Anda di halaman 1dari 43

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI


2.1.1. Luas Wilayah dan Batas Wilayah
Kabupaten Mimika yang beribukota di Timika, terletak antara 134º31’138º31’
Bujur Timur dan 4º60’-5º18’ Lintang Selatan. Memiliki luas wilayah 21.693,51 km²
atau 4,75% dari luas wilayah Provinsi Papua. Kabupaten ini memiliki 18 Distrik.
Distrik-distrik tersebut yaitu Mimika Ba ru, Kwamki Narama, Wania, Iwaka, Kuala
Kencana, Mimika Timur, Mimika Timur Jauh, Mimika Tengah, Mimika Barat, Amar,
Mimika Barat Tengah, Mimika Barat Jauh, Jita, Agimuga, Jila, Alama, Hoya dan
Tembagapura.

Tabel 2. 1: Luas wilayah Kabupaten Mimika menurut Dsitrik tahun 2017


Distrik Luas (Km2) Persentase
1. Agimuga 2.198,56 10,00
2. Amar 1.801,50 8,19
3. Alama 365,92 1,66
4. Hoya 563,78 2,56
5. Iwaka 492,73 2,24
6. Jila 622,83 2,83
7. Jita 1.962,33 8,92
8. Kuala Kencana 860,74 3,91
9. Kwamki Narama 12,86 0,06
10. Mimika Barat 1.187,85 5,40
11. Mimika Barat Jauh 2.485,89 11,30
12. Mimika Barat Tengah 2.292,46 10,42
13. Mimika Baru 1.509,48 6,86
14. Mimika Tengah 526,67 2,39
15. Mimika Timur 290,48 1,32
16. Mimika Timur Jauh 2.035,36 9,25
17. Tembagapura 2.586,86 11,76
18. Wania 197,32 0,90
Mimika 21.693,51 100,00
Sumber: BPS Kabupaten Mimika

Dari tabel diatas dapat dilihat, bahwa Distrik Kwamki Narama merupakan
Distrik dengan luas wilayah terkecil, yaitu 12,89 Km² atau 0,06% dari total wilayah
Kabupaten Mimika. Sedangkan Distrik dengan luas wilayah terbesar adalah distrik
Tembagapura dengan luas wilayah 2.586,86 Km² atau 11,76% dari total wilayah
Kabupaten Mimika, jauh lebih luas dari Distrik Kwamki Narama.

Gambar 2. 1: Peta Wilayah Kabupaten Mimika

2.1.2. Topografi
Wilayah Kabupaten Mimika memiliki topografi dataran tinggi dan dataran
rendah distrik yang bertopografi dataran tinggi adalah Tembagapura, Agimuga, Hoya,
Alama dan Jila. Distrik-distrik selain ketiga Distrik tersebut merupakan Distrik-distrik
yg memiliki topografi dataran rendah yaitu: Distrik Mimika Baru dan Kuala Kencana,
Distrik Tembagapura dan Jila adalah distrik yang tidak memiliki pantai sedangkan
Distrik Mimika Barat, Mimika Barat Tengah, Mimika Barat Jauh, Mimika Tengah,
Mimika Timur, Mimika Timur Jauh,, dan Jita merupakan sebagian wilayah-wilayahnya
berbatasan dengan laut, sehingga distrik-distrik ini memiliki pantai.
Tabel 2. 2: Tinggi Wilayah Kabupaten Mimika menurut Kecamatan
No Distrik Ibu Kota Distrik Tinggi (mdpl)
1 Agimuga Kiliarma 500
2 Amar Amar 4
3 Alama Alama 2800
4 Hoya Hoya 2800
5 Iwaka Iwaka 40
6 Jila Jila 2800
7 Jita Sempan Timur 400
8 Kuala Kencana Kuala Kencana 13
9 Kwamki Narama Kwamki Narama 40
10 Mimika Barat Kokonao 4
11 Mimika Barat Jauh Potowayburu 2
12 Mimika Barat Tengah Kapiraya 2
13 Mimika Baru Timika 40
14 Mimika Tengah Arua 5
15 Mimika Timur Mapuru Jaya 10
16 Mimika Timur Jauh Ayuka 5
17 Tembagapura Tembagapura 1900
18 Wania Kamoro Jaya 30
Sumber: Kabupaten Mimika Dalam Angka 2018

2.1.3. Geologi
Sungai di wilayah Kabupaten Mimika terbentang dari wilayah Distrik Mimika
Barat hingga distrik Agimuga serta beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) seperti DAS
Ombo, Aykwa, Minajerwi, Otakwa, Agimuga, dan Cemara yang semuanya bermuara di
pantai perairan Arafura. Lebar sungai di bagian hilir berkisar antara 100-150 meter
dengan kedalaman pada musim kemarau antara 36 meter atau 58 meter pada musim
hujan.

Tabel 2. 3: Wilayah Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Mimika


Nama DAS Luas Nama DAS Luas
(Ha) (Ha)
Aikimiugah 193.604 Murpurka 119.769
Anindua 41.793 Omba 64.299
Bunga 69.057 Otokwa 306.756
Cemara 257.432 Peter 3.504
Iape 38.839 Potewal 47.640
Jera 53.048 Umari 98.929
Kamura 189.911 Umuk/Wamuka 43.316
Maakwe 115.735 Wamaro 90.244
Mimika 176.594 Warenai 4.278
Mukumuga 252.814 Total 2.167.563
Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Mimika 2011-2031
2.1.4. Klimatologi
Rata-rata suhu udara minimum di wilayah Mimika selama tahun 2018 sebesar
25,2 0C dan maksimum 27,3 0C. Sedangkan rata-rata tekanan udara di wilayah Mimika
selama tahun 2018 sebesar 1.011,23 Mbs.

35.0 27.5
30.0 27.0
25.0 26.5
20.0 26.0
15.0 25.5
10.0 25.0
5.0 24.5
0.0 24.0
Februa Agustu Septem Oktobe Novem Desem
Januari Maret April Mei Juni Juli
ri s ber r ber ber
Maks 32.2 32.4 32.6 31.4 30.5 28.8 28.2 29.4 29.7 31.0 32.1 32.9
Min 23.5 23.4 23.7 23.8 23.5 23.1 23.1 23.1 23.1 23.1 23.9 24.4
Series 3 26.6 26.9 27.1 26.7 26.2 25.2 25.4 25.4 25.5 26.4 27.0 27.0

Gambar 2. 2: Rata-rata Suhu Udara Kabupaten Mimika Tahun 2018

Sumber: Kabupaten Mimika Dalam Angka 2019

Kelembaban udara di Kabupaten Mimika rata-rata sebesar 88,17% dengan


kelembaban udara tertinggi pada bulan Juli. Selanjutnya curah hujan tertinggi di
Kabupaten Mimika tahun 2018 terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar 850,9 mm dan
terendah pada bulan Januari sebesar 261 mm.

120.0 95.0

100.0 90.0
80.0
85.0
60.0
80.0
40.0

20.0 75.0

0.0 70.0
Februa Agustu Septe Oktobe Novem Desem
Januari Maret April Mei Juni Juli
ri s mber r ber ber
Maks 97.0 97.0 96.0 94.0 98.0 99.0 99.0 98.0 95.0 98.0 93.0 97.0
Min 64.0 63.0 61.0 64.0 72.0 76.0 78.0 71.0 68.0 66.0 62.0 64.0
Series 3 87.0 85.0 83.0 87.0 80.0 93.0 89.0 89.0 89.0 86.0 85.0 85.0

Gambar 2. 3: Rata-Rata Kelembaban Udara Kabupaten Mimika Tahun 2018


Sumber: Kabupaten Mimika Dalam Angka 2019
Jumlah hari hujan di Kabupaten Mimika menurut pantauan Stasiun BMG
Timika mempunyai jarak (rentang) antara 24 – 29 hari pada 2018. Jumlah hari hujan
sebesar 24 hari terjadi pada bulan November, sedangkan jumlah hari hujan 29 hari
terjadi pada bulan Juli, September dan Oktober 2018. Hampir setiap hari di Timika
turun hujan, hal ini dapat terlihat dari rentang waktu hari hujan yang berada pada

27 27
26
25

23
22
21

19 19
18
17

Gambar 2. 4: Jumlah Hari Hujan Kabupaten Mimika Tahun 2018


kisaran 24 – 29 hari hujan.
Sumber: Kabupaten Mimika Dalam Angka 2019

2.1.5. Demografi
Penduduk Kabupaten Mimika berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2018
sebanyak 205.591 jiwa yang terdiri atas 115.309 jiwa penduduk laki-laki dan 90.282
jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk tahun
2015, penduduk mimika mengalami pertumbuhan sebesar 1,19. Sementara itu besarnya
angka rasio jenis kelamin tahun 2017 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan
sebesar 127,72.

