Anda di halaman 1dari 157

STRATEGI REKRUTMEN DI ORGANISASI

KEMAHASISWAAN
(Studi Kasus Rekrutmen Kader HMI Cabang Ciputat)

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:
Anis Kurniawan
NIM : 108032200017

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
STRATNGI REKRL'TMEN I}I ORGANISASI KEryIAHASISWAAN
(Studi Kasus Rekrutmen Kader HMI Cabang Ciputat)

Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

ANIS KURNIAWAN

NIM: 108032200017

Fernbimbing Skripsi,

PROGRAM STLII}I SOSIOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNTVSRSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF IIIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
PENGESANAN PANITLA LTJIAN SKRIPSI

SKRIPSI

STRATEGI REKRLTTryIEN DI ORGANISASI KE1VIAIIASISWAAN

(Studi Kasus Rekrutmen Kader HMI Cabang Ciputat)

Oleh

Anis Kurniawan
108032200017
Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal I
Oktober 2013. Skripsi ini telah diterirna sebagai salah satu syarat rnernperoleh
gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Sosiologi.

Ketua.

Ilr. Zulkifli" MA rim Halim utlrru'dlirh, MA


NIP.196608131991031004 NIP.198101122A110r2W9

Penorrii TI

Dr
NIP.I 1001

Diterima nyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 1 Oktober 2AI3

Kefrra Prnorarn Sf r rrli


FISIP UIN Jakarta

Dr- Zutki{Ii- MA
NIP.196608131991031 004
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISIVIE

Skripsi ini yang berjudul :

STRATEGI REKRLTTMEN DI ORGANISASI KEMAHASISWAAN


(STUDI KASUS REKRUTMEN KA}ER HMI CABANG CIPUTAT)

l. Merupakan karya asli saya yang diajukan uutuk rnemenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (LIIN)

Syarif Hidayatullah J akarte.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
canturnkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri ruf$ Syarif Hidayatullah Jakartra.

-1. Jika dikemudian hari terbuhi bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli

saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya

bersedia rnenerima sanksi yang berlaku di Universitas Islarn Negen {UfN)

Syarif Hidayatullah J akarta.

Jakartia, 1 Oktqbe.{ ?01 _1

MM
W
dw%VW,,ffi
Anis Kurniawan
ABSTRAKSI
Secara umum, skripsi ini menganalisa strategi rekrutmen kader organisasi
yang digunakan oleh HMI Cabang Ciputat dengan menggunakan perspektif
gerakan sosial dengan fokus pada aspek resource mobilization. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi HMI Cabang Ciputat tentang
pentingnya rekrutmen kader dan untuk mengetahui strategi apa saja yang
dilakukan oleh pengurus HMI Cabang Ciputat dalam merekrut kader. Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode
studi kasus. Sumber utama atau data primer penelitian ini digali dari beberapa
sumber yang terkait dengan rekrutmen kader. Sedangkan teknik yang digunakan
untuk pengumpulan data adalah wawancara dengan informan yang dianalisis
secara kualitatif dengan menyeleksi dan menyederhanakan data dan
menghubungkan kembali dengan konsep dan pertanyaan penelitian serta tujuan
penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rekrutmen kader yang dilakukan oleh
HMI Cabang Ciputat sangat penting. Pertama, rekrutmen dipandang sebagai
ujung tombak atau tulang punggung sebuah organisasi. Kedua, rekrutmen
dilakukan untuk mencari calon kader yang potensial. Ketiga, Rekrutmen dinilai
sebagai upaya regenerasi kepengurusan dalam organisasi. Keempat, rekrutmen
dianggap sebagai bentuk eksistensi HMI. kelima, rekrutmen merupakan strategi
bertahan organisasi HMI. Sedangkan strategi rekrutmen yang dilakukan oleh
pengurus HMI Cabang Ciputat adalah Face to Face, yang dalam hal ini lebih
menekankan pada strategi Private Face To Face, seperti jaringan pertemanan,
jaringan kekeluargaan, jaringan almamater pendidikan atau pesantren, dan
jaringan primordial (satu daerah). Dan yang terakhir adalah dengan cara
berpacaran, namun berpacaran bukan strategi formal yang dilakukan oleh HMI
Cabang Ciputat, karena cara ini merupakan trik kader sendiri. Selain itu, HMI
Cabang Ciputat menggunakan strategi Public Face to Face, yaitu dengan
mengadakan seminar-seminar, kajian dan diskusi, serta Bimtes (Bimbingan Tes)
pada calon mahasiswa baru. Sehingga, dengan hal itu, pengurus mudah
melakukan rekrutmen terhadap mahasiswa baru. Strategi melalui media yang
digunakan untuk menyampaikan informasi perekrutan lebih menggunakan strategi
Private Mediated, seperti SMS dan BBM, karena dianggap lebih efektif. Di sisi
yang lain, digunakan strategi Public Mediated, seperti media sosial facebook dan
twitter, serta media cetak seperti pamflet, brosur dan selebaran-selebaran yang
diberikan pada calon anggota.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah memberikan

nikmat sehat wal afiat, sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan pada Sang

junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, berkat hidayahnya kita dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Strategi Rekrutmen Di Organisasi

Kemahasiswaan (Studi Kasus Rekrutmen Kader HMI Cabang Ciputat) “.

Skripsi ini tidak akan bisa selesai tanpa bantuan, bimbingan, arahan,

dukungan dan kontribusi dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Ayahanda Fathollah dan ibunda Fatimah, yang telah mendidik penulis

dengan kasih sayang dan cinta, dengan ikhlas mengizinkan penulis

menempuh studi sampai selesai.

2. Bapak Mohammad Hasan Ansori, Ph.D selaku dosen pembimbing yang

telah menyediakan waktunya, tenaganya, perhatiannya, serta saran-saran

dan kritik yang diberikan kepada penulis selama menyusun skripsi ini.

3. Bapak Dr. Zulkifly, MA selaku Ketua Jurusan Program Studi Sosilogi dan

Ibu Iim Halimatussa’diyah, MA selaku Sekretaris Jurusan Program Studi

Sosiologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Seluruh dosen dan staf pengajar pada program studi Sosiologi yang tak

mungkin penulis sebut satu persatu, terima kasih yang tak terhingga atas

segala motivasi, ilmu pengetahuan, bimbingan, wawasan dan pengalaman

yang mendorong penulis selama menempuh studi.

ii
5. Kakak perempuanku Alm. Wasilatul Hasanah, terima kasih telah

memberikan motivasi yang sangat mendalam selama hidupnya. Buat

Keponaanku : Vicky, Kafin dan Karin jangan pernah lelah untuk mengejar

cita-cita.

6. Kawan-kawan Pengurus HMI Cabang Ciputat dan seluruh pengurus

komisariat yang ada di HMI Cabang Ciputat, penulis ucapkan terima kasih

telah memberikan kemudahan mencari data yang diperlukan penulis.

Terutama buat Ramfalak Siregar, Eko Arisandi, Ali Zaki dan kawan-

kawan lainnya.

7. Kawan-kawan HMI KOMFISIP, terima kasih atas segala pengalamannya

selama penulis bersama-sama berproses untuk membangun HMI

KOMFISIP. Yeni Aryati safitri, Citra Dea Gemala, Ilham Afdol, Intan

Ocha, Dida Nadzifah, Tebri, Awe, Cecep, Nana, Eroh, Devi, Isma, Zakia,

Ican, Huda, Suhairi, Wahid Mannan dan Kurniadi.

8. Ali Wafa, Ihsan Fajri dan Peni Intan Palupi beserta Pengurus HMI

Komisariat FISIP Periode 2012-2013, tetap semangat untuk berdiskusi dan

menjalankan roda perkaderan, supaya cita-cita pendiri awal untuk

menjadikan HMI Komisariat FISIP sebagai laboratorium perkaderan

tercapai.

9. Gadis Jakarta Berhati Pesantren yang memberikan pengaruh luar biasa

terhadap penulis, terima kasih atas dukungan morilnya.

10. Senior FORMAD, Cak Frank Nabil Lampard, Cak Adi Prayitno, Cak Ical

Coma, Cak Fauzan, Cak Mohalli, Cak Subairi, Cak Amir Mahmud

iii
Pertama, Cak Asy’ari, Cak Su’udi, bung Rosi kerrang, Nom Wasil, Abdul

Basith, Retno, Robert, Cak Syiqqil, Kang Erfan, kang Darman, Cak Sauqi,

Cak Rosi dan Mbak Ita Anistianah terima kasih atas motivasinya. Kawan-

kawan FORMAD, Jakfar, Laili, Abdi, Sulaiman, Rabitul Umam, Sulhan,

Alvi, Rosi Prikitiw, Kholil Phei, Khalil Genandi, Khalili, Faiq, Aminullah,

Hamidi Sang Orator, Isbat, Harsono, Rahmatun, Rais, Herman, Muhdari,

Hendri. Tak lupa juga buat kawan-kawan yang di Cawang dan Unindra,

Syakir, Faiz, Asy’ari, Kak Toan Afif (Empik), Ilunk, Imam yang selalu

menggugah semangat penulis. Pun tak lupa buat Kawan-kawan penulis

yang ada di Madura sana, Ahmad Hanafi dan Dedy Anshori yang selalu

Memberikan motivasi untuk segera menyelesaikan studi.

11. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada kawan-kawan PMII, Mas

Kaffah, Shomad, Yasir, Niko, Arbi, Pak de kamal, Fikri, Jamal dan Hamid

Hasan. Tak lupa pula kawan-kawan IMM : Tole, Jaul Haq dan Syifa yang

selalu meluangkan waktunya untuk diskusi bersama, kalian memang luar

biasa.

Penulis menyadari akan segala keterbatasan yang ada pada penulis,

sehingga penulis yakin dalam penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan, karena itu saran dan kritik dari para pembaca untuk perbaikan

dimasa mendatang sangat penulis harapkan.

Ciputat, 1 Oktober 2013

Anis Kurniawan

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................ . ii

DAFTAR ISI ................................................................................................ v

BAB I : PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah ...................................................................... 01

B. Pertanyaan Penelitian.................................................................... 05

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .....................................................05

D. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 06

E. Kerangka Teori .............................................................................12

1. Definisi dan Teori Gerakan Sosial ......................................... 12

2. Rekrutmen .............................................................................. 19

a. Definisi Rekrutmen ..............................................................19

b. Pentingnya Rekrutmen ........................................................ 20

3. Strategi Rekrutmen ................................................................. 21

a. Face to face.......................................................................... 22

1). Private face to face....................................................... 23

2). Public face to face ........................................................ 24

b. Mediated .............................................................................. 24

1). Private Mediated .......................................................... 25

v
2). Public Mediated ......................................................... . 25

F. Metodologi Penelitian ................................................................... 27

G. Sistematika Penulisan ................................................................... 32

BAB II: Gambaran Umum Tentang HMI Cabang Ciputat

A. Sejararah Singkat HMI Cabang Ciputat ....................................... 33

B. Tujuan HMI .................................................................................. 37

C. Jenis-Jenis Training di HMI ......................................................... 41

D. HMI sebagai Gerakan Sosial ........................................................ 42

BAB III: STRATEGI REKRUTMEN HMI CABANG CIPUTAT


A. Persepsi HMI Cabang Ciputat Mengenai Pentingnya Rekrutmen 45

B. HMI dan Strategi Rekrutmen Kader Periode 2012-2013 ............. 49

BAB IV: PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 74

B. Rekomendasi ................................................................................ 76

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 77

LAMPIRAN-LAMPIRAN

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Penelitian ini secara umum fokus pada strategi rekrutmen di kalangan

organisasi kemahasiswaan dengan menggunakan pendekatan teori gerakan sosial.

Adapun organisasi kemahasiswaan yang menjadi subjek penelitian ini adalah

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat. Secara spesifik, penelitian

ini menggambarkan persepsi aktivis HMI Cabang Ciputat mengenai pentingnya

rekrutmen dan strategi rekrutmen yang dilakukan oleh organisasi tersebut.

Sebagai organisasi kader, HMI Cabang Ciputat tumbuh dan berkembang

melalui sistem kaderisasi. Karena itulah proses kederisasi merupakan elemen

penting dalam sebuah organisasi. Seperti yang telah banyak diketahui, wacana

rekrutmen mulai mengemuka pasca reformasi dengan munculnya berbagai

organisasi baru berbasis kemahasiswaan, baik yang berbasis ideologis maupun

massa. Hal ini turut mempengaruhi pola rekrutmen keanggotaan di masing-

masing organisasi kemahasiswaan, termasuk di lingkungan HMI Cabang Ciputat.

Dengan demikian, diperlukan strategi rekrutmen yang mampu menarik banyak

anggota sekaligus menciptakan kader-kader baru yang berkualitas. Rekrutmen

menjadi pintu awal untuk merekrut anggota dan mereorganisasi generasi.

Organisasi yang baik memiliki pola rekrutmen yang terencana dan terarah, serta

menyiapkan berbagai macam strategi, di antaranya adalah strategi rekrutmen

kader agar memiliki kader-kader berkualitas dan mampu menghadapi tantangan

dalam mengemban tugas suatu organisasi (Sri Rahayuningsih, 2008: 3).

1
Begitu pula organisasi kemahasiswaan membutuhkan strategi rekrutmen

agar mampu mempertahankan eksistensinya. Dalam melakukan perekrutan

anggota, tentunya beragam cara dapat dilakukan agar mahasiswa baru tertarik

menjadi anggota, sehingga ia bisa bergabung dan menjadi kader pada organisasi

tersebut. Oleh karena itu, strategi perekrutan ini dilakukan dalam upaya

membangun kaderisasi yang handal dan berjiwa organisatoris serta memperlancar

tujuan perjuangan organisasi.

Salah satu contohnya adalah rekrutmen yang dilakukan organisasi HTI di

kampus-kampus. Menurut Syamsul Rijal, dalam merekrut anggota baru,

organisasi ini mengadakan kegiatan di kampus dengan tidak mengatasnamakan

HTI, akan tetapi mengatasnamakan beberapa istilah kelompok studi seperti LDK

(Lembaga Dakwah Kampus), Gema Pembebasan, dan kelompok studi yang

terselubung. Lembaga studi di kampus dijadikan sebagai organisasi mantel yang

berarti bahwa aktivis HTI sengaja menyamarkan sayap-sayap perekrutan di

kampus sebagai strategi HTI dalam melakukan rekrutmen halus (Syamsul Rijal,

2010: 2).

Tak terkecuali dengan organisasi-organisasi ekstra kampus lainnya di

lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, seperti HMI, PMII, IMM, GMNI,

KAMMI dan lainnya. Dalam mempertahankan eksistensinya, organisasi-

organisasi ekstra kampus tersebut melakukan perekrutan terhadap mahasiswa

UIN Jakarta. Berbagai cara dilakukan organisasi ekstra kampus dalam perekrutan

anggota, mulai dari pendekatan kultural, seperti organisasi PMII yang merekrut

mahasiswa-mahasiswa yang bermazhab ahlusunah wal jamaah (NU), IMM yang

2
merekrut mahasiswa yang memiliki faham Muhammadiyah, KAMMI yang

merekrut anggota yang pernah aktif di ROHIS (Masykur Hakim, 2001: 32-33).

Namun tidak sampai di situ, organisasi ekstra kampus juga melakukan rekrutmen

terhadap mahasiswa-mahasiswa yang tidak memperhitungkan faham keagamaan.

Karena pada dasarnya organisasi kemahasiswaan adalah organisasi yang terbuka

untuk semua golongan.

HMI sebagai organisasi ekstra kampus yang tidak berafiliasi dengan

organisasi sosial keagamaan apapun, tentunya membutuhkan usaha ekstra keras

untuk melakukan rekrutmen dengan berbagai strategi, sehingga mahasiswa UIN

Jakarta yang memiliki faham keagamaan yang berbeda-beda tertarik untuk aktif

dalam organisasi tersebut.

Rekrutmen ini merupakan tugas seorang kader untuk memperlancar proses

kaderisasi dalam organisasi HMI. Oleh karena itu, setidaknya terdapat tiga ciri

yang terintegrasi dalam diri seorang kader. Pertama, seorang kader berkiprah dan

terbentuk kepribadiannya dalam organisasi. Oleh karena itu, seorang kader HMI

selayaknya mengenal aturan main organisasi dan berbagai ketentuan yang ada.

Dalam mengoperasionalkan organisasi, kader HMI harus selalu berpegang pada

AD/ART, pedoman perkaderan, dan ketentuan lain. Kedua, kader harus memiliki

komitmen tinggi dan konsisten dalam memperjuangkan kebenaran. Ketiga, kader

memiliki kemampuan kualitatif dalam dirinya sebagai tulang punggung

organisasi, sehingga mampu menyangga kesatuan kumpulan manusia yang besar.

Jadi, hal yang ditekankan pada seorang kader terletak pada unsur-unsur kualitatif

3
dalam dirinya. Artinya kader memiliki mutu, kesanggupan bekerja dan berkorban

yang lebih besar dari pada anggota biasa (Agussalim Sitompul, 2008: 99).

Eksistensi kader HMI yang berkualitas menjadi sangat penting, karena

dalam proses perkaderan HMI ditetapkan indikator output sebagaimana yang

disyaratkan dalam tujuan organisasi. Selain kualitas proses perkaderan itu,

kualitas input calon kader juga menjadi faktor penentu yang tak kalah penting

dalam proses tersebut. Hal ini mengharuskan adanya pola-pola perencanaan dan

pola rekrutmen yang memprioritaskan tersedianya input calon kader yang

berkualitas. Dengan demikian, rekrutmen kader merupakan upaya aktif dan

terencana sebagai ikhtiar untuk mendapatkan input calon kader yang berkualitas

bagi proses perkaderan HMI dalam mencapai tujuan organisasi (Hasil-Hasil

Kongres HMI XXVII, 2010: 309).

Melihat realitas di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai rekrutmen kader di HMI Cabang Ciputat. Alasannya, Pertama, peneliti

belum mendapatkan penelitian tentang rekrutmen di HMI Cabang Ciputat. Kedua,

peneliti tertarik untuk mendeskripsikan lebih mendalam tentang persepsi pengurus

HMI Cabang Ciputat tentang rekrutmen. Ketiga, peneliti ingin menggambarkan

secara mendalam tentang pola rekrutmen anggota HMI Cabang Ciputat. Keempat,

HMI Cabang Ciputat yang tidak memiliki basis massa sebelumnya (tidak

berafiliasi dengan ormas manapun).

Selanjutnya, secara lebih spesifik penelitian ini fokus pada rekrutmen yang

dilakukan oleh HMI Cabang Ciputat periode 2012-2013, karena HMI Cabang

4
Ciputat periode 2012-2013 melakukan MAPERCA AKBAR (Masa Perkenalan

Calon Anggota) dan LK (Latihan Kader) 1 yang dilakukan secara serentak oleh

komisariat-komisariat yang ada di bawah naungan HMI Cabang Ciputat, yang

mana hal tersebut tidak pernah dilakukan oleh pengurus HMI Cabang Ciputat

periode sebelumnya. Dengan adanya Maperca Akbar tersebut memberikan

dampak yang besar terhadap semangat para pengurus komisariat untuk melakukan

rekrutmen kader.

Oleh karena itu, penelitian terhadap strategi rekrutmen anggota baru di

lingkungan organisasi kemahasiswaan ini menggunakan judul “STRATEGI

REKRUTMEN DI ORGANISASI KEMAHASISWAAN (STUDI KASUS

REKRUTMEN KADER HMI CABANG CIPUTAT)”.

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan pernyataan masalah di atas, maka peneliti mengajukan

beberapa pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana HMI Cabang Ciputat mempersepsikan pentingnya

rekrutmen?

2. Apa saja strategi rekrutmen HMI Cabang Ciputat Periode 2012-2013?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mendeskripsikan persepsi HMI Cabang Ciputat tentang

pentingnya rekrutmen kader.

5
b. Untuk mengetahui strategi-strategi rekrutmen kader HMI Cabang

Ciputat.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki nilai guna, baik kegunaan akademis

maupun kegunaan praktis.

a. Kegunaan Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya bidang ilmu Sosiologi,

terutama dalam mengetahui permasalahan rekrutmen dalam organisasi

ataupun rekrutmen dalam gerakan sosial.

b. Kegunaan Praktis

1) Penelitian ini diharapkan menjadi informasi awal bagi penelitian

yang serupa di waktu mendatang.

2) Penelitian ini juga diharapkan menjadi masukan dan evaluasi bagi

organisasi HMI Cabang Ciputat, khususnya dalam merekrut

anggota baru.

D. Tinjauan Pustaka (Literature Review)

Ada beberapa penelitian mengenai rekrutmen yang berkaitan dengan judul

skripsi yang penulis buat. Untuk itu, penulis melihat kembali hasil-hasil penelitian

terdahulu. Penelitian mengenai rekrutmen pernah dilakukan oleh Samsul Rijal

pada tahun 2010 dengan judul, “Menarik Anak Muda Muslim: Studi Terhadap

Sistem Rekrutmen Hizbut Tahrir di Makassar, Sulawesi Selatan“. Ia menjelaskan

bahwa Hizbut Tahrir berupaya menarik masyarakat untuk mendukung

6
perjuangannya dengan membingkai isu-isu yang mengesankan bahwa HTI

merupakan organisasi yang loyal terhadap NKRI dan peduli terhadap penderitaan

rakyat Indonesia. Ini merupakan strategi HTI dalam meraih dukungan dengan

“melokalisasi” agenda globalnya dengan konteks keindonesiaan. Rekrutmen aktif

di HTI terkait dengan doktrin dakwah yang mewajibkan anggotanya menyebarkan

ide HTI dan mencari anggota baru. Bagi Hizbiyyin, dakwah merupakan poros

hidup yang menjadi aktivitas utama dalam hidup. Ada tiga fase yang mewarnai

dakwah di HTI: Pembinaan (Tatsqif), Interaksi dengan Ummat (Tafa‟ul m‟al

ummah), Pengambil-alihan kekuasaan (Istilamul hukm). Sedangkan sarana

rekrutmen di HTI antara lain adalah seminar dan diskusi publik, training yang

diadakan oleh lembaga formal dan lembaga “mantel” HTI, serta halqah.

Memanfaatkan jaringan sosial dan pendekatan interpersonal adalah strategi yang

efektif dalam perekrutan anggota HTI di Makassar. Pendekatan ini mirip dengan

yang dipakai oleh kaum Evangelist Baru di Amerika yang aktif melakukan

pendekatan persuasif kepada calon anggota dengan menunjukkan kebaikan,

ketulusan dan kepedulian. Ketika terjalin hubungan emosional yang kuat antara

seorang kenalan, sebagai hasil dari kontak intensif, ia akan diarahkan untuk

mendalami agama dengan cara mengikuti kegiatan HTI yang selanjutnya didorong

menjadi anggota (Samsul Rijal, 2010

www.dualmode.kemenag.go.id.id/acis11/file/dokumen/d9.SamsulRizal.pdf).

Penelitian rekrutmen juga dilakukan oleh Asep Zaenal Ausop pada tahun

2009 di daerah Jawa Barat dengan judul “Gerakan NII Kartosoewirjo (KW IX)“.

Ia menyatakan bahwa dalam masa rekrutmen, setiap calon anggota NII melalui

7
proses penelitian khusus yang disebut taftasy. NII tidak mau menerima calon

anggota apabila ketahuan bahwa calon tersebut adalah anak TNI atau Polisi atau

memiliki famili TNI atau Polisi. Buku-buku rujukan tilawah NII sangat

dirahasiakan, tidak boleh beredar ke luar, dan tidak ada identitas pada buku

tersebut yang bisa mengancam kerahasiaan ajaran mereka. Nama-nama anggota

NII diganti dengan nama-nama Arab (mirip Arab) misalnya Deni menjadi Abu

Rido, Yusi menjadi Siti Nafisah. Panggilan kepada anggota pria adalah Abi,

sedangkan panggilan bagi anggota wanita adalah Ummi. Tidak ada panggilan

bapak/ibu, kakak/adik, ustad, kyai, pak guru, dan lain sebagainya. Sehingga orang

luar bahkan sesama anggota NII sendiri tidak akan mengetahui nama aslinya.

Panggilan Abi-Ummi merupakan salah satu implementasi dari prinsip musawah

(equality), sebagai gambaran sikap saling menghargai. Anggota yang telah

melakukan bay„ah tidak boleh keluar. Kalau keluar, dianggap murtad dan

dianggap halal darahnya. Hal demikian, disebabkan adanya kekhawatiran bahwa

kerahasiaan mereka dibocorkan oleh anggota murtad tersebut.

Berdasarkan pendekatan sosiologis, dapat diketahui bahwa perilaku yang

bertentangan dengan norma yang berlaku secara umum di masyarakat akan

melahirkan ketidakharmonisan dalam pergaulan atau hubungan sosial. Hal itu

paling tidak dapat dibuktikan dengan hasil penelitian tentang NII KW IX. Dari

penelitian ini pun dapat diketahui bahwa anggota NII KW IX sangat solid karena

mereka memiliki norma dan value yang disepakati dan dipegang kuat dan

diperjuangkan bersama. Berdasarkan pendekatan politis, disimpulkan bahwa

gerakan NII KW IX dapat dikatagorikan sebagai gerakan politik karena seluruh

8
kegiatannya, baik gerakan rekrutmen anggota dan Pembinaannya, gerakan

dakwah dan pendidikan serta gerakan penggalian dana, difokuskan untuk

mewujudkan negara Islam Indonesia (Asep Zaenal Ausop, 2009

www.fsrd.itb.ac.id/wp-content/.../p-asep-1.pdf).

Penelitian lain mengenai rekrutmen dilakukan oleh Agus Subagyo pada

tahun 2010 dengan Judul, “Reformasi Sistem Rekrutmen Pegawai Negeri di Korea

Selatan: Belajar Sistem Meritokrasi dari Negara Ginseng”. Ia menjelaskan

bahwa proses rekrutmen PNS di Indonesia masih berjalan secara kurang

transparan, kurang akuntabel, dan kurang profesional. Hal ini ditandai dengan

adanya indikasi KKN dalam penerimaan PNS di Pemerintah Pusat (Departemen,

Kementerian, Lembaga Negara), dan pemerintah daerah (Propinsi dan

Kabupaten/Kota). Rekrutmen yang tidak profesional akan menimbulkan sosok

PNS yang kurang bermutu dan kurang berkualitas. Menurutnya, dalam proses

rekrutmen PNS, Indonesia perlu belajar ke Korea Selatan. Karena di Korea

Selatan, baik di lingkungan Pemerintah Pusat, Propinsi dan Kota Metropolitan,

penyelenggaraan rekrutmen PNS dilaksanakan secara transparan, akuntabel,

profesional dan objektif. Sehingga nantinya akan menciptakan PNS yang

berkualitas, bermutu dan berprestasi. Bukan PNS yang mengandalkan unsur

koneksi, jaringan dan materi yang banyak, namun tidak mempunyai kemampuan

apa-apa, yang nantinya akan menjadi bomerang bagi indonesia karena para PNS-

nya tidak mempunyai skill. Oleh karena itu, sangatlah layak jika Indonesia belajar

dari negeri ginseng tersebut soal sistem rekrutmen PNS (Agus Subagyo, 2010,

www.bkn.go.id/in/berita/1267.html).

9
Penelitian lain juga dilakukan oleh Eka Choliviana dan Lies Yulianto pada

tahun 2010 dengan judul “Pembuatan Sistem Pendaftaran Anggota Secara

Online Pada Organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kabupaten

Pacitan”. Dari hasil penelitian itu disimpulkan bahwa organisasi HMI Kabupatan

Pacitan dalam menyampaikan informasi kepada para mahasiswa dalam merekrut

kader menggunakan media website dan terbukti lebih efektif dan efisien,

sehingga anggota baru yang mau mendaftarkan diri sebagai anggota HMI

Kabupaten Pacitan dapat langsung membuka alamat website tersebut. Ini

merupakan pola perekrutan yang baru dilakukan oleh pengurus HMI Kabupaten

Pacitan, melalui sistem online dalam pendaftaran (Eka Choliviana dan Lies

Yulianto, 2010 http://ejournal.unsa.ac.id/index.php/speed/article/view/735).

Begitu juga penelitin yang dilakukan oleh Sri Rahayuningsih pada tahun

2008 dengan judul, “Strategi Rekrutmen dan Pengembangan Pegawai Untuk

Membangun Karier Meningkatkan Kualitas Organisasi yang Efektif”. Ia

menjelaskan bahwa terdapat beberapa strategi rekrutmen. Pertama, rekrutmen

merupakan suatu aktivitas awal dari sebuah siklus panjang dari pengembangan

sumber daya manusia yang mengikuti urutan seperti pengembangan,

pengalokasian pegawai, penetapan imbal jasa, penilaian prestasi, sampai dengan

penyiapan untuk memasuki purna bakti yang siap menghadapi kondisi bekerja di

usia senja atau menghadapi purna bakti dini. Kedua, manajemen yang

bertanggung jawab dalam melakukan rekrutmen harus dapat menyiapkan kandidat

yang direkrut supaya siap menghadapi persaingan dan menempati jabatan dalam

jenjang karir, serta siap mengikuti program pengembangan pegawai yang

10
didasarkan atas kebutuhan serta potensi yang dimiliki. Ketiga, pimpinan

organisasi dan budaya birokrasi sebagai faktor dominan yang mempengaruhi

pengembangan pegawai masih sangat lemah peranannya, sehingga pegawai sulit

berkembang. Budaya organisasi yang lamban di suatu organisasi belum bisa

diubah, sehingga pegawai dalam menjalankan pekerjaannya dominan lebih statis,

dan tidak inovatif. Keempat, pengembangan pegawai yang dilakukan oleh

organisasi belum dilaksanakan secara maksimal. Tidak maksimalnya

pengembangan kualitas pegawai disebabkan oleh minimnya motivasi kepada

pegawai, masih adanya pelanggaran etika dan peraturan, pegawai belum faham

pada pekerjaannya, dan penerapan penilaian kinerja masih tidak baik. Kelima,

tidak maksimalnya pengembangan karier pegawai disebabkan oleh tidak diberikan

kesempatan yang sama bagi pegawai untuk berkarier, khususnya dalam masalah

jabatan, misalnya adanya diskriminasi dalam menentukan karir seorang pegawai,

tidak adanya jalur karir yang jelas pada suatu organisasi, dan pegawai tidak paham

pada pekerjaannya (Sri Rahayuningsih, 2008

eprints.unisbank.ac.id/696/1/ARTIKEL-59.pdf ).

Dari sekian banyak penelitian rekrutmen di atas, tidak ada satu pun

penelitian yang menggunakan teori rekrutmen dalam perspektif teori gerakan

sosial. Mereka hanya melakukan penelitian rekrutmen dengan memakai

pendekatan kultural, pendekatan sosiologis dan politis, seperti NII dan HTI.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis jauh lebih menarik, karena peneliti

menggunakan teori rekrutmen perspektif teori gerakan sosial, dan metodologi

penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, sehingga persepsi dan

11
motivasi seseorang untuk bergabung dalam organisasi HMI Cabang Ciputat

terungkap.

E. KERANGKA TEORI

Penelitian ini fokus pada rekrutmen anggota organisasi HMI Cabang

Ciputat, yang akan dilihat dari perspektif gerakan sosial. Sebelum masuk pada

penjelasan rekrutmen, peneliti akan lebih duhulu membahas definisi gerakan,

berikut teori-teori-nya, khususnya teori resource mobilization. Sebab rekrutmen

merupakan gagasan dari teori resource mobilization.

1. Definisi dan Teori Gerakan Sosial

Ada banyak tokoh yang mendifinisikan gerakan sosial. Menurut Turner

dan Killian, secara formal gerakan sosial didefinisikan sebagai suatu kolektivitas

yang melakukan kegiatan dengan kadar kesinambungan tertentu untuk menunjang

atau menolak perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau kelompok yang

mencakup kolektivitas itu sendiri (Paul B. Horton & Chester L. Hunt, 1999: 195).

Menurut McCarthy dan Zald, gerakan sosial merupakan seperangkat opini

dan kepercayaan dalam suatu kelompok masyarakat yang mencerminkan

preferensi bagi perubahan pada sebagian elemen struktur sosial atau manfaat

distribusi (rewards) dalam tatanan yang lebih luas (McAdam & David A. Snow,

1997: xxi). Jadi, secara singkat, gerakan sosial adalah sebuah bentuk aksi kolektif

di mana beberapa orang dikelompokkan untuk mendukung atau menolak

perubahan sosial.

Gerakan sosial, menurut McAdam dan Snow, memiliki beberapa

karakteristik: (1) Berbentuk aksi-aksi kolektif dan bersama; (2) Memiliki tujuan

12
yang berorientasi perubahan; (3) Memiliki karakter sebagai organisasi; (4)

Memiliki aspek kontinuitas, meski kadang temporal; dan (5) bersifat ekstra-

institusional, atau setidaknya kombinasi antara aksi-aksi ekstra-institusional

(demonstrasi di jalan-jalan) dan institusional (lobi), (McAdam & David A. Snow,

1997: xviii).

