Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
ANDRE ALBAR MUHARROM
1112112000053
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
ANDRE ALBAR MUHARROM
1112112000053
Pembimbing
i
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya kemudian
Hidayatullah Jakarta.
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
NIM : 1112112000053
Aksi Kamisan dalam Menuntut Penyelesaian Kasus HAM pada Masa Orde
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Pembimbing
iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
SKRIPSI
Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 04 Juli 2019.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Sosial (S.Sos) pada Program Studi Ilmu Politik.
Ketua, Sekretaris,
Penguji I Penguji II
iv
ABSTRAK
Skripsi ini menganalisa peran Komisi untuk Orang Hilang dan Korban
Tindak Kekerasan (KontraS) terhadap Aksi Kamisan dalam menuntut
penyelesaian kasus Hak Asasi Manusia (HAM) berat di masa orde baru.
Konsistensi pelakasanaan Aksi Kamisan menjadi menarik untuk diteliti dengan
melihat peran civil society di dalamnya. Adapun tujuan penelitian ini adalah
mengetahui peran KontraS dalam Aksi Kamisan dalam rangka penuntutan
pelanggaran HAM di masa lalu.
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
Shalawat serta salam dicurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, Rasul
yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju ke zaman yang
Skripsi yang berjudul “Civil Society dan Partisipasi Politik (Studi Kasus
Peran KontraS terhadap Penuntutan Penyelesaian Kasus HAM di Masa Lalu oleh
gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
sempurna dan banyak kekurangan. Tanpa adanya bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak, peneliti tidak dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Untuk
1. Prof. Dr. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., selaku Rektor UIN
2. Ali Munhanif, M.A., Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta seluruh staf dan
jajarannya.
3. Dr. Iding Rosyidin, M.Si, selaku Kepala Program Studi Ilmu Politik FISIP
vi
penelitian ini. Terima kasih atas bimbingan, kritikan, dan dorongannya
4. Suryani, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Politik FISIP UIN
5. Dr. Agus Nugraha , M.A, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
6. Dr. Haniah Hanafie, M.Si dan Gefarina Djohan, MA selaku penguji skripsi
yang telah menyediakan waktu dan tenaga serta pikiran untuk memberi
berlangsungnya wawancara.
9. Orang tua tersayang, Mamih dan Babeh serta kakak tercinta Ria Bulandari
10. Sahabat penulis tercinta Ilmu Politik 2012, Renaldy Akbar, Miftahusurrur,
Annisa, dan lain-lain yang telah menemani penulis selama masa studi.
11. Masayu Fitria yang telah menjadi penyemangat dan teman untuk berbagi
keluh kesah.
vii
12. KNDG Famiglia, Fachriel Asyari, Diaz Panglima, Banda Syahmanara,
Ritchie Irwinsyah.
13. SREP ON, Rahmat hidayat, Jayadi, Alfrian, Rizki Rifansa, Cotsky, Abdul
Sekber Jeletreng.
14. SXO Tv, Takjemujemu, Blinddedog, Gnoberio, Tandu Arta, Zerris jhos,
15. Syahroni, Andris Sambung, Abrar, Cendy, Fahrul, Menos, Fabio, Pasto,
berada di Ciputat.
16. Reza Zamzami, Rahmat Fernandes, Arbian, Alfian Bajong, Rendy Kiwil,
Shidki Maulana, Andhika Yusmana, Robith Billah, Fitra Aditya, dan lain-
viii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah ..................................................................................... 1
B. Pertanyaan Penelitian ................................................................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 6
D. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 7
E. Metodologi Penelitian ................................................................................ 10
1. Jenis Penelitian .................................................................................... 10
2. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 10
3. Teknik Analisis Data ........................................................................... 11
F. Sistematika Penulisan ................................................................................ 13
ix
BAB III GAMBARAN UMUM KONTRAS DAN AKSI KAMISAN
A. Profil Kontras ............................................................................................. 31
1. Visi dan Misi KontraS ......................................................................... 38
2. Struktur Organisasi .............................................................................. 39
B. Sejarah Aksi Kamisan ................................................................................ 40
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 64
B. Saran .......................................................................................................... 65
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah
Sejak jatuhnya rezim Orde Baru pada Mei 1998, terjadi gelombang
oleh pemerintah. Sejak saat itu masyarakat mulai bebas untuk berserikat dan
pemerintah. Salah satunya adalah aksi protes yang menuntut penyelesaian kasus-
karena berlangsung setiap hari kamis di depan Istana Merdeka. Aksi tersebut
Munir. Setidaknya ada tiga keluarga korban pelanggaran HAM berat yang
menjadi pelaku Aksi Kamisan, mereka juga tergabung dalam presidium Jaringan
orang tua dari Bernardus Realino Norma Irawan, salah satu mahasiswa yang
tewas dalam Peristiwa Semanggi. Kedua, Suciwati Munir, istri pegiat HAM,
Munir Said Thalib. Ketiga, Bedjo Untung, perwakilan dari keluarga korban
1
pembunuhan, pembantaian dan pengurungan tanpa prosedur hukum terhadap
antar sesama korban dan keluarga korban pelanggaran HAM berat yang
Aksi Kamisan dengan bentuk aksi protes lainnya terletak pada intensitas aksi yang
tinggi, aktor yang sama dari waktu ke waktu, keteraturan waktu terkait
Januari 2007, oleh Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan (JSKK). Mereka
menuntut negara untuk bertanggung jawab atas kasus pelanggaran HAM. JSKK
keadilan dan melawan lupa. Sebuah kegiatan berupa “Aksi Diam” sekali dalam
1
Leonardo Julius Putra, “Aksi Kamisan: Sebuah Tinjauan Praktis dan Teoritis Atas
Transformasi Gerakan Simbolik”, Jurnal Polinter Prodi Ilmu Politik FISIP UTA’45 Jakarta, Vol.
2 No. 1, Maret-Agustus 2016, h. 13-14
2
Leonardo Julius Putra, Aksi Kamisan, h. 13.
2
seminggu menjadi pilihan bersama. Bahkan disepakati pula mengenai hari,
mencapai usia 12 tahun pada 2019. Aksi ini sudah dilakukan sebanyak 570 kali
dengan dua era pemerintahan yang berbeda, yakni pada kepemimpinan Susilo
Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo. Selain di Jakarta aksi ini mulai
Bali, dan kota-kota lainnya. Aksi ini didukung oleh banyak pihak, salah satunya
adalah anak muda yang ikut berpartisipasi dalam menyerukan Aksi Kamisan.
Banyak mahasiswa yang membuat penelitian, film, lagu, esai dan pameran foto
Pada awalnya Aksi Kamisan hanya untuk kepentingan orang tua korban
HAM masa lalu. Namun seiring berjalannya waktu dan semakin banyak harapan
dari keluarga korban pelanggaran HAM berat kepada negara yang tidak juga
menemui titik terang, menjadikan Aksi Kamisan tidak lagi diidentikan dengan
tentang HAM dan UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM. Setelah
3
Riki Noviana, “Peringatan 20 Tahun Reformasi: Aksi Kamisan” diakses dari
https://www.era.id/read/gpU80l-peringatan-20-tahun-reformasi-aksi-kamisan pada 18 November
2018
4
Christoforus Ristianto, “8 Fakta Tentang 12 Tahun Aksi Kamisan, Hanya Sekali Diajak
Masuk ke Istana”, diakses dari https://nasional.kompas.com/read/2019/01/17/12072721/8-fakta-
tentang-12-tahun-aksi-kamisan-hanya-sekali-diajak-masuk-ke-istana?page=1 pada 28 Maret 2019
3
dua produk hukum itu, tidak ada satu pun presiden Indonesia yang
dan Susilo Bambang Yudhoyono memang terbit sejumlah produk legislasi untuk
mampu mengatur secara rinci tentang pelanggaran HAM berat masa lalu.5
kalinya peserta aksi diundang bertemu presiden. Pada Kamis, 31 Mei 2018,
massa aksi meragukan niat Jokowi untuk menuntaskan kasus pelanggaran HAM
pasalnya belum ada langkah konkret yang dilakukan Jokowi untuk menuntaskan
kasus tersebut.7
Aksi Kamisan selama ini berlangsung juga karena dukungan dan peranan
society menjadi penting untuk membatasi kuasa negara melalui berbagai asosiasi,
5
Nunik Nurhayati, “Quo Vadis Perlindungan Hak Asasi Manusia Dalam Penyelesaian
Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu Melalui Jalur Non Yudisial”, Jurisprudence, Vol. 6 No. 2
September 2016, h. 150.
