLITIK
(Studi tentang Pola Rekrutmen PDI Perjuangan dalam Pencalonan Anton
Charliyan sebagai Calon Wakil Gubernur pada Pemilihan Kepala Daerah
Jawa Barat 2018)
Oleh
Andra Remon
1112112000042
Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 03 Juli 2019.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Sosial (S.Sos) pada Program Studi Ilmu Politik.
Ketua, Sekretaris,
Penguji I Penguji II
iv
ABSTRAK
Andra Remon
1112112000042
REKRUTMEN POLITIK (Studi tentang Pola Rekrutmen PDI Perjuangan
dalam Pencalonan Anton Charliyan sebagai Calon Wakil Gubernur pada
Pemilihan Kepala Daerah Jawa Barat 2018)
Kata Kunci: Rekrutmen Politik, Elit Politik, PDI Perjuangan, Anton Charliyan
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
Shalawat serta salam dicurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, Rasul
yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju ke zaman yang
Gubernur pada Pemilihan Kepala Daerah Jawa Barat 2018)” disusun dalam
rangka memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada
Program Studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
sempurna dan banyak kekurangan. Tanpa adanya bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak, peneliti tidak dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Untuk
1. Prof. Dr. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., selaku Rektor UIN
2. Ali Munhanif, M.A., Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta seluruh staf dan
jajarannya.
vi
3. Dr. Iding Rosyidin, M.Si, selaku Kepala Program Studi Ilmu Politik FISIP
4. Suryani, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Politik FISIP UIN
6. Dra. Haniah Hanfie , M.Si, selaku dosen mata kuliah Seminar Proposal
7. Dr. Cucu Nurhayati, M.Si selaku dosen yang membatu penulis dalam
8. Dr. A. Bakir Ihsan, M.Si dan Adi Prayitno, M.Si. selaku penguji skripsi
yang telah menyediakan waktu dan tenaga serta pikiran untuk memberi
berlangsungnya wawancara.
11. Orang tua tersayang dan kakak penulis, Sok, Cik dan Aa yang telah
vii
12. Anak-anak aku tersayang Sakha dan Riyu yang telah menjadi
13. Sahabat penulis tercinta Ilmu Politik 2012, Renaldy Akbar, Miftahusurrur,
Annisa, Bajong dan lain-lain yang telah menemani penulis selama masa
studi.
15. Dua sahabat penulis, Dwi dan Aldo yang juga selalu memberikan
Andra Remon
viii
DAFTAR ISI
REKRUTMEN POLITIK.................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ..................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ................................. iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI SKRIPSI ................................. iv
ABSTRAK ............................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah ..................................................................................... 1
B. Pertanyaan Penelitian ................................................................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 6
1. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6
2. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7
a. Manfaat Akademis................................................................................. 7
b. Manfaat Praktis...................................................................................... 7
D. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 7
E. Metodelogi Penelitian ................................................................................ 10
1. Tipe atau Jenis Penelitian .................................................................... 10
2. Jenis Data ............................................................................................ 10
3. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 11
4. Teknik Analisis Data ........................................................................... 11
F. Sistematika Penulisan ................................................................................ 12
ix
2. Fungsi Partai Politik ............................................................................ 14
3. Tipologi Partai Politik ......................................................................... 17
B. Teori Rekrutmen Politik............................................................................. 20
C. Teori Elit Politik ........................................................................................ 25
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 65
B. Saran .......................................................................................................... 66
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
Tabel III.3 Komposisi Pengurus DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Barat
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah
wakil gubernur pada pemilihan kepala daerah (pilkada) Jawa Barat 2018.
dari kader PDI Perjuangan. Padahal, PDI Perjuangan dikenal sebagai salah satu
Pola rekrutmen Anton Charliyan yang memiliki latar belakang Polri tentu
sebagai calon gubernur Jawa Barat memang sudah dari tahun 2009 menjadi kader
PDI Perjuangan dan telah menjadi ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI
Perjuangan Jawa Barat sejak tahun 2012, namun yang menjadi masalah adalah
Anton Charliyan saat dicalonkan masih menjabat sebagai Polri aktif sebelum
akhirnya mengundurkan diri dan mendaftar menjadi kader PDI Perjuangan. Selain
itu berdasarkan survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting
(SMRC) Oktober 2017, Anton Charliyan tidak masuk dalam 10 besar nama
kandidat yang diperhitungkan dalam pilkada Jawa Barat.1 Apalagi nama Anton
Indonesia (GMBI) terlibat dalam beberapa bentrokan dengan ormas lain. Anton
1
https://nasional.tempo.co/read/1048585/pdip-usung-tb-hasanuddin-anton-kuat-di-partai-
lemah-di-figur diakses pada 21 September 2018.
1
yang waktu itu tercatat sebagai Ketua Dewan Pembina GMBI, sempat diadukan
oleh Front Pembela Islam (FPI) ke DPR RI, terkait kericuhan yang terjadi antara
kedua ormas tersebut.2 Padahal Jawa Barat merupakan provinsi dengan basis
Islam terkuat sehingga dipilihnya Anton Charliyan sebagai calon wakil gubernur
Hal ini dapat menjadi indikasi bahwa partai politik mengalami krisis kader
karena tidak memiliki kader partai yang berkualitas untuk mengisi jabatan
publik.4 Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Miriam Budiarjo bahwa fungsi partai
politik salah satunya adalah sebagai rekrutmen politik yang mana partai
politik yang seharusnya dilakukan partai politik untuk memberikan latihan dan
Selain itu dalam pilkada 2018, PDI Perjuangan bersama partai koalisinya
yakni Jawa Tengah, Bali, Sulawesi Selatan, dan Maluku. Padahal PDI Perjuangan
adalah partai pemenang pemilu di tahun 2014 dengan perolehan suara sebesar
2
https://tirto.id/hasanuddin-anton-dari-kontroversi-laskar-hizbullah-sampai-gmbi-cFZK
diakses pada 21 September 2018.
3
https://politik.rmol.co/read/2018/01/05/320952/Pernah-Ribut-Dengan-Ormas-Islam,-
PDIP-Makin-Rugi-Usung-Anton-Charliyan- diakses pada 22 September 2018.
4
Yoyoh Rohania dan Efriza, Pengantar Ilmu Politik: Kajian Dasar Ilmu Politik,
(Malang: Instrans Publishing, 2015), h. 369.
5
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2008) h. 407-408.
6
Ichlasul Amal, Teori-Teori Mutakhir Partai Politik (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana
Yogya, 1996), h. 28.
2
18,95 persen dan kursi DPR yang dimenangkan sebanyak 109 kursi. Disusul oleh
Partai Golkar dengan perolehan suara sebanyak 14,75 persen, dan Partai Gerindra
sebanyak 11,81 persen.7 Selain itu, PDI Perjuangan adalah partai pengusung Joko
pemilu 2014, PDI Perjuangan seharusnya bisa menjadi partai pemenang dalam
pilkada serentak 2018. Namun, PDI Perjuangan justru menjadi partai terendah
kedua setelah Partai Gerindra yang hanya memenangkan 3 provinsi dalam pilkada
serentak 2018.
Dalam pilkada serentak 2018, provinsi yang menjadi sorotan publik adalah
Jawa Barat karena memiliki Daftar Pemilih Tetap (DPT) paling banyak, yakni
31.730.042 atu 20 persen dari jumlah seluruh DPT yakni 152.067.680.8 Tak heran
apabila hasil Pilkada di Jawa Barat menjadi salah satu penentu kemenangan di
Pemilihan Presiden (pilpres) 2019. Karena jumlah DPT yang banyak, PDI
mencalonkan kandidat calon gubernur dan wakil gubernur di Jawa Barat. Dalam
sejarah pemilihan langsung Gubernur dan Wakil Gubernur di Jawa Barat yang
dimulai pada tahun 2008, pasangan yang diusung oleh PDI Perjuangan selalu
gagal memenangkan kompetisi. Tahun 2008, pasangan yang mereka usung yakni
Agum Gumelar dan Nu’man Abdul Hakim kalah oleh pasangan Ahmad
Heryawan dan Dede Yusuf. Sementara lima tahun berikutnya, pasangan yang
mereka usung (Rieke Dyah Pitaloka dan Teten Masduki) kalah oleh petahana
7
https://www.kpu.go.id diakses pada 21 September 2018.
8
https://www.kpu.go.id diakses pada 21 September 2018.
3
Pada pilkada Jawa Barat 2018, PDI Perjuangan yang mengusung calon
Mereka bahkan mendapat perolehan suara terendah yakni hanya 12,62 persen.
Pada pilkada di Jawa Barat 2018 diikuti oleh empat pasangan calon yang hasilnya
perolehan suara sebanyak 32,88 persen yang diusung oleh Partai Persatuan
Demokrat (NasDem), dan Partai Hanura. Disusul oleh pasangan Sudrajat dan
Ahmad Syaikhu yang diusung oleh Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera
(PKS), dan Partai Amanat Nasional (PAN) dengan perolehan suara sebanyak
28,74 persen. Lalu di peringkat ketiga yakni pasangan Deddy Mizwar dan Dedi
Mulyadi yang diusung oleh Partai Demokrat dan Partai Golkar dengan perolehan
Pada proses penjaringan dan penyaringan bakal calon gubernur dan wakil
gubernur Jawa Barat dari PDI Perjuangan awalnya memunculkan empat nama
dari internal partai, yakni Sekretaris Daerah Jabar Iwa Karniwa, Bupati
Majalengka Sutrisno, cucu Bung Karno Puti Guntur Soekarno, dan Ketua DPD
PDI Perjuangan Jawa Barat Abdy Yuhana. Sedangkan dari eksternal partai
terdapat lima nama, yakni Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, Ketua
DPD Partai Golkar Dedi Mulyadi, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi
9
https://www.kpu.go.id diakses pada 21 September 2018.
