ANGRAENI RUSLI
B012191014
ANGRAENI RUSLI
NIM B012191014
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang senantiasa
yang telah membawa kita dari alam gelap gulita ke alam yang terang-
tua penulis, Ayahanda Rusli Usman dan Ibunda Nuraeni Sultan yang telah
v
mengandung, melahirkan, mendidik, membesarkan penulis dengan
dan dukungan penuh kepada penulis. Tidak terlupa pula seluruh keluarga,
kepada Ibu Dr. Wiwie Heryani, S.H., M.H. selaku pembimbing utama dan
bantuan dari awal penulisan hingga selesainya Tesis ini. Ucapan terima
kasih juga penulis sampaikan kepada tim penguji ujian Tesis penulis yaitu
Bapak Dr. Hasbir Paserangi, SH., M.H., Bapak Dr. Abd. Asis, S.H., MH.,
Melalui kesempatan ini, tidak lupa pula penulis juga haturkan rasa
vi
MH. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Riset, dan Inovasi,
Universitas Hasanuddin;
membangun guna perbaikan tulisan dari Tesis ini. Akhir kata, penulis
berharap Tesis ini dapat bermanfaat dan menjadi bahan hukum yang
Penulis
Angraeni Rusli
vii
ABSTRAK
viii
ABSTRACT
ix
DAFTAR ISI
SAMPUL...................................................................................... i
HALAMAN JUDUL...................................................................... ii
ABSTRACT ................................................................................. ix
DAFTAR ISI................................................................................. x
x
F. Kerangka Pikir .................................................................. 77
Sosial ............................................................................... 87
A. Kesimpulan........................................................................ 134
xi
BAB I
PENDAHULUAN
dunia tak hanya negara maju saja akan tetapi sudah merebak di
1
ancaman stabilitas Kamtibmas dengan eskalatif yang cukup tinggi.
baik bagi laki-laki maupun perempuan. Tubuh ideal, dalam hal ini
penampilan fisik telah menjadi salah satu nilai utama bagi setiap
laki-laki dan kulit yang terang bagi wanita Yunani Kuno; tubuh
ramping, berkulit putih, bola mata besar dan kaki yang kecil bagi
wanita pada masa Dinasti Han; atau payudara yang besar, kulit
Jurnal Emik, Body Shaming, Citra Tubuh, Dampak dan Cara Mengatasinya
1
2
Renaissance2. Untuk memenuhi standar kecantikan tersebut, pada
Bordo mengamati berbagai karya seni, seperti puisi dan novel Barat
lama terjadi di belahan dunia bagian barat. Body shaming ini juga
2
https://www.liputan6.com/lifestyle/read/2169617/ seperti-apa-standar-
kecantikan-wanita-dari-zamanke-zaman, diakses tanggal 22 September 2018.
3
menyebabkan individu yang mengalaminya menjadi lebih sensitif
body shaming tersebut. Ditambah lagi pada era digital seperti saat
ini masih tetap berlanjut dalam jangka waktu yang lama maka akan
4
semakin biasa.3 Peraturan perundang-undangan yang mengatur
tentang seseorang.
bagi orang yang menjadi objek body shaming, yaitu semakin tidak
ideal)
Arief Mansur dan Elisatris Gultom, 2005, Cyber Law-Aspek Hukum Teknologi
3
5
citra tubuh (body shaming), terdapat pula aturan di luar KUHP yang
Terlebih lagi dunia maya itu sifatnya tidak mengenal batas negara.5
4
Dista Amalia Arifah, 2011, “Kasus Cyber Crime Di Indonesia”, Vol. 18, No.2,
Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Sultan Agung,
Semarang, h.4.
Sahrul Mauludi, Socrates Café: Bijak, Kritis & Inspiratif seputar Dunia &
5
6
Pada tahun 2018 tercatat 966 laporan terkait ejekan atau
Pia menjadi viral. Bukan cuma di media sosial, tapi beredar luas di
Sebetulnya tak ada yang aneh dengan foto itu. Pia berpose sambil
mengunggah foto diri dengan kebaya atau baju lainnya juga bukan
6
https://fajar.co.id/2018/11/28/966-kasus-body-shaming-ditangani-polri-begini-
ledekan-yang-dilaporkan
7
https://news.detik.com/x/detail/intermeso/20181230/Stop-Body-Shaming-atau-
Masuk-Penjara/
7
barang sekali dua kali. Apalagi sejak ia mendirikan clothing
line Curvilinea tiga tahun silam. Fotonya itu memang sengaja dibuat
menggambil foto itu dan mengeditnya. Entah dari mana asal ilham
"Bu.. ini photonya dah selesai..", "Oh udah ya.. berapa biayanya..?"
