Anda di halaman 1dari 7

PARKINSON

Filed under: Uncategorized Leave a comment January 13, 2011 PENYAKIT PARKINSON DISUSUN OLEH : 1. ARIF TRI MARYANTO 2. SITI NUR WAHYUNI 3. SRI RAHAYU DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2010 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kuliah ini. Makalah ini disusun untuk mempelajari dan mengetahui tentang Penyakit Parkinson. Selama menyelesaikan tugas ini kami telah mendapatkan banyak referensi dari berbagai media maupun dari buku-buku yang sudah kami pelajari. untuk mengetahui tentang hal ini. Kami menyadari bahwa Makalah ini belum sempurna, tetapi kami berharap, ini dapat memberikan pengetahuan yang berarti dan dapat menambah wawasan bagi kita semua.. Jombang, 22 Oktober 2010 Penyusun PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf (neurodegenerative) yang bersifat progressive, ditandai dengan ketidakteraturan pergerakan (movement disorder), tremor pada saat istirahat, kesulitan pada saat memulai pergerakan, dan kekakuan otot. Pada penyakit Parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami kemunduran sehingga pembentukan dopamin berkurang dan hubungan dengan sel saraf dan otot lainnya juga lebih sedikit. Penyebab dari kemunduran sel saraf dan berkurangnya dopamin biasanya tidak diketahui. Tampaknya faktor genetik tidak memegang peran utama, meskipun penyakit ini cenderung diturunkan. B.Tujuan 1. Untuk memahami definisi, epidemiologi, etiologi, patogenesis, gambaran klinis, diagnosis, penatalaksanaan dan Asuhan keperawatan pada Penyakit Parkinson. 2. Meningkatkan kemampuan dalam penulisan asuhan keperawan. PEMBAHASAN

A. Definisi Penyakit Parkinson meruakan suatu gangguan neurologist progresif yang mengenai pusat otak yang bertanggung jawab untuk mengontrol dan mengatur gerakan.Karakteristik yang muncul berupa bradikinesia (perlambatan gerakan),tremor,dan kekakuan otot. B. Penyebab Penyakit Parkinson belum di ketahui penyebabnya atau ideopatik.Parkinsonisme ideopatik adalah penyakit Parkinson atau paralysis agitans.Merupakan suatu penyakit progresif yang menyerang usia pertengahan atau lanjut.Tidak ditemukan sebab genetik yang jelas dan tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkannya. C. Patofisiologis Pada penyakit Parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami kemunduran sehingga pembentukan dopamin berkurang dan hubungan dengan sel saraf dan otot lainnya juga lebih sedikit. Penyebab dari kemunduran sel saraf dan berkurangnya dopamin biasanya tidak diketahui. Tampaknya faktor genetik tidak memegang peran utama, meskipun penyakit ini cenderung diturunkan. Penyakit Parkinson dimulai secara samar-samar dan berkembang secara perlahan. Pada banyak penderita, pada mulanya Penyakit Parkinson muncul sebagai tremor (gemetar) tangan ketika sedang beristirahat, tremor akan berkurang jika tangan digerakkan secara sengaja dan menghilang selama tidur. Stres emosional atau kelelahan bisa memperberat tremor. Pada awalnya tremor terjadi pada satu tangan, akhirnya akan mengenai tangan lainnya, lengan dan tungkai. Tremor juga akan mengenai rahang, lidah, kening dan kelopak mata. D. Manifestasi Klinis Manifestasi utama penyakit Parkinson adalah gangguan gerakan,kaku otot,tremor menyeluruh,kelemahan otot,dan hilangnya refleks postural. Tanda awal meliputi kaku ekstermitas dan menjadi kaku pada bentuk semua gerakan. Keadaan ini meningkat bila asien sedang berkonsentrasi atau merasa cemas dan muncul pada saat pasien istirahat. 4 Tanda dan gejala utama Penyakit Parkinson: 1. Menggeletar (pada jari, tangan, kaki, rahang dan / atau muka) 2. Kaku pada anggota badan (tangan, kaki dan / atau tubuh badan Rigidity) 3. Pergerakan badan yang perlahan (Bradykinesia) 4. Masalah ketidakseimbangan postur dan koordinasi badan yang dapat mengakibatkan jatuh. E. Penatalaksanaan Medis Penatalaksanaan medis dapat dilakukan dengan medikamentosa seperti: 1. Antikolinergik untuk mengurangi transmisi kolinergik yang berlebihan ketika kekurangan dopamin. 2. Levodopa, merupakan prekursor dopamine, dikombinasi dengan karbidopa, inhibitor dekarboksilat, untuk membantu pengurangan L-dopa di dalam darah dan memperbaiki otak. 3. Bromokiptin, agonis dopamine yang mengaktifkan respons dopamine di dalam otak. 4. Amantidin yang dapat meningkatkan pecahan dopamine di dalam otak. 5. Menggunakan monoamine oksidase inhibitor seperti deprenil untuk menunda serangan ketidakmampuan dan kebutuhan terapi levodopa. F. WEB OF CAUTION ( WOC ) Factor predisposisi lesi disubstansial nigra :Usia dan asteriosklerotis,post-ensefalitis,Induksi obat,dan keracunan logam berat. dopamine menipis dalam substansia nigra dan korpus statum