Menurut Henry L. Tischler (2007: 490-491), teori yang melatarbelakangi

timbulnya gerakan sosial ada dua. Pertama, Teori Deprivasi relative. Teori

deprivasi relatif adalah sebuah teori yang digunakan oleh Samuel A. Stouffer

(1950). Teori ini menjelaskan adanya kesenjangan orang yang merasa kecewa

antara harapan dan kenyataan. Gerakan sosial muncul ketika seseorang merasa

diabaikan atau tidak diperlakukan selayaknya, seperti kondisi kehidupan yang

lebih baik, kondisi kerja, hak politik dan martabat sosial. Deprivasi relatif semakin

mengalami peningkatan pada negara terbelakang. Orang-orang miskin

beranggapan bahwa kemiskinan dan penyakit tidak diperlukan. Mereka

menginginkan barang-barang mewah, namun mereka tidak menyadari apa yang

harus dilakukan untuk mendapatkan barang tersebut. Bahkan ketika barang yang

diperoleh mereka masih tetap sulit untuk merasakan kepuasan. Pemerintah

negara-negara dunia ketiga yang belum lama menyatakan kemerdekaannya, tidak

mampu berbuat banyak untuk memenuhi harapan rakyatnya. Revolusi sangat

mungkin terjadi bukan dalam masa dimana rakyat mengalami penderitaan

terparah, melainkan dalam masa ketika keadaan mulai menjadi baik, yang justru

mengkibatkan timbulnya peningkatan harapan (Paul B. Horton & Chester L.

Hunt, 1999: 197).

13
Kedua,Teori Resource Mobilization. Teori ini mengasumsikan bahwa

gerakan sosial itu muncul pada waktu tertentu karena beberapa orang tahu

bagaimana mengerahkan dan menyalurkan ketidakpuasan terhadap suatu

ketetapan (Henry L. Tischler, 2007: 491). Para penganut teori mobilisasi sumber

daya memandang kepemimpinan, organisasi dan taktik sebagai faktor utama yang

menentukan sukses atau tidaknya suatu gerakan sosial (oberschall, 1973; Wilson,

1973; Gamson, 1975; McCharthy dan Zald, 1977; Zald dan McCharthy, 1979;

Walsh; 1981). Mereka berpandangan bahwa tanpa adanya keluhan dan

ketidakpuasan tidak akan banyak terjadi gerakan. Akan tetapi, diperlukan adanya

mobilisasi untuk mengarahkan ketidakpuasan itu agar dapat menjadi gerakan

massa yang efektif. (Paul B. Horton & Chester L. Hunt, 1999:197).

Menurut William Bruce Cameron’s (1966) mengklasifikasikan jenis-jenis

gerakan sosial ke dalam 4 macam: Pertama, Reactionary sosial movement, jenis

gerakan sosial ini menginginkan kembali kepada tujuan masa lalu dan berusaha

untuk kembali pada nilai-nilai masyarakat umum terdahulu. Jenis ini terkenal

dengan slogannya yang berbunyi, “Good Old Days” atau hari tua yang baik.

Reaksioner tidak menyukai perubahan yang telah mengubah masyarakat dan

berkomitmen untuk menciptakan suatu nilai kondisi sosial yang mereka yakini

ada pada waktu sebelumnya. Seperti Neo-Nazi dan Ku Klux Klan memegang ras,

etnis dan agama. Kedua, Conservative sosial movement, gerakan ini berusaha

untuk mempertahankan nilai-nilai sosial saat ini dengan mereaksikan perubahan

atau ancaman perubahan yang mereka yakini akan merusak status quo. Banyak

kelompok agama menganut pandangan konservatif. Misalnya mereka sering

14
menentang kekuatan-kekuatan yang menuntut hak yang sama bagi perempuan.

Ketiga, Revisioary Sosial Movement. Gerakan ini berusaha merubah sebagian atau

sedikit di dalam tatanan masyarakat, tetapi tidak mengancam tatanan itu sendiri,

seperti gerakan perempuan yang berusaha untuk mengubah lembaga dan praktik

yang telah menjatuhkan dan mendiskriminasi terhadap kaum perempuan.

Keempat, Revolusionary sosial movement. Gerakan ini berusaha untuk

menggulingkan semua atau hampir semua tatanan sosial yang ada dan

menggantinya dengan perintah atau kebijakan yang mereka anggap lebih pantas.

Di sisi yang lain, Herbert Blumer (1946) menambahkan klasifikasi gerakan

sosial, yaitu Expressive sosial movement, gerakan ini menekan pada kepuasan

yang dirasakan oleh tiap individu atau kesejahteraannya dan biasanya gerakan ini

muncul untuk mengisi kehampaan atau untuk mengalihkan perhatian orang dalam

hidup mereka (Henry L. Tischler, 2007: 491-492).

Gerakan sosial itu tidak langsung muncul secara tiba-tiba, akan tetapi ada

tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh pelaku gerakan. Menurut Armand L.

Mauss (1975), gerakan sosial itu muncul melalui lima tahapan: Pertama,

Incipiency (tahap permulaan). Tahap ini merupakan tahap awal munculnya

gerakan sosial, tahap ini dimulai ketika beberapa orang merasa frustasi mengenai

suatu masalah dan mereka tidak menemukan solusi dalam menyelesaikannya

melalui lembaga-lembaga yang ada. Kedua, Coalescence (gabungan). Tahap ini

membentuk kelompok-kelompok dan diantara mereka terdapat seorang pemimpin

yang mempunyai peran dalam memperkenalkan kebijakan dan mengumumkan

program-program. Ketiga, Institusionalisasi. Pada tahap ini gerakan sosial

15
mencapai puncak kekuatan dan pengaruh, sehingga menjadi satu kelompok yang

kokoh. Keempat, Fragmentasi. Pada tahap ini gerakan sosial tersebut secara

bertahap mulai pecah. Struktur organisasi yang terbentuk tidak bertahan lama dan

tidak lagi diperlukan karena perubahan yang mereka tuntut telah dilembagakan.

Kelima, Demise (mati atau stagnan). Sebenarnya tahap ini mengacu pada

berakhirnya suatu gerakan sosial, yang mana organisasi-organisasi yang

diciptakan oleh gerakan sosial dan lembaga-lembaga yang mereka perkenalkan

mungkin bertahan dengan baik, namun tidak semuanya. Kalau tujuan mereka bisa

jadi sejalan dengan kebijakan resmi suatu Negara, maka mereka tidak lagi

menjadi bagian dalam bagian gerakan sosial itu sendiri sehingga timbullah

gerakan yang pasif (Henry L. Tischler, 2007: 492-493).

a. Political Opportunity Structure

Mekanisme political opportunity struktur ini menjelaskan bahwa gerakan

sosial terjadi karena disebabkan oleh perubahan dalam struktur politik, yang

dilihat sebagai kesempatan (Abdul Wahib Situmorang, 2007: 3). sehingga

organisasi gerakan sosial mudah melakukan bargain politik demi berlangsungnya

organisasi gerakan tersebut.

McAdam dan Tarrow menjelaskan Political opportunity structure secara

spesifik. Pertama, gerakan sosial muncul ketika tingkat akses terhadap lembaga-

lembaga politik mengalami keterbukaan. Kedua, ketika keseimbangan politik

sedang bercerai-berai, Sedangkan keseimbangan politik baru belum terbentuk.

Ketiga, ketika para elit politik mengalami konflik besar dan konflik ini

digunakan oleh para pelaku perubahan sebagai kesempatan. Keempat, ketika para

16
pelaku perubahan digandeng oleh para elite yang berada di dalam system untuk

melakukan perubahan (McAdam dan Tarrow dalam Abdul Wahib Situmorang,

2007: 4).

b. Proses Framing

Proses Framing adalah teori yang lebih memfokuskan pada strategi

pencitraan, dan peranan seorang tokoh dalam membuat image atau kondisi

mengenai isu-isu sentral yang sedang berkembang menjadi penting dalam konsep

Framing ini. Menurut Snow, proses framing membuat orang mampu

memformulasikan sekumpulan konsep untuk berfikir dengan menyediakan skema

interpretasi terhadap masalah-masalah dunia. Skema ini bisa berupa mendukung

atau mempermasalahkan suatu masalah untuk dibentuk menjadi sebuah aksi

(David A. Snow, Dkk, 1997: 235).

Sehingga David Snow dan Robert Benford (1998) mengidentifikasi tiga

fungsi utama pembingkaian bagi gerakan-gerakan sosial. Pertama, gerakan sosial

membangun bingkai-bingkai yang mendiagnosis kondisi sebuah persoalan yang

perlu ditangani. Hal ini mencakup pelekatan tanggung jawab dan target kesalahan.

Kedua, gerakan memberikan pemecahan terhadap persoalan tersebut, termasuk

taktik dan strategi tertentu yang dimaksudkan untuk berfungsi sebagai obat untuk

ketidakadilan. Ketiga, gerakan memberikan alasan-alasan dasar untuk memotivasi

tumbuhnya dukungan dan tindakan kolektif (Quintan Wiktorowicz, 2012: 60).

David A. Snow Dkk (1997: 238-245) Menjelaskan Ada empat konsep

yang merupakan bagian dari Frame Alignment Processes: Pertama Frame

Bridging, adapun yang dimksud Frame Bridging adalah penghubungan antara

17
kepentingan individu dengan organisasi. Kepentingan individu seperti

menyangkut masalah nilai-nilai, kepercayaan dan kepentingan individu.

Sedangakan kepentingan organisasi bisa menyangkut aktivitas organisasi,

jaringan, ideology dan tujuan organisasi. Kedua Frame Amplification, ini

berkenaan dengan kegiatan organisasi gerakan sosial untuk mempromosikan

agenda gerakannya dengan cara memunculkan suatu aspek yang cukup menonjol

yang diangkat dari ideologi atau tujuan organisasi untuk kepentingan regenerasi

dan pencapaian tujuan organisasi. Ada dua dimensi yang berkenaan dengan

konsep ini, pertama value implication (tata cara untuk bertindak) yang

bersangkutan dengan aspek nilai serta aturan gerakan dan believe implication

(komponen ideologis untuk menerapkan nilai-nilai yang diusung) yang berkaitan

erat dengan landasan filosofis dari gerakan. Ketiga, Konsep Extension (skema

perluasan atau penyebaran perluasan). Konsep ini dapat dikaitkan dengan

kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh organisasi gerakan untuk menyampaikan

nilai-nilai dan tujuan gerakan kepada calon aktivis atau orang yang berminat

menjadi aktivis. Selain digunakan untuk menarik perhatian calon aktivis, konsep

ini juga dapat digunakan untuk menggalang dukungan public dalam rangka

pencapaian tujuan gerakan secara umum dalam tataran masyarakat luas.

Sedangkan Keempat, berkaitan dengan proses penyesuaian diri (self adjustmen)

yang harus dilalui oleh kalangan aktivis dalam rangka mengakomodasi serta

menginternalisasi nilai-nilai serta aturan gerakan. Proses ini dinamakan Frame

Transformation (skema transformasi atau perubahan kepribadian) dimana para

aktivis sesuai dan selaras dengan ideology dan tujuan gerakan itu sendiri.

18
c. Stuktur Mobilisasi

Perlu diketahui bahwa pendekatan struktur mobilisasi ini lebih banyak

membahas aspek teknis strategis aksi kolektif gerakan. McCarthy mengungkapkan

bahwa struktur mobilisasi adalah sejumlah cara kelompok gerakan sosial melebur

dalam aksi kolektif, termasuk di dalamnya taktik gerakan dan bentuk organisasi

gerakan sosial (Abdul Wahib Situmorang, 2007: 7).

Menurut Charles Tilly, ”salah satu bentuk paling penting dalam gerakan

sosial adalah jejaring informal dan formal yang menghubungkan individu-

individu dan organisasi-organisasi gerakan” (Charles Tilly dalam Burhanuddin

Muhtadi, 2012: 118), Sehingga proses mobilisasinya akan berjalan sesuai dengan

apa yang diharapkan.

Mobilisasi ini terjadi karena organisasi informal seperti jaringan

kekerabatan dan persaudaraan menjadi dasar bagi rekrutmen, yang kemudian

berkembang menjadi lebih luas ketika dihubungkan dengan mobilisasi gerakan.

Begitu pula kelompok organisasi formal juga memainkan peranan penting dalam

membentuk struktur mobilisasi (Abdul Wahib Situmorang, 2007: 8). Maguire

membedakan sumber daya kedalam dua kategori, yaitu sumber daya yang bersifat

nyata atau tangible (uang, ruang, perlengkapan, dan seterusnya) dan intangible

atau tidak nyata (kapasitas kepemimpinan, manajerial dan pengalaman organisasi,

justifikasi ideologis, taktik dan semacamnya) (Burhanuddin, 2012: 119).

2. REKRUTMEN

a. Definisi Rekrutmen

19
Rekrutmen di dalam kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses, cara

atau perbuatan merekrut (memasukkan atau mendaftarkan calon anggota baru)

(Peter Salim, 1992 : 1254). Menurut Gomes (1995) rekrutmen merupakan proses

mencari, menemukan, dan menarik pelamar untuk dipekerjakan dalam dan oleh

suatu organisasi. Sedangkan Menurut Andrew E. Sikula (1981), rekrutmen adalah

tindakan atau proses dari suatu usaha organisasi untuk mendapatkan tambahan

anggota atau pegawai untuk tujuan operasional (Anwar, 2011: 33).

Berdasarkan pengertian tersebut, maka rekrutmen adalah proses mencari,

menemukan dan menarik para pelamar yang kapabel untuk dipekerjakan dalam

dan oleh suatu organisasi. Proses rekrutmen dimulai pada waktu diambil langkah

mencari pelamar dan berakhir ketika pelamar mengajukan lamarannya (Joko

Raharjo, 2013: 43).

b. Pentingnya Rekrutmen

Diselenggarakannya rekrutmen dalam sebuah organisasi mengemban

keinginan-keinginan tertentu yang harus dipenuhi, supaya organisasi dapat eksis.

Menurut SP. Siagian diadakannya rekrutmen adalah untuk mendapatkan

persediaan sebanyak mungkin calon anggota atau pelamar, sehingga organisasi

akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pilihan terhadap

calon anggota atau pegawai yang dianggap memenuhi standar kualifikasi

organisasi (Ambar & Rosidah, 2009: 169).

Program rekrutmen yang ideal adalah sebuah program dimana sejumlah

calon anggota yang berkualitas ditarik untuk bergabung dalam sebuah organisasi,

karena calon anggota yang berkualitas tersebut yang akan melanjutkan

20
kepemimpinan dalam sebuah organisasi. Rekrutmen yang menggunakan dimensi

kualitas calon anggota memiliki sudut pandang yang lebih memadai dan lebih

komprehensif. Adapun aspek yang dipertimbangkan bukan hanya satu titik, yaitu

sebuah posisi saja, melainkan lebih memandang kebutuhan organisasi secara utuh

dan prospektif (Ambar & Rosidah, 2009: 170).

Organisasi yang baik akan senantiasa mencari individu-individu yang

mempunyai kapasitas di dalam dirinya, sehingga ketika hal tersebut dimiliki oleh

sebuah organisasi, maka ia akan mampu bertahan di tengah persaingan yang

penuh dengan kompetisi dan perubahan yang begitu cepat (Suhendra & Murdiyah

Hayati, 2006: 47). Jadi, Rekrutmen menjadi penting untuk mendapatkan anggota

yang memiliki komitmen tinggi kepada tugas dan fungsi dalam organisasi.

3. STRATEGI REKRUTMEN

Rekrutmen yang baik akan memberikan hasil yang positif bagi organisasi.

Semakin efektif proses rekrutmen, maka semakin besar pula kemungkinan untuk

mendapatkan anggota yang tepat bagi organisasi atau gerakan sosial sehingga

akan berpengaruh langsung pada produktivitas dan kinerja organisasi.

Menurut James M. Jasper dalam Jo Freeman & Victoria Johnson (1999:

72-74), cara yang digunakan oleh organisasi dalam melebarkan sayapnya ialah

ada dua cara: Pertama, Recruiting Intimates, yaitu merekrut seseorang untuk

bergabung dalam suatu gerakan karena hubungan pertemanan, keluarga, kerabat

dengan cara langsung dan media perantara seperti kirim sms dan email.

Sedangkan kedua, Recruiting Strangers, yaitu merekrut seseorang untuk

21
bergabung dalam suatu gerakan dengan menarik orang lain dengan cara ketemu

langsung tanpa ada hubungan apa-apa sebelumnya, serta melalui media seperti

mengirim brosur ke rumahnya atau ajakan ditempat umum, seperti “mari

bergabung dengan kami untuk menghijaukan hutan kami”.

Secara umum organisasi atau gerakan sosial menggunakan pendekatan

psikologi sosial yang lebih mengarah pada analisis perasaan atau tingkat motivasi.

Kalau dilihat dari pola rekrutmen yang ada pada organisasi atau gerakan sosial

harus dilihat sebagai sebuah fenomena yang terstruktur sehingga kita bisa mereka-

reka siapa yang dengan mudah akan mengalami perekrutan (David A. Snow,1997:

123).

Menurut David A. Snow (1997: 130), kemungkinan besar terekrutnya

seseorang dalam organisasi atau gerakan itu merupakan sebuah fungsi dari dua

kondisi: Pertama, adanya hubungan dengan salah satu atau lebih anggota gerakan

melalui ikatan interpersonal yang sudah ada sebelumnya; Kedua, tanpa adanya

jaringan tandingan.

Berbeda dengan James M. Jasper, David A. Snow, dkk (1997: 122-124)

lebih spesifik membagi Strategi Rekrutmen dalam dua macam:

a. Face to Face:

Bertatap muka secara langsung (face to face) dapat memberikan semua

informasi baik itu verbal maupun non-verbal yang dapat dibagi ketika dua

orang atau lebih atau bahkan kelompok hadir secara fisik dan berkomunikasi.

22
Bertatap muka (face to face) terbagi menjadi dua bagian, yaitu private face to

face dan public face to face.

1). Private Face to Face

Private face to face ini dapat dicontohkan dengan bertemunya dua

pihak yang saling memberi pengaruh agar salah satu pihak dapat

terpengaruh. Seperti seseorang melakukan rekrutmen anggota karena

ada hubungan pertemanan, keluarga ataupun kekerabatan. Misalkan si

A berteman dengan si B, lalu si A mengajak si B untuk ikut

organisasinya. Ada juga karena berasal dari satu daerah asal

(Primordial) atau satu almamater pendidikannya. Sehingga mereka

mudah untuk melakukan rekrutmen, karena sudah ada hubungan

pertemanan, bahkan ada hubungan kekerabatan dan ini lebih mudah

dalam merekrut anggota.

Satu sisi, karena adanya ajakan dari teman-teman kelasnya yang sudah

terlebih dahulu masuk dalam organisasi tersebut, sehingga dengan

segala promosi yang ditawarkan, baik awalnya diajak jalan-jalan ke

suatu daerah yang menarik, misalnya puncak, sehingga mereka

mengikuti agenda yang dilakukan organisasi tersebut.

Adapula seorang anggota organisasi tertentu melakukan rekrutmen

dengan cara memacari mahasiswi yang ada di kampusnya. Setelah itu,

ia mudah mengajak pacarnya untuk masuk pada organisasi yang telah

ia ikuti. Lalu perempuan tersebut mau bergabung atau direkrut dalam

organisasi yang diikuti oleh pacarnya.

23
Di sisi yang lain, seseorang melihat jejak langkah atau karir salah satu

keluarganya yang mengikuti organisasi atau gerakan tersebut.

Sehingga ketika orang tersebut berbincang-bincang dengan orang yang

melakukan rekrutmen, mereka bersedia direkrut untuk masuk

organisasi atau gerakan tersebut.

2). Public Face to Face

Public face to face dapat dicontohkan dengan adanya forum atau

seminar tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh seseorang atau

pengurus untuk menjaring calon anggota. Seperti Seseorang

melakukan rekrutmen di ruang publik, sehingga seseorang itu tertarik

untuk bergabung dengan organisasi atau gerakan sosial. Misalkan, di

seminar, pengajian, ceramah atau dakwah, lalu ada panitia melakukan

promosi untuk bergabung dalam organisasi yang telah mereka ikuti

dengan diiming-imingi janji manis.

Ada pula yang melakukan rekrutmen di jalan umum, halte bus, mall,

pasar, masjid atau di kampus tanpa adanya hubungan pertemanan

terlebih dahulu ataupun kekerabatan, yang pastinya seseorang

mengajaknya untuk bergabung dalam organisasinya atau gerakannya.

Akan tetapi, menurut David A. Snow, cara ini kurang begitu efektif,

karena tak ada hubungan emosional sebelumnya.

b. Mediated

24
Selain face to face di atas, untuk menyampaikan informasi rekrutmen,

tentunya butuh media sebagai perantara. Di sini terbagi dua cara: Private

mediated dan public mediated.

1). Private Mediated

Private mediated (media yang dilihat secara pribadi) adalah Media

komunikasi perekrutan yang lebih mengutamakan perkenalan antar

pribadi melalui media yang lebih intens seperti melalui email dan

telepon, baik itu sms atau bbm. Dalam hal ini pengurus organisasi

atau gerakan dalam menyebarkan informasi rekrutmen melalui

private mediated, seperti aktivis atau pengurus organisasi yang

merekrut anggota baru dengan cara SMS, BBM, telpon atau via

Email.

2). Public Mediated

Public mediated (media yang dilihat secara public) adalah media

komunikasi perekrutan yang lebih menggunakan media yang

bersifat massal dengan ruang lingkup yang lebih luas. Baik itu

dilakukan melalui media elektro, media sosial mapun media cetak,

seperti pengurus organisasi atau gerakan yang menyebarkan

informasi mengenai perekrutan melalui media elektro seperti

televisi, radio, media sosial seperti Facebook, Twitter, dan media

cetak seperti Koran, pamplet atau brosur, bahkan memasang

banner di tembok, jalan raya dan di area kampus dengan slogan

25
yang menarik agar banyak orang yang tertarik dengan organisasi

tersebut.

Di sisi lain, karena seseorang berawal dari penasaran untuk

bergabung dengan organisasi itu, misalkan ketika membaca

biografi tokoh yang fenomenal dan membaca alur pemikiran tokoh

tersebut, sehingga dirinya ingin menjalani proses di organisasi

yang tokoh tersebut jalani itu, seperti Fahry Ali yang masuk HMI

dikarenakan bersentuhan dengan buku-buku Nurcholish Madjid,

atau berangkat dari penasaran terhadap Nurcholish Madjid, karena

ingin mengkritisi pemikirannya, lalu dia mencoba masuk di

organisasi yang Nurcholish Madjid jalani.

STRATEGI REKRUTMEN

Face to Face Mediated

Private Public Private Public

Saluran jaringan merupakan sumber terpenting dalam perekrutan

anggota gerakan, sehingga produktif atau tidaknya perekrutan

tersebut di ruang publik tidak didasari oleh adanya hubungan

keluarga atau orang-orang yang tidak dikenal, melainkan dari

26
jaringan komunikasi yang baik tersebut. Meskipun demikian,

perekrutan juga terjadi di luar jaringan dan jalur tindakan alternatif,

dalam artian individu yang bergabung hanya sekedar simpatisan

dan tergantung sejauh mana fungsi jaringan di luar pergerakan itu

sendiri sebagai contravailing. Simpatisan sendiri merujuk kepada

tujuan dari sebuah gerakan, karena para simpatisan tidak

mencurahkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memajukan sumber

daya yang objektif dari gerakan tersebut (David A. Snow, 1997:

123).

4. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Menurut Moleong (2009: 6), Penelitian kualitatif adalah

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa

yang dialami oleh subjek penelitian, seperti perilaku, persepsi,

motivasi, tindakan dan lain-lain. Pendekatan penelitian ini dilakukan

secara holistik, dan dengan cara dideskripsikan dalam bentuk kata-kata

dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Sepanjang pengetahuan peneliti, belum ada peneliti yang konsen

penelitiannya terhadap strategi rekrutmen dengan perspektif gerakan

sosial di HMI Cabang Ciputat. Peneliti melakukan penelitian mengenai

27
strategi rekrutmen dan organisasi kemahasiswaan, sedangkan yang

menjadi studi kasus adalah HMI Cabang Ciputat.

Studi kasus secara umum merupakan kajian yang cocok bila pokok

pertanyaaan suatu penelitian berkenaan dengan how atau what, bila

peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-

peristiwa yang akan diselidiki, dan bila fokus penelitiannya terletak

pada fenomena kontemporer dalam kehidupan nyata (Robert K. Yin,

2004: 1).

Adapun data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini melalui

data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah

data yang diperoleh melalui hasil wawancara dengan informan dan

observasi. Data ini diperoleh langsung dari sumbernya, terutama orang

yang dipilih sebagai informan yang diwawancarai. Data primer yang

dimaksud dalam penelitian ini merupakan data yang berupa informasi

rekrutmen yang dilakukan oleh HMI Cabang Ciputat. Sedangkan data

sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui kepustakaan, buku-

buku, jurnal, artikel, internet yang berhubungan dengan penelitian ini.

Peneliti menggunakan metode kualitatif berdasarkan beberapa

alasan. Pertama, peneliti ingin memahami latar belakang fenomena

tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya motivasi,

peranan, sikap, dan persepsi. Kedua, Peneliti ingin mengetahui dari

segi prosesnya. Ketiga, peneliti ingin mengetahui secara mendalam.

Keempat, peneliti memandang bahwa fenomena ini belum banyak

28
diketahui. Kelima, peneliti ingin meneliti kasus ini secara mendalam.

Keenam, peneliti sendiri menjadi pengumpul data utama (Moleong,

2009: 7).

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini difokuskan pada pengurus HMI Cabang

Ciputat. Adapun teknik dalam menentukan informan penelitian ini

adalah teknik Purposive Sampling (Sampel Purposif). Purposive

Sampling adalah penentuan yang ditetapkan secara sengaja oleh

peneliti dengan didasarkan atas kriteria atau pertimbangan tertentu

(Syamsir Salam & Jaenal Arifin, 2006: 54-55).

Adapun jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak 16

informan. Informan itu terdiri dari Ketua Umum HMI Cabang Ciputat

periode 2012-2013, ketua Bidang Pembinaan Anggota (Kabid PA)

HMI Cabang Ciputat, serta BPL (Badan Pengelola Latihan) HMI

Cabang Ciputat dan Ketua Bidang PPPA (Penelitian, Pengembangan,

dan Pembinaan Anggota) ditingkat Komisariat, karena informan

tersebut memiliki hubungan dalam proses rekrutmen dan perkaderan.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Wawancara

Wawancara akan dilakukan dengan cara mewawancarai

informan secara berhadap-hadapan. Wawancara adalah percakapan

29
langsung dan tatap muka (face to face) dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh kedua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan, dan diwawancarai

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Iin tri

rahayu dan Tristiadi Ardi Ardani, 2004: 63).

Saat melangsungkan wawancara peneliti menggunakan tape

recording untuk merekam langsung data atau informasi dari para

informan. Data yang berbentuk rekaman tersebut ditulis kembali

dalam bentuk transkip yang kemudian dipetakan dengan cara

melihat poin-poin penting yang mendukung untuk analisis hasil

penelitian.

Dengan wawancara tersebut, diharapkan peneliti

mendapatkan informasi yang mendalam dari informan mengenai

pentingnya rekrutmen dan strategi yang dilakukan oleh pengurus

HMI Cabang Ciputat dalam merekrut anggota.

b. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang

sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Observasi dilakukan

langsung ke HMI Cabang Ciputat dan komisariat-komisariat yang

ada di HMI Cabang Ciputat, khususnya stand pendaftaran Latihan

Kader 1, untuk melihat situasi dan kondisi, serta mengumpulkan

30
data-data yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti

(Husaini Usman & Purnomo, 2008: 52).

c. Dokumentasi

Penulis menggunakan dokumentasi untuk memperkuat

temuan di lapangan, baik itu catatan, tulisan maupun foto. Karena

kalau hanya mengandalkan wawancara tanpa adanya dokumentasi

kurang begitu meyakinkan. Adanya dokumentasi sangat

mendukung terhadap keakuratan penelitian.

4. Tempat dan waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Ciputat, khususnya di

lingkungan HMI Cabang Ciputat pada Bulan April 2013 sampai

dengan Bulan Mei 2013.

5. Teknik Pengolahan Data

Setelah semua data terkumpul melalui observasi dan

wawancara, maka langkah selanjutnya adalah mereduksi data,

menyajikan data dan menarik kesimpulan. Data yang didapat

dipilah-pilah, dikelompokkan ke dalam pola-pola, kategori-

kategori atau tema-tema tertentu. Sajian data dan informasi

penelitian diwujudkan dalam bentuk narasi-narasi deskriptif.

Setelah analisis data selesai, dilakukan penarikan kesimpulan

31
dengan melakukan interpretasi dengan cara memahami makna

konseptual dari data penelitian yang tersaji (Moleong, 2009: 247).

G. Sistematika Penulisan

Laporan hasil penelitian ini akan dituangkan dalam bentuk karya tulis

skripsi dengan sistematika penulisan seperti dibawah ini :

Bab I: Pendahuluan. Bab ini berisi pernyataan masalah, pertanyaan

penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori,

metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II: Gambaran umum HMI Cabang Ciputat, yang menjelaskan sejarah

berdirinya, tujuan HMI, jenis-jenis training di HMI, dan HMI sebagai gerakan

sosial.

Bab III: Strategi rekrutmen HMI Cabang Ciputat. Bab ini berisi tentang

persepsi aktivis HMI Cabang Ciputat mengenai pentingnya rekrutmen dan strategi

rekrutmen.

Bab IV: Penutup. Bab ini berisi kesimpulan dan rekomendasi.

32
BAB II

Gambaran Umum Tentang HMI Cabang Ciputat

A. Sejarah Singkat HMI Cabang Ciputat

HMI Cabang Ciputat berdiri pada tahun 1960 (Wahyuni Nafis,

2012: 155), yang dipelopori oleh Abu Bakar, Salim Umar, AM. Fatwa dan

Komaruddin. Keempat orang tersebut menjadi pendiri HMI Komisariat

IAIN Ciputat Cabang Jakarta (Eko, 2012: 267). Atas kesepakatan tokoh

tersebut, Abu Bakar di tugasi menjadi ketua umum HMI komisariat,

sedangkan Salim Umar menjadi Ketua I, AM. Fatwa menjadi Ketua II,

dan Komaruddin menjadi Bendahara (Ahmad Gaus AF, 2010: 26).

Satu tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1961, status komisariat

berubah menjadi cabang. Ini merupakan sebuah keistimewaan bagi HMI

Cabang Ciputat, karena Ciputat merupakan sebuah Kecamatan. Sesempit

pengetahuan saya, yang namanya cabang itu berada di kota atau

kabupaten. (Eko Arisandi, 2012: 267)

Kemudian, Abu Bakar dipercaya menjadi ketua Umum HMI

Cabang Ciputat pertama. Sedangkan, struktur pengurusnya tidak banyak

berubah dari sebelumnya, di antaranya Abu Bakar ( Ketua umum), Salim

Umar (ketua I), AM. Fatwa (Ketua II), Nurcholish Madjid (sekretaris

umum), Komaruddin (bendahara), dan beberapa pengurus lainnya.

Adapun nama-nama yang diberikan amanah untuk memimpin HMI

Cabang Ciputat antara lain adalah Abu bakar (alm), Syarifuddin Harahap,

Muhammad Ali Umar, Nurcholish Madjid, Musthofa, A. Syatibi, A.

33
Hafidz Dasuki, M,E Sya’roni, A. Syarifuddin, Mursyid Ali, I.Z Efwan

Asfa, Irchami, Maman Hilman, M. Bunyamin, Y. Surur, A. Zacky Siradj,

Harry Zamharir, Kurniawan Zulkarnaen, Pipit Ahmad Rifa’I, Azyumardi

Azra, Ahmad Sanusi, Dasrizal, Didin Syafruddin, Endang Hamdan,

Ruhyaman R.Z., Safrida Yusuf, Aries Budiono, Novianto, Muhammad

Wahyuni Nafis, J.M. Muslimin, Akbar Zainuddin, Syukran Kamil, Dudu

Abdush-Shomad, Muhtadi, Yudi Ali Akbar, Teuku Ikbal Syah, Saifuddin

Asrori, Asep Sopyan, Saiful Rijal Al-fikri, Kuntum Khairu Basya, Elban

Faqih Esa, Hariyadi, M. Fathul Arif, dan kini Ramfalak Siregar (Eko

Arisandi, 2012: 277).

HMI Cabang Ciputat Memiliki 15 komisariat (Modul LK 1 HMI,

2012: 23), di antaranya :

1. Komisariat Fakultas Tarbiyah (KOMTAR).

2. Komisariat Fakultas Syariah (KOMFAKSY).

3. Komisariat Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (KOMFUF).

4. Komisariat Fakultas Adab dan Humaniora (KOFAH).

5. Komisariat Fakultas Dakwah (KOMFAKDA).

6. Komisariat Ekonomi dan Ilmu Sosial (KAFEIS).

7. Komisariat Sains dan Teknologi (KOMPASTEK).

8. Komisariat Fakultas Dirasat Islamiyah (KOMFAKDISA).

9. Komisariat Fakultas Psikologi (KOMPSI).

10. Komisariat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (KOMFAKDIK).

11. Komisariat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (KOMFISIP).

34
12. Komisariat Cirendeu (KOMICI) yang berbasis di lingkungan

Universitas Muhamadiyah Jakarta.

