OLEH:
A. MUH. FHARUQ FAHREZHA
B111 13 099
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
HALAMAN JUDUL
OLEH:
A. MUH. FHARUQ FAHREZHA
B111 13 099
SKRIPSI
Sebagai Tugas Akhir dalam Rangka Penyelesaian Studi
Sarjana Pada Departemen Hukum Perdata Program Studi
Ilmu Hukum
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
i
PENGESAHAN SKRIPSI
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
pada
Disetujui oleh,
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Winner Sitorus, S.H., M.H., LLM. Dr. Hasbir Paserangi, S.H,, M.H,
NIP. 19660326 199103 1 022 NIP. 19700708 199412 1 001
iii
PERSETUJUAN MENEMPUH UJIAN SKRIPSI
iv
ABSTRAK
A. M. FHARUQ FAHREZHA (B11113099), Tinjauan Hukum
Terhadap Pelanggaran Hak Cipta Pada Pengguna Aplikasi Media
Sosial Bigo Live. Dibawah bimbingan Winner Sitorus selaku Pembimbing
I dan Hasbir Paserangi selaku Pembimbing II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaturan hukum
terhadap penggunaan layanan Broadcasting Live pada aplikasi Bigo Live
ketika pemutaran film di bioskop. Serta untuk mengetahui penggunaan
layanan Broadcsting Live ketika pemutaran film di Bioskop dapat
dikategorikan sebagai pelanggaran hak cipta pada film atau sinemtografi.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif.
Dalam penelitian hukum normatif, hukum yang tertulis dikaji dari berbagai
aspek teori, filosofi, perbandingan, struktur, konsistensi, penjelasan,
formalitas dan kekuatan mengikat suatu undang-undang. Penelitian ini juga
menggunakan pendekatan undang-undang dan menggunakan jenis dan
sumber bahan hukum premier, bahan hokum sekunder, dan bahan non-
hukum. Serta menggunakan teknik pengumpulan bahan hukum dengan
studi kepustakaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, pengaturan hukum
terhadap penggunaan layanan Broadcasting Live pada aplikasi Bigo Live
ketika pemutaran film di bioskop adalah Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2002 tentang Penyiaran dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
Tentang Informasi Transaksi Elektronik. Serta penggunaan layanan
Broadcasting Live ketika pemutaran film dibioskop dapat dikategorikan
sebagai pelanggaran hak cipta pada film atau sinematografi, yang
disebabkan penggunaan layanan Broadcasting Live telah melanggar hak
moral dan hak ekonomi yang dimana hak-hak tersebut merupakan unsur
terpenting dalam hak cipta.
v
ABSTRACT
A. M. FHARUQ FAHREZHA (B11113099), Legal Review of
Copyright Infringement On Bigo Live Social Media Application Users.
Under the guidance of Winner Sitorus as Counselor I and Hasbir Paserangi
as Supervisor II.
This study aims to determine the legal arrangement of the use of Live
Broadcasting service on Bigo Live application when movie screenings in
cinemas. And to know the use of Broadcsting Live service when movie
playback in Cinema can be categorized as copyright on film or
cinematography.
This research uses normative legal approach method. In the study of
normative law, written law is examined from various aspects, philosophy,
comparison, structure, consistency, explanation, formality and strength. The
study also uses a statutory approach and the use of primary material types
and sources, secondary legal materials, and non-legal materials. As well as
using judicial techniques with literature studies.
The results of this study indicate that the legal arrangement on the
use of Live Broadcasting service in Bigo Live application when movie
screening in cinema is Law Number 32 Year 2002 regarding Broadcasting
and Law Number 11 Year 2008 About Electronic Transaction Information.
