Anda di halaman 1dari 27

FK UMP, Blok III KULIAH K 15 PENELITIAN OPERASIONAL DOSEN DR.H.

SYAHRUL MUHAMMAD, MARS

Menjelaskan tentang :
Filsafat Pengetahuan, Ilmu dan Filsafat Landasan Ilmu Sarana berfikir Ilmiah Metode penelitian Ilmiah Berbagai cara memperoleh pengetahuan Penelitian sosial. (termasuk penelitian operasional) Tipologi penelitian kedokteran
Survei Penelitian epidemiologik

Penelitian operasional dalam bidang Dokter keluarga. Contoh contoh

Referensi
DR.Soekidjo Notoatmojo Metode Penelitian Kesehatan, Cetakan pertama 1993, PT.Rineka Cipta, Jakarta DR.Ahmad Watik Pratiknya Dasar dasar metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, PT Grafindo Persada Jakarta, cetakan ke 4, tahun 2001. Masri Singa Rimbun & Sofian Efendi (editor) Metodology Penelitian Survey LP3ES Jakarta 1989. Dr.Azrul Azwar, MPH Pengantar Dokter Keluarga, Yayasan Penerbit IDI, cetakan pertama 1996

FILSAFAT ILMU
Filsafat (bahasa Yunani)
Filo > cinta, menyenangi Sofia > bijaksana

Orang yang selalu mendambakan kebijaksanaan adalah orang orang yg pandai, yg selalu mencari kebenaran Dalam mencari kebenaran ini mrk mendasarkan kepada pemikiran dan logika, bahkan berspekulasi. Hal ini terjadi pada zaman sebelum ilmu berkembang

FILSAFAT ILMU
Hasil pemikiran mereka ini kemudian menjadi tantangan bagi ilmuwan. Dalam menemukan kebenaran lebih mementingkan penemuan penemuan empiris. Logika bukan sebagai metoda untuk menemukan /mencari kebenaran tersebut. Lahirnya ilmu adalah karena ketidakpuasan para ilmuwan terhadap penemuan kebenaran oleh para filosof, > ilmu adalah bentuk-bentuk perkembangan ilmu filsafat Ilmu Filsafat merupakan induk dari pada ilmu.

Filsafat ilmu
DR.Soekidjo Notoatmojo, Metode Penelitian Kesehatan, Jkt 1993

Filsafat

Filsafat moral

Filsafat alam

Rumpun Ilmu ilmu sosial (Social sciences) Antropologi Psikologi ekonomi sosiologi ilmu politik

Rumpun Ilmu ilmu alam (Natural sciences)

Ilmu Alam (Physical sciences) Ilmu hayat (biological sciences)

PENGETAHUAN, ILMU & FILSAFAT

Manusia

Ciptaan Tuhan yg sempurna

Memahami alam sekitar

Pengetahuan (knowledge)

What ? Apa air ?, apa manusia ?, apa alam ?, dsb

ilmu (sciences)

Why ?, How ? mengapa air mendidih ? bila di panaskan, mengapa bumi berputar, mengapa manusia bernapas , dll

Filsafat

kajian tidak terbatas pada fakta fakta saja, melainkan sampai jauh di luar fakta, batas kajian filsafat adl logika/daya fikir manusia why ? and why ? and why dst sampai jawaban paling akhir yg dpt diberikan oleh fikiran.

Syarat syarat disebut Ilmu


Mempunyai objek kajian Mempunyai metoda pendekatan Disusun secara sistimatis Bersifat universal

Ilmu menjawab atas pertanyaan "Why" dan "How", sedangkan filsafat menjawab pertanyaan "Why and Why and Why" dan seterusnya sampai jawaban paling akhir yang dapat diberikan oleh pikiran atau budi manusia. Dalam perkembangan filsafat menjadi ilmu terdapat taraf peralihan. Dalam taraf peralihan ini maka bidang pengkajian filsafat menjadi lebih sempit, tidak lagi menyeluruh melainkan sektoral.

Di sini orang tidak lagi mempermasalahkan moral secara keseluruhan, melainkan mengkaitkannya dengan kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang kemudian berkembang menjadi ilmu ekonomi.