4
Pudjiastuti, Ketua Kadin Jabar Agung Suryamal, dan mantan Kapolda Jawa Barat
Anton Charliyan.10
sebagai calon gubernur dan wakil gubernur dalam pilkada di Jawa Barat. Menurut
setelah PPP dan PKB sepakat untuk mengusung Uu Ruzhanul Ulum sebagai
pendamping Ridwan Kamil yang sudah diusung oleh Partai NasDem dan Partai
Hanura. Sedangkan partai lainnya sudah menetapkan calon yang akan diusung
dalam pilkada Jawa Barat. Hal ini memang diperbolehkan mengingat syarat agar
partai bisa mengusung calon gubernur dan wakil gubernur minimal memiliki 20
kursi DPRD dan PDI Perjuangan memenuhi syarat tersebut karena memiliki 20
rekrutmen politik PDI Perjuangan dalam pilkada Jawa Barat 2018 dan bagaimana
gubernur pada pilkada Jawa Barat 2018. Alasan peneliti mengkaji permasalahan
tentang proses pencalonan Tubagus Hassanudin dan Anton Charliyan pada pilgub
Jawa Barat 2018 oleh PDI Perjuangan karena, Pertama, PDI Perjuangan
10
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20171103072053-32-253155/pdip-godok-4-
nama-untuk-pilgub-jabar diakses pada 21 September 2018.
11
https://fokus.tempo.co/read/1048172/alasan-pdip-usung-tubagus-hasanuddin-anton-
charliyan diakses pada 21 September 2018.
5
mengalami kekalahan dalam tiga kali pilkada Jawa Barat. Kedua, Jawa Barat
adalah provinsi yang paling banyak memiliki DPT sehingga partai politik
bukan kader partai PDI Perjuangan dan memiliki elaktabilitas rendah. Selain itu ia
juga memiliki rekam jejak yang bermasalah dengan umat Islam di Jawa Barat.
B. Pertanyaan Penelitian
terhadap Anton Charliyan sebagai calon wakil gubernur pada pilkada Jawa
Barat 2018?
1. Tujuan Penelitian
Barat 2018.
6
b. Mengetahui proses pengambilan keputusan di dalam PDI-P terhadap
Barat 2018.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
b. Manfaat Praktis
D. Tinjauan Pustaka
dijadikan penulis sebagai acuan dan tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka atau ini
bertujuan untuk menemukan sisi menarik dan kegunaan dari penelitian yang
sedang diteliti. Tinjauan pustaka yang penulis temukan dalam penelitian terdahulu
mengenai penelitian yang akan diteliti saat ini. Pertama, penelitian yang
dilakukan oleh Imran Rozali, mahasiswa Jurusan Ilmu Politik, Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah dengan judul: Pola Penetapan Calon Kepala
7
Daerah Oleh Partai Politik (Studi: Penetapan Airin Rachmi Diany-Benyamin
kota Tangerang Selatan oleh Partai Nasdem cenderung tertutup dan masih melihat
pada sisi pragmatisme politik, serta kedekatan emosional terhadap bakal calon
Ilmu Politik, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah dengan judul:
Rekrutmen dan Oligarki Dalam Pemilihan Kepala Daerah (Studi tentang Faktor-
Faktor Keterpilihan Basuki Tjahaja Purnama Sebagai Calon Gubernur dari PDI-
calon gubernur DKI Jakarta dimana partai tersebut mencoba menjembatani antara
kepentingan partai, seperti mengusung kader sendiri demi merawat kaderisasi dan
yang begitu tinggi terhadap Ahok. PDIP ini tidak memaksakan kehendak untuk
memilih kadernya sendiri untuk maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Serta
kebijakan partai dalam mengusung Ahok juga berdasarkan nilai tawar yang ia
miliki.13
12
Imran Rozali, Skripsi, Pola Penetapan Calon Kepala Daerah Oleh Partai Politik
(Studi: Penetapan Airin Rachmi Diany-Benyamin Davnie Sebagai Calon Walikota Tangerang
Selatan Periode 2015-2020 Oleh Partai Nasdem), (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2016)
13
Rizky Ilham, Rekrutmen dan Oligarki Dalam Pemilihan Kepala Daerah (Studi tentang
Faktor-Faktor Keterpilihan Basuki Tjahaja Purnama Sebagai Calon Gubernur dari PDI-
Perjuangan pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017), (Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah, 2017).
8
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Irwati, mahasiswa Jurusan Ilmu
Walikota dan Wakil Walikota Balikpapan Oleh Partai Golkar Pada Pemilihan
Kepala Daerah Kota Balikpapan Tahun 2015. Hasil yang diperoleh dari
dahulu dibentuk tim penjaringan dimana tim penjaringan adalah tim yang terdiri
dari orang-orang golkar di DPD Golkar Balikpapan yang telah dipilih oleh DPP.
bakal calon baik dari internal partai golkar dan eksternal partai golkar,14
Calon Bupati dan Wakil Bupati Oleh Partai Politik Pada Pilkada di Kabupaten
Partai Gerindra Dan DPC PKB Kabupaten Pesawaran). Hasil dari penelitian ini
dan PKB menggunakan sistem terbuka karena partai politik tidak mampu
kedekatan dan modal besar daripada pengalaman pemimpin atau prestasi lainya.
14
Irwati, Analisis Rekrutmen Calon Walikota dan Wakil Walikota Balikpapan Oleh Partai
Golkar Pada Pemilihan Kepala Daerah Kota Balikpapan Tahun 2015, Jurnal Ilmu Pemerintahan,
Vol.4 No.3 (2016).
9
Ketiga, dalam memutuskan calon yang diusung harus berdasarkan keputusan
E. Metodelogi Penelitian
Tipe atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, persepsi,
tersebut dengan cara deskripsi kata-kata atau tulisan pada suatu konteks khusus
2. Jenis Data
15
Mandala, Rekrutmen Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Oleh Partai Politik Pada
Pilkada di Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Tahun 2015 (Studi Perbandingan Pada DPC
Partai Gerindra Dan DPC PKB Kabupaten Pesawaran), (Lampung: Universitas Lampung, 2016)
16
Lexy J. Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Nusamedia, 2002), h. 6.
10
pertanyaan kepada pihak-pihak yang memiliki kompetensi pada bidang
b. Data sekunder, yakni data yang diperoleh dari studi kajian dalam
dalam Pilkada serentak di Jawa Barat tahun 2018, surat kabar, internet,
dan data lainya yang berkaitan dengan subjek yang sedang diteliti.
jurnal, atau data lain jika diperlukan untuk mencari jawaban permasalahan
yang diteliti.
Hartono (Ketua Bapilu PDI Perjuangan), TB. Hasanudin (Ketua DPD PDI
11
penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu penyajian data, reduksi data, dan
mengambil sumber dari pengurus PDI Perjuangan untuk kemudian direduksi. Dari
F. Sistematika Penulisan
penelitian, manfaat dan tujuan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan
Bab II: Kerangka teori dan konsep, pada bab ini berisi teori-teori sebagai
Bab III: Dalam bab ini peneliti memaparkan tentang profil PDI-P dan
dalam pencalonan Anton Charliyan sebagai calon gubernur dan wakil gubernur
pada pilkada Jawa Barat 2018 dan proses yang mempengaruhi keputusan tersebut.
mengenai skripsi ini sekaligus menjadi penutup pada pokok permasalahan. Dan di
12
BAB II
KERANGKA TEORI DAN KONSEP
Pembahasan dalam bab ini mengulas pengertian dan fungsi partai politik,
teori rekrutmen politik, dan teori elit. Teori ini digunakan untuk menganalisis
penelitian ini akan bertumpu pada rekrutmen politik. Dengan pendektan teoritis
dilaksanakan.
Ada berbagai definisi yang diberikan oleh ilmuan politik tentang partai
rapih dan stabil yang dipersatukan oleh ideologi tertentu yang berusaha mencari
yang mana saat itu meluas pemikiran bahwa rakyat merupakan faktor yang
17
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: Grasindo, 2010), h. 148.
13
diperlu diperhitungkan dan diikutsertakan dalam proses politik, maka partai-partai
politik lahir untuk menghubungkan antara rakyat dan pemerintah. Melalui partai
Menurut Joseph Lapalombara dan Myron Welner, ada tiga teori yang
dibentuk oleh kalangan legislatif yang karena ada kebutuhan para anggota
dukungan dari masyarakat. Kedua, teori historis yang menjelaskan bahwa krisis
keadaan sosial yang terjadi menyebabkan adanya perubahan struktur sosial yang
semakin besar untuk ikut serta dalam proses politik. Ketiga, partai lahir karena
adanya modernisasi sosial ekonomi seperti semakin meluasnya tugas dan fungsi
Fungsi utama yang dilakukan oleh partai politik adalah mencari dan
18
P. Anthonius Sitepu, Studi Ilmu Politik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012) h. 185.
14
dalam pemilihan umum. Sedangkan dalam sistem politik totaliter dilakukan
berupa paksaan fisik dan psikoliogis oleh suatu diktatoral kelompok (komunis)
dalam sistem demokrasi partai politik melakukan kegiatan seperti seleksi calon-
umum namun partai politik lebih berfungsi sebagai pengesahan calon tunggal.19
Namun fungsi partai politik baik dalam sistem demokrasi maupun sistem
otoriter atau totaliter memiliki fungsi yang sama. Michael G. Roskin mengatakan
karena tanpa adanya partai politik rakyat tidak berdaya dan tidak
kepentingan.
belum atau telah ditinggalkan oleh sistem politik. Hal ini penting
19
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: Grasindo, 2010), h. 149.
20
Michael G. Roskin, Pengantar Ilmu Politik, (Jakarta: Kencana 2016), h. 231-235.
15
dilakukan untuk memberikan masukan terhadap pembentukan platform
politik.