As well as the use of Direct broadcast services when movie playback in a
cinema can be categorized as copyrighted to a movie or cinematography,
the usage of the Live Broadcasting service violates the moral rights and
rights that are the absolute right of copyright.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim
Aplikasi Media Sosial Bigo Live” yang merupakan suatu tugas akhir dalam
menyampaikan terima kasih dari lubuk hati yang paling dalam kepada
penyelesaian skripsi ini hingga dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini
berupa dukungan moril ataupun materil yang tidak ada hentinya terus
penulis.
vii
Selain itu, penulis juga hendak menyapaikan rasa hormat dan terima
kasih kepada:
dekan, yaitu Prof. Dr. Ahmadi Miru, S.H., M.H., Dr. Syamsuddin
Muchtar, S.H., M.H., dan Dr. Hamzah Halim, S.H., M.H atas
kepada penulis.
3. Bapak Dr. Winner Sitorus, S.H., M.H., LLM, dan Bapak Dr. Hasbir
4. Bapak Prof. Dr. Ahmadi Miru, S.H., Ibu Dr. Harustiati A. Moein,
S.H., M.H., dan Ibu Dr. Oky Deviany B. S.H., M.H., selaku penguji
di bangku kuliah.
viii
6. Bapak Drs. Mursalim, MS, selaku supervisor KKN penulis yang
S.H., Safri, S.H., Ihsan Jani, S.H., Wildan Rizky, Muslim Khadavi,
HALTE.
ix
9. Saudara-saudaraku, Muhammad Chairul, S.Hut., Muh. Aryun
Novan Rizky, Muh. Rais Setiawan, Muh. Fachri Adnan, dan kanda
menjadi teman satu pikiran, satu visi, satu misi dengan penulis
MAWAR BERDURI.
Kasih
12. Kepada Bapak Prof. Dr. Judhariksawan, S.H., Bapak Rico, Bapak
x
Asasi Manusia dan segenap jajaran pegawai Bagian Hukum
Jessup (Zuhal, Kiki, Shabrina, Rizky HEP, Adit, Ega, Stefany). Tim
Terima Kasih
15. Kepada teman KKN Reguler Gel. 93 terkhusus Posko KKN Desa
17. Kepada Guntur, Wiwi, Cua, Nina, Asmi, Fadel, Akbar, Febri,
Atikah, Eca, Wiwid, Ririn, Ratu, Ipeh, Chelo, Aii, terima kasih telah
xi
19. Keluarga Besar International Law Student Associaton (ILSA)
2013.
skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, namun semoga ada manfaat
xii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................v
xiii
C. Sosial Media.................................................................................. 32
A. Kesimpulan ................................................................................... 65
B. Saran............................................................................................. 66
LAMPIRAN............................................................................................... 71
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
kebendaan yang sah dan diakui hukum atas benda tidak berwujud berupa
dan lain-lain.
Hak cipta merupakan salah satu bagian dari kekayaan intelektual yang
memiliki ruang lingkup objek dilindungi paling luas, karena mencakup ilmu
pengetahuan, seni dan sastra (art and literary) yang di dalamnya mencakup
pula program komputer. Hak cipta adalah hak khusus bagi pencipta atau
1
Adrian Sutedi, 2009, Hak Kekayaan Intelektual, Jakarta: Citra Aditaya Bakti, h.38
1
kesusastraan, dengan pembatasan-pembatasan tertentu.2 Dalam dalam
diatur bahwa hak cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara
ketentuan perundang-undangan.3
Dari karya sinematografi, terciptalah film. Film adalah karya seni budaya
yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat
bioskop merupakan tempat pertama film-film diputar setelah itu ketika masa
tersebut. Dalam hal pemutaran film, banyak juga oknum masyarakat yang
2
Munir Fuady, 2011, Pengantar Hukum Bisnis, Bandung: Citra Aditya Bakti, h.208
3
Lihat Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak cipta
4
Lihat Pasal 40 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak cipta
5
Lihat Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 33 tahun 2009 tentang Perfilman
2
memanfaatkan cara-cara yang berpotensi pembajakan dengan melihat
banyak masyarakat lain yang tidak atau belum dapat menonton langsung
lawakan-lawakan lawas nan kocak dari Warkop DKI di film Warkop DKI
Reborn, yang berbeda dari film-film Warkop DKI sebelumnya, film tidak
diperankan oleh pemeran asli dari grup Warkop DKI. Lebih enam juta
hak cipta atas film oleh seorang oknum penonton. Uniknya, kejadian yang
Live dari aplikasi Bigo Live. Bigo Live merupakan aplikasi sosial media yang
aplikasi media sosial Bigo Live dan penulis ingin melakukan sebuah
3
B. Rumusan Masalah
bioskop?
