Skripsi
Disusun oleh:
Mohammad Naufal Eprillian Salsabil
NIM: 11151120000063
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Mohammad Naufal Eprillian Salsabil
11151120000063
Pembimbing,
i
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini sudah saya cantumkan
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya kemudian
Hidayatullah Jakarta.
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SRIPSI
NIM : 11151120000063
Mengetahui Mengetahui
iii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI
SKRIPSI
SISTEM PRESIDENSIAL DAN
DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF
Studi Perbandingan Sistem Pemerintahan di Indonesia di Era
Reformasi dan Turki Pasca Referendum 2017
Oleh
Mohammad Naufal Eprillian Salsabil
11151120000063
Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal
14 Oktober 2019 Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Ilmu Politik.
Ketua, Sekretaris,
Penguji I Penguji II
Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 14 Oktober 2019.
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
dan Turki Pasca Referendum 2017”. Selama penyusunan skripsi ini, penulis
doa dari mereka yang terlibat dalam penulisan skripsi ini. Alhamdulillah
skripsi ini dapat diselesaikan. Dan karenanya, pada kesempatan kali ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa orang yang telah
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A selaku Rektor
2. Bapak Dr. Ali Munhanif, M.A selaku Dekan dan Dosen Pembimbing
3. Bapak Dr. Ahmad Bakir Ihsan, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang
4. Bapak Dr. Agus Nugraha, M.A selaku dosen Pembimbing Akademik yang
vi
5. Bapak dan Ibu seluruh dosen Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial
6. Kedua orang tua saya Bapak Dede Apih Hurni dan Ibu Yunita Permata
7. Kedua nenek saya Mbah Ika Mudrikah dan Nien Tjitjih Sukaesih yang
empat tahun.
10. Bapak Acang, Bapak Nursiwan, Bapak Ridwan, Bapak Wakit, Ibu Farida
mereka yang terlibat, tentu tidak akan mudah mengerjakan skripsi ini.
Jakarta, 2019
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah................................................................. 1
2. Manfaat Penelitian..................................................... 11
viii
BAB II KERANGKA TEORETIS
DAN TURKI
Indonesia................................................................... 73
2014-2019 ................................................................. 75
ix
4. Hubungan Presiden dengan DPR RI ........................... 78
Turki ......................................................................... 89
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................. 98
LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah
suatu organisasi yang bekerja di dalam sebuah wilayah yang memiliki kekuasaan
tertinggi resmi dan dipatuhi oleh rakyatnya.1 Negara merupakan salah satu
lembaga utama yang mengatur dan mengelola sistem perpolitikan sebuah bangsa.
Dalam pengertian ini, negara menjadi alat dari masyarakat yang memiliki
kelompok, golongan, ataupun oleh penguasa negara itu sendiri.2 Harold Laski,
seperti yang dikutip dalam buku Miriam Budiardjo, menyatakan bahwa negara
adalah
1
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia, 2008), h. 17.
2
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h. 47-48.
3
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h. 48.
1
Dalam usahanya mengatur kewenangan dan kekuasaan dalam suatu negara
inilah sebuah konsep yang disebut pemerintah muncul.4 Kata pemerintah dan
pemerintahan lebih terkait dengan segala aktivitas yang dilakukan oleh orang-
orang yang berkuasa di negara tersebut untuk mencapai tujuan dari negara
tersebut. Dalam pengertian ini, secara sempit fungsi dari adanya suatu pemerintah
beserta jajaran para menteri di dalam kabinet, tetapi secara umum berarti seluruh
pengertian yang luas itulah sistem pemerintahan pada sebuah negara mempunyai
arti penting, yakni suatu tatanan utuh yang terdiri dari beberapa komponen
pemerintahan yang saling berkaitan dan saling memengaruhi dalam tugas dan
Salah satu sistem pemerintahan yang dikenal dalam politik modern adalah
4
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: PT Grasindo, 2010), h. 214. Kata
pemerintah secara etimologi berasal dari Bahasa Yunani “kubernan” yang berarti nahkoda kapal.
Maksud dari kata nahkoda kapal disini adalah melihat ke depan yang mana dalam menentukan
kebijakan yang diambil untuk mencapai tujuan masyarakat-negara, selalu merencanakan tahap-
tahap kebijakan untuk menghadapi masa depan negara, serta mempunyai tujuan yang telah
direncanakan.
5
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, h. 216.
6
Teuku Saiful Bahri Johan, Hukum Tata Negara dan Administrasi Negara dalam Tataran
Reformasi Ketatanegaraan Indonesia, (Yogyakarta: Deepublish), h. 249.
2
presidensial. Skripsi ini hendak mengkaji dan menganalisis dinamika dari
negara ini adalah dua negara yang pernah menerapkan dua sistem pemerintahan
Agustus 1950. Setelah itu, Indonesia menerapkan sistem parlementer sejak 1950
menerapkan sistem presidensial dan bertahan hingga saat ini.7 Begitu juga di
Turki yang mana pertama kali menerapkan sistem parlementer sejak berdiri pada
1945, sistem presidensial segera dianut dan dicantumkan dalam UUD 1945. Salah
satu alasannya adalah kesadaran para tokoh pergerakan yang tergabung dalam
BPUPKI mengadopsi sistem pemerintahan yang sudah berjalan lama pada Hindia-
Belanda. Tidak lama setelah itu, Kabinet Presidensial terbentuk. Pada 18 Agustus
PPKI menggelar sidang pertama pada 18 Agustus 1945 yang mana isinya adalah
7
Paizon Hakiki, “Sistem Pemerintahan Pada Masa Demokrasi Liberal Tahun 1949-
1959”, Jurnal Online Mahasiswa Vol 1, No.1, 2014.
3
dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden, dan untuk sementara tugas
pemerintah dibantu oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebelum MPR
kepala pemerintahan dan presiden hanya sebagai kepala negara. Kabinet Sjahrir I
menjadi kabinet pertama dan Sutan Sjahrir menjadi perdana menteri. Lalu
Indonesia Serikat (RIS) dan UUD 1945 diganti dengan UUDS 1950. Dalam
rentang 1950-1959 Indonesia menjadi era Demokrasi Liberal yang mana perdana
menteri bertanggung jawab kepada parlemen, banyaknya partai politik. Di era ini
terdapat 7 kali pergantian kepala pemerintahan. Di era ini juga banyak terjadi
membentuk koalisi antara partai pro pemerintah dan oposisi menemui kegagalan.
Era Demokrasi Parlementer ini cenderung tidak demokratis karena dua partai
politik yakni Partai Masyumi dan PSI dibubarkan oleh pemerintah karena
8
Pasal 1 ayat 1 UUD 1945.
4
dianggap terlibat dalam pemberontakan PRRI.9 Pada era ini Partai Komunis
menjadi presiden seumur hidup dan ini mengakibatkan tidak adanya check and
Orde Baru. Presiden Soeharto, yang menerima mandat memerintah pada 1966,
tidak lama setelah menerima Surat Perintah 11 Maret 1966, memperkuat sistem
presidensial yang hampir mirip dengan era Demokrasi Terpimpin era Soekarno.
Hubungan antara eksekutif dengan legislatif begitu kuat yang mana legislatif diisi
oleh mayoritas dari partai pendukung pemerintah yakni Golongan Karya (Golkar)
dan fraksi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Jika pada era
Presiden Soekarno terdapat konflik-konflik baik dari luar maupun dalam negeri, di
era Presiden Soeharto cenderung stabil bahkan nyaris tidak ada krisis politik
karena adanya peran tentara dalam menjaga stabilitas dan keamanan, dalam
bentuk Dwi Fungsi ABRI.11 Di era Orde Baru ini, presiden dipilih oleh MPR.
diri Presiden Soeharto dan B.J Habibie naik menjadi presiden memunculkan
harapan agar tidak terjadi lagi otoriterianisme. Reformasi politik pada era Presiden
Habibie menjadwalkan pemilu yang demokratis di tahun 1999. Pemilu tahun 1999
9
Sarah Nuraini Siregar, Sistem Presidensial Indonesia dari Soekarno ke Jokowi, (Jakarta:
AIPI, 2018), 2018, h. 56.
10
Sarah Nuraini Siregar, Sistem Presidensial Indonesia dari Soekarno ke Jokowi, h. 85.
11
Sarah Nuraini Siregar, Sistem Presidensial Indonesia dari Soekarno ke Jokowi, h. 157.
5
diikuti oleh 48 partai politik berkembang dari era Orde Baru yang hanya ada 3
MPR, DPR, DPD yang disahkan pada tahun 1999.12 Pada era Presiden
salah satunya adalah mengurangi peran perwira TNI di dalam perpolitikan. Era
dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Aceh dan Organisasi Papua Merdeka
eksekutif dengan legislatif di era ini memburuk salah satu alasannya adalah
Pencabutan TAP MPRS Nomor XXV Tahun 1966 tentang pelarangan PKI dan
eksekutif dan legislatif mengalami peningkatan dan peran DPR kembali menguat.
Kebijakan yang dikeluarkan oleh Presiden Megawati kerap terganjal oleh DPR
kasus lepasnya dua pulau yakni Sipadan dan Ligitan, kunjungan presiden ke
Timor Leste sebagai negara merdeka. Di era Susilo Bambang Yudhoyono pada
12
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia, 2008), h. 134.
13
Sarah Nuraini Siregar, Sistem Presidensial Indonesia dari Soekarno ke Jokowi, (Jakarta:
AIPI, 2018), h. 262.
14
Sarah Nuraini Siregar, Sistem Presidensial Indonesia dari Soekarno ke Jokowi, h. 315.
15
Sarah Nuraini Siregar, Sistem Presidensial Indonesia dari Soekarno ke Jokowi, h. 318.
6
periode 2004-2014 cenderung lebih demokratis karena pemilihan umum pada
tahun 2004 merupakan pemilu secara langsung dipilih oleh rakyat baik eksekutif
masyarakat. Selain itu MPR dan DPR bekerja tanpa adanya konflik dengan
eksekutif.
sedikit banyak berbeda dari Republik Turki. Seperti halnya Indonesia, Turki
merupakan wilayah ibu kota dari Kesultanan Turki Usmani yang menganut sistem
Berdiri pada 1299, kekhilafahan Turki mencapai puncak kejayaan setelah Sultan
Setelah itu Turki Usmani mampu menguasai beberapa wilayah di sebagian Eropa,
Afrika, semenanjung Arab. Turki Usmani mengalami kemunduran pada awal abad
ke-20 karena permasalahan internal dan eksternal dan pada akhirnya pada tanggal
3 Maret 1924, kekhilafahan Turki Usmani benar-benar hilang dan digantikan oleh
Republik Turki yang dideklarasikan oleh Mustafa Kemal Ataturk pada tanggal 29
Oktober 1923.
Barat. Kepala negara dipimpin oleh seorang presiden dan kepala pemerintah
7
dipimpin oleh perdana menteri. Dibawah Mustafa Kemal Ataturk, Turki
tahun 10 November 1938 dan memasuki era multi partai 1946, Republik Turki
Pihak militer beralasan bahwa pemerintahan sipil terlalu lemah dan gagal
1971, 1980, 1997, dan yang terbaru adalah percobaan kudeta yang gagal pada
tanggal 15 Juli 2016. Kudeta 1980 merupakan kudeta yang memiliki dampak yang
ketat oleh militer dibawah pimpinan Jenderal Kenan Evren. Semua partai-partai
itu, lebih dari 650.000 orang ditangkap, 230.000 orang diadili, para akademisi
Karena banyaknya intervensi dari pihak militer, pada awal abad ke-21
ketika Adalet ve Kalkinma Partisi (AKP) atau Partai Keadilan dan Pembangunan
16
Muhammad Iqbal, Amin Husein Nasution, “Pemikiran Politik Islam dari Masa Klasik
hingga Indonesia Kontemporer”, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 111.
17
Alfan Alfian, “Militer dan Politik di Turki”, (Jakarta: Penerbit Penjuru Ilmu, 2018), h. 2.
18
Trias Kuncahyono, Turki: Revolusi Tak Pernah Berhenti, (Jakarta: PT. Gramedia,
2018), h. 170.
8
Menteri Kehakiman Cemil Cicek mengusulkan untuk melakukan perubahan dan
Pada 2016 setelah percobaan kudeta yang gagal oleh sekelompok militer,
Recep Tayyip Erdogan dan Partai AKP semakin yakin untuk mengadakan
sebelumnya yang berbentuk parlementer. Pada awal tahun 2017, rencana untuk
4. Presiden dan tiga perlima anggota parlemen bisa menentukan pemilu untuk
Hasil referendum yang diiniasikan oleh Recep Tayyip Erdogan secara mayoritas
karena kedua negara memiliki sejarah panjang untuk dapat menjadi negara dengan
9
B. Pertanyaan Penelitian
Widodo?
