Anda di halaman 1dari 24

dr.

SUTJI WINDARI

URINALISIS
Adl suatu analisis untuk mendapatkan informasi pemeriksaan urin seorang

penderita yg dapat dipakai untuk menunjang diagnosis suatu penyakit.


Urin mrp suatu lar kompleks yg td air ( 96% ) & bahan organik &

anorganik ( 4% ) yg dikeluarkan oleh ginjal berasal dari pembuangan hasil metabolisme tubuh & makanan. Bahan organik yg penting adl : urea, asam urat, kreatinin. Bahan anorganik yg penting adl : Na, Cl, Sulfat, Fosfat & Amonia.
Dari hasil pem urin dapat diperkirakan kemungkinan adanya kelainan di

ginjal, sal kemih atau di luar ginjal. Kelainan dlm ginjal & sal kemih al : peradangan, perdarahan, penyakit ginjal. Kelainan sistemik/ diluar ginjal & sal kemih al : DM, diabetes insipidus, kehamilan, febris, penyakit perdarahan

Macam pem urin : 1. Pem rutin : mrp pem dimana hasilnya dpt digunakan sbg dasar untuk pem lebih lanjut, dilakukan pd setiap penderita tanpa indikasi. 2. Pem khusus berdasarkan indikasi untuk menunjang diagnosis penyakit ttt. Susunan urin tdk banyak berbeda dari hari ke hari, namun byk berbeda dari waktu ke waktu sepanjang hari, maka dari itu penting untuk memilih macam sampel urin menurut tujuan pem. Macam sampel urin : 1. Urin sewaktu : urin yg dikemihkan sewaktu-waktu. Sampel ini baik untuk pem yg bersifat kualitatif. 2. Urin pagi : urin yg pertama dikemihkan stlh bangun tidur. Sampel ini paling pekat, mengandung unsur paling banyak, dpt dipakai untuk pem urin rutin & kehamilan. 3. Urin postprandial : urin yg dikemihkan 2 jam stlh makan, untuk pem glukosuria.

4. Urin tampung / Urin 24 jam : urin yg ditampung selama 24 jam. Cara pengumpulan adl jam 7 pagi penderita disuruh berkemih kmd urin dibuang, stlh itu urin yg keluar ditampung pd tempat yg cukup besar, bersih & kering sampai jam 7 pagi hari berikutnya. Digunakan untuk mengetahui kadar suatu zat secara kuantitatif 5. Urin 2/3 gelas adl urin yg dikemihkan & ditampung dgn cara sbb : sediakan 3 tabung sedimen urin. Pd awal berkemih masukkan pd tabung pertama sebanyak 2030 cc urin, tabung kedua diisi urin berikutnya & tabung ketiga diisi beberapa cc urin terakhir. Sampel ini digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang kemungkinan letak kelainan pd sal kemih, yaitu : - tabung I : berisi bahan-bahan dari sal kemih bag bawah (urethra) - tabung II : berisi bahan-bahan dari vesika urinaria (kandung kemih) - tabung III : berisi bahan-bahan dari ureter / ginjal

Cara pengambilan sampel urin : 1. Tanpa kateter : penderita berkemih sendiri, diambil pancaran tengah ( mid stream ). 2. Dengan kateter : terutama untuk pemeriksaan hitung atau ultur kuman. Syarat-syarat untuk pem urin harus sampel yg segar / baru (sebaiknya dlm 3-6 jam harus sudah diperiksa ) Cara mengawetkan : 1. Disimpan dlm almari es 4C 2. Diberi bahan kimia a.l : a. Toluen : dapat dipakai untuk pem rutin b. Timol : menimbulkan positif palsu terhadap protein c. Formaldehid 40% : dapat untuk pem sedimen urin, mengganggu pem urobilin, bilirubin, protein & glukosa. d. Asam sulfat pekat : untuk pem Ca & zat anorganik lain e. Chloroform : menghambat pertumbuhan bakteri, mempengaruhi pem glukosa f. Natrium fluorida / asam benzoat : untuk pem glukosa dgn

PEMERIKSAAN URIN RUTIN Pem urin rutin meliputi : 1. Pem makroskopis : warna, kekeruhan/kejernihan, bau, buih, BJ 2. Pem kimiawi : pH, Glukosa & Protein 3. Pem mikroskopis : sedimen urin( unsur yg berada dlm urin ) I. PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS

A. Warna Urin Normal erwarna kuning muda atau tak berwarna. Urin encer warnanya lebih muda & urin asam biasanya berwarna lebih tua.