Menurut Undang-Undang No.2 Tahun 2008, pasal 12, fungsi partai adalah
warga negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam
21
Undang-Undang No.2 Tahun 2008 tentang Partai Politik
16
c. Penyerap, penghimpun, dan penyalur aspirasi politik masyarakat secara
gender.
menunjukan bahwa partai politik memiliki peranan yang penting dan besar
benar melaksanakan fungsinya. Partai politik juga berperan untuk menjadi wadah
fungsi dilaksanan dalam porsi dan tingkat keberhasilan yang sama karena
bergantung pada konteks sistem politik yang digunakan dalam suatu negara.22
Melalui penjelasan ini dapat dilihat bahwa partai politik memilih sifat yang
fleksibel dan adaptif terhadap berbagai sistem politik. Namun benang lurus yang
dapat ditarik bahwa tujuan partai politik adalah sama-sama memliki tujuan untuk
karakterisitik utama, tujuan, dan tugas-tugas partai politik. Katz and Mair,
22
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: Grasindo, 2010), h. 155.
17
massa, kader, catch-all.23 Pertama, partai elit adalah partai yang dikuasai oleh
Biasanya partai elit dapat dilihat dari bagaiamana partai tersebut mengambil suatu
Kedua, partai massa yakni partai yang menjadi wadah bagi berbagai
golongan masyarakat sehingga partai model ini tidak terlalu berpegang pada
ideologi tertentu karena sifatnya yang terbuka dan fleksibel kepada seluruh
anggotanya. Ketiga, partai kader yakni partai yang memiliki standarisasi yang
ketat agar seseorang bisa diterima oleh partai ini. Tujuannya adalah untuk
menjaga kemurnian perjuangan partai. Keempat, partai catch-all, partai yang tidak
diantaranya:24
18
politik pragmatis adalah partai yang tidak terikat oleh suatu doktrin
partai kader. Yang dimaksud dengan partai massa adalah partai yang
c. Basis sosial dan tujuan. Menurut basis sosialnya, partai politik dibagi
19
seperti Islam, Katolik, Protestan, dan Hindu. Keempat, partai politik
yang berasal dari budaya tertentu seperti suku bangsa, bahasa, dan
daerah tertentu.
Salah satu fungsi partai politik adalah rekrutmen politik. Fungsi ini
Almod dan Powell menyatakan bahwa ada dua sifat dalam proses
politik yang hanya ditentukan oleh elit tertentu atau segelintir orang
20
hak dan kewajiban yang dilindungi oleh Undang-Undang dan
konstitusi partai.
politik untuk menentukan kandidat dari partai politiknya untuk mengisi jabatan
dengan tahapan yang diatur dalam konstitusi partai. Akan tetapi Pippa Norris
mengatakan setidaknya ada tiga tahap yang biasa dilakukan partai politik untuk
27
Richard S. Katz dan William Crotty, Handbook Partai Politik, (London: SAGE
Publications Ltd, 2006), h.149-160.
21
3. Seleksi, yakni proses yang dilakukan ketika semua peserta memenuhi
Selain tahapan yang dilalui oleh partai politik, dalam rekrutmen politik
juga terdapat syarat-syarat yang perlu dimiliki kandidat. Syarat tersebut salah
28
Warsito Ellwein, dkk, “Konsolidasi Demokrasi: Kompilasi hasil Workshop, Pertamuan
Kerja Rutin, dan Pertemuan Nasional Forum Politik”, (Jakarta: Forum Politisi, 2006), h.70-71.
22
pengurus partai atau alat kelengkapan partai tingkat kabupaten
bersangkutan.
yang bersangkutan.
peraturan partai.
23
Berdasarkan syarat-syarat tersebut, dapat dilihat bahwa peranan partai
karena itu, proses rekrutmen politik perlu bagi partai politik agar bisa selaras
setiap partai memiliki aturan main sendiri yang sudah disusun dan dirancang
sesuai dengan kebutuhan partai serta sejalan dengan aturan partai ataupun aturan
yaitu :29
(DPP). Pada tahap ini akan dianalisa ketokohan, soliditas partai, dan
penjaringan pasangan calon yang akan bertarung dalam pilkada. Terdapat syarat-
syarat yang juga harus dilengkapi oleh calon kandidat agar bisa terpilih menjadi
calon.
29
Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan Masa Bakti 2015-2020.
24
C. Teori Elit Politik
Partai politik merupakan organisasi yang tidak bisa dilepaskan dari sistem
politik sehingga setiap kebijakan politik yang diambil tidak bisa lepas dari
keputusan partai politik. Salah satu keputusan politik yang berkaitan dengan
tanggung jawab terhadap hampir seluruh masyarakat. Definisi elit tersebut adalah
penegasan kembali terhadap konsepsi elit yang dikemukakan oleh Plato dalam
teori demokrasi elitis klasik yang mana menjelaskan bahwa dalam suatu
kecil orang yang memiliki kualitas yang diperlukan dalam kehidupan sosial dan
politik. Kelompok kecil tersebut disebut sebagai elit yang mana mereka mampu
Menurutnya, ada dua lapisan masyarakat, yakni elit dan non-elit. Elit berasal dari
kelas orang-orang kaya dan pandai yang memiliki kelebihan daripada yang lain.
30
Robert Michels, Partai Politik: Kecendrungan Oligarkis Dalam Birokrasi, (Jakarta:
CV. Rajawali, 1984), h. 14
25
Pareto kemudian membagi kelas elit menjadi dua, yakni elit yang memerintah
dan elit yang tidak memerintah. Misalnya dalam sebuah negara, ada elit yang
menjadi pemerintah dan ada elit yang menjadi oposisi atau diluar pemerintahan.
didapatnya dari kekuasaan. Sedangkan non elit jumlahnya lebih besar dan diatur
apapun, selalu ada kelompok kecil yang kuat, dominan, dan mampu mendiktekan
politik partai.
Menurut Arbi Sanit, ada dua tipe partai politik dalam sistem negara
demokratis, yakni partai oligarkis dan partai demokratis. Dalam partai oligarkis,
besi oligarkis”, yakni Pertama, partai sebagai suatu entitas tidak selalu didukung
31
Robert Michels, Partai Politik: Kecendrungan Oligarkis Dalam Birokrasi, (Jakarta:
CV. Rajawali, 1984), h. 16.
32
Robert Michels, Partai Politik: Kecendrungan Oligarkis Dalam Birokrasi, h. 22.
33
Arbit Sanit, Sistem Politik Indonesia, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), h.87-89.
26
oleh totalitas anggota dan pimpinan yang memiliki partai itu. Sebab partai politik
yang sebelumnya menjadi alat untuk mencapai tujuan menjadi tujuan itu sendiri.
tidak sesuai dengan ideologi partai. Teradpat gap antara kepentingan massa
teknis yang mendesak akan kepemimpinan. Tata cara dalam berorganisasi dan
dan bahkan koalisi yang akan dibangun, juga turut menyuburkan adanya oligarki
pemimpin partai politik terkadang hanya memikirkan hal- hal yang bersifat
atau partai politik dapat ditemukan kekuatan yang hampir tidak terbatas dari
pemimpin yang dipilih atas massa pemilih. Sehingga dapat dikatakan bahwa
34
Efriza, Political Explore Sebuah Kajian Ilmu Politik, (Bandung: Alfabeta, 2012), h.
312.
35
Efriza, Political Explore Sebuah Kajian Ilmu Politik, h. 312.
36
Efriza, Political Explore Sebuah Kajian Ilmu Politik, (Bandung: Alfabeta, 2012), h.
312.
27
setiap pengambilan keputusan dan sikap politik berarti partai dikatakan
platform semata, maka partai tersebut dapat dikatakan oligarkis. Penilaian ini
dapat dilihat dari alur pengambilan keputusan (bottom up atau up bottom), faktor
partai.
28
BAB III
PDI PERJUANGAN DALAM PEMILIHAN GUBERNUR JAWA BARAT
Pada bab ini penulis membahas tentang gambaran umum terkait profil dari
Daerah (Pilkada) Jawa Barat sehingga bab ini juga turut membahas gambaran
Partai Demokrasi Indonsia (PDI) yang lahir atas kebijakan pemerintah Orde Baru
dalam jumlah banyak. Kesembilan partai yang ada (Parmusi, NU, PSII, Perti,
PNI, Partai Katolik Parkindo, IPKI, dan Murba) diharuskan melakukan fusi.
Kelompok pertama, yang terdiri atas partai-partai Islam, tergabung dalam wadah
Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Kelompok kedua, yang terdiri atas partai-
37
Cornelis Lay, Laporan Penelitian: Proses Kelahiran Partai Demokrasi Indonesia
(PDI), (Yogyakarta: 1989), h. 50.
29
Pada 27 Juli 1996, terjadi peristiwa yang disebut “peristiwa kudatuli”
(peristiwa kerusuhan dua tujuh juli) atau disebut juga “peristiwa sabtu kelabu”
karena peristiwa itu terjadi pada hari sabtu, yakni peristiwa pengambilan secara
paksa oleh massa pendukung Soerjadi (Ketua Umum versi Kongres PDI di
Medan) serta dibantu aparat kepolisan dan TNI di kantor DPP PDI Perjuangan di
Jalan Diponegoro 58 yang pada saat itu dikuasai oleh Megawati Soekarnoputri.38
Pada saat Orde Baru tumbang tahun 1998, melihat kegagalan PDI yang
Bali yang diadakan pada 8-10 Oktober 1999. Alhasil, Megawati diputuskan
menjadi Ketua Umum PDI. Namun, untuk mengikuti pemilu 1999, hanya kubu
Soerjadi yang diakui pemerintah yang boleh mengikuti pemilu tersebut. Oleh
karenanya, Megawati mengubah nama partai dari PDI menjadi PDI Perjuangan.39
Semenjak itu, pemilu pertama pada 1999, PDI Perjuangan berhasil keluar menjadi
partai pemenang dengan perolehan suara nasional 33,74 persen atau 154 kursi
DPR RI.40
38
https://nasional.kompas.com/read/2016/07/27/05450081/27.Juli.1996.Dualisme.Partai.P
olitik.yang.Berujung.Tragedi diakses pada 31 Maret 2019.