Kehilangan kelola dari substansi nigra Globus palidus yang mengeluarkan impuls yang normal Impuls globus palidus ini tidak melakukan inhibisi terhadap korteks piramidalis dan extrapiramidalis Kerusakan control gerakan volunter yang memiliki ketangkasan sesuai dan gerakan otomatis Manifestasi otonom GangguanS.III Aliran darah serebral regional menurun Gangguan S.VIII Tremor ritmik bradikinesia Gangguan kontraksi Otot-otot bola mata Rigiditas deserebrasi Berkeringat,kulit berminyak Sering dermatitis,rasa lelah Berlebihan dan otot terasa Nyeri,hipotensi postural, Penurunan kemampuan Batuk efektif Manifestasi psikiatrik Perubahan wajah dan Sikap tubuh Perubahan gaya berjalan, Kekuatan dalam Beraktifitas. Gangguan konvergensi Perubahan kepribadian, Psikosis,dimensia, Dan konfusi akut. Hambatan mobolitas fisik Gangguan citra diri Pandangan kabur Penurunan aktivitas fisik umum a. Resiko tinggi kebersihan jalan

nafas tidak efektif, b.Resiko penurunan perfusi perifer c. nyeri otot d. gangguan pemenuhan ADL Kognitif menurun, Presepsi menurun, Akut menurun. Perubahan persepsi Sensorik visual Resiko komstipasi Gangguan eliminasi alvi -Kerusakan komunikasi Verbbal -Perubahan proses Pikir -Koping individu Tidak efektif ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengakajian Pengumpulan data subyektif dan obyektif pada klien dengan gangguan sistem persyarafan meliputi anamnesis riwayat penyakit,pemeriksaan fisik,pemeriksaan diagnostik, dan pengakajian psikososial. 1. Anamnesis Identitas klien lengkap Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah gangguan gerakan,kaku otot,tremor menyeluruh,kelemahan otot dan hilangnya refleks postural. 2. Riwayat Penyakit saat Ini Pada anamnesis,sering klien mengeluhkan adanya tremor pada salah satu tangan dan lengan,kemudian ke bagian yang lain dan akhirnya bagian kepala,walaupun tremor ini tetap unilateral. 3. Riwayat Penyakit Dahulu Pengkajian yang dilakukan adalah dengan mengajukan pertanyaan tentang adanya riwayat hipertensi,diabetes melitus,penyakit jantung,anemia,pengobatan obat-obat antikoagulan,aspirin,vasodilator,penggunaan obat-obat antikolinergik dalam jangka waktu yang lama. 4. Riwayat Penyakit Keluarga Walaupun tidak di temukan adanya hubungan penyakit parkinson dengan sebab genetik yang jelas,perawat perlu melakukan pengkajian riwayat penyakit pada keluarga. 6. Pengkajian Psiko-sosio-spiritual Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien perlu dilakukan untuk menilai respon emosi klien terhadap penyakit yang di deritanya. 7. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan per sistem (B1-B6) dan terarah dengan fokus pemeriksaan fisik pada pemeriksaan B3 dan di hubungkan dengan keluhan klien. 8. Keadaan Umum Klien dengan penyakit parkinson umumnya tidak memiliki penurunan kesadaran.Adanya perubahan pada tanda-tanda vital,yaitu bradikardi,hipotensi dan penurunan frekuensi pernapasan. B. Diagnosa Keperawatan 1. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kekakuan dan kelemahan otot. 2. Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan kelemahan neuromuscular,menurunnya kekuatan,kehilamgan control/koordinasi. 3. Gangguan eliminasi alvi (konstipasi) yang berhubungan dengan medikasi dan penurunan aktivasi. 4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan tremor,pelambatan dalam proses makan,kesulitan mengunyah,dan menelan. 5. Hambatan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan volume bicara,pelambatan bicara,ketidak mampuan menggerakkan otot-otot wajah. 6. Koping individu tidak efektif yang berhungan dengan depresi dan disfungsi karena perkembangan penyakit. 7. Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan sumber informasi proedur perawatan rumah yang tidak adekuat. C. Intervensi Keperawatan 1. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kekakuan dan kelemahan otot. Tujuan : Dalam waktu 2 x 24 jam,klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya. Kriteria hasil : Klien dapat ikut serta dalam program latihan,tidak terjadi kontraktur sendi,bertambahnya kekuatan otot,klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas. INTERVENSI RASIONAL Kaji mobilitas yang ada dan observasi peningkatan kerusakan.Kaji secara teratur fungsi motorik. Mengetahui tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktivitas. Lakukan program latihan yang meningkatkan kekuatan otot. Meningkatkan koordinasi dan ketangkasan,menurunkan kekuatan otot dan mencegah kontraktur bila otot tidak di gunakan. Lakukan latihan postural. Latihan postural untuk melawan kecenderungan kepala dan leher tertarik ke depan dan ke bawah. Ajarkan teknik berjalan khusus : - Klien di anjurkan untuk latihan berjalan dengan di iringi musik marching band atau lagu karena hal ini memberikan rangsangan sensorik. - Melakukan periode istirahat yang sering untuk membantu pencegahan frustasi dan kelelahan. Teknik berjalan kusus dapat juga dipelajari untuk mengimbangi gaya berjalan menyeret dan kecenderungan tubuh condong ke depan. Anjurkan mandi hangat dan masase otot. Mandi hangat dan masase membantu otot-otot rileks saat melakukan aktivitas pasif dan aktif dan mengurangi nyeri otot akibat spasme yang mengakibatkan kekuatan. Bantu klien melakukan latihan ROM,perawatan diri sesuai toleransi. Untuk memelihara