Tabel 2. 4: Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur


Jumlah
Kelompok Umur
Laki-Laki Perempuan Total
0-4 12.403 12.912 25.315
5-9 9.633 9.877 19.510
10-14 8.020 7.843 15.871
15-19 1.864 7.177 15.041
20-24 12.234 9.899 22 133
25-29 15 216 11 205 26 421
30-34 13 760 9 362 23 122
35-39 12 149 8 028 20 177
40-44 10 694 7 059 17 753
45-49 7 072 4 671 11 743
50-54 5 756 3 457 9 213
55-59 2 787 1 976 4 763
60-64 1 413 1 004 2 417
65+ 1 094 920 2 014
Total 120 103 95 390 215 493
Sumber: Kabupaten Mimika Dalam Angka 2019

60-64

50-54

40-44

30-34

20-24

10-14
Gambar 2. 5: Piramida Penduduk Kabupaten Mimika Tahun 2018
Sumber: Kabupaten Mimika Dalam Angka, 2019
Dengan Luas Wilayah 21.695 Km2, kepadatan penduduk di kabupaten Mimika
hanya 9-10 jiwa per km2. Kepadatan tertinggi terjadi di Distrik Kwamki Narama, yakni
547-548 jiwa per km2. Sedangkan kepadatan terendah terjadi di Distrik Agimuga, yakni
hanya 1 jiwa per km2
Tabel 2. 5: Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Mimika Tahun 2018
Laju Pertumbuhan
Jumlah Penduduk (Ribu)
Penduduk Per tahun
2010- 2015-
Distrik 2010 2015 2018
2018 2018
1. Agimuga 831 930 998 20.10 7.31
2. Amar 1.671 1.891 2.023 21.07 6.98
3. Alama 1.579 1.733 1.850 17.16 6.75
4. Hoya 1.118 1.214 1.300 16.28 7.08
5. Iwaka 6.343 6.940 7.405 16.74 6.70
6. Jila 1.111 1.208 1.285 15.66 6.37
7. Jita 1.373 1.521 1.626 18.43 6.90
8. Kuala Kencana 15.154 16.575 17.676 16.64 6.64
9. Kwamki Narama 6.316 6.920 7.369 16.67 6.49
10. Mimika Barat 2.316 2.507 2.680 15.72 6.90
11. Mimika Barat Jauh 1.812 1.985 2.119 16.94 6.75
12. Mimika Barat Tengah 2.063 2.215 2.351 13.96 6.14
13. Mimika Baru 91.373 100.957 108.003 18.20 6.98
14. Mimika Tengah 3.060 3.311 3.525 15.20 6.46
15. Mimika Timur 6.544 7.166 7.651 16.92 6.77
16. Mimika Timur Jauh 3.023 3.367 3.611 19.45 7.25
17. Tembagapura 17.003 18.448 19.642 15.52 6.47
18. Wania 20.801 22.789 24.379 17.20 6.98
Mimika 183.491 201.677 215.493 17.44 6.85
Sumber: Kabupaten Mimika Dalam Angka 2019

2.2. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT


2.2.1. Fokus Kesejahtertaan dan Pemerataan Ekonomi
2.2.1.1. Product Domestic Regional Bruto (PDRB)
Salah satu indikator ekonomi yang digunakan untuk melihat hasil-hasil
pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah adalah Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB). PDRB mencerminkan kinerja perekonomian suatu daerah.
Menurut definisi, PDRB adalah nilai produk barang dan jasa yang diproduksi di suatu
wilayah (regional) tertentu dalam waktu tertentu tanpa melihat faktor kepemilikan.
Dari data PDRB dapat dilihat tingkat pertumbuhan dan struktur ekonomi suatu
wilayah. Struktur ekonomi suatu wilayah biasanya disajikan dari pertumbuhan PDRB
atas dasar harga berlaku. Sedangkan pertumbuhan ekonominya biasanya dihitung dari
pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan.

Tabel 2. 6: Produk Domestik Bruto Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2015 (dalam
juta rupiah)
Kategori Uraian 2015 2016 2017
A Pertanian, Kehutanan, dan 1.226.129,1 1.375.921,6 1.445.546,4
Perikanan
B Pertambangan dan 45.381.171,8 58.983.075,4 66.890.102,4
Penggalian
C Industri Pengolahan 95.960,8 108.429,8 122.749,8
D Pengadaan Listrik dan Gas 8.607,9 9.865,0 11.493,0
E Pengadaan Air, Pengelolaan 6.266,0 6.513,9 6.773,7
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
F Konstruksi 1.602.856,7 1.938.749,7 2.172.158,9
G Perdagangan Besar dan 1.499.862,8 1.735.881,3 1.963.340,4
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
H Transportasi dan 838.662,3 966.366,6 1.081.195,0
Pergudangan
I Penyediaan Akomodasi dan 182.904,3 205.429,5 231.412,0
Makan Minum
J Informasi dan Komunikasi 1.161.678,0 1.279.124,5 1.437.214,3
K Jasa Keuangan dan Asuransi 306.837,9 330.581,6 352.387,3
L Real Estate 436.507,0 500.993,1 577.877,8
M,N Jasa Perusahaan 283.674,4 305.348,8 330.742,9
O Administrasi Pemerintahan, 908.868,1 1.095.845,5 1.162.900,7
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 118.270,5 128.660,5 140.457,4
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan 106.449,3 125.530,5 138.779,2
Sosial
R,S,T,U Jasa lainnya 157.955,5 177.005,7 199.165,5
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 54.322.662,3 69.273.322,8 78.264.296,8
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 54.322.662,3 69.273.322,8 78.264.296,8
TANPA MIGAS

Table PDRB Atas Dasar Harga Berlaku diatas menunjukkah bahwa struktur
perekonomian di kabupaten Mimika di dominasi oleh 4 (tiga) sektor utama, yaitu 1) Industri
Pengolahan 2) Konstruksi 3) Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan dan 4) Perdagangan Besar
dan Eceran. Hampir seluruh PDRB Kabupatn Mimika disumbang oleh bidang
pertambangan dan penggalian sebesar 85%. Selanjutnya bidang kontruksi hanya
memberikan kontribusi pada PDRB sebesar 3%. PDRB dari bidang perdagangan besar
dan eceran, reprarasi mobil dan sepeda motor sebesar 3% dan pertanian, kehutanan, dan
perikanan hanya sebesar 2%.
Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan
2%
Lain-lain
Perdagangan Besar dan
7%
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
3%

Konstruksi
3%

Pertambangan dan
Penggalian
85%

Gambar 2. 6: 4 (Empat) Besar Pembentuk PDRB Kabupaten Mimika Tahun 2017


Sumber: BPS Kabupaten Mimika

2.2.1.2. Petumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan ekonomi fiskal yang terjadi di
suatu daerah, seperti pertambahan jumlah industri, pertambahan produksi sektor-
sektor ekonomi, pertambahan jumlah fasilitas infrastruktur (sekolah, jalan, rumah
sakit dan fasilitas umum), pertambahan produksi kegiatan-kegiatan ekonomi yang
sudah ada dan perkembangan-perkembangan lainnya.
Pertumbuhan ekonomi yang dihitung dari PDRB atas dasar harga konstan
merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat sektoralnya, artinya apabila sebuah
sektor mempunyai peranan paling penting dan pertumbuhannya lambat, maka hal ini
dapat mengakibatkan terhambatnya tingkat pertumbuhan ekonomi secara
keseluruhan. Sebaliknya, apabila sebuah sektor mempunyai peranan penting dan
pertumbuhannya tinggi, maka sektor tersebut dapat menjadi lokomotif yang menarik
pertumbuhan ekonomi suatu daerah sehingga total pertumbuhan ekonomi menjadi
besar. Dengan kata lain, gejolak sekecil apapun pada sektor yang memiliki kontribusi
terbesar terhadap PDRB akan sangat berpengaruh terhadap pergerakan
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Tabel 2. 7: Pertumbuhan PDRB per Sektor Kabupaten Mimika 2015-2017
Kategori Sektor/Sub Sektor 2015 2016 2017
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,56
B Pertambangan dan Penggalian 5,71
C Industri Pengolahan 7,90
D Pengadaan Listrik dan Gas 4,38
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah 250
dan Daur Ulang
F Konstruksi 7,20
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi 6,54
H Transportasi dan Pergudangan 7,19
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,54
J Informasi dan Komunikasi 4,93
K Jasa Keuangan dan Asuransi 2,65
L Real 5,36
Estate
M,N Jasa Perusahaan 3,95
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan 3,79
Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 4,52
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,24
R,S,T,U Jasa lainnya 6,51
Total 6,48 11,39 5,59
Sumber: Badan
Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah yang diperoleh dari kenaikan PDRB atas
dasar harga konstan mencerminkan kenaikan produksi barang dan jasa di suatu
wilayah. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mimika dihitung dari pertumbuhan PDRB
Kabupaten Mimika yang didasarkan atas dasar harga konstan tahun 2010. Laju
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mimika tahun 2016 sebesar 11,39%,
pertumbuhannya lebih cepat dibanding tahun 2015 yang mencapai 6,48%. Namun
turun drastis pada tahun 2017 sebesar 5,59%, bahkan lebih rendah dari pada tahun
2015.
11.39

9.48

6.48
5.59

-0.55
2013 2014 2015 2016 2017

Gambar 2. 7: Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Mimika 2013-2017


Sumber: Kabupaten Mimika Dalam Angka Tahun 2018

Pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah gambaran makro mengenai hasil dari


proses pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh seluruh stakeholders, baik
pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan
pertumbuhan produksi barang dan jasa di suatu wilayah perekonomian dalam selang
waktu tertentu. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi maka semakin cepat
proses pertambahan output wilayah sehingga prospek perkembangan wilayah semakin
baik. Dengan di ketahuinya sumber-sumber pertumbuhan ekonomi maka dapat
ditentukan sektor prioritas pembangunan. Pertumbuhan ekonomi juga merupakan suatu
gambaran dari peningkatan pendapatan yang berdampak pada peningkatan kemakmuran
dan taraf hidup. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan serta lebih cepat
daripada laju pertumbuhan penduduk merupakan salah satu indikator keberhasilan
pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi juga menunjukkan adanya
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kabupaten Mimika mengalami kenaikan ekonomi dilihat dari peningkatan
PDRB baik ADHB maupun ADHK. Namun berdasarkan data tersebut dapat dilihat
Perlambatan pertumbuhan PDRB. Kondisi tersebut juga diperparah dengan besarnya
angka kemiskinan di Kabupaten Mimika. Persentase penduduk miskin pada tahun 2017
yang berada pada 14,89% meskipun mengalami penerunan dari tahun 2014 namun
angka tersebut masih tinggi apabila dibandingkan dengan target nasional. Berikut ini
gambar laju pertumbuhan PDRB KAbupaten MImika Pada Tahun 2013-2016.
Gambar 2. 8: Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Mimika 2013-2016

PDRB PDRB non Migas

Rp160,000,000
Rp140,000,000 Rp64,562,351
Rp57,214,520
Rp120,000,000 Rp54,028,312 Rp53,731,051

Rp100,000,000
Rp80,000,000 Rp64,562,351
Rp54,028,312 Rp53,731,051 Rp57,214,520
Rp60,000,000
Rp40,000,000
Rp20,000,000
Rp0
2013 2014 2015 2016
PDRB non Migas Rp54,028,312 Rp53,731,051 Rp57,214,520 Rp64,562,351
PDRB Rp54,028,312 Rp53,731,051 Rp57,214,520 Rp64,562,351

