KESEHATAN MASYARAKAT
OLEH
B011171108
SKRIPSI
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
ii
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Jenjang : S1
adalah karya sendiri dan tidak melanggar hak cipta pihak lain. Apabila di
kemudian hari Skripsi karya Penulis ini terbukti bahwa sebagian atau
dengan cara melanggar hak cipta pihak lain, maka Penulis bersedia
menerima sanksi.
Yang Menyatakan
v
ABSTRAK
vi
ABSTRACT
vii
KATA PENGANTAR
Shalawat dan salam yang tak kunjung henti kepada junjungan nabi
mengantarkan penulis untuk tahu akan arti kehidupan dan cinta yang
hakiki.
kasih yang sangat dalam kepada beberap sosok yang telah menemani
Skripsi ini dengan tepat pada waktunya. Terutama kepada kedua orang
tua penulis, Ayahanda Sudirman dan Ibunda Nurbaya atas segala kasih
viii
Semoga Allah SWT senantiasa memberi kasih sayang-Nya sebagaimana
kasih sayang yang telah kalian berikan selama ini. kepada Adik penulis Sri
ini, serta keluarga, rekan dan para sahabat penulis yang senantiasa
menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, masih terdapat
skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada tim
ix
Melalui kesempatan ini, tidak lupa pula penulis juga haturkan rasa
Muchtar SH., M.H. sebagai Wakil Dekan II, dan Dr. Muh.
selama ini.
x
6. Kepada saudara-saudara Penulis yang telah memberikan
banyak
uli, Salam jaya tamaela, dan Ajir Saad Affandi yang hampir
xi
kekeluargaanya serta keakraban yang telah diberikan
kepada penulis;
xii
Makassar ,17 Mei 2021
Penulis
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................. v
ABSTRAK .......................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ........................................................... 7
D. Kegunaan Penelitian ...................................................... 8
E. Keaslian Penelitian ........................................................ 9
F. Metode Penelitian ........................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA dan ANALISIS PERBUATAN yang
DIKUALIFIKASIKAN SEBAGAI TINDAK PIDANA
KEKARANTINAAN KESEHATAN yang MENGAKIBATKAN
KEDARURATAN KESEHATAN MASYARAKAT .............................. 16
A. Tinjauan Umum Tindak Pidana ....................................... 16
1. Pengertian Tindak Pidana ........................................ 16
2. Unsur Tindak Pidana ................................................ 18
B. Pertanggungjawaban Pidana dan Kesalahan dalam
Hukum Pidana ............................................................... 22
1. Pertanggungjawaban Pidana .................................... 22
2. Bentuk-Bentuk Kesalahan dalam Hukum Pidana ..... 24
C. Kualifikasi Tindak Pidana Kekarantinaan Kesehatan
yang Mengakibatkan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat dalam Putusan Nomor
47/Pid.S/2020/PN.Mks .................................................... 29
xiv
1. Unsur-Unsur Tindak Pidana Terhadap
Pelanggaran Kekarantinaan Kesehatan .................. 29
2. Penetapan Covid-19 Sebagai Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat ............................................ 36
BAB III TINJAUAN PUSTAKA dan ANALISIS PENERAPAN
HUKUM PIDANA MATERIIL PADA PELANGGARAN
KEKARANTINAAN KESEHATAN YANG MENGAKIBATKAN
KEDARURATAN KESEHATAN MASYARAKAT DALAM PUTUSAN
NOMOR 47/Pid.S/2020/PN.Mks ...................................................... 49
A. Pidana dan Pemidanaan ............................................... 49
1. Pengertian Pidana .................................................... 49
2. Pengertian Pemidanaan ............................................ 51
3. Teori dan Tujuan Pemidanaan .................................. 52
B. Pengertian dan Pengaturan Kekarantinaan Kesehatan . 54
C. Pertimbangan Hakim Dalam Meanjatuhkan Putusan ..... 58
D. Penerapan Hukum Pidana Marteriil pada Pelanggaran
kekarantinaan kesehatan yang menyebabkan
kedaruratan kesehatan masyarakat dalam putusan
no.47/Pid.S/2020/PN.Mks .............................................. 65
1. Posisi Kasus .............................................................. 66
2. Dakwaan Jaksa Penuntut Umum ............................... 70
3. Tuntutan Jaksa Penuntut Umum ............................... 75
4. Pertimbangan Hukum Hakim Dalam Menjatuhkan
Putusan Perkara Nomor 47/Pid.S/2020/PN.Mks ........ 76
5. Amar Putusan ............................................................ 93
6. Analisis Penulis Terhadap Penerapan Hukum Pidana
Materiil Pda Kekarantinaan Kesehatan Yang
Menyebabkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
dalam Putusan Nomor 47/Pid.S/2020/PN.Mks.......... 94
BAB IV PENUTUP............................................................................102
A. Kesimpulan.......................................................................102
xv
B. Saran................................................................................103
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak kodrati yang melekat pada
warga negaranya.