Erdogan?
1. Tujuan Penelitian
Reformasi.
10
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
b. Manfaat Praktis
D. Tinjauan Pustaka
memastikan urgensi dan signifikansi dari penelitian yang penulis lakukan. Berikut
ini adalah tinjauan pustaka yang saya dapatkan untuk perbandingan sistem
pemerintahan.
11
Presidensial (Komparasi Sistem Pemerintahan Indonesia Pasca Amandemen
UUD 1945 dan Sistem Pemerintahan Republik Islam Iran)” membahas mengenai
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yakni dengan studi
pustaka dari buku, jurnal, situs internet, dan dokumen. Disini fokusnya adalah
sistem pemerintahan Indonesia setelah amandemen UUD 1945 atau lebih tepatnya
di era Reformasi dan Iran setelah revolusi di tahun 1979. Hasil dari penelitian ini
contohnya adalah kekuasaan eksekutif sama-sama berada pada presiden dan wakil
presiden dan dipilih oleh rakyat secara langsung, legislatif juga dipilih rakyat
Turki.20
adalah metode kualitatif yakni dengan metode kepustakaan dan studi dokumen.
Indonesia dengan Amerika Serikat. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa terdapat
20
Ahmad Syukron Jazuly,“Sistem Presidensial (Komparasi Sistem Pemerintahan
Indonesia Pasca Amandemen UUD 1945 dan Sistem Pemerintahan Republik Islam Iran)” (Skripsi
S1 Fakultas Syari’ah, Universitas Sunan Kalijaga, 2008).
12
persamaan sistem presidensial antara Indonesia dengan Amerika Serikat salah satu
contohnya adalah kepala negara dan kepala pemerintahan dipegang oleh presiden,
antara Indonesia dengan Amerika Serikat adalah kalau di Amerika Serikat para
menteri sebelum diangkat harus mendapat saran dari anggota senat, sedangkan di
Indonesia tidak perlu saran dari DPR. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Turki.21
mulai dari era Presiden Soekarno, Soeharto, B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid,
presidensial era Presiden Soekarno lahir dari pasal 1 ayat 1 UUD 1945 dan KNIP
berperan penting dalam beberapa hal seperti mengawasi kinerja presiden, memilih
anggota DPR, memberi usulan kepada presiden mengenai kebijakan yang dibuat.
Meja Bundar (KMB) pada 27 Desember 1949, Indonesia berubah dari sistem
presidensial menjadi parlementer dan UUD 1945 diganti dengan UUDS 1950.
mosi tidak percaya kepada perdana menteri. Demokrasi Terpimpin dalam rentang
21
Marthin Simangunsong, “Sistem Pemerintahan Presidensial di Indonesia dengan
Amerika Serikat (Suatu Kajian Perbandingan)” (Medan: Universitas HKBP Nommensen, 2007).
13
Soeharto tidak jauh beda dengan era Demokrasi Terpimpin karena posisi eksekutif
sangat dominan dibanding legislatif. Era Reformasi diawali oleh B.J. Habibie,
lembaga yang seimbang dengan prinsip check and balances, pemilu yang
demokratis.22
dengan Inggris. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif berupa studi kepustakaan dari buku-buku. Hasil dari jurnal ini adalah
contohnya adalah jika di Inggris tidak ada konstitusi tertulis, sedangkan Indonesia
memiliki UUD 1945, kepala negara Inggris adalah raja atau ratu dan kepala
negara dipegang oleh presiden dan wakil presiden. Adapun, penelitian yang
Turki.23
22
Sarah Nuraini Siregar, Sistem Presidensial Indonesia dari Soekarno ke Jokowi, (Jakarta:
AIPI), 2018.
23
Samkamaria, “Perbandingan Administrasi Publik (Perbandingan Sistem Pemerintahan
Indonesia dengan Inggris)”, Jurnal Perbandingan Publik Vol 4, No 1, Januari-Mei 2016.
14
Kelima, jurnal yang ditulis oleh Moros Adidi Yogia yang berjudul
bagaimana perbandingan sistem politik dari aspek supra struktur hingga infra
sumber dari buku-buku. Hasil yang ditulis di jurnal ini adalah bahwa birokrasi
yang ada di Jepang lebih baik dibandingkan dengan Indonesia karena birokrasi di
kalangan-kalangan tertentu. 24
dua partai yang memiliki ideologi yang sama dalam kontestasi pemilu di
Indonesia dan Turki. Penelitian ini mencari faktor-faktor keberhasilan PKS dan
AKP dalam setiap pemilu yang diikuti. Penelitian ini menggunakan teori
beberapa teori lain seperti teori organisasi, teori basis massa, teororganisasi, dan
teori kepemimpinan. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa suara PKS dalam
24
Moris Adidi Yogia, “Indonesia dan Jepang dalam Perspektif Perbandingan Politik”.
Jurnal Perbandingan Politik, Vol 2, No 1, 2009, (Pekanbaru: Universitas Islam Riau).
15
dakwah kampus menjadi sebuah partai politik dan selain itu faktor sosial, budaya
di Indonesia yang kurang mendukung. Partai AKP dalam setiap kontestasi pemilu
rekrutmen yang bagus dan faktor lainnya seperti sosial, budaya yang
mendukung.25
antara tinjauan pustaka dengan penelitian yang penulis lakukan baik dari aspek
antar dua partai politik antara Indonesia (PKS) dengan Turki (AKP). Sementara
pembanding.
E. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
25
Sitaresmi S. Soekanto, “Studi Perbandingan: Pemenang Pemilu Partai Keadilan
Sejahtera (PKS) di Indonesia 1999-2009 dan Adalet ve Kalkinma Partisi (AKP) di Turki 2002-
2007” (Depok: Universitas Indonesia, 2012).
26
Lawrence Neuman, Metode Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif,
(Jakarta: PT Indeks), 2013, h 225.
16
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Data Primer adalah data yang diperoleh oleh peneliti secara langsung
tanpa perantara. Teknik wawancara adalah salah satu hal yang terdapat di
di era Reformasi. Isi dari referendum konstitusi 2017 yang sebagian besar
b. Data sekunder adalah data yang didapat secara tidak langsung atau dari
menjadi mayoritas dari isi penelitian dan juga ada sedikit sumber yang
27
Ulfah Mawaddatul Qudus, Gerakan Politik dan Otonomi Khusus (Studi Perbandingan
Gerakan Suku Kurdi Memperjuangkan Otonomi Khusus di Irak dan Turki), (Skripsi S1 Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018) h.15.
28
Denayu Swami Vevekananda, Perilaku Politik dan Kekuasaan Politik (Studi
Perpindahan Partai Politik Basuki Tjahaja Purnama dalam Perpolitikan di Indonesia), (Skripsi
S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017).
17
penelitian dalam bentuk rangkaian kalimat atau kata-kata dan tanpa adanya
presidensial.
F. Sistematika Penulisan
Pemaparan hasil penelitian yang baik terbaca dari adanya keterkaitan antara
satu bagian dengan bagian yang lainnya. Topik penelitian dibagi ke dalam beberapa
bab dan berikut ini adalah sistematika penulisan dari penelitian yang ditulis :
manfaat dan tujuan, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan
dengan Turki.
Bab II, peneliti menulis tentang kerangka teori yang digunakan dalam
29
Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2006), hlm. 6.
18
Bab IV, peneliti melakukan analisis mengenai perbandingan yakni
19
BAB II
KERANGKA TEORETIS
konteks ini, penulis mengambil tiga kerangka teoritis yang lazim digunakan
dalam ilmu politik, khususnya dalam penelitian tentang tantang sis tem
lembaga negara yang tertata secara sistematis dan semua lembaga saling
terkait antar satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan
30
Ahmad Yani, “Sistem Pemerintahan Indonesia: Pendekatan Teori dan Praktek
Konstitusi Undang-Undang Dasar 1945”, Jurnal Legislasi Indonesia, Vol. 15 No. 12 Juli 2018, h.
59.
20
kewenangan dan pertanggungjawaban antar lembaga negara antara satu
dengan lainnya. 31
fungsi kepala negara seperti raja, presiden hanya berstatus patro untuk
31
Muliadi Anangkota, “Klasifikasi Sistem Pemerintahan Perspektif Pemerintahan Modern
Kekinian”, Cosmogov:Jurnal Ilmu Pemerintahan, Vol.3 No.2. h. 150.
32
Dede Mariana, Neneng Yani Yuningsih, Caroline Paskarina, Perbandingan
Pemerintahan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 19.
21
Sistem presidensial adalah sebuah sistem pemerintahan yang mana
para menteri dibuat dan ditunjuk langsung oleh presiden dan bertanggung
jawab kepada presiden dan lembaga eksekutif dan lembaga legislatif dalam
eksekutif yakni presiden dan wakil presiden dengan masa jabatan yang tetap
rakyat secara langsung melalui pemilihan umum untuk masa satu periode.
33
Syofyan Hadi, “Fungsi Legislasi dalam Sistem Pemerintahan Presidensil”. Jurnal Ilmu
Hukum. Vol. 9, No. 18, Februari 2013, h. 78.
22
presiden memimpin langsung pemerintahan yang dibentuk oleh presiden itu
sendiri. 34
pemerintahan yang dijalankan oleh eksekutif cukup stabil dan sesuai dengan
34
Yusuf Wibisono, “Anomali Praktik Sistem Pemerintahan Presidensial dan Multipartai di
Awal Pemerintahan Jokowi Tahun 2014”. Jurnal Ilmu dan Budaya. Vol. 40, No. 55, Maret 2017.
35
Sunarso, Perbandingan Sistem Pemerintahan, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2012), h.
2-3.
23
batas waktu yang telah ditetapkan oleh undang-undang, dan dalam sistem
posisi tawar menawar antara pihak legislatif dan eksekutif dan pada
masing pilar dalam tiga lembaga tadi diharuskan untuk membina hubungan
36
Pultoni, Sistem Pemerintahan Parlementer dan Presidensil: Studi Perbandingan dan
Pelaksanaannya di Indonesia, (Jakarta: Universitas Pembangunan Nasional Veteran), h. 17.
37
Muliadi Anangkota, “Klasifikasi Sistem Pemerintahan Perspektif Pemerintahan Modern
Kekinian”, Cosmogov:Jurnal Ilmu Pemerintahan, Vol. 3 No. 2. h. 148.
38
Sulardi, “Rekonstruksi Sistem Pemerintahan Presidensil Berdasar Undang-Undang
Dasar 1945 Menuju Sistem Pemerintahan Presidensil Murni”, Jurnal Konstitusi, Vol. 9 No. 3. h.
519.
24
legislatif dipilih secara demokratis yakni dipilih langsung oleh rakyat
melalui pemilihan umum. Selain itu, secara personal antara presiden dengan
dengan legislatif.
pemilihan umum.
pertanggungjawaban :
legislatif.
25
b. Lembaga legislatif membuat undang-undang dan kemudian undang-
kesamaan dan perbedaan antara diri kita dengan yang lain. 40 Pengertian
sistematis satu negara dengan negara yang lain yang bertujuan untuk
39
Cora Elly Novianti, “Demokrasi dan Sistem Pemerintahan”, Jurnal Konstitusi, Vol.10,
No.2, Juni 2013.
40
Todd Landman, Issue and Methods in Comparative Politics: An Introduction, (New
York: Routledge), 2008, h. 4.
41
Ulfah Mawaddatul Qudus, Gerakan Politik dan Otonomi Khusus (Studi Perbandingan
Gerakan Suku Kurdi Memperjuangkan Otonomi Khusus di Irak dan Turki), (Skripsi S1 Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018), h. 18.
26
politik. 42 Perbandingan politik adalah bagian dari metode perbandingan
berkaitan dengan sistem politik dan sistem pemerintahan antar dua negara
dan juga fokus terhadap sejarah politik negara yang menjadi model
perbandingan.
atau kelompok yang terorganisir dalam partai politik, gerakan sosial dan
terdapat juga yang biasa disebut dengan kebijakan. Kebijakan adalah sebuah
42
Todd Landman, Issue and Methods in Comparative Politics: An Introduction, (New
York: Routledge), 2008, h. 4.
43
Ulfah Mawaddatul Qudus, Gerakan Politik dan Otonomi Khusus (Studi Perbandingan
Gerakan Suku Kurdi Memperjuangkan Otonomi Khusus di Irak dan Turki), (Skripsi S1 Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018) h.18.