13. Komisariat Ahmad Dahlan (KOMAD) yang berbasis di Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi Ahmad Dahlan (STIE-AD).

14. Komisariat Bintaro (KOTARO) yang berbasis di Sekolah Tinggi

Administrasi Negara (STAN).

15. Komisariat Pamulang (KOMIPAM) yang berbasis di Universitas

Pamulang.

HMI Cabang Ciputat memiliki ciri khas tersendiri, berbeda dengan

cabang yang ada di Indonesia. Ciri khasnya adalah tradisi intelektual yang

sangat kuat. Ini dapat dibuktikan dengan kiprah kader-kader yang

mewarnai wacana intelektual dan politik di tingkat nasional bahkan

internasional (Aris Budiono, 2012: 212)

Semua itu tentunya tidak lepas dari gerakan intelektual, yang

aktornya adalah Nurcholish Madjid yang akrab disapa dengan Cak Nur.

Menurut Fachry Aly, “Pada akhirnya, beliaulah yang telah meletakkan

dasar sebuah “narasi warisan intelektual” di Ciputat, sehingga mampu

terangkat kepermukaan (Fachry Ali, 2012: xxx)

Kader-kader HMI Cabang Ciputat angkatan tahun 1960-1970

(Modul LK, 2011: 24) memang rajin membaca, diskusi dan menulis,

sehingga dikenal sebagai keder yang memiliki kualitas, baik intelektual

maupun politik. Yang sangat terkenal pada angkatan tersebut adalah

Nurcholish Madjid. Beliau adalah mantan ketua umum HMI Cabang

35
Ciputat pada tahun 1964-1965 (Eko Arisandi, 2012: 270). dan setelah itu

beliau melanjutkan karirnya di HMI sampai terpilih menjadi Ketua Umum

PB HMI selama dua periode (1966-1969 dan 1969-1971) (Eko Arisandi,

2012: 271). Nah, saat menjabat ketua umum PB HMI inilah Cak Nur

menulis Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI (Budhy Munawar

Rahman, 2011: 5).

Angkatan 1970-1980 merupakan angkatan kedua dari Cak Nur.

Kondisi pada angkatan ini tidak jauh beda dengan angkatan sebelumnya.

Karena angkatan ini bisa dikatakan hanya melanjutkan tradisi intelektual

yang dibangun oleh Cak Nur. Sedangkan kader yang pemikirannya cukup

gemilang pada angkatan ini adalah Fachry Ali (Modul Lk 1, 2011: 5)

Sedangkan angkatan 1980-1990 dikatakan sebagai angkatan yang

lebih fokus pada pendidikan formal. Karena menurut Wahyuni Nafis,

“angkatan ini disemarakkan dengan kader yang meraih gelar kesarjanaan,

baik yang bergelar doktor maupun yang masih menjalankan

pendidikannya”. Seperti. Atho Mudzhar, Komaruddin Hidayat, Azyumardi

Azra, Abudin Nata, Fachry Ali, Dr. Bachtiar Effendy, Mulyadhi

Kartanagara, Hadimulyo, Sudirman Tebba, Saiful Mujani, dan lain

sebagainya (Wahyuni Nafis, 2012: 158)

Pada angkatan tersebut, kader-kader mulai membangun forum

kajian atau kelompok studi untuk menyiasati maraknya kader yang lebih

mengorientasikan aktivitasnya pada politik, seperti kelompok studi Prasasti,

36
Dialektika, Formaci, Respondeo, Flamboyan dan masih banyak yang

lainnya (Eko Arisandi, 2012: 207).

Pada angkatan 1990-2000, kader HMI cabang Ciputat sudah mulai

kehilangan taringnya, karena kader-kadernya mulai mengedepankan

orientasi politik ketimbang fokus mengasah otaknya, misalkan berdiskusi.

Sehingga angkatan nyaris meninggalkan ciri khas keciputatannya, yaitu

intelektualitas (Modul LK1 HMI Komfisip, 15).

Padahal kalau kita selidiki, kader-kader HMI Cabang Ciputat yang

aktif di kancah politik, baik politik lokal maupun Nasional masih sedikit

dan karir politiknya masih bisa dikatakan terbatas pada anggota DPR dan

DPD (Modul LK1 HMI Komfisip, 15). Dengan kata lain, kader HMI

Cabang Ciputat belum ada yang menjadi orang nomor satu di negeri ini.

Berbicara HMI Cabang Ciputat saat ini, penulis berpendapat bahwa

organisasi ini lebih cenderung mengarah pada nuansa politiknya, sehingga

nuansa intelektual terlupakan. Jadi kader-kadernya bisa dikatakan lebih

condong ke arah politik praktis ketimbang menekuni intelektualitas.

Padahal intelektualitas merupakan pondasi awal untuk melakukan semua

praktek politik.

B. Tujuan HMI

Setiap organisasi pasti memiliki tujuan, begitupun juga organisasi

HMI tentunya memiliki tujuan. Sebagaimana yang tertera dalam Bab III

Pasal 4 AD/ART, tujuan HMI adalah “Terbinanya Insan Akademis,

37
Pencipta, Pengabdi yang Bernafaskan Islam dan Bertanggung Jawab atas

Terwujudnya Masyarakat Adil Makmur yang diridhai Allah SWT”.

Adapun penafsiran dari tujuan itu adalah sebagai berikut (Hasil-Hasil

Kongres HMI XXVII, 2010: 111-112):

1. Kualitas Insan Akademis :

a. Berpendidikan tinggi, berpengetahuan luas, berpikir rasional,

objektif dan kritis.

b. Memiliki kemampuan teoritis, mampu memformulasikan apa

yang diketahui dan dirahasiakan, serta selalu berlaku dan

menghadapi suasana sekelilingnya dengan kesadaran.

c. Sanggup berdiri sendiri dengan lapangan ilmu pengetahuan

sesuai dengan ilmu pilihannya, baik secara teoritis maupun

teknis dan sanggup bekerja secara ilmiah secara bertahap,

teratur, dan mengarah pada tujuan sesuai dengan prinsip-

prinsip perkembangan.

2. Kualitas Insan Pencipta: Insan Akademis, Pencipta

a. Sanggup melihat kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih

dari sekedar yang ada dan bergairah besar untuk menciptakan

bentuk-bentuk baru yang lebih baik dan bersikap dengan

bertolak dari yang ada (yaitu Allah), berjiwa penuh dengan

gagasan-gagasan kemajuan, serta selalu mencari perbaikan

dan pembaharuan.

38
b. Bersifat independen, terbuka, tidak isolatif, insani yang

menyadari potensi, sehingga dengan demikian kreatifnya

dapat berkembang dan menentukan bentuk yang indah-indah,

yaitu dengan memiliki kemampuan akademis dan mampu

melaksanakan kerja kemanusiaan yang disemangati ajaran

Islam.

3. Kualitas Insan Pengabdi: Insan Akademis, Pencipta, Pengabdi

a. Ikhlas dan sanggup berkarya demi kepentingan ummat dan

bangsa.

b. Sadar membawa tugas insan pengabdi, bukan hanya sanggup

membuat dirinya baik tetapi juga membuat kondisi

sekelilingnya menjadi baik.

c. Insan akademis. Pencipta dan pengabdi adalah insan yang

bersungguh-sungguh mewujudkan cita-cita dan ikhlas

mengamalkan ilmunya untuk kepentingan umat dan bangsa.

4. Kualitas Insan Yang Bernafaskan Islam: Insan Akademis, Pencipta dan

Pengabdi yang Bernafaskan Islam

a. Islam yang telah menjiwai dan memberi pedoman pola pikir

dan pola lakunya tanpa memakai merk Islam. Islam akan

menjadi pedoman dalam berkarya dan mencipta sejalan

dengan nilai-nilai universal islam. Dengan demikan islam

telah menafsir dan menjiwai karyanya.

39
b. Ajaran Islam telah berhasil membentuk “unity personality”

dalam dirinya. Nafas Islam telah membentuk pribadinya yang

utuh, tercegah dari split personality yang tidak pernah ada

dilema pada dirinya sebagai warga negara dan dirinya sebagai

muslim. Kualitas insan ini telah mengintegrasikan masalah

suksenya pembangunan nasional bangsa ke dalam suksesnya

perjuangan umat Islam Indonesia dan sebaliknya.

5. Kualitas Insan Bertanggung Jawab atas Terwujudnya Masyarakat Adil

Makmur yang Diridhai oleh Allah SWT.

a. Insan akademis, pencipta dan pengabdi yang bernafaskan Islam

dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil

makmur yang diridhai oleh Allah SWT.

b. Berwatak, sanggup memikul akibat-akibat dari perbuatannya

dan sadar dalam menempuh jalan yang benar diperlukan

adanya keberanian moral.

c. Spontan dalam menghadapi tugas, responsif dalam

mengahadapi persoalan-persoalan dan jauh dari sikap apatis.

d. Rasa tanngung jawab, taqwa kepada Allah SWT, yang

menggugah untuk mengambil peran aktif dalam suatu bidang

dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridhai

Allah SWT.

e. Evaluatif dan selektif terhadap setiap langkah yang berlawanan

dengan usaha mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

40
f. Percaya pada diri sendiri dan sadar akan kedudukan sebagai

“khalifah fil ard” yang harus melaksanakan tugas-tugas

kemanusiaan. Pada pokoknya insan cita HMI merupakan “man

of future” insan pelopor, yaitu insan yang berpikiran luas dan

berpandangan jauh, bersikap terbuka, terampil atau ahli dalam

bidangnya, dia sadar apa yang menjadi cita-citanya dan tahu

bagaiman mencari ilmu perjuangan untuk secara kooperatif

bekerja sesuai dengan yang dicita-citakan. Tipe ideal dari

perkaderan HMI adalah “man of innovator” (duta-duta

pembantu). Penyuara “idea of progress” insan yang

berkepribadian imbang dan padu, kritis, dinamis, adil dan jujur

tidak takabur dan bertaqwa kepada Allah SWT. Mereka itu

manusia yang beriman berilmu dan mampu beramal soleh

dalam kualitas yang maksimal (insan kamil).

C. Jenis-Jenis Training di HMI

Dalam konteks training HMI berada di bawah kordinasi Kabid PA

Cabang dan PPPA Komisariat bersama BPL (Badan Pengelola Latihan)

HMI Cabang Ciputat.

Di HMI, training terbagi dua. 1. Training Formal. Training Formal

adalah training berjenjang yang diikuti oleh anggota, dan setiap jenjang

meruapakan prasyarat untuk mengikuti jenjang selanjutnya. Training

formal di HMI terdiri dari: latihan kader 1 (Basic Training), Latihan Kader

11 (Intermediate Training), Latihan Kader III (Advence Training). 2.

41
Training Informal. Training Informal adalah training yang dilakukan

dalam rangka meningkatnya pemahaman dan profesionalisme

kepemimpinan serta keorganisasian anggota. Training ini terdiri dari

PUSDIKLAT Pimpinan HMI, Senior Course (Pelatihan Instruktur),

Latihan khusus KOHATI, Up-Graiding kepengurusan, Up-Graiding

Kesekretariatan, Pelatihan Kekaryaan, dan lain sebagainya (Hasil-Hasil

Kongres HMI XXVII, 2010: 134).

D. HMI sebagai Gerakan Sosial

Status dan peran organisasi HMI sudah jelas tertera di dalam

AD/ART HMI. Status organisasi HMI adalah organisasi mahasiswa,

sedangkan perannya adalah organisasi perjuangan. Sebagai organisasi

perjuangan, tentunya ada tujuan yang diperjuangkan oleh organisasi HMI.

Pada awalnya HMI ingin membentuk pola pemikiran atau

pemahaman masyarakatnya tentang keagamaan dan keindonesiaan,

supaya menjadi masyarakat plural dan menghargai perbedaan. Dan ide itu

terangkum di dalam nilai-nilai dasar perjuangan HMI, sehingga gerakan

yang dilakukan oleh HMI adalah gerakan intelektual. Sebab kader

diharapkan menjadi insan akademis. Sebagai insan akademis tersebut,

seorang kader mampu mengaplikasikan keilmuannya dalam melakukan

perubahan social. Tradisi gerakan intelektual ini bermula sejak jamannya

Nur Cholish Madjid (Wawancara dengan Ahmad Fanani di Ciputat, pada

13 Mei 2013).

42
Namun pada saat ini, gerakan intelektual itu sudah mulai

memupus, karena kader HMI mulai tidak menyukai forum kajian.

Sehingga rendahnya kualitas kader juga terlihat dengan meredupnya

tradisi intelektual di kalangan aktivis HMI saat ini. Sehingga, HMI

kurang tanggap terhadap berbagai permasalahan nasional, kalaupun ada

sifatnya sangat reaktif (Eko Arisandi, 2012: 279).

Sebagai organisasi mahasiswa, HMI tentunya terdapat berbagai

aktifitas organisasi yang mendukung terwujudnya aksi-aksi mahasiswa

yang mendukung kepentingan umum. Sering kali, kader HMI turun jalan

menolak rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM, karena

dinilai tidak memihak terhadap rakyat kecil dan itu berdampak terhadap

ekonomi masyarakat.

Menurut Ramfalak Siregar, sebelum aksi, para pengurus

memobilisasi kadernya turun jalan, kader-kader dikumpulkan atas

instruksi PB HMI, atau atas inisiatif Cabang HMI masing-masing, lalu

disebarluaskan pada komisariat-komisariat, sehingga gerakannya begitu

massif. Terkadang tanpa ada instruksi dari PB HMI, para kader turun

jalan untuk menyuarakan hak rakyat (Wawancara dengan Ramfalak

Siregar di Ciputat, pada 24 April 2013).

Setelah berkumpul, para kader berdiskusi mengenai dampak dari

kenaikan BBM terlebih dahulu sekaligus mengenai teklap (teknik

lapangan) dan menentukan korlap (kordinator lapangan) supaya gerakan

43
yang dilakukan itu satu suara dan tidak ada provokator ketika di

lapangan, karena ketika ada provokator yang menyusup dalam barisan

gerakan, maka gerakan itu akan anarkis (Wawancara dengan Ahmad

Fanani di Ciputat, pada 13 Mei 2013).

Ketika di lapangan, para kader menyebarkan selebaran-selebaran

dan pamflet, supaya masyarakat mengetahui bahwa organisasi HMI itu

menolak terhadap kenaikan BBM tersebut dan HMI berjuang demi

membela kepentingan rakyat kecil. Gerakan tersebut merupakan bentuk

sosial kontrol terhadap kinerja pemerintah (Wawancara dengan

Badridduja di Ciputat, pada 29 April 2013).

Dalam setiap aksi, kader HMI meminta perwakilan pemerintah

keluar atau kader HMI yang masuk ke dalam untuk melakukan audiensi.

Karena tanpa audiensi dengan pihak pemerintah, maka gerakan itu

dianggap nihil. Sedangkan kader-kader HMI yang masuk ke

pemerintahan itu adalah kader-kader yang memiliki jabatan dan korlap

(Wawancara dengan Mufti Azmi Miladi di Ciputat, pada 11 Mei 2013).

44
BAB III

STRATEGI REKRUTMEN HMI CABANG CIPUTAT

A. Persepsi HMI Cabang Ciputat Mengenai Pentingnya Rekrutmen

Dari hasil data yang diperoleh, Pengurus HMI Cabang Ciputat yang menjadi

informan mempersepsikan bahwa rekrutmen sangat penting, karena rekrutmen

dianggap sebagai ujung tombak atau tulang punggung sebuah organisasi. Tanpa

adanya rekrutmen calon kader, HMI Cabang Ciputat akan stagnan, sebagaimana

dikatakan oleh Ahmad Fanani Rosyidi:

Rekrutmen itu sangat penting sekali, kalau didalam areal organisasi, khususnya
HMI.Itu jadi hal yang penting, bisa dikatakan ujung tombak berjalannya
organisasi itu.Karena tanpa rekrutmen, organisasi itu takkan berjalan, takkan
punya generasi. Dan organisasi itu pasti stagnan” (Wawancara dengan Ahmad
Fanani Rosyidi di Ciputat, pada 13 Mei 2013).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Mufti Azmi Miladi:

“Iya, rekrutmen organisasi itu pasti sangat penting, karena rekrutmen merupakan
tulang punggung organisasi itu sendiri dan dengan rekrutmen organisasi itu tetap
eksis, salah satunya dengan cara melakukan rekrutmen” (Wawancara dengan
Mufti Azmi Miladi di Ciputat, pada 11 Mei 2013).

Menurut Rangga Tsabit Iman, rekrutmen dikatakan sebagai jantungnya

organisasi, karena tanpa rekrutmen, segala aktifitas dalam organisasi akan lumpuh

total, proses perkaderan terkendala, dan lambat laun muncul kesenjangan dalam

internal organisasi, serta terjadi keruntuhan atau kemunduran suatu organisasi

(Wawancara dengan Rangga Tsabit Iman di Ciputat, pada 29 April 2013).

Selain itu, rekrutmen dilakukan untuk mencari calon kader HMI yang

berpotensi. Dengan adanya rekrutmen ini, HMI mencari calon kader HMI yang

tentunya memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga nantinya proses

pengkaderan berjalan. Yang tadinya hanya anggota biasa, lalu menjadi kader

45
yang potensial. Kemudian kader-kader diharapkan mampu menjalankan nilai-nilai

yang sudah digariskan oleh HMI, sebagaimana dikatakan oleh Ramfalak Siregar :

Kalau berbicara penting atau tidak dek, dalam konteks HMI jelas rekrutmen itu
sangatlah penting, karena dengan rekrutmen kita bisa menjaring calon kader yang
berpotensi, calon-calon kader itu nantinya kita didik dengan nilai-nilai ke-HMI-
an, karena yang akan melanjutkan tonggak kepengurusan di HMI ini mereka
yang punya potensi (Wawancara dengan Ramfalak Siregar di Ciputat, pada
24 April 2013).

Pernyataan tersebut senada dengan yang dikatakan oleh Imay Dwi Cahya :

Otomatis penting mas, karena rekrutmen ini merupakan salah satu wadah
pencarian anggota yang memiliki potensi yang lumayan bagus. Dengan adanya
rekrutmen, kita bisa melihat calon anggota yang berpotensi, karena calon angota
itulah yang akan melanjutkan kepengurusan atau regenerasi di HMI
(Wawancara dengan Imay Dwi Cahya di Ciputat, pada 29 April 2013).

Pernyataan tersebut dikokohkan oleh Sasongko kunto:

Kalau menurut saya penting, kalau tak ada rekrutmen HMI itu akan pupus. Selain
itu, ya rekrutmen itu sebagai wadah untuk menjaring calon anggota yang
berpotensi, Karena mareka itu yang akan melanjutkan kepengurusan di HMI,
istilahnya sebagai regenerasi gitu. Kalau Pak Abudin Nata sering menyarankan
pada saya untuk merekrut orang yang punya potensi (Wawancara dengan
Sasongko Kunto di Ciputat, pada 25 April 2013).

Jadi, menurut informan yang diwawancarai, rekrutmen kader dilakukan

untuk menjaring calon kader yang potensial, sehingga dengan terjaringnya kader

yang berpotensi, sangat mudah untuk mengembangkan dan menjalankan program-

program kerja sesuai dengan aturan-aturan yang tertera dalam organisasi.

Rekrutmen merupakan upaya regenerasi kepengurusan dalam organisasi

HMI. Karena dengan rekrutmen tersebut, proses pergantian kepengurusan akan

berjalan sesuai dengan AD/ART HMI. Dalam organisasi HMI, tidak selamanya

kader menjadi pengurus, tentunya akan terjadi pergantian pengurus. Sehingga,

46
organisasi HMI akan terus konsisten dengan adanya regenerasi dalam

kepengurusan.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Moh. Tohir:

Rekrutmen sangat penting, dengan adanya rekrutmen, pertama, tentunya bisa


melanjutkan roda perkaderan, karena tidak mungkin seseorang akan menjabat
pengurus terus dalam organisasi HMI, makanya regenerasi itu sangat dibutuhkan.
Kedua, terus menjaga eksistensi HMI. Ketiga, menjaga dan melaksanakan visi-
misi dan tujuan HMI (Wawancara dengan Moh. Tohir di Ciputat, pada 28 April
2013).

Senada dengan yang dikatakan oleh Lutfi Adam:

Rekrutmen itu sangat penting lah, ya saya bilang tadi, untuk regenerasi.Kalaupun
misalnya tak ada rekrutmen ya sudah putus mata rantai organisasi ini. Kalau tak
ada rekrutmen ya gak bisa melakukan kaderisasi, artinya itu-itu sajalah tak bisa
dikembangkan dan dipoles (Wawancara dengan Lutfi Adam di Ciputat, pada 25
April 2013).

Pernyataan tersebut dikokohkan oleh Jumaidi Ahmad :

Penting banget, artinya tidak ada rekrutmen tidak adanya generasi. Kalau tak ada
generasi, maka organisasi HMI akan stagnan dan punah, jadi rekrutmen itu sangat
penting. Pada dasarnya rekrumen itu mengajak apa yang kita ketahui dan kita
ajarkan (Wawancara dengan Jumaidi ahmad di Pamulang, pada 23 Mei 2013).

Menurut Moh. Abduh, HMI Cabang Ciputat takkan bertahan sampai

sekarang tanpa adanya rekrutmen calon anggota karena rekrutmen sebagai

penunjang proses regenerasi, dan tentunya mata rantai kepengurusan akan stagnan

atau tidak akan berjalan sampai sekarang (Wawancara dengan Moh. Abduh di

Ciputat, pada 29 April 2013).

HMI mempunyai cita-cita mulia yang harus diperjuangkan oleh kadernya.

Untuk terus memperjuangkan cita-cita mulia tersebut, tentunya harus ada

regenerasi atau kaderisasi. Tanpa adanya regenerasi tersebut, cita-cita mulia HMI

47
akan musnah, karena antara kualiatas dan kuantitas kader sama-sama dibutuhkan

(Wawancara dengan Abdur Roziqin di Ciputat, pada 8 Mei 2013).

Rekrutmen merupakan bentuk eksistensi organisasi HMI, karena adanya

rekrutmen membuktikan HMI sebagai sebuah organisasi.

Sebagaimana dikatakan oleh Badridduja :

Rekrutmen Anggota HMI Cabang Ciputat itu sangat penting. Karena, pertama,
untuk transformasi dan generasi, supaya generasi-generasi muda terus tumbuh
dan generasi HMI itu tidak mati. Kalau tidak ada rekrutmen, kemungkinan besar
HMI itu sama nasibnya dengan ICMI. Kalau tidak melakukan rekrutmen, ia akan
mati suri. Lihat aja komisariat-komisariat yang tidak melakukan rekrutmen pasti
punah.Yang kedua, bagian dari sistem perkaderan. Dalam perkaderan di LK itu,
dilatih bagaimana kita berbicara di depan, menjadi panitia, dilatih menjadi MOT.
Intinya dilatih menjadi pemimpin. Jadi, setiap organisasi manapun, khususnya
HMI harus punya sistem rekrutmen untuk terus mentransformasikan nilai-nilai
organisasi itu sendiri (Wawancara dengan Badridduja di Ciputat, pada 29 April
2013).

Pernyataan tersebut dikokohkan oleh Bahrur Rosi :


Iya sangat pentinglah, kalau kita mengacu pada perkataan Agussalim Sitompul,
“mundurnya HMI ketika rekrutmen dan perkaderan itu sudah merosot atau
anggota HMI sudah mulai sedikit”. Jadi, menurut saya rekrutmen ini sangat
penting sekali, karena untuk membuktikan bahwa HMI itu ada dan untuk masa
depan HMI. Dan kalau tak ada rekrutmen, roda kepengurusan dalam organisasi
akan tersendat, yang nantinya akan berakibat fatal terhadap organisasi
(Wawancara dengan Bahrur Rosi di Ciputat, pada 8 Mei 2013).

Organisasi HMI itu mempunyai tujuan, yaitu “terbinanya insan akademis,

pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas

terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah SWT”. Maka kader

HMI melakukan rekrutmen anggota pada orang yang memiliki tujuan yang sama

dengan HMI.

Rekrutmen sebagai strategi organisasi untuk bertahan. Karena dengan

adanya rekrutmen itu sendiri, organisasi akan bertahan lama. Organisasi HMI

48
dilahirkan untuk masa depan bangsa. oleh karena itu, HMI memiliki pedoman

training kaderisasi yang baku, sebagaimana yang dikatakan oleh Muhammad

Huzaimi:

Sangat penting, karena untuk menjalankan roda organisasi. Kalau tak ada
rekrutmen maka organisasi ini gak hidup. Lalu siapa yang akan menggantikan
estafet kepengurusan di HMI, kalau Cuma itu-itu saja, organisasi akan mandek.
HMI mampu bertahan sampai sekarang, iya karena melakukan rekrutmen dan
punya pedoman perkaderan (Wawancara dengan Muhammad Huzaimi di
Ciputat, pada 29 April 2013).

Senada dengan yang dikatakan oleh Arum Samudra:


Kalau ditanya pentingnya, ya sangat penting kak. Soalnya kalau gak diadakannya
rekrutmen gak cuma organisasi HMI, semua organisasi pasti akan mati. Kalau
gak ada bibit-bibit baru, setiap organ pasti mati. Rekrutmen kan nanti dapat kader
yang akan melanjutkan organisasi ini. Tanpa rekrutmen organisasi HMI takkan
bertahan sampai detik ini, kan sudah jelas punya pedoman perkaderan
(Wawancara dengan Arum Samudra di Ciputat, pada 3 Mei 2013).

Pernyataan tersebut dikokohkan oleh Lailatul Badriyah :


Iya penting banget itu mas, karena yang menjadi kunci sebuah organisasi itu
anggotanya, andaikan HMI tidak melakukan rekrutmen anggota, HMI ini sudah
bubar dari dulu dan tak mungkin bertahan sampai saat ini. makin banyak yang
direkrut mas, maka makin berkembang organisasi ini (Wawancara dengan
Lailatul Badriyah di Ciputat, pada 6 Mei 2013).

Menurut Ramfalak Siregar, HMI berdiri pada tahun 1947, dan sampai hari ini

sudah berumur lebih dari setengah abad. Bertahannya organisasi HMI sampai

sekarang membuktikan bahwa HMI melakukan rekrutmen, mempunyai model

rekrutmen yang baik, kaderisasi yang baik, dan training yang efektif (Wawancara

dengan Ramfalak Siregar di Ciputat, pada 24 April 2013).

B. HMI dan Strategi Rekrutmen Kader Periode 2012-2013

Dari hasil data yang diperoleh dalam penelitian ini, secara umum strategi

rekrutmen anggota HMI Cabang Ciputat terjadi di daerah komisariat. HMI

Cabang Ciputat hanya menstimulus komisariat-komisariat untuk melakukan

49
rekrutmen secara massif sesuai dengan kultur komisariat masing-masing

(Wawancara dengan Badridduja di Ciputat, pada 29 April 2013).

Di sini dapat dijelaskan bahwa kalau dilihat dari dimensi rekrutmen dan

penyampaian informasi dari aspek mikro struktur, gerakan dan partisipan yang

potensial bisa terjadi kontak di dalam kehidupan sosial. Hal ini terbagi dua

kategori: private dan public. Sedangkan jika dilihat dari aspek penyampaian

informasi, terbagi dua: face to face dan media sebagai perantara (David A. Snow,

dkk, 1997: 123).

1. Face to Face:

Bertatap muka secara langsung atau bertemunya dua pihak yang saling memberi

pengaruh agar salah satu pihak dapat terpengaruh. Cara ini terbagi dua: private

face to face dan public face to face.

a. Private Face to Face

Strategi yang dilakukan oleh pengurus HMI Cabang Ciputat adalah mengandalkan

hubungan pertemanan dan kekerabatan. Dalam hal ini, kader HMI Cabang Ciputat

melakukan rekrutmen anggota karena adanya hubungan emonasional, baik itu

pertemanan, kekerabatan, pacaran, jaringan almamater pendidikan atau pesantren,

dan hubungan primordial.

Peneliti menemukan cara rekrutmen yang dilakukan HMI Cabang Ciputat melalui:

a. Pertemanan

Kader-kader HMI melakukan perekrutan melalui perkenalan antara

kader dan calon kader, seperti memperkenalkan identitas diri masing-

50
masing ketika berada di kampus atau di luar kampus. Ketika satu sama lain

saling mengenal, maka perekrut mudah memperkenalkan HMI pada calon

kader.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Lutfi Adam:

Kalau berbicara strategi mungkin hampir sama ya dengan komisariat lain yang
ada di Ciputat, karena kita memang lebih mendekatkan pada hubungan emosional
atau pertemanan. Dan kalau kita kenal kan mudah mengajak mereka, tentunya
dengan memberikan gambaran bahwa dalam HMI kita diajarkan berbagai hal
(wawancara dengan Lutfi Adam di Ciputat, pada 25 April 2013).

Pernyataan tersebut dikokohkan oleh Sasongko:


Kalau kita dari pendekatan emosional, kita terjun langsung pada mahasiswa
semester 1 untuk berteman, kita saling fair, kalau ada masalah apa, kita saling
sharing, toh pada akhirnya kalau sudah jadi teman akrab mereka mudah untuk
direkrut (Wawancara dengan Sasongko Kunto di Ciputat, pada 25 April 2013).

Pengurus HMI Cabang Ciputat meyakini bahwa rekrutmen dengan cara

pertemanan dianggap paling efektif, efisien dan maksimal. Organisasi mana pun,

demikian pula HMI, yang melakukan rekrutmen dengan cara pertemanan akan

bertahan lebih lama. Calon anggota saat aktif di organisasi HMI akan lebih

bertahan lama, karena adanya ikatan emosional yang telah dibangun (Wawancara

dengan Ahmad Fanani di Ciputat, pada 13 Mei 2013).

b. Kekeluargaan atau Kekerabatan.

Hubungan kekeluargaan atau kekerabatan itu sangat mudah untuk

melakukan perekrutan, karena calon anggota itu sudah mengetahui terlebih

dahulu dari keluarganya mengenai organisasi HMI, misalkan ketika bapak,

ibu dan saudaranya adalah anggota sebuah organisasi. Jadi, calon anggota

tersebut mudah untuk direkrut ketika berbincang-bincang dengan orang

yang melakukan rekrutmen.

51
Sebagaimana yang dikatakan oleh Mufti Azmi Miladi :

Saya masuk HMI awalnya bukan karena tau HMI itu organisasi perkaderan, tapi
saya masuk HMI karena memang keluarga saya itu HMI semua, baik orang
kedua orang tua dan saudara-saudaraku, jadi ketika ada perekrutan di kampus,
saya langsung siap bergabung dengan HMI, karena ingin mengikuti jejak orang
tua saya (Wawancara dengan Mufti Azmi Miladi di Ciputat, pada 11 Mei 2013).

c. Jaringan Almamater Pendidikan atau Pesantren

Jaringan almamater pendidikan atau pesantren, sering dilakukan sebagai

strategi untuk merekrut kader, karena ada hubungan yang telah dibangun

sebelumnya, misalkan seniornya yang awalnya satu almamater, baik itu

SMA atau pesantren, sehingga mudah untuk melobi mahasiswa baru yang

satu alumni tersebut untuk bergabung pada organisasi HMI.

Seperti yang dikatakan oleh Lailatul Badriyah :

Kalau dari latar belakang SMA, MAN dan pesantren iya ada, kayak dari
Pesantren Gontor atau pesantren lainnya, setiap ada adik-adik mahasiswa baru
yang dari sana, kita ajak masuk HMI, karena kita kan sudah kenal terlebih
dahulu, dan kita akrab dan mudah untuk mengajaknya (Wawancara dengan
Lailatul Badriyah di Ciputat, pada 6 Mei 2013).

Pernyataan tersebut dikokohkan oleh Sasongko Kunto:

Ada persamaan backround pesantren, misalkan pesantren NU yang ada di Jawa


ataupun luar Jawa, jaringan ini sangat menentukan untuk merekrut, karena sudah
ada hubungan pertemanan sebelumnya, jadi tidak canggung untuk mengajaknya
masuk HMI (Wawancara dengan Sasongko Kunto di Ciputat, pada 25 April
2013).

Jadi, jaringan almamater pendidikan atau pesanten tersebut dijadikan cara

merekrut anggota sebanyak mungkin dalam organisasi HMI Cabang

Ciputat. Karena sudah ada hubungan terlebih dahulu, mengkomunikasikan

rekrutmen menjadi lebih mudah.

d. Jaringan Primordial

52
Hubungan satu daerah menjadi strategi HMI maupun organisasi lain untuk

merekrut calon kader. Strategi ini dianggap mudah oleh perekrut untuk

melakukan rekrutmen kader, karena selain punya tradisi atau kultur yang

sama, terkadang perekrut juga tinggal dalam satu kontrakan dengan calon

kader. Misalnya, dari daerah Jawa, Banten, Sulawesi, Madura dan daerah-

daerah yang ada di Indonesia.