C. Tujuan Penelitian
bioskop.
4
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
2. Manfaat Praktis
Sinematografi.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hak kekayaan intelektual adalah hak yang timbul bagi hasil olah pikir
otak yang menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna untuk
kebendaan, hak atas sesuatu benda yang bersumber dari hasil kerja otak
dan hasil kerja rasio. 6 Hasil kerja otak itu kemudian dirumuskan sebagai
rights) merupakan suatu hak kebendaan yang sah dan diakui oleh hukum
mengenai intellectual property rights, makna dari istilah tersebut yaitu, hak,
6
H. OK. Saidin 2, 2010, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Jakarta: Rajawali Press, h.9
7
Ibid, h.10
6
seperti teknologi, pengetahuan, seni, sastra, gubahan lagu, karya tulis, dan
lain-lain.8
untuk menyebut semua hal yang berasal dari penggunaan otak manusia,
intelektual agar dapat menarik manfaat dari waktu dan biaya yang telah
secara ekonomis hasil dari suatu kreatifitas intelektual.10 Hak yang berasal
8
Munir Fuady, Loc.cit
9
Arthur Lewis, 2014, Dasar-Dasar Hukum Bisnis, Bandung: Nusa Media, hal.335
10
Muhammad Firmansyah, 2008, Tata Cara Mengurus HAKI, Jakarta: Visi Media, h.7
7
mendorong kebutuhan adanya penghargaan atas hasil karya yang telah
benda yang tidak berwujud (benda immateril), benda dalam hukum perdata
berwujud dan benda tidak berwujud. Untuk hal ini dapatlah dilihat batasan
benda yang terdapat pada Pasal 499 KUHPerdata. Untuk pasal ini,
dari pasal ini dapat diturunkan kalimat, yaitu: yang dapat menjadi objek hak
milik adalah benda dan benda itu terdiri dari barang dan hak. Barang yang
terpisahnya antara hak kekayaan intelektual itu dengan hasil material yang
11
H. OK. Saidin 1, Op.cit, h.11
8
cipta dalam bidang karya sinematografi (berupa hak kekayaan intelektual)
dan hasil materil yang menjadi bentuk film. Jadi yang dilindungi dalam
kerangka hak kekayaan intelektual adalah haknya bukan jelmaan dari hak
tersebut. Jelmaan dari hak tersebut dilindungi oleh hukum benda dalam
yaitu:14
menjadi:15
1. Paten
2. Paten sederhana
3. Desain industri
12
H. OK. Saidin 1, Ibid, h.13
13
Ibid
14
H. OK. Saidin 2, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, 2015, Jakarta: Rajawali Press,
h.16
15
Ibid, h.17
9
3. Sejarah Singkat Hak Kekayaan Intelektual
Ilmu pengetahuan dan teknologi tumbuh dan berkembang sebagai hasil dari
penalaran, kerja rasio, yang wujudnya dalam bentuk hak cipta, rasa, dan
wujud hak cipta, paten, merek, desain industri, varietas tanaman dan
jaringan elektronika.17
16
Ibid, h.22
17
Ibid
10
Secara histroris, peraturan yang mengatur hak kekayaan intelektual di
tentang Paten, disusul oleh peraturan tentang Hak Cipta dua tahun
UUD 1945 menyatakan semua peraturan yang ada sebelum ada yang baru
18
Ibid, h.32
11
bidang-bidang hukum Hak Kekayaan Intelektual baru. Kemajuan teknologi
micro chip atau semi konduktor melahirkan temuan dalam bidang desain
atas topogragi atau elektronika yang kemudian dikenal sebagai desain tata
Undang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, demikian juga kemajuan dalam
B. Hak Cipta
Istilah hak cipta pertama kali diusulkan oleh Prof. St. Moh. Syah, S.H.