mas..?" "Ya iya lah bu. coba ibu beli obat pelangsing sampe bisa
sekecil itu kira2 ibu habis biaya berapa.? Pasti jutaan kan?" "Iya
8
Dosen Ilmu Komunikasi di Universitas Brawijaya, Malang, Jawa
Timur, itu menuliskan protes lewat akun Facebooknya. Saat itu Pia belum
tahu orang macam apa yang tega melecehkannya. Tak menunggu lama,
saya yang mungkin lebih buruk kasusnya, akan merasa tidak punya
harapan,” kata Pia, yang saat ini juga menjabat sebagai Staf Ahli Wakil
Melalui kasus ini, Pia ingin memberikan pelajaran agar tidak sembarangan
kita tidak bisa menggunakan foto orang lain untuk bahan ejekan. Saya
ingin ada efek jera di mana kalau kamu melakukan body shaming, ada hal
yang harus kamu bayar, yaitu dipenjara.” “Bayangin, foto saya itu beredar
sana lewat WhatsApp group orang Indonesia yang ada di sana, dibagikan
dan jadi bahan olok-olokan. Teman saya yang tinggal di luar negeri jadi
kaget, kok saya jadi bahan olok-olokan,” kata lulusan program pendidikan
9
Menurut pakar kecantikan Herwinda Brahmanti saat berbincang
betul efek media sosial begitu dahsyatnya. Walaupun banyak orang yang
merasa iba dan kasihan kepada korban, tapi efek bullying seperti ini,
Herwinda.
pada pertengahan tahun 2020 melalui kanal “line today” dan berita
oleh seorang sender (merupakan salah satu kata sapaan yang sering
8
https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-4148036/kasus-foto-dosen-unibraw-
diedit-langsing-pakar-ini-tindak-pidana
10
masuk dalam kategori bullying secara verbal. Bullying jenis ini dapat
percaya diri.
biasa dan wajar. Tetapi para pelaku body shaming tidak sadar akan
nekad bunuh diri di sekolah karena selalu dipanggil “gendut” oleh teman-
temannya.9
9
https://cewekbanget.grid.id/read/06917607/enggak-tahan-dipanggil-gendut-
remaja-ini-bunuh-diri-di-sekolah?page=all
11
hak korban, yaitu bagaimana memformulasikan suatu perbuatan yang
dianggap sebagai tindak pidana body shaming, syarat apa saja yang
meneliti lebih dalam tentang hal tersebut dan penulis sajikan dalam bentuk
MEDIA SOSIAL.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
12
2. Menganalisis implementasi perlindungan hukum terhadap korban
D. Manfaat Penelitian
diuraikansebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat Praktis
13
diubah oleh Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang
E. Orisinalitas Penelitian
berikut :
14
Hukum Universitas Udayana. Dalam penulisan ini mengkaji
saat ini dapat dirujuk dengan Pasal 315 KUHP, jika dilihat
15
shaming dapat dikatakan tindak pidana penghinaan ringan
16
denganbahan hukum primer maupun sekunder. Bahan
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dengan demikian juga WvS Hindia Belanda (KUHP), tetapi tidak ada
Oleh karena itu , para ahli hukum berusaha untuk memberikan arti da
nisi dari istilah itu. Sayangnya sampai kini belum ada keseragaman
pendapat.
a. Simons
10
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana (Bagian 1), (Jakarta: Rajawali
Pers,2011), hal.67
18
tidak dengan sengajaoleh seseorang yang dapat
b. E.Utrecht
hukum.11
c. Pompe
d. Moeljatno
19
barang siapa yang melanggar aturan tersebut. Dapat juga
dialarang hukum dan diancam pidana asal saja dalam hal itu
kejahatan)”.
formil harus ada, karena asas legalitas dalam pasal 1 ayat (1)
KUHP.
dari dua sudut pandang, yakni : (a) dari sudut teoritis; dan (2) dari
2011), hal. 79
20
a) Unsur Tindak Pidana Menurut Beberapa Teori
1. Perbuatan
pidana.
unsur-unsur,yakni;
undangan;
21
Dari unsur ketiga, kalimat diadakan tindakan
e. Dipersalahkan/kesalahan.
22
perbuatannya dengan unsur yang menegenai diri
orangnya.
rumusan tertentu.
3. Unsur kesalahan;
23
6. Unsur syarat tambahan untuk dapatnya dituntut
pidana;
pidana.
pidana14 yaitu:
Ibid, hal. 83
13
24
a. Unsur subjektif
terdiri dari:
lain.
b. Unsur Objektif
dilakukanterdiri dari:
25
2. Kualitas dari pelaku, misalnya seorang pegawai negeri
KUHP.
golongan15 yaitu:
26
Dari berbagai pendapat para ahli dan dengan
27
Yang dimaksud orang lain sebagai alat di dalam
langsung).