Namun demikian, dengan taraf ini secara konsepsual ilmu masih mendasarkan diri pada norma-norma filsafat. Misalnya ekonomi masih merupakan penerapan etika (applied ethics) dalam kegiatan manusia memenuhi kebutuhan hidupnya.
Metoda yang dipakai adalah normatif dan deduktif (berfikir dari hal-hal yang umum kepada yang bersifat khusus) berdasarkan asas-asas moral yang filsafat. Pada tahap selanjutnya ilmu menyatakan dirinya otonom dari konsepkonsep filsafat dan bertumpu sepenuhnya pada hakikat alam sebagaimana. adanya.

Metoda deducto hypotetiko verifikatif


DR.Soekidjo Notoatmojo, Metode Penelitian Kesehatan, Jkt 1993

DEDUKSI

Berdasarkan pengalaman pengalaman atau teori teori atau dokma dokma yg bersifat umum dilakukan dugaan dugaan atau hipotesa

HIPOTESIS

adalah dugaan sementara yg ditarik berdasarkan teori, dogma atau pengalaman pengalaman

VERIFIKASI

Adalah proses pembuktian untuk hipotesis yg telah di susun melalui kegiatan penelitian

INDUKSI

Hasil penelitian tersebut di susun ke dalam suatu teori yg umum

August Comte (1798-1857) membagi tiga tingkat perkembangan ilmu pengetahuan tersebut di atas kedalam, tahap: religius, metafisik, dan positif. Hal ini dimaksudkan dalam tahap pertama maka asas religilah yang dijadikan postulat atau dalil ilmiah, sehingga ilmu merupakan deduksi atau penjabaran dari ajaran religi (deducto). Q.s. Al-Anbiyaa : 30 Dari air, Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Q.S Al-Furqaan : 2 Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran- ukurannya dengan serapirapinya

LANDASAN ILMU
Filsafat ilmu ini ingin menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu tersebut, seperti: 1. Obyek apa yang ditelaah ilmu? Bagaimana ujud hakiki obyek tersebut ? 2. Bagaimana hubungan obyek dengan daya tangkap manusia (misalnya: berpikir, merasa, mengindera)? 3. Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurya? 4. Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar? Apa yang disebut kebenaran itu sendiri? Apa kriterianya? Cara, teknik, atau sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu? 5. Untuk apa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana hubungan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metoda ilmiah dan norma-norma moral/profesional?

Landasan landasan ilmu :


Landasan ontologis, adalah tentang obyek yang ditelaah ilmu. Hal ini berarti tiap ilmu harus mempunyai obyek telaahan yang jelas. Oleh karena diversifikasi ilmu terjadi atas dasar spesifikasi obyek telaahannya, maka tiap disiplin ilmu mempunyai landasan ontologi yang berbeda. Landasan Epistimologi, adalah cara yang digunakan untuk mengkaji atau menelaah sehingga diperolehnya ilmu tersebut. Secara umum metoda ilmiah pada dasarnya sama untuk semua disiplin ilmu, yaitu berupa proses kegiatan induksi deduksiverifikasi. Landasan axiologi adalah berhubungan dengan penggunaan ilmu tersebut dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia. Dengan perkataan lain apa yang dapat disumbangkan ilmu terhadap pengembangan ilmu itu sendiri serta membagi peningkatan kualitas hidup manusia.

Cara tradisional
Tradisional
Trial & error Kekuasaan otoritas Pengalaman pribadi Memakai jalan fikiran
Induksi deduksi

modern
Ilmiah

Induksi: 1. Proses penarikan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan khusus kepernyataan yang umum. Oleh karena proses berfikir induksi itu beranjak dari hasil pengamatan indera (hal nyata), maka dapat dikatakan induksi beranjak dari halhal yang kongkrit kepada hal-hal yang abstrak. 2. Proses berfikir induksi dikelompokkan menjadi 2 : 1. Induksi sempurna ; apabila kesimpulan diperoleh berupa penjumlahan dari kesimpulan khusus.tiap-tiap anak yang lahir prematur perkembangannya lambat, Jadi kesimpulannya, semua anak yang lahir prematur perkembangannya lambat. 2. Induksi tak sempurna terjadi apabila kesimpulan tersebut diperoleh dari lompatan dari peryataan-peryataan yang khusus. Hal ini berarti bahwa dasar dari kesimpulan tersebut bukan penjumlahan dari tiap-tiap subyek yang diamati, melainkan hanya beberapa subyek saja sebagai sampel. Misalnya: 1. Indonesia negara berkembang Infant Mortality Rate (=IMR) nya tinggi, 2. India negara berkembang IMRnya tinggi, 3. Tanzania negara berkembang IMRnya tinggi, 4. Brazilia negara berkembang IMRnya tinggi, 5. Jadi semua negara berkembang IMRnya tinggi.