39
http://www.PDI-Perjuanganerjuangan.id/article/category/child/25/Partai/Piagam-
PDIPerjuangan diakses pada 31 Maret 2019.
40
http://www.kpu.go.id/index.php/pages/detail/2008/11/Pemilu-1999 diakses pada 31
Maret 2019.
30
tengah yang dibentuk oleh Amien Rais, yakni poros yang dibentuk dari gabungan
partai Islam yang terdiri dari PPP, PAN, PBB, PK, PNU, dan PSII mengusung
Tabel III.1
Pencapaian PDI-P dalam Pemilihan Umum42
Tahun Suara Kursi Peringkat
Megawati, PDI-P berhasil menjadi partai yang selalu tampil menjadi tiga besar
dalam pemilihan umum. Keberhasilan ini selain karena sosok Megawati sebagai
anak dari presiden Indonesia pertama yakni Soekarno, PDI-P memang terkenal
sebagai partai yang memiliki basis massa yang kuat sehingga suara mereka selalu
merefleksi diri. Dua bulan sebelum Kongres II PDI Perjuangan di Bali Ketua
41
http://www.suaramerdeka.com/harian/0404/15/nas2.htm diakses pada 31 Maret 2019.
42
https://www.kpu.go.id diakses pada 31 Maret 2019.
31
menegaskan sikap politik partai untuk menjadi pihak oposisi terhadap
kepada seluruh kader partai agar dapat merebut kemenangan Pemilu di tahun
2009. Menurut Megawati, kekalahan PDI Perjuangan di Pemilu 2004 karena tidak
sebagai partai modern yang memiliki roh kerakyatan. Bertolak dari refleksi
kabupaten kota.43
2005 hingga pertengahan tahun 2010 dari 92 pemilihan umum kepala daerah yang
diikuti calon dari PDI Perjuangan, calon yang diusung meraih suara terbanyak di
melalui peran penyeimbang di luar pemerintahan dan juga presetasi kader partai
yang menjadi kepala daerah. Salah satu kader PDI Perjuangan yang paling
menonjol adalah Joko Widodo yang menjadi Gubernur DKI Jakarta yang
32
2. Kepemimpinan dan Organisasi
Perjuangan. Kharisma Megawati bukan hanya berasal karena dirinya adalah putri
Soekarno, tapi juga keteguhannya bertahan dari tekanan politik bertubi-tubi yang
dilancarkan rezim Orde Baru. Selain itu, PDI Perjuangan juga taat pada
Kongres III PDI Perjuangan disebut juga sebagai massa transisi dari
baru” di DPP PDI Perjuangan yang mana diantaranya banyak terdapat orang-
orang muda. Meskipun begitu, dalma Rapat Kerja Nasional PDI Perjuangan di
Semarang pada 19-21 September 2014, para kader mendesak agar Megawati tetap
Perjuangan 2015-2020,
Tabel III.2:
Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan 2015-202046
Ketua Umum Megawati Soekarnoputri
Ketua Bidang Kehormatan Partai Komarudin Watubun
Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Bambang Dwi Hartono
Ketua Bidang Ideologi dan Idam Samawi
Kaderisasi
45
Bestian Nainggolan, dkk, Partai Politik Indonesia 1999-2019: Konsentrasi dan
Dekonstentrasi Kuasa, (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2016), h. 104-105.
46
https://www.pdiperjuangan.id/ diakses pada 31 Maret 2019.
33
Ketua Bidang Keanggotaan dan Djarot Syaiful Hidayat
Organisasi
Ketua Bidang Politik dan Puan Maharani (non-aktif karena jadi
Keamanan menteri)
Ketua Bidang Hukum HAM dan Trimedya Pandjaitan
Perundang-undangan
Ketua Bidang Perekonomian Hendrawan Supratikno
Ketua Bidang Kehutanan dan Muhammad Prakosa
Lingkungan Hidup
Ketua Bidang Kemaritiman Rohmin Dahuri
Ketua Bidang Pembangunan Andreas Hugo Pareira
Manusia dan Kebudayaan
Ketua Bidang Sosial dan Ribka Tjiptaning
Penanggulangan Bencana
Ketua Bidang Buruh Tani dan Mindo Sianipar
Nelayan
Ketua Bidang Kesehatan dan Anak Sri Rahayu
Ketua Bidang Pendidikan dan I Made Urip
Kebudayaan
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hasto Kristiyanto.
Bendahara Umum Olly Dondo Kambey
Dalam hal Pilkada Jawa Barat Dewan Pimpinan Daerah (DPD) memiliki
kewenangan untuk menjaring bakal calon gubernur dan wakil gubernur. Oleh
sebab itu dibutuhkan gambaran umum terkait susunan pengurus dari DPD PDIP
Jawa Barat. Berikut adalah komposisi pengurus DPD PDI Perjuangan Provinsi
Jawa Barat,
Tabel III.3
Komposisi Pengurus DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Barat
Masa Bhakti 2015 – 2020
Ketua TB Hasanudin
Wakil Bidang Kehormatan Yadi Srimulyadi
Ketua Bidang Kaderisasi Ketut Sustiawan
Bidang Bapilu Aang Hamid
Bidang Organisasi Bedi Budiman
Bidang Komunikasi Risa Mariska
Politik
Bidang Hukum dan Selly Andriani
Keamanan
34
Bidang Maritim Gatot Cahyono
Bidang Pembangunan
Manusia dan DR. Budiana
Kebudayaan
Bidang Ekonomi Ineu
Bidang Kesehatan dr Rini Haerunisa
Bidang Nelayan Ono
Bidang Buruh Dwi Putro Aries Wibowo
Bidang Petani Syamsul Bahri
Bidang Perempuan Diah Pitaloka
dan Anak
Bidang Pemuda Olah Nico Siahaan
raga
Sekretaris Abdi Yohana
Wakil Sekretaris Yunandar
Wakil Bendahara Mathius Tandiontong, Sumiyati
Mochtar Mohammad
Juni 2018 untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat periode
2018-2023. Pilgub 2018 merupakan pemilihan kepala daerah ketiga bagi Jawa
Barat yang dilakukan secara langsung. Pada Pilgub Jawa Barat 2008 diikuti oleh
tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, yakni pasangan Danny
Setiawan dan Iwan Sulandjana yang diusung oleh Partai Golkar dan Partai
Demokrat, pasangan Agum Gumelar dan Nu'man Abdul Hakim yang diusung
oleh PDIP, PPP, PKB, PKPB, PBB, PBR, dan PDS, dan pasangan Ahmad
Heryawan dan Dede Yusuf yang diusung oleh PKS dan PAN. 47
Dede Yusuf dengan perolehan suara sebanyak 40,50 persen atau 7.287.647 suara.
Dalam Pilgub 2013 diikuti oleh lima pasangan calon pasangan gubernur dan wakil
47
https://www.kpu.go.id diakses pada 31 Maret 2019.
35
gubernur, yakni Dikdik Mulyana Arief Mansur dan Cecep Nana Suryana Toyib
yang maju dari independen, Irianto MS Syafiuddin dan Tatang Farhanul Hakim
yang diusung oleh Partai Golkar, Dede Yusuf dan Lex Laksamana yang disusung
oleh Partai Demokrat, PAN, Partai Gerindra, dan PKB, Ahmad Heryawan dan
Deddy Mizwar yang diusung oleh PKS, PPP, Partai Hanura, dan PBB, dan
terakhir pasangan Rieke Diah Pitaloka dan Teten Masduki yang diusung oleh
PDIP. Pada Pilgub 2013 dimenangkan oleh pasangan Ahmad Heryawan dan
Deddy Mizwar dengan perolehan suara sebesar 32,39 persen atau 6.515.313
suara.48
Gubernur Jawa Barat yang berasal dari purnawan TNI. Itu artinya, PDIP pernah
mencalonkan pemimpin yang berasal dari kalangan TNI di Jawa Barat. Namun,
pasangan Agum Gumelar dan Nu'man Abdul Hakim yang diusung oleh PDIP dan
koalisi kalah dalam Pilgub Jawa Barat 2008 dengan perolehan suara sebanyak
34,55 persen atau 6.217.557 suara. Pada Pilgub Jawa Barat 2013, PDIP tidak lagi
mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur dari kalangan TNI.
Bahkan, PDIP justru tidak berkoalisi dengan partai politik manapun dalam Pilgub
Jawa Barat 2013. Hasilnya, pasangan Rieke Diah Pitaloka dan Teten Masduki
memperoleh suara sebanyak 28,41 persen atau 5.714.997 suara. Baik di Pilgub
Jawa Barat 2008 dan 2013, PDIP hanya memperoleh dua besar suara terbanyak.
48
https://www.kpu.go.id diakses pada 31 Maret 2019.
36
Hal ini tentu memberikan pertimbangan bagi PDIP agar Pilgub Jawa Barat
Akan tetapi, pada Pilgub Jawa Barat 2018 pasangan yang diusung oleh
PDIP memiliki suara paling rendah. PDIP mengusung Tubagus Hasanuddin yang
memiliki latar belakang sebagai TNI dan Anton Charliyan yang memiliki latar
belakang Polri. Bahkan, PDIP memutuskan untuk tidak berkoalisi dengan partai
politik manapun pada Pilgub Jawa Barat 2018. Hasilnya pasangan Tubagus
Hasanuddin dan Anton Charliyan hanya mendapat suara 2.773.078 atau 12,6
persen. Hasil ini tentu menjadi pukulan telak bagi PDIP karena pasangan yang
diusung hanya memperoleh suara yang sedikit dan paling rendah diantara
pasangan lainnya. Hasil ini tentu berbeda dengan hasil suara pada Pilgub Jawa
Barat 2008 dan 2013 yang mana PDIP mampu menduduki peringkat dua.