28
orang yang disuruh (manus ministra) tidak dilandasi oleh
c. Karena tersesatkan
d. Karena kekerasan
29
Kemungkinan-kemungkinan tidak dipidananya orang yang
kemampuan bertanggungjawab;
30
membutuhkan penjabaran lebih lanjut. Dari berbagai
pidana;
31
d. orang yang digerakan harus benar-benar melakukan
menggerakan.
dilakukan.
penuntut umum.
32
peristiwa yang mengandung muatan tindak pidana yang
didakwakan tersebut.
terdakwa.
dianggap tidak bersalah. Hal ini dikenal dengan asas “praduga tak
Hal ini diatur oleh Pasal 184 ayat (1) Kitab Undang-Undang
1. Keterangan Saksi;
2. Keterangan Ahli;
3. Surat;
4. Petunjuk;
5. Keterangan Terdakwa.
33
1. Keterangan Saksi
adalah salah satu alat bukti dalam perkara pidana yang berupa
dicantumkan Pasal 184 ayat (1) a KUHAP. Hal ini tercantum dalam
34
keterangan itu sesuai dengan keterangan saksi yang disumpah,
Dengan demikian dapat dipahami hal yang diatur oleh Pasal 171
kawin;
35
Mereka tercantum dalam Pasal 168 KUHAP, boleh dilanggar
berbunyi:
berikut :
permintaan tersebut”.
tidak langsung tercantum dalam Pasal 108 ayat (1) KUHAP yakni
36
diperhatikan mengenai keterangan saksi de auditu, yaitu
(1) KUHAP).
2. Keterangan Ahli
37
KUHAP). Sehingga dapat disimpulkan bahwa tugas seorang ahli
3. Surat
adalah :
1) Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh
38
memuat keterangan tentang kejadian atau keadaan yang
undangan atau surat yang dibuat leh pejabat mengenai hal yang
4. Petunjuk
suatu alat bukti sah. Menurut Pasal 188 ayat (1) KUHAP, petunjuk
Ibid, hal.141
21
39
dengan tindak pidana dan siapa pelakunya, Selanjutnya dalam ayat
a. Keterangan saksi;
b. Surat;
c. Keterangan terdakwa
5. Keterangan terdakwa
Alat bukti yang berakhir dalam susunan alat bukti yang diatur
menyebutkan :
suatu alat bukti yang sah sepanjang mengenai hal yang didakwakan
Ibid, hal.143
22
40
didakwakan kepadanya , melainkan harus dinilai dengan alat bukti
yang sah.
alat bukti yang sah kurang tepat sebab bagi terdakwa bisa saja
bungkam23.
B. Barang Bukti
Ibid, hal.144
23
41
Pasal 39 ayat (1) KUHAP, dapat diketahui tantang macam barang
tindak pidana.
berrasal darinya.
42
1. Penggeledahan dilakukan untuk mencari dan
43
B. Tinjauan Umum Tentang Penghinaan
harfiah diartikan sebagai sebuah tindakan yang merugikan nama baik dan
Leden Marpaung, dipandang dari sisi sasaran atau objek delicti, yang
a. Akan tetapi, jika dipandang dari sisi feit atau perbuatan, maka
44
terhadap haatzai artikelen27 yang delik pokoknya terdapat pada Pasal
(Pasal 154 KUHP) atau golongan rakyat tertentu (Pasal 156 KUHP).
vorm).28
45
“menyerang kehormatan atau nama baik (aanranding of geode
naam)”. Salah satu bentuk pencemaran nama baik adalah
pencemaran nama baik secara tertulis dan dilakukan dengan
menuduhkan sesuatu hal.”
Dari kata “atau” diantara kata “nama baik” dan “kehormatan”, bisa
adalah dua hal yang berbeda dan bisa dibedakan, sekalipun seringkali
terkait erat satu sama lain. Dalam konsep penghinaan seringkali dikaitkan
yaitu :
a. De subjectieve opvatting
karena beberapa alasan tidak lagi diterapkan oleh ilmu hukum maupun
46
3) Bahwa dengan menganut pandangan ini, sebetulnya kita
psychologich.
b. De objectieve opvatting
dari manusia;
bersifat extern.