Sumber : BPS Kabupaten Mimika, 2018


2.2.1.3. Inflasi
Inflasi merupakan salah satu indikator ekonomi yang digunakan pemerintah
untuk menilai keberhasilan pelaksanaan pembangunan terutama yang berkaitan
dengan kemampuan pemerintah mengendalikan harga komoditi-komoditi beredar di
masyarakat. Dengan melihat data inflasi dapat diketahui apakah perencanaan program
pembangunan di bidang ekonomi yang telah dilaksanakan dapat berdaya guna dan
berhasil guna dengan baik. Inflasi yang tinggi menunjukkan terjadinya kenaikan
barang dan jasa kebutuhan masyarakat sehari-hari yang cukup tinggi atau dapat juga
dikatakan menurunnya kemampuan daya beli masyarakat untuk memperoleh barang
dan jasa tersebut (nilai riil uang menurun). Laju inflasi dalam arti sempit adalah
meningkatnya harga barang/jasa kebutuhan masyarakat secara rata-rata. Hal ini berarti
terjadi penurunan kemampuan/daya beli uang untuk memperoleh barang/jasa (nilai riil
yang menurun), tidak hanya merugikan golongan masyarakat akan tetapi juga
berdampak negatif bagi produsen dan pengusaha lainnya, prospek penanaman
modal/investasi diberbagai sektor juga terhambat. Berbagai cara, daya dan upaya
tetap dan terus dilakukan oleh pengambil keputusan kebijakan pemerintah pusat
maupun daerah dalam menekan dan mengendalikan laju inflasi. Oleh karena itu data
inflasi merupakan salah satu indikator untuk melihat keberhasilan pembangunan
perekonomian di suatu daerah maupun nasional. Laju Inflasi Kabupaten Mimika
tahun 2014 sebesar -3,15%, selanjutnya laju inflasi Kabupaten Mimika terus
mengalami peningkatan sampai tahun 2016. Pada tahun 2015 meningkat menjadi
1,23%, dan meningkat signifikan ditahun 2016 sebesar 13,69%. Pada tahun 2017
mengalami penurunan yang cukup besar pada tahun 2017 sebesar 7,79%.
Gambar 2. 8: Laju Inflasi Kabupaten Mimika 2014-2017

13.69

7.79

1.23

2014 2015 2016 2017


-3.15

Sumber: Kabupaten Mimika Dalam Angka Tahun 2018


2.2.1.4. Ketenagakerjaan
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat 2, telah diamanatkan bahwa
”tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak”. Pemerintah
memiliki tanggung jawab yang besar dalam menjamin penyediaan lapangan kerja bagi
warga negaranya. Salah satu sasaran utama pembangunan adalah terciptanya lapangan
kerja baru dalam jumlah dan kualitas yang memadai. Oleh karena itu, upaya
pembangunan banyak diarahkan pada perluasan kesempatan kerja sehingga penduduk
dapat memperoleh manfaat langsung dari pembangunan.
Tabel 2. 8: Jumlah Pencari Kerja Terdaftar Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang
Ditamatkan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Mimika, 2015
Jenis Kelamin
Pendidikan Teringgi yang Ditamtkan
Laki-laki Perempuan Jumlah
Tidak/ Belum Pernah Sekolah 483 79 562
Tidak/Belum Tamat SD 206 24 230
Sekolah Dasar 103 8 111
Sekolah Menengah Pertama 328 21 349
Sekolah Menengah atas 3261 648 3909
Sekolah Menengah Atas Kejuruan 2662 353 3015
Diploma I/II/III 465 455 920
Universitas 1104 622 1726
Sumber: Kabupaten Mimika Dalam Angka 2015

Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, jumlah pencari kerja
terdaftar pada tahun 2015 sebanyak 10.22 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 79,58%
laki-laki dan 20,42% perempuan. Berdasarkan tingkat pendidikannya, 63,98% pencari
kerja berpendidikan SMA dan 15,95% Diploma/Sarjana.
2.2.1.5. Indeks Desa Membangun
Indeks Desa Membangun mengklasifikasi Desa dalam lima (5) status, yakni: (1)
Desa Sangat Tertinggal; (2) Desa Tertinggal; (3) Desa Berkembang; (4) Desa Maju; dan
(5) Desa Mandiri. Klasifikasi Desa tersebut untuk menunjukkan keragaman karakter
setiap Desa dalam rentang skor 0,27 – 0,92 Indeks Desa Membangun. Klasifikasi dalam
5 status Desa tersebut juga untuk menajamkan penetapan status perkembangan Desa
dan sekaligus rekomendasi intervensi kebijakan yang diperlukan. Status Desa
Tertinggal, misalnya, dijelaskan dalam dua status Desa Tertinggal dan Desa Sangat
Tertinggal di mana situasi dan kondisi setiap Desa yang ada di dalamnya membutuhkan
pendekatan dan intervensi kebijakan yang berbeda. Menangani Desa Sangat Tertinggal
akan berbeda tingkat afirmasi kebijakannya di banding dengan Desa Tertinggal.
Dengan nilai rata-rata nasional Indeks Desa Membangun 0,566 klasifikasi status
Desa ditetapkan dengan ambang batas sebagai berikut:

1. Desa Sangat Tertinggal : < 0,491


2. Desa Tertinggal : > 0,491 dan < 0,599
3. Desa Berkembang : > 0,599 dan < 0,707
4. Desa Maju : > 0,707 dan < 0,815
5. Desa Mandiri : > 0,815

Desa Berkembang terkait dengan situasi dan kondisi dalam status Desa
Tertinggal dan Desa Sangat Tertinggal dapat dijelaskan dengan faktor kerentanan.
Apabila ada tekanan faktor kerentanan, seperti terjadinya goncangan ekonomi, bencana
alam, ataupun konflik sosial maka akan membuat status Desa Berkembang jatuh turun
menjadi Desa Tertinggal. Dan biasanya, jika faktor bencana alam tanpa penanganan
yang cepat dan tepat, atau terjadinya konflik sosial terus terjadi berkepanjangan maka
sangat potensial berdampak menjadikan Desa Tertinggal turun menjadi Desa Sangat
Tertinggal. Sementara itu, kemampuan Desa Berkembang mengelola daya, terutama
terkait dengan potensi, informasi / nilai, inovasi / prakarsa, dan kewirausahaan akan
mendukung gerak kemajuan Desa Berkembang menjadi Desa Maju. Kabupaten Mimika
memiliki sangat sedikit desa yang berstatus desa mandiri berjumlah 1 desa dengan
persentase 0,7%. Selanjutnya Kabupaten Mimika masih memiliki banyak desa yang
berstatus desa berkembang dan tertinggal yang berjumlah 101 desa dengan persentase
76% untuk desa berkembang dan 31 desa dengan persentase 31% dengan status desa
tertinggal.
Tabel 2. 9: Indeks Pembangunan Desa Kabupaten Mimika 2018
peringkat Distrik Desa IPD Status
1 WANIA MONOKAU JAYA 77,95 Mandiri
2 WANIA KADUN JAYA 73,05 Berkembang
3 WANIA NAWARIPI 70,53 Berkembang
4 IWAKA NAENA MUKTIPURA 66,54 Berkembang
5 IWAKA LIMAU ASRI 65,36 Berkembang
129 JILA AMUAOGOM 18,79 Tertinggal
130 JITA YAITAK 18,71 Tertinggal
131 JITA BULUMEN 18,16 Tertinggal
132 JITA WACAKAM 17,53 Tertinggal
133 JILA DIOLA II 16,71 Tertinggal

2.2.1.6. Indeks Kepuasan Masyarakat


Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan informasi tentang tingkat
kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan
kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur
penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan
kebutuhannya. Survey IKM bertujuan untuk mengetahui tingkat kinerja unit pelayanan
secara berkala sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan
kualitas pelayanan publik selanjutnya. Pengukuran kepuasan merupakan elemen penting
dalam proses evaluasi kinerja dimana tujuan akhir yang hendak dicapai adalah
menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien, dan lebih efektif berbasis dari
kebutuhan masyarakat. Suatu pelayanan dinilai memuaskan bila pelayanan tersebut
dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pengguna layanan. Kepuasan masyarakat dapat
juga dijadikan acuan bagi berhasil atau tidaknya pelaksanaan program yang
dilaksanakan pada suatu lembaga layanan publik.

2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial


2.2.2.1. IPM
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah indeks komposit yang dibuat lebih
dari satu indeks yang digabung menjadi indeks tunggal. Indeks ini penting untuk
melihat sampai seberapa jauh pertumbuhan dan pemerataan hasil pembangunan mampu
secara nyata memberikan output berupa peningkatan kebutuhan fisik dasar manusia dan
perluasan kemampuan manusia untuk melakukan pilihan-pilihan. Agak berbeda dengan
Indek Mutu Hidup (IMH) yang berfungsi sebagai indikator fisik (mengukur tingkat
kemajuan), maka IPM cenderung berfungsi sebagai indikator posisi (membandingkan
keberhasilan pembangunan antar waktu atau wilayah).
Gambar 2. 9: Indeks Pembanguan Manusia Kabupaten Mimika 2013-2017
73
72.5 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
72 72.42
71.5
71.64
71
70.5 70.89
70 70.4
69.5
69.5
69
68.5
68
2013 2014 2015 2016 2017

Indeks Pembangunan Manusia

Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Mimika


Indeks pembangunan manusia Kabupaten Mimika mulai dari tahun 2013 sampai
tahun 2017 terus mengalami peningkatan secara bertahap setiap tahunnya. Pada tahun
2013 indeks pembangunan manusia Kabupaten Mimika sebesar 69,5, selanjutnya
meningkat menjadi 70,4 di tahun 2014. Pada tahun 2015 juga mengalami peningkatan
menjadi 70,89, lalu pada tahun 2016 menjadi 71,64, dan pada tahun 2017 meningkat
menjadi 72,42.