Pada Pilgub Jawa Barat 2018 diikuti oleh empat pasangan calon, yakni M.
Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum yang diusung oleh PPP, PKB, Partai
NasDem, dan Partai Hanura, pasangan Tubagus Hasanuddin dan Anton Charliyan
yang diusung oleh PDIP, pasangan Sudrajat dan Ahmad Syaikhu yang diusung
oleh Partai Gerindra, PKS, dan PAN, dan pasangan Deddy Mizwar dan Dedi
Mulyadi yang diusung oleh Partai Demokrat dan Parati Golkar. Berikut hasil
49
https://www.kpu.go.id diakses pada 31 Maret 2019.
50
https://www.kpu.go.id diakses pada 31 Maret 2019.
37
4. Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi: 5.663.198 (25,77%)
32.325.315 jiwa dan partisipasi pemilih sebanyak 22.724.333 jiwa atau 70 persen.
Jumlah suara yang sah 21.979.995 suara atau 96,72 persen sedangkan suara yang
Dengan hasil peroleh suara yang sangat sedikit bagi pasangan Tubagus
Hasanuddin dan Anton Charliyan yang diusung oleh PDIP tentu menyiratkan
pertanyaan. Awalnya PDIP memunculkan empat nama dari internal partai, yakni
Sekretaris Daerah Jabar Iwa Karniwa, Bupati Majalengka Sutrisno, cucu Bung
Karno Puti Guntur Soekarno, dan Ketua DPD PDIP Jawa Barat Abdy Yuhana.
Sedangkan dari eksternal partai terdapat lima nama, yakni Wakil Gubernur Jawa
Barat Deddy Mizwar, Ketua DPD Partai Golkar Dedi Mulyadi, Menteri Kelautan
dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Ketua Kadin Jabar Agung Suryamal, dan mantan
sebagai calon gubernur dan wakil gubernur dalam pilkada di Jawa Barat. Menurut
Sekertaris Jendral PDI-P Hasto Kristianto, keputusan tersebut diambil setelah PPP
Ridwan Kamil yang sudah diusung oleh Partai NasDem dan Partai Hanura.
Sedangkan partai lainnya sudah menetapkan calon yang akan diusung sehingga
51
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20171103072053-32-253155/pdip-godok-4-
nama-untuk-pilgub-jabar diakses pada 21 September 2018.
38
PDI-P memutuskan tidak berkoalisi dengan partai manapun dalam pilkada Jawa
Barat. Hal ini memang diperbolehkan mengingat syarat agar partai bisa
mengusung calon gubernur dan wakil gubernur minimal memiliki 20 kursi DPRD
dan PDI-P memenuhi syarat tersebut karena memiliki 20 kursi DPRD di Jawa
Barat.52
Salah satu yang menarik pada Pilgub Jawa Barat 2018 adalah
masih menjabat sebagai Polri aktif sebelum akhirnya mengundurkan diri dan
mendaftar menjadi kader PDI-P. Irjen. Pol. (Purn.) Dr. Drs. H. Anton Charliyan,
berasal dari lulusan Akpol 1984 berpengalaman dalam bidang reserse. Jabatan
Consulting (SMRC) Oktober 2017, Anton Charliyan tidak masuk dalam 10 besar
nama kandidat yang diperhitungkan dalam pilkada Jawa Barat. 53 Apalagi nama
Bawah Indonesia (GMBI) terlibat dalam beberapa bentrokan dengan ormas lain.
Anton yang waktu itu tercatat sebagai Ketua Dewan Pembina GMBI, sempat
diadukan oleh Front Pembela Islam (FPI) ke DPR RI, terkait kericuhan yang
52
https://fokus.tempo.co/read/1048172/alasan-pdip-usung-tubagus-hasanuddin-anton-
charliyan diakses pada 21 September 2018.
53
https://nasional.tempo.co/read/1048585/pdip-usung-tb-hasanuddin-anton-kuat-di-partai-
lemah-di-figur diakses pada 21 September 2018.
39
terjadi antara kedua ormas tersebut.54 Padahal Jawa Barat merupakan provinsi
dengan basis Islam terkuat sehingga dipilihnya Anton Charliyan sebagai calon
PDIP secara umum dan bagaimana kiprahnya di Pilgub Jawa Barat. Pembahasan
mengenai PDIP dalam Pilgub Jawa Barat dapat menjadi gambaran umum dalam
gubernur Jawa Barat 2018 tentu melewati berbagai proses dan karenannya patut
54
https://tirto.id/hasanuddin-anton-dari-kontroversi-laskar-hizbullah-sampai-gmbi-cFZK
diakses pada 21 September 2018.
55
https://politik.rmol.co/read/2018/01/05/320952/Pernah-Ribut-Dengan-Ormas-Islam,-
PDIP-Makin-Rugi-Usung-Anton-Charliyan- diakses pada 22 September 2018.
40
BAB IV
TERPILIHNYA ANTON CHARLIYAN SEBAGAI CALON WAKIL
GUBERNUR JAWA BARAT OLEH PDI PERJUANGAN
politik PDI Perjuangan dalam pemilihan Anton Charliyan sebagai calon Wakil
Gubernur Jawa Barat 2018. Pada awalnya, penulis menjabarkan hasil penelitian
terkait pola rekurutmen politik PDI Perjuangan secara umum untuk kemudian
Gubernur Jawa Barat 2018 oleh PDI Perjuangan. Setelah itu, penulis membahas
proses yang terjadi di dalam tubuh PDI Perjuangan terkait keputusan mengusung
Anton Charliyan sebagai calon wakil gubernur pada pilkada Jawa Barat 2018
Salah satu fungsi partai politik adalah rekrutmen politik. Fungsi ini
56
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: Grasindo, 2010), h. 15.
41
Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan merupakan salah satu partai
Pemilu (Bapilu) PDIP, Bambang Dwi Hartono, dalam proses rekrutmen politik
sosialisasi dan kebijakan partai yang diambil. Kedua, setelah menjadi simpatisan
mereka diajak untuk menjadi anggota partai. Pada saat menjadi anggota partai,
ulang tahun Indonesia, acara maulid nabi Muhammad SAW, dan kegiatan lainnya.
Ketiga, para anggota partai diarahkan untuk menjadi aktifis. Para aktifis ini sudah
dimana para anggota struktural partai diberikan kembali pendidikan politik untuk
(NKRI), dan nilai-nilai toleransi atau Bhineka Tunggal Ika. Para kader inilah yang
Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Jawa Barat, proses kaderisasi dilakukan
57
Wawancara Pribadi dengan Bambang Dwi Hartono, Ketua Bapilu PDI Perjuangan di
Kantor Bapilu PDI Perjuangan pada 1 April 2019.
42
tingkat provinsi.58 Hal ini juga sebagaiaman disampaikan oleh TB. Hasanudin,
Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat bahwa kaderisasi dilaksanakan secara
bertahap bertingkat dan berlanjut. Bertahap artinya dilakukan mulai dari kader
pemula sampai kader senior. Bertingkat dibagi dalam kaderisasi pertama, madya,
dan senior. Berlanjut terus dilanjutkan setiap tahun yang diselenggarakan oleh
DPC, DPD, serta DPP.59 Pola kaderisasi inilah yang menjadi pertimbangan agar
umumnya, PDI Perjuangan telah menjalankan salah satu fungsi partai politik
sebagaimana diterangkan oleh Ramlan Surbakti bahwa salah satu fungsi partai
politik adalah rekrutmen politik. Pola tersebut bertahap dari simpatisan, anggota,
politik untuk menentukan kandidat dari partai politiknya untuk mengisi jabatan
dengan tahapan yang diatur dalam konstitusi partai. Dalam konteks PDI
Perjuangan, proses penjaringan ini memiliki dua tipe sebagaimana dijelaskan oleh
58
Wawancara Pribadi dengan Yunandar, Wakil Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa
Barat di Whatsapp pada 25 April 2019.
59
Wawancara Pribadi dengan TB. Hasanudin, Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat di
Whatsapp pada 27 April 2019.
43
contoh-contoh orang yang tadinya bukan anggota PDIP tapi dia boleh mendaftar.
Jadi kita punya perintah minimal satu tahun sebelum pemilihan daerah harus
menjaring. Jadi sekarang mau dia jadi kepala daerah, gubernur, walikota harus
dijaring dulu. Tapi ini masih dijaring loh ya”60
kebijakan partai bahwa satu tahun sebelum pelaksanaan pemilihan, daerah wajib
untuk menjaring bakal calon kepala daerah. Menurut Bambang Dwi Hartono,
proses penjaringannya bisa dari dua arah. Pertama penjaringan internal, yakni
penjaringan bakal calon kepala daerah yang berasal dari anggota atau kader PDI
daerah yang berasal dari luar anggota PDI Perjuangan. Biasanya proses
dalam manajerial.
calon kepala daerah yang didaftarkan melalui DPD. Itu artinya proses nominasi
tingkat daerah. Namun, proses keputusan diserahkan kembali pada tingkat pusat
kebijakan partai.
Pippa Norris mengatakan setidaknya ada tiga tahap yang biasa dilakukan
partai politik untuk menentukan kandidat, yakni Pertama, proses sertifikasi yang
60
Wawancara Pribadi dengan Bambang Dwi Hartono, Ketua Bapilu PDI Perjuangan di
Kantor Bapilu PDI Perjuangan pada 1 April 2019.
44
konstitusi partai.61 Menurut Bambang Dwi Hartono, proses sertifikasi untuk
pencalonan kepala daerah melalui PDI Perjuangan adalah harus sesuai dengan
(DPP). Pada tahap ini akan dianalisa ketokohan, soliditas partai, dan
ditingkat DPP.
61
Richard S. Katz dan William Crotty, Handbook Partai Politik, (London: SAGE
Publications Ltd, 2006), h.149-151.
62
Wawancara Pribadi dengan Bambang Dwi Hartono, Ketua Bapilu PDI Perjuangan di
Kantor Bapilu PDI Perjuangan pada 1 April 2019.