6
Bayu Hermawan, “Peserta Aksi Kamisan Bertemu Jokowi di Istana Negara” diakses dari
https://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/18/05/31/p9l8r0354-peserta-aksi-kamisan-
bertemu-jokowi-di-istana-negara pada 18 Novermber 2018
7
“Massa Aksi Kamisan Ragukan Niat Jokowi Tuntaskan Kasus HAM” diakses dari
https://www.idntimes.com/news/indonesia/margith-juita-damanik/massa-aksi-kamisan-ragukan-
niat-jokowi-tuntaskan-kasus-ham/full pada 18 November 2018
4
ruang publik yang bebas (the free public sphere). Melalui kelompok-kelompok
inilah rakyat dapat memperkuat posisinya dan secara aktif mendorong wacana dan
kasus HAM. Dalam menjalankan aksinya, KontraS memfokuskan diri pada isu-
hilang dan korban tindak kekerasan atau kasus-kasus HAM yang terjadi di
Indonesia.
Indonesia adalah sebuah tantangan bagi pemerintah. Tak hanya bagi pemerintah,
hal tersebut juga merupakan tantangan bagi civil society. KontraS, sebagai
organisasi non pemerintahan yang bergerak di bidang advokasi HAM, tentu harus
8
Sufyanto, Masyarakat Tammadun: Kritik Hermeneutis Masyarakat Madani Nurcholis
Madjid, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan LP2IF, 2001), h. 113-115.
5
Penelitian ini akan melihat bagaimana peran-peran yang dilakukan Civil
merupakan bagian dari pilar demokrasi dan LSM termasuk didalamnya. Secara
khusus peneliti ingin melihat bagaimana asal muasal peran ini dilakukan, apa saja,
bagaimana dan apa saja peran yang dilakukan KontraS dalam Aksi Kamisan
B. Pertanyaan Penelitian
penelitiannya adalah:
Tujuan dan kegunaan akademis yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah:
Ada dua manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
6
Penelitian ini memiliki peran dalam memperkaya studi tentang civil
2. Manfaat Praktis
D. Tinjauan Pustaka
penelitian ini semakin menarik untuk dibahas lebih lanjut. Penulis mengkaji
(Study Kasus Aksi Kamisan). Dalam penelitian ini menyatakan bahwa aksi
Kamisan merupakan contoh dari aksi yang menyampaikan gagasan dan tuntutan
tanpa harus dengan cara-cara yang lumrah dikenal seperti berteriak lantang
dengan pengeras suara atau merusak fasilitas publik demi menarik simpatik
7
masyarakat luas, tapi aksi Kamisan tetap memiliki implikasi positif terhadap
penelitian yang sedang penulis kaji terletak pada fokus masalah yang dikaji
sosial dalam Aksi Kamisan sedangkan penelitian ini fokus pada peranan
sebagai kelompok civil society yang dalam hal ini ikut mengatasi tindak kekerasan
terhadap perempuan.10
Persamaan yang dilakukan oleh Novriko Dwi Sanjaya ini adalah sama-
sama meneliti tentang peranan kelompok civil society dalam hal ini LSM terhadap
masyarakat. Namun perbedaanya terletak pada subjek dan objek penelitian yang
dilakukan.
2018 dengan judul: Upaya Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan
9
Leonardo Julius P, Tesis, Memahami Transformasi Gerakan Simbolik: Study Kasus Aksi
Kamisan, (Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, 2014).
10
Novriko Dwi Sanjaya, Skripsi, Peranan Civil Society dalam Mengatasi Kekerasan
Terhadap Perempuan (Studi Pada Lembaga Advokasi Perempuan Damar Provinsi Lampung),
(Bandar Lampung: Universitas Lampung, 2017).
8
(KontraS) dalam Mengembangkan Hak Asasi Manusia di Asia Tenggara. Dalam
penelitian ini berkesimpulan bahwa KontraS sebagai LSM yang menangani hak
dilakukan oleh Devi Anggreini yakni KontraS, namun objek penelitian yang
diteliti penulis berbeda dimana penelitian ini meneliti peranan KontraS sebagai
kelompok civil society dalam penuntutan kasus HAM masa orde baru melalui aksi
Kamisan.
Analisis Peran Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan
(KontraS) sebagai Civil Society dalam Pengungkapan Kasus Munir. Penelitian ini
watch dog terkait kasus pembunuhan terhadap aktivis HAM, Munir dengan
Meskipun antara penelitian Fahmi Nur Ichasan dan penelitian yang dikaji
11
Devi Anggreini, Skripsi, Upaya Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan
(KontraS) dalam Mengembangkan Hak Asasi Manusia di Asia Tenggara, (Yogyakarta:
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2018).
12
Fahmi Nur Ichsan, Analisis Peran Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak
Kekerasan (KontraS) sebagai Civil Society dalam Pengungkapan Kasus Munir, Journal of Politic
and Government Studies, Vol. 3 No.1 (2014).
9
penuntutan kasus HAM berat dimasa lalu, namun dalam penelitian yang dikaji
penulis lebih melihat peranan KontraS dalam penuntutan kasus HAM berat
dimasa lalu dalam aksi Kamisan sedangkan penelitian Fahmi Nur Ichsan lebih
Dari keempat penelitian yang pernah ditulis diatas belum pernah ada yang
secara khusus mengkaji tentang peranan KontraS sebagai civil society dalam aksi
Kamisan dalam rangka penuntutan penuntasan kasus HAM berat dimasa orde
baru. Untuk itu, kemudian penelitian ini menjadi menarik dilakukan untuk
E. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
keadaan subjek dan objek penelitian berdasarkan fakta yang ada. Penelitian
kualitatif akan menghasilkan data berupa kata-kata atau tulisan yang merupakan
penjabaran mengenai situasi dan kondisi yang terjadi pada objek penelitian.13
13
Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: Refika Aditama, 2010), h. 27.
10
a. Dokumentasi
berkaitan dengan objek yang diteliti. Dalam penelitian ini, dokumentasi yang
digunakan buku-buku, jurnal, surat kabar dan sumber internet jika diperlukan
b. Wawancara
penelitian ini, wawancara dilakukan oleh Jali (Ketua Koordinator Media dan
Informasi Aksi Kamisan) dan Dimas Arya (Ketua Divisi Impunitas KontraS)
secara deskriptif, yakni sebuah metode yang menjabarkan hal-hal yang menjadi
diuraikan atau dijabarkan secara sistematis, sehingga data tersebut menjadi data
yang teratur dan tersusun sesuai dengan tujuan penelitian. Proses dalam analisis
11
a. Data Reduction (Reduksi Data)
akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi.14 Oleh karena itu, jika dalam penelitian
peneliti menemukan sesuatu yang aneh, asing atau tidak dikenal, dan sebelum
memiliki pola, hal tersebutlah yang harus dijadikan perhatian oleh peneliti dalam
mereduksi data.
baik merupakan suatu cara yang utama dalam analisis kualitatif. Bentuk penyajian
yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif.
Melalui penyajian-penyajian ini, peneliti akan dapat memahami apa yang sedang
terjadi dana pa yang harus dilakukan berdasarkan atas dasar pemahaman yang kita
Tahap ketiga dalam analisi data kualitatif, menurut Miles dan Huberman
bahwa kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap
14
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif: Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi,
(Jakarta: Djambatan, 2011), h. 243.
15
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif: Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi, h.
244.
12
pengumpulan data berikutnya. Akan tetapi, apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal telah didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat kita kembali kelapangan, kesimpulan yang telah kita kemukakan
F. Sistematika Penulisan
masalah serta manfaat dan tujuan terkait dalam penelitian mengenai Aksi
Kamisan untuk menuntut penyelesaian kasus HAM berat di masa lalu dan peran
Bab II: Kerangka Teoritis, pada bab ini penulis akan memaparkan
penelitian.
Bab III: Dalam bab ini peneliti akan memaparkan tentang profil KontraS.