fleksibilitas sendi sesuai kemampuan. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien. Meningkatkan kemampuan dalam mobilasasi ekstremitas dapat ditingkatkan dengan latihan fisik oleh tim fisioterapis. 2. Gangguan eliminasi alvi (konstipasi) yang berhubungan dengan medikasi dan penurunan aktivasi. Tujuan : Dalam waktu 2 x 24 jam,kebutuhan eliminasi alvi terpenuhi. Kriteria hasil : Klien dapat defekasi secara spontan dan lancer tanpa menggunakan obat,konsistensi feses lembek,tidak teraba massa pada colon,bising usus normal ( 15-30 x/mnt ) INTERVENSI RASIONAL Monitor adanya konstipasi. Klien Parkinson mempunyai masalah konstipasi berat.Faktorfaktor yang menyebabkan kondisi ini adalah melemahnya otot-otot yang di gunakan dalam defekasi,kurangnya latihan,tidak adekuatnya asupan cairan,dan penurunan aktifitas system saraf otonom dan obat-obatan di gunakan untuk mengobati penyakit,juga menghambat sekresi normal usus. Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebab konstipasi. Klien dan keluarga akan mengerti tentang penyebab konstipasi. Modifikasi defekasi yang teratur.Anjurkan pada klien untuk makan makanan yang mengandung serat. Defekasi yang teratur dan rutin dapat membangun semanngat klien untuk mengikuti pola yang teratur,sadar untuk meningkatkan asupan cairan dan makan makanan yang mengandung serat.Diet seimbang tinggi kandungan serat merangsang peristaltic dan eliminasi regular. Atur posisi duduk toilet. Dudukan toilet di tinggikan untuk memudahkan aktifitas toileting karena klien sulit bergerak dari posisi berdiri ke posisi duduk. Bila klien mampu minum,berikan asupan cairan yang cukup ( 2 liter/hr ).Jika tidak ada kontra indikasi. Asupan cairan adekuat membantu mempertahankan konsistensi feses yang sesuai pada usus dan membantu eliminasi regular. Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian pelunak feses. Pelunak feses meningkatkan efisiensi pembahasan air pada usus yang melunakkan massa feses dan membantu eliminasi. 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan tremor,pelambatan dalam proses makan,kesulitan mengunyah,dan menelan Tujuan : Dalam waktu 3 x 24 jam kebutuhan nutrisi klien terpenuhi. Kriteria hasil : Mengerti tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh,memperlihatkan kenaikan berat badan sesuai dengan hasil pemeriksaan laboratorium. INTERVENSI RASIONAL Evaluasi kemampuan makan klien. Klien mengalami kesulitan dalam mempertahankan berat badan mereka.mulut mereka kering akibat obat-obatan dan mengalami kesulitan mengunyah dan menelan. Klien berisiko mengalami aspirasi akibat penurunan refleks batuk. Observasi atau timbang berat badan jika memungkinkan. Tanda kehilangan berat badan ( 710 %) dan kekurangan asupan nutrisi.Menunjang terjadinya katabolisme,kandungan glikogen dalam otot,dan kepekaan terhadap pemasangan ventilator. Manajemen mencapai kemampuan menelan : 1. gangguan menelan di ebabkan oleh tremor pada lidah,ragu ragu dalam memulai menelan,keulitan dalam membentuk makanan dalam bentuk bolus. 2. Makanan setengah padat dengan sedikit air memudahkan untuk menelan. 3. Klien di anjurkan untuk menelan secara berurutan.

