KEMAHASISWAAN
(Studi Kasus Rekrutmen Kader HMI Cabang Ciputat)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Anis Kurniawan
NIM : 108032200017
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
ANIS KURNIAWAN
NIM: 108032200017
Fernbimbing Skripsi,
SYARIF IIIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
PENGESANAN PANITLA LTJIAN SKRIPSI
SKRIPSI
Oleh
Anis Kurniawan
108032200017
Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal I
Oktober 2013. Skripsi ini telah diterirna sebagai salah satu syarat rnernperoleh
gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Sosiologi.
Ketua.
Penorrii TI
Dr
NIP.I 1001
Dr- Zutki{Ii- MA
NIP.196608131991031 004
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISIVIE
l. Merupakan karya asli saya yang diajukan uutuk rnemenuhi salah satu
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
canturnkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri ruf$ Syarif Hidayatullah Jakartra.
-1. Jika dikemudian hari terbuhi bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya
MM
W
dw%VW,,ffi
Anis Kurniawan
ABSTRAKSI
Secara umum, skripsi ini menganalisa strategi rekrutmen kader organisasi
yang digunakan oleh HMI Cabang Ciputat dengan menggunakan perspektif
gerakan sosial dengan fokus pada aspek resource mobilization. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi HMI Cabang Ciputat tentang
pentingnya rekrutmen kader dan untuk mengetahui strategi apa saja yang
dilakukan oleh pengurus HMI Cabang Ciputat dalam merekrut kader. Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode
studi kasus. Sumber utama atau data primer penelitian ini digali dari beberapa
sumber yang terkait dengan rekrutmen kader. Sedangkan teknik yang digunakan
untuk pengumpulan data adalah wawancara dengan informan yang dianalisis
secara kualitatif dengan menyeleksi dan menyederhanakan data dan
menghubungkan kembali dengan konsep dan pertanyaan penelitian serta tujuan
penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rekrutmen kader yang dilakukan oleh
HMI Cabang Ciputat sangat penting. Pertama, rekrutmen dipandang sebagai
ujung tombak atau tulang punggung sebuah organisasi. Kedua, rekrutmen
dilakukan untuk mencari calon kader yang potensial. Ketiga, Rekrutmen dinilai
sebagai upaya regenerasi kepengurusan dalam organisasi. Keempat, rekrutmen
dianggap sebagai bentuk eksistensi HMI. kelima, rekrutmen merupakan strategi
bertahan organisasi HMI. Sedangkan strategi rekrutmen yang dilakukan oleh
pengurus HMI Cabang Ciputat adalah Face to Face, yang dalam hal ini lebih
menekankan pada strategi Private Face To Face, seperti jaringan pertemanan,
jaringan kekeluargaan, jaringan almamater pendidikan atau pesantren, dan
jaringan primordial (satu daerah). Dan yang terakhir adalah dengan cara
berpacaran, namun berpacaran bukan strategi formal yang dilakukan oleh HMI
Cabang Ciputat, karena cara ini merupakan trik kader sendiri. Selain itu, HMI
Cabang Ciputat menggunakan strategi Public Face to Face, yaitu dengan
mengadakan seminar-seminar, kajian dan diskusi, serta Bimtes (Bimbingan Tes)
pada calon mahasiswa baru. Sehingga, dengan hal itu, pengurus mudah
melakukan rekrutmen terhadap mahasiswa baru. Strategi melalui media yang
digunakan untuk menyampaikan informasi perekrutan lebih menggunakan strategi
Private Mediated, seperti SMS dan BBM, karena dianggap lebih efektif. Di sisi
yang lain, digunakan strategi Public Mediated, seperti media sosial facebook dan
twitter, serta media cetak seperti pamflet, brosur dan selebaran-selebaran yang
diberikan pada calon anggota.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah memberikan
nikmat sehat wal afiat, sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan pada Sang
Skripsi ini tidak akan bisa selesai tanpa bantuan, bimbingan, arahan,
dukungan dan kontribusi dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
dan kritik yang diberikan kepada penulis selama menyusun skripsi ini.
3. Bapak Dr. Zulkifly, MA selaku Ketua Jurusan Program Studi Sosilogi dan
4. Seluruh dosen dan staf pengajar pada program studi Sosiologi yang tak
mungkin penulis sebut satu persatu, terima kasih yang tak terhingga atas
ii
5. Kakak perempuanku Alm. Wasilatul Hasanah, terima kasih telah
Keponaanku : Vicky, Kafin dan Karin jangan pernah lelah untuk mengejar
cita-cita.
komisariat yang ada di HMI Cabang Ciputat, penulis ucapkan terima kasih
Terutama buat Ramfalak Siregar, Eko Arisandi, Ali Zaki dan kawan-
kawan lainnya.
KOMFISIP. Yeni Aryati safitri, Citra Dea Gemala, Ilham Afdol, Intan
Ocha, Dida Nadzifah, Tebri, Awe, Cecep, Nana, Eroh, Devi, Isma, Zakia,
8. Ali Wafa, Ihsan Fajri dan Peni Intan Palupi beserta Pengurus HMI
tercapai.
10. Senior FORMAD, Cak Frank Nabil Lampard, Cak Adi Prayitno, Cak Ical
Coma, Cak Fauzan, Cak Mohalli, Cak Subairi, Cak Amir Mahmud
iii
Pertama, Cak Asy’ari, Cak Su’udi, bung Rosi kerrang, Nom Wasil, Abdul
Basith, Retno, Robert, Cak Syiqqil, Kang Erfan, kang Darman, Cak Sauqi,
Cak Rosi dan Mbak Ita Anistianah terima kasih atas motivasinya. Kawan-
Alvi, Rosi Prikitiw, Kholil Phei, Khalil Genandi, Khalili, Faiq, Aminullah,
Hendri. Tak lupa juga buat kawan-kawan yang di Cawang dan Unindra,
Syakir, Faiz, Asy’ari, Kak Toan Afif (Empik), Ilunk, Imam yang selalu
yang ada di Madura sana, Ahmad Hanafi dan Dedy Anshori yang selalu
11. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada kawan-kawan PMII, Mas
Kaffah, Shomad, Yasir, Niko, Arbi, Pak de kamal, Fikri, Jamal dan Hamid
Hasan. Tak lupa pula kawan-kawan IMM : Tole, Jaul Haq dan Syifa yang
biasa.
kekurangan, karena itu saran dan kritik dari para pembaca untuk perbaikan
Anis Kurniawan
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI ................................................................................................. i
BAB I : PENDAHULUAN
B. Pertanyaan Penelitian.................................................................... 05
2. Rekrutmen .............................................................................. 19
a. Face to face.......................................................................... 22
b. Mediated .............................................................................. 24
v
2). Public Mediated ......................................................... . 25
A. Kesimpulan ................................................................................... 74
B. Rekomendasi ................................................................................ 76
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah
penting dalam sebuah organisasi. Seperti yang telah banyak diketahui, wacana
Organisasi yang baik memiliki pola rekrutmen yang terencana dan terarah, serta
1
Begitu pula organisasi kemahasiswaan membutuhkan strategi rekrutmen
anggota, tentunya beragam cara dapat dilakukan agar mahasiswa baru tertarik
menjadi anggota, sehingga ia bisa bergabung dan menjadi kader pada organisasi
tersebut. Oleh karena itu, strategi perekrutan ini dilakukan dalam upaya
HTI, akan tetapi mengatasnamakan beberapa istilah kelompok studi seperti LDK
kampus sebagai strategi HTI dalam melakukan rekrutmen halus (Syamsul Rijal,
2010: 2).
lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, seperti HMI, PMII, IMM, GMNI,
UIN Jakarta. Berbagai cara dilakukan organisasi ekstra kampus dalam perekrutan
anggota, mulai dari pendekatan kultural, seperti organisasi PMII yang merekrut
2
merekrut mahasiswa yang memiliki faham Muhammadiyah, KAMMI yang
merekrut anggota yang pernah aktif di ROHIS (Masykur Hakim, 2001: 32-33).
Namun tidak sampai di situ, organisasi ekstra kampus juga melakukan rekrutmen
Jakarta yang memiliki faham keagamaan yang berbeda-beda tertarik untuk aktif
kaderisasi dalam organisasi HMI. Oleh karena itu, setidaknya terdapat tiga ciri
yang terintegrasi dalam diri seorang kader. Pertama, seorang kader berkiprah dan
terbentuk kepribadiannya dalam organisasi. Oleh karena itu, seorang kader HMI
selayaknya mengenal aturan main organisasi dan berbagai ketentuan yang ada.