63
Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan Masa Bakti 2015-2020.
45
Ketiga, proses seleksi yang biasanya dilakukan dengan voting atau
identik dilakukan oleh partai politik yang bersifat sentralistik atau terpusat dimana
Dalam proses seleksi, nama-nama yang sudah terjaring oleh daerah dan
dinyatakan lolos verifikasi kemudian dilaporkan ke DPP. Pada tahap ini akan
partai. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Bambang Dwi Hartono sebagai
berikut,
“Iya nama-nama dari daerah kemudian digodok disini. Kita punya pertimbangan
apakah calon ini memiliki mimpi-mimpi kolektif di masyarakat, apakah secara
look orang ini dapat menggaet simpatik, apakah orang ini memahami wilayah,
apakah orang ini punya kemampuan manajerial. Macem-macem lah kita putuskan
disini. Kita juga test secara psikologis dan kesehatannya gimana juga.”64
sentralistik, akan tetapi dapat dilihat bahwa proses seleksi kepala daerah di PDI
Perjuangan masih diambil oleh segelintir elit partai tertentu yang dalam hal ini
64
Wawancara Pribadi dengan Bambang Dwi Hartono, Ketua Bapilu PDI Perjuangan di
Kantor Bapilu PDI Perjuangan pada 1 April 2019.
46
B. Proses Pengambilan Keputusan PDI Perjuangan terhadap Anton
Charliyan Sebagai Calon Wakil Gubernur Pada Pilkada Jawa Barat 2018
Pada pemilihan kepala daerah Jawa Barat 2018 pasangan yang diusung
oleh PDI Perjuangan memiliki suara paling rendah. PDI Perjuangan mengusung
Tubagus Hasanuddin yang memiliki latar belakang sebagai TNI dan Anton
Hasanuddin dan Anton Charliyan hanya mendapat suara 2.773.078 atau 12,6
persen. Hasil ini tentu menjadi pukulan telak bagi PDI Perjuangan karena
pasangan yang diusung hanya memperoleh suara yang sedikit dan paling rendah
(Sumber: www.tempo.co)
65
https://pilkada.tempo.co/read/1048247/pengamat-duga-pencalonan-tb-hasanuddin-
anton-charliyan-simbolik diakses pada 25 April 2019.
47
Salah satu yang menarik pada Pilgub Jawa Barat 2018 adalah
diri dan mendaftar menjadi kader PDI Perjuangan. Selain itu nama Anton
Charliyan juga tidak masuk dalam 10 besar nama kandidat yang diperhitungkan
masyarakat (ormas) Islam di Jawa Barat seperti dengan Front Pembela Islam
(FPI). Padahal Jawa Barat merupakan provinsi dengan basis Islam terkuat
sehingga dipilihnya Anton Charliyan sebagai calon wakil gubernur Jawa Barat
dinilai akan menggerus suara PDI Perjuangan. Oleh karena itu penelitian ini ingin
oleh Bambang Dwi Hartono selaku Ketua Bapilu PDI Perjuangan. Namun dalam
poin s menyebutkan bahwa warga negara Indonesia yang dapat menjadi Calon
48
anggota Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan
gubernur Jawa Barat oleh PDI Perjuangan masih menjabat sebagai Polri aktif.
cukup menyita perhatian masyarakat. Bambang Dwi Hartono menyebut bahwa hal
menyebutkan bahwa Polri harus bersikap netral dalam politik dan tidak
melibatkan diri pada kegiatan politik praktis. Namun larangan tersebut tidak
berlaku atau dapat dianulir sepanjang anggota Polri memenuhi ketentuan dalam
Kepolisian cukup berhenti dari jabatan yang diemban untuk dapat menduduki
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan atau Walikota dan Wakil Walikota, yang
menyebutkan bahwa calon kepala daerah yang berasal Polri wajib mengundurkan
66
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 1 tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur,
Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang.
67
UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
68
PKPU Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan atau Walikota dan Wakil Walikota
49
Meskipun secara hukum pencalonan kepala daerah berlatarbelakang Polri
yang sebelumnya aktif diperbolehkan, tetapi hal ini dapat menjadi indikasi bahwa
partai politik mengalami krisis kader karena lebih memprioritaskan figur eksternal
ketimbang mengusung kader dari internal partai. Menurut Bambang Dwi Hartono
selaku Ketua Bapilu PDI Perjuangan, penjaringan bakal calon kepala daerah ada
yang dari internal dan eksternal. Artinya bahwa siapapun sebenarnya boleh
sebagai berikut,
“Ya sebenernya gak semuanya harus dari kader partai karena kami punya
pertimbangan-pertimbangan khusus di DPP. Kalo soal Anton Charliyan, memang
dia itu Polri tapi kita punya pertimbang memilih Pak Anton. Beliau sebagai Polri
disana pasti sudah menguasai wilayah Jabar, punya manajerial yang baik juga.
Dan pak Anton itu ya secara face nya buat masyarakat simpatik. Coba aja kamu
lihat Pak Anton muka nya sangat membumi maksudnya siapapun yang mau
negor dia nggak sungkan…Nah berkaitan dengan rekrutmen politik, kita melihat
Pak Anton ini memiliki ideologi dan cita-cita yang sama. Polri itu kan udah
selesai dengan urusan ideologi Pancasila dan NKRI. Jadi ideologinya sudah sama
dengan ideologi, beliau bisa langsung jadi kader karena pemahaman dia udah
setingkat kader.”.69
salah satunya dilihat dari kemampuan manajerial yang baik. Anton Charliyan
PDI Perjuangan memilihnya menjadi calon wakil gubernur dalam Pilkada Jawa
Barat 2018.
69
Wawancara Pribadi dengan Bambang Dwi Hartono, Ketua Bapilu PDI Perjuangan di
Kantor Bapilu PDI Perjuangan pada 1 April 2019.
50
pola kekuasaan dalam tubuh partai. Apakah nominasi ditentukan oleh pimpinan
Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Barat pola rekrutmen politik PDI
“Rekrutmen dilakukan terbuka, ke dalam dan keluar. Siapa yang berminat bisa
mendaftarkan diri ke badan pemenangan pemilu di tingkat cabang atau tingkat
provinsi pada periode pendaftaran. Dan kemudian, daftar nama yang ada akan
disampaikan secara bertingkat ke tingkat yang lebih atas. Di tingkat provinsi
dilakukan beberapa tes seperti tes wawancara, psikotest dan tes pengetahuan.
Peran DPD Jabar sendiri perannya adalah menjaring pendaftar dari luar dan
dalam partai”.71
rekrutmen calon kepala daerah yang berasal dari internal dan eksternal partai. PDI
menjaring nama-nama dari internal partai tapi juga melihat di eksternal partai.
Peran daerah dalam hal ini DPD PDI Perjuangan Jawa Barat hanya sebatas
bawah atau bersifat sentralistik. Peran DPD hanya membuka pendaftaran untuk
kemudian nama-nama tersebut diajukan ketingkat yang lebih tinggi dalam hal ini
70
Richard S. Katz dan William Crotty, Handbook Partai Politik, (London: SAGE
Publications Ltd, 2006), h.156-158.
71
Wawancara Pribadi dengan Yunandar, Wakil Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa
Barat di Whatsapp pada 25 April 2019
51
“Terbuka melalui pendaftaran ke partai mendaftar ke DPD atau DPP baik untuk
kader maupun non kader. Kemudian ada tahapan, pertama test pengetahuan.
Kedua, test ideologi dan Pancasila. Ketiga, test kesehatan dan psikotest
bekerjasama dengan Universitas Padjajaran. Keempat, test elaktabilitas dengan
bekerja sama dengan lembaga survei.”72
beliau menjadi nominasi menjadi salah satu kandidat calon wakil gubernur Jawa
“Ya kalau Pak Anton sebenernya namanya keluar dari DPP melihat beberapa
pertimbangan. Tapi kita di juga istilahnya konsultasikan juga lah ke DPD Jabar.
Beliau nggak ada masalah karena yang saya bilang tadi kalau Pak Anton ini
memang Polri di Jabar jadi dia tahu wilayah Jabar”.73
Penjelasan bahwa nama Anton Charliyan masuk dalam nominasi oleh DPP
PDI Perjuangan dipertegas oleh penjelasan dari Yunandar bahwa DPD tidak
DPP Partai bukan di DPD.74 Hal ini menunjukan bahwa dalam kasus Anton
PDI Perjuangan, DPP PDI Perjuangan memiliki peranan yang sentral karena
keputusan tertinggi ada di tangan DPP PDI Perjuangan. Jadi setiap calon kepala
daerah dari PDI Perjuangan diputuskan oleh DPP PDI Perjuangan bukan dari
72
Wawancara Pribadi dengan TB. Hasanudin, Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat di
Whatsapp pada 27 April 2019.
73
Wawancara Pribadi dengan Bambang Dwi Hartono, Ketua Bapilu PDI Perjuangan
Perjuangan di Kantor Bapilu PDI Perjuangan pada 1 April 2019.
74
Wawancara Pribadi dengan Yunandar, Wakil Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa
Barat di Whatsapp pada 25 April 2019
52
Yunandar bahwa “semua calon setara dan diputuskan final dalam rapat DPP
“Prosesnya ada di DPP Partai, tidak ada proses di DPD. Jadi DPD Jabar tidak
dilibatkan. Keputusan terpilihnya Anton Charliyan sebagai Cawagub diputuskan
melalui DPP Partai. DPD Jabar tidak terlibat”.76
Itu artinya dalam proses seleksi Anton Charliyan sebagai calon wakil gubernur
Jawa Barat oleh PDI Perjuangan tersentralisasi di DPP dan DPD tidak dilibatkan
Charliyan tetap mengikuti tahapan yang dilakukan oleh PDI Perjuangan, yakni
Pertama test pengetahuan. Kedua, test ideologi dan Pancasila. Ketiga, test
“Anton sesuai dan lolos dengan kualifikasi yang sudah disebutkan. Dan tim yang
memutuskan Anton Charliyan sebagai Cawagub adalah tim dari DPP. Bukan
hanya Anton tetapi yang lainnya pun melalui prosedur diatas, hasilnya
diputuskan oleh DPP”.