27
dan diterapkan di dalam masyarakat. 44 Dengan demikian, yang dimaksud
negara lainnya, dalam kasus-kasus dan unit kajian yang telah ditentukan.
dalam negeri dan luar negeri. Pemerintahan adalah sebuah ilmu yang
konsep manusia yang sudah ada sejak manusia itu sendiri ada di dunia ini.
yang memiliki dasar dan kekuatan hukum. Dilihat dari struktur negara,
dalam pemerintah sudah tercantum dalam aturan atau konstitusi pada saat
44
Skolastika L.K, “Pendekatan Perbandingan Politik Sebagai Teori dan Metode”, Tugas
Teori Perbandingan Politik.
45
Dede Mariana, Neneng Yani Yuningsih, Caroline Paskarina, Perbandingan
Pemerintahan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 10.
28
negara baru terbentuk supaya tidak ada penyalahgunaan kekuasaan (abuse
of power).
adalah sebagai sebuah kumpulan khusus dari para individu yang telah
(pressure group). Seiring berjalannya waktu, para peneliti dari jurusan ilmu
46
Dede Mariana, Neneng Yani Yuningsih, Caroline Paskarina, Perbandingan
Pemerintahan, h. 12.
29
semuanya dilandasi dengan nilai-nilai atau prinsip yang terbentuk dalam
untuk dijadikan sebagai patokan hukum dan juga konstitusi adalah sebagai
terwujudnya legitimasi. Salah satu ciri yang paling penting dalam konstitusi
47
Dede Mariana, Neneng Yani Yuningsih, Caroline Paskarina, Perbandingan
Pemerintahan, h. 100.
48
Dwi Arum Setiyawati, “Pola Hubungan Eksekutif Dengan Legislatif dalam Proses
Pembuatan Peraturan Daerah (Studi pada Perda Pajak Hiburan Tahun 2011 Kabupaten
Lampung Selatan)” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung,
2012).
30
perhatian. Kekuasaan eksekutif atau presiden menjadi penentu akan
bekerja sama untuk kepentingan orang banyak atau buruk dan menjadi
dan secara partisan. Kuasa konstitusional pada presiden yakni presiden bisa
dan sikap solidaritas. Kuasa partisan juga menjadi penentu hubungan antara
maka legislatif juga dapat melakukan hal yang serupa. Model legislatif
49
Djayadi Hanan, Menakar Presidensialisme Multipartai di Indonesia: Upaya Mencari
Format Demokrasi yang Stabil dan Dinamis dalam Konteks Indonesia, (Bandung: Mizan, 2014),
h. 46.
31
penting yang menjadi penentu hubungan antara eksekutif dengan legislatif.
2. Proaktif: membuat dan meloloskan usulan yang berasal dari legislatif itu
sendiri.
eksekutif.
Menurut Figuerido dan Limongi, hal yang utama dalam hubungan eksekutif
presiden dapat mendesak legislatif untuk dapat bekerja sama dan tidak
aturan yang formal, prosedur kepatuhan, dan prosedur operasi standar yang
50
Djayadi Hanan, Menakar Presidensialisme Multipartai di Indonesia: Upaya Mencari
Format Demokrasi yang Stabil dan Dinamis dalam Konteks Indonesia, h.50.
32
dengan legislatif bersifat check and balances dan hasil dari proses
terkait.
Institusi dalam proses kerjanya menurut Hall ada dua tahap, pertama
yang telah dibuat. Kedua, posisi kelompok dalam upaya mempengaruhi para
fasilitas atau sarana bagi masyarakat untuk dapat ikut dan berpartisipasi
kelompok yang dibuat oleh manusia secara terorganisir dengan stabil dan
untuk membuat kebijakan yang bersifat umum yang dibuat oleh para
bahwa partai politik adalah sebuah organisasi yang didirikan oleh para
51
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: PT Grasindo, 2010), h. 148.
33
aktivis politik yang memiliki tujuan untuk merebut pemerintahan serta
tadi, sebuah partai harus mengikuti mekanisme yang terdapat dalam aturan
52
Abd. Rahman Bawazi, “Dinamika Partai Politik dalam Sistem Presidensil di Indonesia”.
Jurnal Agama dan Hak Azazi Manusia”. Vol. 6, No. 2, Mei 2017, h. 140.
53
Yusuf Wibisono, “Anomali Praktik Sistem Pemerintahan Presidensial dan Multipartai di
Awal Pemerintahan Jokowi Tahun 2014”. Jurnal Ilmu dan Budaya. Vol. 40, No. 55, Maret 2017.
34
kemenangan, maka partai politik tersebut menjadi oposisi atau pengontrol
Kedua, sistem dua partai berarti terdapat partai penguasa atau partai
pemenang pemilu dan partai oposisi yang kalah pada pemilu. Sistem
menjadi oposisi dan juga sebaliknya partai oposisi jadi penguasa dari hasil
pemilu. Lalu yang terakhir adalah sistem kepartaian multi partai yang mana
berarti jumlah partai politik yang berpartisipasi lebih dari dua. Sistem multi
suku, agama, ras. Sistem multi partai dalam pemilu biasanya tidak ada yang
54
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia, 2008), h. 415-
420.
35
memang tidak bertanggung jawab kepada legislatif atau parlemen , tapi tentu
dan bergabung dengan partai politik lainnya dan membentuk sebuah koalisi.
dan hasil pemilihan umum tersebut akan menentukan posisi para partai
politik tersebut bisa jadi menjadi koalisi pemerintah atau koalisi oposisi. 55
bukan hal yang mudah. Setiap partai politik yang ada di pemerintahan
mencapai kepentingan partai politik itu sendiri. Selain itu, menurut Scott
36
presidensial karena para pemimpin partai politik dalam koalisi harus tetap
berhubungan baik dengan presiden karena jika sampai ada kesalahan dalam
prerogatif menurut Bagir Manan adalah hak yang dimiliki oleh seorang
prerogatif tidak dapat terlaksana sepenuhnya dari presiden itu sendiri, peran
dengan meraih mayoritas kursi. Selain itu, parlemen adalah perwakilan dari
partai politik dan hal yang pasti terjadi di dalam parlemen adalah manuver
56
Firman Hanan, “Relasi Eksekutif-Legislatif dalam Presidensialisme Multipartai di
Indonesia”, Jurnal Wacana Politik, Vol. 2, No. 2, Oktober 2017, h. 100.
57
Hendra Wahyu Prabandani, “Batas Konstitusional Kekuasaan Konstitusional Presiden”.
Jurnal Legislasi Indonesia, Vol. 12, No. 03, Oktober 2015, h. 270.
58
M. Yasin al-Arif, “Anomali Sistem Pemerintahan Presidensial Pasca Amandemen UUD
1945”. Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM, Vol. 22, No.2, April 2015, h. 243.
37
terjadi di parlemen tentu akan berpengaruh terhadap relasi antara presiden
parlemen adalah hal yang penting supaya pemerintahan tetap stabil dan
masing. 59
59
Fazrin Basalamah, “Pengaruh Partai Politik dalam Sistem Pemerintahan (Presidensial)
Menurut Pasal 6A UUD 1945”. JurnalLex Administratum, Vol. 6, No. 2, April-Juni 2018, h. 79-
80.
38
BAB III
DAN TURKI
sistem pemerintahan yang berada di Indonesia dan Turki. Bab ini akan fokus
politik dan dinamika kepartaian di kedua negara itu. Dalam konteks ini, baik
mana sistem sistem presidensial diganti dangan sistem parlementer. Hal ini
(BPUPKI) yang berdiri pada 29 April 1945. Badan ini diketuai oleh Ir.
39
permasalahan mengenai Indonesia setelah merdeka seperti dasar negara,
bentuk negara dll. Pada awalnya, adalah Dr. Soepomo yang mengusulkan
pasca kemerdekaan dan melahirkan beberapa hal yang krusial salah satunya
Soekarno, Moh. Hatta, Moh. Yamin, dan Dr. Soepomo. Hal-hal yang
nasionalis dan kelompok Islam berdebat mengenai tujuh kata yang dianggap
Pada hari yang sama, Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta dilantik
menjadi presiden dan wakil presiden Republik Indonesia secara aklamasi dan
60
Sofian Effendi, “Mencari Sistem Pemerintahan Negara”, makalah Pidato Dies UGM, 23
November 2006, hlm. 6.
61
Sarah Nuraini Siregar, Sistem Presidensial Indonesia dari Soekarno ke Jokowi, (Jakarta:
AIPI), 2018, hlm. 31.
40
presiden dan wakil presiden atau eksekutif sebelum Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terbentuk. Pada sidang
kedua PPKI yang digelar pada tanggal 19 Agustus 1945 melahirkan beberapa
pemerintahan.
bertahan sampai pada tanggal 14 November 1945. Ini terjadi karena Soetan
Sjahrir diangkat menjadi perdana menteri dan otomatis pada saat itu sistem
Maklumat Pemerintah pada hari yang sama. Sejak 14 November 1945 hingga
20 Desember 1949 telah terjadi beberapa kali pergantian kabinet mulai dari
Sjahrir I, II, III, Kabinet Amir Sjarifuddin I, II, Kabinet Hatta I, II, dan
sampai lahirnya Republik Indonesia Serikat (RIS) yang dipimpin oleh Moh
Hatta.62
bebas dari pengaruh asing terutama Belanda yang tidak mengakui kedaulatan
62
Rosdalina Bukido, “Kajian Terhadap Sistem Pemerintahan dan Prakteknya Menurut
Undang-Undang Dasar Tahun 1945”, Jurnal Ilmiah Al-Syir’ah Vol 10, No.1, 2012, 8-9.
41
menggunakan cara kekerasan dengan melalui perang mendapat kecaman
Perjanjian Linggarjati di Cirebon pada 11-13 November 1946 yang pada saat
itu delegasi Indonesia dipimpin oleh Soetan Sjahrir, sedangkan delegasi dari
Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tanggal 17 Agustus 1950 dan kembali
masa sistem Presidensial presiden adalah pemegang kepala negara dan kepala
63
George McTurnan Kahin, Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia, (Surakarta: UNS
Press), 1995, hlm. 570.
64
Paizon Hakiki, “Sistem Pemerintahan Pada Masa Demokrasi Liberal Tahun 1949-
1959”, Jurnal Online Mahasiswa Vol 1, No.1, 2014.
42
Mohammad Natsir didaulat menjadi Perdana Menteri Indonesia
Partai Katolik, Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII), dan Partai Kristen.
Partai Masyumi.
dengan perolehan kursi 29 kursi. Parlemen juga diisi oleh partai politik yang
tidak memihak ke pihak manapun atau netral seperti Partai Buruh, dan
65
George McTurnan Kahin, Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia, (Surakarta: UNS
Press), 1995, hlm. 593.
43
menyelesaikan dan memperjuangkan Irian Barat untuk dapat bergabung ke
Indonesia.
yang baik dengan militer, lain halnya dengan pemerintahan Soekiman yang
tidak dapat menjaga hubungan baik dengan militer. Ini dilihat dari tindakan
menteri pertama yang berasal dari Partai Nasional Indonesia (PNI), setelah
dua perdana menteri sebelumnya berasal dari Partai Masyumi. Sama seperti
66
Robert E. Lucius, “A House Divided: The Decline and Fall of Masyumi (1950-1956)”,
(Tesis Naval Postgraduate School, US Navy, 2003).
44
pemerintahan sebelumnya, program-program kerja yang dianggap penting
adalah mengenai Irian Barat dan kestabilan politik nasional. Sama dengan
pihak anti kabinet lainnya menggelar mosi tidak percaya kepada Kabinet
Presiden Soekarno. 67
PNI. Kabinet Ali Sastroamidjojo diisi oleh orang-orang yang ahli pada
bidangnya atau disebut juga dengan istilah zaken kabinet. Program kerja yang
yang pada saat itu dikuasai oleh Daud Beureueh menuntut status Aceh untuk
67
Paizon Hakiki, “Sistem Pemerintahan Pada Masa Demokrasi Liberal Tahun 1949-
1959”, Jurnal Online Mahasiswa Vol 1, No.1, 2014.
45
Permasalahan dengan militer terutama dengan Angkatan Darat masih
terpecah sejah peristiwa 17 Oktober 1952 antara kelompok yang pro dengan
Mayor Jenderal T.B Simatupang yang pada saat itu menjabat sebagai Kepala
Kolonel Zulkifli Lubis sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) tanpa
tokoh dari kalangan PNI. Tak lama setelah dilantik menjadi perdana menteri
atau tepatnya pada tanggal 29 September 1955, pemilu untuk pertama kalinya
sejak merdeka digelar. Pemilu pertama memilih anggota DPR dan pemilu
pemilu 1955 sangat krusial dan mengubah komposisi jumlah anggota partai
68
Herbert Feith, The Decline of Constitusional Democracy in Indonesia, (Jakarta:
Equinox, 2007), hlm. 396.