AD/ART, pedoman perkaderan, dan ketentuan lain. Kedua, kader harus memiliki
Jadi, hal yang ditekankan pada seorang kader terletak pada unsur-unsur kualitatif
3
dalam dirinya. Artinya kader memiliki mutu, kesanggupan bekerja dan berkorban
yang lebih besar dari pada anggota biasa (Agussalim Sitompul, 2008: 99).
kualitas input calon kader juga menjadi faktor penentu yang tak kalah penting
dalam proses tersebut. Hal ini mengharuskan adanya pola-pola perencanaan dan
terencana sebagai ikhtiar untuk mendapatkan input calon kader yang berkualitas
secara mendalam tentang pola rekrutmen anggota HMI Cabang Ciputat. Keempat,
HMI Cabang Ciputat yang tidak memiliki basis massa sebelumnya (tidak
Selanjutnya, secara lebih spesifik penelitian ini fokus pada rekrutmen yang
dilakukan oleh HMI Cabang Ciputat periode 2012-2013, karena HMI Cabang
4
Ciputat periode 2012-2013 melakukan MAPERCA AKBAR (Masa Perkenalan
Calon Anggota) dan LK (Latihan Kader) 1 yang dilakukan secara serentak oleh
mana hal tersebut tidak pernah dilakukan oleh pengurus HMI Cabang Ciputat
dampak yang besar terhadap semangat para pengurus komisariat untuk melakukan
rekrutmen kader.
B. Pertanyaan Penelitian
rekrutmen?
5
b. Untuk mengetahui strategi-strategi rekrutmen kader HMI Cabang
Ciputat.
2. Manfaat Penelitian
a. Kegunaan Akademis
b. Kegunaan Praktis
anggota baru.
skripsi yang penulis buat. Untuk itu, penulis melihat kembali hasil-hasil penelitian
pada tahun 2010 dengan judul, “Menarik Anak Muda Muslim: Studi Terhadap
6
perjuangannya dengan membingkai isu-isu yang mengesankan bahwa HTI
merupakan organisasi yang loyal terhadap NKRI dan peduli terhadap penderitaan
rakyat Indonesia. Ini merupakan strategi HTI dalam meraih dukungan dengan
ide HTI dan mencari anggota baru. Bagi Hizbiyyin, dakwah merupakan poros
hidup yang menjadi aktivitas utama dalam hidup. Ada tiga fase yang mewarnai
rekrutmen di HTI antara lain adalah seminar dan diskusi publik, training yang
diadakan oleh lembaga formal dan lembaga “mantel” HTI, serta halqah.
efektif dalam perekrutan anggota HTI di Makassar. Pendekatan ini mirip dengan
yang dipakai oleh kaum Evangelist Baru di Amerika yang aktif melakukan
ketulusan dan kepedulian. Ketika terjalin hubungan emosional yang kuat antara
seorang kenalan, sebagai hasil dari kontak intensif, ia akan diarahkan untuk
mendalami agama dengan cara mengikuti kegiatan HTI yang selanjutnya didorong
www.dualmode.kemenag.go.id.id/acis11/file/dokumen/d9.SamsulRizal.pdf).
Penelitian rekrutmen juga dilakukan oleh Asep Zaenal Ausop pada tahun
2009 di daerah Jawa Barat dengan judul “Gerakan NII Kartosoewirjo (KW IX)“.
Ia menyatakan bahwa dalam masa rekrutmen, setiap calon anggota NII melalui
7
proses penelitian khusus yang disebut taftasy. NII tidak mau menerima calon
anggota apabila ketahuan bahwa calon tersebut adalah anak TNI atau Polisi atau
memiliki famili TNI atau Polisi. Buku-buku rujukan tilawah NII sangat
dirahasiakan, tidak boleh beredar ke luar, dan tidak ada identitas pada buku
NII diganti dengan nama-nama Arab (mirip Arab) misalnya Deni menjadi Abu
Rido, Yusi menjadi Siti Nafisah. Panggilan kepada anggota pria adalah Abi,
sedangkan panggilan bagi anggota wanita adalah Ummi. Tidak ada panggilan
bapak/ibu, kakak/adik, ustad, kyai, pak guru, dan lain sebagainya. Sehingga orang
luar bahkan sesama anggota NII sendiri tidak akan mengetahui nama aslinya.
melakukan bay„ah tidak boleh keluar. Kalau keluar, dianggap murtad dan
paling tidak dapat dibuktikan dengan hasil penelitian tentang NII KW IX. Dari
penelitian ini pun dapat diketahui bahwa anggota NII KW IX sangat solid karena
mereka memiliki norma dan value yang disepakati dan dipegang kuat dan
8
kegiatannya, baik gerakan rekrutmen anggota dan Pembinaannya, gerakan
www.fsrd.itb.ac.id/wp-content/.../p-asep-1.pdf).
tahun 2010 dengan Judul, “Reformasi Sistem Rekrutmen Pegawai Negeri di Korea
transparan, kurang akuntabel, dan kurang profesional. Hal ini ditandai dengan
PNS yang kurang bermutu dan kurang berkualitas. Menurutnya, dalam proses
koneksi, jaringan dan materi yang banyak, namun tidak mempunyai kemampuan
apa-apa, yang nantinya akan menjadi bomerang bagi indonesia karena para PNS-
nya tidak mempunyai skill. Oleh karena itu, sangatlah layak jika Indonesia belajar
dari negeri ginseng tersebut soal sistem rekrutmen PNS (Agus Subagyo, 2010,
www.bkn.go.id/in/berita/1267.html).
9
Penelitian lain juga dilakukan oleh Eka Choliviana dan Lies Yulianto pada
Pacitan”. Dari hasil penelitian itu disimpulkan bahwa organisasi HMI Kabupatan
kader menggunakan media website dan terbukti lebih efektif dan efisien,
sehingga anggota baru yang mau mendaftarkan diri sebagai anggota HMI
merupakan pola perekrutan yang baru dilakukan oleh pengurus HMI Kabupaten
Pacitan, melalui sistem online dalam pendaftaran (Eka Choliviana dan Lies
Begitu juga penelitin yang dilakukan oleh Sri Rahayuningsih pada tahun
merupakan suatu aktivitas awal dari sebuah siklus panjang dari pengembangan
penyiapan untuk memasuki purna bakti yang siap menghadapi kondisi bekerja di
usia senja atau menghadapi purna bakti dini. Kedua, manajemen yang
yang direkrut supaya siap menghadapi persaingan dan menempati jabatan dalam
10
didasarkan atas kebutuhan serta potensi yang dimiliki. Ketiga, pimpinan
pegawai, masih adanya pelanggaran etika dan peraturan, pegawai belum faham
pada pekerjaannya, dan penerapan penilaian kinerja masih tidak baik. Kelima,
kesempatan yang sama bagi pegawai untuk berkarier, khususnya dalam masalah
tidak adanya jalur karir yang jelas pada suatu organisasi, dan pegawai tidak paham
eprints.unisbank.ac.id/696/1/ARTIKEL-59.pdf ).
Dari sekian banyak penelitian rekrutmen di atas, tidak ada satu pun
pendekatan kultural, pendekatan sosiologis dan politis, seperti NII dan HTI.
Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis jauh lebih menarik, karena peneliti
11
motivasi seseorang untuk bergabung dalam organisasi HMI Cabang Ciputat
terungkap.
E. KERANGKA TEORI
Ciputat, yang akan dilihat dari perspektif gerakan sosial. Sebelum masuk pada
dan Killian, secara formal gerakan sosial didefinisikan sebagai suatu kolektivitas
atau menolak perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau kelompok yang
mencakup kolektivitas itu sendiri (Paul B. Horton & Chester L. Hunt, 1999: 195).
preferensi bagi perubahan pada sebagian elemen struktur sosial atau manfaat
distribusi (rewards) dalam tatanan yang lebih luas (McAdam & David A. Snow,
1997: xxi). Jadi, secara singkat, gerakan sosial adalah sebuah bentuk aksi kolektif
perubahan sosial.
karakteristik: (1) Berbentuk aksi-aksi kolektif dan bersama; (2) Memiliki tujuan
12
yang berorientasi perubahan; (3) Memiliki karakter sebagai organisasi; (4)
Memiliki aspek kontinuitas, meski kadang temporal; dan (5) bersifat ekstra-
1997: xviii).