Istilah hak pengarang itu sendiri merupakan terjemahan dari istilah bahasa
pengarang itu hanyalah hak dari para pengarang saja, yang ada sangkut
pautnya dengan karang mengarang, sedangkan istilah hak cipta itu lebih
19
Ajip Rosidi, 1984, Undang-Undang Hak Cipta 1982, Pandangan Seorang Awam, Jakarta:
Djambatan, h.3
12
luas, dan isitilah itu juga mencakup tentang karang mengarang.20 Lebih
jelas batasan pengertian ini dapat kita lihat dalam Pasal 1 butir 1 Undang-
Hak cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis
berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam
bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai kententuan
peraturan perundang-undangan.21
“hak cipta adalah hak tunggal dari pencipta, atau hak dari yang
20
H. OK. Saidin 2, Op..cit, h.199
21
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, Pasal 1
butir 1
22
H. OK. Saidin 2, Loc.cit, h.199
23
BPHN, 1976, Seminar Hak Cipta, h.44
24
BPHN, Ibid, h.45
13
Jika dicermati batasan pengertian yang diberikan oleh ketiga
memberikan pengertian yang sama, yakni hak cipta merupakan hak khusus
atau hak eksklusif yang dimiliki oleh pencipta. Penjelasan lebih lanjut
mengenai istilah hak eksklusif dari pencipta adalah tidak ada pihak lain yang
Menurut Hutauruk ada dua unsur penting yang harus terkandung atau
b. Hak yang dapat dipindahkan atau dialihkan kepada pihak yang lain
(hak ekonomi)
Dalam hak cipta terdapat juga dua hak yang maknanya sama yang
a. Hak Moral
hukum terhadap suatu karya cipta yang memiliki bentuk yang khas dan
25
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, bagian
Penjelasan Pasal 2
26
H. OK. Saidin, Op.cit, h.200
27
S.M. Hutagalung, 2002, Hak Cipta Kedudukan dan Peranannya dalam Pembangunan,
Jakarta: Akademika Pressindo, h.333
14
Sifat pribadi yang terkandung di dalam hak cipta melahirkan konsepsi
hak moral bagi si pencipta atau ahli warisnya. Hak moral tersebut dianggap
sebagai hak pribadi yang dimiliki oleh seorang pencipta untuk mencegah
telah kehilangan atau telah memindahkan hak ciptanya kepada orang lain,
pencipta atau ahli warisnya berhak menuntut kepada pemegang hak cipta
moral rights, yakni hak yang dilekatkan pada diri pencipta. Dilekatkan,
bermakna bahwa hak itu tidak dapat dihapuskan walaupun hak cipta itu
telah berakhir jangka waktu kepemilikan. Hak moral dibedakan dengan hak
ekonomi, jika hak ekonomi mengandung nilai ekonomis, maka hak moral
sama sekali tidak memiliki nilai ekonomis. Kata “moral” menunjukkan hak
yang tersembunyi dibalik ekonomis itu. Namun demikian, ada kalanya nilai
28
H. OK. Saidin, Op.cit, h.250
29
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, Pasal 5
15
Hak moral sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 merupakan hak
yang melekat secara abadi pada diri Pencipta untuk:
a. tetap mencantumkan atau tidak mencantumkan namanya pada
salinan sehubungan dengan pemakaian Ciptaannya untuk
umum;
b. menggunakan nama aliasnya atau samarannya;
c. mengubah Ciptaannya sesuai dengan kepatutan dalam
masyarakat;
d. mengubah judul dan anak judul Ciptaan; dan
e. mempertahankan haknya dalam hal terjadi distorsi Ciptaan,
mutilasi Ciptaan, modifikasi Ciptaan, atau hal yang bersifat
merugikan kehormatan diri atau reputasinya.
reputasi pencipta. Hak moral melekat pada pribadi pencipta atau penemu.