46
politik di parlemen dan berpengaruh terhadap pemerintahan Burhanuddin
Sastroamidjojo dan ini berpengaruh besar terhadap posisi Ali Sastroam idjojo
sebagai perdana menteri dan krisis pemerintahan ini berakhir ketika Ali
Maret 1957.
April 1957 yakni Kabinet Karya dan Ir. Djuanda Kartawidjaja ditunjuk
memimpin kabinet. Program kerja yang disusun di dalam Kabinet Karya ini
69
Singgih Bambang Permadi, “Proses Pemilihan Umum 1955 di Indonesia” (Skripsi S1
Program Studi Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri Yogyakarta, 2014).
47
Pelaksanaan Pancakarya dalam pemerintahan Ir. Djuanda sulit
November 1957.
Hindia Belanda hanya dihitung 3 mil dari garis pantai dan semua laut-laut
antar pulau resmi milik Indonesia dan bukan lagi perairan bebas. 70 Pada
a. Pembubaran Konstituante.
lagi.
70
“Deklarasi Djuanda I isi, hasil, sejarah, dan pengaruhnya terhadap Indonesia”,
https://setkab.go.id/deklarasi-djuanda-dan-visi-mochtar-kusumaatmadja/. Diakses pada tanggal 13
Maret 2019.
48
c. Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) dan Dewan
hubungan dengan legislatif yang terus memburuk dan tidak cocok diterapkan
terdiri badan eksekutif yakni presiden, wakil presiden dan para menteri yang
ditunjuk dan diberhentikan oleh presiden. Presiden dan wakil presiden dipilih
oleh MPRS sehingga presiden dan wakil presiden disebut mandataris MPRS
berstatus menteri, tidak ada wakil presiden dan era ini nyaris prinsip check
71
“Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959”, https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/muspres/dekrit-
presiden-5-juli-1959/. Diakses pada tanggal 13 Maret 2019.
49
presiden seumur hidup berdasarakan TAP MPRS No. III/1963, dan presiden
seiring dengan kondisi negara yang tidak stabil dan berbagai macam
Presiden Soekarno.
sejak Indonesia merdeka pada 1945 hingga era Demokrasi Terpimpin pada
karena gejolak dan ketidakstabilan politik yang terus terjadi dan juga sifat
Era Orde Baru (Orba) adalah era Presiden Soeharto menjadi Presiden
MPRS No. XXXXIV Tahun 1968 setelah sebelumnya hanya menjadi Pejabat
Presiden dari 12 Maret 1967 – 27 Maret 1968. Era Orde Baru perlahan mulai
anggota DPR kini dilarang, jumlah menteri dalam satu kabinet dibatasi hanya
72
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia, 2008), h. 130.
50
menjadi 24 orang ditambah 3 pejabat setingkat menteri dan para menteri diisi
seperti jumlah anggota legislatif atau DPR dari sebelumnya 283 berkurang
menjadi 242 kursi. Anggota parlemen dari PKI, ataupun anggota parlemen
yang dicurigai berafiliasi dengan PKI dipecat. 242 anggota parlemen terdiri
dari 102 anggota berasal dari partai politik, 140 berasal dari Golongan Karya
460 yang diantaranya 100 anggota diangkat dan 360 anggota dipilih melalui
politik seperti PNI, Partai Murba, IPKI, Parkindo, Partai Katolik. Partai
73
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h. 338.
51
Hubungan antara eksekutif dan legislatif pada masa Orde Baru bisa
persetujuan dari presiden. Keanggotaan MPR yang terdiri dari 500 anggota
DPR hasil pemilu dan 20% militer, dan sisanya adalah utusan golongan dan
dianggap mampu menjaga stabilitas politik nasional. ABRI di era Orde Baru
berbagai jabatan sipil seperti gubernur, bupati, walikota, duta besar. Jumlah
anggota ABRI pada tahun 1967 berjumlah 43 kursi, di tahun 1969 naik
menjadi 75 kursi, dan di tahun 1985 naik menjadi 100 kursi dari 500 anggota
Tahun 1969 jo UU No.2 Tahun 1985. Posisi eksekutif dan legislatif sejajar
III/MPR/1978. Pemilu legislatif dalam era Orde Baru selalu digelar setiap
74
Josef M. Monteiro, “Perpaduan Presidensial dan Parlementer dalam Sistem
Pemerintahan RI”. Jurnal Hukum PRIORIS, Vol 5, No. 3, 2016, h. 213.
75
Sarah Nuraini Siregar, Sistem Presidensial Indonesia dari Soekarno ke Jokowi, (Jakarta:
AIPI), 2018, h. 168.
52
lima tahun sekali dan dalam rentang 1977-1997 selalu dimenangkan oleh
Tujuan era Orde Baru adalah menjaga stabilitas dalam berbagai bidang
seperti ekonomi, politik, sosial. Orde Baru yang pada awalnya adalah anti
presidensial era Orde Baru bisa dikatakan mirip dengan pelaksanaan sistem
antara era Orde baru dengan era Demokrasi Terpimpin adalah eksekutif
dan tidak demokratis. Era Orde Baru berakhir pada 21 Mei 1998 ketika
Indonesia setelah terjadi krisis moneter 1997-1998 dan kerusuhan besar yang
terjadi di Jakarta.
3. Era Reformasi
76
Sarah Nuraini Siregar, Sistem Presidensial Indonesia dari Soekarno ke Jokowi, h. 169.
53
demokratis. Beberapa UU produk era Orde Baru diganti dengan UU yang
lebih demokratis seperti UU No. 2 tahun 1999 tentang partai politik, UU No.
Habibie mulai membaik dan prinsip check and balances mulai berjalan di era
legislatif secara demokratis digelar pada 7 Juni 1999 dengan diikuti oleh 48
partai politik dimana sebelumnya hanya terdapat 3 partai politik di era Orde
Baru.
77
Junior Hendri Wijaya, Iman Amanda Permatasari, “Capaian Masa Pemerintahan
Presiden B.J. Habibie dan Megawati di Indonesia”. Jurnal Cakrawala, Vol. 12, No. 2, 2
Desember 2018, h. 203.
54
Tetapi, hubungan baik antara eksekutif dan legislatif tidak
ditolak MPR pada rapat paripurna pada Oktober 1999 dan B.J. Habibie
Reformasi. Pemilu 1999 diikuti oleh 48 partai politik dan hasil pemilu 1999
meraih sebanyak 153 kursi legislatif disusul oleh Partai Golkar yang meraih
120 kursi legislatif, PPP dengan 58 kursi, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
dengan 51 kursi, dan Partai Amanat Nasional (PAN) dengan 34 kursi. PDIP
Islam seperti PAN, PBB, PK, PKB membentuk poros yang disebut dengan
Poros Tengah yang dibentuk oleh Amien Rais dan menunjuk K.H
55
PDIP, Golkar, PPP, PAN, PK, PBB. Hubungan antara Presiden dengan para
Menko Taskin. Wiranto juga dipaksa mundur oleh Gus Dur karena dianggap
antara Gus Dur dengan DPR mulai memburuk ketika presiden Gus Dur
MPR untuk memakzulkan Presiden Gus Dur karena Gus Dur mengancam
MPR (SI MPR) dan kemudian dituangkan dalam Tap MPR No. II/MPR/2001.
para menterinya diisi oleh koalisi PDIP, Golkar, PAN, PKB, dan PPP.
56
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Era Presiden Megawati
presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat di tahun 2004. 80
Konflik Ambon, Konflik Poso yang melanda Indonesia dan menjadi sorotan
internasional terutama Peristiwa Bom Bali pada 12 Oktober 2002 yang mana
jumlah korban meninggal mencapai 202 orang dan mayoritas yang menjadi
korban adalah warga negara Australia. 81 Hal ini membuat Presiden Megawati
permasalahan penjualan salah satu aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yakni PT. Indosat. Permasalahan lepasnya dua pulau yakni Pulau Sipadan dan
80
Junior Hendri Wijaya, Iman Amanda Permatasari, “Capaian Masa Pemerintahan
Presiden B.J. Habibie dan Megawati di Indonesia”. Jurnal Cakrawala, Vol. 12, No. 2, 2
Desember 2018, h. 205.
81
https://www.liputan6.com/global/read/3665175/12-10-2002-jejak-kelam-tragedi-bom-
bali-i, diakses pada tanggal 14 Mei 2019.
57
baik antara eksekutif dengan legislatif dengan sering mengadakan rapat
mencalonkan diri menjadi presiden dan kali ini dia berpasangan dengan K.H.
Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla setelah pemilu dilakukan dua
putaran. Pada pemilu 2009, SBY kembali memenangkan pemilu dan pada
kabinet yang bernama Kabinet Indonesia Bersatu. Kabinet ini diisi oleh
(PKS), PAN, PKB. Periode kedua SBY diisi oleh koalisi yang sama pada
periode sebelumnya.
Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang berada di Aceh yang di era sebelumnya
berjalan stabil meskipun ada beberapa kali gesekan diantaranya adalah DPR
beberapa kali menggunakan hak angket dan hak interpelasi atas kebijakan -
kebijakan yang dibuat oleh pemerintah seperti persoalan harga Bahan Bakar
58
Minyak (BBM), impor beras. Presiden SBY sering melakukan lobi-lobi
dari DPR dan bahkan hampir seluruh kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh
bisa dikatakan lebih seimbang antara eksekutif dengan legislatif dan prinsip
dalam Turki Utsmani tidak stabil dan dengan kondisi ini dimanfaat kan oleh
harus dipisahkan dari politik. Namun, konsep ini ditolak dan mengakibatkan
konflik internal Turki Utsmani semakin parah hingga pada akhirnya Dewan
Perwakilan Nasional menunjuk Mustafa Kemal Pasa sebagai ketua dewan dan
dengan republik dan gagasan ini mendapat penolakan dari pihak Sultan
59
Laussane yang ditandatangani pada 24 Juli 1923 membuat Turki diakui
Pasa atau Kemal Ataturk sekaligus menjadi presiden Republik Turki pertama.
Kekhilafahan Turki Utsmani resmi dihapus pada 3 Maret 1924 dan Dinasti
pada masa Mustafa Kemal Ataturk didominasi oleh satu partai politik yakni
Partai Rakyat Republik (Cumhuriyet Halk Partisi). Partai ini menjadi mesin
partai oposisi di era ini nyaris tidak ada, meskipun ada partai oposisi yakni
dengan legislatif pada era Mustafa Kemal Ataturk bisa dikatakan tidak
bahwa Turki adalah negara dengan satu partai, yakni Partai Rakyat Republik,
pemberian gelar “Ataturk” atau Bapak Turki oleh parlemen pada tahun
82
Solikhun, “Negara Turki pada Masa Kepemimpinan Mustafa Kemal Ataturk Tahun
(1923-1950)”. Jurnal Ilmiah, 2013, (Depok: Universitas Indonesia).
83
Alfan Alfian, “Militer dan Politik di Turki ”, (Jakarta: Penerbit Penjuru Ilmu, 2018), h.
31.
60
Ataturk dalam melaksanakan reformasi-reformasi yang dijalankannya dan ini
tercantum dalam Konstitusi 1924. Enam prinsip Kemal Ataturk atau yang
nasionalisme (milliyetcilik).84
berdirinya partai politik dan mulai berlaku era multi partai pada tahun 1945.
Partai Demokrat (Demokrat Parti) adalah partai oposisi yang baru dan
Republik (CHP) pada pemilu 1950 dengan meraih 408 kursi parlemen dan
Partai Rakyat Republik hanya meraih 69 kursi parlemen. Hasil pemilu 1950
merupakan era pemerintahan Turki dengan partai yang baru setelah Partai
Rakyat Republik (CHP) berkuasa sejak merdeka pada 1923. Partai Demokrat
(DP) dipimpin oleh bekas anggota Partai Rakyat Republik yakni Adnan
Menderes dan Celal Bayar. Celal Bayar menjadi Presiden Turki sementara
84
Alfan Alfian, “Militer dan Politik di Turki ”, h. 42.
61
Pemerintahan Turki dibawah Adnan Menderes mengalami perubahan
lebih moderat karena haluan politiknya yang dekat dengan Barat dan negara -
dengan umat Islam di Turki sangat erat dan ini dibuktikan dengan beberapa
Turki, Adnan Menderes akhirnya dikudeta oleh militer pada 27 Mei 1960
karena pihak militer tidak puas dengan pemerintahan Adnan Menderes yang
secara ekonomi dan politik tidak stabil. Tidak hanya itu, hubungan erat
terhadapnya. 86
85
Trias Kuncahyono, Turki: Revolusi Tak Pernah Berhenti, (Jakarta: PT. Gramedia,
2018), h. 148.
86
Atika Gumilar, “Kepentingan Turki Terhadap Pengungsi Suriah Studi Kasus Tahun
2011-2015” “(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, 2016).