timbulnya gerakan sosial ada dua. Pertama, Teori Deprivasi relative. Teori
deprivasi relatif adalah sebuah teori yang digunakan oleh Samuel A. Stouffer
(1950). Teori ini menjelaskan adanya kesenjangan orang yang merasa kecewa
antara harapan dan kenyataan. Gerakan sosial muncul ketika seseorang merasa
lebih baik, kondisi kerja, hak politik dan martabat sosial. Deprivasi relatif semakin
harus dilakukan untuk mendapatkan barang tersebut. Bahkan ketika barang yang
terparah, melainkan dalam masa ketika keadaan mulai menjadi baik, yang justru
13
Kedua,Teori Resource Mobilization. Teori ini mengasumsikan bahwa
gerakan sosial itu muncul pada waktu tertentu karena beberapa orang tahu
ketetapan (Henry L. Tischler, 2007: 491). Para penganut teori mobilisasi sumber
daya memandang kepemimpinan, organisasi dan taktik sebagai faktor utama yang
menentukan sukses atau tidaknya suatu gerakan sosial (oberschall, 1973; Wilson,
1973; Gamson, 1975; McCharthy dan Zald, 1977; Zald dan McCharthy, 1979;
ketidakpuasan tidak akan banyak terjadi gerakan. Akan tetapi, diperlukan adanya
gerakan sosial ini menginginkan kembali kepada tujuan masa lalu dan berusaha
untuk kembali pada nilai-nilai masyarakat umum terdahulu. Jenis ini terkenal
dengan slogannya yang berbunyi, “Good Old Days” atau hari tua yang baik.
berkomitmen untuk menciptakan suatu nilai kondisi sosial yang mereka yakini
ada pada waktu sebelumnya. Seperti Neo-Nazi dan Ku Klux Klan memegang ras,
etnis dan agama. Kedua, Conservative sosial movement, gerakan ini berusaha
atau ancaman perubahan yang mereka yakini akan merusak status quo. Banyak
14
menentang kekuatan-kekuatan yang menuntut hak yang sama bagi perempuan.
Ketiga, Revisioary Sosial Movement. Gerakan ini berusaha merubah sebagian atau
sedikit di dalam tatanan masyarakat, tetapi tidak mengancam tatanan itu sendiri,
seperti gerakan perempuan yang berusaha untuk mengubah lembaga dan praktik
menggulingkan semua atau hampir semua tatanan sosial yang ada dan
menggantinya dengan perintah atau kebijakan yang mereka anggap lebih pantas.
sosial, yaitu Expressive sosial movement, gerakan ini menekan pada kepuasan
yang dirasakan oleh tiap individu atau kesejahteraannya dan biasanya gerakan ini
muncul untuk mengisi kehampaan atau untuk mengalihkan perhatian orang dalam
Gerakan sosial itu tidak langsung muncul secara tiba-tiba, akan tetapi ada
Mauss (1975), gerakan sosial itu muncul melalui lima tahapan: Pertama,
gerakan sosial, tahap ini dimulai ketika beberapa orang merasa frustasi mengenai
15
mencapai puncak kekuatan dan pengaruh, sehingga menjadi satu kelompok yang
kokoh. Keempat, Fragmentasi. Pada tahap ini gerakan sosial tersebut secara
bertahap mulai pecah. Struktur organisasi yang terbentuk tidak bertahan lama dan
tidak lagi diperlukan karena perubahan yang mereka tuntut telah dilembagakan.
Kelima, Demise (mati atau stagnan). Sebenarnya tahap ini mengacu pada
mungkin bertahan dengan baik, namun tidak semuanya. Kalau tujuan mereka bisa
jadi sejalan dengan kebijakan resmi suatu Negara, maka mereka tidak lagi
menjadi bagian dalam bagian gerakan sosial itu sendiri sehingga timbullah
sosial terjadi karena disebabkan oleh perubahan dalam struktur politik, yang
spesifik. Pertama, gerakan sosial muncul ketika tingkat akses terhadap lembaga-
Ketiga, ketika para elit politik mengalami konflik besar dan konflik ini
digunakan oleh para pelaku perubahan sebagai kesempatan. Keempat, ketika para
16
pelaku perubahan digandeng oleh para elite yang berada di dalam system untuk
2007: 4).
b. Proses Framing
pencitraan, dan peranan seorang tokoh dalam membuat image atau kondisi
mengenai isu-isu sentral yang sedang berkembang menjadi penting dalam konsep
perlu ditangani. Hal ini mencakup pelekatan tanggung jawab dan target kesalahan.
taktik dan strategi tertentu yang dimaksudkan untuk berfungsi sebagai obat untuk
17
kepentingan individu dengan organisasi. Kepentingan individu seperti
agenda gerakannya dengan cara memunculkan suatu aspek yang cukup menonjol
yang diangkat dari ideologi atau tujuan organisasi untuk kepentingan regenerasi
dan pencapaian tujuan organisasi. Ada dua dimensi yang berkenaan dengan
konsep ini, pertama value implication (tata cara untuk bertindak) yang
bersangkutan dengan aspek nilai serta aturan gerakan dan believe implication
erat dengan landasan filosofis dari gerakan. Ketiga, Konsep Extension (skema
nilai-nilai dan tujuan gerakan kepada calon aktivis atau orang yang berminat
menjadi aktivis. Selain digunakan untuk menarik perhatian calon aktivis, konsep
ini juga dapat digunakan untuk menggalang dukungan public dalam rangka
yang harus dilalui oleh kalangan aktivis dalam rangka mengakomodasi serta
aktivis sesuai dan selaras dengan ideology dan tujuan gerakan itu sendiri.
18
c. Stuktur Mobilisasi
bahwa struktur mobilisasi adalah sejumlah cara kelompok gerakan sosial melebur
dalam aksi kolektif, termasuk di dalamnya taktik gerakan dan bentuk organisasi
Menurut Charles Tilly, ”salah satu bentuk paling penting dalam gerakan
Muhtadi, 2012: 118), Sehingga proses mobilisasinya akan berjalan sesuai dengan
Begitu pula kelompok organisasi formal juga memainkan peranan penting dalam
membedakan sumber daya kedalam dua kategori, yaitu sumber daya yang bersifat
nyata atau tangible (uang, ruang, perlengkapan, dan seterusnya) dan intangible
2. REKRUTMEN
a. Definisi Rekrutmen
19
Rekrutmen di dalam kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses, cara
(Peter Salim, 1992 : 1254). Menurut Gomes (1995) rekrutmen merupakan proses
mencari, menemukan, dan menarik pelamar untuk dipekerjakan dalam dan oleh
tindakan atau proses dari suatu usaha organisasi untuk mendapatkan tambahan
menemukan dan menarik para pelamar yang kapabel untuk dipekerjakan dalam
dan oleh suatu organisasi. Proses rekrutmen dimulai pada waktu diambil langkah
b. Pentingnya Rekrutmen
akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pilihan terhadap
calon anggota yang berkualitas ditarik untuk bergabung dalam sebuah organisasi,
20
kepemimpinan dalam sebuah organisasi. Rekrutmen yang menggunakan dimensi
kualitas calon anggota memiliki sudut pandang yang lebih memadai dan lebih
komprehensif. Adapun aspek yang dipertimbangkan bukan hanya satu titik, yaitu
sebuah posisi saja, melainkan lebih memandang kebutuhan organisasi secara utuh
mempunyai kapasitas di dalam dirinya, sehingga ketika hal tersebut dimiliki oleh
penuh dengan kompetisi dan perubahan yang begitu cepat (Suhendra & Murdiyah
Hayati, 2006: 47). Jadi, Rekrutmen menjadi penting untuk mendapatkan anggota
yang memiliki komitmen tinggi kepada tugas dan fungsi dalam organisasi.
3. STRATEGI REKRUTMEN
Rekrutmen yang baik akan memberikan hasil yang positif bagi organisasi.
Semakin efektif proses rekrutmen, maka semakin besar pula kemungkinan untuk
mendapatkan anggota yang tepat bagi organisasi atau gerakan sosial sehingga
72-74), cara yang digunakan oleh organisasi dalam melebarkan sayapnya ialah
ada dua cara: Pertama, Recruiting Intimates, yaitu merekrut seseorang untuk
dengan cara langsung dan media perantara seperti kirim sms dan email.
21
bergabung dalam suatu gerakan dengan menarik orang lain dengan cara ketemu
langsung tanpa ada hubungan apa-apa sebelumnya, serta melalui media seperti
psikologi sosial yang lebih mengarah pada analisis perasaan atau tingkat motivasi.
Kalau dilihat dari pola rekrutmen yang ada pada organisasi atau gerakan sosial
harus dilihat sebagai sebuah fenomena yang terstruktur sehingga kita bisa mereka-
reka siapa yang dengan mudah akan mengalami perekrutan (David A. Snow,1997:
123).
seseorang dalam organisasi atau gerakan itu merupakan sebuah fungsi dari dua
kondisi: Pertama, adanya hubungan dengan salah satu atau lebih anggota gerakan
melalui ikatan interpersonal yang sudah ada sebelumnya; Kedua, tanpa adanya
jaringan tandingan.
a. Face to Face:
informasi baik itu verbal maupun non-verbal yang dapat dibagi ketika dua
orang atau lebih atau bahkan kelompok hadir secara fisik dan berkomunikasi.