Para pakar belum sependapat tentang arti dan definisi kehormatan dan
nama baik, tetapi sependapat bahwa kehormatan dan nama baik menjadi
47
Selanjutnya, dari kata “atau” tersebut di atas, bisa disimpulkan
merupakan syarat alternatif. Dipenuhinya salah satu saja dari dua unsur
itu (di samping unsur-unsur khusus lain) sudah cukup untuk adanya tindak
pidana penghinaan31.
nama baik apabila dianggap telah menyerang kehormatan dan nama baik
seseorang. Karena kehormatan dan nama baik bersifat subjektif dari rasa
dengan yang lainnya. Oleh karena tidak sama, maka unsur-unsur lain dari
Ibid., hal. 27
31
48
menghina, dan adanya unsur tindakan penghinaan tersebut ditujukan
perlu dilihat juga dari pandangan umum atau masyarakat apakah suatu
dilihat dari ketentuan Pasal 310 ayat (3) KUHP yang menyatakan, “Tidak
alasan membela diri diperlukan dua syarat. Pertama, harus terlebih dahulu
ada perbuatan berupa serangan oleh orang lain yang bersifat melawan
49
Perwujudannya, ia menuduhkan perbuatan tertentu yang menghinakan
orang lain. Kedua, apa yang dituduhkan isinya harus benar. Si pembuat
berikut :
a. Penghinaan materiil
b. Penghinaan formil
Ibid., hal.215.
34
50
cara-cara kasar dan tidak objektif. Kemungkinan untuk
menjadi penghinaan umum (diatur dalam bab XVI buku II KUHP), dan
penghinaan umum adalah berupa rasa harga diri atau martabat mengenai
harga diri atau martabat mengenai kehormatan dan nama baik yang
a) Penghinaan Umum
(lasterajke verdarhtmaking).
Jumardi, Op.Cit.hal.47.
35
Ibid., hal.37.
36
51
1. Menista (smaad).
Menista (smaad) dirumuskan dalam Pasal 310 ayat (1) KUHP yang
menyatakan :
“Kalau hal ini dilakukan dengan tulisan atau gambar yang disiarkan,
dipertunjukkan pada umum atau ditempelkan, maka yang berbuat
itu dihukum karena menista dengan tulisan dengan hukumana
penjara selama-lamanya satu tahun empat bulan atau denda
sebanyak-banyaknya Rp. 4.500,-”.
3. Memfitnah (laster).
menyatakan:
52
penjara selama-lamanya empat bulan dua minggu atau denda
sebanyak-banyaknya Rp. 4.500,-”.
yaitu:
53
b) Penghinaan Khusus
sebab kehormatan atau nama baik adalah hal yang dipunyai/ dimiliki oleh
manusia yang masih hidup, sedangkan manusia yang sudah mati tidak
134, Pasal 136 bis dan Pasal 137 KUHP). Oleh Mahkamah
hukum mengikat.
54
5) Penghinaan terhadap bendera kebangsaan negara lain (Pasal
142a).
unsurnya adalah :
1) Dengan sengaja
2) Menyerang kehormatan atau nama baik orang lain
3) Menuduh melakukan suatu perbuatan tertentu, dan
4) Dengan maksud yang nyata supaya diketahui oleh umum.
55
2) Bentuk-Bentuk Tindak Pidana Penghinaan Dalam Undang-
Elektronik
56
pertimbangan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 2/PUU-VII/2009
elektronik yang bisa diakses publik oleh siapa saja yang tidak dibatasi
tanda, angka, kode, akses, simbol atau perforasi yang telah diolah yang
memahaminya.
57
akses, simbol atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau
1. Adanya kesengajaan;
58
C. Tinjauan Umum Tentang Citra Tubuh (body shaming)
Body shaming terdiri dari dua suku kata yang terdiri dari body dan
fisik atau tubuh orang lain atau tindakan mengejek / menghina dengan
penampilan seseorang.
bentuk atau ukuran tubuh mereka. Dan sebagai kata sifat, body
memalukan dari ukuran atau berat badan seseorang. Hasil dari body
59
individu mengalami body shaming akan ada jarak antara diri dengan
tubuh, bahwa individu yang merasa tubuh adalah miliknya dia akan
individu akan merasa tidak nyaman dengan kulitnya sendiri karena saat
atau tubuh diri sendiri maupun orang lain dengan cara yang negatif.
Entah itu mengejek tubuh gendut, kurus, pendek, atau tinggi sama
60
M. Ed, LCSW, komentar ini bisa jadi sangat menyakitkan bagi
sendiri paling ideal diantara orang lain. Ini bukan berarti baik
orang lain seperti “Loe kalau punya badan jangan gemuk, nanti
agar badan kamu lebih sehat dan tidak mudah sakit”. Ungkapan
61
tidak langsung. Seorang pendiri brand pakaian Plus-Size
tanya-tanya.
62
body shamin yang bisa saja membuat teman anda menjadi
63
sesuatu yang tidak baik. Artinya juga seseorang tidak dapat
tidak melulu seperti itu. Orang dapat terlihat cantik dan bertubuh
Anda tidak akan pernah tahu, dan sebaiknya tidak perlu tahu
64
standar kamu terhadap istilah “cantik atau ganteng” sangat
teks, gambar, dan video maka media sosial tidak hanya menjadi
65
Pada dasarnya, beberapa ahli yang meneliti internet melihat
5. Menurut Van Dijk (2013), media sosial adalah platform media yang
66
6. Meike dan Young (2012), mengartikan media sosial sebagai
antara individu (to be shared one to one) dan media publik untuk
Kementrian Komunikasi dan Informatika, total ada 43,06 juta orang yang
seseorang.