Mimika Kota Jayapura Nabire Merauke


Waropoen Biak Numfor Supiori Kabupaten Jayapura
Keerom Provinsi Papua

79.23
78.56

72.42
71.64

71.56
71.13

70.97
68.64
70.5
68.09

67.11
66.64

64.99
64.08
64.1

61.23
63.1

60.59

59.09
58.05

2016 2017

Gambar 2.10 : Indeks Pembangun Manusia per Kabupaten Provinsi Papua 2017
Sumber : Kabupaten Mimika dalam Angka 2018
Indeks pembangunan manusia Kabupaten Mimika tergolong sebagai tinggi
dibandingkan dengan kabupaten/kota di Provinsi Papua. Indeks pembangunan manusia
Kabupaten Mimika Menduduki peringkat ke 2 dari seluruh kabupaten di Provinsi
Papua. Meskipun perolehan IPM Kabupaten Mimika baik, namun laju pertumbuhannya
cenderung melamban. Laju petumbuhan IPM Kabupaten Mimika hanya pada angka
0,78 sedangkan apabila dibandingkan dengan laju pertumbuhan IPM dengan
Kabupaten/ Kota Lainnya di Provinsi Papua bisa dikatakan Kabupaten Mimika
cenderung melamban. Berikut grafik Laju Pertumbuhan IPM di Kabupaten/Kota
Provinsi Papua.
Gambar 2.11 : Laju Pertumbuhan Indeks Pembangun Manusia per Kabupaten Provinsi
Papua 2017

Mimika Pegunungan Bintang Lanny Jaya


Mambremo Tengah Nduga Mambremo Raya
Jayawijaya Asmat Provinsi Papua
1.35
1.34

1.33

1.31

1.25

1.18

1.04
1.03
0.78

Sumber : BPS Provinsi Papua, 2018


Pembangunan Manusia diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
IPM dihitung secara komposit berdasarkan tiga indeks yang terdiri dari Indeks
Pendidikan (Harapan lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah), Indeks Kesehatan
(Usia Harapan Hidup) dan Indeks Daya beli (Daya Beli). Bardasarkan ketiga indicator
pembentuk indeks pembangunan manusia ketiganya mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Namun Indeks Pendidikan (Harapan lama Sekolah dan Rata-rata Lama
Sekolah) dan Indeks Daya beli (Daya Beli) yang masih tergolong rendah.
Tabel 2. 10: Indikator Pembentuk IPM Kabupaten Mimika
Tahun 2013 2014 2015 2016 2017
Angka Harapan
71,85 71,87 71,89 71,90 71,93
Hidup
Rata-Rata Lama
8,83 9,31 9,38 9,53 9,54
Sekolah
Harapan Lama
10,26 10,49 10,78 11,11 11,48
Sekolah
Pengeluaran
perkapita/daya beli 10.849 10.873 10.952 11.169 11.591
(Juta)
Sumber: Statistik Daerah Kabupaten Mimika

2.2.2.2. Indeks Kemiskinan


Tingkat kemiskinanan Kabupaten Mimika pada tahun 2013– 2017 mengalami
penurunan dan kenaikan. Pada tahun 2013 Garis Kemiskinan mencapai 510.154
kapita/bulannya dengan penduduk miskin 40,2 orang dengan tingkat persentse 20,73%.
Tahun 2014 garis kemiskinan naik mejadi 535.342 kapita/bulan dengan jumlah
penduduk miskin 32,22 orang dan tingkat persentase 16,11%. Pada 2015 dengan garis
kemiskinan yang naik menjadi 597.620 kapita/bulan dengan penduduk miskin 32,85
orang atau tingkat persentase 16,20%. Tahun 2016 garis kemiskinan 634.370
kapita/bulan dengan penduduk miskin yang mencapai 30,12 orang dan tingkat
persentase 14,72%. Tahun 2017 meskipun garis kemiskinan meningkat menjadi 684.282
kapita/bulan namun hal tersebut juga diikuti oleh meningkatnya penduduk miskin yang
mencapai 31,15 orang dan menyebabkan tingkat persentase juga mengalami
peningkatan menjadi 14,89%. Berikut ini tabel Garis Kemiskinan dan Kemiskinan
Kabupaten Mimika Tahun 2013-2017.
Tabel 2. 11: Garis Kemiskinan dan Kemiskinan Kabupaten Mimika Tahun 2013-2017
Garis Kemiskinan Penduduk Miskin (orang)
Tahun
(Rp/Kapita/bln) Jumlah Total Persentase %
2013 510.154 40,2 20,73
2014 535.342 32,22 16,11
2015 597.620 32,85 16,20
2016 634.370 30,12 14,72
2017 684.282 31,15 14,89
Sumber: Kabupaten Mimika dalam Angka 2018
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa tingkat kemiskinan di Kabupaten
Mimika setiap tahun mengalami penurunan, namun yang menjadi perhatian adalah
jumlahnya yang masih relative besar seperti yang akan tersaji dapa gambar berikut ini:
16.5 16.11 16.2

16

15.5
14.89
15 14.72

14.5

14

13.5
2014 2015 2016 2017
Persentase 16.11 16.2 14.72 14.89

Gambar 2.12 : Tingkat Kemiskinan Kabupaten Mimika 2014-2017


Sumber: Kabupaten Mimika dalam Angka

Persentase penduduk miskin pada tahun 2014 yang berada pada 16,11%,
selanjutnya pada tahun 2015 mengalami kenaikan menjadi 16,20%. Pada tahun 2016
mengalami penurunan yang sangat signifikan menjadi 14,72%, namun pada tahun 2017
mengalami peningkatan menjadi 14,89% meskipun persentase penduduk miskin masih
berada dibawah dari tahun 2014.
2.3. ASPEK PELAYANAN UMUM
2.3.1. Fokus Urusan Pelayanan Wajib
2.3.1.1. Pendidikan
Pada umumnya sarana pendidikan kurang tersebar merata ke semua Distrik.
Kebanyakan sarana pendidikan terbanyak di pusat Kota Timika (Distrik Mimika Baru
dan Kuala Kencana). Kedua distrik tersebut merupakan pusat perekonomian,
pemerintahan, dan pusat jasa, kedepan perlu dilakukan peningkatan penyebaran sarana
pendidikan yang merata sesuai pertumbuhan penduduk. Untuk diketahui bahwa dalam
APBD tahunan, pembangunan dibidang pendidikan diarahkan untuk operasional dan
pengembangan gedung sentra pendidikan, penambahan ruang kelas TK, SD, SMP,
SMA/SMK. Pembangunan gedung kantor dan pembangunan rumah dinas kepala
sekolah, guru dan penjaga sekolah, penambahan ruang guru, pengadaan meubelair
sekolah, pengadaan perlengkapan sekolah, rehabilitasi lapangan upacara SD, SMP,
SMA/SMK. Rehabilitasi sedang/ berat bangunan sekolah dan ruang kelas TK, SD,
SMP, SMA/SMK.
Tabel 2. 13: Jumlah Sekolah, Ruang Belajar, Murid, dan Guru Kabupaten Mimika
2009-2013

Ruang
Tahun Sekolah Murid Guru
Belajar

2009 49 123 3.196 291


2010 59 130 3.419 291
2011 68 192 5.285 363
2012 73 200 5518 373
2013 84 250 2808 379
Sumber: Statistik Daerah Kabupaten Mimika
Jumlah sekolah di Kabupaten Mimika pada tahun 2009 mencapai 49, dan terus
mengalami peningkatan hingga tahun 2013 mencapai 84 sekolahan. Ruang belajar juag
demikian setiap tahun selalu mengalami peningkatan mulai dari 123 ruang belajar di
tahun 2009 dan pada tahun 2013 mencapai 250. Jumlah murid di Kabupaten Mimika
mengalami peningkatan dan juga mengalami penurunan. Pada tahun 2009 mencapai
3.196 terus meningkat sampai tahun 2012 mencapai 5.518, namun pada tahun 2013
mengalami penurunan yang cukup siknifikan menjadi 2808 murid. Jumlah guru
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2009 mencapai 291 guru, pada
tahun 2010 jumlahnya tetap 291 guru. Pada tahun 2011 mencapai 363, selanjutnya pada
tahun 2012 mencapi 373 dan pada tahun 2013 mencapai 379. Sedangkan jumlah ratio
gurum murid mengalami peningkatan dan penurunan ditahun 2009 sebesar 10,98,
kemudian meningkat menjadi 11,79 ditahun 2010. Pada tahun 2011 dan 2012 berurutan
mencapai 14,56 dan 14,79. Akan tetapi pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi
7,41.
Selain pembangunan fisik juga ada kegiatan peningkatan kualitas tenaga
pendidik berupa pelatihan standar kompetensi, pembinaan kelompok kerja guru dan
pelatihan kompetensi bagi tenaga pendidik. Untuk meningkatkan kualitas anak didik
kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain pemberian tambahan makanan dan vitamin
bagi anak usia sekolah, pembinaan minat, bakat dan kreatifitas siswa, pengadaan buku–
buku kurikulum dan pengadaan pakaian seragam sekolah. Sedangkan untuk mengatasi
anak–anak yang putus sekolah dilaksanakan penyelenggaraan Paket A setara SD,
Penyelenggaraan paket B setara SMP, dan penyelenggaraan paket C setara SMA.
2.3.1.1.1 Rasio Guru Murid
Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru tingkat pendidikan dasar per
jumlah murid pendidikan dasar. Rasio ini mengindikasikan ketersediaan tenaga
pengajar, disamping juga untuk mengukur jumlah ideal murid untuk satu guru agar
tercapai mutu pengajaran. Selain itu juga untuk mengukur jumlah ideal murid untuk
satu guru agar tercapai mutu pengajaran. Rasio murid terhadap guru adalah angka yang
merupakan hasil pembagian antara banyaknya murid dengan banyaknya guru.
Pelayanan pendidikan dapat diamati dari rasio guru terhadap siswa. Rasio guru terhadap
murid adalah jumlah guru tingkat pendidikan menengah per 1.000 jumlah murid
pendidikan menengah. Untuk mengetahui rasio guru terhadap murid dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut:

Tabel 2. 13: Ratio Murid Guru SMP Kabupaten Mimika 2018


Rasio Guru-Murid SMP

Mimika Tengah

Mimika Baru

Kwamki Narama

Iwaka
0 5 10 15 20
Mimika Kwamki Kuala Mimika Mimika Mimika Mimika
Iwaka
Barat Narama Kencana Baru Baru Tengah Timur
Rasio Guru-Murid 14.72 15 13.5 17.2 18.62 18.62 16 17.28