Seperti diungkapkan oleh Bahrur Rosi:

Ada lagi hubungan satu daerah, sehingga sangat mudah untuk melakukan
rekrutmen, karena dari satu daerah kita kan enjoy untuk mengajaknya masuk
HMI, seperti kalau disini ada mahasiswa dari daerah Banten, Indramayu, Madura
dan daerah lainnya (Wawancara dengan Bahrur Rosi di Ciputat, pada 8 Mei
2013).

Pernyataan tersebut dikokohkan oleh Rangga Tsabit Iman:

Cara merekrut mereka, apabila suatu argumentasi tidak masuk, maka kita lihat
backround mereka, dari konsulat mana dia atau dari daerah mana dia, dari Medan
ke’, dari Makassar atau dari Jawa. seuaikan dengan backround atau keinginan dia
(Wawancara dengan Rangga Tsabit Iman di Ciputat, pada 29 April 2013).

Jadi, merekrut calon kader yang satu daerah itu lebih mudah, karena

mempunyai tradisi atau kultur yang sama dan bahasa yang sama. Dengan

seringnya komunikasi antara perekrut dengan calon kader yang berasal

dari satu daerah, sudah dipastikan bahwa calon kader mau bergabung

dengan organisasi HMI.

e. Pacaran

Adapula seorang anggota organisasi tertentu melakukan rekrutmen dengan

cara memacari mahasiswi yang ada di kampusnya. Setelah itu, ia mudah

mengajak pacarnya untuk masuk pada organisasi yang telah ia ikuti. lalu

53
perempuan tersebut mau bergabung atau direkrut dalam organisasi yang diikuti

oleh pacarnya.

Seperti yang dikatakan oleh BPL (Badan Pengelola Latihan) :

Salah satu metode untuk merekrut adalah memacari mahasiswi dulu, lalu
diajak mengikuti LK. Atau kita tawari begini, “ Mau cari cewek gak?. di LK
banyak cewekloh !. Bahkan ada mahasiswa atau mahasiswi yang pindah
organisasi dari PMII ke HMI karena pacarnya (Wawancara dengan Ahmad
Fanani Rasyidi di Ciputat, pada 13 Mei 2013).

Meskipun pacaran itu adalah masalah pribadi, tapi ketika mereka berbeda

organisasi, hal itu dapat menjadi persoalan, seperti kasus kader HMI yang

mempunyai pacar mahasiswi yang sudah menjadi anggota PMII. Setelah menjalin

hubungan pacaran, maka anggota PMII tersebut pindah pada organisasi HMI,

begitupun sebaliknya.

Berbeda dengan yang dikatakan oleh Ramfalak Siregar, strategi memacari

mahasiswi baru itu tidak masuk dalam strategi rekrutmen HMI Cabang Ciputat

secara formal, namun terkadang ada kader HMI Cabang Ciputat yang berpacaran

dengan mahasiswi baru. Padahal, hal itu dilakukan dalam rangka supaya pacarnya

itu masuk ke organisasi HMI. Selain itu, ada juga yang pacaran ketika mahasiswa

baru sudah menjadi anggota HMI (Wawancara dengan Ramfalak Siregar di

Ciputat, pada 24 April 2013).

54
b. Public Face to Face

Di sisi yang lain, HMI Cabang Ciputat melakukan strategi rekrutmen dengan

pendekatan public face to face. Public face to face dapat dicontohkan dengan

adanya forum atau seminar tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh seseorang atau

pengurus untuk menjaring calon anggota, sehingga ia tertarik untuk bergabung

dengan organisasi HMI, misalkan seminar, pengajian, ceramah atau dakwah. Lalu

ada panitia yang tentunya kader HMI melakukan promosi untuk bergabung dalam

organisasi HMI dengan membuka meja stand marketing.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Moh. Abduh :

Strategi ini tergantung pada komisariat masing-masing. Pertama, di tarbiyah ini


punya distrik dan ketua perjurusannya itu mengakomodir temen-temen untuk
membantu jalannya organisasi di komisariat, termasuk perekrutan. Teman-teman
di distrik ini mengadakan acara seminar atau pelatihan untuk melakukan
pendekatan secara baik-baik dan memperkenalkan HMI. Namun, yang terpenting,
anak-anak HMI lebih menampilkan hal-hal yang positif. Kayak kritis di kelas,
kualitas akademiknya bagus. Akhirnya mahasiswa baru tertarik untuk ikut
(Wawancara dengan Moh. Abduh di Ciputat, pada 29 April 2013).

Dengan adanya distrik atau pemetaan wilayah pada jurusan masing-

masing, seperti yang dilakukan oleh Moh. Abduh, strategi rekrutmen menjadi

efektif. Pengurus meletakkan kader-kader yang berkulitas untuk menduduki pos-

pos terpenting guna menjaring mahasiswa baru, dengan membikin acara seminar

di distrik atau jurusannya masing-masing untuk memperkenalkan HMI pada

mahasiswa baru.

55
Gambar III.1. kegiatan yang dilaksanakan oleh pengurus HMI Cabang Ciputat

Kader HMI Cabang Ciputat tentunya punya beban moral untuk

memajukan organisasi. Dengan adanya pembagian kerja tersebut. Kader-kader

yang berkualitas ditempatkan pada pos-pos atau wilayah terpenting yang sangat

menguntungkan pada proses rekrutmen itu sendiri, dengan harapan akan timbul

rasa penasaran dari mahasiswa baru ketika berinteraksi dengan kader-kader HMI,

sehingga rekrutmen yang massif akan terjadi.

Kemudian Abdur Roziqin memperkokoh pernyataan tersebut. Kader itu

harus menonjolkan hal-hal positif, baik itu di ruang public maupun di ruang

private, karena kader diharapkan menjadi panutan, seperti dituntut mempunyai

jiwa kritis, berwawasan luas, vocal dalam berbicara, baik di dalam kelas maupun

di luar kelas (Wawancara dengan Abdur Roziqin di Ciputat, pada 8 Mei 2013).

Strategi lain yang dilakukan HMI Cabang Ciputat adalah melakukan

BIMTES (Bimbingan Tes) pada awal ajaran baru. Bimtes tersebut dimaksudkan

56
membantu calon mahasiswa agar diterima di Kampus UIN Syahid. Dalam

bimbingan tes tersebut, panitia Bimtes memperkenalkan HMI kepada peserta

bimbingan itu.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Rangga Tsabit Iman :

Strategi yang lain, kita ngadain bimtes. Nah, ini kan mempermudah
memperkenalkan HMI pada mahasiswa baru. Dan setelah lulus tes, kita mudah
untuk mengajak masuk HMI dan tanpa panjang lebar mereka mau bergabung.
Karena dalam ingatan mereka waktu mau masuk UIN pernah ikut bimtes di HMI.
Kita ngadain bimtes itu kan visinya merekrut mereka. Jadi doktrin secara
simbolis itu berpengaruh besar (Wawancara dengan Rangga Tsabit Iman di
Ciputat, pada 29 April 2013).

Dengan diadakannya Bimtes tersebut, di samping membantu calon

mahasiswa baru untuk mempermudah masuk kampus uin, kita bisa

memperkenalkan HMI di sela-sela bimbingan, baik itu memperkenalkan HMI

lewat pemateri atau pengurus organisasi di waktu membimbing calon mahasiswa,

sehingga calon mahasiswa bisa mengenal organisasi HMI dan mempermudah

mereka untuk bergabung dengan HMI.

Gambar III. 2. Peserta Bimtes sedang foto bersama pengurus HMI KOMFISIP

57
Adapun kegiatan rutin yang ada di HMI Cabang Ciputat itu menekankan

pada kajian dan diskusi pada kader-kadernya untuk menopang daya kritis dan

wawasan yang luas, sehingga mereka menjadi kader yang berkualitas.

Pelaksanaan diskusi itu ada yang di sekretariatnya masing-masing, dan ada pula

yang di basement kampus atau halaman. Dengan mengikuti diskusi tersebut,

mahasiswa baru sudah memasuki lingkaran HMI dan mau tidak mau berinteraksi

langsung dengan kader-kader HMI. Dari situlah bisa diperkenalkan tentang HMI.

Seperti yang dikatakan Bahrur Rosi :

Untuk di Ushuluddin cara merekrunya mungkin berbeda dengan komisariat yang


lain, karena beda kultur. Caranya dengan diskusi, bawa banyak buku-buku di
basement Ushuludin dan di sampingnya dibuka Stand Pendaftaran.Karena
budayanya seperti itu, banyak anak-anak yang tertarik untuk mengikuti. Sebelum
direkrut mereka ikut diskusi-diskusi dulu di basement. Setiap bulan sekali, kita
mendatangkan KAHMI untuk mengisi, sebagai pemecah kebuntuan ketika kita
tidak memahami suatu persoalan, seperti filsafat, logika maupun yang
lainnya.Kalau di ushuluddin itu mementingkan kualitas daripada kuantitas
(Wawancara dengan Bahrur Rosi di Ciputat, pada 25 April 2013).

Menurut Ahmad Fanani, sebelum dilakukan rekrutmen, harus diadakan

diskusi atau acara yang melibatkan mahasiswa baru, supaya mahasiswa baru

mengetahui nilai-nilai yang dibawa HMI. Jika mahasiswa baru tersebut tertarik

masuk HMI karena sudah mengetahui nilai-nilai HMI lewat diskusi. Calon-calon

anggota tersebut dapat dikatakan sebagai calon kader ideologis (Wawancara

dengan Ahmad Fanani Rosyidi di Ciputat, pada13 Mei 2013).

58
Gambar III. 3. Kader HMI sedang melaksanakan diskusi bersama Mahasiswa Baru

Selain itu, pengurus membuat stand pendaftaran sebagai pusat informasi

perekrutan. Di stand pendaftaran tersebut, dipasang banner dan simbol-simbol

HMI. Di stand pendataran itu pula pengurus yang berada di bagian rekrutmen

mengajak calon anggota untuk menongkrong di stand tersebut, dengan harapan

mampu menarik teman-teman mahasiswa baru lain untuk bergabung.

2. Mediated

Perlu diketahui, media itu sangat penting untuk menyampaikan informasi

rekrutmen pada mahasiswa. Dengan adanya media, kita dipermudah untuk

menyampaikan informasi baik mengenai kegiatan yang dilaksanakan oleh HMI,

program-programnya, sampai pada informasi rekrutmen. HMI Cabang Ciputat

menyampaikan informasi rekrutmen melalui media. Penyampaian lewat media

terbagi dua jenis, yaitu private mediated dan public mediated.

59
a. Private Mediated:

Media yang digunakan oleh HMI Cabang Ciputat dalam

menginformasikan rekrutmen kader melalui SMS & BBM, karena media tersebut

mudah untuk mempromosikan dan lebih privasi. Sehingga orang lain tidak akan

banyak melakukan intervensi. Sebagaimana yang dikatakan oleh Arum Samudra:

Kalau kita pakai media SMS dan BBM, karena itu personal. Jadi kita rileks dalam
menyampaikan informasi, tanpa adanya pressing dari organ mana pun
(Wawancara dengan Arum Samudra di Ciputat, pada 3 Mei 2013).

Pernyataan di atas dipertegas oleh Lutfi Adam :


Kalau SMS itu wajiblah agar mereka mau bergabung dan calon anggota yang
sudah mendaftar itu tidak lari. Yang terpenting kita sms-in agar nyaman.dan juga
menjalin hubungan yang baik. Istilahnya apa ya, kayak kakak mentor begitu. Satu
orang pegang beberapa orang, tentunya orang yang jadi mentor itu sudah paham
dengan HMI. Iya bagi mahasiswa baru yang pakai Black Berry tentunya lewat
BBM-an (Wawancara dengan Lutfi Adam di Ciputat, pada 25 April 2013).

Menyampaikan informasi kepada calon anggota lewat SMS dan BBM (telepon)

menjadi sebuah keharusan. Adapun redaksi bahasa yang digunakan oleh pengurus

dalam mengirim SMS dan BBM menggunakan bahasa yang sederhana dan tidak

baku, supaya mudah dipahami oleh calon angota. Sehingga suasana keakraban

akan terjalin (Wawancara dengan Jumaidi Ahmad di Pamulang, pada 3 Mei

2013).

Sedangkan penyampaian informasi lewat email kepada calon anggota sudah

jarang, karena email itu sudah dianggap ketinggalan jaman dan calon kader sulit

membukanya. Sebagaimana diungkapkan oleh Badridduja :

Kalau email tidak, karena lambat dan sudah ketinggalan jaman, jadi kurang
maksimal dalam menyampaikan informasi (Wawancara dengan Badridduja di
Ciputat, pada 29 April 2013).

60
Pernyataan tersebut dipertegas oleh Bahrur Rosi:
Kalau email jarang, sama sekali tidak memakai email, karena email ini sangat ribet,
dan mahasiswa jarang buka email, paling ketika mahasiswa ada tugas dari dosen,
itu pun kalau mahasiswa mau ngirim tugas pada dosen tersebut. Kebanyakan
mahasiswa bikin email hanya kepentingan facebook dan twitter (Wawancara
dengan Bahrur Rosi di Ciputat, pada 8 Mei 2013).

Jadi, HMI Cabang Ciputat dalam menyampaikan informasi perekrutan lebih

banyak menggunakan private mediated (SMS dan BBM), karena dinilai sangat

efektif dalam menyampaikan informasi mengenai perekrutan pada calon anggota

baru. Sehingga calon anggota baru tersebut mudah terekrut dan masuk HMI

Cabang Ciputat.

b. Public Mediated

Selain private mediated, HMI menyampaikan informasi perekrutan

menggunakan media publik. Adapun media publik yang sering dilakukan antara

lain sebagai berikut :

Dalam menyampaikan informasi perekrutan pada khalayak, kader HMI

menggunakan media cetak: bulletin, brosur, pamflet, selebaran dan banner.

Bulletin, pamflet dan selebaran yang dibuat oleh pengurus disebarkan pada

khalayak di pintu masuk kampus dan di dalam kampus, dan ada yang di tempel di

dinding papan informasi.

Seperti yang dikatakan oleh Lailatul Badriyah :

Pertama biasanya kita buat bulletin, dan selebaran-selebaran. Kadang menempel


selebaran-selebaran dan menyebarkan pamphlet itu untuk menarik mahasiswa

61
baru untuk masuk HMI. Begitupula banner dan simbol-simbol HMI di stand
(wawancara dengan Lailatul Badriyah di Ciputat, pada 6 Mei 2013).

Pernyataan tersebut diperkuat oleh Abdur Roziqin :

Kita memakai pamflet, selebaran.supaya seluruh mahasiswa mengetahui bahwa


HMI sedang melakukan rekrutmen kader, bagi mereka yang sudah terbuka
hatinya untuk mengikuti, dipersilahkan ikut. Kalau Koran tidak memakai,
karena ini kan tingkatan bawah. Sedangkan kalau mau menampilkan informasi
di Koran harus bayar loh (Wawancara dengan Abdur Roziqin di Ciputat, pada 8
Mei 2013).

Dengan adanya pamflet dan selebaran tersebut, mahasiswa baru


mengetahui bahwa HMI Cabang Ciputat sedang melakukan rekrutmen. Bagi
mahasiswa yang berkenan mengikuti, dipersilahkan menghubungi kontak person
yang tertera di pamflet, brosur atau langsung mendatangi stand pendaftaran.

Pada komisariat-komisariat yang ada di luar UIN Syahid, penyebaran


pamflet ini harus dilakukan pada titik-titik tertentu, karena ada organisasi lain
yang mencekalnya, sehingga menjadikan kendala dalam proses rekrutmen. Seperti
yang diungkapkan oleh Jumaidi Ahmad :

Kita tidak bikin stand, namun nyebarin pamflet dikampus, tentunya di titik-titik
tertentu karena publikasi kita dicekal oleh anak KM, dan di pamflet-pamflet itu
dikasih nomor telpon. Bagi mereka yang tertarik silahkan hubungi nomor kita
yang tertera di pamflet itu (Wawancara dengan Jumaidi Ahmad di Pamulang,
pada 3 Mei 2013).

Gambar III.4. Brosur LK 1 HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat.

62
Penyampaian informasi rekrutmen di media cetak koran tidak dilakukan

oleh pengurus HMI Cabang Ciputat, karena membutuhkan biaya yang sangat

mahal. Sehingga pengurus HMI Cabang Ciputat men-support kader-kadernya

untuk menulis opini untuk dikirim ke media cetak. Dengan menulis di media, kita

bisa menampilkan profil mereka sebagai kader HMI Cabang Ciputat (Wawancara

dengan Ramfalak Siregar di Ciputat, pada 24 April 2013).

Seiring bergulirnya jaman, perkembangan teknologi internet semakin

berkembang dengan pesat, sehingga banyak orang yang menggunakan media

sosial, seperti facebook dan twitter. Dalam dunia maya tersebut, orang-orang

menggunakan kata-kata dan gambar untuk saling bersenda gurau dan berdebat,

menyampaikan informasi tentang rekrutmen dan lain sebagainya (Mark Slouka:

1995: 19).

Begitu pula dengan pengurus HMI Cabang Ciputat. Mereka juga

menyampaikan informasi lewat media sosial, baik itu facebook maupun twitter.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Badrudduja :

Kita memakai media social kayak facebook dan twitter untuk menyampaikan
informasi perekrutan. Karena sekarang sudah serba modern, dan khususnya
mahasiswa sudah banyak bergelut dengan facebook dan twitter, mungkin
karena zamannya, ya mau tidak mau kita harus memakai media itu untuk
menyampaikan informasi rekrutmen (Wawancara dengan Badridduja di
Ciputat, pada 29 April 2013).

Jadi, dengan menyampaikan informasi lewat dunia maya, proses

rekrutmen anggota menjadi mudah, karena kebanyakan mahasiswa sekarang

sudah menyukai dunia maya, seperti facebook dan twitter. Pernyataan tersebut

dikokohnya oleh Muhammad Huzaimi :

63
Media sosial seperti facebook dan twitter itu sangat digemari oleh mahasiswa,
sehingga penyebaran informasi lewat facebook dan twitter juga saya lakukan.
Saya kurang paham pada mahasiswa sekarang, mereka bukan baca buku dan
memperdebatkan tentang materi kuliah, tapi mereka banyak yang curhat-curhat
gitu dan mayoritas punya facebook (Wawancara dengan Ahmad Huzaimi di
Ciputat, pada 29 April 2013).

Untuk menyiasati trik rekrutmen, pengurus HMI Cabang Ciputat membuat


group facebook yang sesuai dengan komisariatnya masing-masing untuk
menyampaikan informasi perekrutan, karena mahasiswa UIN banyak yang
menggemari dunia maya, seperti facebook dan twitter.

Sedangkan penyampaian informasi perekrutan lewat televisi dan radio

tidak digunakan oleh pengurus HMI Cabang Ciputat. Karena hal itu sangat

membutuhkan biaya yang sangat besar. Sebagaimana diungkapkan oleh Imay

Dwicahya:

Untuk radio dan TV kita gak pernah. Karena, selain tidak punya alatnya, kita ini
masih tingkatan komisariat. Jadi, kita gunakan media yang simple saja dech
(Wawancara dengan Imay Dwicahya di Ciputat, pada 29 April 2013).

Pernyataan tersebut dikokohkan oleh Lailatul Badriyah :


Radio dan televisi kita tidak memakai, ini kan targetnya cuma mahasiswa UIN
Jakarta, disamping tidak punya alatnya, ini butuh biaya yang sangat mahal loh
(Wawancara dengan Lailatul Badriyah di Ciputat, pada 6 Mei 2013)

Menurut Abdur Roziqin, HMI Cabang Ciputat tidak menggunakan media

televisi dan radio dalam menyampaikan informasi rekrutmen pada mahasiswa,

karena membutuhkan biaya yang mahal. Sedangkan wilayah penyebaran

informasi itu hanya berada di sekitar Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Wawancara dengan Abdur Roziqin di Ciputat, pada 8 Mei 2013).

Didalam organisasi HMI, doktrinasi ditanamkan mulai sejak dini pada

calon anggota mulai dari proses MAPERCA (Masa Perkenalan Calon Anggota)

dan LK 1, di LK 1 tersebut brand washing atau doktrinasi dilakukan oleh para

64
pemateri (Trainer), MOT (Master of Training) dan para mentor yang

mendampingi peserta. Idealnya training ini berlangsung selama 7 hari karena di

LK 1 para peserta dicekokin berbagai macam materi ke-HMI-an, training tersebut

merupakan proses doktrinasi yang cukup mempengaruhi pemikiran para calon

anggota, sehingga mahasiswa tersebut memandang dunia luar dengan cara

pandang HMI.

Didalam training / LK-1 HMI ada beberapa materi wajib yang harus

disampaikan dalam training itu, yaitu dianataranya sejarah HMI, Konstitusi HMI,

Mission HMI, Management Organisasi dan Nilai-nilai dasar perjuangan (NDP)

namun terkadang ada materi tambahan sesuai dengan kultur komisariat masing-

masing. Seperti materi ke-Fisip-an dan ke-Ushuluddin-an dan begitu juga dengan

komisariat yang lainnya. Sehingga calon anggota yang mengikuti training tersebut

memahami nilai-nilai perjuangan yang diusung organisasi HMI dan dengan

harapan nilai-nilai tersebut terus melekat dan terbawa dalam kehidupan sehari-

hari, bahkan ketika para kader sudah habis masa keanggotaannya di HMI.

HMI menetapkan tujuannya berdasarkan dua pemikiran: yaitu, keislaman

dan keindonesiaan. Islam adalah ajaran universal yang menuntun manusia agar

hidup sesuai fitrahnya untuk meraih keselamatan. Sedangkan Indonesia adalah

proyek hidup bersama menuju kemerdekaan dan kesejahteraan. Maka bagi HMI,

Islam adalah ruh, indonesia adalah tubuh. Tak ada pertentangan diantara

keduanya. Semua itu terangkum dalam nilai-nilai dasar (NDP) yang digagas oleh

Cak Nur.

65
HMI sebagai organisasi kader sudah selayaknya menjadikan nilai-nilai

keislaman dan keindonesiaan yang termuat dalam NDP untuk dijadikan pedoman

organisasi dalam merujuk setiap gerak dan langkahnya, bukan hanya

mengapresiasi nilai-nilai tersebut sebagai bahan asesoris dalam organisasi. NDP

sudah selayaknya menjadi identitas bagi setiap kader HMI untuk mengidentifikasi

diri guna menghadapi tantangan dan memberikan solusi bagi persoalan-persoalan

bangsa.

Kalau menilik sejarah, bahwa peran serta kader-kader HMI dalam

membangun negara yang adil dan makmur tentu dimulai sejak berdirinya sampai

sekarang. Pada Orde Lama HMI ikut serta dalam perjuangan fisik dalam melawan

belanda yang berusaha mencoba kembali memasuki indonesia untuk menjajah

(Masykur Hakim, 2001: 56).

Demikian pula, pada masa Orde Baru HMI juga ikut serta, bahkan menjadi

pelopor penggerak mahasiswa lainnya untuk ikut serta bergabung dalam Kesatuan

Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI). Contah nyata, ketika PKI sedang

menyebarluaskan ajaran komunisnya dan mencoba menumbangkan ideologi

Pancasila dengan kekuatan fisik yang cukup membuat ketahanan negara

tergoyahkan, tepatnya terjadi sekitar tahun 1966. Menurut Azyumardi Azra,

angkatan 66 adalah generasi pertama HMI yang berpartisipasi dengan pemerintah

(Azumardi Azra dalam Rusydy Zakaria, 2012: 329).

Jadi, HMI bertahan sampai sekarang karena punya akses terhadap

pemerintah, dalam artian HMI pada waktu itu bersama para elit pemerintah untuk

66
melakukan perubahan. Saya pikir, andaikan HMI tidak bergandeng tangan dengan

pemerintah untuk melakukan perubahan, maka nasibnya akan sama seperti ICMI

(Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) yang lambat laun mati suri.

Satu minggu pasca LK 1, dilaksanakan Upgrading materi dengan harapan

anggota baru tersebut benar-benar paham tentang nilai-nilai ke-HMI-an yang telah

diberikan oleh Trainer di LK 1 tersebut. Adapun materi yang di upgrade adalah 5

materi wajib tersebut. Dan ini biasanya dilaksanakan di sekretariat HMI Cabang

Cipuat atau di Aula Insan Cita (AIC).

Perkaderan yang sesungguhnya bukan hanya di LK 1. Akan tetapi, pasca

LK 1, karena tugas pengurus cukup berat, yaitu mendidik anggota supaya

memiliki jiwa militansi yang tinggi terhadap HMI. Setiap selesai LK 1 pasti

dibentuk ketua angkatan, ketua angkatan bersama pengurus mengkordinir anggota

tersebut supaya berkumpul agar hubungan emosional mereka tetap terjaga.

Adapun cara pengayoman yang dilakukan oleh pengurus HMI supaya anggota

tersebut tetap bertahan adalah melibatkan anggota tersebut pada kegiatan-kegiatan

yang diadakan oleh HMI. Yang jelas, organisasi HMI menyediakan wadah bagi

para anggotanya yang ingin mengembangkan bakat dan hobi mereka, misalnya

diskusi, tulis-menulis, bahkan yang suka olahraga meraka fasilitasi. Seperti di

Komisariat Ushuluddin, Dakwah, Tarbiyah dan Adab dan Syari’ah. Begitupun

komisariat yang berlatar belakang umum.

Materi yang didiskusikan adalah tentang NDP yang diikuti oleh banyak

kader. Dan group diskusi ini bernama NDP LECTURE, Diskusi ini dilaksanakan

67
setiap minggu sekali, tepatnya pada hari selasa. Pada awalnya diskusi ini hanya di

Ushuluddin. Tetapi, lama-kelamaan diskusi ini berkembang sampai di seluruh

komisariat. Karena NDP inilah merupakan landasan ideologis, jelasnya bahwa

ideologi HMI mengacu pada NDP seharusnya bisa menjadi guiding principle,

bisa menjadi way of life-nya kader. Sebab didalamnya NDP mengajarkan

hubungan manusia dengan sang pencipta, hubungan manusia dengan sesama,

dengan alam dan dengan kehidupan secara menyeluruh.

Target dalam diskusi tersebut adalah supaya anggota HMI betul-betul

memahami NDP dan juga memahami Islam secara komprehensif, maka mereka

akan punya sikap tauhid yang khas ala HMI, dalam artian pola pikir atau cara

pandang anggota tersebut memakai cara pandang HMI dan itu memang sudah

terbukti dalam kehidupan kader itu sendiri.

Materi yang didiskusikan oleh para kader tidak hanya NDP, mereka

mendiskusikan banyak hal sesuai dengan kultur komisariatnya masing-masing

yang berhubungan dengan materi kuliah, seperti filsafat, sosiologi, politik,

ekonomi, SITNAS (Situasi Nasional) dan lain sebagainya untuk menunjang

kebutuhan intelektual kader.

Bagi seorang kader, diskusi itu merupakan sebuah kewajiban. Namun

tidak semua kader yang suka berdiskusi. Makanya pengurus menyediakan wadah

bagi kader yang punya bakat dibidang musik dan olahraga supaya keinginan

mereka terwadahi, Sehingga anggota tersebut merasa nyaman, dan merasa

memiliki terhadap organisasi.

68
Disisi yang lain, anggota tersebut dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan di

internal kampus, misalkan jadi panitia seminar. Sehingga emosional mereka

menyatu dan rasa kekeluargaan tertanam dalam diri mereka. Dengan menjadi

panitia tersebut, sehingga anggota tersebut bisa mensosialisasikan rekrutmen pada

mahasiswa baru. Seperti yang dikatakan oleh Moh. Tohir:

Kalau selama saya menjabat, bagaimana kita mengenali kebutuhan mahasiswa itu
sendiri, pastinya ada kawan mahasiswa yang butuh untuk mengaktualisasikan
diri, makanya kita bikin kelompok-kelompok study maupun kelompok-kelompok
hoby ataupun penyalur-penyalur yang bisa mereka mengaktualisasikan diri,
kemudian mereka butuhnya apa, misalkan mereka butuh a, b dan c. kita coba
mewadahi. Walaupun bentuk formatnya bukan dari HMI sendiri, namun teman-
teman konsen untuk membuka kran-kran itu, dengan sendirinya teman-teman
akan mengerti, ohh,, yang ngadain itu adalah teman-teman HMI (Wawancara
dengan Moh. Tohir di Ciputat, pada 28 April 2013)

Pernyataan tersebut senada dengan pernyataan Rangga Tsabit Iman :

saya ingin merubah paradigma berpikir mereka, bahwa sebenarnya mahasiswa itu
harus berkreatifitas dan berkarya. Yang saya lihat kebanyakan mereka bersifat
residu, ya itu-itu saja pemikirannya. Makanya, saya merekrut sebanyak-
banyaknya, karena mereka itu berkualitas, namun gak ada yang mewadahi.
Makanya saya merekrut mereka agar mempunyai wadah dan mereka mampu
berkreatifitas di HMI (Wawancara dengan Rangga Tsabit Iman di Ciputat, pada
29 April 2013).

Pernyataan tersebut dikokohkan oleh Abdur Roziqin:

kader-kader itu dirawat agar menjadi kader berkualitas dan ikut merasa memiliki
terhadap HMI. Tentunya kami sebagai pengurus menekankan pada diskusi
kelompok. HMI ini menyediakan berbagai wadah atas potensi yang dimiliki oleh
kadernya, seperti teman-teman yang suka futsal, kami fasilitasi. Klo hobi diskusi
memang di HMI tempatnya. Selain itu, untuk mempererat tali silaturrahmi kami
membuat rujak party di basecamp agar rasa kekeluargaan kita tetap terjaga
(Wawancara dengan Abdur Roziqin di Ciputat, pada 8 Mei 2013).

Dengan diwadahinya para anggota tersebut, maka anggota tersebut merasa

memiliki dan mempunyai jiwa militansi terhadap organisasi HMI, sehingga

mereka bisa mengembangkan skill atau bakat yang dimilikinya dan berjuang

69
bersama kawan-kawannya untuk melakukan perubahan, baik itu perubahan dalam

dirinya ataupun perubahan sosial.

Perlu diketahui, bahwa komitmen dalam organisasi itu menjadi syarat bagi

lahirnya loyalitas dan dedikasi kader terhadap HMI, dengan komitmen seorang

anggota bisa membangun kebersamaan dalam lingkungan keluarga besar HMI.

Ketika para kader atau pengurus tidak punya komitmen untuk mengayomi para

anggotanya, maka anggota tersebut akan membelot.

Pembelotan anggota dalam sebuah organisasi pasti ada, termasuk juga di

organisasi HMI, hal itu disebabkan oleh tidak terakomodirnya anggota dalam

organisasi, sehingga mereka infill atau kecewa karena keinginan mereka tidak

sesuai dengan idenya untuk mereka jalani. Disisi yang lain, ketidak aktifan

mereka di HMI karena imbas dari RAK (Rapat Anggota Komisariat) karena

dukungan mereka kalah dalam pencalonan ketua komisariat, ini bisa dikatakan

barisan sakit hati. Namun, hal ini bisa diatasi dengan cara merangkul mereka

dengan memasukkan pada struktur kepengurusan dan mengayomi para anggota

dengan cara melibatkan mereka dalam setiap kegiatan di HMI.

Peneliti melihat, strategi rekrutmen yang dilakukan oleh seluruh

komisariat HMI yang ada di Ciputat khususnya di lingkungan UIN Jakarta itu

memakai strategi yang sama, Namun hasil rekrutmennya berbeda-beda, karena

yang membedakan jumlah terekrutnya seseorang disebabkan oleh seberapa besar

kerja keras kader dalam merekrut anggota baru baik itu melalui ikatan personal

atau melalui BEM (Badan eksekutif mahasiswa). Terlibatnya anggota HMI dalam

70
struktur kepengurusan BEM itu cukup mempengaruhi terhadap rekrutmen anggota

baru disetiap fakultas masing-masing. Sehingga, anggota HMI yang terlibat aktif

di BEM mudah melakukan proses sosialisasi mengenai rekrutmen HMI terhadap

mahasiswa baru ketika OPAK (orientasi pengenalan akademik) berlangsung dan

hubungan emosional antara mahasiswa baru dengan pengurus ataupun anggota

HMI dimulai sejak itu. Seperti di Tarbiyah, Dakwah, Adab dan Syari’ah dan

Ushuluddin, sehingga jumlah orang yang terekrut cukup banyak, walaupun pada

substansinya HMI lebih mementingkan kualitas, namun kuantitas juga sangat

dibutuhkan. Seperti pernyataan Muhammad Huzaimi :

Pada dasarnya melalui OPAK, kita mulai mendekatkan diri pada mahasiswa baru,
kita layani mereka. Ini kesempatan untuk merekrut. Selain itu, melalui BEM
(Wawancara dengan Muhammad Huzaimi di Ciputat, pada 29 April 2013).

