Anda di halaman 1dari 3

kwalabekala.usu.ac.id/tata-guna-lahan.

html

Tata Guna Lahan


Written by Administrator Wednesday, 25 February 2009 03:40

Tata Guna Lahan (land use) adalah suatu upaya dalam merencanakan penggunaan lahan dalam suatu kawasan yang meliputi pembagian wilayah untuk pengkhususan fungsi-fungsi tertentu, misalnya fungsi pemukiman, perdagangan, industri, dll. Rencana tata guna lahan merupakan kerangka kerja yang menetapkan keputusan-keputusan terkait tentang lokasi, kapasitas dan jadwal pembuatan jalan, saluran air bersih dan air limbah, gedung sekolah, pusat kesehatan, taman dan pusat-pusat pelayanan serta fasilitas umum lainnya. Manfaat perencanaan bentuk dan Massa bangunan:

Memperlihatkan hubungan antara bangunan yang satu dengan bangunan lain. Menciptakan efek visual yang baik jika bangunan pada suatu daerah dirancang seirama. Selain itu, dengan pengadaan peraturan ini dapat menghindari desain yang terlalu leluasa.

Peraturan-peraturan yang dapat dibuat menyangkut building form and massing ini adalah :

Ketinggian Bulk Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Penutup bangunan Garis jalan Gaya Skala Material Tekstur Pembagian Zona: Tata guna lahan di kampus USU Kwala Bekala dalam kaitannya dengan kedudukan USU sebagai perguruan tinggi BHMN dengan visi University for Industry akan mengakomodasi baik fungsi-fungsi akademik, maupun fungsi-fungsi yang dapat diakses oleh publik. Untuk itu guna lahan Kampus USU Kwala Bekala dibagi menjadi kawasan-kawasan: (a) akademik dan laboratorium terpadu (b) zona pendukung (c) hutan pendidikan (arboretum) (d) laboratorium kebun bunga dan hortikultura potong (e) laboratorium pembenihan kelapa sawit (f) laboratorium peternakan. Kawasan Akademik dan Laboratorium Terpadu: Kawasan ini menempati lahan seluas 100 ha, yang akan menampung kegiatan akademik sampai dengan 48.000 mahasiswa tahun 2020. Kawasan akademik menjadi kawasan utama yang mendominasi kawasan secara keseruhan dengan intensitas kegiatan yang tinggi dan jumlah pengguna paling banyak.

Kawasan Pendukung: Kawasan pendukung diisi oleh aktivitas pendukung akademik di luar perkuliahan dan laboratorium. Menempati area seluas 30 hektar, kawasan ini terbagi menjadi beberapa sub zona, yaitu:

Area komersil Area club house Area perumahan Kawasan Hutan Pendidikan (Arboretum): Kawasan hutan pendidikan (Arboretum) terletak di bagian selatan kampus, berdampingan dengan kawasan laboratorium terpadu. Menempati lahan seluas ha, merupakan taman hutan raya sebagai bagian dari kegiatan akademik Fakultas Kehutanan dan Pertanian yang juga dapat diakses oleh publik, baik untuk daerah topografi yang paling tinggi, memungkinkan terlaksananya fungsi area hijau sebagai daerah konservasi kawasan. Kawasan Laboratorium Hortikultura & Kebun Bunga: Kawasan ini memiliki luas 7,2 ha, merupakan fasilitas kebun bunga & hortikultura yang dapat diakses oleh publik untuk kegiatan pendidikan dan wisata. Kawasan kebun bunga & hortikultura letaknya bersisian dengan kawasan hutan pendidikan dan dihubungkan dengan satu jalur sirkulasi yang kontinyu. Fasilitas yang terdapat pada kawasan ini adalah rumah kassa, ruang pertemuan, serta sarana penunjang seperti sarana-sarana pertanian. Kawasan Laboratorium Pembenihan Kelapa Sawit: Kawasan ini merupakan pusat pembenihan sawit unggul hasil keunggulan teknologi pertanian. Menempati lahan seluas 23 ha, secara makro kawasan ini terbagi dua zona, yaitu zona perkebunan sawit untuk bibit unggul dan zona produksi bibit unggul berupa tipologi bangunan industri. Kawasan Laboratorium Peternakan: Kawasan peternakan direncanakan untuk pengembangan usaha peternakan sapi milik USU dengan luas 25 ha, Kawasan ini dilengkapi dengan fasilitas kandang ternak, kantor pengelola dan karyawan berikut rumah ibadah. Waduk: Waduk yang direncanakan dalam kawasan adalah pembendungan aliran air yang masuk ke dalam aliran sungai kecil. Waduk ini dimanfaatkan untuk berbagai fungsi yang menunjang kegiatan pendidikan maupun publik. Struktur Ruang: Kampus merupakan kawasan dengan struktur ruang yang komplekas sehingga dalam pembahasan teori-terinya dapat didekati dengan menggunakan teori-teori struktur ruang kota. Struktur ruang dalam kampus USU Kwala Bekala menekankan kepada aspek skala manusia. Artinya ruang-ruang yang tercipta harus dapat dicapai, ditempati, dan dikenali secara nyaman, menyenangkan aman dan terkontrol secara visual dalam skala pejalan kaki. Struktur ruang dalam kawasan kampus Kwala Bekala menekankan kepada aspek skala manusia. Artinya ruang-ruang yang tercipta harus dapat dicapai, ditempati, dan dikenali

secara nyaman, menyenangkan aman dan terkontrol secara visual dalam skala pejalan kaki.
Last Updated on Thursday, 19 March 2009 04:33

Anda mungkin juga menyukai