62
mayoritas rakyat Turki menyetujui perubahan konstitusi. Konstitusi 1 961
yang terdiri dari Majelis Nasional yang terdiri dari 450 orang dan Senat yang
1965. Pemilu digelar pada 1961 dan hasilnya Partai Rakyat Republik (CHP)
pimpinan Ismet Inonu kembali meraih mayoritas kursi parlemen dan Suat
Hayri Urguplu terpilih menjadi perdana menteri. Pemilu kembali digelar pada
tahun 1965 dan pada kali Partai Keadilan (Adalet Parti) yang dipimpin oleh
240 kursi.87
1971. Setelah melancarkan kudeta, pihak militer membuat aturan yang lebih
87
Trias Kuncahyono, Turki: Revolusi Tak Pernah Berhenti, (Jakarta: PT. Gramedia,
2018), h. 161.
63
represif yakni melarang kegiatan-kegiatan yang bersifat demokratis seperti
kembali berlanjut pada tahun 1980. Jenderal Kenan Evren memimpin aksi
Dalam periode ini, kondisi keamanan Turki masih tidak stabil karena
(Partai Pekerja Kurdistan /PKK) yang mana tujuan dari kelompok ini adalah
pemerintahan Turki dan pada akhirnya kelompok ini dilabeli oleh pemerintah
Militer Turki berkuasa sejak 1980 sampai tahun 1983, dan di tahun
1983 dimenangi oleh Turgut Ozal dari Partai Ibu Pertiwi (Anavatan
88
Ulfah Mawaddatul Qudus, Gerakan Politik dan Otonomi Khusus (Studi Perbandingan
Gerakan Suku Kurdi Memperjuangkan Otonomi Khusus di Irak dan Turki), (Skripsi S1 Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018), h. 43.
64
Partisi/ANAP) yang mampu meraih 211 kursi parlemen. Turgut Ozal yang
sektor swasta berhasil. Pada pemilu berikutnya, Partai Ibu Pertiwi (ANAP)
bergeliat dan ini dibuktikan ketika sebuah partai politik yang diisi oleh
memenangi pemilu pada tahun 1995 dengan meraih 158 kursi parlemen.
Kemenangan partai ini tidak meraih mayoritas kursi parlemen sehingga harus
dengan Partai Ibu Pertiwi (ANAP) dan Partai Jalan Kebenaran (Dogru Yol
65
Februari 1997 pihak militer memaksa Necemettin Erbakan untuk
mengundurkan diri sebagai perdana menteri dan baru pada 18 Juni 1997
Turki pada tahun 1998 dan Necmettin Erbakan dihukum dilarang berpolitik
mampu meraih suara mayoritas parlemen dengan meraih 363 kursi dari total
550 kursi mengalahkan Partai Rakyat Republik (CHP) yang hanya meraih
178 kursi.92 Recep Tayyip Erdogan sebagai ketua partai terpilih menjadi
tahun 2001. Ekonomi Turki dalam rentang 2003-2007 berada pada kisaran 6-
91
Trias Kuncahyono, Turki: Revolusi Tak Pernah Berhenti, (Jakarta: PT. Gramedia,
2018), h. 176.
92
Ahmad Junaidi, “Kebijakan Politik Recep Tayyip Erdogan dan Islamisme Turki
Kontemporer”, Jurnal Agama dan Hak Asasi Manusia Vol. 6, No.1, November 2016.
93
“Presiden Turki mengangkat Abdullah Gul Sebagai Perdana Menteri Turki”,
https://www.voaindonesia.com/a/a-32-a-2002-11-16-7-1-85290567/49525.html. Diakses pada
tanggal 8 April 2019.
66
7%, inflasi berhasil dikendalikan hingga mencapai angka 3,7%. Dalam
Erdogan cukup bagus meskipun ada kebijakan yang ditolak parlemen salah
satu kebijakan yang ditolak oleh parlemen adalah RUU Zina. Pada tahun
2004, parlemen menolak RUU zina yang diajukan oleh partai AKP karena
parlemen karena Partai AKP dalam setiap kali mengikuti pemilu selalu
meraih kursi mayoritas di parlemen dan tentu ini memudahkan pemerin tah
dari sistem parlementer ke sistem presidensial dan usulan ini didukung oleh
konstitusi ini adalah jabatan presiden yang selama ini hanya sekedar
94
Alfan Alfian, “Militer dan Politik di Turki ”, (Jakarta: Penerbit Penjuru Ilmu, 2018), h.
90.
95
“Turki Batalkan RUU Zina,
https://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2004/09/15/2651/turki-batalkan-ruu-
zina.html. Diakses pada tanggal 9 April 2019.
67
seremonial diubah menjadi presiden dapat dipilih langsung oleh rakyat, masa
oleh Recep Tayyip Erdogan dan Partai AKP. Setelah referendum konstitusi
perubahan konstitusi tahun 2010 ini adalah permasalahan ekonomi dan hak
militer yang terlibat pada kudeta 1980. Hasilnya mayoritas masyarakat Turki
berbanding yang menolak 42,12% yang dinisiasi oleh Recep Tayyip Erdogan
terus bergulir hingga Recep Tayyip Erdogan naik menjadi Presiden Turki
pada tahun 2014 dan di tahun 2016 Recep Tayyip Erdogan ingin secepatnya
96
Alfan Alfian, Militer dan Politik di Turki, (Jakarta: 2018), hal. 78.
68
ramping.97 Percobaan kudeta pada 15 Juli 2016 membuat pemerintah semakin
pemerintahan, isu yang tak kalah penting di Turki adalah mengenai isu
melanda Turki juga menjadi isu yang terus menjadi perbincangan baik di
Pada bulan Januari 2017, Partai AKP dan Partai Pergerakan Nasionalis
musim semi pada tanggal 16 April 2017. Beberapa perubahan pasal -pasal
97
“Erdogan Ingin Turki Berubah Menjadi Sistem Presidensial", diakses pada tanggal 10
April 2019. https://www.suara.com/news/2016/01/02/025645/erdogan-ingin-turki-berubah-
gunakan-sistem-presidensial
98
“Perubahan Konstitusi Turki”,
https://www.trt.net.tr/melayu/turki/2017/01/16/perubahan-konstitusi-turki-651779, diakses pada
tanggal 10 April 2019.
69
konstitusi 2017: 99 eksekutif yakni presiden dan wakil presiden dipilih
langsung oleh rakyat melalui pemilu setiap lima tahun sekali, kekuasaan
eksekutif yakni presiden lebih luas dan jabatan perdana menteri yang
negara sekaligus pemerintahan dan para menteri akan dipilih langsung oleh
presiden.
pergantian sistem pemerintahan yang baru. Pada tahun 2018, Presiden Recep
resmi berjalan sejak 2017. Pemilu yang diikuti oleh 5 calon dimenangkan
oleh Koalisi Rakyat (Cumhur Ittifaki) antara Partai AKP dan MHP Recep
Koalisi Bangsa (Millet Ittifaki) antara Partai CHP, Partai Bagus (IYI Parti),
99
“Referendum Akan Tentukan Kekuasaan Erdogan di Turki”,
https://www.bbc.com/indonesia/dunia-39612428, diakses pada tanggal 11 April 2019.
100
“Erdogan memenangi pilpres Turki”, https://www.bbc.com/indonesia/dunia-44596943,
diakses pada tanggal 11 April 2019.
70
BAB IV
1998 khususnya pada era Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo. Bab ini
terorisme.
71
dalam Undang-Undang Dasar 1945. UUD 1945 menjadi konstitusi
dimulainya era Reformasi pada tahun 1998. Amandemen pertama UUD 1945
dan para menteri. Masa jabatan Presiden Republik Indonesia adalah 5 tahun
dan dapat dipilih kembali melalui pemilihan umum (pemilu) untuk satu kali
tertingi lembaga ekskutif. Begitu juga, UUD 1945 membagi jenis kekuasaan
presiden menjadi dua, yakni presiden sebagai kepala negara dan sebagai
1998. Hal ini terlihat dalam amandeman UUD 1945 yang menyatakan bahwa,
72
Berdasarkan hal tersebut di atas, posisi Presiden sebagai kepala
negara yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
ini diatur dalam UUD 1945 Pasal 20 ayat 1. 105 DPR RI adalah sebuah
lembaga negara yang memiliki fungsi sebagai penyalur pendapat dan aspirasi
lahirnya DPR RI sudah ada sejak era pemerintahan kolonial Belanda yang
103
Sudirman, “Kedudukan Presiden dalam Sistem Pemerintahan Presidensial (Telaah
Terhadap Kedudukan dan Hubungan Presiden dengan Lembaga Negara yang Lain dalam
Undang-Undang Dasar NKRI Tahun 1945)”, (Malang; Universitas Brawijaya, 2004).
104
Undang-Undang Dasar 1945.
105
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 20 Ayat 1.
106
Dandhy Adiguna, “Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
23-26/PUU-VIII/2010 Tentang Pelaksanaan Hak Menyatakan Pendapat” (Skripsi Fakultas
Hukum, Universitas Lampung, 2011).
73
pada saat itu bernama Volksraad pada tahun 1916. Setelah Republik
pada awalnya bernama Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) berdiri pada
tanggal 29 Agustus 1945 dan setelah itu berganti nama menjadi Dewan
1945 dan beberapa pasal yang mengatur tentang DPR RI adalah dari pasal 19
diatur dalam Pasal 20A ayat 1 di antaranya adalah fungsi legislasi, fungsi
tergabung dalam partai politik. Anggota DPR RI menurut UUD 1945 Pasal
19 ayat 1 dipilih melalui pemilu legislatif dengan masa jabatan 5 tahun dan
107
http://www.dpr.go.id/tentang/sejarah-dpr “Sejarah DPR RI”, diakses pada tanggal 4
Juli 2019.
108
http://www.dpr.go.id/tentang/tugas-wewenang “Tugas dan Wewenang DPR RI”,
diakses pada tanggal 3 Juli 2019.
74
sesudah itu dapat ikut kembali mencalonkan diri pada masa bakti berikutnya.
Jumlah anggota DPR RI adalah 560 orang dari 77 daerah pemilihan (dapil). 109
Tahun 2017.
oleh beberapa partai seperti Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai
Karya (Golkar) dan Partai Amanat Nasional (PAN). Koalisi Indonesia Hebat
(KIH) pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla diisi oleh beberapa partai seperti
(Nasdem).110
109
http://www.dpr.go.id/tentang/tugas-wewenang “Tugas dan Wewenang DPR RI”,
diakses pada tanggal 3 Juli 2019.
110
Gia Noor Syah Putra, “Sikap Politik Koalisi Merah Putih Terhadap Kebijakan Politik
Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015).
75
Subianto-Hatta Rajasa dengan meraih 53,15% suara. 111 Putusan Mahkamah
Konstitusi (MK) yang menolak semua gugatan yang diajukan oleh pasangan
Widodo.112 Pasca pilpres 2014 berakhir, isu mengenai kursi jabatan menteri
memutuskan untuk keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP) dan bergabung
Widodo mulai sibuk memilih calon para menteri yang akan bergabung
Kerja diisi oleh 15 orang dari partai koalisi, dan 19 orang diisi oleh non
111
Hasil Resmi Pilres 2014,
https://nasional.kompas.com/read/2014/07/22/20574751/Ini.Hasil.Resmi.Rekapitulasi.Suara.Pilpre
s.2014?page=all, diakses pada tanggal 8 Agustus 2019.
112
MK tolak seluruh gugatan Prabowo-Hatta, https://nasional.tempo.co/read/601368/mk-
tolak-seluruh-gugatan-prabowo, diakses pada tanggal 1 Agustus 2019.
113
Nama-nama calon menteri mulai beredar, https://nasional.tempo.co/read/595361/calon-
menteri-kabinet-jokowi-jk-mulai-beredar/full&view=ok, diakses pada tanggal 9 Agustus 2019.
114
PPP resmi bergabung dengan koalisi pemerintah,
https://nasional.okezone.com/read/2014/10/18/337/1054000/ppp-resmi-gabung-koalisi-jokowi-jk,
diakses pada tanggal 8 Agustus 2019.
76
partai atau kalangan profesional. 115 Joko Widodo dalam memilih menteri
Partai Golkar. Partai Golkar yang berada di koalisi Prabowo Subian to-Hatta
(Munas) Bali versi Aburizal Bakrie dan Munas Nasional (Munas) Ancol versi
Agung Laksono. Pada akhirnya kubu Aburizal Bakrie dan Agung Laksono
Golkar adalah selalu berada di dalam pemerintah dan belum pernah menjadi
oposisi. Faktor yang membuat Partai Golkar untuk bergabung ke koalisi Joko
Widodo adalah konflik dualisme antara kubu Aburizal Bakrie dengan Agung
Laksono. Setelah pengurus baru Golkar, secara tidak langsung Joko Widodo
115
Komposisi Kabinet Kerja,
https://nasional.kompas.com/read/2014/10/26/18101431/Ini.15.Menteri.Jokowi.yang.Berasal.dari.