Bab ini akan membahas mengenai sejarah, latar belakang berdirinya LSM
penghargaan yang diterima KontraS. Selain itu Bab ini juga membahas tentang
Aksi Kamisan.
16
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif: Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi,
(Jakarta: Djambatan, 2011), h. 250.
13
Bab IV: Bab ini adalah bagian terpenting dari penelitian ini karena
bagaimana peran KonstraS dalam Aksi Kamisan, dan juga melihat faktor-faktor
masa lalu.
mengenai skripsi ini sekaligus menjadi penutup pada pokok permasalahan. Dan di
14
BAB II
KERANGKA TEORI DAN KONSEP
Pada bab ini penulis membahas kerangka teori dan konsep untuk dijadikan
pisau analisis dalam melihat peran Komisi untuk Orang Hilang dan Korban
Manusia (HAM) di masa lalu melalui Aksi Kamisan. Konsepsi yang dipakai
A. Civil Society
masyarakat berbudaya. Istilah civil society sendiri berasal dari bahasa latin, yakni
civitas dei atau kota illahi. Asal kata civil adalah civilization atau beradab. Civil
yang tepat dalam bahasa Indonesia untuk civil society. Namun menurut Syed
17
Suryo Sakti Hadiwijoyo, Negara, Demokrasi, dan Civil Society, (Yogyakarta: Graha
Ilmu: 2012), h. 73.
15
Naquib Al-Attas, istilah masyarakat madani dan civil society memiki perbedaan
sendiri merujuk pada segala aktivitas masyarakat berdasarkan norma dan nilai
merujuk pada sebuah lingkungan masyarakat yang terbebas dari negara dan terikat
dengan demokrasi.18
Terjemahan lain dari civil society yakni masyarakat sipil. Istilah ini
civil society. Konsekuensi dari istilah ini, masyarakat sipil diposisikan diametral
militer yang dalam masyarakat Indonesia hadir dalam bentuk dwi-fingsi ABRI,
warga atau masyarakat kewargaan. Dalam hal ini, civil society merupakan
kehidupan sosial yang bersifat sukarela, swadaya, swasembada, dan terbebas dari
sistem hukum daripada aturan yang bersifat otoriter. Pandangan ini menganggap
18
Ardi Suryadi Culla, Rekonstruksi Civil Society: Wacana dan Aksi Ornop di Indonesia,
(Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2006), h. 39-40.
19
Ardi Suryadi Culla, Rekonstruksi Civil Society, h. 41-42.
16
bahwa civil society sebagai suatu gerakan rakyat untuk membebaskan diri dari
hegemoni negara.20
empat persayaratan yang harus dipenuhi oleh civil society, yakni Pertama, nilai
dari civil society yang berupa partisipasi politik dan akuntabilitas negara. Kedua,
institusi dari civil society yang berupa forum representatif dari masyarakat dan
asosiasi sosial. Ketiga, perlindungan civil society yang berhubungan dengan hak-
hak individual secara umum. Keempat, anggota civil society adalah semua
inklusivitas.21
hasrat, pilihan, dan ide-ide mereka untuk saling bertukar informasi untuk
akuntabilitas negara. Masyarakat sipil yang kritis dan mandiri harus berkembang
20
Suryo Sakti Hadiwijoyo, Negara, Demokrasi, dan Civil Society, (Yogyakarta: Graha
Ilmu: 2012), h. 76.
21
Suryo Sakti Hadiwijoyo, Negara, Demokrasi, dan Civil Society, h. 77.
17
dan mendapat jaminan rasa aman sehingga mereka membutuhkan perlindungan
22
Ibid, h. 80-81.
23
Suryo Sakti Hadiwijoyo, Negara, Demokrasi, dan Civil Society, (Yogyakarta: Graha
Ilmu: 2012), h. 81.
18
dan partisipatif. Menurut Eisentadt, terdapat empat komponen yang berkaitan
harus lepas dari kontrol dan pengaruh negara baik dalam bidang
saja yang termasuk dalam bagian masyarakat sipil. Seringkali organisasi yang
atau LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat). Akan tetapi sebenarnya civil society
cakupannya lebih luas dari itu. Menurut Eisendtat kalangan civil society
24
Suryo Sakti Hadiwijoyo, Negara, Demokrasi, dan Civil Society, h. 82.
19
asosiasi masyarakat, dan gerakan-gerakan sosial yanga ada dalam negara. Akan
ini membawa misi yang mulia sesuai dengan impian kolektif, gagasan, dan
penggunaan kata NGO atau Ornop yang diartikan atau dituduh sebagai kelompok
masyarakat yang tidak mau bekerja dengan pemerintah. Oleh karena itu, LSM
semua organisasi masyarakat yang berada di luar struktur dan jalur formal
pemerintahan dan tidak dibentuk oleh atau merupakan dari birokrasi pemerintah.
25
Afan Gafar, Politik Indonesia: Transisi Menuju Demokrasi, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1999), h. 180.
26
Suryo Sakti Hadiwijoyo, Negara, Demokrasi, dan Civil Society, (Yogyakarta: Graha
Ilmu: 2012), h. 82.
20
posisi dikotomis dan berlawanan dan juga terkesana sebagai oposan pemerintah.
Akan tetapi dalam penelitian ini peneliti tetap menggunakan istilah LSM
untuk menunjuk KontraS merujuk pada aturan pemerintah yakni Instruksi Menteri
Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1990 yang menyebutkan bahwa Ornop kemudian
dipakai istilah LSM, yakni organisasi atau lembaga yang anggotanya adalah
yang ditetapkan oleh organisasi sebagai wujud partisipasi masyarakat. Selain itu,
istilah LSM sudah menjadi istilah yang jamak diketahui untuk menunjuk lembaga
seperti KontraS.
merupakan salah satu pengejewantahan dari masyarakat sipil. Hal inilah yang
membedakan LSM dengan entitas negara dan pasar. Konsep LSM sebagai
27
Ardi Suryadi Culla, Rekonstruksi Civil Society: Wacana dan Aksi Ornop di Indonesia,
(Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2006), h. 63-68
21
Organisasi yang berisfat sukarela menurutnya penting sebagai sumber demokrasi
Indonesia menurut Philip Eldrige dapat dibedakan menjadi tiga model pendekatan
pemerintah, yakni:29
jaringan dan memelihara akar ramput, akan tetapi tidak menunjukan ketertarikan
untuk mengubah atau merambah lebih jauh terhadap proses politik yang dilakukan
kategori ini memiliki kecendrungan aktif dalam kegiatan politik. Tipe ini biasanya
28
Ardi Suryadi Culla, Rekonstruksi Civil Society: Wacana dan Aksi Ornop di Indonesia,
(Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2006), 70-71.
29
Ardi Suryadi Culla, Rekonstruksi Civil Society, 74-75.
22
digabung dengan aksi kritis lebih luas terhadap praktik kekuasaan pemerintah
(negara).
tingkat akar rumput. Organisasi ini memang tidak terlalu berminat menjalin
hubungan dengan pemerintah, akan tetapi juga tidak tertarik untuk melakukan
aksi-aksi perubahan politik. Orientasi dari organisasi ini lebih tertuju pada
B. Partisipasi Politik
masalah penting yang banyak dipelajari terutama dalam kaitannya dengan negara-
pembahasannya berada pada partai politik sebagai pelaku utama. Akan tetapi
kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu
30
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2008) h. 367.
23
dengan jalan memilih pimpinan negara dan secara langsung atau tidak langsung
sebagainya.31
adalah keterlibatan secara aktif (the active engagement) dari individu atau
dalam proses pengambilan keputusan. Keterlibatan ini juga berlaku bagi oposisi
sebagai perilaku atau sikap individu dan kelompok terhadap politik. Partisipasi
masyarakat. Partisipasi politik dapat dilakukan secara otonom dan juga partisipasi
31
Miriam Budiardjo. Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2008), h. 367.
32
Damsar, Pengantar Sosiologi Politik, (Jakarta: Prenada Meida Garoup, 2010), h. 180.
33
Samuel P. Huntington dan Joan Nelson. Partisipasi Politik di Negara Berkembang,
(Jakarta: Rineka Cipta, 1990) h. 9-10.