Barat pada Pilkada 2018 sepenuhnya ditetapkan oleh DPP PDI Perjuangan.
Berdasarkan hasil wawancara oleh Ketua Bapilu PDI Perjuangan, Bambang Dwi
sebagai Polri, Anton Charliyan sudah memenuhi kualifikasi ideologi yang sama
dengan PDI Perjuangan soal Pancasila dan NKRI. Kedua, Anton Charliyan
75
Wawancara Pribadi dengan Yunandar, Wakil Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa
Barat di Whatsapp pada 25 April 2019
76
Wawancara Pribadi dengan Yunandar, Wakil Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa
Barat di Whatsapp pada 25 April 2019
53
memiliki kemampuan manajerial yang baik karena pengalamanya sebagai Kepala
Polisi Daerah (Kapolda) Jawa Barat. Ketiga, Anton Charliyan menguasi wilayah
Jawa Barat karena pernah menjadi Kapolda Jabar. Keempat, Anton Charliyan
Namun dari sisi eleltabilitas, Anton Charliyan bahkan tidak masuk sepuluh
besar survei yang dilakukan oleh SMRC. Padahal salah satu tahap yang harus
dilewati calon kepala daerah yang diusung dari PDI Perjuangan adalah tes
“Ya memang beliau ini (Anton Charliyan) elektabilitasnya rendah ya, tapi itu kan
bukan satu-satunya yang kita pertimbangkan. Masalah elektabilitas sebenernya
kan masih bisa dikejar di waktu kampanye. Jadi buat kami tidak menjadi masalah
selagi dia memunuhi pertimbangan lain dari partai”.78
Itu artinya keputusan memilih Anton Charliyan tidak melewati tahap tes
bukanlah faktor penentu bagi PDI Perjuangan untuk mengusung calon kepala
daerah. Hal ini dapat dilihat dari keputusan terpilihnya Anton Charliyan sebagai
77
Wawancara Pribadi dengan Bambang Dwi Hartono, Ketua Bapilu PDI Perjuangan
Perjuangan di Kantor Bapilu PDI Perjuangan pada 1 April 2019.
78
Wawancara Pribadi dengan Bambang Dwi Hartono, Ketua Bapilu PDI Perjuangan
Perjuangan di Kantor Bapilu PDI Perjuangan pada 1 April 2019.
54
C. Keputusan PDI Perjuangan Mengusung Anton Charliyan sebagai Calon
Berdasarkan tipologi yang dikembangkan oleh Katz and Mair, ada empat
keputusan pemilihan Anton Charliyan sebagai calon wakil gubernur Jawa Barat
hanya diputuskan oleh segelintir orang yang berpengaruh pada jalannya roda
organisasi partai. Menurut Katz dan Mair, biasanya partai elit dapat dilihat dari
terhadap Anton Charliyan sebagai calon wakil gubernur pada Pilkada Jawa Barat
DPD PDI Perjuangan Jawa Barat tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan
calon PDI Perjuangan yang menyebutkan bahwa bakal calon yang lolos verifikasi
dilaporkan ke DPP. Pada tahap ini akan dianalisa ketokohan, soliditas partai, dan
DPP.
79
Richard S. Katz and William Crotty, Handbook Partai Politik, (London: SAGE
Publications Ltd, 2006) h. 250.
55
Akan tetapi, tidak terlibatnya DPD PDI Perjuangan Jawa Barat terhadap
Almod dan Powell menyatakan bahwa ada dua sifat dalam proses rekrutmen
partai politik yang hanya ditentukan oleh elit tertentu atau segelintir orang yang
kesamaan hak dan kewajiban yang dilindungi oleh Undang-Undang dan konstitusi
partai.
Charliyan, DPD PDI Perjuangan Jawa Barat sama sekali tidak dilibatkan karena
proses penjaringan Anton Charliyan berasal dari DPP PDI Perjuangan. Selain itu,
proses seleksi dan nominasinya juga diputuskan oleh DPP PDI Perjuangan. Hal
berisfat tertutup karena hanya melibatkan elit tertentu atau segelintir orang dalam
struktural partai yang dalam hal ini adalah DPP PDI Perjuangan. DPD PDI
Perjuangan Jawa Barat sebagai wilayah pemilihan tidak dilibatkan baik dalam
proses nominasi maupun seleksi. Untuk itu, rekrutmen politik PDI Perjuangan
80
Joko J. Prihatmoko, Pemilihan Kepala Daerah Langsung, (Semarang: Pustaka Pelajar,
2005) h. 200-203.
56
tidak bisa dikatakan sebagai rekrutmen terbuka karena tidak melibatkan lapisan
rekrutmen politik yang dilakukan bersifat terbuka, akan tetapi rekrutmen terbuka
sebagaimana dimaksud adalah rekrutmen calon kepala daerah yang berasal dari
internal dan eksternal partai. Rekrutmen terbuka terjadi karena menjaring nama-
nama dari internal partai tapi juga melihat di eksternal partai. Pengertian ini tidak
sesuai dengan penjelasan Almod dan Powell bahwa rekrutmen terbuka dan
tertutup dibedakan pada proses pelibatan struktural dan anggota partai dalam
terbuka jika melibatkan lapisan internal partai, dan dikatakan tertutup jika hanya
Peran daerah dalam hal ini DPD PDI Perjuangan hanya sebatas menjaring
dan memberikan pendaftaran terbuka bagi siapapun yang ingin mencalonkan diri
dalam Pilkada. Namun dalam proses terpilihnya Anton Charliyan di Jawa Barat,
DPD PDI Perjuangan tidak dilibatkan. Terpilihnya Anton Charliyan sebagai calon
wakil gubernur Jawa Barat pada Pilkada 2018 sepenuhnya ditentukan oleh DPP
PDI Perjuangan. Itu artinya rekrutmen politik PDI Perjuangan terhadap Anton
gubernur Jawa Barat yang diusung oleh PDI Perjuangan, terdapat peranan elit
organisasi apapun, selalu ada kelompok kecil yang kuat, dominan, dan mampu
57
mendiktekan kepentinganya sendiri.81 Misalnya dalam partai politik, selalu ada
gubernur Jawa Barat memang cukup rumit. Pada awalnya PDI Perjuangan
memunculkan empat nama dari internal partai, yakni Sekretaris Daerah Jabar Iwa
Karniwa, Bupati Majalengka Sutrisno, cucu Bung Karno Puti Guntur Soekarno,
dan Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat TB. Hasannudin. Sedangkan dari
eksternal partai terdapat lima nama, yakni Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy
Mizwar, Ketua DPD Partai Golkar Dedi Mulyadi, Menteri Kelautan dan
Perikanan Susi Pudjiastuti, Ketua Kadin Jabar Agung Suryamal, dan mantan
sebagai calon gubernur dan wakil gubernur dalam pilkada di Jawa Barat.
setelah PPP dan PKB sepakat untuk mengusung Uu Ruzhanul Ulum sebagai
pendamping Ridwan Kamil yang sudah diusung oleh Partai NasDem dan Partai
Hanura. Sedangkan partai lainnya sudah menetapkan calon yang akan diusung
81
Robert Michels, Partai Politik: Kecendrungan Oligarkis Dalam Birokrasi, (Jakarta:
CV. Rajawali, 1984), h. 22.
82
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20171103072053-32-253155/pdip-godok-4-
nama-untuk-pilgub-jabar diakses pada 25 April 2019.
58
sehingga PDI Perjuanga memutuskan tidak berkoalisi dengan partai manapun
pencalonan Pilkada Jawa Barat 2018 dapat dilihat dari proses rekrutmen politik
yang hanya melibatkan DPP PDI Perjuangan. Pengaruh elit tersebut juga dapat
pengusungan calon Pilkada Jawa Barat oleh PDI Perjuangan sebagai berikut,
“Saya waktu ngomongi Jawa Barat, saya kan ngamuk-ngamuk terus. Karena saya
kan begitu. Yang ini aja deh Bu, ntar gabung sama yang itu. Tidak! Kalau saya
udah mulai keluar yang namanya ya itu, saya nggak bisa ngomong, saya ini
"Banteng" si ya…Tapi perilaku "Banteng" kalau saya udah mulai keluar "kumis".
Saya bilang sekali lagi, tidak! Tidak! Nah gitu. Kalau udah ngomong gitu nggak
ada yang berani dah. Haduh, minta ampun”.84
dan Anton Charliyan tidak bisa lepas dari pengaruhnya sebagai elit di PDI
Jawa Barat namun Megawati tetap pada keputusannya. Hal ini menandakan
berlatar belakang sebagai jenderal polisi dan pernah menjabat sebagai Kapolda
Jawa Barat, memiliki ketegasan dan pemahaman yang memadai untuk memimpin
83
https://fokus.tempo.co/read/1048172/alasan-pdip-usung-tubagus-hasanuddin-anton-
charliyan diakses pada 25 April 2019.
84
http://www.tribunnews.com/nasional/2018/01/07/megawati-sempat-ngamuk-saat-rapat-
penentuan-pilkada-jawa-barat diakses pada 25 April 2019.
59
daerah. Selain itu, Anton Charliyan bisa dekat dan mengayomi masyarakat.85
“Anton ini saya tahu orangnya meskipun jenderal polisi, tapi tukang hereuy
(lelucon), kalau guyon saya sampai kepingkel-pingkel perut, nanti suruh saja dia
nari, jago nari dia Pak”.86
kepada Anton Charliyan. Selain itu sosok Anton Charliyan yang dapat
alasan DPP PDI Perjuangan memilih Anton Charliyan karena ia dapat meraih
simpatik masyarakat.