Salah satu jenis HAM yang baru dimasukkan ke dalam UUD 1945
adalah hak atas kesehatan sebagaimana tertuang dalam Pasal 28H ayat
(1) yang berbunyi “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
HAM.
1
Bahder Johan Nasution, 2017, Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia, Mandar Maju,
Bandung: hlm 129
1
Hak atas kesehatan sebagai bagian dari HAM terus berkembang baik
ditetapkan pada tahun 1966. Dalam Pasal 12 ayat (1) Kovenan tersebut
menular.
hukum khususnya ketika terjadi wabah atau pandemi virus tertentu, maka
2
Penanggulangan Bencana dan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2018
dari keluarga virus yang menyebabkan penyakit pada hewan ataupun juga
pada manusia. Sejak tahun 2020, Indonesia sebagai salah satu negara
berupa batuk dan pilek, namun dalam kasus serius dapat mengakibatkan
menjadi salah satu Negara yang memiliki angka Positif tertinggi ke dua,
2
M. Aris Munandar, 2021, “Ketentuan Pidana Penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan”, Tesis,
Magister Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Hasanudin, Makassar, hlm. 3.
3
M.Khan,S., Shereen, Kazmi, A., 2020, Covid-19 Infection:Origin, Transmission and
Characteristics of Human Coronaviruses. Journal of Advanced Research: Elsevier
4
https://www.vivanews.com/berita/dunia/40129-virus-corona-resmi-jadi-pandemi-apa-
artinyadiakses pada 22 Februari 202 pukul 12.50 wita
3
Usaha dalam penanganan dan pencegahan terus dilakukan demi
global yang sedang dihadapi oleh masyarakat Indonesia saat ini. Pada
kesehatan.
5
www.radarbali.com diakses tanggal 20 Mei 2020. Pukul 14.39 WITA
4
kesehatan masyarakat yang berpotensi menimbulkan kedaruratan
lockdown jika memang menurut kepala daerah itu wajib dilakukan. Jika
banyak pihak yang menganggap itu salah karena tidak sesuai dengan
dan juga karena lemahnya regulasi maka tindakan tersebut dianggap hal
5
Berkenaan dengan hal tersebut, pada penelitian ini akan dikaji terkait
47/Pid.S/2020/PN.Mks.
secara tegas tidak memuat ayat sama sekali. Sebagaimana bunyi Pasal
(nullum delictum nulla poena sine praevia lege poenali). Terjadinya hal
6
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti hendak mengajukan topik
Indonesia.
B. Rumusan Masalah
masyarakat?
47/Pid.S/2020/PN.Mks?
C. Tujuan Penelitian
7
2. Untuk mengetahui penerapan hukum materiil pada pelanggaran
D. Kegunaan Penelitian
sebagai berikut :
8
E. Keaslian Penelitian
perbedaan.