24
Menurut Ramlam Surbakti, terdapat beberapa kriteria partisipasi politik,
sikap atau orientasi. Artinya partisipasi politik hanya berhubungan dengan hal
yang bersifat objektif dan bukan subjektif. Kedua, kegiatan politik warga negara
biasa atau perseorangan sebagai warga negara yang dilaksanakan secara langsung
pemerintah tanpa peduli tingkat keberhasilan atau kegagalan dari efek yang
timbul. Kelima, kegiatan yang dilakukan mengikuti prosedur dan tanpa kekerasan
politik. Model ini terbagi kedalam dua bagian besar, yakni conventional dan
adalah mode partisipasi politik yang tumbuh seiring munculnya gerakan sosial
34
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: PT Grasindo,1999), h. 141.
35
Suryo Sakti Hadiwijoyo, Negara, Demokrasi, dan Civil Society, (Yogyakarta: Graha
Ilmu: 2012), h. 66.
36
Samuel P. Huntington dan Joan Nelson. Partisipasi Politik di Negara Berkembang,
(Jakarta: Rineka Cipta, 1990), h. 11-12.
25
1. Kegiatan Pemilihan, yaitu kegiatan pemberian suara dalam pemilihan
umum, mencari dana partai, menjadi tim sukses, mencari dukungan bagi
keputusan mereka.
kerugian fisik manusia atau harta benda, termasuk di sini adalah huru-
pemberontakan
bentuk partisipasi politik menjadi dua, yaitu partisipasi aktif dan partisipasi
pasif. Partisipasi aktif adalah kegiatan yang berorientasi pada proses input dan
output politik. Yang termasuk dalam partisipasi aktif adalah mengajukan usulan
26
berlainan mengenai kebijakan yang dibuat pemerintah, memberikan kritik dan
politik dikarenakan empat alasan, yakni Pertama, alasan rasional nilai yang di
Kedua, alasan emosional afektif, yaitu alasan yang didasarkan atas suatu
kebencian atau sukacita terhadap suatu ide, organisasi, partai atau individu.
alasan tradisional, yaitu alasan yang di dasarkan atas penerimaan norma tingkah
laku individu atau tradisi tertentu dari suatu kelompok sosial. Keempat, alasan
secara ekonomi.38
27
Pertama, aspek kesadaran politik seseorang yang meliputi kesadaran terhadap
hak dan kewahiban sebagai warga negara. Misalnya hak-hak politik, hak
bukunya “Perilaku Politik”, menyebutkan paling tidak ada lima faktor yang
kebijakan-kebijakan pemerintah.
39
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: PT Grasindo,1999), h. 144.
40
Sudijono Sastroatmojo, Perilaku Politik, (Semarang: IKIP Semarang Press, 1995) h.
89-90.
28
3. Pengaruh kaum intelektual dan meningkatnya komunikasi massa. Ide-
pelayan publik. Kedua, civil society melakukan serangkaian aktivitas yang belum
29
luas. Ketiga, civil society sebagai kekuatan tandingan negara (counter balancing
negara, bahkan bila perlu melakukan protes. Hal ini dilakukan karena adanya
rekonsiliasi warga negara dengan lembaga peradilan. Hal ini dilakukan karena
tidak jarang masyarakat menjadi korban kekerasan akan tetapi mereka tidak
41
Suryo Sakti Hadiwijoyo, Negara, Demokrasi, dan Civil Society, (Yogyakarta: Graha
Ilmu: 2012), h. 83.
42
Ardi Suryadi Culla, Rekonstruksi Civil Society: Wacana dan Aksi Ornop di Indonesia,
(Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2006), h. 81.
30
BAB III
GAMBARAN UMUM KONTRAS DAN AKSI KAMISAN
Pada bab ini penulis membahas Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban
fokus pada persoalan penyelesaian kasus hak asasi manusia (HAM) di Indonesia.
Salah satu peran Kontras, yakni terlibat dalam aksi pengusutan kasus HAM berat
di masa lalu yang dikenal dengan Aksi Kamisan. Karena itu, pada bab ini penulis
juga membahas tentang Aksi Kamisan itu sendiri untuk menggambarkan secara
A. Profil Kontras
Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan atau disingkat
KontraS didirikan pada 20 Maret 1998 yang dibentuk oleh sejumlah organisasi
Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan tokoh masyarakat lainnya. Pada awalnya
pada tahun 1996 yang memantau persoalan HAM di Indonesia. KIP-HAM banyak
menerima pengaduan melalui surat kabar dan kontak telefon dari masyarakat.
Namun pada saat reformasi bergulir, masyarakat korban HAM mulai berani untuk
43
“Profil Kontras”, diakses dari https://kontras.org/profil-kontras/ pada 27 Maret 2019.
31
Gambar II.1:
Logo KontraS44
tercetuslah ide untuk membentuk sebuah lembaga yang khusus menangani kasus-
kasus orang hilang karena praktik kekerasan rezim Orde Baru yang menelan
menangani kasus orang hilang dan korban tindak kekerasan dengan nama
masalah penculikan dan orang hilang tapi juga diminta untuk menangani berbagai
manusia di Indonesia.45
Munir Said Thalib memimpin badan pekerja KontraS yang terdiri dari
44
Diakses dari www.kontras.org pada 27 Maret 2019
45
“Profil Kontras”, diakses dari https://kontras.org/profil-kontras/ pada 27 Maret 2019.
32
memberikan laporan jika terjadi orang hilang, membuat jaringan untuk
paksaan dan harapan penghasilan dan mampu melibatkan banyak pihak, terutama
menerbitkan siaran pers terkait korban-korban tindak kekerasan yang terjadi untuk
meminta penyelenggara negara segera mengakhiri kasus terror baik secara fisik,
psikologis, dan politik kepada mahasiswa dan kelompok pro demokrasi serta
kepada masyarakat sipil pada umumnya. KontraS juga menghimbau agara seluruh
penjarahan karena bertentangan dengan nilai hak asasi manusia. Selain itu,
pelanggaran hak asasi manusia, yakni ha katas hidup, ha katas kebebasan dari rasa
takut, dan hak yang tidak boleh diperlakukan dengan cara merendahkan martabat
manusia. 47
KontraS pada saat itu terus mengawal penyelesaian kasus penculikan dan
orang hilang. Pada Agustus 1999, KontraS melakukan gugatan kepada Panglima
46
“Berdirinya Kontras”, diakses dari https://omahmunir.org/pameran/kontras/ pada 27
Maret 2019.
47
“Berdirinya Kontras”, diakses dari https://omahmunir.org/pameran/kontras/ pada 27
Maret 2019.
33
TNI karena tidak adanya kejelasan terkait penyelesaian kasus penculikan aktivis,
diantaranya yaitu:48
Selatan.
Selatan.
Jakarta Utara.
Tengah.
10. Ucok Munandar Siahaan, hilang pada 14 Mei 1998. Ia terakhir terlihat
48
“Menolak Lupa: 13 Aktivis 1998 Masih Hilang”, diakses dari
https://www.rappler.com/indonesia/104187-menolak-lupa-13-aktivis-1998-hilang pada 27 Maret
2019.
34
11. Yani Afri, ia hilang pada 26 April 1997. Ia terakhir terlihat di Kelapa
13. Wiji Thukul, hilang pada akhir 1998. Ia terakhir terlihat di Utan Kayu,
Chairawan.49 Para keluarga korban orang hilang yang berhimpun dalam Ikatan
jawaban negara untuk mengungkap keberadaan orang hilang yang belum kembali.
visi dan misinya untuk turut memperjuangkan demokrasi dan hak asasi manusia
sebuah sistem kehidupan berbangsa dan bernegara yang bersifat sipil dan jauh
dari pendekatan kekerasan. Kekerasan disini bukan hanya lahir dari prinsip-
49
“Dipisahkan Reformasi”, diakses dari https://tirto.id/amien-rais-dan-prabowo-
dipisahkan-reformasi-bersatu-lawan-jokowi-c6mf pada 28 Maret 2019.