Rasio Guru-Murid

Sumber: Kabupaten Mimika Dalam Angka, 2018


Berdasarkan data dari Kabupaten Mimika dalam Angka 2018, ratio murid guru
SMP di Kabupaten Mimika Distrik Mimika Barat memiliki ratio guru-murid sebesar
28,92, Selanjutnya Distrik Amar sebesar 23. Distrik Mimika Baru memiliki ratio guru-
murid sebesar 12,33. Sedangkan Distrik Hoya, Alama, dan Kwaki Narama tidak
memiliki nilai ratio guru-murid. Hal tersebut menunjukkan bahwa persebaran rasio guru
dan murid untuk jenjang SMP banyak terpusat di daerah perkotaan, belum menyuluruh
di daerah pedesaan atau pinggiran.
2.3.1.1.2. Angka Partisipasi Murni (APM)
Indikator pendidikan lainnya yang sangat mempengaruhi tingkat pencapaian
indeks pendidikan adalah Angka Partisipasi Murni (APM). APM adalah perbandingan
penduduk usia antara 7 hingga 18 tahun yang terdaftar sekolah pada tingkat pendidikan
SD/SLTP/SLTA dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 tahun.
APM Kabupaten Mimika untuk pad usia 7-12 tahun pada tahun 2015 sebesar
92,51 dan pada tahun 2016 menurun menjadi 92,39, dan di tahun 2017 menurun
kembali menjadi 91,87. Selanjutnya, APM untuk usia 13-15 tahun pada tahun 2015
sebesar 88,02, dan pada tahun 2016 turun menjadi 74,82, dan di tahun 2017 menurun
kembali menjadi 73,15. Sedangkan APM untuk usia 16-18 tahun pada tahun 2015
sebesar 63,28, dan pada tahun 2016 mengalami peningkatan menjadi 70,92, namu pada
tahun 2017 menurun kembali menjadi 68,98.
Gambar 2.14: Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Mimika 2015-2017

7-12 13-15 16-18


70.92

68.98
63.28
88.02

74.82

73.15
92.51

92.39

91.87

2015 2016 2017

Sumber: Statistik Daerah Kabupaten Mimika, 2018


2.3.1.1.3. Angka partisipasi kasar (APK)
Indikator pendidikan selanjutnya yang juga sangat menundukung tingkat
pencapaian indeks pendidikan adalah Angka Partisipasi Kasar (APK). APK adalah
perbandingan jumlah siswa pada tingkat pendidikan SD/SMP dibagi dengan jumlah
penduduk berusia 7 hingga 18 tahun atau rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang
sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia
yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu.
APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat
pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya
serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan. APK Kabupaten
Mimika untuk pad usia 7-12 tahun pada tahun 2015 sebesar 109,53 dan pada tahun 2016
meningkat sangat kecil menjadi 109,57, dan di tahun 2017 menurun menjadi 104,14.
Selanjutnya, APK untuk usia 13-15 tahun pada tahun 2015 sebesar 122,58, dan pada
tahun 2016 turun menjadi 98,64, dan di tahun 2017 meningkat menjadi 125,32.
Sedangkan APK untuk usia 16-18 tahun pada tahun 2015 sebesar 96,23, dan pada tahun
2016 mengalami peningkatan yang cukup tinggi menjadi 154, namun pada tahun 2017
mengalami penurun menjadi 119,56. Perkembangan APK tahun 2015-2017 seperti yang
ada pada gambar di bawah ini:

7-12 13-15 16-18


154

119.56
125.32
122.58

96.23

98.64
109.53

109.57

104.14

2015 2016 2017


Gambar 2.15: Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Mimika 2015-2017
Sumber: Statistik Daerah Kabupaten Mimika, 2018
. 2.3.1.1.4. Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Angka Partisipasi Sekolah (APS) menjadi ukuran daya serap lembaga
pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. APS merupakan indikator dasar yang
digunakan untuk melihat akses penduduk pada fasilitas pendidikan khususnya bagi
penduduk usia sekolah. Semakin tinggi APS semakin besar jumlah penduduk yang
berkesempatan mengenyam pendidikan. Namun demikian meningkatnya APS tidak
selalu dapat diartikan sebagai meningkatnya pemerataan kesempatan masyarakat untuk
mengenyam pendidikan. APS Kabupaten Mimika untuk pad usia 7-12 tahun pada tahun
2015 sebesar 97,87 dan pada tahun 2016 meningkat menjadi 100, dan di tahun 2017
menurun menjadi 93,56. Selanjutnya, APS untuk usia 13-15 tahun pada tahun 2015
sebesar 100, dan pada tahun 2016 turun menjadi 94,16, dan di tahun 2017 meningkat
menjadi 92,74. Sedangkan APS untuk usia 16-18 tahun pada tahun 2015 sebesar 83,04,
dan pada tahun 2016 mengalami peningkatan menjadi 84,16, namun pada tahun 2017
mengalami penurun menjadi 78,23. Perkembangan APS tahun 2015-2017 seperti yang
ada pada gambar di bawah ini:
Gambar 2.16: Angka Partisipasi Sekolah (APS) Kabupaten Mimika 2015-2017

7-12 13-15 16-18

94.16

92.74
97.87

83.04

84.22

93.56

78.23
100

100

2015 2016 2017

Sumber: Statistik Daerah Kabupaten Mimika, 2018


2.3.1.2. Kesehatan
Secara umum fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Mimika mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Beberapa kegiatan yang menjadi perhatian Pemerintah
Daerah dalam APBD tahunan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika antara lain
menyediakan pelayanan KB dan alat kontrasepsi bagi keluarga miskin, pembinaan
terhadap peserta KB serta advokasi dan KIE tentang kesehatan reproduksi remaja,
menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular dan wabah, pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan
prasarana puskesmas, pustu dan jaringannya, pengadaan, peningkatan sarana dan
prasarana rumah sakit, peningkatan pelayanan kesehatan anak balita, peningkatan
keselamatan ibu melahirkan dan anak, peningkatan pelayanan kesehatan lansia serta
kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan dalam bentuk kemitraan asuransi,
pengadaan obat dan perbekalan kesehatan, pelayanan percepatan kesehatan masyarakat
wilayah terpencil, pelayanan pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS dan IMS,
pendidikan dan pelatihan perawat kesehatan termasuk kerja sama dengan UNICEF.
2.3.1.2.1. Angka Kematian Bayi (AKB)
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara waktu bayi lahir sampai bayi
belum berusia tepat satu tahun. Angka kematian bayi (AKB) menggambarkan
banyaknya kematian bayi berusia di bawah satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada
tahun tertentu. Jumlah angka kematian bayi dan ibu Kabupaten Mimika 2016 tercatat
sebagai berikut:
Tabel 2. 13: Jumlah Angka Kematian bayi dan Ibu Kabupaten setiap puskesmas
MImika 2016
Puskesmas Kasus
Distrik
AKB AKI
1. Agimuga Kokonao 0 0
2. Amar Wakia 8 0
3. Alama Potowayburu 17 0
4. Hoya Mapurujaya 111 0
5. Iwaka Atuka 20 0
6. Jila Ayuka 40 0
Manasari 19 0
7. Jita Timika 942 0
Timika Jaya 264 0
Pasar Sentral 99 0
8. Kuala Kencana Bhintuka 101 0
9. Kwamki Narama Tsinga 13 0
Arwanop 0 4
10. Mimika Barat Agimuga 10 0
11. Mimika Barat Jauh Jita 36 8
12. Mimika Barat Jila 10 0
Tengah
13. Mimika Baru Amar 52 0
14. Mimika Tengah Wania 1462 0
15. Mimika Timur Limau Asri 78 1
16. Mimika Timur Jauh Kwamki Narama 15 0
Jileale 3 0
17. Tembagapura Alama 0 0
18. Wania Hoya 0 0
Total 3343 13
Sumber: Statistik Daerah Kabupaten Mimika, 2017
Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Mimika pada tahun 2016 berjumlah
3.343 dan kematian ibu total berjumlah 13. Jumlah kasus kematian bayi tertinggi di
distrik Mimika Tengah pada puskesmas Wania yang berjumlah 1462. Selanjutnya
diikuti distrik Jita di puskesmas Timika berjumlah 942 kasus di posis nomer 2 dan di
posisi 3 di Distrik Timika juga pada puskesmas Timika Jaya berjumlah 264 kasus.
Sedangkan angka kematian ibu tertinggi di Distrik Mimika Barat Jauh pada Puskesmas
Jita dengan 8 kasus kematian ibu, selanjutnya pada Distrik Mimika Barat Tengah di
Puskesmas Jila sebanyak 4 kasus.
2.3.1.2.2. Jumlah Tenaga Medis dan Fasilitas Kesehatan
Tenaga medis adalah tenaga yang terdiri dari dokter umum, dokter spesialis dan
dokter gigi di semua rumah sakit dan puskesmas di Kabupaten Mimika. Jumlah tenaga
medis dapat menmpengarui kualitas pelayanan yang dapat diberikan kepada
masyarakat. Jumlah tenaga medis di Kabupaten Mimika pada periode tahun 2018
tersaji dalam gambar berikut:
Gambar 2.17: Jumlah Tenaga tenaga Medis Kabupaten Mimika 2017

Tenaga Medis Tenaga Keperawatan Tenaga Kefarmasian


Tenaga Kebidanan Tenaga Kesehatan Lainnya
400
350 335

300
250
200
158
150
100
50 28 23 31

0
2018

Sumber: Kabupaten Mimika dalam Angka, 2018


Jumlah tenaga medis Kabupaten Mimika didominasi oleh tenaga keperawatan
dengan jumlah 335 perawat. Namun masih sangat minim sekali jumlah tenaga maedis di
Kabupaten Mimika hanya sebesar 28 tenaga medis. Selain itu tenaga kefarmasian juag
tergolong sangat sedikit hanya berjumlah 23 tenaga kefarmasia. Tenaga kebidanan dan
tenaga kesehatan laniya berurutan 158 tenaga kebidanan dan 31 tenga kesehatan
lainnya.
Selain tenaga paramedis yang sangat berpengaruh merupakan fasilitas-fasilitas
kesehatan. Fasilitas-fasilitas kesehatan menjadi salah satu faktor pendukung untuk dapat
memberikan pelayananyang maksimal kepada masyrakat. Berikut merupakan fasilitas
kesehatan yang terdapat di Kabupaten Mimika pada 2107:
Gambar 2.18: Jumlah Fasilitas Kesehatan Kabupaten Mimika 2017
129

32
2323 32
88

Rumah Sakit Klinik/Bal


Puskesmas Pustu ai
Kesehatan
Sumber: Kabupaten Mimika dalam Angka 2018
Fasilitas kesehatan di Kabupaten Mimika masih diominasi oleh klinik/balai
Kesehatan yang berjumlah 129 unit. Terdapat 8 rumah sakit diseluruk Kabuaten
Mimika. Selain itu terdapat 23 puskesmas dan 32 pestu
2.3.1.3. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Era Otonomi Daerah membuat Pemerintah Kabupaten Mimika semakin
meningkat kegiatan pembangunan dalam penyelenggaraan pemerintah di daerah dan
konsekuensinya makin tinggi beban kerja yang menjadi tanggung-jawab Pemerintah
Kabupaten Mimika serta makin kompleknya permasalahan yang dihadapi, dengan
demikian dibutuhkan adanya peningkatan kinerja untuk mengantisipasi
bertambahnya urusan yang akan dikelola, termasuk diantaranya adalah pengelolaan
kegiatan- kegiatan pembangunan. Sementara itu pembangunan sarana prasarana ke-PU-
an di Kabupaten Mimika mencakup pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur untuk
pelayanan umum (jalan, jembatan, bending dan jaringan irigasi), gedung-gedung
pemerintah, penyediaan dan pengelolaan air bersih, sarana dan prasarana penyehatan

Gambar 2.18: Panjang Jalan Menurut Kondis Jalan di Kabupaten Mimika (Km) 2014-
2017
lingkungan pemukiman serta sarana dan prasarana perumahan pemukiman agar fasilitas
umum tersebut dapat dinikmati /difungsikan oleh masyarakat sesuai dengan target yang
diharapkan secara optimal.