22
Bertatap muka (face to face) terbagi menjadi dua bagian, yaitu private face to
pihak yang saling memberi pengaruh agar salah satu pihak dapat
Satu sisi, karena adanya ajakan dari teman-teman kelasnya yang sudah
23
Di sisi yang lain, seseorang melihat jejak langkah atau karir salah satu
Ada pula yang melakukan rekrutmen di jalan umum, halte bus, mall,
Akan tetapi, menurut David A. Snow, cara ini kurang begitu efektif,
b. Mediated
24
Selain face to face di atas, untuk menyampaikan informasi rekrutmen,
tentunya butuh media sebagai perantara. Di sini terbagi dua cara: Private
pribadi melalui media yang lebih intens seperti melalui email dan
telepon, baik itu sms atau bbm. Dalam hal ini pengurus organisasi
merekrut anggota baru dengan cara SMS, BBM, telpon atau via
Email.
bersifat massal dengan ruang lingkup yang lebih luas. Baik itu
25
yang menarik agar banyak orang yang tertarik dengan organisasi
tersebut.
yang tokoh tersebut jalani itu, seperti Fahry Ali yang masuk HMI
STRATEGI REKRUTMEN
26
jaringan komunikasi yang baik tersebut. Meskipun demikian,
123).
4. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
27
strategi rekrutmen dan organisasi kemahasiswaan, sedangkan yang
Studi kasus secara umum merupakan kajian yang cocok bila pokok
2004: 1).
data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah
28
diketahui. Kelima, peneliti ingin meneliti kasus ini secara mendalam.
2009: 7).
2. Subjek Penelitian
informan. Informan itu terdiri dari Ketua Umum HMI Cabang Ciputat
a. Wawancara
29
langsung dan tatap muka (face to face) dengan maksud tertentu.
penelitian.
b. Observasi
30
data-data yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti
c. Dokumentasi
31
dengan melakukan interpretasi dengan cara memahami makna
G. Sistematika Penulisan
Laporan hasil penelitian ini akan dituangkan dalam bentuk karya tulis
Bab II: Gambaran umum HMI Cabang Ciputat, yang menjelaskan sejarah
berdirinya, tujuan HMI, jenis-jenis training di HMI, dan HMI sebagai gerakan
sosial.
Bab III: Strategi rekrutmen HMI Cabang Ciputat. Bab ini berisi tentang
persepsi aktivis HMI Cabang Ciputat mengenai pentingnya rekrutmen dan strategi
rekrutmen.
32
BAB II
2012: 155), yang dipelopori oleh Abu Bakar, Salim Umar, AM. Fatwa dan
IAIN Ciputat Cabang Jakarta (Eko, 2012: 267). Atas kesepakatan tokoh
sedangkan Salim Umar menjadi Ketua I, AM. Fatwa menjadi Ketua II,
Umar (ketua I), AM. Fatwa (Ketua II), Nurcholish Madjid (sekretaris
Cabang Ciputat antara lain adalah Abu bakar (alm), Syarifuddin Harahap,
33
Hafidz Dasuki, M,E Sya’roni, A. Syarifuddin, Mursyid Ali, I.Z Efwan
Asrori, Asep Sopyan, Saiful Rijal Al-fikri, Kuntum Khairu Basya, Elban
Faqih Esa, Hariyadi, M. Fathul Arif, dan kini Ramfalak Siregar (Eko
34
12. Komisariat Cirendeu (KOMICI) yang berbasis di lingkungan
Pamulang.
cabang yang ada di Indonesia. Ciri khasnya adalah tradisi intelektual yang
aktornya adalah Nurcholish Madjid yang akrab disapa dengan Cak Nur.
(Modul LK, 2011: 24) memang rajin membaca, diskusi dan menulis,
35
Ciputat pada tahun 1964-1965 (Eko Arisandi, 2012: 270). dan setelah itu
2012: 271). Nah, saat menjabat ketua umum PB HMI inilah Cak Nur
Kondisi pada angkatan ini tidak jauh beda dengan angkatan sebelumnya.
yang dibangun oleh Cak Nur. Sedangkan kader yang pemikirannya cukup
kajian atau kelompok studi untuk menyiasati maraknya kader yang lebih
36
Dialektika, Formaci, Respondeo, Flamboyan dan masih banyak yang
aktif di kancah politik, baik politik lokal maupun Nasional masih sedikit
dan karir politiknya masih bisa dikatakan terbatas pada anggota DPR dan
DPD (Modul LK1 HMI Komfisip, 15). Dengan kata lain, kader HMI
Cabang Ciputat belum ada yang menjadi orang nomor satu di negeri ini.
praktek politik.
B. Tujuan HMI
HMI tentunya memiliki tujuan. Sebagaimana yang tertera dalam Bab III
37
Pencipta, Pengabdi yang Bernafaskan Islam dan Bertanggung Jawab atas
prinsip perkembangan.
dan pembaharuan.
38
b. Bersifat independen, terbuka, tidak isolatif, insani yang
Islam.
bangsa.
39
b. Ajaran Islam telah berhasil membentuk “unity personality”
Allah SWT.
40
f. Percaya pada diri sendiri dan sadar akan kedudukan sebagai
adalah training berjenjang yang diikuti oleh anggota, dan setiap jenjang
formal di HMI terdiri dari: latihan kader 1 (Basic Training), Latihan Kader
41
Training Informal. Training Informal adalah training yang dilakukan
supaya menjadi masyarakat plural dan menghargai perbedaan. Dan ide itu
13 Mei 2013).
42
Namun pada saat ini, gerakan intelektual itu sudah mulai
yang mendukung kepentingan umum. Sering kali, kader HMI turun jalan
dinilai tidak memihak terhadap rakyat kecil dan itu berdampak terhadap
ekonomi masyarakat.
massif. Terkadang tanpa ada instruksi dari PB HMI, para kader turun
43
yang dilakukan itu satu suara dan tidak ada provokator ketika di
keluar atau kader HMI yang masuk ke dalam untuk melakukan audiensi.
44
BAB III
Dari hasil data yang diperoleh, Pengurus HMI Cabang Ciputat yang menjadi
dianggap sebagai ujung tombak atau tulang punggung sebuah organisasi. Tanpa
adanya rekrutmen calon kader, HMI Cabang Ciputat akan stagnan, sebagaimana
Rekrutmen itu sangat penting sekali, kalau didalam areal organisasi, khususnya
HMI.Itu jadi hal yang penting, bisa dikatakan ujung tombak berjalannya
organisasi itu.Karena tanpa rekrutmen, organisasi itu takkan berjalan, takkan
punya generasi. Dan organisasi itu pasti stagnan” (Wawancara dengan Ahmad
Fanani Rosyidi di Ciputat, pada 13 Mei 2013).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Mufti Azmi Miladi:
“Iya, rekrutmen organisasi itu pasti sangat penting, karena rekrutmen merupakan
tulang punggung organisasi itu sendiri dan dengan rekrutmen organisasi itu tetap
eksis, salah satunya dengan cara melakukan rekrutmen” (Wawancara dengan
Mufti Azmi Miladi di Ciputat, pada 11 Mei 2013).
organisasi, karena tanpa rekrutmen, segala aktifitas dalam organisasi akan lumpuh
total, proses perkaderan terkendala, dan lambat laun muncul kesenjangan dalam
Selain itu, rekrutmen dilakukan untuk mencari calon kader HMI yang
berpotensi. Dengan adanya rekrutmen ini, HMI mencari calon kader HMI yang
pengkaderan berjalan. Yang tadinya hanya anggota biasa, lalu menjadi kader
45
yang potensial. Kemudian kader-kader diharapkan mampu menjalankan nilai-nilai
yang sudah digariskan oleh HMI, sebagaimana dikatakan oleh Ramfalak Siregar :
Kalau berbicara penting atau tidak dek, dalam konteks HMI jelas rekrutmen itu
sangatlah penting, karena dengan rekrutmen kita bisa menjaring calon kader yang
berpotensi, calon-calon kader itu nantinya kita didik dengan nilai-nilai ke-HMI-
an, karena yang akan melanjutkan tonggak kepengurusan di HMI ini mereka
yang punya potensi (Wawancara dengan Ramfalak Siregar di Ciputat, pada
24 April 2013).
Pernyataan tersebut senada dengan yang dikatakan oleh Imay Dwi Cahya :
Otomatis penting mas, karena rekrutmen ini merupakan salah satu wadah
pencarian anggota yang memiliki potensi yang lumayan bagus. Dengan adanya
rekrutmen, kita bisa melihat calon anggota yang berpotensi, karena calon angota
itulah yang akan melanjutkan kepengurusan atau regenerasi di HMI
(Wawancara dengan Imay Dwi Cahya di Ciputat, pada 29 April 2013).