67
a. Karakteristik Media Sosial
beberapa jenis media lainnya. Ada batasan maupun ciri khusus yang
sosial.
1. Jaringan
teknologi.
2. Informasi
Informasi menjadi hal yang penting dari media sosial karena dalam
3. Arsip
4. Interaksi
68
sederhana yang terjadi di media sosial dapat berupa memberi
5. Simulasi Sosial
sosial juga memiliki aturan dan etika bagi para penggunanya. Interaksi
7. Penyebaran
dengan setiap orang yang tergabung dalam media sosial yang sama
69
yang lebih interaktif apabila dibandingkan dengan bentuk media
tradisional seperti radio maupun televisi. Melalui media sosial, kita dapat
E. Landasan Teori
1. Teori Perlindungan Hukum
Sebagai bagian dari beberapa macam upaya pihak
70
dengan cara membatasi dan melindungi kepentingan-kepentingan
tersebut.41
oleh hukum.42
dilembaga peradilan.43
71
karena ada pengakuan terhadap itu. Hak tidak hanya mengandung
kepastian hukum.
Lili Rasjidi dan B Arief Sidharta, 1994, Filsafat Hukum Madzhab dan Refleksi,
44
72
manusia diarahkan kepada pembatasan-pembatasan dan peletakan
2 . Efektivitas Hukum
45
Philipus M.Hadjon, 1987, perlindungan Rakyat Bagi Rakyat di Indonesia
(Sebuah Studi tentang prinsip-prinsipnya, penanganannya oleh pengadilan dalam
Lingkungan Peradilan Umum dan Pembentukan Peradilan Umum dan Pembentukan
Peradilan Administrasi Negara), Surabaya :PT. Bina Ilmu, hal. 38.
73
dikatakan efektif kaulau menimbulkan atau mempunyai maksud
Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu hal dapat
dapat mengukur “sejauh mana aturan hukum itu ditaati atau tidak
47
Achmad Ali, Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan Vol. 1, Kencana, Jakarta,
2010. Hal. 375.
74
dalam menjalankan tugas yang dibebankan terhadap diri mereka
48
Soerjono Soekanto, Penegakkan Hukum, Bina Cipta, Bandung, 1983. Hal. 80.
75
disebabkan oleh kualitas yang rendah dari aparat penegak
hukum tersebut.
yang proporsional
d. Faktor Masyarakat
e. Faktor Kebudayaan
kualitas aparat kurang baik, tentu aturan tersebut tidak akan berjalan
76
pada dasarnya mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum yang berlaku,
mengenai apa yang dianggap baik (sehingga dituruti) dan apa yang
F. Kerangka Pikir
1. Alur Pikir
Kerangka pikir atau kerangka teoritis (teoritical framework)
diatas.
77
dan faktor masyarakat. Mencari tahu alur pikiran manusia dan
berikut;
78
2. Bagan Pikir
79
G. DEFINISI OPERASIONAL
4. Hak atas rasa aman adalah hak yang paling mendasar dari
80
dikehendaki, kalau seseorang melakukan suatu perbuatan
hukum tersebut.
81
9. Upaya Preventif adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah
10. Upaya Represif adalah paya yang dilakukan pada saat telah
82
BAB III
METODE PENELITIAN
yang dibutuhkan.
penelitian.
83
B. Lokasi Penelitian
84
D. Jenis dan Sumber Data
dibahas.
ditetapkan.
85
2. Data Sekunder menggunakan metode pengumpulan data yang
F. Analisis Data
ini.
berpikir yang dimulai dari hal-hal yang sifatnya umum lalu kemudian
86
BAB IV
serta asas objektif yang melihat keadilan dari sudut prestasi seseorang.
ketentraman.
dan martabat negara ikut terjaga. Citra negara akan menampilkan citra
87
norma hukum. Sebaliknya citra negara hukum ikut jatuh ketika aparat
bagi masyarakat.
atau menanggulangi kejahatan itu secara tuntas. Hal ini merupakan suatu
hal yang wajar karena pada hakikatya kejahatan itu merupakan masalah
88
social problem yang tidak dapat diatasi semata-mata dengan hukum
pidana.