4. Klien di ajarkan untuk meletakkan makanan di atas lidah,menutup bibir dan gigi,dan menelan. 5. Klien di anjurkan untuk mengunyah pertama kali pada satu sisi mulut dan kemudian ke sisi lain. 6. Untuk mengontrol air liur,klien di anjurkan untuk menahan kepala tetap tegak dan membuat keadaan sadar untuk menelan. 7. Masase otot wajah dan leher sebelum makan dapat membantu. 8. Berikan makanan kecil dan lunak. Meningkatkan kemampuan klien dalam menelan dan dapat membantu pemenuhan nutrisi klien melalui oral. Tujuan lain adalah mencegah terjadinya kelelahan,memudahkan masuknya makanan,dan mencegah gangguan pada lambung. Monitor memakai alat Bantu. Pemanasan elektrik di gunakan untuk menjaga makanan tetap hangat dan klien di ijinkan untuk istirahat selama waktu yang di tetapkan untuk makan,alat alat kusus juga membantu makan. Kaji fungsi system ke gastrointestinal meliputi suara bising usus,catat terjadinya perubahan di dalam lambung seperti mual,muntah.Observasi perubahan pergerakan usus misalnya diare,konstipasi. Fungsi system gastrointestinal sangat penting untuk asupan makanan.Ventilator dapat menyebabkan kembung pada lambung dan perdarahan lambung. Anjurkan pemberian caiaran 2500 cc/hr selama tidak terjadi gangguan jantung. Mencegah terjadinya dehidrasi akibat penggunaan ventilator selama klien tidak sadar dann mencegah terjadinya konstipasi. Lakukuan pemeriksaan laboratorium yang di indikasikan,seperti serum,trasferin,BUN/kreatinin dan glukosa. Memberikan informasi yang tepat tentang keadaan nutrisi yang di butuhkan klien. PENUTUP A. Kesimpulan Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf (neurodegenerative) yang bersifat progressive, ditandai dengan ketidakteraturan pergerakan (movement disorder), tremor pada saat istirahat, kesulitan pada saat memulai pergerakan, dan kekakuan otot.Penyebab pasti penyakit Parkinson masih belum diketahuii, meskipun penelitian mengarah pada kombinasi faktor genetik dan lingkungan Penderita Penyakit Parkinson mengalami kesulitan dalam memulai suatu pergerakan dan terjadi kekakuan otot. Jika lengan bawah ditekuk ke belakang atau diluruskan oleh orang lain, maka gerakannya terasa kaku. Kekakuan dan imobilitas bisa menyebabkan sakit otot dan kelelahan. Kekakuan dan kesulitan dalam memulai suatu pergerakan bisa menyebabkan berbagai kesulitan. B. Saran 1. Berikan penjelasan yang jelas kepada pasien tentang penyakitnya dan untuk mencegah terjangkitnya penyakit Parkinson dan mempercepat penyembuhan. 2. Penatalaksanaan yang efektif dan efisien pada pasien untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan mencegah terjadinya komplikasi.

Anda mungkin juga menyukai