Partai.Politik, diakses pada tanggal 9 Agustus 2019.
116
Wawancara Pribadi dengan Rudy Alfonso, Ketua DPP bidang Hukum dan HAM Partai
Golkar, pada 15 Agustus 2019.
117
Aburizal Bakrie dan Agung Laksono sepakat untuk bergabung ke pemerintah,
https://nasional.kompas.com/read/2015/11/01/20452241/Agung.Laksono.Saya.dan.Pak.Ical.Sepak
at.Dukung.Pemerintah.Jokowi, diakses pada tanggal 12 Agustus 2019.
77
mendukung Presiden Joko Widodo untuk maju kembali pada periode
selanjutnya. 118
mengalami perubahan kepemimpinan dari era Orde Lama, Orde Baru, dan
dan dibahas di badan legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Era
pasal dalam UUD 1945 yang mengatur hubungan antara eksekutif dengan
check and balances yang selalu jadi acuan negara yang demokratis tidak dapa
118
Wawancara Pribadi dengan Rudy Alfonso, Ketua DPP bidang Hukum dan HAM Partai
Golkar, pada 15 Agustus 2019.
119
Undang-Undang Dasar 1945.
78
berjalan dengan baik. Era Reformasi dalam pemerintahan sistem presidensial
mengoreksi dan mengawasi satu sama lain. Presiden RI dan DPR RI adalah
dua lembaga negara yang memiliki tanggung jawab yang sama untuk dapat
mengalami pasang surut ini karena sifat presiden dan kekuatan partai politik
Selain itu, DPR RI juga terus mengalami perubahan partai politik yang
menjadi mayoritas parlemen. Sejak era Reformasi 1998, setiap kali pemilihan
Golongan Karya 2004, Partai Demokrat 2009, dan PDIP di tahun 2014.
yang terjadi di era Orde Baru karena kekuatan eksekutif atau Presiden RI
pada saat itu sangat kuat sehingga dapat mengontrol DPR RI. 121
79
terorisme dan aksi teror terparah adalah Bom Bali pada 12 Oktober 2002
yang menelan korban sebanyak 202 jiwa dan kebanyakan korban berasal dari
Tahun 2002.123 Setelah dijadikan Perppu, pada tahun 2003 disahkan oleh
ternyata belum cukup efektif untuk dapat meredakan aksi teror bom yang
masih terjadi di Indonesia. Beberapa aksi teror bom yang memakan banyak
korban jiwa terus melanda Indonesia dan beberapa kasus teror bom yang
memakan korban jiwa serta menjadi sorotan di antaranya adalah teror bom
Hotel J.W Marriott di tahun 2009, bom Polres Poso, dan bom di Jl. M.H
Thamrin pada 2016. Serangkaian serangan teror bom ini membuat pemerintah
undang No.15 Tahun 2003. 125 Pemerintah melalui Menteri Hukum dan Hak
122
Bom Bali I, https://www.liputan6.com/global/read/3665175/12-10-2002-jejak-kelam-
tragedi-bom-bali-i,, diakses pada tanggal 9 Juli 2019.
123
Ahmad Mukri Aji, “Pemberantasan Tindak Terorisme di Indonesia”. Jurnal Cita
Hukum, Vol 1, No. 1 Juni 2013, h. 58.
124
Perjalanan menuju UU terorisme,
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5b0531a3c651d/sekelumit-kisah-perjalanan-uu-anti-
terorisme/, diakses pada tanggal 10 Juli 2019.
125
Pemerintah memutuskan untuk revisi UU terorisme,
https://setkab.go.id/2016/01/page/6/, diakses pada tanggal 29 Juli 2019.
80
melakukan revisi karena dalam undang-undang tersebut aparat tidak dapat
Joko Widodo-Jusuf Kalla. DPR RI periode 2014-2019 terbagi atas dua koalisi
yakni Koalisi Indonesia Hebat yang berada di pemerintahan yang terdiri dari
pada tahun 2015 dan 2016. 127 Koalisi Merah Putih adalah koalisi yang berisi
di DPR RI menguasai 386 kursi dan PDI-P sebagai peraih kursi terbanyak
dengan 109 kursi, sedangkan Koalisi Merah Putih di pihak oposisi meraih
kursi sebanyak 174 kursi dan Partai Gerindra peraih terbanyak dengan 73
kursi.128
126
Tujuan pemerintah untuk revisi UU terorisme, https://nasional.kontan.co.id/news/ini-
tujuan-pemerintah-ingin-revisi-uu-terorisme, diakses pada tanggal 15 Juli 2019.
127
Golkar resmi keluar dari KMP,
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20160516233755-32-131163/golkar-resmi-keluar-dari-
koalisi-merah-putih, diakses pada tanggal 18 Juli 2019.
128
Gia Noor Syah Putra, “Sikap Politik Koalisi Merah Putih Terhadap Kebijakan Politik
Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015).
81
2016 DPR RI kemudian membentuk Panitia Khusus (Pansus) dari Komisi III
DPR RI dan diketuai oleh Muhammad Syafii yang berasal dari partai oposisi
pasal yang dianggap melanggar hak asasi manusia yakni mengenai masa
penangkapan terduga teroris yang melebihi masa waktu dari 7 hari menjadi
30 hari. Bahkan yang melakukan aksi protes tersebut adalah Arsul Sani yang
berasal dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Akbar Faizal dari
“Ini loncatan yang sangat besar. Ini bukan dalam konteks tawar-
menawar. Kalau waktu 7 hari dirasa nggak cukup mencari bukti. Apakah 14
Ini berarti bahwa tidak semua partai politik koalisi pemerintah selalu
berjalan dengan alot dan bahkan mendapat tantangan dari partai koalisi
pemerintahan Joko Widodo Jusuf Kalla di DPR RI. Pada tanggal 25 Juli
membahas revisi pasal yang diprotes oleh DPR RI. Pada tanggal 14
Desember 2016, Pemerintah dan DPR RI mencapai kata sepakat dalam revisi
UU ini dalam tiga hal yakni pencegahan, penindakan, dan penanganan korban
129
DPR protes terhadap pemerintah terkait pasal-pasal yang dinilai melanggar hak asasi
manusia. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20170406073024-32-205317/kontroversi-pasal-
guantanamo-di-ruu-terorisme, diakses pada tanggal 17 Juli 2019.
82
terorisme.130 Revisi UU terorisme pada awalnya diharapkan akan segera
rampung pada Desember 2017, namun proses revisi UU terorisme ini cukup
berlangsung lama dan alot karena masih ada perdebatan baik di pihak
dengan partai oposisi adalah mengenai definisi dari terorisme. 132 Sepuluh
fraksi yang berada di DPR RI terbelah dalam dua definisi terorisme tersebut.
Hanya dua fraksi dari partai koalisi pemerintah yakni PDI-P dan PKB
pemerintahan dan partai oposisi memilih definisi nomor 2. Ada dua definisi
kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas,
130
DPR dan Pemerintah capai kata sepakat dalam revisi UU terorisme.
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt58493e36b2931/revisi-uu-geser-model-penanganan-
terorisme/, diakses pada tanggal 19 Juli 2019.
131
Revisi UU terorisme akan kembali molor”,
https://nasional.kompas.com/read/2017/02/24/17381941/pembahasan.ruu.anti-
terorisme.diprediksi.kembali.molor. Diakses pada tanggal 23 Juli 2019.
132
Perdebatan dalam revisi UU terorisme, https://tirto.id/4-poin-dalam-uu-terorisme-baru-
yang-berpotensi-jadi-masalah-cLcW, diakses pada tanggal 23 Juli 2019.
133
Fraksi-fraksi di DPR RI terbelah dalam definisi terorisme,
http://www.dpr.go.id/berita/detail/id/20862/t/Sepuluh+Fraksi+Terbelah+Sikapi+Definisi+Teroris
me, diakses pada tanggal 24 Juli 2019.
83
b. Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman
kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas,
terorisme. Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menganggap bahwa ada satu hal
134
Jumlah Korban dalam serangan teror bom Surabaya,
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180514194201-12-298164/korban-tewas-teror-bom-
surabaya-28-orang-57-luka, diakses pada tanggal 23 Juli 2019.
135
Jokowi ancam DPR, https://news.detik.com/berita/4019265/jokowi-jika-juni-dpr-tak-
sahkan-ruu-terorisme-saya-keluarkan-perppu, diakses pada tanggal 23 Juli 2019.
84
Mei 2018 DPR RI melanjutkan pembahasan revisi UU terorisme dengan
Mei 2018 revisi UU terorisme akhirnya disahkan dalam sidang paripurna dan
terletak di antara dua benua yakni Asia dan Eropa. Turki pada dahulunya
sejak berdiri pada 29 Oktober 1923 hingga saat ini dan ini tercantum dalam
pasal 1 konstitusi Turki. 136 Republik Turki adalah negara yang menerapkan
Oktober 1923 hingga yang terbaru adalah amandemen konstitusi tahun 2017.
136
Profil negara Turki, https://www.britannica.com/place/Turkey, diakses pada tanggal 25
Juli 2019.
85
Sebelum referendum 2017, jabatan Presiden Republik Turki hanya
dalam konstitusi undang-undang pasal 8, 101, 103, dan 104. Pasal 8 mengatur
jabatan Presiden Turki adalah lima tahun dan dapat dipilih kembali melalui
pemilihan umum (pemilu) untuk satu kali masa jabatan atau presiden dapat
berkuasa hingga 2 periode yang diatur dalam pasal 101. Pasal 103 adalah
137
Kekuasaan, dan kewenangan Presiden Republik Turki,
https://www.tccb.gov.tr/en/presidency/power/, diakses pada tanggal 25 Juli 2019.
86
yakni pada 19 Maret 1920 oleh Mustafa Kemal Pasya di Ankara. Cikal bakal
Usmani yakni pada 1 September 1876. Fungsi parlemen pada saat itu adalah
umum yang digelar setiap 5 tahun sekali dan pemilihan umum diatur dalam
sebanyak 600 orang yang berasal dari 81 provinsi di Republik Turki. 138
threshold) adalah 10%. Ambang batas parlemen ini sudah ada sejak era
Mustafa Kemal Ataturk dan bertahan hingga sekarang. Jika partai politik
tidak mencapai ambang batas yang telah ditetapkan, partai politik tetap
138
Kekuasaan dan Kewenangan Majelis Agung Nasional Turki,
https://global.tbmm.gov.tr/index.php/EN/yd/icerik/25, diakses pada tanggal 26 Juli 2019.
139
Alfan Alfian, “Militer dan Politik di Turki ”, (Jakarta: Penerbit Penjuru Ilmu, 2018), h.
79.
87
3. Pemilihan Menteri oleh Presiden
Tayyip Erdogan dan Koalisi Aliansi Rakyat (Cumhur Ittifaki) antara Partai
memberi sinyal mengenai kabinet baru yang sebagian akan diisi oleh
pada 9 Juli 2018 dan pada 10 Juli 2018, kabinet baru diumumkan oleh
diumumkan dan Fuat Oktay dipilih sebagai Wakil Presiden Turki. Meskipun
Partai AKP berkoalisi dengan Partai MHP, nyatanya tidak ada satu pun
politisi dari Partai MHP yang menjadi menteri pilihan Presiden Recep
Tayyip Erdogan. Kabinet hanya diisi oleh politisi Partai AKP dan orang-
yang sangat kuat dengan pendiriannya dan ini terbukti dia benar-benar bisa
memilih para menteri tanpa adanya komunikasi dengan mitra koalisinya. Hak
gunakan tanpa adanya intervensi dari pihak manapaun dan bahkan dari mitra
140
Kandidat menteri pilihan Presiden Recep Tayyip Erdogan,
http://www.hurriyetdailynews.com/turkeys-new-cabinet-may-include-ministers-from-parliament-
erdogan-134279, diakses pada tanggal 2 Agustus 2019.
141
“Recep Tayyip Erdogan umumkan kabinet baru”, https://www.aa.com.tr/id/headline-
hari/presiden-erdogan-umumkan-16-menteri-kabinet-baru-turki/1199933, diakses pada tanggal 2
Agustus 2019.
88
koalisinya sendiri yakni Partai MHP. Pengaruh partai politik terhadap
Presiden Recep Tayyip Erdogan, ada satu nama yang menjadi perhatian
publik yakni Berat Albayrak. Berat Albayrak ditunjuk oleh Presiden Recep
Tayyip Erdogan sebagai menteri keuangan Turki yang baru. Berat Albayrak
adalah politisi dari Partai AKP yang juga sekaligus adalah menantu dari
Presiden Recep Tayyip Erdogan. Berat Albayrak menikahi putri dari Presiden
Recep Tayyip Erdogan yakni Esra Erdogan pada 2004. Latar belakang
142
Biografi dari Berat Albayrak, https://www.tccb.gov.tr/en/cabinet/minister-of-treasury-
and-finance, diakses pada tanggal 6 Agustus 2019.