35
hubungannya antar komunitas sosial yang mengedepankan kekerasan sebagai
simbol-simbolnya.50
kegiatan anggota KontraS. Pada pembagian anggota Dewan Federasi KontraS ini
adalah KontraS, KontraS Papua, KontraS Timor Timur, KontraS Sulawesi serta
KontraS juga menjadi sebuah anggota NGO’s dari The Human Rights Working
korban tindak pelanggaran hak asasi manusia. Disamping itu, KontraS juga aktif
melakukan promosi hak asasi manusia melalui berbagai media komunikasi seperti
koran, dan media sosial lainnya. Atas dasar ini, KontraS dalam melakukan
ekologi, hak asasi manusia (HAM), status perempuan, hak- hak warga sipil, hak
50
“Profil Kontras”, diakses dari https://kontras.org/profil-kontras/ pada 27 Maret 2019.
51
“Profil Kontras”, diakses dari https://kontras.org/profil-kontras/ pada 27 Maret 2019
36
KontraS pada pendidikan terlihat dari aktifnya KontraS dalam melakukan kuliah
pelanggaran, yang semua aktivitas ini dilakukan dengan tujuan agar masyarakat
bisa lebih meningkatkan kesadaran mereka terhadap hak asasi manusia dan ikut
Human right Working Group (HRWG), ASIAN Forum for Human Rights and
KontraS.52
bisa lepas dari upaya KontraS dalam melakukan usaha penegakan dan
52
“Profil Kontras”, diakses dari https://kontras.org/profil-kontras/ pada 27 Maret 2019
37
mempromosikan nilai-nilai hak asai manusia. KontraS dalam hal ini juga
misi serta nilai-nilai dasar yang menjadi sebuah landasan organisasi dalam
menjalankan tugas. Hal ini dibutuhkan agar selaras dengan cita-cita awal
keutuhan kedaulatan rakyat melalui landasan dan prinsip rakyat yang bebas dari
manusia atas alasan apapun, termasuk yang berbasis gender”. Selain itu, misi yang
pelanggaran berat hak asasi manusia sebagai akibat dari penyalah gunaan
kekuasaan negara.
38
Selain visi dan misi, KontraS memiliki nilai-nilai dasar organisasi yang
demokrasi, anti kekerasan dan diskriminasi, keadilan dan kesetaraan gender, dan
keadilan sosial. Visi dan misi serta nilai dasar yang dimiliki KontraS adalah
2. Struktur Organisasi
berjalan dengan baik. Struktur ini dibuat agar setiap anggota KontraS
Selain itu, struktur organisasi KontraS memiliki beberapa staf yang dibagi
39
Tabel II.1:
Struktur Organisasi KontraS
Divisi Staf
Divisi Pembelaan Hak Asasi Manusia
Kepala Divisi:
Raden Arif Nur Fikri, S.H.
Anggota:
Andi Muhammad Rezaldi, S.H.
Falis Agatriatma, S.H.
Divisi Pemantauan Impunitas Dimas Bagus Arya Saputra, S.H
Biro Kampanye dan Jaringan Kepala Biro:
Indah Nurmasari, S.S
Anggota:
Nisrina Nadhifah Rahman
Biro Penelitian, Pemantauan, dan Rivanlee Anandar,
Dokumentasi S.Kesos.Muhammad Wildan S.Pd.
Desk Advokasi International Fatia Maulidiyanti, S.IP.
Sekretariat Heryati, S.Sos
Rohman
Heri Mardiansyah
Sugiarto
Riantoby Mado Pati Romanus
Nurdiansyah
Biro Keuangan Kepala Biro:
Yuliana Erasmus, S.E.
Anggota:
Agustina Dwisandra Sari
Defri Yusnaharini
Yuliani Anni
Aksi Kamisan pertama kali diadakan di Jakarta pada 18 Januari 2007. Aksi
yakni paguyuban korban dan keluarga korban pelanggaran HAM di masa lalu.
Dalam pertemuan yang dilaksakanan pada Selasa 9 Januari 2007, JSKK bersama
untuk mengusut kasus pelanggaran HAM di masa lalu. Dalam rapat tersebut,
disepakati sebuah kegiatan berupa “Aksi Diam” sekali dalam seminggu menjadi
40
pilihan bersama. Bahkan disepakati pula mengenai hari, tempat, waktu, pakaian,
Aksi tersebut dilakukan pada hari Kamis oleh karena itu disebut sebagai
Aksi Kamisan. Aksi dilakukan di depan Istana Presiden sebagai simbol pusat
kekuasaan. Waktu aksi tersebut disepakati pada sore hari mengingat waktu pulang
kantor jalan-jalan akan ramai. Selain itu, Aksi Kamisan menggunakan payung
pelindung fisik atas hujan dan terik matahari, dan warna hitam melambangkan
Gambar II.2:
Aksi Kamisan di Depan Istana Merdeka, Jakarta55
53
Riki Noviana, “Peringatan 20 Tahun Reformasi: Aksi Kamisan” diakses dari
https://www.era.id/read/gpU80l-peringatan-20-tahun-reformasi-aksi-kamisan pada 18 November
2018
54
Riki Noviana, “Peringatan 20 Tahun Reformasi: Aksi Kamisan”
55
Diakses dari https://asset.kompas.com/data/photo/2017/01/19/1837134IMG-20170119-
WA0029780x390.jpg pada 28 Maret 2019.
41
Sejak diadakan pada 18 Januari 2007, jumlah Aksi Kamisan sudah
mencapai usia 12 tahun pada 2019. Aksi ini sudah dilakukan sebanyak 570 kali
dengan dua era pemerintahan yang berbeda, yakni pada kepemimpinan Susilo
Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo. Selain di Jakarta aksi ini mulai
Bali, dan kota-kota lainnya. Aksi ini didukung oleh banyak pihak, salah satunya
adalah anak muda yang ikut berpartisipasi dalam menyerukan Aksi Kamisan.
Banyak mahasiswa yang membuat penelitian, film, lagu, esai dan pameran foto
HAM berat yang menjadi pelaku Aksi Kamisan, mereka juga tergabung dalam
presidium JSKK. Pertama, Maria Katarina Sumarsih, orang tua dari Bernardus
Realino Norma Irawan, salah satu mahasiswa yang tewas dalam Peristiwa
Semanggi. Kedua, Suciwati Munir, istri pegiat HAM, Munir Said Thalib. Ketiga,
56
Christoforus Ristianto, “8 Fakta Tentang 12 Tahun Aksi Kamisan, Hanya Sekali Diajak
Masuk ke Istana”, diakses dari https://nasional.kompas.com/read/2019/01/17/12072721/8-fakta-
tentang-12-tahun-aksi-kamisan-hanya-sekali-diajak-masuk-ke-istana?page=1 pada 28 Maret 2019
57
Leonardo Julius Putra, “Aksi Kamisan: Sebuah Tinjauan Praktis dan Teoritis Atas
Transformasi Gerakan Simbolik”, h. 13-14
42
antara Aksi Kamisan dengan tuntang yang dibawanya dapat dilihat dalam tabel
II.1.
Pada awalnya Aksi Kamisan hanya untuk kepentingan orang tua korban
HAM masa lalu. Namun seiring berjalannya waktu dan semakin banyak harapan
dari keluarga korban pelanggaran HAM berat kepada negara yang tidak juga
menemui titik terang, menjadikan Aksi Kamisan tidak lagi diidentikan dengan
Tabel II.2:
Tuntutan Aksi Kamisan58
Pelaku Periode Terjadinya Tuntutan
Pelanggaran HAM
Maria Katarina Mei 1998 Menangkap otak
Sumarsih (Tragedi Semanggi 1 kerusuhan yang
dan 2) mengakibatkan
kematian pada putranya.
Maria menilai, pelaku
yang ditangkap dan telah
disidangkan bukanlah
otak kerusuhan yang
sesungguhnya, mereka
hanyalah prajurit bintara
lapangan.
Suciwati Munir 7 September 2004 8 tahun bergabung
dalam aksi Kamisan,
tuntutannya hanya
satu: tangkap aktor
intelektual di balik
pembunuhan suaminya,
Munir. Ia menilai
Pollycarpus Budihari
58
Nunik Nurhayati, “Quo Vadis Perlindungan Hak Asasi Manusia Dalam Penyelesaian
Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu Melalui Jalur Non Yudisial”, Jurisprudence, Vol. 6 No. 2
September 2016, h. 150.
43
Priyanto, pilot
Garuda, hanyalah pelaku
lapangan. Disinyalir
kematian suaminya
melibatkan seorang
mantan 6 petinggi
militer.