9
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Kekarantinaan Kesehatan;
Kekarantinaan Kesehatan.
hukum pidana;
Pidana (KUHP).
10
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
yang akan datang. Penelitian ini memiliki objek penelitian yaitu norma-
2. Metode Pendekatan
6
Agus Yudha Handoko, Hukum Perjanjian Asas Proporsionalitas dalam Kontrak Komersial,
Kencana Prenadamedia Group, Jakarta, 2010, hlm. 38.
7
I Made Pasek Diantha, Metodologi Penelitian Hukum Normatif dalam Justifikasi Teori
Hukum, Kencana Prenadamedia Group, Jakarta, 2017, hlm. 2.
11
undang serta regulasi yang berkaitan dengan isu hukum yang dikaji,
serta mencari ratio legis dan dasar ontologis lahirnya sebuah undang-
antara lain:
47/Pid.S/2020/PN.Mks.
8
Peter Mahmud Marzuki, 2017, Op.Cit., hlm. 133-134.
9
Ibid., hlm. 181.
12
Bahan hukum sekunder yakni seluruh publikasi tentang
dikaji.10
c) Bahan Non-Hukum
diteliti.11
hukumnya meliputi:
10
Ibid.
11
Ibid., hlm. 183-184.
13
yang sedang dikaji.12 Pada pendekatan kasus akan ditelusuri
tersebut.
dan kompleks dari seluruh jenis bahan hukum dengan proses analisis
12
Ibid., hlm. 237.
14
kalimat yang sederhana dan logis, serta diberi penafsiran dan
permasalahan hukum.
15
BAB II
KESEHATAN MASYARAKAT
dengan strafbaar feit. Oleh karena itu, para ahli hukum berusaha
untuk memberikan arti dan istilah itu, namun hingga saat ini belum
feit, yaitu:14
13
Adami Chazawi, 2007, Pelajaran Hukum Pidana II, Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 67.
14
Didik Endro purwoleksono, 2016, Hukum Pidana, Airlangga University Press,Surabaya,
hlm.43.
16
pertanggungjawaban pidana” (Moeljanto dan Roeslan
Saleh)”.
Menurut profesor Simons, pidana atau straf adalah: ”Suatu
sebut delict. Apa yang dimaksud dengan istilah tindak pidana itu
peristiwa resmi yang terdapat dalam straf wetboek atau dalam kitab
15
P.A.F Lamintang, Hukum Penitensier Indonesia, Penerbit Amrico, Bandung : 2002, hlm.
47.
16
Mukhlis R, “Tindak Pidana di Bidang Pertanahan di Kota Pekanbaru, Jurnal Ilmu Hukum,
Vol.14 No.1, Tanpa Tahun, hlm. 202.
17
Samidjo, Ringkasan dan Tanya Jawab Hukum Pidana, Penerbit. Armico, Bandung : 1985,
hlm. 77
17
Terkait dengan istilah tindak pidana, A.Zainal Abidin Farid 18
tersebut.19
18
Hanafi Arief, 2016, pengantar hukum indonesia dalam tataran historis, tata hukum dan
politik hukum nasional, , PT LkiS Pelangi Aksara, Yogyakarta, hlm125. Lihat juga, A. Zainal Abidin
Farid, 2014, Hukum Pidana 1, Sinar Grafika, Jakarta, hlm 35
19
M.Aris Munandar, Op.Cit 19.
18
b. perbuatan itu harus dilarang dan diancam dengan
pidana,
dipertanggungjawabkan,
pembuat20
19
(Pasal 165 KUHP), membiarkan orang dalam keadaan sengsara,
seperti ini disebut sebagai delik materil yang terdapat pada Pasal
338 KUHP.
hukum, yang menurut norma hukum pidana itu perlu ada supaya
20
matinya (akibat) orang itu terjadi baru selang beberapa hari dan di
lain tempat.
dalam Pasal 345 KUHP, keadaan : “jika orang itu jadi membunuh
diri” adalah akibat yang terjadi sesudah penghasutan bunuh diri itu
dilakukan.