Apabila hak ekonomi dapat dialihkan kepada pihak lain, maka hak moral
tidak dapat dipisahkan dari pencipta atau penemu karena bersifat pribadi
dan kekal. Sifat abadi menunjukkan ciri khas yang berkenaan dengan nama
baik, kemampuan dan integritas yang hanya dimiliki oleh pencipta atau
penemu. Kekal artinya melekat pada pencipta atau penemu selama hidup
30
Abdulkadir Muhammad, 2001, Op.cit, h.22
16
2. Hak untuk tidak untuk melakukan perubahan pada ciptaan atau
warisnya
b. Hak Ekonomi
perwujudan dari sifat hak cipta itu sendiri, yaitu bahwa ciptaan-ciptaan yang
merupakan produk olah pikir manusia itu mempunyai nilai, karena ciptaan-
tidak berwujud.31
Dalam terminologi hukum perdata, hak cipta adalah hak privat, hak
keperdataan. Dalam hak keperdataan itu terdapat nilai yang dapat diukur
sacara ekonomi, yaitu berupa hak kebendaan. Hak yang dapat dialihkan
cipta dalam sistem hukum benda, yang meletakkan hak cipta sebagai hak
28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, hak itu disebut hak ekonomi atau
31
S. M. Hutagalung, Op.cit, h.336
32
Ibid, h.200
17
economy rigts. Hak ekonomi merupakan hak eksklusif Pencipta atau
dapat berbeda-beda. Pada hak cipta jenis hak ekonomi lebih banyak jika
dibandingkan dengan paten dan merek. Jenis hak ekonomi pada hak cipta
33
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, Pasal 8
34
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, Pasal 9
35
Abdulkadir Muhammad, 2001, Kajian Hukum Ekonomi Hak Kekayaan Intelektual
18
menggunakan bahan-bahan yang sama maupun tidak sama,
Ide dasar sistem hak cipta adalah untuk melindungi wujud asli hasil
hukum ini hanya berlaku kepada ciptaan yang telah berwujud secra khas
36
Hasbir Paserangi, Ibrahim Ahmad, 2011, Hak Kekayaan Intelektual, Hukum Hak Cipta
Perangkat Lunak Program Komputer Dalam Hubungannya dengan Prinsip-Prinsip TRIPs di
Indonesia, Jakarta: Rabbani Press, h.27
19
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
37
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, Pasal 1
Angka 3
38
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, Pasal 40
Ayat (1)
20
o. terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modifikasi
ekspresi budaya tradisional;
p. kompilasi Ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca
dengan Program Komputer maupun media lainnya;
q. kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut
merupakan karya yang asli;
r. permainan video; dan
s. Program Komputer.
kelompok, yaitu ciptaan yang sifatnya asli (original) dan ciptaan yang
3. Segala bentuk seni rupa, seperti seni lukis, seni pahat, dan seni
patung;
4. Seni batik;
6. Karya arsitektur.
39
Yusran Isnaini, 2009, Hak Cipta dan Tatanannya di Era Cyber Space, Jakarta: Ghalia