tersebut ,merupakan peranan atau role, oleh karena itu seseorang yang
moral. Dalam profesi penegak hukum sendiri mereka telah memiliki kode
etik yang diatur tersendiri, tapi dalam prakteknya kode etik yang telah
ditetapkan dan di sepakati itu masih banyak di langgar oleh para penegak
89
menjalankan profesinya, sehingga mengakibatkan lambatnya
laporan mengenai body shaming namun terkait dengan data dalam kasus
Tabel 1.2
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH METRO JAYA
DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL KHUSUS
51
Wawancara di Polda Metro Jaya, pada tanggal 14 Januari 2021
90
REKAPITULASI PERJENIS LP CYBER CRIME BULAN JANUARI -
DESEMBER TAHUN 2019
CC
JENIS TINDAK LP FOREN
NO SP SP2
PIDANA (CT) P 21 LIMPAH SIK
3 Lid
Pencemaran
nama baik /
penghinaan
1 melalui 358 2 14 162 21
internet/Perbuata
ntidakmenyenan
gkan
mengungkap adanya 966 kasus body shaming atau ejekan rupa fisik di
seluruh Indonesia. Dari jumlah itu yang sudah diselesaikan ada 374
Polri Brigjen Pol Dedi. Dengan berbagai pertimbangan seperti data yang
terhimpun dibuat menjadi satu rumpun atau secara global terkait dengan
91
bersifat pencemaran dan penghinaan di media sosial dapat dikategorikan
hukum dalam hal ini berkaitan dengan hasil penelitian penulis yakni
berikut:
jika kualitas petugas kurang baik. Ada masalah. Oleh karena itu, salah
92
Dalam faktor penegak hukum ini, terkhusus untuk penyidik
dipertanggung-jawabkan.
membuat motto pada bagian awal disertasi: “Hukum yang baik akan
93
menjadi rusak karena aparat penegakan hukumnya. Hukum yang
penegak hukum yang baik saja tidaklah cukup, untuk membuat hukum
menjadi lebih baik”. Posisi yang kuat dan strategik aparat penegak
hukum dan hakim tersebut yang dapat menegakkan hukum baik dan
akan menjadi lebih baik lagi, menegakkan hukum yang buruk menjadi
nilai hukum atau keadilan dan asas-asas hukum apa yang hendak
hukum, dan teori hukum sehingga bisa melahirkan cita rasa keadilan
dalam putusannya54
94
bahwa menurut Pasal 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006
2. Rasa aman
3. Keadilan
4. Tidak diskriminatif
5. Kepastian hukum
mertabat manusia dan poin kedua rasa aman belum cukup memadai
body shaming ini masih dianggap hal yang biasa baik bagi masyarakat
95
96
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu korban
yang ditimbulkan dari kasus ini bukanlah persoalan biasa sebab akan
dampak sampai bunuh diri akan tetapi kasus ini perlu perhatian
khusus dari aparat penegak hukum. Maka dari itu perlu adanya
dan/atau kompensasi.
Februari 2021
97
Jika kita meninjau dari sudut pandang islamiyah, menegaskan
karena boleh jadi hinaan yang dialamatkan kepada kita itu memang
benar adanya. Maka, sikap diam dan memperbaiki diri itu yang harus
kita lakukan dan berlatih untuk mensyukuri kondisi diri sendiri sebab
selalu ada sesuatu pada diri kita yang patut kita syukuri, misalnya
terdapat pada Pasal 27 ayat 3 uu ite ini masih saja selalu terjadi,
56
https://republika.co.id/berita/pfea3r313/cara-nabi-balas-hinaan
57
Wawancara di Polda Metro Jaya, pada tanggal 14 januari, 2021
98
memadai. Karena efektif tidaknya suatu aturan ditentukan oleh
kemacetan.
body shaming yang telah terjadi tidak dapat begitu saja terlepas dari
99
pengetahuan ini menyebabkan upaya penanggulangan kejahatan
3. Faktor Masyarakat
Mumers yaitu:58
Achmad Ali dan Wiwie Heryani, Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan,
58
100
b. Kejelasan rumusan dan substansi aturan hukum, sehingga
menerapkannya.
mengharuskan.
101
Suatu sanksi yang dapat kita katakana tepat untuk suatu tujuan
102
i. Efektif atau tidak efektifnya suatu aturan hukum secara umum,
Otje Salman dan Susanto, Beberapa Aspek Sosiologi Hukum, P.T. Alumni,
59
103
2. Identification, terjadi bila kepatuhan terhadap kaidah hukum
yang dianutnya.
sulit pasal ini efektif jika tidak dibarengi dengan pengetahuan hukum
104
B. Implementasi perlindungan hukum terhadap korban tindak
sebagai suatu gambaran dari fungsi hukum, yaitu konsep dimana hukum
kedamaian.
bersama.
pengayoman kepada hak asasi manusia yang dirugikan orang lain dan
menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum atau dengan kata
105
lain perlindungan hukum adalah berbagai upaya hukum yang harus
diberikan oleh aparat penegak hukum untuk memberikan rasa aman, baik
secara pikiran maupun fisik dari gangguan dan berbagai ancaman dari
pihak manapun.
manusia.