Baik Sedang Rusak

626,764
592,289

592,289
489,946

345,951
278,341

278,341
275,768

169,920
129,099

126,526

126,526

2014 2015 2016 2017

Sumber: BPS Kabupaten Mimika, 2018


Panjang jalan menurut kondisi jalan di Kabupaten Mimika mengalami flutuasi.
Jalan dengan kondisi baik pada tahun 2014 sepanjang 489.946 Km, pada tahun 2015
mengalami peningkatan menjadi 592.289 Km. pada tahun 2016 tidak mengalami
perubahan sebesar 592.289 Km, namun pada tahun 2017 mengalami penurunan yang
cukup besar menjadi 345.951 Km. Sedangkan jalan dengan kondisi sedang panjangnya
masih sangat sedikit. Pada tahun 2014 panjang jalan dengan kondisi baik sepanjang
199.099 Km, kemudian ditahun 2015 sepanjang 126.526 Km, selanjutnya pada tahun
2016 sepanjang 126.526 Km, dan pada tahun 2017 panjang jalan dengan kondisi sedang
sepanjang 169.290 Km. sedangkan Panjang jalan dengan kondisi rusak di Kabupaten
Mimika pada tahun 2014 sepanjang 275.768 Km, pada tahun 2015 naik meskipun
jumlahnya sedikit menjadi 278.341 km, pada tahun 2016 panjang jalannya masih tetap
yaitu 278.341 Km. pada tahun 2017 panjang jalan rusak mengalami peningkatan yang
sangat menjadi 626.764 Km.
Kondisi transportasi sangat tergantung pada keadaan alam, kondisi jalan dan
infra struktur pendukung transportasi lainnya untuk itu transportasi harus dikembangkan
secara optimal melalui berbagai usaha bersama seluruh elemen, terutama yang
berhubungan langsung dengan pelaku transportasi.
2.3.1.4. Sosial
Pemerintah Kabupaten Mimika melalui Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan
Transmigrasi telah berusaha melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui pemberian bantuan, pemberdayaan masyarakat dan
pelayanan terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Pelayanan ini
merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Berdasarkan UU No.
11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial maka Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan
Transmigrasi bertanggung jawab terhadap penanganan dan pelayanan terhadap PMKS
yang ada di Kabupaten Mimika.

2.3.2. Fokus Urusan Pelayanan Pilihan


2.3.2.1. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Pembangunan di bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keadilan dan
pengarusutamaan gender melalui pemerataan akses dan tingkat partisipasi aktif serta
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang anti kekerasan terhadap perempuan dan
anak di kalangan masyarakat. Pemerintah Kabupaten Mimika terus berupaya
meningkatkan kualitas kehidupan dan peran perempuan serta kesejahteraan dan
perlindungan anak. Namun demikian, kesenjangan gender masih terjadi di berbagai
sector pembangunan. Hal ini disebabkan aspek psikososiokultural yang masih
menganggap derajad laki-laki lebih tinggi dari perempuan. Keadaan tersebut
menghambat keterlibatan perempuan berperan aktif dalam pembangunan dan
memperoleh segala bentuk pelayanan dasar. Pengarusutamaan gender selain berdampak
pada perempuan secara tidak langsung berdampak pada anak. Hal ini mengingat sangat
erat kaitannya antara perempuan sebagai ibu yang merupakan pendidik bagi anak dan
besarnya peran perempuan dalam pengambilan keputusan di dalam rumah tangga.
Pembangunan dan pemberdayaan perempuan juga sangat berdampak pada derajad
kesehatan dan tingkat kesejahteraan keluarga.

2.3.2.2. Pangan
Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok atau primer dalam kehidupan
manusia selain sandang dan papan. Penyelenggaraan Pangan dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia yang memberikan manfaat secara adil, merata, dan
berkelanjutan dengan berdasarkan pada Kedaulatan Pangan, Kemandirian Pangan, dan
Ketahanan Pangan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang
Pangan Bab I pasal 1, Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi
negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang
cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau
serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat
hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.

2.3.2.3. Lingkungan Hidup


Permasalahan lingkungan yang terjadi saat ini semakin kompleks dan
mengiringi semakin meningkatnya berbagai tuntutan kehidupan sosial ekonomi
masyarakat baik pada arah lokal, nasional, bahkan global. Salah satunya terkait dengan
terjadinya perubahan iklim (climate change) yang menyebabkan banjir, kekeringan,
pencemaran udara dan air serta bencana lainnya. Kondisi tersebut mendorong
munculnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kebijakan-kebijakan pembangunan
yang mengutamakan kelestarian lingkungan. Berdasarkan hal di atas, maka diperlukan
suatu instrumen bagi kebijakan pengelolaan lingkungan hidup yang berprinsip pada
pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Pembangunan Urusan
Lingkungan Hidup bertujuan untuk mengendalikan pengelolaan dan pendayagunaan
SDA serta pelestarian fungsi lingkungan hidup. Pembangunan tersebut dalam rangka
pembangunan daerah yang berkelanjutan dan mendukung pemberdayaan sosial dan
ekonomi masyarakat.
Pembangunan sektor industri dan jasa telah berhasil meningkatkan pertumbuhan
ekonomi yang menggembirakan. Tetapi pembangunan ekonomi yang hanya mengejar
keuntungan pada akhirnya akan menimbulkan berbagai kerusakan dan pencemaran
lingkungan. Untuk itu dalam segala sektor pembangunan harus diikuti dan didukung
oleh pengelolaan lingkungan sesuai ketentuan perundangan lingkungan hidup sehingga
terciptapembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Sesuai kondisi
geografisnya, Kabupaten Mimika mempunyai potensi Sumber Daya Alam (SDA)
yang beraneka ragam sebagai pendukung pembangunan. Sumber Daya Alam tersebut
meliputi SDA yang dapat diperbaharui seperti hutan, tumbuhan, dan lain-lain, serta
SDA yang tidak dapat diperbaharui seperti bahan tambang, air, dan tanah. Beberapa
potensi SDA yang sudah termanfaatkan seperti sumber daya lahan dan hutan.

2.3.2.4. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Pemberdayaan masyarakat pada prinsipnya merupakan upaya penguatan
masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan yang
mempengaruhi masa depannya, penguatan masyarakat untuk dapat memperoleh dan
mengelola faktor-faktor produksi, serta penguatan masyarakat untuk dapat menentukan
pilihan masa depannya. Dengan demikian, pemberdayaan masyarakat merupakan suatu
alternative strategi pengelolaan pembangunan yang mewujudkan adanya keterlibatan
langsung masyarakat baik secara perorangan sebagai warga masyarakat maupun secara
melembaga, dalam seluruh proses pengelolaan pembangunan baik pada tahap
perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi hasil-hasil pembangunan. Dalam kaitan ini,
maka peran aktif masyarakat dalam seluruh proses pengelolaan pembangunan perlu
ditingkatkan agar tercipta demokratisasi pengelolaan pembangunan pada tingkat
masyarakat.
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa Kabupaten Mimika di
tahun 2012 telah melaksanakan program-program pembangunan antara lain Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan, mandiri perkotaan,
Alokasi Dana Desa (ADD), program yang pro rakyat yaitu melalui program Usaha
Ekonomi Desa (UED-SP) yang dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat melalui kegiatan pelatihan keterampilan pemanfaatan teknologi tepat guna,
pemberian tambahan modal usaha, program keterampilan manajemen pengelolaan
BUMDes, untuk mengetahui tingkat perkembangan desa/kelurahan melalui kegiatan
lomba desa/kelurahan dan pendataan profil desa.
2.3.2.4.1. Posyandu Aktif
Posyandu yang merupakan wadah peran serta masyarakat untuk menyampaikan
dan memperoleh pelayanan kesehatan dasarnya. Posyandu aktif di Kabupaten Mimika
pada tahun 2017 mencapai 129 unit posyandu. Posyandu yang ada semuanya aktif
melakukan aktivitas pelayanan kesahatan dasar kepada masyarakat. seperti pelayanan
Ibu. Balita dan juga termasuk posyandu lansia.
2.3.2.5. Perhubungan
Pemenuhan kebutuhan pelayanan transportasi merupakan salah satu hak dasar
setiap warga negara yang harus dipenuhi oleh pemerintah. Kebutuhan pelayanan
transportasi dari waktu ke waktu selalu mengalami peningkatan baik secara kualitas
maupun kuantitas. Seiring dengan peningkatan kebutuhan pelayanan transportasi ini,
maka tidak sedikit timbul persoalan di dalam penyelenggaraannya. Meningkatnya
kebutuhan transportasi sebagai akibat meningkatnya intensitas pergerakan manusia
memerlukan kelancaran mobilitas.