Indonesia, h.29-30
40
Hasbir Paserangi, Ibrahim Ahmad, Op.cit, h.32
21
Ciptaan yang bersifat turunan derivatif adalah karya baru yang
3. Peta;
4. Karya sinematografi;
8. Program komputer.
tentang Hak Cipta tidak ada hak cipta atas hasil karya berupa:43
41
Yusran Isnaini, Loc.cit
42
Hasbir Paserangi, Ibrahim Ahmad, Loc.cit
43
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, Pasal 42
22
b. Karakteristik dan Prinsip Hak Cipta
Karakteristik pada hak cipta dapat ditemukan pada Pasal 16 Ayat (1),
(2), dan (3) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta,
yaitu:44
Hak cipta dianggap sebagai benda bergerak dan immateriil. Hak cipta
tidak dapat dialihkan secara lisan, harus dialihkan dengan akta otentik atau
Tahun 2014 tentang Hak Cipta ditentukan bahwa hak cipta yang dimiliki
dunia menjadi milik ahli warisnya atau penerima wasiat, dan tidak dapat
disita.45
44
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, Pasal 16
Ayat (1), (2), (3)
45
S. M. Hutagaung, Op.cit, h.42
23
semua negara, baik itu yang menganut Civil Law System maupun Common
1. Yang dilindungi hak cipta adalah ide yang telah berwujud dan asli.
ciptaan.
material yang lain. Ini berarti suatu ide atau suatu pikiran
hak cipta.
46
Eddy Darmian, 2004, Hukum Hak Cipta UUHC Nomor 19 Tahun 2002, Jakarta: PT. Alumni
h.98
24
2. Hak cipta timbul dengan sendirinya. Suatu hak cipta akan eksis
yang berwujud, dengan adanya wujud dari suatu ide maka suatu
suatu hak cipta. Suatu ciptaan yang diumumkan maupun yang tidak
4. Hak cipta suatu ciptaan merupakan suatu hak yang diakui hukum
5. Hak cipta bukan hak mutlak. Hak cipta bukan merupakan suatu
ciptaan yang sama dengan ciptaan yang telah tercipta lebih dahulu
25
3. Subjek Hak Cipta
sama yang dari inspirasinya lahir suatu ciptaan yang bersifat khas dan
pribadi.48
suatu ciptaan, juga orang yang namanya terdaftar dalam daftar umum
pencipta dan pemegang hak cipta. Pemegang hak cipta adalah Pencipta
sebagai pemilik Hak Cipta, pihak yang menerima hak tersebut secara sah
dari Pencipta, atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak dari pihak
47
Hasbir Paserangi, Ibrahim Ahmad, Op.cit, h.34
48
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, Pasal 1
Ayat (1)
49
Hasbir, Paserangi, Ibrahim Ahmad, Loc.cit
50
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, Pasal 1
Ayat (1)
26
Perbedaan antara pencipta dan pemegang hak cipta didasarkan pada
ketentuan Pasal 16 Ayat (1) dan Ayat (2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2014 tentang Hak Cipta yang menggolongkan hak cipta sebagai benda
lain. Pengalihan kepemilikan hak cipta ini dapat terjadi karena warisan,
hibah, wasiat, wakaf, perjanjian tertulis, dan sebab lain yang dibenarkan
4. Hak Terkait
berkaitan dengan Hak Cipta yang merupakan hak eksklusif bagi pelaku
51
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, Pasal 1
butir 5
27
Indonesia menerjemahkannya dengan istilah yang berkaitan dengan hak
cipta.52
tegas memberikan batasan. Seperti dimuat dalam Pasal 49, secara rinci di
meliputi:
elektromagnetik lain.
52
H. OK. Saidin, Op.cit, h.304
28
3. Hak lembaga penyiaran terhadap karya siarannya
Hak Cipta Indonesia saat ini pengaturannya terdapat juga dalam kaedah
Phonograms.