Bedjo Untung 1965-1966 Usut tuntas pelaku
pembantaian anggota
PKI, dan pengembalian
hak-hak dasar sebagai
warga negara kepada
keluarga eks anggota
PKI
tentang HAM dan UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM. Setelah
dua produk hukum itu, tidak ada satu pun presiden Indonesia yang
dan Susilo Bambang Yudhoyono memang terbit sejumlah produk legislasi untuk
mampu mengatur secara rinci tentang pelanggaran HAM berat masa lalu.59
kalinya peserta aksi diundang bertemu presiden. Pada Kamis, 31 Mei 2018,
59
Nunik Nurhayati, “Quo Vadis Perlindungan Hak Asasi Manusia Dalam Penyelesaian
Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu Melalui Jalur Non Yudisial”, Jurisprudence, Vol. 6 No. 2
September 2016, h. 150.
44
menyampaikan berkas permintaan agar Jokowi bisa menyelesaikan berbagai kasus
pelanggaran HAM pasalnya belum ada langkah konkret yang dilakukan Jokowi
untuk menuntaskan kasus tersebut. Para pegiat aksi tersebut menganggap bahwa
satu LSM di Indonesia yang fokus gerakannya ada pada pengustuan tindak
kekerasan dan hak asasi manusia. Meskipun pada awalnya KontraS dibentuk
untuk mengusut orang hilang yang terjadi pada rezim Orde Baru, namun seiringin
60
Bayu Hermawan, “Peserta Aksi Kamisan Bertemu Jokowi di Istana Negara” diakses
dari https://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/18/05/31/p9l8r0354-peserta-aksi-kamisan-
bertemu-jokowi-di-istana-negara pada 18 Novermber 2018
61
“Massa Aksi Kamisan Ragukan Niat Jokowi Tuntaskan Kasus HAM” diakses dari
https://www.idntimes.com/news/indonesia/margith-juita-damanik/massa-aksi-kamisan-ragukan-
niat-jokowi-tuntaskan-kasus-ham/full pada 18 November 2018
45
BAB IV
PERAN KONTRAS TERHADAP AKSI KAMISAN DALAM MENUNTUT
PENYELESAIAN PELANGGARAN HAM DI MASA LALU
Pada bab ini penulis memaparkan tentang hasil temuan beserta analisisnya.
Dalam hal ini di jelaskan Aksi Kamisan sebagai partisipasi politik. Penulis juga
menyertakan peran Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan
(KontraS) sebagai civil society dalam Aksi Kamisan yang menuntut penyelesaian
politik dalam melihat Aksi Kamisan dan civil society dalam melihat peranan
KontraS.
Munir. Sejak diadakan pada 18 Januari 2007, jumlah Aksi Kamisan sudah
mencapai usia 12 tahun pada 2019. Aksi ini sudah dilakukan sebanyak 570 kali
dengan dua era pemerintahan yang berbeda, yakni pada kepemimpinan Susilo
tentang HAM dan UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM. Setelah
dua produk hukum itu, tidak ada satu pun presiden Indonesia yang
46
menindaklanjuti kebijakan tersebut dalam rangka menuntaskan pelanggaran HAM
dan Susilo Bambang Yudhoyono memang terbit sejumlah produk legislasi untuk
mampu mengatur secara rinci tentang pelanggaran HAM berat masa lalu.62
kalinya peserta aksi diundang bertemu presiden. Pada Kamis, 31 Mei 2018,
pelanggaran HAM pasalnya belum ada langkah konkret yang dilakukan Jokowi
1. Aksi Demonstrasi
melakukan aksi demonstrasi di depan Istana Negara. Ciri khas yang membedakan
Aksi Kamisan dengan bentuk aksi protes lainnya terletak pada intensitas aksi yang
tinggi, aktor yang sama dari waktu ke waktu, keteraturan waktu terkait
62
Nunik Nurhayati, “Quo Vadis Perlindungan Hak Asasi Manusia Dalam Penyelesaian
Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu Melalui Jalur Non Yudisial”, Jurisprudence, Vol. 6 No. 2
September 2016, h. 150.
63
Bayu Hermawan, “Peserta Aksi Kamisan Bertemu Jokowi di Istana Negara” diakses
dari https://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/18/05/31/p9l8r0354-peserta-aksi-kamisan-
bertemu-jokowi-di-istana-negara pada 18 Novermber 2018
64
“Massa Aksi Kamisan Ragukan Niat Jokowi Tuntaskan Kasus HAM” diakses dari
https://www.idntimes.com/news/indonesia/margith-juita-damanik/massa-aksi-kamisan-ragukan-
niat-jokowi-tuntaskan-kasus-ham/full pada 18 November 2018
47
keberlangsungan aksi protes, konsistensi isu dan tuntutan yang diperjuangkan di
dalamnya dan cara atau metode penyampaian tuntutan.65 Namun sebenarnya ide
Aksi Kamisan sendiri bukanlah ide yang baru akan tetapi diadopsi dari aksi yang
“Kamisan sendiri bukan ide yang orginal. Dia coba mengambil ide aksi
serupa dari Argentina tahun 1970. Dulu Argentina pernah ada aksi
namanya The Mothers of Plaza de Mayo. Mereka berdiri di depan
pemerintahan Argentina untuk menuntut pemerintah menyelesaikan
pelanggaran secara paksa pada rakyat Argentina”.66
secara khusus dan pelanggaran HAM secara umum dilakukan secara sporadik atau
terpisah-pisah. Pada akhirnya dicetuskan ide Aksi Kamisan agar penuntutan kasus
masyarakat untuk turut mendukung aksi tersebut. Selain itu Aksi Kamisan juga
“Jadi sebelum adanya Aksi Kamisan, aksi dilakukan secara sporadik atau
terpisah-pisah. Sebelumnya ada aksi touring kemanusiaan. Jadi para
korban dan beberpa civil society mengendarai kendaraan ke beberapa
daerah atas nama kemanusiaan. Setelah tersistemasi, komunitas korban
ingin ada aksi yang istiqomah dan berkelanjutan sehingga tercetuslah ide
Aksi Kamisan agar masyarakat lain juga dapat belajar tentang pelanggaran
HAM di masa lalu”.67
65
Leonardo Julius Putra, “Aksi Kamisan: Sebuah Tinjauan Praktis dan Teoritis Atas
Transformasi Gerakan Simbolik”, Jurnal Polinter Prodi Ilmu Politik FISIP UTA’45 Jakarta, Vol.
2 No. 1, Maret-Agustus 2016, h. 13.
66
Wawancara Pribadi dengan Dimas Arya, Ketua Divisi Impunitas pada 1 April 2019 di
Kantor KontraS.
67
Wawancara Pribadi dengan Dimas Arya, Ketua Divisi Impunitas pada 1 April 2019 di
Kantor KontraS.
48
Gambar IV.1:
Aksi Kamisan ke 583 pada 25 April 201968
Berdasarkan data yang diperoleh, aksi yang dilakukan tersebut dilakukan untuk
meningatkan kembali janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada pilpres 2014
terhadap penyelesaian kasus HAM di masa lalu. Dari surat terbuka yang
Presiden Jokowi yang tertuang dalam Visi, Misi dan Program Aksi Jokowi-JK
2014 mencakup dua butir janji terkait penyelesaian kasus HAM di masa lalu,
yakni:
sampai dengan saat ini masih menjadi beban sosial politik bagi bangsa
68
Gambar diperoleh langsung dari lokasi Aksi Kamisan pada 25 April 2019 di Jakarta
49
Indonesia seperti: Kerusuhan Mei, Trisakti-Semanggi 1 dan 2,
1955”.
merevisi UU Peradilan Militer yang pada masa lalu merupakan salah satu
diusung oleh lembaga-lembaga terkait. Upaya ini jelas tidak sejalan dengan
telah mengatur mekanisme penyelesainya. Upaya itu juga tidak bermoral bila
merupakan “tipu daya” untuk menciptakan impunitas. Kedua, belasan alasan yang
media massa. Tiga alasan diantaranya digunakan atau dilontrkan oleh Presiden
Jokowi pada saat debat capres 18 Januari 2019, yaitu masalah kompleksitas
hukum, masalah pembuktian, dan waktu terlalu jauh (Lihat Gambar IV.2).