Deduksi: Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari peryataan-pernyataan umum ke khusus. Aristoteles (384-322 SM) mengembangkan cara berfikir deduksi ini ke dalam suatu cara yang disebut "silogisme". Silogisme ini merupakan suatu bentuk deduksi yang memungkinkan seseorang untuk dapat mencapai kesimpulan yang lebih baik. Di dalam proses berfikir deduksi berlaku bahwa sesutau yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga Pernyataan pertama disebut premis mayor, yang berisi pernyataan yang bersifat umum. Pemyataan kedua yang sifatnya lebih khusus dari pada pernyataan yang kedua disebut premis minor. Sedangkan pernyataan ketiga yang merupakan kesimpulannya, disebut konklusi atau konsekwen.

Contoh 1. Semua anak yang status gizinya baik cerdas (Premis Mayor) 2. Ruli status gizinya baik (Premis Minor) 3. Jadi Ruli adalah anak yang cerdas (Konklusi). 1. Semua penderita malaria mengalami kekurangan darah 2. Pak Ali penderita malaria 3. Pak Ali kekurangan darah.

Silogisme hipotesis ialah silogisme, dimana premis mayornya merupakan pernyataan hipotesis, dan premis minornya mengakui atau menolak salah satu atau bagian dari premis mayor tersebut. Oleh sebab itu silogisme hipotesis ini terdiri dari tiga macam : silogisme kondisional, silogisme pemisahan (disjunctive), silogisme penghubungan (konjunctive). Silogisme hipotesis kondisional ialah silogisme, dimana premis mayomya berbentuk suatu keputusan bersyarat, dirumuskan dengan kata-kata: jika, apabila atau maka, Contoh, Apa bila Minah mendapatkan imunisasi polio, ia tidak cacad Minah tidak cacad Jadi Minah telah mendapat imunisasi polio. Silogisme pemisahan, ialah silogisme dimana premis mayornya berbentuk hipotesa yang bersifat memisahkan. Contoh. Didi atau Dudung yang kekurangan gizi Didi berat badannya normal Jadi Dudung kekurangan gizi.

Sedangkan silogisme penghubungan adalah silogisme yang premis mayornya berbentuk pernyataan yang menghubungkan. Contoh Tidak mungkin ibu hamil yang gizinya baik menderita anemia Ibu Ani hamil, gizinya baik Jadi ibu Ani tidak menderita anemia.

Penelitian survei 1. informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner, pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi. 2. Beda dengan sensus yang informasinya dikumpulkan dari seluruh populasi. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kusioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. 3. Pada umumnya yang merupakan unit analisa dalam penelitian survei adalah individu, walaupun sasarannya bisa masyarakat.

Penelitian survei dapat di gunakan untuk maksud : 1. Penjajakan (eksploratif), 2. Deskriptif (mengembangkan konsep dan menghimpun fakta tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa). 3. Penjelasan/ konfirmasi ; hubungan causal antara variable variable melalui pengujian hipotesa. 4. Evaluasi, pertanyaan pokok adalah sampai berapa jauh tujuan yang digariskan pada awal program tercapai atau mendapat tanda tanda akan tercapai. 5. Prediksi, hasil survei dipakai untuk memprediksi mengenai phenomena social tertentu, contohnya Polling. Ada juga hasil survei atau sensus di pakai untuk mengadakan proyeksi penduduk, yang mencakup jumlah penduduk, struktur umur, komposisi seks, fertilitas, mortalitas dan lain lain. 6. Penelitian operasional, (operations research), 7. Pengembangan indikator indikator social, berdasarkan survei berkala BPS : 1. Sensus penduduk 2. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), 3. Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)