2017 938
1028
904

2016 615
668
175

615
2015 668
175

0 200 400 600 800 1000 1200

Truck/ Dump Truck Mobil Bus Mobil Barang Mobil Penumpang

Gambar 2.20: Jumlah Fasilitas Kesehatan Kabupaten Mimika 2017


Sumber: Kabupaten Mimika Dalam Angka, 2018

Terjadi peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang melintasi jalanan


Kabupaten Mimika terutama Mobil Barang dan Dump Truck. Pada tahun 2015 dan
2016 tidak ada peningkatan jumlah kendaraan bermotor mulai dari kendaraan
penumpang berjumlah 175, kendaraan barang berjumlah 668, dan Mobil-bus berjumlah
615. Kemudian di tahun 2017 mengalami peningkatan yang cukup besar yaitu
kendaraan penumpang berjumlah 904, kendaraan barang berjumlah 1028, dan Mobil-
bus berjumlah 938. Kelancaran mobilitas penumpang maupun barang sangat
dipengaruhi oleh sarana dan prasarana transportasi antara lain infrastruktur jalan yang di
lengkapi dengan fasilitas keselamatan berlalu lintas. Jumlah kecelakaan lalu lintas
merupakan salah satu indikator dalam penyelenggaraan urusan perhubungan.
2.3.2.6. Komunikasi dan Informatika
Urusan komunikasi dan informatika dilaksanakan untuk meningkatkan
ketersediaan akses data dan informasi bagi instansi dan masyarakat,
mengembangkan infrastruktur jaringan komunikasi data di instansi, serta
mengembangkan sistem pelayanan pemerintahan dan pembangunan melalui e-Gov. Di
Kabupaten Mimika memiliki satu buah web site resmi milik pemerintah yaitu
www.mimikakab.go.id.
Strategi dalam rangka penyelenggaraan urusan komunikasi dan informatika
ditempuh dengan meningkatkan ketersediaan akses data informasi bagi instansi dan
masyarakat dengan kebijakan diarahkan pada pengembangan infrastruktur jaringan
komunikasi data dan instansi kemitraan dan kerjasama dengan media massa. Kandatel
Timika mempunyai 3 sentral otomot yang tersebar di 3 (tiga) Distrik yakni Mimika
Baru, Kuala Kencana dan Tembagapura. Sentral otomat masing-masing yang berbeda
kapasitasnya adapun kapasitas telepon otomat yang berada di Distrik Mimika Baru
adalah sebanyak 3.216 disentarl otomat Kuala Kencana sebanyak 1.258 yang menjadi
sentrak otomat di Distrik Tembagapura sehingga jumlah keselurahan kapasitas telepon
otomat dari tiga buah sentral otomat adalah 6.314 kapasitas telepon otomat yang ada
melayani 830 pelanggan kategori swasta dan 3.910 pelanggan rumah tangga terlihat
bahwa sentrak telepon otomat yang masih ada masih sanggup untuk melayani dua
ribuan pelanggan baru jika berminat memasang telepon baru hal ini merupakan
pekerjaan rumah tersendiri bagi Kandatel Mimika agar kapasitas yang ada seluruhnya
terpakai untuk melayani kebutuhan komunikasi masyarakat Timika.

2.3.2.7. Koperasi dan UMKM


Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan. Koperasi aktif adalah
koperasi yang dalam dua tahun terakhir mengadakan RAT (rapat anggota tahunan) atau
koperasi yang dalam tahun terakhir melakukan kegiatan usaha.
256

20
0 3 2

KUD Non KUD TNI/POLRI KPN Lainnya

Gambar 2.21: Jumlah Koperasi di Kabupaten Mimika Tahun 2012

Sumber: Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan UMKM Kabupaten Mimika

2.3.2.8. Penanaman Modal


Urusan Penanaman Modal adalah salah satu urusan yang menjadi indikator
ramahnya suatu Pemerintahan di Daerah terhadap kehendak berusaha bagi warga
masyarakat. Iklim yang kondusif suatu daerah tercermin dari dinamika penanaman
modal di daerah yang terus berkembang dengan signifikan. Pengembangan penanaman
modal bagi Pemerintah Kabupaten Mimika selain dalam rangka menggali potensi
unggulan daerah sekaligus memperkenalkan dan menawarkan kepada calon investor
baik dalam maupun luar negeri, juga mempunyai arti strategis bagi pertumbuhan
ekonomi daerah, pengurangan pengangguran dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat, sesuai Undang-undang Nomor 25 tahun 2007 tentang penanaman modal.

2.3.2.9. Persandian
Urusan persandian ditujukan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan
pemerintah dengan kebijakan pemantapan struktur organisasi dan tata kerja yang efektif
dan efisien, penyediaan sarana dan prasarana, peningkatan pengelolaan administrasi
daerah, peningkatan kapasitas lembaga perwakilan daerah dan peningkatan
pengendalian serta pengawasan pembangunan.
Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) Nomor 7
Tahun 2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan Persandian untuk Pengamanan
Informasi di Lingkungan Pemerintahan Provinsi dan Kabupaten/Kota, bahwa
persandian adalah kegiatan di bidang pengamanan data/informasi yang dilaksanakan
dengan menerapkan konsep, teori, seni, dan ilmu kripto beserta ilmu pendukung lainnya
secara sistematis, metodologis, dan konsisten serta terkait pada etika profesi sandi.
Selain itu, penyelenggaraan urusan persandian juga merupakan amanat Undang-undang
Nomor 23 Tahun 2014 menetapkan bahwa urusan persandian adalah urusan
pemerintahan konkuren yang bersifat wajib bagi seluruh pemerintah daerah di tingkat
provinsi, kabupaten, dan kota. Dalam pengaturannya secara jelas diamanatkan bahwa
instansi pusat wajib melakukan pembinaan dan pengawasan teknis kepada pemerintah
provinsi, selanjutnya pemerintah provinsi melakukan pembinaan dan pengawasan
kepada kabupaten/kota di bawahnya. Selama ini, Lembaga Sandi Negara sebagai
instansi pemerintah yang bertugas di bidang persandian sudah secara aktif melakukan
pembinaan persandian secara nasional, baik untuk pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah provinsi dan kabupaten/kota.

2.3.2.10. Perpustakaan
Perpustakaan merupakan sarana belajar yang terdapat berbagai macam koleksi
buku dan majalah, saat ini perpustakaan tidak hanya berfungsi sebagai tempat
penyimpanan buku dan majalah saja akan tetapi juga sebagai tempat penyimpanan map,
hasil seni, CD, dan lain sebagainya. Perpustakaan saat ini merupakan tempat yang
disediakan pada setiap instansi pembelajaran hal ini didukung agar system pembelajaran
lebih mudah terkait fokus-fokus pembelajaran.

2.3.2.11. Kearsipan
Arsip merupakan salah satu unsur penting dalam perencanaan sebagai bentuk
pengorganisasian informasi guna mencapai tujuan dalam proses pembangunan. Hal
tersebut dikarenakan arsip merupakan naskah yang dibuat sebagai bukti autentik atas
kinerja suatu organisasi, berbagai jenis kegiatan yang direncanakan, dilaksanakan dan
hasil evaluasi atas kinerja sebuah organisasi terekam dalam sebuah arsip. Arsip
merupakan rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai
dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima
oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi
politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

2.3.3. Fokus Urusan Penunjang


2.3.3.1. Pertanian
Di bidang pertanian, tanaman pangan yang cukup banyak ditanam di Kabupaten
Mimika yaitu jagung, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar dan sayursayuran. Sebagian
besar tanaman-tanaman tersebut berada di wilayah Distrik Mimika Baru dan Kuala
Kencana. Rata-rata produksi terbesar tahun 2012 adalah ubi kayu dan ubi jalar yaitu

Padi Jagung Kacang Tanah Ubi Kayu Ubi Jalar

85.53
80.52

33.11
23.3
12.05

Gambar 2.22: Rata-rata Produksi Tanaman Bahan Makanan (kuintal/ha) 2009-2012


81,87 Kuintal/Ha dan 77,99 Kuintal/ha. Di bidang peternakan, populasi ternak yang
paling banyak di kabupaten Mimika adalah populasi ternak ayam buras yaitu sebesar
55,41 persen.
Sumber : Dinas Peternakan, Tanaman Pangan dan Perkebunan Kab. Mimika Grafik 2.37 Luas
Panen Beberapa Jenis Sayuran (Ha) 2012

2.3.3.2. Kehutanan
Hutan terluas yang ada di Kabupaten Mimika adalah hutan produksi. Hutan

Taman Nasional Hutan Produksi


41% 42%
Hutan Produksi
Hutan APL
Hutan Lindung
Perairan
Taman Nasional

Perairan
0% Hutan APL
Hutan Lindung 3%
Gambar 2.23: Luas
14% Hutan menurut Peta Kawasan Hutan di Kab. Mimika 2012
produksi yang paling banyak berada di Distrik Mimika Barat. Distrik Tembagapura
memiliki hutan lindung dan hutan APL (Areal Penggunaan Lain) yang terluas
dibandingkan dengan distrik lainnya.
Sumber: Dinas Kehutanan Kabupaten Mimika
2.3.3.3. Kelautan dan Perikanan
Di bidang perikanan, alat penangkapan ikan yang banyak digunakan para
nelayan adalah alat pancing lainnya dan jaring insang. Penggunaan jarring insang
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Sedangkan perahu yang digunakan
untuk menangkap ikan sebagian besar menggunakan perahu tanpa motor dengan jumlah
yang menurun dari tahun sebelumnya. Dari sisi produksi ikan, kabupaten ini mengalami
penurunan produksi dari tahun sebelumnya.
Sektor Perikanan laut di Kabupaten Mimika masih menjadi penyumbang
produksi perikanan dengan kuantitas terbanyak di bandingkan dua sektor lainnya yaitu
perikanan umum dan darat, Sehingga perikanan laut terutama di laut Arafuru di sebelah
selatan Kabupaten Mimika memiliki banyak sumberdaya perikanan yang sangat baik.