89
pemerintahan dan ini terbukti Turki sering mengalami pergantian perdana
menteri atau kepala pemerintahan dan ketika ada keputusan penting yang
negara tidak dapat bertindak langsung. Ini adalah beberapa alasan mengapa
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh Turki pada saat ini adalah
sejak lama tetapi penanganan melawan aksi teror belum cukup efektif.
adalah Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), Partai Pekerja Kurdistan
yang gagal pada 15 Juli 2016 yang diperkirakan memakan korban sebanyak
350 orang meninggal dunia dan 2.185 lainnya luka-luka memaksa Presiden
Juli 2016.144 Status keadaan darurat sejak Juli 2016 terus beberapa kali
143
Serdar Gulener, “Constitusional Framework of Executive Presidency In Turkey”,
(Istanbul: SETA, 2017), h. 11-12.
144
Acep Muhlis, “Dampak Upaya Kudeta Militer Terhadap Lembaga Fethullah Gulen di
Jakarta”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2017), h. 51.
90
(pemilu) pada 24 Juni 2018 dan status keadaan darurat pada akhirnya dicabut
undang-undang anti teror ini dilakukan di era sistem pemerintahan yang baru
yakni sistem presidensial yang secara resmi mulai berlaku setelah pemilihan
umum 2018. Sebelum pemilihan umum digelar, terdapat dua koalisi partai-
(Cumhur Ittifaki) yang terdiri dari Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP)
dan Partai Pergerakan Nasionalis (MHP) dan Partai Rakyat Republik (CHP)
meraih 52,59% dan Koalisi Aliansi Rakyat meraih 344 kursi dengan rincian
Majelis Nasional Agung Turki dengan 293 kursi dan Partai Pergerakan
meraih kursi sebanyak 189 kursi dengan rincian Partai Rakyat Republik
145
“Turki akhiri status Keadaan Darurat”, https://www.france24.com/en/20180719-two-
years-after-failed-coup-turkey-ends-state-emergency-erdogan-purges, diakses pada tanggal 27 Juli
2019.
146
Kilic Bugra Kanat, Jackson Hannon, Meghan Backer, “Turkey’s Elections 2018”,
(Istanbul: SETA, 2018), h. 11.
91
(CHP) meraih 146 kursi dan Partai IYI meraih 43 kursi dan partai di luar
(AKP) hanya mampu meraih 293 kursi dan untuk mayoritas parlemen harus
300 kursi dari total keseluruhan 600 kursi. Karena berkoalisi dengan Partai
undang terorisme ini pada 16 Juli 2018 dan pihak pemerintah diwakili oleh
dapat keluar masuk Turki selama 15 demi alasan keamanan, pihak berwenang
hingga empat hari dalam kasus pelanggaran ganda, waktu untuk aksi
penyampaian pendapat di ruang publik hanya boleh sampai dan setiap acara
yang digelar di dalam ruangan boleh dilakukan sampai tengah malam. 149
147
“Recep Tayyip Erdogan dan koalisinya memenangkan pemilu 2018”,
https://www.bbc.com/news/world-europe-44596072, diakses pada tanggal 28 Juli 2019.
148
Partai AKP mengajukan revisi undang-undang terorisme, http://www.voa-
islam.com/read/world-news/2018/07/18/59148/turki-ajukan-undang-undang-anti-teror-baru-
setelah-erdogan-memenangkan-pemilu/#sthash.vW44CZty.uPvXVkRS.dpbs, diakses pada tanggal
29 Juli 2019.
149
Isi perubahan dari revisi undang-undang terorisme,
https://www.trtworld.com/turkey/turkish-parliament-ratifies-anti-terror-law-19153, diakses pada
tanggal 29 Juli 2019.
92
Ada 29 pasal yang diajukan oleh koalisi partai pemerintah yakni
Partai Rakyat Republik (CHP) dan Partai IYI mengkritik isi dari revisi UU
“RUU ini jelas merupakan pelanggaran terhadap konstitusi. RUU ini secara
karena Turki nantinya tidak akan pernah bisa menciptakan hubungan yang
Ada juga kritik dari anggota parlemen Partai IYI Feridun Bahsi
terorisme ini berpotensi melanggar hak asasi manusia. Selain koalisi oposisi
yang menolak, Partai Rakyat Demokrasi Kurdi (HDP) juga ikut menolak
Demokrasi Kurdi (HDP) Ahmet Sik melontarkan kritik keras bahwa revisi
150
Debat revisi UU terorisme di parlemen, http://www.hurriyetdailynews.com/parliament-
starts-discussing-anti-terror-bill-amid-opposition-criticism-134919, diakses pada tanggal 30 Juli
2019.
93
UU terorisme adalah salah satu cara pemerintah untuk membungkam
kebenaran.151
keamanan nasional jangka panjang dan hal ini disampaikan oleh salah satu
terorisme apakah diterima atau tidak. Hasil dari pemungutan suara tersebut
adalah 284 suara mendukung, 95 suara menolak, dan 1 suara abstain dari
AKP.
151
Para politisi dari kalangan oposisi mengkritik revisi UU terorisme,
https://www.reuters.com/article/us-turkey-security/turkish-parliament-to-vote-on-security-law-to-
replace-emergency-rule-idUSKBN1KF0P9, diakses pada tanggal 30 Juli 2019.
152
Argumen para anggota parlemen mengenai revisi UU terorisme,
http://www.hurriyetdailynews.com/parliament-starts-discussing-anti-terror-bill-amid-opposition-
criticism-134919, diakses pada tanggal 30 Juli 2019.
94
C. Perbandingan: Persamaan dan Perbedaan Pelaksanaan Sistem
check and balances antar lembaga tinggi negara. Hubungan antara eksekutif
disahkan oleh legislatif. Partai koalisi pemerintah di DPR pun juga ikut
95
menjadi faktor lamanya proses revisi undang-undang terorisme karena
seluruh partai politik baik koalisi pemerintah maupun koalisi oposisi untuk
oleh eksekutif atau presiden adalah porsi menteri yang ditunjuk oleh presiden
terdapat dua komponen yakni ada yang berasal dari partai politik dan dari
hak prerogatifnya secara penuh dalam memilih menteri dan bahkan sangat
mengejutkan karena tidak ada satu pun menteri yang ditunjuk oleh presiden
96
dari mitra koalisi Partai AKP yakni Partai MHP dan bahkan Presiden Turki
Tabel
Persamaan dan Perbedaan Praktik Sistem Presidensial
di Indonesia dan Turki
97
BAB V
PENUTUP
Pada bab yang kelima ini, penulis menjelaskan kesimpulan dan saran
dengan Turki.
A. Kesimpulan
menerapkan sistem parlementer yang mana sistem ini tidak sukses karena
sistem presidensial setelah Dekrit Presiden 1959 akan tetapi di era ini
eksekutif atau disini adalah bahwa posisi Presiden Soekarno sangat kuat dan
nyaris tidak ada kontrol dari legislatif dan bahkan Presiden Soekarno
mengangkat dirinya sendiri sebagai presiden seumur hidup. Pada era Presiden
seimbang dan prinsip check and balances berjalan dengan semestinya mulai
dari era Presiden Habibie yang berhubungan baik dengan DPR RI meskipun
98
Abdurrahman Wahid yang mana hubungan antara Presiden dengan DPR RI
memanas dan bahkan presiden Gus Dur mengancam akan membubarkan DPR
RI hingga pada akhirnya Presiden Gus Dur diberhentikan oleh legislatif. Era
membaik dimana prinsip check and balances berjalan dan hubungan baik ini
negara yang menerapkan sistem parlementer dan partai tunggal hingga tahun
1938. Setelah itu sistem multi partai mulai diterapkan. Hubungan antara
99
eksekutif dengan legislatif pada era sistem parlementer tidak selalu stabil dan
100
B. Saran
skripsi ini masih ada kekurangan dan tentunya ada saran dari penulis untuk
101
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Alfian, Alfan. Militer dan Politik di Turki (Dinamika Politik Pasca-AKP hingga
Gagalnya Kudeta). Jakarta: Penerbit Penjuru Ilmu, 2018.
Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Feith, Herbert. The Decline of Constitusional Democracy in Indonesia. Jakarta:
Equinox, 2007.
Dasar, Undang-Undang 1945.
Gulener, Serdar. Constitusional Framework of Executive Presidency In Turkey.
Istanbul: SETA, 2017.
Hanan, Djayadi. Menakar Presidensialisme Multipartai di Indonesia: Upaya
Mencari Format Demokrasi yang Stabil dan Dinamis dalam Konteks
Indonesia. Bandung: Mizan, 2014.
Iqbal, M, dan Nasution Amin H. Pemikiran Politik Islam Dari Masa Klasik
Hingga Indonesia Kontemporer. Edisi ke-2. Jakarta, 2013.
Johan, Teuku Saiful Bahri. Hukum Tata Negara Dan Administrasi Negara Dalam
Tataran Reformasi Ketatanegaraan Indonesia. Yogyakarta, 2018.
Kahin, George McTurnan. Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia. Surakarta:
UNS Press. 1995.
Kanat, Kilic Bugra, Jackson Hannon, Meghan Backer. Turkey’s Elections 2018.
Istanbul, 2018.
Kuncahyono, Trias. Turki : Revolusi Tak Pernah Henti. Jakarta: PT Gramedia,
2018.
Landman, Todd. Issue and Methods in Comparative Politics: An Introduction.
New York: Routledge, 2008.
L.K. Skolastika. “Pendekatan Perbandingan Politik Sebagai Teori dan Metode”,
Tugas Teori Perbandingan Politik.
Mariana, Dede, Neneng Yani Yuningsih, Caroline Paskarina. Perbandingan
Pemerintahan. Jakarta, 2007.
Moleong, Lexi J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
2006.
102
Munthe, Cesar Antonio, Rustam Setting. Undang-Undang Dasar 1945.
Neuman, Lawrence. Metode Penelitian Sosial : Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif. Jakarta: PT Indeks. 2013.
Siregar, Sarah Nuraini. Sistem Presidensial Indonesia dari Soekarno ke Jokowi.
Jakarta, 2018.
Sunarso. Perbandingan Sistem Pemerintahan. Jogjakarta: PT Ombak, 2012.
Suntoro, Sucipto. Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap. Solo, 2005.
Surbakti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik. Jakarta, 2010.
Disertasi
Soekanto, Sitaresmi S. “Studi Perbandingan: Pemenang Pemilu Partai Keadilan
Sejahtera (PKS) di Indonesia 1999-2009 dan Adalet ve Kalkinma Partisi
(AKP) di Turki 2002-2007”. Disertasi Program Pascasarjana Ilmu Politik
Universitas Indonesia, 2012.
Internet
“Aburizal Bakrie dan Agung Laksono sepakat untuk bergabung ke pemerintah”,
https://nasional.kompas.com/read/2015/11/01/20452241/Agung.Laksono.
Saya.dan.Pak.Ical.Sepakat.Dukung.Pemerintah.Jokowi, diakses pada
tanggal 12 Agustus 2019.
“Argumen para anggota parlemen mengenai revisi uu terorisme,
http://www.hurriyetdailynews.com/parliament-starts-discussing-anti-
terror-bill-amid-opposition-criticism-134919, diakses pada tanggal 30
Juli 2019.
“Biografi dari Berat Albayrak”, https://www.tccb.gov.tr/en/cabinet/minister-of-
treasury-and-finance, diakses pada tanggal 6 Agustus 2019.
“Bom Bali I”, https://www.liputan6.com/global/read/3665175/12-10-2002-jejak-
kelam-tragedi-bom-bali-i,, diakses pada tanggal 9 Juli 2019.
“Debat revisi uu terorisme di parlemen”,
http://www.hurriyetdailynews.com/parliament-starts-discussing-anti-
terror-bill-amid-opposition-criticism-134919, diakses pada tanggal 30
Juli 2019.
“DPR dan Pemerintah capai kata sepakat dalam revisi uu terorisme”.
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt58493e36b2931/revisi-uu-
geser-model-penanganan-terorisme/, diakses pada tanggal 19 Juli 2019.
103
“DPR protes terhadap pemerintah terkait pasal-pasal yang dinilai melanggar hak
asasi manusia”,
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20170406073024-32-
205317/kontroversi-pasal-guantanamo-di-ruu-terorisme, diakses pada
tanggal 17 Juli 2019.