21
B. Pertanggungjawaban Pidana dan Kesalahan dalam Hukum
Pidana
1. Pertanggungjawaban Pidana
orang lain.
pidana (actus reus), dan sikap batin jahat atau tercela (mens
rea).23
22
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 1993, Cetakan ke-6, h.153.
23
Hanafi, 1999, Reformasi Sistem Pertanggungjawaban Pidana, Vol. 6, Jurnal Hukum, hlm.
27.
22
kesalahan psikologis. Berkaitan dengan hal ini, Kitab Undang-
schuld; Actus non facit reum nisi mens sir rea). 25 Dapat diartikan
24
Anak Agung Ayu Sinta Paramita Sari, “Pertanggungjawaban Pidana Dan Pemidanaan
Dalam Hukum Pidana Indonesia”, jurnal Magister Hukum Udayana, Vol. 6, No.1:23-36, tahun
2017, hlm.24
25
Moeljatno, Op.Cit.
23
perbuatan pidana, disyaratkan bahwa perbuatan pidana yang
tidak.26
perbuatan pidana.27
26
1 Saifudien, “Pertanggung Jawaban Pidana”
27
Moeljatno, Op.Cit, h.164.
24
keadaan atau akibat yang dilarang oleh hukum pidana dan
1) Kesengajaan (dolus)
yaitu:29
28
9 Irwan Jasa Tarigan, 2017, Narkotika dan Penanggulangannya, Deepublish Grup
Penerbitan CV. Budi Utama, Yogyakarta, hlm. 34.
29
6 I Made Widnyana, Asas-Asas Hukum Pidana, Fikahati Aneska bekerja sama dengan
BANI Arbitration Center, Jakarta, 2010, hlm. 68.
25
a. Adanya kemampuan bertanggung jawab pada si pembuat,
26
akibatnya. Dapat dikatakan bahwa kesengajaan berarti kehendak
32
Ibid. hlm. 165.
33
Moeljatno, Perluasan Pidana dan Pertanggungjawaban dalam Hukum Pidana, Bina
Aksara, Jakarta, 1983, hlm. 309.
27
akibat lain dari tindakan yang dilakukannya bukan merupakan
akibat lain yang mungkin akan timbul dari perbuatan itu yang
yaitu:
a. Dolus Malus
begrip)
34
A. Fuad dan Tongat, Pengantar Hukum Pidana, UMM Press, Malang, 2004, hlm.81.
35
P.A.F Lamintang, Op. Cit., hlm. 186.
36
S.R. Sianturi, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya, Alumni
AhaemPetehahem, Jakarta, 1996, hlm. 169
28
Kesengajaan yang tidak mempunyai maksud adalah
kekarantinaan kesehatan.
penularan yang disebut kasus impor dari luar wilayah asal atau
sebaliknya.38
37
Damang, “Dolus Eventualis dan Culpa”,
http://www.negarahukum.com/hukum/doluseventualis-dan-culpa.html, 29 Januari 2013,
dikunjungi pada tanggal 18 Maret 2021
38
https://bebas.kompas.id/baca/riset/2020/04/18/rangkaian-peristiwa-pertama-covid-
19/ diakses 2 mei 2021
29
preventif sebagai teori relatif. Di luar dua teori tujuan pidana itu, masih
melekat pada diri si pelak atau yang berhubungan pada diri si pelaku
masyarakat.
39
P.A.F. Lamintang, Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia, Sinar Baru,Bandung, 2014,
hlm.184
30
mengakibatkan kedaruratan kesehatan masyarakat, dimana ada
Pasal 56 KUHP:
a) Mereka;
31
melakukan kejahatan;
tindak pidana. Pada mulanya yang disebut dengan turut berbuat itu
bersangkutan.
adalah:
4) Medeplichtigheid40
40
PA. Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia (Sinar Baru 1984).hlm.101
32
Menurut Projodikoro bahwa dalam Pasal 56 KUHP diadakan
dader);
uitlokker);
(IGD) Tepatnya diruang ISOLASI rumah sakit umum Daerah Daya Kec.