Kalau menurut saya penting, kalau tak ada rekrutmen HMI itu akan pupus. Selain
itu, ya rekrutmen itu sebagai wadah untuk menjaring calon anggota yang
berpotensi, Karena mareka itu yang akan melanjutkan kepengurusan di HMI,
istilahnya sebagai regenerasi gitu. Kalau Pak Abudin Nata sering menyarankan
pada saya untuk merekrut orang yang punya potensi (Wawancara dengan
Sasongko Kunto di Ciputat, pada 25 April 2013).
untuk menjaring calon kader yang potensial, sehingga dengan terjaringnya kader
berjalan sesuai dengan AD/ART HMI. Dalam organisasi HMI, tidak selamanya
46
organisasi HMI akan terus konsisten dengan adanya regenerasi dalam
kepengurusan.
Rekrutmen itu sangat penting lah, ya saya bilang tadi, untuk regenerasi.Kalaupun
misalnya tak ada rekrutmen ya sudah putus mata rantai organisasi ini. Kalau tak
ada rekrutmen ya gak bisa melakukan kaderisasi, artinya itu-itu sajalah tak bisa
dikembangkan dan dipoles (Wawancara dengan Lutfi Adam di Ciputat, pada 25
April 2013).
Penting banget, artinya tidak ada rekrutmen tidak adanya generasi. Kalau tak ada
generasi, maka organisasi HMI akan stagnan dan punah, jadi rekrutmen itu sangat
penting. Pada dasarnya rekrumen itu mengajak apa yang kita ketahui dan kita
ajarkan (Wawancara dengan Jumaidi ahmad di Pamulang, pada 23 Mei 2013).
penunjang proses regenerasi, dan tentunya mata rantai kepengurusan akan stagnan
atau tidak akan berjalan sampai sekarang (Wawancara dengan Moh. Abduh di
regenerasi atau kaderisasi. Tanpa adanya regenerasi tersebut, cita-cita mulia HMI
47
akan musnah, karena antara kualiatas dan kuantitas kader sama-sama dibutuhkan
Rekrutmen Anggota HMI Cabang Ciputat itu sangat penting. Karena, pertama,
untuk transformasi dan generasi, supaya generasi-generasi muda terus tumbuh
dan generasi HMI itu tidak mati. Kalau tidak ada rekrutmen, kemungkinan besar
HMI itu sama nasibnya dengan ICMI. Kalau tidak melakukan rekrutmen, ia akan
mati suri. Lihat aja komisariat-komisariat yang tidak melakukan rekrutmen pasti
punah.Yang kedua, bagian dari sistem perkaderan. Dalam perkaderan di LK itu,
dilatih bagaimana kita berbicara di depan, menjadi panitia, dilatih menjadi MOT.
Intinya dilatih menjadi pemimpin. Jadi, setiap organisasi manapun, khususnya
HMI harus punya sistem rekrutmen untuk terus mentransformasikan nilai-nilai
organisasi itu sendiri (Wawancara dengan Badridduja di Ciputat, pada 29 April
2013).
terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah SWT”. Maka kader
HMI melakukan rekrutmen anggota pada orang yang memiliki tujuan yang sama
dengan HMI.
adanya rekrutmen itu sendiri, organisasi akan bertahan lama. Organisasi HMI
48
dilahirkan untuk masa depan bangsa. oleh karena itu, HMI memiliki pedoman
Huzaimi:
Sangat penting, karena untuk menjalankan roda organisasi. Kalau tak ada
rekrutmen maka organisasi ini gak hidup. Lalu siapa yang akan menggantikan
estafet kepengurusan di HMI, kalau Cuma itu-itu saja, organisasi akan mandek.
HMI mampu bertahan sampai sekarang, iya karena melakukan rekrutmen dan
punya pedoman perkaderan (Wawancara dengan Muhammad Huzaimi di
Ciputat, pada 29 April 2013).
Menurut Ramfalak Siregar, HMI berdiri pada tahun 1947, dan sampai hari ini
sudah berumur lebih dari setengah abad. Bertahannya organisasi HMI sampai
rekrutmen yang baik, kaderisasi yang baik, dan training yang efektif (Wawancara
Dari hasil data yang diperoleh dalam penelitian ini, secara umum strategi
49
rekrutmen secara massif sesuai dengan kultur komisariat masing-masing
Di sini dapat dijelaskan bahwa kalau dilihat dari dimensi rekrutmen dan
penyampaian informasi dari aspek mikro struktur, gerakan dan partisipan yang
potensial bisa terjadi kontak di dalam kehidupan sosial. Hal ini terbagi dua
kategori: private dan public. Sedangkan jika dilihat dari aspek penyampaian
informasi, terbagi dua: face to face dan media sebagai perantara (David A. Snow,
1. Face to Face:
Bertatap muka secara langsung atau bertemunya dua pihak yang saling memberi
pengaruh agar salah satu pihak dapat terpengaruh. Cara ini terbagi dua: private
Strategi yang dilakukan oleh pengurus HMI Cabang Ciputat adalah mengandalkan
hubungan pertemanan dan kekerabatan. Dalam hal ini, kader HMI Cabang Ciputat
Peneliti menemukan cara rekrutmen yang dilakukan HMI Cabang Ciputat melalui:
a. Pertemanan
50
masing ketika berada di kampus atau di luar kampus. Ketika satu sama lain
kader.
Kalau berbicara strategi mungkin hampir sama ya dengan komisariat lain yang
ada di Ciputat, karena kita memang lebih mendekatkan pada hubungan emosional
atau pertemanan. Dan kalau kita kenal kan mudah mengajak mereka, tentunya
dengan memberikan gambaran bahwa dalam HMI kita diajarkan berbagai hal
(wawancara dengan Lutfi Adam di Ciputat, pada 25 April 2013).
pertemanan dianggap paling efektif, efisien dan maksimal. Organisasi mana pun,
demikian pula HMI, yang melakukan rekrutmen dengan cara pertemanan akan
bertahan lebih lama. Calon anggota saat aktif di organisasi HMI akan lebih
bertahan lama, karena adanya ikatan emosional yang telah dibangun (Wawancara
ibu dan saudaranya adalah anggota sebuah organisasi. Jadi, calon anggota
51
Sebagaimana yang dikatakan oleh Mufti Azmi Miladi :
Saya masuk HMI awalnya bukan karena tau HMI itu organisasi perkaderan, tapi
saya masuk HMI karena memang keluarga saya itu HMI semua, baik orang
kedua orang tua dan saudara-saudaraku, jadi ketika ada perekrutan di kampus,
saya langsung siap bergabung dengan HMI, karena ingin mengikuti jejak orang
tua saya (Wawancara dengan Mufti Azmi Miladi di Ciputat, pada 11 Mei 2013).
strategi untuk merekrut kader, karena ada hubungan yang telah dibangun
SMA atau pesantren, sehingga mudah untuk melobi mahasiswa baru yang
Kalau dari latar belakang SMA, MAN dan pesantren iya ada, kayak dari
Pesantren Gontor atau pesantren lainnya, setiap ada adik-adik mahasiswa baru
yang dari sana, kita ajak masuk HMI, karena kita kan sudah kenal terlebih
dahulu, dan kita akrab dan mudah untuk mengajaknya (Wawancara dengan
Lailatul Badriyah di Ciputat, pada 6 Mei 2013).
d. Jaringan Primordial
52
Hubungan satu daerah menjadi strategi HMI maupun organisasi lain untuk
merekrut calon kader. Strategi ini dianggap mudah oleh perekrut untuk
melakukan rekrutmen kader, karena selain punya tradisi atau kultur yang
sama, terkadang perekrut juga tinggal dalam satu kontrakan dengan calon
kader. Misalnya, dari daerah Jawa, Banten, Sulawesi, Madura dan daerah-
Ada lagi hubungan satu daerah, sehingga sangat mudah untuk melakukan
rekrutmen, karena dari satu daerah kita kan enjoy untuk mengajaknya masuk
HMI, seperti kalau disini ada mahasiswa dari daerah Banten, Indramayu, Madura
dan daerah lainnya (Wawancara dengan Bahrur Rosi di Ciputat, pada 8 Mei
2013).
Cara merekrut mereka, apabila suatu argumentasi tidak masuk, maka kita lihat
backround mereka, dari konsulat mana dia atau dari daerah mana dia, dari Medan
ke’, dari Makassar atau dari Jawa. seuaikan dengan backround atau keinginan dia
(Wawancara dengan Rangga Tsabit Iman di Ciputat, pada 29 April 2013).