Pernyataan tersebut senada dengan yang dikatakan oleh Lutfi Adam :


Paling ngadain kajian kayak bengkel bahasa yang memang notabene yang
memegang adalah anak HMI, kan organisasi ekstra tidak boleh msuk ke kampus
sekarang. Makanya kami dengan bem bekerja sama tuk memperkenalkan HMI
lewat situ (Wawancara dengan Lutfi Adam di Ciputat, pada 25 April 2013).

Pernyataan tersebut dikokohkan oleh Moh. Abduh:


Di Tarbiyah ini punya distrik dan ketua perjurusannya itu mengakomodir temen-
temen untuk membantu jalannya organisasi di komisariat, termasuk perekrutan.
Teman-teman di distrik ini mengadakan acara atau pelatihan untuk melakukan
pendekatan secara baik-baik dan memperkenalkan HMI (Wawancara dengan
Moh. Abduh di Ciputat, pada 29 April 2013).

REKRUTMEN YANG PALING EFEKTIF

Berdasarkan pengamatan peneliti, bahwa strategi rekrutmen yang paling

efektif selain pendekatan personal adalah strategi public face to face yang dalam

71
hal ini terlibatnya anggota HMI dalam organisasi intra kampus seperti BEM,

dengan dikuasainya BEM tersebut maka pengurus mudah mensosialisasikan atau

merekrut mahasiswa baru, sehingga mahasiswa baru tersebut mau bergabung

dengan HMI, karena anggota BEM-nya adalah orang-orang yang notabene dari

HMI. Strategi ini terbukti di komisariat yang ada di Ciputat seperti Tarbiyah,

Adab, Dakwah, Syari’ah dan Ushuluddin.

Dengan dikuasainya BEM, maka proses sosialisasi rekrutmen cukup

mudah dilakukan pada mahasiswa baru, yang jelas mahasiswa baru tersebut

membutuhkan seorang kakak senior untuk menjadi pembimbing mereka atau

pelabuhan curhat mengenai kegalauan akademik, seperti mengenai administrasi

kampus atau hal yang berkenaan dengan dunia kemahasiswaan.

Sebagai mahasiswa baru tentunya mudah dipengaruhi oleh kakak

seniornya yang terlebih dahulu masuk di dunia kampus, khususnya mereka yang

aktif di BEM. Dengan status sebagai pengurus BEM tersebut, mereka mudah

melakukan sosialisasi mengenai HMI, dan mahasiswa baru mudah mengikuti apa

kata kakak angkatan yang ada di BEM tersebut, karena pada dasarnya mahasiswa

baru masih labil karena disebabkan oleh peralihan dari SMA ke Perguruan Tinggi.

Pengenalan HMI bisa dilakukan lewat BEM ketika melaksanakan OPAK,

sosialisasinya bisa dilakukan oleh pemateri OPAK yang berasal dari HMI,

biasanya KAHMI. Dan moderator membacakan Curriculum Vitei-nya. Sehingga,

hal itu bisa mempengaruhi mahasiswa baru lewat pemateri-pemateri tersebut dan

mahasiswa baru tersebut bisa tertarik. Ditambah lagi panitia-panitianya berasal

72
dari anggota HMI, sehingga bisa menambah keyakinan bagi mahasiswa baru dan

mereka ingin masuk HMI, karena orang-orang HMI banyak yang aktif di BEM.

Disisi yang lain, terlibatnya anggota HMI dalam organisasi intra kampus,

mereka bisa berani berhadapan dengan organisasi lainnya, sehinggga jiwa

militannya terhadap HMI itu akan bertambah dan banyak mendedikasikan

waktunya untuk HMI, sehingga anggota-anggota HMI yang aktif di BEM

membantu komisariat, baik itu dalam program perekrutan maupun lainnya. Dalam

hal perekrutan, mereka tinggal mengajak adik-adik mahasiswa baru, karena sudah

kenal terlebih dahulu lewat BEM sehingga hasil rekrutmennya begitu efektif.

73
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan teori rekrutmen bahwa program rekrutmen yang ideal

adalah sebuah program dimana sejumlah calon anggota yang berkualitas

ditarik untuk bergabung dalam sebuah organisasi, karena calon anggota

yang berkualitas tersebut yang akan melanjutkan kepemimpinan dalam

sebuah organisasi. sehingga ketika hal tersebut dimiliki oleh sebuah

organisasi, maka ia akan mampu bertahan di tengah persaingan yang penuh

dengan kompetisi dan perubahan yang begitu cepat.

Maka dari itu, Peneliti menemukan beberapa persepsi pengurus

HMI Cabang Ciputat yang serupa dengan persepsi para tokoh mengenai

pentingnya Rekrutmen anggota. Adapun pandangan mereka tentang hal itu.

Pertama, rekrutmen dipandang sebagai ujung tombak atau tulang punggung

sebuah organisasi HMI Cabang Ciputat. Kedua, rekrutmen dilakukan untuk

mencari calon kader yang potensial. Ketiga, Rekrutmen dipandang sebagai

upaya regenerasi kepengurusan dalam organisasi. Keempat, rekrutmen

merupakan bentuk eksistensi HMI. Kelima, rekrutmen merupakan strategi

bertahan organisasi HMI.

Berdasarkan teori rekrutmen yang digagas oleh David A. Snow, ada

dua strategi perekrutan yaitu face to face dan mediated. Dalam hal ini

peneliti melihat bahwa pengurus HMI Cabang Ciputat dalam melakukan

perekrutan menggunakan strategi tersebut. Pertama, face to face, yang

74
terdiri dari Private face to face, perekrutannya melalui jaringan

pertemanan, jaringan kekeluargaan, jaringan almamater pendidikan atau

pesantren, dan jaringan primordial (satu daerah). Dan yang terakhir adalah

dengan cara berpacaran, namun berpacaran bukan strategi formal yang

dilakukan oleh HMI Cabang Ciputat, karena cara ini merupakan trik kader

sendiri. Dalam hal Public face to face melalui seminar-seminar, kajian dan

diskusi, serta Bimtes (Bimbingan Tes) pada calon mahasiswa baru.

Kedua, Mediated yang terdiri dari Private Mediated, seperti

mengirim SMS dan BBM. Dalam hal Public Mediated, pengurus

memberikan informasi mengenai rekrutmen di media sosial facebook dan

twitter, serta penggunaan media cetak seperti pamflet, brosur dan

selebaran-selebaran pada calon anggota.

Strategi rekrutmen yang paling efektif selain pendekatan personal

adalah strategi Public face to face yang dalam hal ini terlibatnya anggota

HMI dalam organisasi intra kampus seperti BEM. dengan dikuasainya BEM

tersebut, maka pengurus mudah mensosialisasikan atau merekrut mahasiswa

baru, sehingga mahasiswa baru tersebut mau bergabung dengan HMI,

karena anggota BEM-nya adalah orang-orang yang notabene dari HMI.

Strategi ini terbukti di komisariat yang ada di Ciputat seperti Tarbiyah,

Adab, Dakwah, Syari’ah dan Ushuluddin.

Dalam hal ini, strategi rekrutmen HMI Cabang Ciputat serupa

dengan strategi rekrutmen yang dilakukan oleh organisasi HTI di Makassar

yang diteliti oleh Samsul Rijal. Namun, strategi yang dilakukan oleh

75
organisasi HTI itu hanya sebatas pada pendekatan kultural. Sedangkan

penelitian mengenai strategi rekrutmen HMI Cabang Ciputat ini ditinjau

dari perspektif gerakan sosial.

B. Rekomendasi

Pertama, HMI Cabang Ciputat dalam merekrut kader hendaknya

mengedepankan nilai-nilai ke-HMI-an agar tidak terkesan politis dalam

merekrut kader, walaupun antara kualitas dan kuantitas sama-sama

dibutuhkan.

Kedua, HMI Cabang Ciputat hendaknya menekankan pada seluruh

komisariat-komisariat. Sebelum diadakannya rekrutmen, hendaknya

diadakan kegiatan yang melibatkan mahasiswa baru, baik itu diskusi,

kajian, seminar yang memperkenalkan nilai-nilai ke-HMI-an, baik itu

diskusi soal keislaman, keindonesiaan dan nilai-nilai kebebasan, supaya

anggota baru dapat menjadi kader yang ideologis.

Ketiga, HMI Cabang Ciputat dalam menyampaikan informasi

hendaknya memakai media cetak koran, baik itu koran kampus maupun

koran nasional, dan media elektronik seperti radio dan televisi, supaya

mahasiswa banyak yang tertarik untuk bergabung dengan organisasi HMI

Cabang Ciputat.

76
DAFTAR PUSTAKA

Freeman, Jo & Johnson, Victoria (ed). Wave Of Protes : Social Movements Since

the Sixties. Published in the United States of America, 1999.

Gaus AF, Ahmad. Api Islam Nucholish Madjid; Jalan Hidup Seorang Visioner.

Jakarta: Buku kompas, 2010.

Horton, Paul B. & Hunt, Chester L. Sosiology, Sixth Edition. Jakarta: Penerbit

Erlangga. 1999.

Hasil-Hasil Kongres HMI XXVII di Depok 05-10 November 2010. Sinergi Hmi

Untuk Indonesia Bermartabat. Penerbit: PT. Erdino Mutiara Agung.

Hakim, Masykur. Pergolakan Refornasi dan Strategi HMI. Jakarta : Penerbit Al-

ghazaly, 2001.

Muhtadi, Burhanuddin. Dilema PKS; Suara dan Syariah. Jakarta: PT. Gramedia,

2012.

McAdam, D.&Snow, D.A (ed). Social Movements: Reading on their Emergence,

Mobilization and Dynamics. Los Angeles: Roxbury Publishing Company,

1997.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya, 2009.

Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Bandung : PT. Rosydakarya, 2011.

77
Modul LK 1 (Basic Training) HMI Cabang Ciputat Periode 2011-2012

Modul LK1 (Basic Training) HMI KOMFISIP Periode 2011-2012.

Rahman, Budhy Munawar. Membaca Nurcholish Madjid; Islam dan Pluralisme.

Jakarta: Democracy Project, 2011.

Rahayu, Iin Tri & Tristiadi Ardi Ardani. Obsevasi & Wawancara, Malang:

Banyumedia Publishing, 2004.

Raharjo, Joko. Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit:

Platinum, 2013.

Salim, Peter & Yenni Salim. Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer.

Jakarta : Modern English Press, 1992.

Sulistiyani, Ambar Teguh & Rosidah. Manajeman Sumber Daya Manusia :

Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik.

Yogyakarta : Graha Ilmu, 2009.

Suhendra & Murdiyah Hayati. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta :

Penerbit UIN Jakarta Press, 2006.

Salam, Syamsir & Jaenal Arifin.. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : UIN

Jakarta Press, 2006.

Situmorang, Abdul Wahib. Gerakan Sosial; Studi Kasus Beberapa Perlawanan.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2007.

78
Slouka, Mark. (Terj: ZulfahmiAndri). Ruang Yang Hilang: Pandangan Humanis

Tentang budaya Cyberspace Yang Merisaukan. Bandung: Mizan, 1995.

Sitompul, Agussalim. Empat-empat indikator kemunduran HMI; suatu kritik dan

koreksi untuk kebangkitan kembali HMI (50 tahun pertama HMI 1947-

1997). Jakarta: penerbit Mistaka Galiza, 2005.

---------Menyatu dengan Umat, Menyatu dengan Bangsa; Pemikiran Keislaman-

Keindonesiaan HMI (1947-1997). Jakarta: Penerbit Misaka Galiza, 2008.

---------HMI Mengayuh diantara Cita dan Kritik. Jakarta: Penerbit Misaka Galiza,

2008.

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian Sosial.

Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008.

Wiktorowicz, Quintan (ed). Gerakan Sosial Islam; Teori, Pendekatan dan Studi

Kasus. Yogyakarta: Gading Publishing bekerja sama dengan Yayasan

Wakaf Paramadina, 2012.

Yin, Robert K. Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2004.

Zakaria, Rusdy, Idris Thoha, Eko Arisandi (ed). Membingkai Perkaderan

Intelektual: Setengah Abad HMI Cabang Ciputat. Ciputat: UIN Jakarta

Press, 2012.

WAWANCARA

Wawancara dengan Ramfalak Siregar, pada tanggal 24 April 2013

79
Wawancara dengan Lutfi Adam, pada tanggal 25 April 2013.

Wawancara dengan Sasongko Kunto, pada tanggal 25 april 2013

Wawancara dengan Moh. Tohir, pada tanggal 28 april 2013

Wawancara dengan Moh. Abduh, pada tanggal 29 april 2013

Wawancara dengan Badridduja, pada tanggal 29 April 2013

Wawancara dengan Muhammad Huzaimi, pada 29 April 2013.

Wawancara dengan Rangga Tsabit Iman, pada tanggal 29 April 2013

Wawancara dengan Imay dwicahya, pada tanggal 29 April 2013.

Wawancara dengan Arum Samudra, pada tanggal 3 Mei 2013.

Wawancara dengan Jumaidi Ahmad, pada tanggal 3 Mei 2013.

Wawancara dengan Lailtul Badriyah, pada tanggal 6 Mei 2013.

Wawancara dengan Abdur Roziqin, pada tanggal 8 Mei 2013.

Wawancara dengan Bahrur Rosi, pada tanggal 8 Mei 2013.

Wawancara dengan Mufti Azmi Miladi, pada tanggal 11 Mei 2013.

Wawancara dengan Ahmad Fanani Rasyidi, pada tanggal 13 Mei 2013.

INTERNET

Ausop, Asep Zaenal. 2009. Gerakan NII Kartosoewirjo (KW IX). Diunduh 31

Desember 2012 (www.fsrd.itb.ac.id/wp-content/.../p-asep-1.pdf -Translate

this page).

Choliviana, Eka dan Yulianto, lies. 2010. Pembuatan System Pendaftaran

Anggota Secara Online Pada Organisasi Himpunan Mahasiswa Islam

80
(HMI) Kabupaten Pacitan. Diunduh 19 November 2012

(http://ejournal.unsa.ac.id/index.php/speed/article/view/735).

Rahayuningsih, Sri. 2008. Strategi Rekrutmen Dan Pengembangan Pegawai

Untuk Membangun Karier Meningkatkan Kualitas Organisasi Yang Efektif.

Diunduh 31 Desember 2012 (eprints.unisbank.ac.id/696/1/ARTIKEL-

59.pdf -Translate this page).

Rijal, Syamsul. 2010. Menarik Anak Muda Muslim: Studi Terhadap Sistem

Rekrutmen Hizbut Tahrir Indonesia di Makassar, Sulawesi selatan.

Diunduh 29 Desember 2012

(www.dualmode.kemenag.go.id/acis11/file/dokumen/d9.SamsulRizal.pdf -

Cached)

Subagyo, Agus. 2010. Reformasi Sistem Rekrutmen Pegawai Negeri di Korea

Selatan: Belajar Sistem Meritokrasi dari Negara Ginseng”. Diunduh 29

Desember 2012 (www.bkn.go.id/in/berita/1267.html - Cached - Similar)

81
LEMBAR KG}ISUITAS] BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Anis Kurniawan

NIM : 10803?20S*17
Fak/ft"odi : FlSlPlSosiologi
Judul Skripsi : Strategi Rekrutmen Di Organisasi Kemahasiswaan {Studi Kasus Rekrutmen
Kader HMI Cabang Ciputat)

Pembimbing : Mohammad Hasan Ansori, Ph.D

Moruouix Kayr alug.du\Q, W,v4uyn // J


+Uriqa-'
-[e0r1
.^/t /
-;l/--.rt
h^q,4bat^,f4' |*;r l"ylu /// /

M{^^"bcJ^/ 9 fu6!.o I, -S
, 0 +-)
/-, /.
T//', :
(Ao11 ) rS f-u+inru', \\^e\ Ieu,rrra.r,r
r
l,-
(coru*n \su-qL"rol*n-,, r-'' h
O A0

LLyrud t+"+\ P^u^- pa6.aa.:

1yt',anh i;J"P^- Lo<,r,t V OtWn PP

* t'\4q^)usf{r,"tc-.^.-, W6^I* .rr}1"5

BidangAkademik
JJ
2
I
,L

199003 100r
PERSETUruAN PE.IV{BIMBING SKRIPSI

Dengan ini, Pembimbing skripsi menvatakan bahwa mahasiswa :

Nama : Anis kurniawan

NIM : 108032200017

Program Studi : Sosiologi

Telah menyclesaikan penulisan skripsi dengan judul :

STRATEGI REKRUTMEN DI ORGANISASI KEMAHASISWAAN (STUDI


KASUS REKRUTMEN KADER HMI CABANG CIPUTAT)

dan telah mernenuhi persyaratan untuk diuji.

Jakarta, 1 Oktober 2013

Mengetahui Iv{enyetujui,

Ketua Prodi Sosiologi Pembimbing,

Dr. Zulkifly.It4A

NIP: 1 96608 13 1991 03 1004


KEMENTERIAN AGAMA
UNIVE,RSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAII JAKARTA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Jl. Kertamukti, Pisangan, Ciputat 15419 Jakarta Selatan
Telp. 021-7 470s215, 7 47 0s969, 7 47 02013, F ax. 021 -7 4702013 Website : www.uinjkt.ac.id; E-mail : fisip_uin@yahoo.com

Nomor : Un.01/ F.11l KM.01 .3 / 0758 / 2013 Jakarta, 11 Juni 2013


Lampiran
Hal : Permohonan Wawancaraf Mencari Data Skripsi

Kepada Yth.

di
Jakarta

Assalamu'alaikum Wr, \A/b.


Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas
Islam Negeri (uIN) Syarif Hidayatullah jakarta, dengan ini menerangkan
bahwa:
Nama Anis Kurniawan
Tempat,Tanggal lahir Sumenep, 11 September 1987
NIM 108032200017
Semester X
Program Studi Sosiologi
Alamat ]1. Sedap Malam, Pisangan, Ciputat,
Tangerang Selatan
H.P./Telp. 085931116533

adalah benar mahasiswa FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun


akademik 2012/2013 yang masih aktif kuliah, dan mohon diberikan izin
mengumpulkan data dalam rangka penulisan Skripsi, dengan judul :
"Strategi Rekruitmen dan Oorganisasi Kemahasiswaan (Studi Kasus
Rekruitmen Kader HMI Cabang Ciputat)"
Demikiary atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu, kami ucapkan
terima kasih.
Wassalam.

Dekan

:D.

Tembusan:
Dekan FISIP
PENGURUS
HIMPUITAN DIAIIASTSWA ISLAM
(The Association Of Is1amic Uniwersity Students)
CASA1TG CIPUTAT

#$?rn**- ' 'l


SURAT KETERANGAN
Nomor : L87 | Al Sek/0611433

Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridho Allah SWT, yang bertanda tangan di bawah ini,
Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat menerangkan bahwa:

Nama Anis Kurniawan


NIM 1080322000i7
Komisariat Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik
JudulSkripsi Strategi Rekrutmen Dan Organisasi Kemahasiswaan (Studi Kasus Rekrutmen
Kader HMI Cabang Ciputat).

Adalah Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat yang telah melaKanakan
wa$rancan dengan Ketua Umum HMI Cabang Ciputat, Ketua Bidang Pemberdayaan Anggota (PA)
beserta Kabid PPPA HMI Komisariat Se-Gbang Ciputat, dari bulan April-Mei 2013.

Demikian surat keterangan ini dikeluarkan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

BiIla h i tE uft g Wa I H idaya h

Ciputat, 17 Sva'ban 1433 H


26 Juni 2013 M

PENGURUS
;Hff4PUNAN MAHASISWA ISLAM
r"
I ."GABANG CIPUTAT
20L2-20L3
STRATEGI REKRUTMEN DI ORGANISASI KEMAHASISWAAN
(STUDI KASUS REKRUTMEN KADER HMI CABANG CIPUTAT)

Nama : Ramfalak Siregar

Usia : 25

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal : 24 April 2013

Jam : 20.00-20.45

JabatanOrganisasi : Ketum Umum HMI Cabang Ciputat.

1. Berapa jumlah anggota HMI Cabang Ciputat saat ini ?


Kalau bicara masalah kuantitas, Untuk saat ini jumlah anggota HMI
Cabang Ciputat berkisar antar 7500 sampai 8000 di data yang terakhir ini.
Belum lagi data komisariat yang ngadain LK baru-baru ini.
2. Apalatar belakang pendidikan anggota HMI Cabang Ciputat ?
Kalau bicara backround atau latar belakang pendidikannya hampir
dominan di setiap isi LK itu, 70% rata-rata alumni pesantren. Sisanya
dari SMA, MAN. Bedakan ya, antara pesantren dan MAN. Kebanyakan
kawan-kawan dari pesantren atau pondok. Saya lihat secara keseluruhan
Kader HMI Cabang Ciputat itu berasal dari pesantren, baik itu di Jawa
ataupun luar Jawa.
3. Apa tujuan diadakannya rekrutmen anggota HMI Cabang Ciputat ?.
Kalau bicara tujuan rekrutmen itu jelas bahwa pertama di anggaran dasar
kita bahwa organisasi kita adalah organisasi yang sifatnya kaderisasi,
sehingga peran untuk melakukan rekrutmen setiap tahun, disetiap semester
untuk merekrut anggota-anggota baru, komisariat itu bertanggung jawab.
Karena HMI itu bukan organisasi massa, kalau organisasi massa kan jelas,
kita hari ini butuh massa 20, kita cari 20, pasca itu tidak ada ikatan yang
mengikat 20 orang itu. Jadi, kaderisasiitupenting untuk merekrut anggota-
anggota baru yang sifatnya bukan hanya merekrut, tapi ada beban dan
tanggung jawab moral dari senior maupun kakak kelas ataupun yang
terlibat di struktur untuk membimbing mereka, membina mereka agar
menjadi manusia yang ideal lah sesuai dengana manah NDP-lah, “
beriman, berilmu dan beramal”.
4. Bagaimana persepsi anda mengenai pentingnya rekrutmen anggota dalam
organisasi HMI Cabang Ciputat?. Jelaskan !
Kalau berbicara penting atau tidak dek, dalam konteks HMI jelas
rekrutmen itu sangatlah penting, karena dengan rekrutmen kita bisa
menjaring calon kader yang berpotensi, calon-calon kader itu nantinya kita
didik dengan nilai-nilai ke-HMI-an, karena yang akan melanjutkan
tonggak kepengurusan di HMI ini mereka yang punya potensi. Hari ini
HMI berumur 66 tahun dari tahun 1947 sampai tahun 2013, kalau melihat
fisik HMI sudah berumur 66 tahun, 66 tahun itu bukan waktu yang cepat,
HMI bias bertahan sampai sekarang karena model rekrutmen yang baik,
kaderisasi yang baik, training yang efektif sehingga HMI bias bertahan.
Kalau model rekrutmennya tidak jelas, maka saya yakin organisasi
manapun akan bubar. Dan setiap organisasi, baik HMI, PMII, IMM
maupun Forkot punya cara atau trik tersendiri untuk merekrut anggota.
5. Apa saja strategi yang dilakukan HMI untuk merekrut orang agar
bergabung dalam organisasi HMI?.
Lebih banyak strategi yang dilakukan tergantung pada situasi
komisariatnya, tapi yang sering dilakukan adalah pertemanan, antar teman
keteman dikelasnya, ini yang lebih dominan. Sehingga mahasiswa baru itu
mau direkrut. kalau dikelas diajarin bikin makalah yang baik. Karena
mereka kan mahasiswa baru yang perlu diperhatikan. Setelah itu mereka
jadi akrab dengan anak-anak HMI. Oh,,kalau memacari mahasiwa baru itu
ada, tapi jarang itukan wilayah privasi mereka dan ini bukan strategi yang
diberikan HMI Cabang Ciputat, mungkin itu inisiatif sendiri. Yang saya
tahu, di HMI kan dulu, baru anak-anak pacaran. Kalau dulu, strategi anak-
anak HMI itu pas ketika ada penerimaan mahasiswa baru melakukan
BIMTES (bimbingan tes), dengan adanya Bimtes itu bisa kenal padaanak-
anak HMI, dan alhamdulilah 70 % lulus, dan dari situ sudah ada kesan
dalam diri mahasiswa baru itu, bahwa dia sebelum masuk Uin ikut Bimtes
di HMI. Dan dengan cara pendekatan yang intens oleh anak-anak HMI
lalu mereka bisa masuk di HMI. Iya ini termasuk face to face. Ada yang
satu daerah, mereka mengajaknya masuk HMI juga dan bahkan dari satu
almamater pendidikan atau pesantren.
Seminar iya ada, untuk memperkenalkan Hmi lewat seminar-
seminar. Sehingga mahasiswa baru itu bias tertarik pada HMI, dan ini
kesempatan buat HMI untuk merekrut mahasiswa baru loh.
6. Media apa yang sering dilakukan oleh pengurus HMI Cabang Ciputat
untuk merekrut calon anggota HMI ?.
Yang dilakukan oleh HMI Cabang Ciputat yaitu sms pada mahasiswa baru
untuk bisa bergabung dengan kami, kalau konteks sekarang yaitu bias
bbm. Ada juga sich yang pakek media massa seperti facebook, twitter.
Karena jaman sudah maju, dan di facebook anak-anak melakukan
semacam pengenalan HMI, agar mereka tertarik. Untuk konteks Ciputat ya
lebih sering pada sms. Kan ini bias dikatakan rayuan orang untuk
bergabung dengan organisasi HMI dan lebih privasi. Ada juga yang
pamphlet dan lain sebagainya.
7. Apa syarat-syarat menjadi anggota HMI Cabang Ciputat?
“yang jelas mahasiswa dan Bergama islam. Mendaftarkan diri pada panitia
perekrutan, dan biasanya ada biayanya, kalau sekarang yang lumrah
sekitar 30.000. Ya tergantung kondisi komisariatnya sich.
8. Bagaimana tahapan-tahapan perkaderan formal dalam HMI ?. jelaskan !
“pertama, ikut screaning dulu, agar pengurus tau apa tujuan mereka ikut
hmi. Disitu ditanya mengenai keislaman dan keindonesia, bahkan disuruh
ngaji dan ditanyain tajwidnya, setelah itu ikut maperca (masa calon
anggota). Setelah itu baru diadakannya training LK 1 dan sifatnya
doktrinasi buat anak-anak disitu, idealnya sich 7 hari training itu.
9. Bagaimana pola pengkaderan HMI secara informal ?. jelaskan !
Lebih pada cultural, misalkan lebih pada diskusinya, agar mereka lebih
memahami makna ke-HMI-annya dan dengan diskusi kader lebih
berwawasan luas, sehingga ini menciptakan solidaritas. Di sisi yang lain,
main futsal dan nongkrong-nongkrong begitu.
10. Apakah HMI bergerak dibidang sosial kemasyarakatan?. Jelaskan !
Iya, kan di HMI adaKabid PU (PemberdayaanUmmat), sehingga kader-
kaderturun kemasyarakat untuk melakukan sosialisasi dan membantu
masyarakat yang tidak mampu. Misalkan bakti social, santunan anak
yatim, dan korban banjir kayak di Situ Gintung. Bahkan kader-kader ada
yang membantu ngajar ngaji di masjid-masjid samping kampus.

HMI sebagai Gerakan Sosial


1. Perubahan social apa yang sedang diperjuangkan oleh HMI saat ini ?
HMI sering melakukan reaksi terhadap kenaikan bbm atau isu-isu
nasional lainnya yang tentunya tidak pro terhadap masyarakat, karena
ini sangat penting untuk membantu masyarakat yang tidak mampu.
2. Bagaimana bentuk resource mobilization HMI Cabang Ciputat ?.
Inikan bentuknya instruksi dari PB dan disosialisasikan ke cabang-
cabang yang ada di Indonesia untuk menyikapi kenaikan bbm atau isu-
isu nasional yang lain. Lalu saya instruksikan pada komisariat-
komisariat yang ada di HMI Cabang Ciputat.
3. Bagaimana bentuk framing HMI Cabang Ciputat ?.
Saya bingkai sedemikian rupa, tentunya dalam mengerahkan massa itu
harus didiskusikan dengan teman-teman pengurus agar kita sama-sama
paham dan tidak melenceng dari aturan main ketika dilapangan. Dan
saya musyawarahkan siapa kira-kira yang akan jadi kordinator
lapangannya, kita bikin press rilis atau selebaran-selebar anagar kader
itu paham dengan semua ini.Ya tentunya kita bawa symbol-simbol
HMI.
4. Bagaimana proses political opportunity HMI Cabang Ciputat ?.
Ya sebatas mengandalkan jaringan saja pada pemerintah, baik ituka
hmi ataupun tidak. Karena HMI ini sebagai kawan yang mengontrol
terhadap kinerja pemerintah yang ada.
STRATEGI REKRUTMEN DI ORGANISASI KEMAHASISWAAN

(STUDI KASUS REKRUTMEN KADER HMI CABANG CIPUTAT)

Nama : Badridduja

Usia : 25

Jenis kelamin : Laki-laki

Tanggal : 29 April 2013

Jam : 16.00-16.40

Jabatan Organisasi :Kabid PA HMI Cabang Ciputat

1. Berapa jumlah anggota HMI Cabang Ciputat saat ini ?.


Untuk saat ini ada sekitar 2000 ribu lebih, kalau pastinya saya tidak
update.
2. Apa latar belakang pendidikan anggota HMI Cabang Ciputat ?.
Dari kebanyakan tergantung dari fakultasnya, kalau dari fakultas umum,
seperti Ekonomi dan FISIP, mereka kebanyakan dari sekolah umum
kayak SMA. Kategorinya bisa dilihat dari anggota aktif ataupun yang
kurang aktif.
3. Apa tujuan diadakannya rekrutmen anggota HMI Cabang Ciputat ?.
Pertama untuk transformasi dan generasi, supaya generasi-generasi muda
terus tumbuh, supaya generasi HMI itu tidak mati. Kalau tidak ada
rekrutmen, kemungkinan besar HMI itu sama nasibnya dengan ICMI.
Kalau tidak melakukan rekrutmen ia akan mati suri. Lihat aja komisariat-
komisariat yang tidak melakukan rekrutmen pasti mati.
Yang kedua, bagian system perkaderan. Dalam perkaderan di LK itu
dilatih bagaimana kita berbicara di depan, menjadi panitia, dilatih menjadi
MOT. Intinya dilatih menjadi pemimpin.
4. Bagaimana persepsi anda mengenai pentingnya rekrutmen anggota dalam
organisasi HMI Cabang Ciputat?. Jelaskan !
Iya penting, sangat penting. karena, selain dua alasan yang dua itu,
persepsi saya mengenai rekrutmen, setiap organisasi manapun harus punya
system rekrutmen untuk terus mentransformasikan nilai-nilai organisasi
itu. Kalau rekrutmen gak ada, organisasi itu terancam punah.
5. Apa saja strategi yang dilakukan HMI untuk merekrut orang agar
bergabung dalam organisasi HMI?.
Kalau HMI Cabang Ciputat dan cabang-cabang yang lain, tentunya
strategi perekrutan terjadi di daerah komisariat. Dari cabang ciputat
menstimulus komisariat-komisariat agar melakukan perekrutan secara
massif. Melihat cultur dari komisariatnya masing-masing, apa yang
dibutuhkan, Kemudian itulah strategi yang mereka lakukan.
Hubungan pertemanan juga termasuk dalam pengembangan strategi
perekrutan yang ada di komisariat. Ada ancangan khusus dari system
perekrutan dan perkaderan yang sudah dibuat oleh PB kemudian di
sosialisasikan ke Cabang-cabang, lalu ke komisariat-komisariat. Dan ada
bacaan-bacaan cultural, bacaan cultural ini diketahui oleh komisariat-
komisariat itu sendiri, ada yang melalui pertemanan dan ada yang melalui
intra kampus, seperti melakukan seminar-seminar yang bekerjasama
dengan HMI, lalu memperkenalkan pemateri-pemateri itu dari HMI. Ini
bagian dari strategi juga dan ini termasuk face to publick.
Ada juga bimtes, karena itu pintu masuk untuk melakukan rekrutmen pada
mahasiswa baru. Dari bimtes inilah ada perkenalan dan pertemanan yang
intens. Intinya kita lebih dekat dan mudah untuk mengajak mahasiswa
baru untuk mengikuti organisasi HMI.
6. Media apa yang sering dilakukan oleh pengurus HMI Cabang Ciputat
untuk merekrut calon anggota HMI ?.
Media yang mampu dilakukan oleh teman-teman yaitu sms dan BBM.
Media social kayak facebook dan twitter juga ada untuk menyampaikan
informasi perekrutan. Kader-kader juga menyebarkan pamphlet, banner
dan buka stand. Kalau email tidak, karena lambat dan sudah ketinggalan
jaman. Radio dan televisi gak ada. Yang lebih dominan penyampaian
informasinya itu lewat, sms, bbm, pamphlet atau selebaran, facebook dan
twitter.
7. Apa syarat-syarat menjadi anggota HMI Cabang Ciputat?
Syaratnya Orang islam, mahasiswa, dan berkeinginan bergabung dengan
HMI, dan lulus LK 1.
8. Bagaimana tahapan-tahapan pengkaderan formal dalam HMI ?. jelaskan !
Habis mendaftar, mereka ikut LK 1. Kalau lulus ia bisa ikut LK 2, setelah
lulus bisa ikut LK 3.
9. Bagaimana pola pengkaderan HMI secara informal ?. jelaskan !
Melalui diskusi, seminar dan lain sebagainya. Yang didiskusikan
mengenai keislaman dan keindonesiaan, itu yang wajib. Disisi yang lain,
diskusi mengenai isu-isu nasional.
Kalau rujak party tidak bisa dikatakan perkaderan nonformal, karena itu
tidak ada transfer of knowledge. Rujak party dan main futsal bareng itu
sifatnya bukan perkaderan sich, malainkan hanya sebatas menyolidkan
kader dalam komunitas.
10. Apakah HMI bergerak dibidang sosial kemasyarakatan?. Jelaskan !
Iya bergerak, bisa dilihat dari kegiatan-kegiatan HMI. Ada baksos, kader-
kader langsung terjun lapangan ketika ada bencana.