106
untuk mencegah suatu pelanggaran serta memberikan rambu-rambu
pelanggaran.
107
2. Sarana Perlindungan Hukum Represif
tempat utama dan dapat dikaitkan dengan tujuan dari negara hukum60.
kepada Saksi dan/atau Korban yang wajib dilaksanakan oleh LPSK atau
108
Namun Seiring dengan perkembangan teknologi, maka kejahatan
baik lewat tulisan surat atau perkataan lisan, sekarang dengan adanya
informasi yang memadai mengenai hak-hak apa saja yang dimiliki oleh
bisa diterima oleh pelaku bisa juga tidak, tergantung kondisi yang
109
Faktor internal adalah faktor yang asalnya dari dalam diri seseorang atau
individu itu sendiri. Faktor ini biasanya berupa sikap juga sifat yang
melekat pada diri seseorang. Terkait faktor internal, umumnya sifat dan
faktor yang asalnya dari luar diri seseorang atau individu. Faktor ini
(fisik, mental, atau materiil) akibat suatu tindak pidana yang menimpa
110
kerugian akibat kejahatan yang menimpa dirinya, baik secara materiil,
diperiksa di pengadilan.
baik.
111
Bunyi teks tersebut jika diuraikan unsurnya, maka terdapat
Dalam hal ini terwakilkan dengan kata “tanpa hak”. Menurut hemat
hukum”.
c. Unsur kelakuan
Dalam hal ini yang dimaksud adalah perbuatan yang dilarang dan
baik.
112
yang telah mengalami atau menjadi korban kejahatan dan
bahwa proses hukum yang begitu panjang dan jauh dari asas cepat,
sederhana dan biaya ringan. Lebih luas banyak faktor yang menjadi
tingkah laku yang bersumber pada sikap individual dan interaksi korban
113
merupakan salah satubentuk perlindungan. Upaya penegakan
114
diperhatikan moral yang di dasarkan pada kebenaran dalam
115
dan tidak mengunakan kewenangan tersebut. Harkat dan
dilindungi dan dihormati. Dengan kata lain, polisi harus selektif dan
yang berbeda-beda.
tubuh body shaming Ibu Dr. Maulina Pia Wulandari, S.Sos., M. Kom.,
pihak kepolisian terus berupaya agar kasus ini dapat diselesaikan secara
berjalannya waktu sampai tiga tahun kasus ini berlalu laporan korban
belum menemukan titik temu. Korban juga menuturkan bahwa tidak ingin
jika dalam kasus ini “ada uang yang berbicara” sehingga kasus tersebut
116
sebagai Aktris Indonesia, dimana anak mendapat perlakuan kurang
label yang melekat pada diri korban. Jika menelisik kedua kasus serupa
public figure tersebut lebih cepat mendapat perhatian oleh aparat hukum
hukum.61
perlindungan berupa:
a. Upaya Preventif
61
Wawancara dilakuan melalui media zoom, pada tanggal 5 Maret 2021
117
Tabel 2.2
Penyelesaian Atas Laporan Tindak Pidana
Penghinaan/Pencemaran Nama Baik
Direktorat Tindak Pidana Siber Mabes Polri
mediasi antara pelapor dan terlapor. Itu artinya bahwa dalam perkara
118
menimbulkan dampak buruk seperti mengganggu kesehatan mental
tubuh (body shaming) terdapat Pasal 310, Pasal 311dan Pasal 315
KUHP. Akan tetapi sementara ini yang paling cocok menjadi dasar
di muka orang itu sendiri dengan lisan atau perbuatan, atau dengan
ringan dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu
atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah”
a. Unsur Obyektif
119
pencemaran adalah jika seseorang melakukan pembuatan
b. Unsur Subjektif
1. Dengan sengaja
120
arti dari kata sengaja yang diambil dari M.v.T (Memorie van
dilakukannya.
shaming.
121
seseorang atas dasar dendam atau hanya sekedar membuat
b. Upaya Represif
pada kasus-kasus body shaming belum pernah ada yang sampai pada
korban yang merasa dijatuhkan mental atau harga diri dan direndahkan
122
tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia merupakan hak dasar yang
tidak boleh diabaikan, dikurangi, atau dirampas oleh siapapun. Selain hak
mengatakan bahwa tidak akan pernah tercapai rasa aman jika penyidik
atau pihak kepolisian masih memandang perkara ini bukanlah hal yang
before the law) adalah bentuk perlakuan yang sama atas diri setiap orang
123
ekonomi, keyakinan politik, agama, golongan, dan sebagainya. Maksud
dari asas ini adalah di depan pengadilan kedudukan semua orang sama,
Dalam kasus yang penulis teliti bahwa tidak terpenuhinya hak rasa
keadilan dan kepastian hukum dari korban. Lebih jauh lagi bahwa bentuk
rasa aman dan penghormatan atas harkat dan martabat belum bisa
bahwa kasus yang bermula dari tahun 2018 hingga tahun 2021 belum
saja korban dan saksi yang mendapat perlindungan, tetapi lebih luas lagi.