Jadi, merekrut calon kader yang satu daerah itu lebih mudah, karena
mempunyai tradisi atau kultur yang sama dan bahasa yang sama. Dengan
dari satu daerah, sudah dipastikan bahwa calon kader mau bergabung
e. Pacaran
mengajak pacarnya untuk masuk pada organisasi yang telah ia ikuti. lalu
53
perempuan tersebut mau bergabung atau direkrut dalam organisasi yang diikuti
oleh pacarnya.
Salah satu metode untuk merekrut adalah memacari mahasiswi dulu, lalu
diajak mengikuti LK. Atau kita tawari begini, “ Mau cari cewek gak?. di LK
banyak cewekloh !. Bahkan ada mahasiswa atau mahasiswi yang pindah
organisasi dari PMII ke HMI karena pacarnya (Wawancara dengan Ahmad
Fanani Rasyidi di Ciputat, pada 13 Mei 2013).
Meskipun pacaran itu adalah masalah pribadi, tapi ketika mereka berbeda
organisasi, hal itu dapat menjadi persoalan, seperti kasus kader HMI yang
mempunyai pacar mahasiswi yang sudah menjadi anggota PMII. Setelah menjalin
hubungan pacaran, maka anggota PMII tersebut pindah pada organisasi HMI,
begitupun sebaliknya.
mahasiswi baru itu tidak masuk dalam strategi rekrutmen HMI Cabang Ciputat
secara formal, namun terkadang ada kader HMI Cabang Ciputat yang berpacaran
dengan mahasiswi baru. Padahal, hal itu dilakukan dalam rangka supaya pacarnya
itu masuk ke organisasi HMI. Selain itu, ada juga yang pacaran ketika mahasiswa
54
b. Public Face to Face
Di sisi yang lain, HMI Cabang Ciputat melakukan strategi rekrutmen dengan
pendekatan public face to face. Public face to face dapat dicontohkan dengan
adanya forum atau seminar tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh seseorang atau
dengan organisasi HMI, misalkan seminar, pengajian, ceramah atau dakwah. Lalu
ada panitia yang tentunya kader HMI melakukan promosi untuk bergabung dalam
masing, seperti yang dilakukan oleh Moh. Abduh, strategi rekrutmen menjadi
pos terpenting guna menjaring mahasiswa baru, dengan membikin acara seminar
mahasiswa baru.
55
Gambar III.1. kegiatan yang dilaksanakan oleh pengurus HMI Cabang Ciputat
yang berkualitas ditempatkan pada pos-pos atau wilayah terpenting yang sangat
menguntungkan pada proses rekrutmen itu sendiri, dengan harapan akan timbul
rasa penasaran dari mahasiswa baru ketika berinteraksi dengan kader-kader HMI,
harus menonjolkan hal-hal positif, baik itu di ruang public maupun di ruang
jiwa kritis, berwawasan luas, vocal dalam berbicara, baik di dalam kelas maupun
di luar kelas (Wawancara dengan Abdur Roziqin di Ciputat, pada 8 Mei 2013).
BIMTES (Bimbingan Tes) pada awal ajaran baru. Bimtes tersebut dimaksudkan
56
membantu calon mahasiswa agar diterima di Kampus UIN Syahid. Dalam
bimbingan itu.
Strategi yang lain, kita ngadain bimtes. Nah, ini kan mempermudah
memperkenalkan HMI pada mahasiswa baru. Dan setelah lulus tes, kita mudah
untuk mengajak masuk HMI dan tanpa panjang lebar mereka mau bergabung.
Karena dalam ingatan mereka waktu mau masuk UIN pernah ikut bimtes di HMI.
Kita ngadain bimtes itu kan visinya merekrut mereka. Jadi doktrin secara
simbolis itu berpengaruh besar (Wawancara dengan Rangga Tsabit Iman di
Ciputat, pada 29 April 2013).
Gambar III. 2. Peserta Bimtes sedang foto bersama pengurus HMI KOMFISIP
57
Adapun kegiatan rutin yang ada di HMI Cabang Ciputat itu menekankan
pada kajian dan diskusi pada kader-kadernya untuk menopang daya kritis dan
Pelaksanaan diskusi itu ada yang di sekretariatnya masing-masing, dan ada pula
mahasiswa baru sudah memasuki lingkaran HMI dan mau tidak mau berinteraksi
langsung dengan kader-kader HMI. Dari situlah bisa diperkenalkan tentang HMI.
diskusi atau acara yang melibatkan mahasiswa baru, supaya mahasiswa baru
mengetahui nilai-nilai yang dibawa HMI. Jika mahasiswa baru tersebut tertarik
masuk HMI karena sudah mengetahui nilai-nilai HMI lewat diskusi. Calon-calon
58
Gambar III. 3. Kader HMI sedang melaksanakan diskusi bersama Mahasiswa Baru
HMI. Di stand pendataran itu pula pengurus yang berada di bagian rekrutmen
2. Mediated
59
a. Private Mediated:
menginformasikan rekrutmen kader melalui SMS & BBM, karena media tersebut
mudah untuk mempromosikan dan lebih privasi. Sehingga orang lain tidak akan
Kalau kita pakai media SMS dan BBM, karena itu personal. Jadi kita rileks dalam
menyampaikan informasi, tanpa adanya pressing dari organ mana pun
(Wawancara dengan Arum Samudra di Ciputat, pada 3 Mei 2013).
Menyampaikan informasi kepada calon anggota lewat SMS dan BBM (telepon)
menjadi sebuah keharusan. Adapun redaksi bahasa yang digunakan oleh pengurus
dalam mengirim SMS dan BBM menggunakan bahasa yang sederhana dan tidak
baku, supaya mudah dipahami oleh calon angota. Sehingga suasana keakraban
2013).
jarang, karena email itu sudah dianggap ketinggalan jaman dan calon kader sulit
Kalau email tidak, karena lambat dan sudah ketinggalan jaman, jadi kurang
maksimal dalam menyampaikan informasi (Wawancara dengan Badridduja di
Ciputat, pada 29 April 2013).
60
Pernyataan tersebut dipertegas oleh Bahrur Rosi:
Kalau email jarang, sama sekali tidak memakai email, karena email ini sangat ribet,
dan mahasiswa jarang buka email, paling ketika mahasiswa ada tugas dari dosen,
itu pun kalau mahasiswa mau ngirim tugas pada dosen tersebut. Kebanyakan
mahasiswa bikin email hanya kepentingan facebook dan twitter (Wawancara
dengan Bahrur Rosi di Ciputat, pada 8 Mei 2013).
banyak menggunakan private mediated (SMS dan BBM), karena dinilai sangat
baru. Sehingga calon anggota baru tersebut mudah terekrut dan masuk HMI
Cabang Ciputat.
b. Public Mediated
menggunakan media publik. Adapun media publik yang sering dilakukan antara
Bulletin, pamflet dan selebaran yang dibuat oleh pengurus disebarkan pada
khalayak di pintu masuk kampus dan di dalam kampus, dan ada yang di tempel di
61
baru untuk masuk HMI. Begitupula banner dan simbol-simbol HMI di stand
(wawancara dengan Lailatul Badriyah di Ciputat, pada 6 Mei 2013).
Kita tidak bikin stand, namun nyebarin pamflet dikampus, tentunya di titik-titik
tertentu karena publikasi kita dicekal oleh anak KM, dan di pamflet-pamflet itu
dikasih nomor telpon. Bagi mereka yang tertarik silahkan hubungi nomor kita
yang tertera di pamflet itu (Wawancara dengan Jumaidi Ahmad di Pamulang,
pada 3 Mei 2013).
62
Penyampaian informasi rekrutmen di media cetak koran tidak dilakukan
oleh pengurus HMI Cabang Ciputat, karena membutuhkan biaya yang sangat
untuk menulis opini untuk dikirim ke media cetak. Dengan menulis di media, kita
bisa menampilkan profil mereka sebagai kader HMI Cabang Ciputat (Wawancara
sosial, seperti facebook dan twitter. Dalam dunia maya tersebut, orang-orang
menggunakan kata-kata dan gambar untuk saling bersenda gurau dan berdebat,
1995: 19).
menyampaikan informasi lewat media sosial, baik itu facebook maupun twitter.
Kita memakai media social kayak facebook dan twitter untuk menyampaikan
informasi perekrutan. Karena sekarang sudah serba modern, dan khususnya
mahasiswa sudah banyak bergelut dengan facebook dan twitter, mungkin
karena zamannya, ya mau tidak mau kita harus memakai media itu untuk
menyampaikan informasi rekrutmen (Wawancara dengan Badridduja di
Ciputat, pada 29 April 2013).
sudah menyukai dunia maya, seperti facebook dan twitter. Pernyataan tersebut
63
Media sosial seperti facebook dan twitter itu sangat digemari oleh mahasiswa,
sehingga penyebaran informasi lewat facebook dan twitter juga saya lakukan.