Penelitian operasional, (operations research). 1. Variable variable yang berkaitan dengan aspek operasional suatu program. 2. Contoh : Hasil survei menunjukkan bahwa ada variasi yang besar dalam prevalensi akseptor KB antara berbagai desa, walaupun semuanya mempunyai pelayanan yang sama. Di beberapa desa cakupan akseptor KB mencapai 80% sedangkan desa lainnya hanya 6%. 3. Seharusnya tidak besar kesenjangan prevalensi di desa desa tersebut, namun kenyataannya menunjukkan perbedaan yang besar. 4. Pertanyaan yang perlu dijawab dalam penelitian operasional adalah : faktor faktor program apakah yang mempengaruhi variasi tersebut ?. Mungkin tenaga kesehatan dan petugas KB tidak mempunyai motivasi yang tinggi dalam melakukan tugasnya. Mungkin pemimpin pemimpin formal dan informal kurang dimanfaatkan untuk mensukseskan program dan lain lain.

Berbagai tahap langkah langkah yang lazim ditempuh pada pelaksanaan survei adalah sebagai berikut : Merumuskan masalah penelitian dan menentukan tujuan survei. Menentukan konsep dan hipotesa serta menggali kepustakaan, Adakalanya hipotesa tidak diperlukan, misalnya pada Penelitian Operasional. Pengambilan sampel Pembuatan kwesioner. Pekerjaan lapangan, termasuk memilih dan melatih pewawancara. Pengolahan data Analisa dan membuat laporan

Defenisi variabel Variabel dapat di defenisikan sebagai atribut dari seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya atau satu objek dengan objek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981).

PENELITIAN DOKTER KELUARGA


DISKRIPTIF
Jumlah
Insidens rate Prevalence rate

Sebaran
Karakteristik Tempat waktu

ANALITIK
Non intervensi
Kohort Kasus kelola

Intervensi
Uji klinis (clinical trial)

Geyman (1971)
1. Penelitian epidemiologi dan klinik, 1. Penelitian ttg penyakit, morbiditi, riwayat alamiah penyakit, pencegahan penyakit, diagnosis dini penyakit (klinik atau laboratorium) serta penatalaksanaan penyakit. 2. Penelitian tentang pelayanan mencakup pengobatan penyakit, variasi pengobatan penyakit, angka konsultasi dan perubahan pola pelayanan. 2. Penelitian pelayanan kesehatan, Penelitian ini dibedakan atas tiga macam. 1. tentang pemakai jasa pelayanan yg mencakup perilaku sehat dan sakit, kebutuhan dan tuntutan pelayanan, peran serta dan dampak dari penyuluhan kesehatan. 2. tentang penyelenggara pelayanan ; jumlah, distribusi, efisiensi, penampilan, pola rujukan, tenaga kesehatan lainnya dan model-model pelayanan. 3. hubungan dokter-pasien, mutu pelayanan, biaya insentif, biaya manfaat, fasilitas, pemanfaatan serta metoda penilaian status kesehatan. 3. Penelitian ttg perilaku, mencakup hubungan dokter-pasien, tim kesehatan dan perubahan peran, serta dampak perubahan sosial pada pelayanan kedokteran. 4. Penelitian ttg perkembangan manusia, ini mencakup pola perkembangan manusia mulai dari sejak lahir sampai meninggal. 5. Penelitian tentang pendidikan dokter keluarga, mencakup kebutuhan dokter keluarga, thd pendidikan kedokteran berkesinambungan serta tindak lanjut pendidikan kedokteran berkesinambungan, yang dapat ditinjau dari penampilan dokter dan ataupun perbaikan perilaku dokter setelah mengikuti pendidikan kedokteran berkelanjutan.

MANFAAT PENELITIAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA. 1. Untuk dokter sebagai penyelenggara pelayanan dokter keluarga, makin meningkatnya pemahaman dokter tentang pasien yang di tanganinya serta makin meningkatnya pengetahuan dokter tentang hasil hasil tindakan medis yang dilakukannya, kesemuanya ini akan berperan besar dalam menunjang keberhasilan pelayanan dokter keluarga. 2. Untuk pasien sebagai pemakai jasa pelayanan dokter keluarga, Manfaat yang diperoleh adalah makin meningkatnya efektifitas dan efisiensi pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan oleh dokter keluarga. 3. Untuk profesi dokter keluarga, Manfaat yang diperoleh makin bertambahnya khasanah ilmu dan teknologi dokter keluarga, sehingga pelayanan dokter keluarga akan dapat lebih dikembangkan.

Anda mungkin juga menyukai