HMI sebagai Gerakan Sosial


1. Perubahan social apa yang sedang diperjuangkan oleh HMI saat ini ?.
HMI lahir diwilayah politik pada tahun 1947, tapi bukan politik yang
negative. Untuk saat ini yang diperjuangkan HMI itu, seperti isu-isu
nasional yang tidak memihak pada kedaulatan rakyat. Seperti kenaikan
BBM, HAM dan Pendidikan. Kalau ada instruksi dari PB HMI,
Tentunya kita turun jalan bersama teman-teman HMI dari cabang lain.
Tak ada instruksipun kalau isu-isu itu tidak memihak terhadap rakyat,
kita turun jalan.
2. Bagaimana bentuk resource mobilization HMI Cabang Ciputat ?
Cara memobilisasi kita tinggal konteks ketua-ketua umum yang ada di
komisariat. Kemudian ketua umum yang menggodok mereka untuk
mendiskusikannya, lalu turun ke jalan.
3. Bagaimana bentuk framing HMI Cabang Ciputat ?
Kita menggunakan symbol-simbol, seperti bendera, nyanyi-nyanyi,
bikin selebaran-selebaran agar masyarakat tau dan paham apa yang
sedang kita perjuangkan.
4. Bagaimana proses political opportunity HMI Cabang Ciputat ?.
Kalau itu dilakukan oleh tim negoisasi untuk menggolkan tujuan kita
untuk memperjuangkan hak rakyat, pihak pemerintah yang keluar atau
kita yang masuk dan tim negoisatornya itu bisa Korlap atau Ketua
HMI. Pentingnya aksi atau turun kejalan itu sense of belonging
terhadap Negara, kalau misalkan kita gak ada aksi, mahasiswa ini cuek
bebek sama keadaan di Indonesia. Mereka gak mau tau, padahal
merugikan terutama tentang kebijakan-kebijakan yang tidak
menguntungkan rakyat.
STRATEGI REKRUTMEN DI ORGANISASI KEMAHASISWAAN

(STUDI KASUS REKRUTMEN KADER HMI CABANG CIPUTAT)

Nama : Ahmad Fanani Rosyidi

Usia :24

Jenis kelamin : Laki-laki

Tanggal : 13 Mei 2013

Jam : 19.30-20.30

Jabatan Organisasi : BPL (Badan Pengelola Latihan)

1. Apa saja program BPL ?


Kalau program BPL secara formalnya mengkordinasikan training atau LK
1 di beberapa komisariat, itu agenda sehari-hariannya. Mengadakan LK 2,
mengadakan SC satu periode sekali, bikin kurikulum perkaderan dan lain
sebagainya gitu. Garis besarnya begitu.
2. Apa hubungan antara BPL dengan Kabid PA Cabang dan Kabid PPPA
Komisariat?.
BPL kan kayak LPP, ia tidak terstruktur dalam Kabid PA. wewenang BPL
mengurusi perkaderan. Jadi, suara BPL hanya memberikan masukan
mengenai perkaderan bagi Kabid PA cabang dan kabid PPPA komisariat.
Dan kalau ngomongin konfercab, BPL ini tidak mempunyai hak suara,
sama kayak LPP yang lain seperti LKB HMI. tapi hanya punya wewenang
di wilayah perkaderan.
3. Apa tujuan diadakannya rekrutmen anggota HMI Cabang Ciputat ?
Yang pastinya sich meneruskan generasi-generasi selanjutnya, namanya
organisasi pasti adanya ruang-ruang dan moment-moment rekrutmen, dan
itu menjadi hal yang sacral gitu. Tanpa adanya arena rekrutmen, sebuah
organisasi gak bakalan berjalan. Habis generasinya.
4. Bagaimana persepsi anda mengenai pentingnya rekrutmen anggota dalam
organisasi HMI Cabang Ciputat?. Jelaskan !
Sangat penting sekali, kalau didalam areal organisasi, khususnya HMI. Itu
jadi hal yang penting, bisa dikatakan ujung tombak berjalannya organisasi
itu. Karena tanpa rekrutmen, organisasi itu takkan berjalan, takkan punya
generasi. Dan organisasi itu pasti stagnan.
5. Apa saja strategi yang dilakukan HMI untuk merekrut orang agar
bergabung dalam organisasi HMI?.
Strateginya masih konvensional sich. Ini mengkritisi kawan-kawan saja
ya, yang paling terkecil sich HMI Komisariat FISIP, tapi hampir
semuanya sama fenomenanya, yang kuliat sich, sebenarnya yang namanya
rekrutmen itu jauh-jauh hari itu melakukan tahap-tahap sebelum bikin
stand pendaftaran itu. Caranya mengadakan kegiatan yang disukai sama
mahasiswa disitu, tidak ujuk-ujuk ketika LK langsung diajak ikut, nah
yang aku lihat di komisariat FISIP seperti itu polanya. Jadi sebelumnya
gak ada kerja-kerja rekrutmen yaitu pra- LK. Meskipun sekarang ini pra-
lk, cuma terlalu dini untuk ngajakin orang untuk ikut. Mereka itu gak tau,
HMI itu apa. Mungkin disosialisasikan iya, tapi dia gak tau secara detail,
nilai-nilai yang dikembangkan oleh HMI apa. Kalau misalnya ujuk-ujuk
diajak masuk, aku pikir terlalu dini. Dalam merekrut anggota yang paling
efektif, maksimal dan efisien itu adalah hubungan pertemanan. Entah
organisasi manapun, karena sifatnya nanti itu ikatan emosional. Hampir
setiap organisasi yang bertahan itu karena hubungan emosional. Seperti di
Kompak ini.
Ada lagi sasarannya identitas, karena adanya hubungan pertemanan dari
latar belakang atau backround sekolah, pesantren atau daerah (primordial).
Dan yang kedua ideologis, yang dimaksud ideologis itu tadi aku bilang,
sebelum diadakannya rekrutmen itu harusnya ada kerja-kerja massa. Entah
itu bikin diskusi, bikin acara bareng. Nantinya akan terikat secara
ideologis. Misalkan di HMI FISIP sebelum mengadakan rekrutmen
sudahmengadakan diskusi soal keislaman dan keindonesiaan, nilai-nilai
pluralisme, nilai-niali kebebasan. akhirnya kan kalau misalkan sasarannya
calon anggota itu ikut diskusi sebelum dia ikut Lk, akhirnya dia ketarik,
wah ternyata nilai-nilai yang dibawa hmi itu bagus. Itu yang aku bilang,
calon-calon kader ideologis.
Tapi, yang banyak sekarang melalui ikatan, baik ikatan pertemanan dan
primodial. Sosialisasi sedikit mereka langsung ikut. Mungkin itu juga
bagian dari calon kader ideologis. Seminar iya ada, dan juga kawan-kawan
Hmi bikin diskusi, dan orang-orang tau bahwa yang ngadain itu adalah
anak HMI, dan dari seminar dan diskusi itu, mahasiswa baru itu tau nilai-
nilai yang hmi bawa. bukan karena ajakan dari teman, atau satu daerah,
atau gak enak sama orang ini atau itu. Dan kader-kader yang seperti ini
yang bertahan di HMI.
Ada sich, memacari perempuan dulu, lalu diajak mengikuti Lk. Atau mau
cari cewek gak, di LK banyak cewek loh. Ini kan termasuk salah satu
metode untuk merekrut. Bahkan ada yang pindah organisasi dari PMII ke
HMI karena pacarnya.
6. Apakah ada perbedaan antara pola rekrutmen antara calon anggota laki-
laki dan perempuan ?.
Pastinya ada, ini kan salah satu metode. misalkan cowok ini ganteng,
penyayang, mudah bergaul gitu. akhirnya tugas cowok itu, merekrut
bagian cewek, karena punya tipikal ganteng, penyayang dan mudah
bergaul. Dan yang anggota-anggota ceweknya, ngajakin yang cowok-
cowoknya. Dan ini sangat efektif. Meskipun nantinya menjadi tempat yang
tidak kita inginkan, tapi pertama, kita jebak dulu mereka untuk masuk. Ini
salah satu trik, dan setiap organisasi hampir sama kayak gitu.
7. Media apa yang sering dilakukan oleh pengurus HMI Cabang Ciputat
untuk merekrut calon anggota HMI ?.
Pertama, media social. Seperti facebook dan twitter. Kedua, media
elektronik, seperti sms dan BBM. Ketiga Media Cetak, seperti selebaran,
pamphlet dan statemen-statemen. Koran gak pernah, TV dan radio gak
pernah. Kecuali di komisariatnya punya media cetak sendiri. Yang paling
optimal itu sms dan bbm-an.
8. Berapa jumlah peserta setiap perkaderan ?. apakah bertambah atau
berkurang ?.
Itu sich tergantung komisariatnya masing-masing, kalau kayak tarbiyah
pasti massif, sekali lk itu maksimal 250, kalau komisariat lain sich ada
yang 90, ada yang 60, kalau yang parah-parah banget itu ada yang 3 orang,
ada yang 8 orang. Dan tidak sesuai dengan kurikulum perkaderan, jadi
panitianya Cuma ketua umumnya doank, moderatornya ketua umum, ya
karena kaderisasinya gak jalan. Setiap tahunnya pasti bertambah.
9. Apa perbedaan rekrutmen di HMI dengan organisasi lain itu?.
Misalkan kita bandingkan dengan PMII, kalau PMII kan proses
perkaderannya yang ditonjolkan bukan dari segi kualitas, tapi lebih pada
kuantitas. Lihat aja materi yang mereka ajukan cuma 2. Mereka ngejual
tempatnya aja, misalkan di pulau jawa, atau dimana. dan targetannya
massa yang banyak, ya kuantitas akhirnya. Kalau di hmi kita lihat sendiri
dari kurikulumnya itu sudah ketahuan, apa target kita sebenarnya. Tapi
satu sisi, kita ngejarnya kuantitas juga, kita gak bisa menafikan itu, tapi
yang ditonjolkan adalah kualitas dibandingkan dengan organisasi yang
lain. PMII misalkan, mungkin PMII punya targetan yang lain. Kalau IMM
hampir sama kayak HMI.
10. Apa syarat-syarat menjadi anggota HMI Cabang Ciputat?
Mahasiswa S1 dan beragama islam.
11. Bagaimana tahapan-tahapan pengkaderan formal dalam HMI ?. jelaskan !
Yang pasti, ikut maperca, screaning, baru ikut LK 1. Kalau sudah 6 bulan
baru bisa ikut LK 2 & LK 3.
12. Bagaimana pola pengkaderan HMI secara informal ?. jelaskan !
Secara garis besar, perkaderan non formal di HMI itu harus diikuti oleh
kader, misalkan setiap kegiatan yang ada di komisariat, seperti diskusi atau
kajian yang diadakan oleh komisariat. Ya tergantung cultur
komisariatnya. Intinya setiap pengurus itu memonitoring kader-kader
untuk membaca, diskusi dan menulis.
13. Apakah HMI bergerak dibidang sosial kemasyarakatan?. Jelaskan !
Iya, baksos. Seperti banjir, konflik dan kebakaran di Jakarta. Akhirnya
kawan-kawan HMI melakukan bakti social. Ngasih sembako dan bahan-
bahan pokok.

HMI sebagai Gerakan Sosial


1. Perubahan social apa yang sedang diperjuangkan oleh HMI saat ini ?
Kalau secara idealita konstitusi dan buku pedoman, lebih pada pola
pemahaman masyarakatnya yang dibentuk, pola pemahaman
masyarakatnya soal keagamaan dan dia sebagai bangsa indonesia.
Yang pengin dirubah itu cara pandang masyarakat itu. Agar menjadi
masyarakat yang plural, yang menghargai perbedaan. Entah itu dari
islam mana, atau entah agama manapun. Dan ide-ide HMI yang
terletak didalam NDP seperti itu.
Dan saya lihat, gerakannya itu lebih pada gerakan intelektual. Tradisi
seperti itu, semenjak dari Cak Nur polanya intelektual. Kalau dulu,
yang namanya kader HMI itu yang ditonjolkan adalah pertama sisi
intelektualitasnya. Yang kedua, strateginya masuk ke sistem atau
diluar sistem , misalkan jadi professional, entah jadi dosen atau profesi
yang lainnya. Karena kalau di HMI itu yang ditonjolkan adalah benar-
benar menjadi insan akademis. Strateginya ada di insan cita untuk
mengaplikasikan keilmuannya dalam melakukan perubahan social itu.
Pastinya anak-anak turun jalan, khususnya isu-isu kesejahteraan. Dan
yang masih aku miris mengenai isu-isu situasi nasional, yang isunya
itu soal-soal keagamaan. HMI cabang ciputat sendiri dalam merespon
isu-isu keagamaan masih kurang. Seperti kekerasan ahmadiyah.
Harusnya teman2 bikin gerakan social nuntut kekerasan yang
dilakukan terhadap kaum ahmadiyah terhadap Negara. Tapi anak-anak
lebih reaksi terhadap isu-isu kesejahteraan, seperti kenaikan bbm dan
lain sebagainya.
2. Bagaimana bentuk resource mobilization HMI Cabang Ciputat ?
Masih pakek cara konvensional banget, teklap, turun jalan, aksi.
Karena ada cara yang lebih mantap lagi, kayak memanfaatkan media
social dan bikin kelompok-kelompok kajian.
Gaya-gaya advokasi yang ada di HMI itu masih pakek cara
konvensional, misalkan instruksi langsung dari PB HMI dan kader-
kader siap bergerak.
3. Bagaimana bentuk framing HMI Cabang Ciputat ?
Kalau frame-nya sich masih berpatron pada senior, elit-elit entah itu
alumni HMI yang punya jabatan di sistem, akhirnya nunggu instruksi.
Akhirnya garisnya garis instruksi, bukan koordinasi atau bukan atas
inisiatif kawan-kawan yang sedang menjalani di organisasi itu.
Harusnya tak ada intervensi mengenai hal ini. Misalkan, sono aksi, ntar
saya bayar. Dan organisasi itu gak mengkritisi soal itu. Karena senior
dan mereka takut, karena mereka ngasih suplay pada organisasi, tanpa
dirembukkan dalam internal organisasi. Akhirnya mereka ikut juga.
Dan itu yang terjadi pasca reformasi tahun 2003 keatas polanya begitu.
Dan di ciputat ini sudah membudaya, dan ini tidak bagus buat
perkaderan.
Kalau turun jalan pasti bawa symbol, seperti bendera HMI dan
selebaran-selebaran.
4. Bagaimana proses political opportunity HMI Cabang Ciputat ?.
Kalau mau jujur, yang melakukan audiensi itu dari HMI lebih pada
figure kepemimpinan atau jabatan. Misalkan PTKP pasti berwenang
untuk mengutus seseorang melakukan mediasi.
STRATEGI REKRUTMEN DI ORGANISASI KEMAHASISWAAN

(STUDI KASUS REKRUTMEN KADER HMI CABANG CIPUTAT)

Nama : Sasongko kunto

Usia : 22

Jeniskelamin : Laki-laki

Tanggal : 25 April 2013

Jam : 20.00-20.30

1. Berapa jumlah anggota HMI komisariat anda saat ini ?


Lebih dari 50 kader. Karena setelah lulus 2 tahun ia masih jadi kader.
2. Apalatar belakang pendidikan anggota HMI komisariat anda ?
Kebanyakan latar belakang mereka pesantren.
3. Apa tujuan diadakannya rekrutmen anggota HMI Cabang Ciputat ?
Kalau saya pribadi dari Komisariat Dirosat, untuk memupuk ukhuwah
islamiyah, jadi kita sebagai wadah. Ya kalau menurut pak Abudinata, kita
merekrut orang yang punya potensi, misalkan kemaren saya merekrut
orang-orang yang menjuarai juara debat, tahfid qur’an dan lain sebagainya.
Intinya orang-orang yang punya potensi besar kita rekrut. Kalau menurut
pak Abudinata, kita disuruh membangun karakter dirosat dengan visi-misi
atau nilai-nilai HMI.
4. Bagaimana persepsi anda mengenai pentingnya rekrutmen anggota dalam
organisasi HMI Cabang Ciputat?. Jelaskan !
Kalau menurut saya penting, kalau tak ada rekrutmen HMI itu akan pupus.
Selain itu, ya rekrutmen itu sebagai wadah untuk menjaring calon anggota
yang berpotensi, Karena mareka itu yang akan melanjutkan kepengurusan
di HMI ini, istilahlahnya sebagai regenerasi gitu. Kalau pak Abudinata
sering menyarankan pada saya untuk merekrut orang yang punya potensi.
5. Apa saja strategi yang dilakukan HMI untuk merekrut orang agar
bergabung dalam organisasi HMI?.
Kalau kita dari pendekatan emosional, kita terjun langsung pada
mahasiswa semester 1 untuk berteman, kita saling fear, kalau ada masalah
apa, kita saling sharing, toh pada akhirnya kalau sudah jadi teman akrab
mereka mudah untuk direkrut, bahkan antar teman-keteman. Terus kita
mengadakan event, kegiatan. Kalau saya ngadain pengajian tiap minggu,
tempatnya dirumah dosen. Kalau seminar gak pernah. Ada persamaan
backround pesantren, dan ada yang dari daerah yang sama.
6. Media apa yang sering dilakukan oleh pengurus HMI Cabang Ciputat
untuk merekrut calon anggota HMI ?.
Kita lebih sering sms dan bbm. Kalau facebook dan twitter jarang. Selain
itu, kita nyebarin pamphlet, brosur dan benner. Tapi, kalau banner jarang.
Kita lebih sering sms aja, lalu pendekatan personal itu lebih
memungkinkan. Koran, radio dan TV gak pernah.
7. Apa syarat-syarat menjadi anggota HMI Cabang Ciputat?
Intinya Islam dan Mahasiswa. Lalu berkeinginan untuk masuk HMI.
8. Bagaimana tahapan-tahapan pengkaderan formal dalam HMI ?. jelaskan !
Setelah mendaftar mereka, mereka ikut Maperca, LK 1, bisa juga
melanjutkan pendidikan berikutnya di HMI yaitu LK 2 dan LK 3.
9. Bagaimana pola pengkaderan HMI secara informal ?.jelaskan !
Ya, kajian dan pengajian .Baik itu keislaman dan keindonesiaan. Juga kita
ngadain pengajian.
10. Apakah HMI bergerak dibidang social kemasyarakatan?.Jelaskan !
Iya secara umum bergerak dibidang social kemasyarakatan. Tapi kalau di
hmi komisariat ini tidak pernah melakukan social kemasyarakatan. Karena
hanya segelintir orang. Paling membuat LPTQMI, namun itu belum
disahkan, karena itu gak dikonstitusi hasil kongres.

HMI sebagaiGerakanSosial
1. Perubahan social apa yang sedang diperjuangkan oleh HMI saat ini ?
Kalau dari fakultas saya cuma membuat LPTQMI itu, lembaga tahfid
qur’an dan dakwahnya kayak LDMI.
2. Bagaimana bentuk resource mobilization HMI Cabang Ciputat ?
Kalau kayak dakwah itu, anak-anak cepat respon. Tinggal di sms saja
mereka pada mau. Intinya ditekanin pada keagamaannya, soalnya kita
mengikuti kultur yang ada di Dirosat.
3. Bagaimana bentuk framing HMI Cabang Ciputat ?.
Kita diskusi saja, kalau ini demi kebaikan ayo kita bergabung bersama.
4. Bagaimana proses political opportunity HMI Cabang Ciputat ?
Kalau di Dirosat gak terlalu dibomingin mengenai politik, karena
anak-anak banyak yang menghafal al-qur’an dan belajar. Jadi, gak
terlalu memikirkan politik.
STRATEGI REKRUTMEN DI ORGANISASI KEMAHASISWAAN

(STUDI KASUS REKRUTMEN KADER HMI CABANG CIPUTAT)

Nama : Lutfi Adam

Usia :24

Jenis kelamin :Laki-laki

Tanggal : 25Arpil 2013

Jam : 22.00-22.45

Jabatan Organisasi : Kabid PPPA KOFAH

1. Berapa jumlah anggota HMI komisariat anda saat ini ?


Kalau jumlah anggota tepatnya ada disekrtaris, kalau kemarin RAK sekitar
antara 700-900, kalau yang lk kemaren dalam kepengurusan kami itu
ngadain dua gelombang, kalau gelombang pertama itu ada 32, kalau
gelombang kedua kemaren ada 60 jadi sekitar 92 lah
2. Apalatar belakang pendidikan anggota HMI di komisariat anda ?
Macam-macam sich kalau latar belakangnya, cuman kalau saya sendirikan
jurusn BSA, kalau BSA nota bene mereka itu dari pesantren, kalau secara
keselurahan ya campurlah kebanyakan dari pesantren. Maslahnya kan
fakultas adab ini identik dengan keislaman, padahal pada kenyataannya
memang bukan keislaman, krn kan disitu kebudayaan, adab dan
humaniora. Tapi persepsi atau perspektif orang biasanya memandang, ini
adalah fakultas islam apalagi disitu ada sastra arab. Makanya secara
keseluruhan saya melihat itu ya dari pesantren. Kalau misalkan dari
jurusan yang umum itu ada dari SMA, seperti bahasa inggris dan
kepustakaan. Tapi banyak juga dari pesantren.
3. Apa tujuan diadakannya rekrutmen anggota HMI ?
Kalau di adab sendiri, yaitu diakannya rekrutmen itu memang untuk
regenerasi kepengurusan, terus kaderisasi karena kan tidak mungkin kalau
misalnya memang itu-itu saja yang bergerak tidak ada artinyakan.
Organisasi hmi kan adalah organisasi kaderya, itulah kita mengkader
istilahnya membuat gimana caranya mendidik orang-orang yang baru ini
bisa mumpuni sesuai dengan tujuan HMI.
4. Bagaimana persepsi anda mengenai pentingnya rekrutmen anggota dalam
organisasi HMI ?. Jelaskan !
Rekrutmen itu sangat penting lah, ya saya bilang tadi, untuk regenerasi.
Kalaupun misalnya tak ada rekrutmen ya sudah putus mata rantai
organisasi ini. Kalau tak ada rekrutmen ya gak bias melakukan kaderisasi,
artinya itu-itu sajalah tak bias dikembangkan dan dipoles. Menurut saya
rekrutmen ini penting banget mas.
5. Apa saja strategi yang dilakukan HMI untuk merekrut orang agar
bergabung dalam organisasi HMI?.
Kalau berbicara strategi mungkin hamper sama ya, krn kita memang lebih
mendekatkan pada hubungan emosional. Dan memberikan gambaran
bahwa dlm hmi kita diajarkan berbagai hal. Semua di hmi itu ada, krn
memang potensi-potensi kader. Misalnya orang mau aktif dikajian ada
bidangnya, atau olahraga, kewirausahaan itu ada bidangnya. Kita kan
sama-sama belajar.
Untuk public strategi kita, ya untuk seminar-seminar gak ada, paling
ngadain kajian kayak bengkel bahasa yang memang notabene yang
memegang adalah anak HMI, kan organisasi ekstra tidak boleh msuk ke
kampus sekarang. Makanya kami dengan bem bekerja sama tuk
memperkenalkan hmi lewat situ. Caranya ya dengan memperkenalkan
lewat curriculum vitei bahwa ini adalah anggota atau kader hmi yang
memang punya kapasitas dibidang itu.Kan mahasiswa baru itu kan
antusias dan tertarik, oh ini kader hmi dan mereka tertarik untuk seperti
itu, minimal punya panutan, minimal saya pengin seperti itu gitu. Jadi
secara tidak langsung mereka itu punya harapan, setidaknya pengin lebih.
Kalau misalkan kita ngulang kebawah, kita aktif saja dikelas, ya supaya
mereka tertarik pada kita, minimal bertanya mengenai backround kita.
Disitulah kita mulai akrab dengan mahasiswa kelas bawah itu.
6. Media apa yang sering dilakukan oleh pengurus HMI Cabang Ciputat
untuk merekrut calon anggota HMI ?.
Yang saya lakukan sich, ya lewat pamflet, bikin stand pendaftaran lk,
kalau facebook hanya sebatas membuat zona kenyamanan aja, nanti
setelah nyaman berbicara lebih mengenai HMI. Ya intinya kalau
difacebook gak terlalu di share. Kalau sms itu wajiblah agar calon anggota
itu tidak lari, dan juga menjalin hubungan yang baik.Istilahnya apaya,
kayak kakak mentor begitu. Satu orang pegang beberapa orang, tentunya
orang yang jadi mentor itu sudah paham dengan HMI. Iya bagi mahasiswa
baru yang pakai Black Berry tentunya lewat bbm-an, kalau email tidak.
Karena kami tidak tau email mereka dan ribet lagi. Paling di twetter tap
ijarang.
Kami pernah mengadakan Bimtes untuk mahasiswa baru, karena dengan
media bimtes itu kami banyak mengenal mahasiswa baru, dari situlah,
kami memperkenalkan hmi.Minimal dalam ingatan calon mahasiswa baru
pernah berinteraksi dengan hmi. Berawal dari situ, hubungan kami
dipupuk dengan baik. Sehingga punya kedekatan emosional. Lalu kami
sms secara intens dan kebanyakan mreka yang ikut bimtes alhamdulilah
lulus. Tentunya kami mengajak mereka dan mendidik mereka dengan
nilai-nilai ke-hmi-an. Kalau radio dan tv gaklah mas. Gak tau kalau di
dakwah karena di situ ada jurusan komunikasi penyiaran islam, mungkin
disitu ada, karena di ada bini beda kultur.
7. Apasyarat-syarat menjadi anggota HMI Cabang Ciputat?
Ya tentunya mahasiswa dan beragama islam, dan bikin surat pernyataan
atau ngisi formulir bahwa ia pengin ikut. Istilahnya kontraklah. Kalau
pendaftarannya yang terakhir itu 25.000.
8. Bagaimana tahapan-tahapan pengkaderan formal dalam HMI ?. jelaskan !
Perkaderan formal di HMI itu sebenarnya ada tiga.Yaitu, Lk 1, Lk 2 dan
Lk 3. Ada tahapan-tahapan untuk masuk LK 1, seperti screaning dan
maperca itu persyaratan untuk masuk LK 1.
9. Bagaimana pola pengkaderan HMI secara informal ?.jelaskan !
Kalau informal ya membuat acara bagaimana anggota itu mampu
memanagemen, kan anak-anak sudah di ajari mengenai MOK
(management organsisasi dan kepemimpin ) bagaimana memanagemen
dan mengorganising. Ya tentunya anak-anak di suruh diskusi mengenai
keislaman dan keindonesiaan. Kalau ingin mengikat hubungan emosional
yang happy-happy ya rujak party dan ketoprak party dan main futsal
bareng. Intinya kita happy-happy bareng. Berjumpa muka, pikiran dan
jiwa.
10. Apakah HMI bergerak dibidang social kemasyarakatan?.Jelaskan !
Kalalu bergerak dibidang social kemasyarakatan menurut saya ada, karena
itu tergantung komisariatnya di program kerjanya itu. Biasanya ngadain
baksos pada korban banjir di Cengkareng kemaren. Kami bergabung
dengan komisariat-komisariat HMI yang lain.

HMI sebagai Gerakan Sosial


1. Perubahan social apa yang sedang diperjuangkan oleh HMI saat ini ?
Kalau saya lihat hmi pernah ngadain aksi untuk menyikapi kenaikan
bbm, dan itu kan instruksi dari PB HMI terhadap Cabang-Cabang
yang ada di Indonesia. Lalu cabang-cabang menginstruksikan lagi pada
komisariat. Dan kami mengumpulkan kader-kader untuk turun jalan
bersama-sama komisariat lain.
2. Bagaimana bentuk resource mobilization HMI Cabang Ciputat ?
Kita sich saling kontek mengkontek antara satu sama lainnya.
Sehingga sama-sama ngumpul.
3. Bagaimana bentuk framing HMI Cabang Ciputat ?.
lah, setelah kita ngumpul tadi tentunya kita mendiskusikan hal
tersebut, biar kader-kader satu suara dan bikin selebaran-selebaran
gitu.
4. Bagaimana proses political opportunity HMI Cabang Ciputat ?.
Menurut saya itukan mahasiswa itu sebagai agent of change ya,
tentunya mahasiswa punya peran besar untuk mengontrol
kinerjapemerintah, misalkan tentang kenaikan bbm. O,,mengenai hal
itu, hanya orang-orang elit di HMI yang masuk kedalam untuk
menyampaikan aspirasi misalkan ketemu langsung sama DPR.
STRATEGI REKRUTMEN DI ORGANISASI KEMAHASISWAAN

(STUDI KASUS REKRUTMEN KADER HMI CABANG CIPUTAT)

Nama : Moh. Tohir

Usia : 24

Jenis kelamin : Laki-laki

Tanggal : 28 April 2013

Jam : 22.00-20.35

Jabatan Organisasi : Kabid PPPA KOMFAKSY

1. Berapa jumlah anggota HMI komisariat anda saat ini ?


Kalau kemaren saja kita LK 1 dua kali ada sekitar 300 orang, berarti ada
sekitar 800 orang, lebih jelasnya database anggota itu ada di Sekum.
2. Apa latar belakang pendidikan anggota HMI komisariat anda ?.
Beragam, kalau di data itu beragam dan seimbang. SMA banyak dan dari
pesantren juga banyak. Jadi komposisi dari pesantren itu 40 % dan sisanya
yang 60 % itu dari umum, baik SMA atau SMK.
3. Apa tujuan diadakannya rekrutmen anggota HMI ?
Bagi saya pribadi, tentunya agar menemukan jati diri seorang mahasiswa.
Untuk HMI sendiri bisa melanjutkan roda perkaderan, karena tidak
mungkin kita akan terus menjabat pengurus, dan pastinya ada pergantian
dan regenerasi.
4. Bagaimana persepsi anda mengenai pentingnya rekrutmen anggota dalam
organisasi HMI Cabang Ciputat?. Jelaskan !
Sangat penting sekali, pertama, karena dengan rekrutmen kita terus
menjaga eksistensi HMI. Kedua, menjaga visi-misi dan tujuan HMI.
Karena dengan semakin banyaknya orang yang mengerti tujuan HMI,
tentunya semakin mempercepat pertumbuhan atau perkembangan di
Indonesia itu sendiri.
5. Apa saja strategi yang dilakukan HMI untuk merekrut orang agar
bergabung dalam organisasi HMI?.
Kalau selama saya menjabat, bagaimana kita mengenali kebutuhan
mahasiswa itu sendiri, pastinya ada kawan mahasiswa yang butuh untuk
mengaktualisasikan diri, makanya kita bikin kelompok-kelompok study
maupun kelompok-kelompok hoby ataupun penyalur-penyalur yang bisa
mereka mengaktualisasikan diri, kemudian mereka butuhnya apa, misalkan
mereka butuh a,b dan c. kita coba mewadahi. Walaupun bentuk formatnya
bukan dari hmi sendiri, namun teman-teman konsen untuk membuka kran-
kran itu, dengan sendirinya teman-teman akan mengerti, ohh,, yang
ngadain itu adalah teman-teman HMI.
Kalau yang lainnya, satu orang mengajak satu, mulut ke mulut. Dan ada
juga yang melakukan social media, seperti facebook dan twitter. Dan kita
lebih pada personal, artinya man to man, ketemu satu orang langsung kita
ajak. mereka ajak diskusi, dan kalau sudah fill mereka merasa nyaman dan
mengikuti. Yang kami lakukan adalah hubungan emosional dan
pertemanan, misalkan hubungan emosional dari latarbelakang yang sama,
seperti satu pesantren atau MAN. Bahkan hubungan primordial atau satu
daerah.
Kita sering menampilkan hal-hal positif, intinya menunjukkan kualitas
bagi mahasiswa baru, seperti kritis dikelas. Akhirnya mereka bertanya-
tanya mengenai backround kita. Dan bahkan ada yang meminta untuk
mengajari cara bikin makalah yang baik dan benar, ya kita ajari mereka.
Akhirnya mereka mengikuti jejak kita dan mudah direkrut. Untuk saat ini,
seminar-seminar yang bekerjasama dengan HMI itu dilarang oleh
birokrasi kampus. Namun, dengan adanya kecerdasan anak-anak, kita bisa
menjalankan visi-misi HMI, karena actor-aktornya adalah orang hmi itu
sendiri, seperti orientasi mahasiswa baru, kita memperkenalkan HMI pada
mahasiswa baru lewat personal.
6. Media apa yang sering dilakukan oleh pengurus HMI Cabang Ciputat
untuk merekrut calon anggota HMI ?.
Kita pakek sms, bbm, facebook, twitter dan pamphlet, kalau radio gak
pernah, mungkin di dakwah iya. Benner paling Cuma di stand, karena ada
larangan dari kampus.
7. Apa syarat-syarat menjadi anggota HMI Cabang Ciputat?
Yang jelas, harus mahasiswa dan beragama islam. Tentunya dikenai biaya
ketika daftar, kalau di komisariat kami sebesar 25.000.
8. Bagaimana tahapan-tahapan pengkaderan formal dalam HMI ?. jelaskan !
Maperca dulu, screaning dan langsung LK 1, setelah itu bisa melanjutkan
LK 2 & LK 3.
9. Bagaimana pola pengkaderan HMI secara informal ?. jelaskan !
Ya berdiskusi, dan pelatihan-pelatihan managerial dan upgraiding, kajian-
kajian rutin itu wajib diadakan. Dan di syariah ini ada kelompok-kelompok
tersendiri. Kita masing-masing membentuk sel-sel baru. Dan alhamdulilah
kader-kader itu bisa beraktualisasi diri.
10. Apakah HMI bergerak dibidang sosial kemasyarakatan?. Jelaskan !
Ada, kita mengadakan pengajian kemasyarakat. Membantu ngajar. Dan
teman-teman kan ada LKB HMI, mereka melakukan advokasi ke
masyarakat.