Saya kurang paham pada mahasiswa sekarang, mereka bukan baca buku dan
memperdebatkan tentang materi kuliah, tapi mereka banyak yang curhat-curhat
gitu dan mayoritas punya facebook (Wawancara dengan Ahmad Huzaimi di
Ciputat, pada 29 April 2013).
tidak digunakan oleh pengurus HMI Cabang Ciputat. Karena hal itu sangat
Dwicahya:
Untuk radio dan TV kita gak pernah. Karena, selain tidak punya alatnya, kita ini
masih tingkatan komisariat. Jadi, kita gunakan media yang simple saja dech
(Wawancara dengan Imay Dwicahya di Ciputat, pada 29 April 2013).
informasi itu hanya berada di sekitar Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
calon anggota mulai dari proses MAPERCA (Masa Perkenalan Calon Anggota)
64
pemateri (Trainer), MOT (Master of Training) dan para mentor yang
pandang HMI.
Didalam training / LK-1 HMI ada beberapa materi wajib yang harus
disampaikan dalam training itu, yaitu dianataranya sejarah HMI, Konstitusi HMI,
namun terkadang ada materi tambahan sesuai dengan kultur komisariat masing-
masing. Seperti materi ke-Fisip-an dan ke-Ushuluddin-an dan begitu juga dengan
komisariat yang lainnya. Sehingga calon anggota yang mengikuti training tersebut
harapan nilai-nilai tersebut terus melekat dan terbawa dalam kehidupan sehari-
hari, bahkan ketika para kader sudah habis masa keanggotaannya di HMI.
dan keindonesiaan. Islam adalah ajaran universal yang menuntun manusia agar
proyek hidup bersama menuju kemerdekaan dan kesejahteraan. Maka bagi HMI,
Islam adalah ruh, indonesia adalah tubuh. Tak ada pertentangan diantara
keduanya. Semua itu terangkum dalam nilai-nilai dasar (NDP) yang digagas oleh
Cak Nur.
65
HMI sebagai organisasi kader sudah selayaknya menjadikan nilai-nilai
keislaman dan keindonesiaan yang termuat dalam NDP untuk dijadikan pedoman
sudah selayaknya menjadi identitas bagi setiap kader HMI untuk mengidentifikasi
bangsa.
membangun negara yang adil dan makmur tentu dimulai sejak berdirinya sampai
sekarang. Pada Orde Lama HMI ikut serta dalam perjuangan fisik dalam melawan
Demikian pula, pada masa Orde Baru HMI juga ikut serta, bahkan menjadi
pelopor penggerak mahasiswa lainnya untuk ikut serta bergabung dalam Kesatuan
pemerintah, dalam artian HMI pada waktu itu bersama para elit pemerintah untuk
66
melakukan perubahan. Saya pikir, andaikan HMI tidak bergandeng tangan dengan
pemerintah untuk melakukan perubahan, maka nasibnya akan sama seperti ICMI
anggota baru tersebut benar-benar paham tentang nilai-nilai ke-HMI-an yang telah
materi wajib tersebut. Dan ini biasanya dilaksanakan di sekretariat HMI Cabang
memiliki jiwa militansi yang tinggi terhadap HMI. Setiap selesai LK 1 pasti
Adapun cara pengayoman yang dilakukan oleh pengurus HMI supaya anggota
yang diadakan oleh HMI. Yang jelas, organisasi HMI menyediakan wadah bagi
para anggotanya yang ingin mengembangkan bakat dan hobi mereka, misalnya
Materi yang didiskusikan adalah tentang NDP yang diikuti oleh banyak
kader. Dan group diskusi ini bernama NDP LECTURE, Diskusi ini dilaksanakan
67
setiap minggu sekali, tepatnya pada hari selasa. Pada awalnya diskusi ini hanya di
ideologi HMI mengacu pada NDP seharusnya bisa menjadi guiding principle,
memahami NDP dan juga memahami Islam secara komprehensif, maka mereka
akan punya sikap tauhid yang khas ala HMI, dalam artian pola pikir atau cara
pandang anggota tersebut memakai cara pandang HMI dan itu memang sudah
Materi yang didiskusikan oleh para kader tidak hanya NDP, mereka
tidak semua kader yang suka berdiskusi. Makanya pengurus menyediakan wadah
bagi kader yang punya bakat dibidang musik dan olahraga supaya keinginan
68
Disisi yang lain, anggota tersebut dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan di
menyatu dan rasa kekeluargaan tertanam dalam diri mereka. Dengan menjadi
Kalau selama saya menjabat, bagaimana kita mengenali kebutuhan mahasiswa itu
sendiri, pastinya ada kawan mahasiswa yang butuh untuk mengaktualisasikan
diri, makanya kita bikin kelompok-kelompok study maupun kelompok-kelompok
hoby ataupun penyalur-penyalur yang bisa mereka mengaktualisasikan diri,
kemudian mereka butuhnya apa, misalkan mereka butuh a, b dan c. kita coba
mewadahi. Walaupun bentuk formatnya bukan dari HMI sendiri, namun teman-
teman konsen untuk membuka kran-kran itu, dengan sendirinya teman-teman
akan mengerti, ohh,, yang ngadain itu adalah teman-teman HMI (Wawancara
dengan Moh. Tohir di Ciputat, pada 28 April 2013)
saya ingin merubah paradigma berpikir mereka, bahwa sebenarnya mahasiswa itu
harus berkreatifitas dan berkarya. Yang saya lihat kebanyakan mereka bersifat
residu, ya itu-itu saja pemikirannya. Makanya, saya merekrut sebanyak-
banyaknya, karena mereka itu berkualitas, namun gak ada yang mewadahi.
Makanya saya merekrut mereka agar mempunyai wadah dan mereka mampu
berkreatifitas di HMI (Wawancara dengan Rangga Tsabit Iman di Ciputat, pada
29 April 2013).
kader-kader itu dirawat agar menjadi kader berkualitas dan ikut merasa memiliki
terhadap HMI. Tentunya kami sebagai pengurus menekankan pada diskusi
kelompok. HMI ini menyediakan berbagai wadah atas potensi yang dimiliki oleh
kadernya, seperti teman-teman yang suka futsal, kami fasilitasi. Klo hobi diskusi
memang di HMI tempatnya. Selain itu, untuk mempererat tali silaturrahmi kami
membuat rujak party di basecamp agar rasa kekeluargaan kita tetap terjaga
(Wawancara dengan Abdur Roziqin di Ciputat, pada 8 Mei 2013).
mereka bisa mengembangkan skill atau bakat yang dimilikinya dan berjuang
69
bersama kawan-kawannya untuk melakukan perubahan, baik itu perubahan dalam
Perlu diketahui, bahwa komitmen dalam organisasi itu menjadi syarat bagi
lahirnya loyalitas dan dedikasi kader terhadap HMI, dengan komitmen seorang
Ketika para kader atau pengurus tidak punya komitmen untuk mengayomi para
organisasi HMI, hal itu disebabkan oleh tidak terakomodirnya anggota dalam
organisasi, sehingga mereka infill atau kecewa karena keinginan mereka tidak
sesuai dengan idenya untuk mereka jalani. Disisi yang lain, ketidak aktifan
mereka di HMI karena imbas dari RAK (Rapat Anggota Komisariat) karena
dukungan mereka kalah dalam pencalonan ketua komisariat, ini bisa dikatakan
barisan sakit hati. Namun, hal ini bisa diatasi dengan cara merangkul mereka
komisariat HMI yang ada di Ciputat khususnya di lingkungan UIN Jakarta itu
kerja keras kader dalam merekrut anggota baru baik itu melalui ikatan personal
atau melalui BEM (Badan eksekutif mahasiswa). Terlibatnya anggota HMI dalam
70
struktur kepengurusan BEM itu cukup mempengaruhi terhadap rekrutmen anggota
baru disetiap fakultas masing-masing. Sehingga, anggota HMI yang terlibat aktif
HMI dimulai sejak itu. Seperti di Tarbiyah, Dakwah, Adab dan Syari’ah dan
Ushuluddin, sehingga jumlah orang yang terekrut cukup banyak, walaupun pada
Pada dasarnya melalui OPAK, kita mulai mendekatkan diri pada mahasiswa baru,
kita layani mereka. Ini kesempatan untuk merekrut. Selain itu, melalui BEM
(Wawancara dengan Muhammad Huzaimi di Ciputat, pada 29 April 2013).
efektif selain pendekatan personal adalah strategi public face to face yang dalam
71
hal ini terlibatnya anggota HMI dalam organisasi intra kampus seperti BEM,
dengan HMI, karena anggota BEM-nya adalah orang-orang yang notabene dari
HMI. Strategi ini terbukti di komisariat yang ada di Ciputat seperti Tarbiyah,
mudah dilakukan pada mahasiswa baru, yang jelas mahasiswa baru tersebut
seniornya yang terlebih dahulu masuk di dunia kampus, khususnya mereka yang
aktif di BEM. Dengan status sebagai pengurus BEM tersebut, mereka mudah
melakukan sosialisasi mengenai HMI, dan mahasiswa baru mudah mengikuti apa
kata kakak angkatan yang ada di BEM tersebut, karena pada dasarnya mahasiswa
baru masih labil karena disebabkan oleh peralihan dari SMA ke Perguruan Tinggi.
sosialisasinya bisa dilakukan oleh pemateri OPAK yang berasal dari HMI,
hal itu bisa mempengaruhi mahasiswa baru lewat pemateri-pemateri tersebut dan
72
dari anggota HMI, sehingga bisa menambah keyakinan bagi mahasiswa baru dan
mereka ingin masuk HMI, karena orang-orang HMI banyak yang aktif di BEM.