5. Lisensi
Istilah lisensi dalam pengalihan hak cipta kepada pihak lain baru
53
H. OK. Saidin, Op.cit, h.307
29
Konvensi Bern. Ketentuan ini diperlukan untuk memberi landasan
dikenal dalam paten dan merek. Prinsip dasar yang dianut adalah, kecuali
samping lisensi biasa, sebagai penerapan dari prinsip fungsi sosial atas
Lisensi wajib itu dapat diajukan oleh setiap orang terhadap ciptaan
54
H. OK. Saidin, Op.cit, h.259
55
Ibid, h.261
56
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, Pasal 83
Ayat (1) dan (3)
30
menteri. Menteri, dalam hal ini Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
dapat:
sendiri; atau
melaksanakan kewajiban57
baru dalam instrumen hukum hak cipta. Sarana kontrol teknologi itu menjadi
57
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, Pasal 85
dan Pasal 86 ayat (1)
31
ciptaan atau produk hak terkait. Oleh karena itu, Undang-Undang Hak Cipta
Sarana kontrol teknologi atas ciptaan atau produk hak cipta terkait
perizinan dan persyaratan produksi yang akan ditetapkan oleh instansi yang
produk atas ciptaan maupun atas produk hak cipta terkait. Sering kali
karya cipta karena hak cipta menganut sistem pendaftaran deklaratif negatif
C. Sosial Media
58
H. OK. Saidin, Op.cit, h.292
59
Ibid
32
komunikasi di masyarakat, dikenal empat era komunikasi, yaitu era tulis,
era media cetak, era media telekomunikasi, dan era media komunikasi
Sementara itu, Sayling Wen dalam bukunya Future of the Media, melihat
media dalam konteks yang lebih luas, tidak saja melihat konsep komunikasi
Sayling Wen adalah suara, grafik, teks, musik, animasi, video. Sedangkan,
media penyimpanan adalah buku, kamera, alat perekam kaset, kamera film,
akan arah, pesan-pesan dapat dikirimkan dari satu orang kepada orang
mengirimkan pesan-pesan jarak jauh dan baru seratus atau dua ratus tahun
60
Burhan Bungin, 2005, Pornomedia, Jakarta: Prenada Media: Jakarta, h.3
61
Ibid, h.8
33
maupun penerima membayangkan pihak yang spesifik. Kedua adalah
penyiaran adalah transmisi dari satu orang ke banyak orang. Ketiga adalah
orang lainnya dan dari satu orang ke banyak orang. Sejauh ini, jaringan
seperti ini adalah internet lebar nirkabel dan telepon video bergerak. 62
media.
62
Ibid, h.10
63
https://en.wikipedia.org/wiki/Social_media
64
Ibid.
65
Ibid.
34
1. Media sosial adalah jejaring internet 2.0 yang berbasis aplikasi.
pesan teks atau komentar, foto digital atau video, data yang
sosial.
Media sosial dibandingkan dari media sosial tradisional (media massa atau
media elektronik) seperti koran atau siaran televisi yang sangat berbeda
dialogis (dari berbagai banyak sumber untuk penerima yang dalam jumlah
jumlah banyak).66
66
Ibid.
35
Istilah media sosial biasanya digunakan untuk menggambarkan situs
untuk membuat profil pribadi mereka, berbagi foto dan video, dan
secara real-time.
67
Ibid.
36
bookmark social, game social online, jaringan sosial, berbagi foto dan video,
penggunaannya media sosial dijalankan pada perangkat seluler dan hal ini
(sensitivitas lokasi) atau waktu tunda antara mengirim dan menerima pesan
relevansi sebagaian besar untuk satu lokasi tertentu pada satu titik
dan kemudian dilihat atau dibaca oleh orang lain (misalnya: Path,
Tumblr, Fishbrain).
68
Ibid.
69
Ibid.
70
Ibid.
37
meningkatkan immediacy (misalnya: memasang pesan Twitter atau
Wikipedia).
Bigo Live adalah live video streaming social network atau aplikasi
hari dengan secara langsung. Bigo Live juga merupakan aplikasi berjenis
Broadcaster (penyiar) akan mendapatkan uang sekitar dua juta Rupiah dari
71
Deskripsi aplikasi dalam Play Store Android, https://play.google.com/store/apps/
details?id=sg.bigo.live&hl=in
72
http://www.menitinfo.com/2016/09/tentang-bigo-live-dan-cara-menggunakan.html
38