HMI sebagai Gerakan Sosial


1. Perubahan social apa yang sedang diperjuangkan oleh HMI saat ini ?
Masing-masing periode berbeda, kalau periode saya, saya lihat budaya
HMI yang sangat substansial itu sudah mulai ditinggalkan, kayak
budaya kajian, budaya membaca dan budaya menulis, ya budaya
intelektualitas itu di tinggalkan. Saya mulai memperjuangkan agar
HMI kembali ke khittohnya. Agar muncul Cak Nur baru, muncul
Wahib baru. Kalau tipe saya ini bukan tipe yang turun jalan, dan
alhamdulilah belum pernah terun jalan untuk menyuarakan hak rakyat.
kalau prinsip saya, kalau kita belum tau prinsipnya, dasarnya yang
menyeluruh, kita gak mau berkoar-koar. Mungkin hanya lewat kajian
dan tulisan.
2. Bagaimana bentuk resource mobilization HMI Cabang Ciputat ?
Walaupun ada anak2 mau turun jalan. Anak-anak berkordinasi pada
kabid PTKP. Mereka diskusikan agar mereka sama-sama paham.
3. Bagaimana bentuk framing HMI Cabang Ciputat ?
Mereka kan diskusi, kalau sudah matang, tentunya harus satu persepsi
dan bawa symbol-simbol HMI.
4. Bagaimana proses political opportunity HMI Cabang Ciputat ?
Ya, hanya orang-orang elit saja yang melakukan audiensi dengan pihak
pemerintah. Misalkan korlapnya dan petinggi HMI untuk
memperjuangkan hak rakyat.
STRATEGI REKRUTMEN DI ORGANISASI KEMAHASISWAAN

(STUDI KASUS REKRUTMEN KADER HMI CABANG CIPUTAT)

Nama : Rangga Tsabit Iman

Usia : 23

Jenis kelamin : Laki-laki

Tanggal : 29 April 2013

Jam : 20.00-20.45

Jabatan Organisasi : Kabid PPPA KOMFAKDA

1. Berapa jumlah anggota HMI komisariat anda ?


Alhamdulillah, untuk anggota ada sekitar 600-an. Untuk LK terakhir ada
200 orang. Untuk gelombangan pertama ada 80-an, dan gelombang kedua
ada 120-an. Sebenarnya kita dituntut untuk mengadakan LK gelombang
ketiga, namun berhubung kita mau ngadain RAK. Kita lempar pada
komisariat yang lainnnya.
2. Apa latar belakang pendidikan anggota HMI Komisariat anda ?
Kebanyakan dari mereka itu dari SMA, kalau dipersentnasekan 60% dari
SMA dan 40 % dari pesantren.
3. Apa tujuan diadakannya rekrutmen anggota HMI ?
Tujuannya regenerasi, dan saya ingin merubah paradigma berpikir mereka,
bahwa sebenarnya mahasiswa itu harus berkreatifitas dan berkarya. Yang
saya lihat kebanyakan mereka bersifat residu, ya itu-itu saja pemikirannya.
Makanya, saya merekrut sebanyak-banyaknya, karena mereka itu
berkualitas, namun gak ada yang mewadahi. Makanya saya merekrut
mereka agar mempunyai wadah dan mereka mampu berkreatifitas di HMI
dan regenerasi.
4. Bagaimana persepsi anda mengenai pentingnya rekrutmen anggota dalam
organisasi HMI?. Jelaskan !
Wah ini sangat penting, rekrutmen ini bias dikatakan jantungnya, karena
ketika tidak ada rekrutmen, maka tidak ada namanya pola perkaderan.
Perkaderan itu mengenal tujuan dari organisasi tersebut. Kalau tak ada
rekrutmen, berarti regenerasi itu tidak ada. Dan tungggulah keruntuhan
suatu organisasi.
5. Apa saja strategi yang dilakukan HMI untuk merekrut orang agar
bergabung dalam organisasi HMI?.
Pertama, jangan pernah menjelekkan organisasi lain, beri mereka pilihan,
ada HMI, ada PMII dan ada IMM. Lalu, Berilah mereka solusi. Misalkan
PMII dinaungi oleh NU, IMM dinaungi oleh muhammadiyah dan HMI
tidak berafiliasi oleh ormas manapun. Dan hmi ini dinaungi oleh al-qur’an
dan hadits. Dan silahkan masuk pada organisasi yang berpedoman pada al-
qur’an dan hadits.
Kita lihat psikologis mereka, misalkan mereka suka futsal, kita fasilitasi
mereka. Tentunya mereka senang dan tambah dekat, ya ini termasuk
kedekatan atau hubungan emosional. Yang terpenting, kita menonjolkan
kualitas kita pada mereka, toh nantinya mereka akan penasaran dan
bertanya-tanya mengenai backround kita. Lalu kita perkenalkan HMI.
Cara merekrut mereka, apabila suatu argumentasi tidak masuk, maka kita
lihat backround mereka, dari konsulat mana dia atau dari daerah mana dia,
dari medan ke’, dari Makassar atau dari jawa. seuaikan dengan backround
atau dengan keinginan dia. Saya bahkan main badminton karena ingin
merekrut, setelah saya ajak diskusi. Dengan hubungan pertemanan yang
akrab, lama-lama dia nanyak, kok abang seperti ini, gimana caranya bang,
saya kasih saran, lama-lama dia mengikuti HMI.
Cara yang lain, kita ngadain bimtes. Nah, ini kan mempermudah
memperkenalkan HMI pada mahasiswa baru. Dan setelah lulus, kita
mudah untuk mempromosikan HMI dan tanpa panjang lebar mereka mau
bergabung. Karena dalam ingatan mereka waktu masuk uin pernah ikut
bimtes di HMI. Kita ngadain seminar, bekerjasama dengan HMI. Itu kan
visinya merekrut mereka. Jadi doktrin secara simbolis itu berpengaruh
besar.
Kendalanya, kurangnya kader yang konsen untuk merekrut, ya saya yang
turun langsung, karena mereka kurang tau teknik lobi.
Adanya larangan organ ekstra masuk kampus itu berdampak luar biasa
terhadap perekrutan calon anggota. Sehingga, Doktrinitas lewat symbol
berkurang, kita hanya lewat bimtes saja. Andaikan bimtes dan propesa gak
ada, sudah habis itu. Karena mahasiswa sekarang banyak yang apatis
terhadap organisasi, mereka hanya kuliah pulang.
6. Media apa yang sering dilakukan oleh pengurus HMI Cabang Ciputat
untuk merekrut calon anggota HMI ?.
Media yang sering diPakek adalah sms, Kalau yang punya BB, ya BBM-
an. Facebook ada, twitter HMI KOMFAKDA ada, Cuma kita antisipasi
propaganda saja. Kita nyebarin Pamphlet dan brosur, dan saya tekan ke
mereka, dibrosur itu bikin semenarik mungkin, gak usah di lebih-lebihkan.
Tulis sebenar-sebenarnya materi HMI. Kalau radio gak, karena itu milik
umum.
7. Apa syarat-syarat menjadi anggota HMI Cabang Ciputat?
Mahasiswa, beragama islam dan berpedoman pada Al-qur’an dan Hadits.
8. Bagaimana tahapan-tahapan pengkaderan formal dalam HMI ?. jelaskan !
Pertama Maperca, di maperca ini saya suruh bikin makalah, karena bener-
bener ingin membuat kader berkualitas. Di makalah itu, dibagi 2 judul
antara pro dan kontra. Dan saya ngasi informasi bahwa barang siapa yang
tidak kelar bikin makalah sampai LK, maka ia akan lulus bersyarat. Tujuan
saya pengin menekankan. Agar kader itu bener-bener berkualitas, dan di
LK itu anak-anak berdebat, Jadinya banyak yang berargumentasi. Jadi,
mereka jago dalam berkomunikasi.
9. Bagaimana pola pengkaderan HMI secara informal ?. jelaskan !
Diskusi, member futsal, rujak party. Intinya ngumpul bareng untuk sama-
sama belajar dan berproses di HMI.
10. Apakah HMI bergerak dibidang sosial kemasyarakatan?. Jelaskan !
Oh iya,, kemaren kita ngadain bakti social di daerah jawa barat. Termasuk
juga banjir di Jakarta dan di Situ Gintung.

HMI sebagai Gerakan Sosial


1. Perubahan social apa yang sedang diperjuangkan oleh HMI saat ini ?
Mengubah paradigma masyarakat agar tidak gampang dibodohi oleh
media. Reaksi terhadap pemerintah, kita pernah turun jalan juga, kayak
HAM, kenaikan BBM, Memperingati Hari Ibu, kita turun jalan untuk
bagi-bagi bunga.
2. Bagaimana bentuk resource mobilization HMI Cabang Ciputat ?
Pertama kita kumpulkan anak-anak untuk berdiskusi, karena tidak
selamanya kita sepaham dengan mereka.
3. Bagaimana bentuk framing HMI Cabang Ciputat ?
Setelah diskusi, dan sama-sama paham apa yang akan kita
perjuangkan, kita satu suara. Dan kita bikin press rilis dan selebaran-
selebaran. Dan bawa symbol juga.
4. Bagaimana proses political opportunity HMI Cabang Ciputat ?
Kalau mengenai hal ini, yang banyak berperan yaitu orang cabang, kan
mereka yang audiensi. Tentunya nilai-nilai yang akan diperjuangkan
itu harus memihak pada rakyat.
STRATEGI REKRUTMEN DI ORGANISASI KEMAHASISWAAN

(STUDI KASUS REKRUTMEN KADER HMI CABANG CIPUTAT)

Nama : Moh. Abduh

Usia : 23

Jenis kelamin : Laki-laki

Tanggal : 29 April 2013

Jam : 10.00-10.45

Jabatan Organisasi : Kabid PPPA KOMTAR

1. Berapa jumlah anggota HMI komisariat anda saat ini ?


Secara keseluruhan Sekitar 1800 kader, kemaren kita ngadain LK sekitar
155.
2. Apalatar belakang pendidikan anggota HMI Komtar ?
Bermacam-macam, tapi kebanyakan dari pesantren.
3. Apa tujuan diadakannya rekrutmen anggota HMI?
Tujuannya yaitu ingin mengkader adik-adik, belajar bersama di Komisariat
Tarbiyah ini. misalkan tak ada rekrutmen matarantai organisasi ini akan
putus.
4. Bagaimana persepsi anda mengenai pentingnya rekrutmen anggota dalam
organisasi HMI ?. Jelaskan !
Penting, karena regenerasi .Organisasi ini berjalan karena ada regenerasi.
Coba bayangkan, kalau tak ada rekrutmen, organisasi hmi ini takkan
bertahan sampai sekarang, tentunya pupus bahkan akan mati dari dulu.
Jadi, menurut saya sangat penting.
5. Apa saja strategi yang dilakukan HMI untuk merekrut orang agar
bergabung dalam organisasi HMI?.
Pertama, di Tarbiyah ini punya distrik dan ketua perjurusannya itu
mengakomodir temen-temen untuk membantu jalannya organisasi di
komisariat, termasuk perekrutan. Teman-teman di distrik ini mengadakan
acara atau pelatihan untuk melakukan pendekatan secara baik-baik dan
memperkenalkan HMI. Hubungan pertemanan itu yang sering terjadi.
Seperti satu almamater pendidikannya & satu daerah, tapi itu sebagian
kecil. Namun, yang terpenting, anak-anak HMI lebih menampilkan hal-hal
yang positif. Kayak kritis di kelas, kualitas akademiknya bagus. Akhirnya
mahasiswa baru tertarik untuk ikut.
Kita sering ngadain bimtes tiap tahun, karena bimtes ini kita bisa bantu
adik-adik mahasiswa baru untuk mempermudah masuk ke UIN ini.
Tentunya kita kan punya relasi atau hubungan baik dengan mahasiswa
baru. Jadi mudah untuk merekrut mereka.
6. Media apa yang sering dilakukan oleh pengurus HMI untuk merekrut
calon anggota HMI ?.
Nyebarin Brosur, pamphlet dan selebaran-selebaran, sms dan BBM agak
jarang, tapi kalau sudah mau mendaftarkan diri mereka di smsin terus.
Facebook ada, tapi jarang. Yang lebih sering dilakukan oleh kita, adalah
face to face, lalu melobi “ adik-adik kita mengadakan LK 1, bagi yang
berminat silahkan mendaftarkan diri”.
7. Apa syarat-syarat menjadi anggota HMI Cabang Ciputat?.
Tentunya mahasiswa dan beragama islam. Dan punya keinginan untuk
masuk hmi. Biasanya dikenakan biaya sekitar 35.000 buat transportasi.
8. Bagaimana tahapan-tahapan pengkaderan formal dalam HMI ?. jelaskan !
Maperca dulu, baru screaning, Baru LK 1, LK 2 dan LK 3
9. Bagaimana pola pengkaderan HMI secara in formal ?. jelaskan !
Kita ngadain kajian di komisariat tiap malam jum’at, tentang NDP,
konstitusi, keislaman dan keindonesiaan.
10. Apakah HMI bergerak dibidang social kemasyarakatan?. Jelaskan !
Iya, ada di pengabdian masyarakat itu, disitu kita ngadain bimbel di
Masjid dekat masjid, kita suka rela aja. Mengajari adik-adik supaya bisa
ngaji.
HMI sebagai Gerakan Sosial
1. Perubahan social apa yang sedang diperjuangkan oleh HMI saat ini ?
Kita pernah melakukan reaksi terhadap isu-isu nasional, seperti isu-isu
pendidikan, kenaikan BBM dan HAM. Tapi jarang, karena anak-anak
lebih menekuni dunia kajian.
2. Bagaimana bentuk resource mobilization HMI Cabang Ciputat ?
Kita sebagai komisariat menjarkomin tiap distrik untuk mengakomodir
anak-anak untuk melakukan kajian dulu, sebelum turun jalan.
3. Bagaimana bentuk framing HMI Cabang Ciputat ?
Kita ngumpul bareng, bicarakan bareng dan diskusikan bareng. Baru
kalau pemahaman kita satu frame dan sama-sama paham, kita bikin
press rilis dan tentunya bawa symbol-simbol HMI.
4. Bagaimana proses political opportunity HMI Cabang Ciputat ?.
Hanya kalangan elit yang melakukan itu semua, seperti audiensi dan
lain sebagainya.
STRATEGI REKRUTMEN DI ORGANISASI KEMAHASISWAAN

(STUDI KASUS REKRUTMEN KADER HMI CABANG CIPUTAT)

Nama : Moh. Abduh

Usia : 23

Jenis kelamin : Laki-laki

Tanggal : 29 April 2013

Jam : 10.00-10.45

Jabatan Organisasi : Kabid PPPA KOMTAR

1. Berapa jumlah anggota HMI komisariat anda saat ini ?


Secara keseluruhan Sekitar 1800 kader, kemaren kita ngadain LK sekitar
155.
2. Apalatar belakang pendidikan anggota HMI KOMTAR ?
Bermacam-macam, tapi kebanyakan dari pesantren.
3. Apa tujuan diadakannya rekrutmen anggota HMI?
Tujuannya yaitu ingin mengkader adik-adik, belajar bersama di Komisariat
Tarbiyah ini. misalkan tak ada rekrutmen matarantai organisasi ini akan
putus.
4. Bagaimana persepsi anda mengenai pentingnya rekrutmen anggota dalam
organisasi HMI ?. Jelaskan !
Penting, karena regenerasi .Organisasi ini berjalan karena ada regenerasi.
Coba bayangkan, kalau tak ada rekrutmen, organisasi hmi ini takkan
bertahan sampai sekarang, tentunya pupus bahkan akan mati dari dulu.
Jadi, menurut saya sangat penting.
5. Apa saja strategi yang dilakukan HMI untuk merekrut orang agar
bergabung dalam organisasi HMI?.
Pertama, di Tarbiyah ini punya distrik dan ketua perjurusannya itu
mengakomodir temen-temen untuk membantu jalannya organisasi di
komisariat, termasuk perekrutan. Teman-teman di distrik ini mengadakan
acara atau pelatihan untuk melakukan pendekatan secara baik-baik dan
memperkenalkan HMI. Hubungan pertemanan itu yang sering terjadi.
Seperti satu almamater pendidikannya & satu daerah, tapi itu sebagian
kecil. Namun, yang terpenting, anak-anak HMI lebih menampilkan hal-hal
yang positif. Kayak kritis di kelas, kualitas akademiknya bagus. Akhirnya
mahasiswa baru tertarik untuk ikut.
Kita sering ngadain bimtes tiap tahun, karena bimtes ini kita bisa bantu
adik-adik mahasiswa baru untuk mempermudah masuk ke UIN ini.
Tentunya kita kan punya relasi atau hubungan baik dengan mahasiswa
baru. Jadi mudah untuk merekrut mereka.
6. Media apa yang sering dilakukan oleh pengurus HMI untuk merekrut
calon anggota HMI ?.
Nyebarin Brosur, pamphlet dan selebaran-selebaran, sms dan BBM agak
jarang, tapi kalau sudah mau mendaftarkan diri mereka di smsin terus.
Facebook ada, tapi jarang. Yang lebih sering dilakukan oleh kita, adalah
face to face, lalu melobi “ adik-adik kita mengadakan LK 1, bagi yang
berminat silahkan mendaftarkan diri”.
7. Apa syarat-syarat menjadi anggota HMI Cabang Ciputat?.
Tentunya mahasiswa dan beragama islam. Dan punya keinginan untuk
masuk hmi. Biasanya dikenakan biaya sekitar 35.000 buat transportasi.
8. Bagaimana tahapan-tahapan pengkaderan formal dalam HMI ?. jelaskan !
Maperca dulu, baru screaning, Baru LK 1, LK 2 dan LK 3
9. Bagaimana pola pengkaderan HMI secara in formal ?. jelaskan !
Kita ngadain kajian di komisariat tiap malam jum’at, tentang NDP,
konstitusi, keislaman dan keindonesiaan.
10. Apakah HMI bergerak dibidang social kemasyarakatan?. Jelaskan !
Iya, ada di pengabdian masyarakat itu, disitu kita ngadain bimbel di
Masjid dekat masjid, kita suka rela aja. Mengajari adik-adik supaya bisa
ngaji.
HMI sebagai Gerakan Sosial
1. Perubahan social apa yang sedang diperjuangkan oleh HMI saat ini ?
Kita pernah melakukan reaksi terhadap isu-isu nasional, seperti isu-isu
pendidikan, kenaikan BBM dan HAM. Tapi jarang, karena anak-anak
lebih menekuni dunia kajian.
2. Bagaimana bentuk resource mobilization HMI Cabang Ciputat ?
Kita sebagai komisariat menjarkomin tiap distrik untuk mengakomodir
anak-anak untuk melakukan kajian dulu, sebelum turun jalan.
3. Bagaimana bentuk framing HMI Cabang Ciputat ?
Kita ngumpul bareng, bicarakan bareng dan diskusikan bareng. Baru
kalau pemahaman kita satu frame dan sama-sama paham, kita bikin
press rilis dan tentunya bawa symbol-simbol HMI.
4. Bagaimana proses political opportunity HMI Cabang Ciputat ?.
Hanya kalangan elit yang melakukan itu semua, seperti audiensi dan
lain sebagainya.
STRATEGI REKRUTMEN DI ORGANISASI KEMAHASISWAAN

(STUDI KASUS REKRUTMEN KADER HMI CABANG CIPUTAT)

Nama : Muhammad Huzaimi

Usia : 21

Jeniskelamin : Laki-laki

Tanggal : 29 April 2013

Jam : 17.15-17.50

JabatanOrganisasi : Kabid PPPA Komisariat KAFEIS

1. Berapa jumlah anggota HMI Komisariat anda saat ini ?


Kalau secara keseluruhan jumlah anggota komisariat kafeis sekitar 217,
yang ikut Lk 1 kemaren jumlahnya 16 orang. Dan sekarang sedang
berlangsung perekrutan.
2. Apalatar belakang pendidikan anggota HMI komisariat anda ?.
Latar belakangnya mayoritas dari SMA, karena fakultas ini fakultas
umum.
3. Apa tujuan diadakannya rekrutmen anggota HMI?
Tujuannya adalah keberlangsungan perkaderan untuk menunjang proses
sirkulasi atau pergantian pengurus dari anggota menjadi alumni.
4. Bagaimana persepsi anda mengenai pentingnya rekruitmen anggota dalam
organisasi HMI?. Jelaskan !
Sangat penting, karena untuk menjalankan roda organisasi. Kalau tak ada
rekrutmen maka organisasi ini gak hidup. Lalu siapa yang akan
menggantikan estafet kepengurusan di HMI, kalau Cuma itu-itu saja,
organisasi akan mandek. HMI mampu bertahan sampai sekarang, iya
karena melakukan rekrutmen dan punya pedoman perkaderan.
5. Apa saja strategi yang dilakukan HMI untuk merekrut orang agar
bergabung dalam organisasi HMI?.
Pada dasarnya melalui opak, kita mulai mendekatkan diri pada mahasiswa
baru, kita layani mereka. Ini kesempatan untuk merekrut. Selain itu,
melalui bem. Dengan keaktifan kita mereka mengikuti kita. Dengan
keaktifan kita di kelas mereka melihat kita, mereka tentunya bertanya-
tanya mengenai backround organisasi kita. Intinya adanya hubungan
pertemanan. Dari kesamaaan almamater pendidikan atau pesantren ada
juga, karena kalau satu almamater kita gampang mengajaknya.
Kita lewat bimtes yang bekerjasama dengan Lapenmi, tentunya ketika
lulus di UIN, kita gampang melobi masuk HMI. Disisi lain, kita ngadain
seminar, kita ajak semua mahasiswa dan kebanyakan tertarik untuk masuk
HMI.
6. Media apa yang sering dilakukan oleh pengurus HMI untuk merekrut
calon anggota HMI ?.
Sejauh ini yang saya lakukan, sms, bbm, facebook dan twitter, pamphlet
dan menerbitkan bulletin, disitu dimuat pendaftaran LK. Kalau di Koran,
radio dan televisi belum pernah. Kalau benner jarang, karena dilarang.
Dulu pernah pasang bendera dan bikin stand.
Kalau kendalanya, banyak mahasiswa yang pragmatis, jadi mahasiswa itu
sulit untuk mengikuti organisasi. Dan larangan organisasi ekstra masuk
kampus, itu menjadi penghambat perekrutan. Jadi gak boleh buka stand.

7. Apa syarat-syarat menjadi anggota HMI Cabang Ciputat?


Yang pertama mahasiswa aktif diperguruan tinggi dan beragama islam,
mengikuti LK 1. Calon anggota membayar pendaftaran sebesar 20.000.
8. Bagaimana tahapan-tahapan pengkaderan formal dalam HMI ?. jelaskan !
Maperca, LK 1, LK2 dan LK 3.
9. Bagaimana pola pengkaderan HMI secara informal ?. jelaskan !
Biasa sich, seperti diskusi, dan mentoring. Mentoring ini selalu menjaga
dan memberikan masukan atau nilai-nilai positif. Intinya yang senior itu
membimbing yang junior.
10. Apakah HMI bergerak dibidang social kemasyarakatan?. Jelaskan !
Kita sering melakukan advokasi di masyarakat, ketika ada permasalahan di
masyarkat, kita sering turun kemasyarakat untuk memberikan solusi.

HMI sebagai Gerakan Sosial


1. Perubahan social apa yang sedang diperjuangkan oleh HMI saat ini ?
HMI kan merupakan organisasi perjuangan, tentunya memperjuangkan
hak rakyat. Seperti isu-isu nasional kayak kenaikan BBM, yang tidak
pro terhadap masyarakat.
2. Bagaimana bentuk resource mobilization HMI Cabang Ciputat ?
Ya kita kumpulin kader-kader untuk berdiskusi, apakah yang
dilakukan pemerintah ini benar atau salah. Apakah BBM ini layak
dinaikkan oleh pemerintah atau tidak. Kalau tidak layak, kita siap
turun jalan.Kita instruksi saja anak-anak.
3. Bagaimana bentuk framing HMI Cabang Ciputat ?
Kita kan rapat, tentunya disitu kita sudah mulai menyamakan persepsi.
Agar nantinya dilapangan tidak terprovokasi. Kita bawa symbol-
simbol HMI dan lain sebagainya.
4. Bagaimana proses political opportunity HMI Cabang Ciputat ?.
Untuk memperjuangkan hal tersebut, tentunya ada kawan2 hmi yang
msuk untuk melakukan audiensi dari perwakilan HMI dan pemerintah.
Intinya kita hanya menjadi control terhadap pemerintah.
STRATEGI REKRUTMEN DI ORGANISASI KEMAHASISWAAN

(STUDI KASUS REKRUTMEN KADER HMI CABANG CIPUTAT)

Nama : Arum Samudra

Usia : 22

Jeniskelamin : Laki-laki

Tanggal : 03 Mei 2013

Jam : 19.00-19.30

Jabatan Organisasi : Kabid PPPA KOMFAKDIK

1. Berapa jumlah anggota HMI Komisariat anda saat ini ?


mungkin yang aktif 25-an orang, kalau semuanya saya belum lihat di
database.
2. Apa latar belakang pendidikan anggota HMI Komisariat anda ?
ada yang dari pesantren, ada yang dari SMA. tapi kebanyakan SMA sich
kak.
3. Apa tujuan diadakannya rekrutmen anggota HMI Cabang Ciputat ?
Ya untuk regenerasi dan untuk melakukan kaderisasi di HMI Komisariat
KOMFAKDIK ini kak,
4. Bagaimana persepsi anda mengenai pentingnya rekruitmen anggota dalam
organisasi HMI Cabang Ciputat?. Jelaskan !
Kalau ditanya pentingnya, ya sangat penting kak. Soalnya kalau gak
diakannya rekrutmen gak cuma organisasi HMI, semua organisasi pasti
akan mati. Kalau gak ada bibit2 baru, setiap organ pasti mati. rekrutmen
kan nanti dapat kader yang akan melanjutkan organisasi ini. Tanpa
rekrutmen organisasi hmi takkan bertahan sampai detik ini, kan sudah jelas
HMI punya pedoman perkaderan.
5. Apa saja strategi yang dilakukan HMI untuk merekrut orang agar
bergabung dalam organisasi HMI?.
Pertama kita nyeritain hmi itu apa, mereka kebanyakan belum tau tentang
HMI, karena dikit-dikit HMI, yang anarkis HMI, sehingga kita harus ngasi
pemahaman mengenai HMI. Yang kedua kita cerita mengenai alumni
HMI, setelah selesai kuliah mereka pada sukses, istilah kasarnya di imingi-
imingilah. Kalau hubungan pertemanan iya, saya ajak adik-adik yang satu
daerah untuk masuk ke HMI, ya cuma sebagian yang ikut. Kalau saya
strateginya ketika melakukan publikasi, siapa yang tertarik maka kita
dekatin gitu. Kayak sebelum LK kemaren kita ngadain diskusi public,
yang pembicara-pembicaranya ngambil orang-orang HMI kayak PUDEK
3 yang kebetulan orang HMI dan alhamdulilah anak-anak lumayan
tertarik dan ikut HMI.
Sedangkan kendala untuk merekrut, susahnya meyakinkan mereka untuk
masuk hmi. Karena ada larangan dari orang tuanya, karena orang tuanya
melihat HMI di TV itu sering anarkis. Dan kebanyakan anak-anak itu
jarang untuk aktif di organ ekstra, baik itu HMI, PMII ataupun IMM.
Mungkin karena kurang kesadaran dari teman-teman mahasiswa. Dan juga
adanya larangan organ ekstra masuk kampus.
6. Media apa yang sering dilakukan oleh pengurus HMI Cabang Ciputat
untuk merekrut calon anggota HMI ?.
Sms dan bbm sich iya karena itu personal. Ada juga sich kak pamphlet-
pamphet. Dan anak-anak nyebar dan pamphlet itu ditaruh di mading
karena stand gak ada.
7. Apa syarat-syarat menjadi anggota HMI Cabang Ciputat?
Tentunya mahasiswa dan beragama islam. Dan membayar pendaftaran
sekitar 25.000.
8. Bagaimana tahapan-tahapan pengkaderan formal dalam HMI ?. jelaskan !
Pertama Maperca dulu, LK 1, LK 2 dan LK 3.
9. Bagaimana pola pengkaderan HMI secara informal ?.jelaskan !
Ya diskusi public, kita untuk mengadain kajian harus menyamakan
waktunya kak, karena kita dari pagi sampai sore belajar. Bahkan
malamnya masuk kuliah lagi. Jadi ruang untuk berdiskusi sangat sedikit.
10. Apakah HMI bergerak dibidang social kemasyarakatan?. Jelaskan !
Iya sering, kayak bakti social seperti pengobatan gratis, jadi relawan
bencana banjir dan sunatan massal.

HMI sebagai Gerakan Sosial


1. Perubahan social apa yang sedang diperjuangkan oleh HMI saat ini ?
Kalau kami masih jarang berdiskusi mengenai politik-politik itu,
paling cuma kesehatan. Misalkan jadi relawan bencana banjir dan
anak-anak banyak yang pengin jadi relawan.
2. Bagaimana bentuk resource mobilization HMI Cabang Ciputat ?.
langsung di jarkomin sama ketumnya bahwa kita akan melakukan
bantuan terhadap masyarakat.
3. Bagaimana bentuk framing HMI Cabang Ciputat ?
Kita kumpulin saja anak-anak dan mendiskusikan dulu agar tidak
pusing di lapangan.
4. Bagaimana proses political opportunity HMI CabangCiputat ?.
Saya kurang tau mengenai politik, karena ini demi kemaslahatan
masyarakat.
STRATEGI REKRUITMEN DI ORGANISASI KEMAHASISWAAN

(STUDI KASUS REKRUITMEN KADER HMI CABANG CIPUTAT)

Nama : Jumaidi Ahmad

Usia : 24

Jenis kelamin : Laki-Laki

Tanggal : 03 Mei 2013

Jam : 22.00-20.45

Jabatan Organisasi : Kabid PPPA KOMIPAM

1. Berapa jumlah anggota HMI Komisariat anda saat ini ?.


kalau Lk kemaren 18 orang bang, jadi kalau secara keseluruhan sekitar
168 anggota.
2. Apa latar belakang pendidikan anggota HMI Komisariat anda ?.
latar belakangnya kebanyakan dari umum.
3. Apa tujuan diadakannya rekrutmen anggota HMI Cabang Ciputat ?.
memperkuat ukhuwah islamiyah, dan tali persaudauraan.
4. Bagaimana persepsi anda mengenai pentingnya rekruitmen anggota dalam
organisasi HMI Cabang Ciputat?. Jelaskan !
Penting banget, artinya tidak ada rekrutmen tidak adanya generasi. Kalau
tak generasi, maka organisasi HMI akan stagnan dan punah, jadi
rekrutmen itu sangat penting. Pada dasarnya rekrumen itu mengajak apa
yang kita ketahui dan kita ajarkan.
5. Apa saja strategi yang dilakukan HMI untuk merekrut orang agar
bergabung dalam organisasi HMI?.
Strategi pertama persuasi. Pendekatan secara emosional, tidak mengajak
secara omongon saja, akan tetapi pendekatan dulu secara persuasive. Lalu
setelah akrab mengajak pada kegiatan-kegiatan yang tidak berbau HMI,
minimal orang-orangnya adalah HMI dan kalau sudah akrab tanpa
diajakpun mereka mau ikut HMI. Selain itu, tumbuhkan prestasi kader
agar yang lain tertarik untuk masuk HMI. Setiap kegiatan konsepsinya
adalah kita, biar mereka yang mengenal kita, bukan kita yang
memperkenalkan pada mereka. kita sich memperkenalkan prestasi dan
hubungan emosional. Kalau dari backround daerah itu ada, dan itu sudah
terbentuk persuasive itu. Misalkan saya tau tentang latar belakang mereka
sejak kecil krn ada kedekatan emosional. Seperti itu yang saya maksud
dengan persuasive.
6. Media apa yang sering dilakukan oleh pengurus HMI Cabang Ciputat
untuk merekrut calon anggota HMI ?.
Iya dengan sms dan bbm, namun redaksinya gak terlalu formal banget.
Dengan bahasa-bahasa yang tidak baku. Yang penting bahasanya dapat
dicerna. Nyebarin pamflet dikampus, namun di titik-titik tertentu. Dan
teman-teman nyebarin di jejaring social seperti facebook dan twitter. Kita
tidak membuat stand pendaftaran, namun di pamflet-pamflet itu dikasih
nomor telpon. Bagi mereka yang tertarik silahkan hubungi nomor kita
yang tertera di pamflet itu.
Kalau kendalanya itu organisasi internal, yaitu KM. ya publikasi kita
dicekal oleh mereka kayak pamflet, makanya kita nyebarin di titik-titik
tertentu. Selain itu kampus juga melarang organ ekstra masuk ke kampus.
7. Apa syarat-syarat menjadi anggota HMI Cabang Ciputat?
Intinya mahasiswa dan islam. Dan itu ada pendaftarannya 15.000
8. Bagaimana tahapan-tahapan pengkaderan formal dalam HMI ?. jelaskan !
Maperca, di Maperca ini kita tidak berbicara HMI dulu, kita
mengakomodir keinginan mereka. Lalu setelah itu kita berbicara
keindonesiaan dan keislaman. LK1, upgraiding siapa tau ada yang tidak
paham dalam materi LK 1 dan setelah itu kita bisa melanjutkan jenjang
perkaderan di LK 2 dan LK 3.
9. Bagaimana pola pengkaderan HMI secara informal ?. jelaskan !
Melibatkan kader-kader setiap ada acara dan diskusi. Misalnya Kita ngajak
mereka nongkrong lalu berdiskusi di warung kampus dan sering diskusi di
secretariat ini. Untuk mengakomodir kader kita disini kayak system MLM,
satu orang pegang 3 orang. Dan seterusnya gitu.
10. Apakah HMI bergerak dibidang sosial kemasyarakatan?. Jelaskan !
Iya, kita terakhir ngadain bakti social di Pamulang Square dan sekitarnya.