Disisi yang lain, terlibatnya anggota HMI dalam organisasi intra kampus,
membantu komisariat, baik itu dalam program perekrutan maupun lainnya. Dalam
hal perekrutan, mereka tinggal mengajak adik-adik mahasiswa baru, karena sudah
kenal terlebih dahulu lewat BEM sehingga hasil rekrutmennya begitu efektif.
73
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
HMI Cabang Ciputat yang serupa dengan persepsi para tokoh mengenai
dua strategi perekrutan yaitu face to face dan mediated. Dalam hal ini
74
terdiri dari Private face to face, perekrutannya melalui jaringan
pesantren, dan jaringan primordial (satu daerah). Dan yang terakhir adalah
dilakukan oleh HMI Cabang Ciputat, karena cara ini merupakan trik kader
sendiri. Dalam hal Public face to face melalui seminar-seminar, kajian dan
adalah strategi Public face to face yang dalam hal ini terlibatnya anggota
HMI dalam organisasi intra kampus seperti BEM. dengan dikuasainya BEM
yang diteliti oleh Samsul Rijal. Namun, strategi yang dilakukan oleh
75
organisasi HTI itu hanya sebatas pada pendekatan kultural. Sedangkan
B. Rekomendasi
dibutuhkan.
hendaknya memakai media cetak koran, baik itu koran kampus maupun
koran nasional, dan media elektronik seperti radio dan televisi, supaya
Cabang Ciputat.
76
DAFTAR PUSTAKA
Freeman, Jo & Johnson, Victoria (ed). Wave Of Protes : Social Movements Since
Gaus AF, Ahmad. Api Islam Nucholish Madjid; Jalan Hidup Seorang Visioner.
Horton, Paul B. & Hunt, Chester L. Sosiology, Sixth Edition. Jakarta: Penerbit
Erlangga. 1999.
Hasil-Hasil Kongres HMI XXVII di Depok 05-10 November 2010. Sinergi Hmi
Hakim, Masykur. Pergolakan Refornasi dan Strategi HMI. Jakarta : Penerbit Al-
ghazaly, 2001.
Muhtadi, Burhanuddin. Dilema PKS; Suara dan Syariah. Jakarta: PT. Gramedia,
2012.
1997.
Rosdakarya, 2009.
77
Modul LK 1 (Basic Training) HMI Cabang Ciputat Periode 2011-2012
Rahayu, Iin Tri & Tristiadi Ardi Ardani. Obsevasi & Wawancara, Malang:
Platinum, 2013.
Salim, Peter & Yenni Salim. Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer.
Salam, Syamsir & Jaenal Arifin.. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : UIN
78
Slouka, Mark. (Terj: ZulfahmiAndri). Ruang Yang Hilang: Pandangan Humanis
koreksi untuk kebangkitan kembali HMI (50 tahun pertama HMI 1947-
---------HMI Mengayuh diantara Cita dan Kritik. Jakarta: Penerbit Misaka Galiza,
2008.
Wiktorowicz, Quintan (ed). Gerakan Sosial Islam; Teori, Pendekatan dan Studi
Yin, Robert K. Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004.
Press, 2012.
WAWANCARA
79
Wawancara dengan Lutfi Adam, pada tanggal 25 April 2013.
INTERNET
Ausop, Asep Zaenal. 2009. Gerakan NII Kartosoewirjo (KW IX). Diunduh 31
this page).
80
(HMI) Kabupaten Pacitan. Diunduh 19 November 2012
(http://ejournal.unsa.ac.id/index.php/speed/article/view/735).
Rijal, Syamsul. 2010. Menarik Anak Muda Muslim: Studi Terhadap Sistem
(www.dualmode.kemenag.go.id/acis11/file/dokumen/d9.SamsulRizal.pdf -
Cached)
81
LEMBAR KG}ISUITAS] BIMBINGAN SKRIPSI
NIM : 10803?20S*17
Fak/ft"odi : FlSlPlSosiologi
Judul Skripsi : Strategi Rekrutmen Di Organisasi Kemahasiswaan {Studi Kasus Rekrutmen
Kader HMI Cabang Ciputat)
M{^^"bcJ^/ 9 fu6!.o I, -S
, 0 +-)
/-, /.
T//', :
(Ao11 ) rS f-u+inru', \\^e\ Ieu,rrra.r,r
r
l,-
(coru*n \su-qL"rol*n-,, r-'' h
O A0
BidangAkademik
JJ
2
I
,L
199003 100r
PERSETUruAN PE.IV{BIMBING SKRIPSI
NIM : 108032200017
Mengetahui Iv{enyetujui,
Dr. Zulkifly.It4A
Kepada Yth.
di
Jakarta
Dekan
:D.
Tembusan:
Dekan FISIP
PENGURUS
HIMPUITAN DIAIIASTSWA ISLAM
(The Association Of Is1amic Uniwersity Students)
CASA1TG CIPUTAT
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridho Allah SWT, yang bertanda tangan di bawah ini,
Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat menerangkan bahwa:
Adalah Anggota Biasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat yang telah melaKanakan
wa$rancan dengan Ketua Umum HMI Cabang Ciputat, Ketua Bidang Pemberdayaan Anggota (PA)
beserta Kabid PPPA HMI Komisariat Se-Gbang Ciputat, dari bulan April-Mei 2013.
PENGURUS
;Hff4PUNAN MAHASISWA ISLAM
r"
I ."GABANG CIPUTAT
20L2-20L3
STRATEGI REKRUTMEN DI ORGANISASI KEMAHASISWAAN
(STUDI KASUS REKRUTMEN KADER HMI CABANG CIPUTAT)
Usia : 25
Jam : 20.00-20.45
Nama : Badridduja
Usia : 25
Jam : 16.00-16.40
Usia :24
Jam : 19.30-20.30
Usia : 22
Jeniskelamin : Laki-laki
Jam : 20.00-20.30
HMI sebagaiGerakanSosial
1. Perubahan social apa yang sedang diperjuangkan oleh HMI saat ini ?
Kalau dari fakultas saya cuma membuat LPTQMI itu, lembaga tahfid
qur’an dan dakwahnya kayak LDMI.
2. Bagaimana bentuk resource mobilization HMI Cabang Ciputat ?
Kalau kayak dakwah itu, anak-anak cepat respon. Tinggal di sms saja
mereka pada mau. Intinya ditekanin pada keagamaannya, soalnya kita
mengikuti kultur yang ada di Dirosat.
3. Bagaimana bentuk framing HMI Cabang Ciputat ?.
Kita diskusi saja, kalau ini demi kebaikan ayo kita bergabung bersama.
4. Bagaimana proses political opportunity HMI Cabang Ciputat ?
Kalau di Dirosat gak terlalu dibomingin mengenai politik, karena
anak-anak banyak yang menghafal al-qur’an dan belajar. Jadi, gak
terlalu memikirkan politik.
STRATEGI REKRUTMEN DI ORGANISASI KEMAHASISWAAN
Usia :24
Jam : 22.00-22.45
Usia : 24
Jam : 22.00-20.35
Usia : 23
Jam : 20.00-20.45
Usia : 23
Jam : 10.00-10.45
Usia : 23
Jam : 10.00-10.45
Usia : 21
Jeniskelamin : Laki-laki
Jam : 17.15-17.50
Usia : 22
Jeniskelamin : Laki-laki
Jam : 19.00-19.30
Usia : 24
Jam : 22.00-20.45
Usia : 21
Jam : 14.30-15.00
Usia : 22
Jam : 20.00-20.45
Usia : 23
Jam : 21.00-21.30
Usia : 21
Jam : 19-30-20.30