2.3.3.4. Perindustrian
Jumlah Industri di kabupaten Mimika pada tahun 2011 adalah 23 unit usaha,
turun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 31 unit usaha. Penurunan jumlah unit
usaha juga menyebabkan menurunnya jumlah tenaga kerja yang diserap dari 147 tenaga
kerja pada tahun 2010 menjadi 106 tenaga kerja pada tahun 2011.
Di Kabupaten Mimika terdapat kegiatan pertambangan non migas dan
penggalian. Pertambangan non migas yang diusahakan oleh perusahaan PT Freeport
Indonesia menghasilkan tembaga dan emas. Pada tahun 2011 produksi tambang PT
Freeport Indonesia mencapai 846 juta pound tembaga dan 1272 ribu ons emas. Jika
dibandingkan dengan produksi tahun 2010, produksi tahun 2011 mengalami penurunan
sebesar 33,85 persen untuk komoditi emas dan 74,01 persen untuk komoditi tembaga .
Penurunan sangat tajam terjadi pada kuartal ke 4, disebabkan terjadi pemogokan
karyawan PT. Freeport Indonesia dalam rangka menuntut kenaikan upah.
2.3.3.5. Perdagangan
Jumlah penerbitan surat ijin perdagangan tahun 2012 adalah SIUP tercatat 450
surat ijin, dan SITU tercatat 1.355 suat ijin yang dibuat oleh Dinas Koperrasi,
Perindustrian, Perdagangan dan UKM Kabupaten Mimika. Volume beras yang masuk
dan keluar dari gudang DOLOG Kabupaten Mimika pada tahun 2012 berturut-turut
adalah 8.190 ton dan 8.190 ton beras. Arus masuk dan keluarnya beras DOLOG ini
bervariasi dari bulan ke bulan. Volume beras masuk terbesar terjadi pada bulan Oktober
yakni sebesar 1.663 ton dan yang terendah yakni pada bulan Januari 2012 yakni 0 ton
beras. Sedangkan untuk bulan Oktober dimana terjadi pemasukan beras tertinggi
selama tahun 2012 ternyata tidak menduduki posisi tertinggi pula untuk kategori
pengeluaran beras (penyaluran), tetapi penyaluran tertinggi terjadi pada bulan April
yaitu 1.240 ton, dan posisi penyaluran yang terendah terjadi dibulan Februari sebesar
170 ton. Jumlah BBM yang disalurkan pada tahun 2012 secara umum naik dibanding
tahun 2010.

Tabel 2.14: Jumlah Penerbitan Surat Ijin Perdagangan oleh Dinkopindag dan UKM
Mimika menurut Bulan, 2009-2012
JENIS SURAT IJIN
BULAN
SIUP SITU SIUP SITU SIUP SITU
Januari 45 147 45 145 48 174
Februari 45 164 45 123 38 128
Maret 59 189 59 159 50 122
April 167 140 167 93 27 150
Mei 36 167 36 115 36 141
Juni 48 237 48 93 69 115
Juli 32 174 32 85 12 89
Agustus 61 141 61 101 35 84
September 28 65 28 67 37 85
Oktober 32 16 32 90 50 84
November 21 103 21 92 37 128
Desember 31 94 31 57 11 55
Sumber: Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan UKM Kab. Mimika

2.4. ASPEK DAYA SAING


2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
Perekonomian Kabupaten Mimika mengalami pertumbuhan cukup baik
khususnya pada PDRB-TT (Tanpa Tambang) sekalipun terjadi penurunan pada tahun
2011 namun pertumbuhannya naik kembali menjadi 13,82% pada tahun 2012 . Namun
pada PDRB-T (Tambang) tahun 2010 dan 2011 terJadi penurunan yang begitu jauh
hingga -24,80% setelah tahun 2009. Pertumbuhan ituu kembali membaik pada tahun
2012 hingga 7,85%. Pada inflasi regional kabupaten Mimika tahun 2009-2012 hanya
terjadi kenaikan dari tahun 2009 hingga 2010 sebesar 8,72% dan terjadi penurunan pada
tahun 2011 hingga tahun 2012 menjadi 6,58%.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mimika pada tahun 2012 mencapai 6,43%.
Angka pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun
sebelumnya yang hanya mencapai 6,41%. Pertumbuhan ekonomi tahun 2012 ini
menyebabkan rata-rata pertumbuhan ekonomi selama lima tahun terakhir (2008-2012)
mencapai 5,82%. Hasil pengolahan PDRB tahun 2012 menunjukan pertumbuhan positif
di semua sektor. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor Perdagangan, Hotel dan
Restoran dan sebesar 9,75%. Sektor perdagangan, hotel dan restoran atas dasar berlaku
mengalami kenaikan kontribusi dari 9,97 pada tahun 2011 menjadi 9,75% pada tahun
2012.

2.4.2. Fokus Infrastruktur dan Fasilitas Wilayah


2.4.2.1. Aksesibilitas Daerah
Kondisi jalan yang ada di Kabupaten Mimika masih banyak yang kondisinya
tidak bagus. Dari Dinas Pekerjaan Umum diperoleh data bahwa dari 590,71 km jalan di
kabupaten ini sepanjang 270,99 km atau 52% merupakan jalan rusak. Namun, jika
dibandingkan dengan tahun-tahun yang lalu, kondisi jalan di kabupaten ini sedikit demi
sedikit mengalami perbaikan. Hal ini dapat dilihat dari panjang jalan yang termasuk
dalam kategori baik dan sedang yang mengalami peningkatan. Sedangkan jalan yang
termasuk kategori rusak berkurang dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk permukaan
jalan yang beraspal mengalami peningkatan sehingga diharapkan dapat memperlancar
transportasi penduduk dalam melakukan aktivitasnya.

2.4.2.2. Fasilitas Listrik


Jumlah pelanggan listrik PLN di kabupaten Mimika pada tahun 2011 mencapai
10.563 pelanggan. Tenaga listrik yang diproduksi PLN selama 2011 mencapai
50.070.406 KWH. Dari 50.070.406 Kw listrik yang diproduksi dan dialirkan oleh PLN
di Tahun 2012, sebesar 44.722.323 Kw terjual pada pelanggan dengan penjualan
terbesar pada kelompok pelanggan rumah tangga yakni sebesar 84,85 persen, sedangkan
penjualan terkecil pada kelompok pelanggan kantor pemerintah yakni sebesar, 0,77
persen kondisi ini terjadi di Distrik Mimika Baru, Kuala Kencana sedang Distrik
Tembagapura Energi Listrik bersumber dari PLTU milik PT. FI yang berlokasi di
pelabuhan Amamapare (Portsite). Untuk Distrik Jita, Jila, Agimuga, Mimika Timur
Jauh, Mimika Timur, Mimika Tengah, Mimika Barat, Mimika Barat Tengah, Mimika
Barat Jauh sama sekali belum terlayani PLN

2.4.2.3. Ketersediaan Fasilitas Perdagangan dan jasa


Jumlah penerbitan surat ijin perdagangan tahun 2012 adalah SIUP tercatat 450
surat ijin, dan SITU tercatat 1.355 suat ijin yang dibuat oleh Dinas Koperrasi,
Perindustrian, Perdagangan dan UKM Kabupaten Mimika. Tahun 2011 jumlah Hotel
dengan klasifikasi berbintang naik menjadi 4 hotel dari 3 hotel di tahun 2010. Jumalah
keseluruhan hotel 25 hotel, tidak ada penambahan jumlah hotel di kabupaten Mimika.

2.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi


Daya tarik investor untuk menanamkan modalnya sangat dipengaruhi
faktor-faktor seperti tingkat suku bunga, kebijakan perpajakan dan regulasi
perbankan, sebagai infrastruktur dasar yang berpengaruh terhadap kegiatan
investasi. Penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) salah satunya berasal dari Pos
Pajak Daerah yang pelaksanaannya mendasarkan pada peraturan perundang -
undangan yang berlaku. Pajak daerah di Kabupaten Mimika terdiri dari pajak daerah,
retribusi, laba BUMD, Bagi Hasil Pajak/Bukan, DAU, DAK, Hibah, Dana Darurat,
Pajak Provinsi, Dana Penyesuaian dan Otsus. Selama tahun 2011, penerimaan pajak
daerah sebesar Rp.1.301.645.608.464. Pada tahun 2012 mengalami peningkatan
penerimaan daerah sebesar Rp.1.446.597.084.400.

2.4.4. Fokus Sumberdaya Manusia


Penyebaran kelompok usia penduduk di Kabupaten Mimika menggambarkan
piramida yang membesar pada bagian tengah. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok
muda dan produktif di Kabupaten Mimika lebih besar dibandingkan kelompok tua.
Bentuk piramida tersebut juga mengindikasikan akan adanya bonus demografi di

60-64

50-54

40-44

30-34

20-24

10-14

0-4

Jumlah Jumlah

Gambar 2.: Piramida Penduduk Kabupaten Mimika Tahun 2018


Kabupaten Mimika.
Sumber: Kabupaten Mimika Dalam Angka 2018

Bonus demografi terjadi manakala jumlah penduduk usia produktif lebih tinggi
dibandingkan dengan penduduk usia produktif. Akan menjadi bonus investasi sumber
daya manusia apabila Pemerintah Kabupaten Mimika dapat mengelola dengan baik
kondisi yang ada, sehingga akan menjadi suatu momentum/asset yang menguntungkan.
Bonus demografi akan menjadi ancaman bagi daerah, manakala keberadaan usia
produktif tidak memiliki kompetensi dan daya saing, sehingga menjadi pengangguran
dan beban daerah. Perlu adanya kebijakan pemerintah melalui program dan dukungan
untuk menciptakan generasi muda yang responsif terhadap pasar tenaga kerja dengan
tetap memegang nilai-nilai kearifan lokal.
Kemajuan pembangunan manusia dapat dilihat dari pertumbuhan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM). Angka IPM Kabupaten Mimika tahun 2009 sebesar
68,49, tahun 2010 naik sebesar 69,08, tahun 2011 meningkat menjadi 69,68 dan pada
tahun 2012 naik lagi menjadi 70,28. Komponen pembentuk IPM yang mendukung
peningkatan IPM Kabupaten Mimika juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun
sebelumnya. Tahun 2009 Angka Harapan Hidup (AHH) berada pada 69,87, tahun 2010
Angka Harapan Hidup sebesar 70,20, tahun 2011 meningkat menjadi 70,53 dan pada
tahun 2012 AHH menigkat lagi menjadi 70,86. Angka Melek Huruf (AMH) tahun 2009
berada di 87,29%, tahun 2010 naik sebesar 87,96, tahun 2011 meningkat menjadi 88,19
dan pada tahun 2012 meningkat lagi menjadi 8,72%.

Anda mungkin juga menyukai