HMI sebagai Gerakan Sosial


1. Perubahan social apa yang sedang diperjuangkan oleh HMI saat ini ?
Banyak , kayak isu-isu BBM kita turun jalan. Dan isu-isu kampus yang
tidak memihak kepada mahasiswa, kita turun jalan dan bikin pres rilis.
2. Bagaimana bentuk resource mobilization HMI Cabang Ciputat ?.
kita ngumpul dulu agar sependapat, Apa yang kita maksud harus
mengenak dan kita sama-sama memahami.
3. Bagaimana bentuk framing HMI Cabang Ciputat ?
Bentuk Framingnya begini, “Siapa yang sependapat dengan kita, dan
satu tujuan, kita buat selebaran dan kita langsung turun jalan”. Ya kita
bawa symbol-simbol HMI kayak bendera dan lain sebagainya.
4. Bagaimana proses political opportunity HMI Cabang Ciputat ?
Ini kan menyampaikan aspirasi, tapi kalau mengenai hal itu kan yang
melakukan hanyalah sebagian orang untuk masuk ke dalam, istilahnya
kalangan elit yang melakukan aspirasi rakyat pada pemerintah secara
langsung.
STRATEGI REKRUTMEN DI ORGANISASI KEMAHASISWAAN

(STUDI KASUS REKRUTMEN KADER HMI CABANG CIPUTAT)

Nama : Lailatul Badriyah

Usia : 21

Jenis kelamin : Perempuan

Tanggal : 6 Mei 2013

Jam : 14.30-15.00

Jabatan Organisasi : Kabid PPPA Kompsi

1. Berapa jumlah anggota HMI komisariat saat ini ?.


kalau mengenai anggota saya lupa, karena datanya ada di Sekum. Kalau
LK 1 kemaren ada 21 orang.
2. Apa latar belakang pendidikan anggota HMI Cabang Ciputat ?.
Rata-rata itu latar belakang pendidikannya dari SMA, sebagian dari
pesantren. Kalau angkatan 2009 sekitar ada 5 orang dari pesantren ada
yang dari gontor dan ada yang dari pesantren di Jawa Barat dan Jakarta.
Saya sendiri dari aliyah. MAN 1 Bengkulu.
3. Apa tujuan diadakannya rekrutmen anggota HMI Cabang Ciputat ?.
Sebuah organisasi itu akan bagus apabila rekrutmennya bagus juga ya, jadi
rekrutmen itu sangat penting untuk kelangsungan hidup organisasi. Dan
juga bisa mengembangkan HMI jauh kemasyarakat.
4. Bagaimana persepsi anda mengenai pentingnya rekrutmen anggota dalam
organisasi HMI Cabang Ciputat?. Jelaskan !
Iya penting banget itu mas, karena yang menjadi kunci sebuah organisasi
itu anggotanya, andaikan HMI tidak melakukan rekrutmen anggota, HMI
ini sudah bubar dari dulu dan tak mungkin bertahan sampai saat ini.
makin banyak yang direkrut mas, maka makin berkembang organisasi ini.
5. Apa saja strategi yang dilakukan HMI untuk merekrut orang agar
bergabung dalam organisasi HMI?.
Kita welcome dulu sama orang-orang, kita tidak membatasi mereka dari
golongan mana. Kemudian kita pendekatan sama adik kelas tapi bukan
dengan cara ekstrem. Namun dengan cara yang baik. Kita punya kajian,
program-program mengenai ke-psikologi-an, club belajar. Dan mereka
bisa masuk pada club belajar itu, walaupun mereka belum HMI. Lambat-
laun mereka akan masuk hmi, karena actor-aktornya itu anak-anak HMI.
Intinya ada hubungan pertemanan. Kalau dari latar belakang pesantren iya
ada, kayak dari pesantren Gontor. Selain pertemanan, kita sering
mengakan program-program, misalkan diskusi ditaman lalu mereka
banyak yang ikut. Ya lama-kelamaan mereka ikut HMI juga.
6. Media apa yang sering dilakukan oleh pengurus HMI Cabang Ciputat
untuk merekrut calon anggota HMI ?.
pertama biasanya kita buat bulletin, dan selebaran-selebaran. Kedua
Jejaring social kayak facebook dan twitter. Kadang menempel selebaran-
selebaran dan menyebarkan pamphlet itu untuk menarik mahasiswa baru
untuk masuk hmi. Sms sich iya, dan untuk jarkomin. Begitupula banner
dan symbol-simbol HMI di stand pasti. Dan berkumpul di stand. Radio
dan televisi kita tidak memakai, ini kan targetnya cuma mahasiswa Uin
Jakarta, disamping tidak punya alatnya, ini butuh biaya yang sangat mahal
loh.
7. Apa syarat-syarat menjadi anggota HMI Cabang Ciputat?.
Berkeinginan dululah untuk mejadi anggota hmi, dan yang secara formal
beragama islam dan mahasiswa.
8. Bagaimana tahapan-tahapan pengkaderan formal dalam HMI ?. jelaskan !
Maperca dulu, LK 1 lalu Upgraiding, siapa tau mereka belum ada yang
paham d LK itu. Setelah itu LK 2 dan LK 3.
9. Bagaimana pola pengkaderan HMI secara informal ?. jelaskan !
Kita melakukan pendekatan-pendekatan, kayak rujak party, mereka
biasanya main-main futsal dan segala macam, dan juga ngadain diskusi-
diskusi tentang ke-HMI-an dan ke-psikologi-an.
10. Apakah HMI bergerak dibidang sosial kemasyarakatan?. Jelaskan !
Iya, seperti anak-anak kemaren melakukan bantuan pada panti asuhan,
dan juga jadi relawan banjir tapi sebagian ya, karena anak-anak pada
sibuk.

HMI sebagai Gerakan Sosial


1. Perubahan social apa yang sedang diperjuangkan oleh HMI saat ini ?
Untuk saat ini yang sedang marak-maraknya, saya pernah dengar HMI
mana ya, mereka menuntut agar pemerintah mengesahkannya RRU
perdukunan biar taulah siapa yang menggunakan itu atau tidak. Terus
perdamaian-perdamaian anak-anak banyak yang turun jalan di
Bundaran HI.
2. Bagaimana bentuk resource mobilization HMI Cabang Ciputat ?.
kita kumpulin dan didiskusikan, inilah batasan-batasan kita. Kalau
memang tujuannya jelas dan memang tidak memberatkan mahasiswa
dalam artian tidak bentrok kuliah dan tujuannya baik kita turun jalan.
3. Bagaimana bentuk framing HMI Cabang Ciputat ?.
iya seperti tadi tujuannya jelas dulu dech, tujuannya sama dan satu
persepsi dan jangan sampai beda pendapat. Iya framenya menyamakan
persepsi gitulah. Bikin selebaran-selebaran dan bawa bendera HMI
juga.
4. Bagaimana proses political opportunity HMI Cabang Ciputat ?.
memilih orang yang cakap untuk masuk dan melakukan lobi-lobi
terhadap pemerintah, tentunya orang-orang elit yang cakap atau jago
teknik lobinya. Karena ini menyangkut kepentingan rakyat dan kalau
berbicara kepentingan rakyat harus digolkan.
STRATEGI REKRUTMEN DI ORGANISASI KEMAHASISWAAN

(STUDI KASUS REKRUTMEN KADER HMI CABANG CIPUTAT)

Nama : Bahrur Rosi

Usia : 22

Jenis kelamin : Laki-laki

Tanggal : 8 Mei 2013

Jam : 20.00-20.45

Jabatan Organisasi : Kabid PPPA KOMFUF

1. Berapa jumlah anggota HMI Komisariat anda saat ini ?


Untuk jumlah lengkapnya saya kurang tau, karena data dipegang oleh
Sekum. Untuk lk kemaren ada 20 orang.
2. Apa latar belakang pendidikan anggota HMI Komisariat anda ?
Untuk latar belakang pendidikannya mayoritas dari pesantren.
3. Apa tujuan diadakannya rekrutmen anggota HMI Cabang Ciputat ?
Salah satunya Karena kewajiban yang ada dalam organisasi HMI, karena
HMI adalah organisasi perkaderan, tentunya kita harus merekrut orang-
orang yang berantusias untuk masuk HMI.
4. Bagaimana persepsi anda mengenai pentingnya rekrutmen anggota dalam
organisasi HMI Cabang Ciputat?. Jelaskan !
Iya sangat pentinglah, kalau kita mengacu pada perkataan Agussalim
Sitompul, “mundurnya HMI ketika rekrutmen dan perkaderan itu sudah
merosot atau anggota HMI sudah mulai sedikit “. Jadi, menurut saya
rekrutmen ini sangat penting sekali, karena untuk membuktikan bahwa
HMI itu ada dan untuk masa depan HMI. Dan kalau tak ada rekrutmen,
roda kepengurusan dalam organisasi akan tersendat, yang nantinya akan
berakibat fatal terhadap organisasi.
5. Apa saja strategi yang dilakukan HMI untuk merekrut orang agar
bergabung dalam organisasi HMI?.
Untuk di ushuluddin cara merekrunya mungkin berbeda dengan komisariat
yang lain, karena beda kultur. Caranya dengan diskusi, bawa banyak buku-
buku di basement ushuludin dan disampingnya dibuka stand pendaftaran.
Karena budayanya seperti itu, banyak anak-anak yang tertarik untuk
mengikuti.
Selain itu ada juga antar teman, karena ada hubungan emosional. Misalkan
dari satu daerah atau satu almamater baik itu dari SMA atau pesantren
yang sama. intinya Sebelum direkrut mereka ikut diskusi-diskusi dulu di
basement. Kalau di ushuluddin itu mementingkan kualitas daripada
kuantitas. Kalau seminar ada, kita sering mendatangkan alumni hmi, dan
di curriculum vitie-nya itu dikasih alumni HMI, minimal nama HMI itu
tertanam dalam ingatan anak-anak, siapa tau mereka berkeinginan
mengikuti HMI.
Sedangkan kendala-kendalanya. Ya ada, dari permainan organisasi
tetangga. Sebenarnya ini bukan kendala, melainkan tantangan. Disamping
itu, karena adanya larangan dari kampus itu sendiri.
6. Media apa yang sering dilakukan oleh pengurus HMI Cabang Ciputat
untuk merekrut calon anggota HMI ?.
Medianya pakek sms, itu bisa dikatakan wajib. Cuma ngasih tau aja
ditanggal sekian mau ngadain LK, bagi teman-teman yang berkenan
silahkan mengikuti. Kalau email jarang, sama sekali tidak memakai email,
karena email ini sangat ribet, dan mahasiswa jarang buka email, paling
ketika mahasiswa ada tugas dari dosen, itupun kalau mahasiswa mau
ngirim tugas pada dosen tersebut. Kebanyakan mahasiswa bikin email
hanya kepentingan facebook dan twitter. Yang lebih sering kita pakek
media social facebook karena ada groupnya. Radio dan televisi gak ada,
karena ini wilayah komisariat. Yang penting lagi anak-anak bikin
selebaran atau pamphlet. Kalau koran atau koran kampus kayak LPM gak
ada.
7. Apa syarat-syarat menjadi anggota HMI Cabang Ciputat?.
Iya, harus mahasiswa dan beragama islam. Berkeinginan masuk HMI.
Mengenai biaya sekitar 25.000.
8. Bagaimana tahapan-tahapan pengkaderan formal dalam HMI ?. jelaskan !
Tahapan formalnya ya maperca, LK 1 habis itu upgraiding. Lalu setelah 6
bulan bisa masuk LK 2 dan seterusnya.
9. Bagaimana pola pengkaderan HMI secara informal ?. jelaskan !
Kita berdiskusi dengan teman-teman, kalau sekarang di komisariat ngadain
diskusi NDP lecture, ini rutin satu minggu sekali setiap hari selasa, ini
diikuti oleh banyak kader. dan ini agendanya mau ngadain diskusi
diseluruh komisariat intinya muter pada seluruh komisariat. Sebenarnya
bukan hanya itu diskusinya, filsafat,sosiologi, politik dan budaya, bahkan
keindonesiaan pun kita diskusi.
10. Apakah HMI bergerak dibidang sosial kemasyarakatan?. Jelaskan !
Iya,, contohnya kita ngadain bakti social , kayak banjir kameren.

HMI sebagai Gerakan Sosial


1. Perubahan social apa yang sedang diperjuangkan oleh HMI saat ini ?.
Kalau yang pernah saya turun jalan, yaitu kayak isu kenaikan bbm
kemaren kita turun jalan dengan anak-anak.
2. Bagaimana bentuk resource mobilization HMI Cabang Ciputat ?.
Kita kumpulin saja anak-anak, yang jelas kita kordinasi dengan
cabang, lalu kita ngumpul bareng dan diskusi dengan teman-teman,
kira-kira isu tersebut benar atau tidak, membela hak rakyat tidak. Lalu
kita siap turun jalan.
3. Bagaimana bentuk framing HMI Cabang Ciputat ?.
Ya itu tadi, kita diskusi untuk menyamakan persepsi, biar kita satu
tujuan dalam bingkai atau frame yang jelas, tentunya kita bikin press
rilis dan membawa symbol HMI. Istilahnya kita Teklap, biar tak
simpang siur di lapangan dan satu suara.
4. Bagaimana proses political opportunity HMI Cabang Ciputat ?.
Ya, saya kan orang bawah, tentunya disitu ada orang yang masuk ke
dalam yaitu kalangan elit yang menjadi utusan untuk memperjuangkan
hak rakyat.
STRATEGI REKRUTMEN DI ORGANISASI KEMAHASISWAAN

(STUDI KASUS REKRUTMEN KADER HMI CABANG CIPUTAT)

Nama : Abdur Roziqin (Abdi Negara)

Usia : 23

Jenis kelamin : Laki-laki

Tanggal : 8 Mei 2013

Jam : 21.00-21.30

Jabatan Organisasi : Kabid PPPA KOMFISIP

1. Berapa jumlah anggota HMI Komisariat anda ?.


kurang lebih sekitar 400-an, kemarin pas LK terakhir sekitar 60 orang.
2. Apa latar belakang pendidikan anggota HMI Komisaiat anda ?
Kalau FISIP kan kebetulan dan kader-kadernya dan mahasiswanya banyak
dari daerah Jakarta sendiri akhir-akhir ini. Ya fifty-fifty antara pesantren
dan umum.
3. Apa tujuan diadakannya rekrutmen anggota HMI Cabang Ciputat ?
HMI adalah organisasi perkaderan, yang mempunyai ideology dan
memiliki tujuan yang jelas, kayak menjunjung tinggi masyarakat adil
makmur. Yang kemudian kami sebagai pengurus perlu merekrut kader,
agar mempunyai kesadaran yang sama, makanya perekrutan kader ini
sangat penting.
4. Bagaimana persepsi anda mengenai pentingnya rekrutmen anggota dalam
organisasi HMI Cabang Ciputat?. Jelaskan !
Oh iya sangat penting, karena tanparekrutmen kader ini, setiap organisasi
akan punah. Apalagi HMI ini punya cita-cita mulya. Kalau rekrutmen
kader atau perkaderan ini tidak dilaksanakan, maka cita-cita mulya hmi itu
akan musnah. Makanya rekrutmen kader atau kaderisasi itu sangat penting.
Karena memang antara kualitas dan kuantitas sama-sama penting.
5. Apa saja strategi yang dilakukan HMI untuk merekrut orang agar
bergabung dalam organisasi HMI?.
Kalau dalam ranah idealnya di HMI, HMI tidak pernah memaksakan siapa
yang mau ikut organisasi HMI, namun kawan-kawan HMI memberikan
wadah siapa yang kemudian tertarik melakukan pelatihan ini. Intinya tidak
ada pemaksaan didalam HMI sendiri. Tapi kadang akhir-akhir ini memang
HMI terjadi disorientasi dan terjebak pada hal-hal yang politis, apalagi di
UIN SYARIF ini yang kadang pertarungan politik kampus sangat
berpengaruh terhadap cara atau pola rekrutmen komisariat itu sendiri.
Seolah-olah tidak mencerminkan rekrutmen organisasi yang mulya, tapi
kayak rekrutmen partai aja. Kalau pada idealnya HMI tidak pernah
memaksa, tapi kadang praktek yang dilakukan karena kepentingan sesaat
itu, yang akhir-akhir ini sedang bermunculan, dan itu yang disayangkan
oleh kami sebagai pengurus HMI Komisariat FISIP.
Hubungan pertemanan ada, kalau saya pribadi menyarankan agar ikut
organisasi, apa saja terserah. Kalau di HMI ada LK, kalau di PMII ada
MAPABA, silahkan ikuti. Kalau misalkan mereka merasa nyaman di
HMI syukur , kalau misalkan mau PMII atau IMM silahkan kita tidak
memaksa teman-teman. Intinya kalau mahasiswa baru sudah tau kualitas
teman-teman HMI dan secara emosional mereka dekat, maka kebanyakan
mereka bareng-bareng berproses di HMI.
Strategi yang kami lakukan lagi adalah menonjolkan kualitas seorang
kader, misalkan kita vocal, kristis dan berwawasan luas, baik dikelas atau
diluar kelas. Tentunya anak-anak melihat backround dan profil kita.
Sehingga mahasiswa baru itu tertarik untuk mengikuti jejak langkah kita
yaitu mengikuti HMI.
6. Media apa yang sering dilakukan oleh pengurus HMI Cabang Ciputat
untuk merekrut calon anggota HMI ?.
Memakai media pamflet, selebaran, di jejaring social juga ada, baik itu
facebook atau twitter. Kalau sudah mereka mendaftar di stand, kita sms-in
mereka untuk kepastian tanggal diadakannya pelatihan LK 1.
Kendala yang paling signifikan dalam rekrutmen ini, ya karena gaya hidup
mahasiswa yang cenderung individual dan lebih tertarik pada hal-hal yang
bersifat sementara. Seperti pengin cepet kerja dan mahasiswa itu apatis
terhadap organisasi. Dan ini yang menghambat perekrutan dan perkaderan
di HMI.
Adanya larangan masuknya organisasi ekstra kampus baik itu HMI, PMII
atau organisasi yang lainnya.
7. Apa syarat-syarat menjadi anggota HMI Cabang Ciputat?
Ya Yang jelas mahasiswa dan beragama islam.
8. Bagaimana tahapan-tahapan pengkaderan formal dalam HMI ?. jelaskan !
Maperca dulu, baru screaning , di screaning ini anak-anak di tes, kayak
ngaji, ditanya mengenai keislaman dan keindonesia. Screaning ini tes
layak atau tidaknya mengikuti LK 1. lalu LK 1, LK 2 dan LK 3.
9. Bagaimana pola pengkaderan HMI secara informal ?. jelaskan !
Inilah yang kemudian menjadi focus dibidang saya PPPA, kader-kader itu
dirawat agar menjadi kader berkualitas dan ikut merasa memiliki terhadap
HMI. Tentunya kami sebagai pengurus menekankan pada diskusi
kelompok. HMI ini menyediakan berbagai wadah atas potensi yang
dimiliki oleh kadernya, seperti teman-teman yang suka futsal, kami
fasilitasi. Klo hobi diskusi memang di HMI tempatnya. Selain itu, untuk
mempererat tali silaturrahmi kami membuat rujak party di basecamp agar
rasa kekeluargaan kita tetap terjaga.
10. Apakah HMI bergerak dibidang sosial kemasyarakatan?. Jelaskan !
Iya bergerak, seperti banjir kemaren di bekasi, anak-anak melakukan bakti
social disana bekerja sama dengan komisariat yang lain.

HMI sebagai Gerakan Sosial


1. Perubahan social apa yang sedang diperjuangkan oleh HMI saat ini ?
Kenaikan BBM Komisariat FISIP turun jalan juga, karena ada
instruksi langsung dari PB HMI. Toh walaupun tak ada instruksi dari
PB HMI, kita kadang melakukan asalkan tidak melanggar konstitusi
dan benar-benar memperjuangkan kepentingan rakyat.
Tapi kan HMI ini termasuk organ hierarki kekuasaan, dimana ada
beberapa step dan focus dalam hierarki ini, kan ada Komisariat,
Cabang, Badko dan PB. Dan komisariat ini focus dalam perkaderan
dan menguatkan ideology.
2. Bagaimana bentuk resource mobilization HMI Cabang Ciputat ?
Kita berkumpul dan kemudian kita memusyawarahkan dengan teman-
teman.
3. Bagaimana bentuk framing HMI Cabang Ciputat ?
Kita tidak bisa melakukan sesuatu tanpa mengkaji terlebih dahulu,
untuk mengetahui apa ini benar atau salah, lalu harus begini. nah dari
itu nantinya kita satu frame. Kemudian kita bikin pres rilis dan
pamflet. Dengan semangat juang yang menggebu-gebu demi
memperjuangkan hak rakyat. Kita pakek bendera HMI.
4. Bagaimana proses political opportunity HMI Cabang Ciputat ?
Jadi begini, dalam aksi ada beberapa orang yang memang ditunjuk
untuk melakukan audiensi dengan pihak pemerintah. Memang ini
ditunjuk oleh pemerintah. Ini loh niatan kita, kalau misalkan tidak
direspon maka kita turun lagi.
STRATEGI REKRUTMEN DI ORGANISASI KEMAHASISWAAN

(STUDI KASUS REKRUTMEN KADER HMI CABANG CIPUTAT)

Nama : Mufti Azmi Miladi

Usia : 21

Jenis kelamin : Laki-laki

Tanggal : 11 Mei 2013

Jam : 19-30-20.30

Jabatan Organisasi : Kabid PPPA Komisariat Cirendeu

1. Berapa jumlah anggota HMI Komici ?


Jumlah anggota HMI Komici ketika diakumulasikan sekitar 200 orang,
kalau jumlah rekrutmen yang ikut LK kemaren 40 orang, dan 1 orang
keluar, jadi tinggal 39 orang.
2. Apa latar belakang pendidikan anggota HMI di KOMICI ?
Kalau yang angkatan kemaren dari umum, kalau secara keseluruhan dari
Aliyah dan pesantren.
3. Apa tujuan diadakannya rekrutmen anggota HMI KOMICI ?
Yaitu untuk meneruskan estafet kepemimpinan HMI, dan meneruskan
perjuangan-perjuangan yang dimulai oleh funding father kita dulu, karena
memang komisariat ini suatu yang vital, dimana kader dibentuk itu di
komisariat. Bahkan Anas Urabaningrum dan Akbar Tanjung berkata, “
jangan sampai kader-kader komisariat itu dibumbuhi butiran-butiran
pragmatis, tapi harus ideologis”.
4. Bagaimana persepsi anda mengenai pentingnya rekrutmen anggota dalam
organisasi HMI?. Jelaskan !
Iya, rekrutmen organisasi itu pasti sangat penting, karena rekrutmen
merupakan tulang punggung organisasi itu sendiri dan dengan rekrutmen
organisasi itu tetap eksis, salah satunya dengan cara melakukan rekrutmen.
5. Apa saja strategi yang dilakukan HMI untuk merekrut orang agar
bergabung dalam organisasi HMI?.
Pertama, kita mengatur para kader kita dimasukkan dalam pos-pos
terpenting dalam ospek, nah tentunya kader-kader kita banyak yang
mengenal mahasiswa baru. Lalu kita ajak mereka pada setiap acara, baik
itu acara hmi atau tidak. Baik bagi teman-teman yang suka nongkrong kita
masukin aja, kan sudah dibagi pos-posnya, baik yang suka mabok kita
tongkrongin aja, dengan niatan kita ingin mengembalikan mereka supaya
menjadi baik. Intinya kita lebih menekankan pada personal approach.
Setelah itu kita mengajak perlahan teman-teman ke komisariat, kita
mengobrol layaknya teman biasa tak ada sekat antara senior dan junior.
Kedua, kita pakek strategi primordial dan pesantren. Misalkan kita satu
daerah banten, lalu kita mengajak mereka untuk masuk HMI. Begitupun,
teman-teman yang dari pesantren gontor atau pesantren lainnya, strategi
ini yang selalu kita pakek, karena ini mempermudah jalannya rekrutmen.
Kalau saya masuk HMI karena memang keluarga saya itu hmi.
Kendala-kendalanya, banyaknya mahasiswa yang apatis terhadap
organisasi. Mereka itu kuliah pulang gitu. Adanya gesekan dari organisasi
lain seperti IMM dan Forkot, ini kan kampus UMJ. Pertama masuk
mahasiswa baru dihadapkan dengan ospek IMM, yang mana dalam
orientasi tersebut, HMI itu dikatakan organisasi yang sesat, organisasi
yang tidak tau aturan. Jadi doktrin yang seperti itu menjadi penghambat
terhadap jalannya rekrutmen. Disisi yang lain, HMI dilarang masuk
kampus, krn dianggap mengganggu stabilitas kampus. Krn habis LK anak2
langsung demo di kampus. Jadi, para dekanat khawatir terhadap posisi
mereka.
6. Media apa yang sering dilakukan oleh pengurus HMI Cabang Ciputat
untuk merekrut calon anggota HMI ?.
Pertama, kita lihat kondisi awal kita, jika memang acara dipegang oleh
kita, kita mendapatkan info tentang mereka, baik itu nomor hp atau
identitas mereka. Nah, disitu mereka di sms-in. mereka pastinya mengajak
ketemuan untuk sharing, karena kan mahasiswa baru itu kurang tau
mengenai dunia kemahasiswaan, kita ngasih masukan aja. Intinya buat
mereka senyaman mungkin, intinya kita sms-in mereka.
Kedua, kita nyebarin pamphlet dan formulir habis ospek. Kalau buat stand
kita ngak bisa, makanya kita bikin pamphlet. Dan bikin pamphlet saja kita
resikonya besar sekali.
Ketiga, nyebarin informasi lewat Media social kayak facebook dan twitter.
Kalau media cetak, kayak Koran gak. Tiap LK 1 kita pasang banner dan
OSPEK untuk ucapan selamat datang pada mahasiswa baru, paling satu
jam, setelah itu dibuka lagi.
7. Apa syarat-syarat menjadi anggota HMI Cabang Ciputat?
Yang jelas, beragama islam dan mahasiswa.
8. Bagaimana tahapan-tahapan pengkaderan formal dalam HMI ?. jelaskan !
Ada Maperca, habis Maperca kita ngadain LK 1. Untuk screaning kita
adain setelah maperca, karena situasi dan kondisi yang tidak
memungkinkan, ada tekanan fisik dari organisasi yang lain. Setelah 6
bulan mereka kan sudah jadi anggota biasa, jadi kita libatkan pada
perkaderan berikutnya, LK 2 dan LK 3.
Selama saya kunjungan pada komisariat lain pada saat LK, Pola
perkaderan di HMI Komici itu berbeda dengan Komisariat HMI di
Ciputat, dikomici itu agak tegas. Kader2 itu pas pelatihan kader disuruh
menghafal panji2 HMI, kalau tidak hafal mereka disuruh push up atau sit
up. Mereka tidurnya hanya satu atau dua jam. Ini bukan keras tapi tegas.
Setiap kader itu dibuat agar tetap focus dan agar hubungan emosionalnya
tetap terbangun. Dan alhamdulilah, sampai sekarang . karena dapat
gesekan politik yang kenceng dari teman2, mereka yang habis ikut lk itu
dapat cibiran2 dari teman mereka baik satu angkatan dan yang lebih parah
dari dosen. Di Komici, kita dituntut untuk bergaul sama kader untuk
mentransormasikan ilmunya, jadi kalau ada moment-moment penting kita
gak terlalu susah-susah untuk memanggil kader. Intinya HMI komici
memadukan kultur ciputat yang condong terhadap kajian dengan kultur
Jakarta yang condong terhadap gerakan. Itulah yang membedakan HMI
Komici dengan komisariat yang ada di Ciputat.
9. Bagaimana pola pengkaderan HMI secara informal ?. jelaskan !
Kita biasa ngadain diskusi tiap minggu, biasanya kita ngundang pembicara
dari luar dan juga ngadain seminar-seminar. Sharing dengan KAHMI.
10. Apakah HMI bergerak dibidang sosial kemasyarakatan?. Jelaskan !
Iya,, kita terjun langsung pada masyarakat. Kita setiap hari mengajari
anak-anak ngaji tiap sore. Dan juga Alhamdulilah kemaren pas kejadian
situ gintung kita langsung turun memberikn bantuan pada masyarakat.
Kemaren kita dapat bantuan dari pemerintah tentang penanggulangan
banjir, kita turun bersama-sama untuk mensosialisasikan dan memberikan
bantuan bersama pemerintah pada masyarakat.

HMI sebagai Gerakan Sosial


1. Perubahan social apa yang sedang diperjuangkan oleh HMI saat ini ?
Untuk mengembalikan mahasiswa UMJ, untuk meningkatkan jiwa
nasionalismenya terhadap Negara kita dan agama kita, krn di UMJ ini
basicnya islam. Kalau mengenai isu yang berkembang, kita selalu
responsip dan langsung melakukan tindakan. Pertama kita tidak
langsung reaksioner. Tentunya sebelum aksi kita melakukan kajian,
apakah kita sudah pantas turun jalan atau tidak, kalau memang tidak
memihak pada kepentingan rakyat, kita langsung turun jalan.
2. Bagaimana bentuk resource mobilization?.
Pertama kita ngumpul dalam tataran pengurus untuk mendiskusikan.
Setelah menemukan titik temu kita mengundang kader dan organisasi
lain untuk ikut serta dalam kajian supaya mereka memahami tujuan
aksi kita. Jadi, tidak serta-merta kita turun kejalan.
3. Bagaimana bentuk framing HMI Cabang Ciputat ?
Itu dia, setelah diskusi dengan teman-teman, frame yang kita bangun
adalah benar-benar memperjuangakan hak rakyat yang diinjak-injak
oleh pemerintah. Kita bikin selebaran-selebaran dan lain sebagainya
dan bawa symbol hmi. Kecuali aksi kita di kampus, kita gak pernah
bawa symbol HMI. Tapi, mengatasnamakan forum aliansi
4. Bagaimana proses political opportunity HMI Cabang Ciputat ?
Biasanya kan gerakan yang kita lakukan adalah ekstra parlemen,
bentuk social control terhadap pemerintah. Setiap aksi kita meminta
ada perwakilan keluar ataupun kita yang kedalam. Terakhir kita aksi ke
KPK, dan kita diminta kedalam untuk audiensi. Karena kalau tidak ada
audiensi itu nihil. Kalau pengin cepat respon dari pemerintah, kita
harus memobilisasi dengan jumlah yang besar. Biasanya yang masuk
itu kalangan elit, yaitu Korlap, Ketua Umum, dan Kabid PTKP dan
PPPA. Dan alhamdulilah mau mendengarkan apa yang kita suarakan.
Baik itu di kampus atau di luar kampus.

Anda mungkin juga menyukai