33
penanganan jenazah covid-19 menurut sistem KUHP Indonesia. Dimana,
manusia.
kesehatan yaitu:
pertanggungjawaban pidana.
34
b. Yang tidak mematuhi penyelenggaraan kekarantinaa kesehatan
35
kesalahannya. Dengan kata lain orang yang melakukan perbuatan
Masyarakat
42
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.Tahun 2015. Hlm.
41.
43
Engkus, et al, 2020, "Covid-19: Kebijakan mitigasi penyebaran dan dampak sosial
ekonomi di Indonesia." LP2M, Mei 2020, hlm. 9.
44
Dalinama Telaumbanua, 2020, "Urgensi Pembentukan Aturan Terkait Pencegahan
Covid-19 Di Indonesia", QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama, Nomor 1, Pebruari
2020, hlm. 59
36
Mencermati penyebaran dan penularan COVID- 19 di Indonesia
penyakit;
45
Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 Penetapan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
37
e) penyuluhan kepada masyarakat; serta ketujuh, upaya
atau sedang ada dalam fase inkubasi baik pemisahan peti kemas, alat
konteks saat ini, peristilahan isolasi mandiri juga populer dipakai. Hal
46
Pasal 5 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1984 Tentang Wabah
Penyakit Menular
47
Rela Rizki Pratiwi, Dkk, “Analisa Yuridis Penetapan Covid 19 Sebagai Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat Ditinjau Dari Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia”, Journal Inicio
Legis, fakultas hukum Universitas Trunojoyo Madura, Vol.1, Nomor 1 Oktober 2020, hlm.8
38
dapat dijadikan pilihan. Bahkan, banyak dari pasien Covid 19 yang
signifikan.48
kesehatan masyarakat,
masyarakat, dan
48
Iman Pasu Marganda Hadiarto Purba, “Implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2018 Tentangkekarantinaan Kesehatan Di Jawa Timur Menghadapi Pandemi Covid 19”, Jurnal
Pahlawan, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya, Vol. 4, Nomor 1 Tahun
2021, hlm.5
39
d. pemberian perlindungan serta kepastian hukum bagi masyarakat
masyarakat.49
yang menyebutkan:
49
ibid
40
Kewenangan ini sebagai pengejewantahan dari tanggung jawab
50
pasal 4 Undang-undang nomor.6 tahun 2018 tentang kekarantinaan kesehatan
41
kessehatan masyarakat sehingga diperlukan penanganan khusus.
Hal ini sangat berkaitan erat dengan Covid-19. Hal ini telah tepa jika
Jika dianalisis pertama dari sifat Covid-19, yaitu virus ini menyebar
atau flu. Istilah ini digunakan pertama kali pada tahun 1546 oleh
Giralamo Fracastor.
42
dan akhirnya dari manusia ke manusia, yang mana hal ini telah
43
Kekarantinaan kesehatan di pintu masuk dan di wilayah dilakukan
a. Pengawasan di Pelabuhan
orang dan/atau barang dari kapal yang dari luar negeri maupun
52
Pasal 19-59 UU Kekarantinaan Kesehatan
44
memberikan dokumen Deklarasi Kesehatan Penerbangan (Health
45
vaksinasi atau yang akan berangkat ke negara endemis, negara
e. Pengawasan Barang
f. Karantina Rumah
g. Karantina wilayah
46
dilaksanakan kepada seluruh anggota masyarakat di suatu
rumah sakit.
isolasi.
47
tertentu. Adapun bentuk pelaksanaan PSBB yaitu meliputi
fasilitas umum.
48