dengan baik. Hal ini merupakan salah satu tujuan negara yang termaktub
124
Diharapkan pula korban dapat berperan dalam pencegahan dan
tujuan yang lebih mendasar, bukan saja keadilan, kepastian hukum, dan
dengan ketentuan yang berlaku. Pada tahun 2020 tepatnya pada bulan
125
pelaksanaan tugas selama masa pencegahan penyebaran Covid-19 di
bawahnya (SEMA no. 1 tahun 2020). SEMA no. 1 tahun 2020 kemudian
diubah dengan SEMA No. 2 tahun 2020 dan diubah lagi dengan SEMA
126
Oleh karenanya juga diperlukan langkah-langkah untuk meningkatkan
mustahil bisa terlaksana dengan baik tanpa didukung SDM aparatur yang
127
kesempatan untuk mengajukan pembelaan yang dapat dilakukan oleh
memadai. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni salah satunya
terhadap pemilik informasi dari cyber crime, maka upaya yang dilakukan
128
Dalam Crime Control Model (Model pengendalian kejahatan)
penalty, melalui screening yang telah dilakukan oleh polisi dan jaksa
peradilan.65
utama dari model ini harus ditujukan pada efisiensi proses peradilan
kepolisian. Titik perhatian dari model ini adalah perlindungan yang efektif
Edi Setiadi dan Kristian, Sistem Peradilan Pidana Terpadu dan Sistem
65
129
menjurus kepada hilangnya kemerdekaan sosial (social freedom).
130
penegakan hukum. Kemampuan aparat penegak hukum untuk
ciri khas yang menonjol adalah efisiensi karena yang ingin dicapai
kesuksesan.
manajerial.
131
b) Kesediaan tersangka menyatakan dirinya bersalah (plead of
guilty)
secara lisan atau tulisan, dalam dunia nyata atau dunia maya medsos
masyarakat yang menganggap perkara ini hanyalah hal biasa yang tidak
hukum dan lebih jauh lagi tidak tercapainya tujuan hukum itu sendiri salah
terhadap citra tubuh body shaming pada awal tahun 2018 daan
hingga tiga tahun kasus tersebut berlalu belum ada kejelasan dari pihak
132
mempengaruhi pelaksanaan implementasi perlindungan hukum terhadap
korban penghinaan citra tubuh body shaming yakni terletak pada aparat
penegak hukum itu sendiri. Para penegak hukum antara lain hakim,
133
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
perlindungan hukum.
134
represif yang dilakukan penegak hukum akan menimbulkan
B. Saran
body shaming.
135
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Ali, 2010, Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan Vol. 1,
Kencana, Jakarta.
Jakarta.
136
Dikdik M. Arief Mansur dan Elisatris Gultom, 2008 Urgensi Perlindungan
Korban Kejahatan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Edi Setiadi dan Kristian, 2017 Sistem Peradilan Pidana Terpadu dan
Sistem Penegakan Hukum di Indonesia, Prenadamedia Group,
Jakarta.
Lili Rasjidi dan B Arief Sidharta, 1994, Filsafat Hukum Madzhab dan
Refleksi, PT. Remaja Rosada Karya, Bandung.
Otje Salman dan Susanto, 2004 Beberapa Aspek Sosiologi Hukum, P.T.
Alumni, Bandung.
Sahrul Mauludi, 2018 Socrates Café: Bijak, Kritis & Inspiratif seputar Dunia
& Masyarakat Digital, Elex Media Komputindo, Jakarta.
137
Mudzakkir, 2001 Posisi Hukum Korban Kejahatan dalam Sistem Peradilan
Pidana, Disertasi, Universitas Indonesia.
https://www.liputan6.com/lifestyle/read/2169617/seperti-apa-standar-
kecantikan-wanita-dari-zamanke-zaman, diakses tanggal 22
September 2020.
Dista Amalia Arifah, 2011, “Kasus Cyber Crime Di Indonesia”, Vol. 18,
No.2, Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Fakultas Ekonomi,
Universitas Islam Sultan Agung, Semarang.
https://fajar.co.id/2018/11/28/966-kasus-body-shaming-ditangani-polri-
begini-ledekan-yang-dilaporkan diakses tanggal 22 September
2020.
https://cewekbanget.grid.id/read/06917607/enggak-tahan-dipanggil-
gendut-remaja-ini-bunuh-diri-di-sekolah?page=all diakses tanggal
22 September 2020
138
LAMPIRAN
139
B. Wawancara dengan Korban Penghinaan Citra Tubuh body
140