50
oleh Ramlan Surbakti, Aksi Kamisan ini merupakan bentuk partisipasi aktif
karena berorientasi pada input dan output. Berbeda dengan partisipasi pasif
pemerintah.
Gambar IV.2:
Surat Terbuka JSKK dalam Aksi Kamisan70
yang diharapkan dari Aksi Kamisan. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Jali,
Ketua Koordinator Bidang Media dan Informasi Aksi Kamisan, sebagai berikut,
69
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: PT Grasindo,1999) h. 142-143.
70
Data diambil dari Aksi Kamisan pada 25 April 2019 di Jakarta
51
“Untuk kasus sebenernya sudah ada yang di pengadilan. Ada dua waktu
itu, satu yang Tanjung Priuk dan yang satu soal Papua…tapi dari sisi
setelah kita review kita melihat pengadilan dilakukan tidak transparan,
tidak akuntabel sehingga hasilnya juga tidak menyasar ke nama-nama
besar. Bahkan aktor-aktornya Wapres waktu itu, Tri Sutrisno, terus juga
Beny Moerdani dan sebagainya. Tapi yagitulah kita tahu pengadilan di
Indonesia itu kayak apa”.71
Jokowi tapi output yang didapat dari Aksi Kamisan selama berlangsung sejak 18
Janauari 2007. Pada pemerintahan Jokowi sendiri, output yang dihasilkan baru
sekedar memanggil pihak anggota keluarga korban HAM di masa lalu ke Istana
“Hari Kamis kita dipanggil, tapi besoknya Kejaksaan Agung statement ini
tidak bisa diselesaikan. Kalo nggak salah bunyinya tidak semudah
membalikan telapak tangan atau apa gitu. Jadi berkasnya sebenarnya udah
masuk, tapi dikembalikan lagi tanpa dikasih tahu secara detil berkas apa
yang harus di lengkapi. Jadi kita ikutin permainan mereka aja jadinya”.72
diharapkan oleh Aksi Kamisan. Massa aksi pada akhirnya meragukan niat Jokowi
untuk menuntaskan kasus pelanggaran HAM pasalnya belum ada langkah konkret
71
Wawancara Pribadi dengan Jali, Ketua Koordinator Bidang Media dan Informasi Aksi
Kamisan pada 25 April 2019 di Jakarta.
72
Wawancara Pribadi dengan Jali, Ketua Koordinator Bidang Media dan Informasi Aksi
Kamisan pada 25 April 2019 di Jakarta.
73
Samuel P. Huntington dan Joan Nelson. Partisipasi Politik di Negara Berkembang,
(Jakarta: Rineka Cipta, 1990), h. 11-12.
52
yang dilakukan Jokowi untuk menuntaskan kasus tersebut. Menurut mereka, Aksi
Berkaitan dengan dalih bahwa jika ada pengadilan HAM maka akan
lagi mempertimbangkan konsekuensi politik karena dirinya sudah tidak bisa lagi
menjabat sebagai presiden di pemilu berikutnya. Oleh sebab itu, Jali menganggap
hingga mencapai aksi yang ke 583 pada 25 April 2019. Untuk itu menarik
dalam Aksi Kamisan. Berdasarkan hasil wawancara, kekuatan dari Aksi Kamisan
hingga berjalan secara konsisten ada di pihak keluarga korban. Mereka punya hati
74
“Massa Aksi Kamisan Ragukan Niat Jokowi Tuntaskan Kasus HAM” diakses dari
https://www.idntimes.com/news/indonesia/margith-juita-damanik/massa-aksi-kamisan-ragukan-
niat-jokowi-tuntaskan-kasus-ham/full pada 26 April 2019.
75
Wawancara Pribadi dengan Jali, Ketua Koordinator Bidang Media dan Informasi Aksi
Kamisan pada 25 April 2019 di Jakarta.
53
dan pemikiran yang kuat agar keadilan hadir untuk keluarga mereka dan anak-
anak mereka yang menjadi korban HAM di masa lalu. Adapun bagi masyarakat
umum pada akhirnya belajar dan mempunyai kesadaran soal pentingnya HAM
dan penegakan hukum karena pelanggaran HAM bisa terjadi bagi siapapun. Hal
itulah yang membuat masyarakat ikut terlibat dalam Aksi Kamisan. Mereka
Penjelasan tersebut sesuai dengan salah satu tipologi tindakan sosial Max
Webber yang mana salah satu alasan seseorang melakukan aktifitas politik karena
alasan rasional nilai yang didasarkan atas penerimaan secara rasional akan nilai-
nilai suatu kelompok.77 Alasan rasional nilai yang dimaksud dalam Aksi Kamisan
berkaitan dengan nilai-nilai pentingnya pemeliharan hak asasi manusia bagi setiap
warga negara Indonesia. Nilai-nilai inilah yang dipercayai oleh kelompok Aksi
Aksi Kamisan sendiri sudah berlangsung di beberapa kota, seperti Jakarta, Bekasi,
struktur yang jelas. Akan tetapi setiap orang yang memang terlibat memiliki
76
Wawancara Pribadi dengan Jali, Ketua Koordinator Bidang Media dan Informasi Aksi
Kamisan pada 25 April 2019 di Jakarta.
77
Damsar, Pengantar Sosiologi Politik, (Jakarta: Prenada Meida Garoup, 2010), h. 193-
197.
54
mengurus alat kampanye. Ada juga yang berperan untuk mengurus media sosial
Aksi Kamisan.
Aksi Kamisan selain berlangsung dalam lingkung fisik atau offline, juga
media sosial, Aksi Kamisan mengaitkan dengan budaya populer agar dapat
menarik perhatian masyarakat. Banyak aktor yang terlibat dalam mendukung Aksi
Kamisan melalui penulisan buku, lagu, film, dan karya lain sehingga akhirnya
mengenai Aksi Kamisan sehingga publik mulai menyadari persoalan HAM salah
ikut dalam aksi di lapangan maupun di media sosial. Jali menerangkan bahwa
Aksi Kamisan juga ditopang oleh keberdaan media sosial. Banyak masyarakat
78
Wawancara Pribadi dengan Jali, Ketua Koordinator Bidang Media dan Informasi Aksi
Kamisan pada 25 April 2019 di Jakarta.
55
umum yang pada awalnya mengetahui Aksi Kamisan melalui media sosial sampai
pada akhirnya mereka ikut berpatisipasi langsung untuk hadir dalam Aksi
Kamisan. Hal ini menunjukan bahwa animo masyarakat yang tinggi terhadap Aksi
tengah aksi. Keberadaan acara ini cukup menggaet publik karena melibatkan para
musisi sehingga banyak orang tertarik untuk datang di Aksi Kamisan. Meskipun
acara model seperti ini hanya dilakukan pada hari-hari besar tertentu seperti hari
Gambar IV.3:
Penyelenggaraan Seni di Aksi Kamisan79
(Sumber: www.pshk.or.id)
79
https://pshk.or.id/highlight-id/aksi-kamisan-minggu-ke-500/ Diakses pada 26 April
2019.
56
Aksi kamisan yang menyelenggarakan pentas seni ditengah aksi
merupakan bentuk ekspresi opini para pegiat aksi melalui medium kesenian.
Pentas seni tidak hanya dari seni musik tapi juga seni lukis dan aksi teatrikal.
Pentas seni seringkali dilakukan oleh para musisi independen seperti band Efek
menggaet masyarakat lain untut turut serta terlibat dalam aksi kamisan.
society. Hal inilah yang membedakan LSM dengan entitas negara dan pasar.80
KontraS sebagai salah satu LSM yang fokus perhatiannya ada pada isu HAM
merupakan salah satu kelompok civil society yang turut serta memperjuangkan
nilai-nilai hak asasi manusia. Menurut Chandhoke, civil society merupakan tempat
negara. Dari pengertian tersebut, KontraS dapat dikatakan sebagai kelompok civil
society karena seringkali memberikan wacana tentang HAM di Indonesia dan juga
diatas bahwa Aksi Kamisan merupakan aksi yang menuntut pemerintah untuk
menyelesaiakan kasus HAM di masa lalu. KontraS sendiri juga fokus dalam isu
80
Ardi Suryadi Culla, Rekonstruksi Civil Society: Wacana dan Aksi Ornop di Indonesia,
(Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2006), h. 63-68
57
orang hilang dan kasus HAM lainnya yang mana hal tersebut memiliki keterkaitan
dengan tuntutan yang dibawa oleh Aksi Kamisan. Berdasarkan hasil wawancara
yang dilakukan oleh Dimas Arya, Ketua Divisi Impunitas KontraS menyebutkan
bahwa Aksi Kamisan dibentuk oleh sejumlah kelompok civil society salah satunya
adalah KontraS akan tetapi perlahan peran civil society mulai berkurang karena
dinilai Aksi Kamisan sudah dapat berdiri sendiri. Hal ini sebagaimana
sehingga peran kelompok civil society sudah mulai berkurang, akan tetapi masih
ada beberapa peran yang dilakukan KontraS untuk mengawal Aksi Kamisan.