Menurut Arbi Sanit, ada dua tipe partai politik dalam sistem negara
demokratis, yakni partai oligarkis dan partai demokratis. Dalam partai oligarkis,
keputusan politik diputuskan oleh pemimpin partai atau elit berpengaruh di partai.
demokratis yang melibatkan struktur partai lain.87 Berdasarkan hasil temuan data,
PDI Perjuang dapat dikatakan sebagai partai oligarkis karena keputusan politik
terkait terpilihnya Anton Charliyan sebagai calon wakil gubernur yang diusung
DPD PDI Perjuangan dan Yunandar selaku Wakil Sekretaris DPD PDI
Perjuangan Jawa Barat bahwa DPD PDI Perjuangan Jawa Barat tidak terlibat
85
https://www.viva.co.id/berita/politik/1033536-megawati-turun-gunung-di-pilkada-jabar
diakses pada 25 April 2019
86
https://www.viva.co.id/berita/politik/1033536-megawati-turun-gunung-di-pilkada-jabar
diakses pada 25 April 2019
87
Arbit Sanit, Sistem Politik Indonesia, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), h.87-89.
60
dalam keputusan pencalonan Anton Charliyan sebagai calon wakil gubernur Jawa
Selain itu, terpilihnya Anton Charliyan sebagai calon wakil gubernur Jawa
Barat dalam Pilkada 2018 dari PDI Perjuangan juga tidak sesuai dengan
rekomendasi forum politisi nomor 1 poin a yang menyatakan bahwa calon kepala
daerah yang dicalonkan dari partai politik anggota partai yang dapat dipilih dan
walikota dari partai adalah anggota partai sekurang-kurangnya telah 3 (tiga) tahun
terus menerus menjadi anggota minimal pernah menjadi pengurus partai atau alat
belum menjadi anggota partai bahkan masih berstus aktif Polri sebelum akhirnya
pernah menjadi pengurus partai atau alat kelengkapan partai tingkat kabupaten.
88
Warsito Ellwein, dkk, “Konsolidasi Demokrasi: Kompilasi hasil Workshop, Pertamuan
Kerja Rutin, dan Pertemuan Nasional Forum Politik”, (Jakarta: Forum Politisi, 2006), h.70-71.
61
Charliyan bersama TB Hasanudin dalam Pilkada Jawa Barat 2018. Ada beberapa
yakni Pertama, partai sebagai suatu entitas tidak selalu didukung oleh totalitas
anggota dan pimpinan yang memiliki partai itu. Hal ini terjadi karena
kepentingan elit partai.89 Hal ini dapat dilihat bahwa pimpinan partai sangat
elektabilitas yang rendah. Ini menandakan ada gap antara kepentingga massa
teknis yang mendesak akan kepemimpinan. Tata cara dalam berorganisasi dan
dan bahkan koalisi yang akan dibangun, juga turut menyuburkan adanya oligarki
pemimpin partai politik terkadang hanya memikirkan hal- hal yang bersifat
cepat, cermat dan tepat demi masa depan partai.90 Hal ini dapat dilihat bahwa
adanya kebutuhan mendesak karena partai lain selain PDI Perjuangan sudah
62
dalam Pilkada Jawa Barat. Keputusan ini dibuat karena terjadi kebuntuan
Hasanudin sebagai calon gubernur namun PPP dan PKB sepakat untuk
diusung oleh Partai NasDem dan Partai Hanura. Di lain koalisi keputusan sudah
bulat dimana Partai Gerindra, PKS, dan PPP mengusung pasangan Sudrajat dan
Ahmad Syaikhu dan koalisi Partai Demokrat dan Partai Demokrat bulat
mengusung Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi. Oleh sebab itu, PDI Perjuangan
terdesak apakah ikut dengan koalisi lain atau mencalonkan pasangan calonnya
atau partai politik dapat ditemukan kekuatan yang hampir tidak terbatas dari
pemimpin yang dipilih atas massa pemilih. Sehingga dapat dikatakan bahwa
dari demokrasi itu sendiri.91 Maksudnya adalah seringkali partai politik memakai
jargon demokrasi akan tetapi pada praktiknya seringkali tidak demokratis. Hal ini
sepunuhnya ditetapkan oleh DPP PDI Perjuangan tanpa melibatkan DPD PDI
Perjuangan. Peran Megawati sebagai ketua DPP PDI Perjuang sangat terlihat
91
Efriza, Political Explore Sebuah Kajian Ilmu Politik, (Bandung: Alfabeta, 2012), h.
312.
63
Berdasarkan penjelasan diatas, penilaian tentang proses keputusan PDI
Barat 2018 dapat dilihat dari alur pengambilan keputusan (bottom up atau up
bottom), faktor yang mempengaruhi keputusan (Elit atau Anggota), dan sifat
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rekrutmen politik merupakan salah satu fungsi partai politik yang penting
karena partai politik membutuhkan kader-kader yang baik untuk mengisi jabatan-
calon ke bursa kepemimpinan lokal maupun nasional. Pada penelitian ini, penulis
pencalonan Anton Charliyan sebagai calon wakil gubernur Jawa Barat 2018. Dari
untuk menjaring bakal calon kepala daerah dan dilibatkan dalam sertifikasi
calon oleh PDI Perjuangan. Namun, nominasi dan seleksi sepenuhnya ada
calon Wakil Gubernur pada Pilkada Jawa Barat 2018 melibatkan DPD
Charliyan sebagai calon wakil gubernur Jawa Barat 2018. Hal ini dapat
65
melibatkan elit tertentu atau segelintir orang dalam struktural partai yang
dalam hal ini adalah DPP PDI Perjuangan. DPD PDI Perjuangan Jawa
B. Saran
Proses pencalonan Anton Charliyan pada Pilkada Jawa Barat 2018 oleh
Namun skripsi ini dapat berkembang apabila dilakukan penelitian lebih lanjut
khusus dan partai politik secara umum. Selain itu, perlunya studi mendalam
tentang mekanisme seleksi kandidat dan rekrutmen oleh partai politik di Indonesia
politik dan penyerapan aspirasi publik dalam proses pemilihan secara langsung
Oleh karena itu, besar harapan penulis bahwa skripsi ini dapat
memberikan kontribusi keilmuan untuk studi Ilmu Politik dan dapat dijadikan
rujukan untuk penelitian selanjutnya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
permasalah sosial politik di Indonesia sangat dinamis dan cepat berubah sehingga
skripsi ini tidak selamanya dapat menjawab persoalan terkait rekrutmen politik.
66
Daftar Pustaka
Buku
Efriza, Political Explore Sebuah Kajian Ilmu Politik, Bandung: Alfabeta, 2012.
Katz, Richard S and William Crotty, Handbook Partai Politik, London: SAGE
Publications Ltd, 2006.
Rohania, Yoyoh dan Efriza, Pengantar Ilmu Politik: Kajian Dasar Ilmu Politik,
Malang: Instrans Publishing, 2015.
67
Sitepu, P. Anthonius, Studi Ilmu Politik, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.
Jurnal
Irwati, Analisis Rekrutmen Calon Walikota dan Wakil Walikota Balikpapan Oleh
Partai Golkar Pada Pemilihan Kepala Daerah Kota Balikpapan Tahun
2015, Jurnal Ilmu Pemerintahan, Vol.4 No.3 2016.
Skripsi
.
Ilham, Rizky, 2017, Rekrutmen dan Oligarki Dalam Pemilihan Kepala Daerah
(Studi tentang Faktor-Faktor Keterpilihan Basuki Tjahaja Purnama
Sebagai Calon Gubernur dari PDI-Perjuangan pada Pemilihan Gubernur
DKI Jakarta Tahun 2017), Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Mandala, 2016. Rekrutmen Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Oleh Partai
Politik Pada Pilkada di Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Tahun
2015 (Studi Perbandingan Pada DPC Partai Gerindra Dan DPC PKB
Kabupaten Pesawaran), Lampung: Universitas Lampung.
Rozali, Imran, 2016, Pola Penetapan Calon Kepala Daerah Oleh Partai Politik
(Studi: Penetapan Airin Rachmi Diany-Benyamin Davnie Sebagai Calon
Walikota Tangerang Selatan Periode 2015-2020 Oleh Partai Nasdem),
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20171103072053-32-253155/pdip-
godok-4-nama-untuk-pilgub-jabar diakses pada 21 September 2018.
https://fokus.tempo.co/read/1048172/alasan-pdip-usung-tubagus-hasanuddin-
anton-charliyan diakses pada 21 September 2018.
https://nasional.tempo.co/read/1048585/pdip-usung-tb-hasanuddin-anton-kuat-di-
partai-lemah-di-figur diakses pada 21 September 2018.
https://tirto.id/hasanuddin-anton-dari-kontroversi-laskar-hizbullah-sampai-gmbi-
cFZK diakses pada 21 September 2018.
68
https://politik.rmol.co/read/2018/01/05/320952/Pernah-Ribut-Dengan-Ormas-
Islam,-PDIP-Makin-Rugi-Usung-Anton-Charliyan- diakses pada 22 September
2018.
http://sp.beritasatu.com/nasional/PDI-Perjuangan-tetapkan-mekanisme-seleksi-
calonkepala-daerah/114132 diakses pada 5 Maret 2019.
https://nasional.kompas.com/read/2016/07/27/05450081/27.Juli.1996.Dualisme.P
artai.Politik.yang.Berujung.Tragedi diakses pada 31 Maret 2019.
http://www.PDI-Perjuanganerjuangan.id/article/category/child/25/Partai/Piagam-
PDIPerjuangan diakses pada 31 Maret 2019.
Dokumen
Wawancara
Bambang Dwi Hartono, Ketua Bapilu PDI Perjuangan di Kantor Bapilu PDI
Perjuangan pada 1 April 2019.
Yunandar, Wakil Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Barat di Whatsapp pada
25 April 2019.
TB. Hasanudin, Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat di Whatsapp pada 27
April 2019.
69