“Fraksi-fraksi di DPR RI terbelah dalam definisi terorisme”,
http://www.dpr.go.id/berita/detail/id/20862/t/Sepuluh+Fraksi+Terbelah+
Sikapi+Definisi+Terorisme, diakses pada tanggal 24 Juli 2019.
“Golkar resmi keluar dari KMP”,
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20160516233755-32-
131163/golkar-resmi-keluar-dari-koalisi-merah-putih, diakses pada
tanggal 18 Juli 2019.
“Hasil resmi Pilpres 2014”,
https://nasional.kompas.com/read/2014/07/22/20574751/Ini.Hasil.Resmi.
Rekapitulasi.Suara.Pilpres.2014?page=all, diakses pada tanggal 8
Agustus 2019.
“Isi perubahan dari revisi undang-undang terorisme,
https://www.trtworld.com/turkey/turkish-parliament-ratifies-anti-terror-
law-19153, diakses pada tanggal 29 Juli 2019.
“Jumlah Korban dalam serangan teror bom Surabaya”,
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180514194201-12-
298164/korban-tewas-teror-bom-surabaya-28-orang-57-luka, diakses
pada tanggal 23 Juli 2019.
“Jokowi ancam DPR”, https://news.detik.com/berita/4019265/jokowi-jika-juni-
dpr-tak-sahkan-ruu-terorisme-saya-keluarkan-perppu, diakses pada
tanggal 23 Juli 2019.
“Kandidat menteri pilihan Presiden Recep Tayyip Erdogan”,
http://www.hurriyetdailynews.com/turkeys-new-cabinet-may-include-
ministers-from-parliament-erdogan-134279, diakses pada tanggal 2
Agustus 2019.
“Kekuasaan dan Kewenangan Majelis Agung Nasional Turki”,
https://global.tbmm.gov.tr/index.php/EN/yd/icerik/25, diakses pada
tanggal 26 Juli 2019.
“Kekuasaan, dan kewenangan Presiden Republik Turki”,
https://www.tccb.gov.tr/en/presidency/power/, diakses pada tanggal 25
Juli 2019.
104
“Komposisi Kabinet Kerja”,
https://nasional.kompas.com/read/2014/10/26/18101431/Ini.15.Menteri.J
okowi.yang.Berasal.dari.Partai.Politik
“MK tolak gugatan Prabowo Hatta”, https://nasional.tempo.co/read/601368/mk-
tolak-seluruh-gugatan-prabowo, diakses pada tanggal 1 Agustus 2019.
“Nama-nama calon menteri mulai beredar”,
https://nasional.tempo.co/read/595361/calon-menteri-kabinet-jokowi-jk-
mulai-beredar/full&view=ok, diakses pada tanggal 9 Agustus 2019.
“Para politisi dari kalangan oposisi mengkritik revisi uu terorisme”,
https://www.reuters.com/article/us-turkey-security/turkish-parliament-to-
vote-on-security-law-to-replace-emergency-rule-idUSKBN1KF0P9,
diakses pada tanggal 30 Juli 2019.
“Partai AKP mengajukan revisi undang-undang terorisme”, http://www.voa-
islam.com/read/world-news/2018/07/18/59148/turki-ajukan-undang-
undang-anti-teror-baru-setelah-erdogan-memenangkan-
pemilu/#sthash.vW44CZty.uPvXVkRS.dpbs, diakses pada tanggal 29
Juli 2019.
“Pemerintah memutuskan untuk revisi uu terorisme,
https://setkab.go.id/2016/01/page/6/, diakses pada tanggal 29 Juli 2019.
“Perdebatan dalam revisi uu terorisme”, https://tirto.id/4-poin-dalam-uu-
terorisme-baru-yang-berpotensi-jadi-masalah-cLcW, diakses pada
tanggal 23 Juli 2019.
“Perjalanan UU Terorisme,
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5b0531a3c651d/sekelumit-
kisah-perjalanan-uu-anti-terorisme/, diakses pada tanggal 10 Juli 2019.
“PPP resmi bergabung dengan koalisi pemerintah”,
https://nasional.okezone.com/read/2014/10/18/337/1054000/ppp-resmi-
gabung-koalisi-jokowi-jk, diakses pada tanggal 8 Agustus 2019.
“Profil negara Turki”, https://www.britannica.com/place/Turkey, diakses pada
tanggal 25 Juli 2019.
“Recep Tayyip Erdogan dan koalisinya memenangkan pemilu 2018,
https://www.bbc.com/news/world-europe-44596072, diakses pada
tanggal 28 Juli 2019.
“Recep Tayyip Erdogan umumkan kabinet baru,
https://www.aa.com.tr/id/headline-hari/presiden-erdogan-umumkan-16-
menteri-kabinet-baru-turki/1199933”, diakses pada tanggal 2 Agustus
2019.
105
“Revisi uu terorisme akan kembali molor”,
https://nasional.kompas.com/read/2017/02/24/17381941/pembahasan.ruu
.anti-terorisme.diprediksi.kembali.molor, diakses pada tanggal 23 Juli
2019.
“Sejarah dari DPR RI”, http://www.dpr.go.id/tentang/sejarah-dpr, diakses pada
tanggal 3 Juli 2019.
"Teks lengkap dari proposal amandemen konstitusi 18-poin",
https://en.wikipedia.org/wiki/2017_Turkish_constitutional_referendum.
“Tugas dan Wewenang dari DPR RI”, http://www.dpr.go.id/tentang/tugas-
wewenang. Diakses pada tanggal 4 Juli 2019.
“Tujuan pemerintah untuk revisi uu terorisme”,
https://nasional.kontan.co.id/news/ini-tujuan-pemerintah-ingin-revisi-uu-
terorisme, diakses pada tanggal 15 Juli 2019.
“Turki akhiri status Keadaan Darurat”, https://www.france24.com/en/20180719-
two-years-after-failed-coup-turkey-ends-state-emergency-erdogan-
purges, diakses pada tanggal 27 Juli 2019.
Jurnal
Aji, Ahmad Mukri. 2013. “Pemberantasan Tindak Terorisme di Indonesia”.
Jurnal Cita Hukum, Vol 1, No. 1.
Anangkota, Muliadi. 2017. “Klasifikasi Sistem Pemerintahan Perspektif
Pemerintahan Modern Kekinian”. Vol.3, No.2.
Basalamah, Fazrin. 2018. “Pengaruh Partai Politik dalam Sistem Pemerintahan
(Presidensial) Menurut Pasal 6A UUD 1945”. Jurnal Lex Administratum
Vol. 6 No. 2.
Bawazi, Abd. Rahman. 2017. “Dinamika Partai Politik dalam Sistem Presidensil
di Indonesia”. Jurnal Agama dan Hak Azazi Manusia”. Vol. 6, No. 2.
Bukido, Rosdalina. 2012. “Kajian Terhadap Sistem Pemerintahan dan Prakteknya
Menurut Undang-Undang Dasar Tahun 1945”. Jurnal Ilmiah Al-Syir’ah
Vol 10, No.1.
Hadi, Sofyan. 2013. “Fungsi Legislasi dalam Sistem Pemerintahan Presidensil”.
Jurnal Ilmu Hukum Vol. 9, No. 18.
Hakiki, Paizon. 2014. “Sistem Pemerintahan Pada Masa Demokrasi Liberal Tahun
1949-1959”. Jurnal Online Mahasiswa Vol 1, No.1”
Hanan, Firman. 2017. “Relasi Eksekutif-Legislatif dalam Presidensialisme
Multipartai di Indonesia”. Jurnal Wacana Politik Vol. 2, No. 2.
106
Junaidi, Ahmad. “Kebijakan Politik Recep Tayyip Erdogan dan Islamisme Turki
Kontemporer”, Jurnal Agama dan Hak Asasi Manusia Vol. 6, No.1.
Monteiro, Josef M. 2016. “Perpaduan Presidensial dan Parlementer dalam Sistem
Pemerintahan RI”. Jurnal Hukum PRIORIS, Vol 5, No. 3.
Novianti, Cora Elly. 2013. “Demokrasi dan Sistem Pemerintahan”. Jurnal
Konstitusi Vol. 10 No. 2
Prabandani, Hendra Wahyu. 2015. “Batas Konstitusional Kekuasaan
Konstitusional Presiden”. Jurnal Legislasi Indonesia, Vol. 12, No. 03.
Samkamaria. 2016. Perbandingan Administrasi Publik (Perbandingan Sistem
Pemerintahan Indonesia dengan Inggris).
Sandhiyudha, Arya. 2016. “Ijtihad Islamisme Turki ala Erbakan”, Jurnal Politik,
Vol. 2, No. 1.
Solikhun. 2013. “Negara Turki pada Masa Kepemimpinan Mustafa Kemal
Ataturk Tahun (1923-1950)”. Jurnal Ilmiah.
Sudirman. 2004. Kedudukan Presiden dalam Sistem Pemerintahan Presidensial
(Telaah Terhadap Kedudukan dan Hubungan Presiden dengan Lembaga
Negara yang Lain dalam Undang-Undang Dasar NKRI Tahun 1945)”.
Jurnal Hukum.
Sulardi. 2012. “Rekonstruksi Sistem Pemerintahan Presidensil Berdasar Undang-
Undang Dasar 1945 Menuju Sistem Pemerintahan Presidensil Murni”.
Jurnal Konstitusi Vol. 9 No. 3.
Wibisono, Yusuf. 2017. “Anomali Praktik Sistem Pemerintahan Presidensial dan
Multipartai di Awal Pemerintahan Jokowi Tahun 2014”. Jurnal Ilmu dan
Budaya. Vol. 40 No. 55.
Wijaya, Junior Hendri, Iman Amanda Permatasari. “Capaian Masa Pemerintahan
Presiden B.J. Habibie dan Megawati di Indonesia. Jurnal Cakrawala,
Vol. 12, No. 2.
Yasin al-Arif, M. 2015. “Anomali Sistem Pemerintahan Presidensial Pasca
Amandemen UUD 1945”. Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM Vol. 22,
No. 2.
Yogia, Moris Adidi. (2009). Indonesia dan Jepang dalam Perspektif
Perbandingan Politik. Universitas Islam Riau.
107
Penelitian
Marthin Simangunsong. Penelitian : “Sistem Pemerintahan Presidensial di
Indonesia dengan Amerika Serikat (Suatu Kajian Perbandingan)”.
Penelitian Universitas HKBP Nommensen, 2007.
Skripsi
Adhiguna, Dandhy. Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi
Nomor 23-26/PUU-VIII/2010 Tentang Pelaksanaan Hak Menyatakan
Pendapat. Skripsi Fakultas Hukum, Universitas Lampung, 2011.
Gumilar, Atika. Kepentingan Turki Terhadap Pengungsi Suriah Studi Kasus
Tahun 2011-2015. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2016.
Jazuly, Ahmad Syukron. Sistem Presidensial (Komparasi Sistem Pemerintahan
Indonesia Pasca Amandemen UUD 1945 dan Sistem Pemerintahan
Republik Islam Iran). Skripsi Program Perbandingan Mazhab Universitas
Islam Negari Sunan Kalijaga, 2008.
Muhlis, Acep. Dampak Upaya Kudeta Militer Terhadap Lembaga Fethullah
Gulen di Jakarta. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.
Qudus, Ulfah Mawaddatul. Gerakan Politik dan Otonomi Khusus (Studi
Perbandingan Gerakan Suku Kurdi Memperjuangkan Otonomi Khusus di
Irak dan Turki). Skripsi Program Ilmu Politik Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah. 2018.
Permadi, Bambang Singgih. Proses Pemilihan Umum 1955 di Indonesia. Skripsi S1
Program Studi Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri Yogyakarta, 2014.
Putra, Gia Syah Noor. Sikap Politik Koalisi Merah Putih Terhadap Kebijakan
Politik Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Skripsi S1 Fakultas
Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2015.
Setiyawati, Dwi Arum. Pola Hubungan Eksekutif Dengan Legislatif dalam Proses
Pembuatan Peraturan Daerah (Studi pada Perda Pajak Hiburan Tahun
2011 Kabupaten Lampung Selatan). Skripsi Program Ilmu Politik
Universitas Lampung. 2012.
Vevekanda, Denayu Swami. Perilaku Politik dan Kekuasaan Politik (Studi
Perpindahan Partai Politik Basuki Tjahaja Purnama dalam Perpolitikan
di Indonesia). Skripsi Program Ilmu Politik Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah. 2017.
108
Tesis
Lucius, Robert E. A House Divided: The Decline and Fall of Masyumi (1950-
1956). Tesis Naval Postgraduate School, US Navy. 2003.
Wawancara
Wawancara Pribadi dengan Rudy Alfonso, Ketua DPP bidang Hukum dan HAM
Partai Golkar, pada 15 Agustus 2019.
109