58
mengorganisir diri sendiri, Aksi Kamisan tentu membutuhkan peran kelompok
civil society lain agar bisa bertahan. KontraS mengambil peran pada jalur hukum
yakni terkait perizinan aksi ataupun pendampingan hukum jika terjadi gesekan di
lapangan.
selaku Ketua Koordinator Bidang Media dan Informasi Aksi Kamisan. Ia menilai
bahwa Aksi Kamisan masih perlu pendampingan dari kelompok civil society yang
sudah terinstitusi dengan baik karena masih banyak urusan administratif yang
harus mengatasnamakan lembaga bukan gerakan seperti Aksi Kamisan. Hal ini
“Ya kita masih membutuhkan peran LSM lain untuk mengurus beberapa
hal. Contohnya untuk izin aksi ini biasanya KontraS yang mengurus.
Selain itu misalnya ini alat perga kampanye juga dititip ke kantor KontraS.
Dulu juga pernah kantor KontraS buat menginap para korban”.83
Disamping itu, selain urusan teknis Aksi Kamisan, KontraS juga berperan
untuk melakukan advokasi kasus bagi para korban pelanggaran HAM di masa
lalu. Akan tetapi sebenarnya KontraS sendiri sudah melakukan advokasi jalur
hukum ke pengadilan sejak 1998 sebelum adanya Aksi Kamisan. Hal ini
“Jadi sebenarnya Aksi Kamisan itu bisa dikatakan jalan lain dalam
penyelesaian kasus HAM. Sebenernya KontraS dari 1998 sudah
melakukan advokasi. Ketika dibilang bahwa kita advokasi untuk tujuan
Aksi Kamisan itu sebenarnya kurang tepat juga karena kita melihatnya
83
Wawancara Pribadi dengan Jali, Ketua Koordinator Bidang Media dan Informasi Aksi
Kamisan pada 25 April 2019 di Jakarta.
59
Aksi Kamisan itu hanya jalan lain untuk advokasi bukan sebagai mitra
untuk bersama-sama menyelesaikan proses kasusnya”.84
peran partisipasi politiknya melalui Aksi Kamisan. Hal ini karena isu yang dibawa
oleh KontraS berkaitan dengan Aksi Kamisan. Jadi Aksi Kamisan seringkali
menjadi corong bagi KontraS untuk berperan secara politik. Hal ini sebagaimana
inisiasi KontraS bersama dengan kelompok civil society lain untuk menjadi
84
Wawancara Pribadi dengan Dimas Arya, Ketua Divisi Impunitas pada 1 April 2019 di
Kantor KontraS.
85
Wawancara Pribadi dengan Dimas Arya, Ketua Divisi Impunitas pada 1 April 2019 di
Kantor KontraS.
60
sebuah gerakan alternatif yang dapat mendorong kemauan rakyat untuk dapat
terlibat dalam penyelesaian kasus HAM di masa lalu. Pada akhirnya, Aksi
Kamisan sendiri telah menjadi simbol aksi yang menuntut penyelesaian kasus
bahkan bila perlu melakukan protes. Hal ini dilakukan karena adanya
Hal ini dilakukan karena tidak jarang masyarakat menjadi korban kekerasan akan
86
Wawancara Pribadi dengan Dimas Arya, Ketua Divisi Impunitas pada 1 April 2019 di
Kantor KontraS.
61
Dalam hal Aksi Kamisan, KontraS melakukan advokasi pada pihak korban
sejak sebelum adanya Aksi Kamisan. KontraS menanggap bahwa Aksi Kamisan
hanyalah cara lain dalam penuntutan penyelesaian kasus HAM di masa lalu
karena sejak tahun 1998, KontraS sudah melakukan advokasi bagi korban
Aksi Kamisan, KontraS memberikan pelayanan teknis bagi para korban dan
massa aksi.
Indonesia menurut Philip Eldrige dapat dibedakan menjadi tiga model pendekatan
62
memiliki kecendrungan aktif dalam kegiatan politik. Tipe ini biasanya
digabung dengan aksi kritis lebih luas terhadap praktik kekuasaan pemerintah
“Ada tiga sebenarnya tugas KontraS. Pertama soal advokasi hukum bagi
pelanggaran kasus HAM. Kedua, KontraS melakukan riset terkait isu-isu
HAM. Ketiga, KontraS melakukan publikasi tentang isu-isu HAM kepada
publik.” 89
memiliki kecendrungan aktif dalam kegiatan politik, salah satunya melalui Aksi
89
Wawancara Pribadi dengan Dimas Arya, Ketua Divisi Impunitas pada 1 April 2019 di
Kantor KontraS.
63
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
penuntutan penyelesaian kasus HAM di masa orde baru melalui Aksi Kamisan.
2. Aksi Kamisan dinilai sudah dapat tumbuh secara organik sehingga peran
kelompok civil society sudah mulai berkurang, akan tetapi masih ada
surat izin aksi dan pendampingan hukum jika terjadi gesekan di lapangan.
64
4. KontraS dikategorikan sebagai organisasi non-pemerintah tipe Politik
B. Saran
umum dan peran civil society terhadap penyelesaian kasus HAM secara khusus.
Selain itu, dibutuhkan penelitian yang spesifik membahas Aksi Kamisan karena
65
Daftar Pustaka
Buku
Culla, Ardi Suryadi, Rekonstruksi Civil Society: Wacana dan Aksi Ornop di
Indonesia, Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2006.
Jurnal
Ichsan, Fahmi Nur, Analisis Peran Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban
Tindak Kekerasan (KontraS) sebagai Civil Society dalam Pengungkapan
Kasus Munir, Journal of Politic and Government Studies, Vol. 3 No.1
2014.
Putra, Leonardo Julius, “Aksi Kamisan: Sebuah Tinjauan Praktis dan Teoritis
Atas Transformasi Gerakan Simbolik”, Jurnal Polinter Prodi Ilmu Politik
FISIP UTA’45 Jakarta, Vol. 2 No. 1, Maret-Agustus 2016
66
Nurhayati, Nunik, “Quo Vadis Perlindungan Hak Asasi Manusia Dalam
Penyelesaian Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu Melalui Jalur Non
Yudisial”, Jurisprudence, Vol. 6 No. 2 September 2016
“Massa Aksi Kamisan Ragukan Niat Jokowi Tuntaskan Kasus HAM” diakses dari
https://www.idntimes.com/news/indonesia/margith-juita-damanik/massa-
aksi-kamisan-ragukan-niat-jokowi-tuntaskan-kasus-ham/full pada 18
November 2018
Skripsi
Anggreini, Devi, 2018. Skripsi, “Upaya Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak
Kekerasan (KontraS) dalam Mengembangkan Hak Asasi Manusia di Asia
Tenggara”, Program Sarjana. Program Studi Hubungan Internasional.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
67
Sanjaya, Novriko Dwi, 2017. “Peranan Civil Society dalam Mengatasi Kekerasan
Terhadap Perempuan (Studi Pada Lembaga Advokasi Perempuan Damar
Provinsi Lampung)”, Program Sarjana. Program Studi Ilmu Pemerintahan.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Lampung.
Wawancara
Wawancara dengan Dimas Arya, Ketua Divisi Impunitas pada 1 April 2019 di
Kantor KontraS.
Wawancara dengan Jali, Ketua Koordinator Bidang Media dan Informasi Aksi
Kamisan pada 25 April 2019 di Jakarta.
68
Lampiran Dokumentasi Wawancara
(Dokumentasi foto bersama Jali, Ketua Koordinator Bidang Media dan Informasi
Aksi Kamisan
69