WARN A merah

PATOLOGIS Hemoglobin eritrosit

TIDAK PATOLOGIS Macam obat & zat warna porfirin, gula bit Wortel, urobilin Fenil salisilat, pseudomonas Obat sulfa & fenol

Kuning bilirubin tua hijau Coklat hitam biliverdin Methemoglobin

B. Kekeruhan/kejernihan urin urin yg normal tampak jernih

KONDISI URIN Urin segar

PATOLOGIS bakteri

NON PATOLOGIS Fosfat

Unsur-unsur sedimen dlm jml banyak : eritrosit, lekosit, kristal & macam silinder sel Urin simpan
Kristal amorf yg mengendap Pertumbuhan bakteri

C. Bau Normal : biasanya tidak berbau keras karena adanya asamasam organik dlm urin mudah menguap

BAU Amoniak Buah atau bunga Busuk Obat / makanan

KONDISI Urin simpan tanpa pengawet Infeksi kandung kemih Ketonuria Keganasan sal kemih/kelamin mentol, / durian, petai, jengkol

D. Buih Normal : bila urin dikocok akan berbuih putih, jernih & cepat hilang

KONDISI Buih putih, lama hilang Buih kekuningan

KEMUNGKINAN DIAGNOSIS Urin mengandung protein Urin mengandung bilirubin

E. Berat Jenis Urin Harga normal : -Urin pagi : 1,015 1,025 -Urin sewaktu : 1,003 1,030 Metoda pem : -Urinometer : perlu sampel yg banyak -Refraktometer : volume sampel kecil -Carik celup Kelainan BJ : -BJ rendah -BJ tinggi : diabetes insipidus, gagal ginjal : dehidrasi, diabetes mellitus

II. PEMERIKSAAN KIMIAWI A. Derajat keasaman (pH) urin Tujuan pemeriksaan untuk mempermudah interpretasi terhadap unsur-unsur sedimen urin & membantu menguatkan diagnosis (keadaan asidosis/alkalosis ). Normal ph urin adl 4,6 8,5. pH < 4,6 dinyatakan asam, sedang pH > 8,5 dinyatakan basa. Kelainan keasaman dpt bersifat patologis/tdk patologis - Patologis : - Asam : DM (ketosis), diare, metabolik asidosis - Alkalis/basa : muntah-muntah, inf/keadaan alkalosis - Tdk patologis : krn makanan, obat-obatan (bikarbonat natricus, kalsium asetat) Metoda pem : - Kertas lakmus : urin asam maka lakmus merah, urin basa

B. Reduksi Mrp pem penyaring untuk mengetahui adanya glukosa dlm urin, bersifat semi kuantitatif. Secara normal karbohidrat diekskresi lewat urin dlm jumlah kecil (kurang dari 50 mg/dL) & tidak terdeteksi dgn metoda konvensional. Metoda pem : - Konvensional - Carik celup : Benedict, Fehling

Metoda Benedict lebih sensitif dibanding metoda Fehling. Metoda Fehling tdk dianjurkan untuk pem urin rutin. Positif palsu : urin mengandung formalin, sisa metabolisme streptomisin, salisilat, vit C, sakarida selain glukosa, pemanasan terlalu lama. Negatif palsu : kadar asam urat & kreatinin tinggi, pemanasan kurang

Macam-macam glukosuria: -Tanpa hiperglikemia : ( alimentary -Dengan hiperglikemia hepar, ketakutan / terlalu banyak makan KH glukosuria ), hamil : DM, hipertiroid, penyakit kelaparan yg lama, kecemasan / marah

Glukosuria terjadi apabila nilai ambang ginjal terhadap glukosa terlampaui (140-160 mg%). Nilai ambang ginjal ini untuk tiap-tiap individu berbeda-beda

C. Pemeriksaan Protein/Albumin Pem protein dapat ditentukan secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Pem kualitatif menggunakan asam asetat 6%, asam sulfosalisilat 20% & carik celup. Sedangkan untuk pem secara kuantitatif dgn metoda Esbach. Positif palsu kekeruhan : nukleoprotein, mucin, proteib Bence Jones, akibat obat

Negatif palsu : asam asetat berlebihan, urin terlalu encer Proteinuria : -Fisiologis : bersifat ringan, albumin+sedikit globulin, intermiten, krn aktivitas fisik/psikis berat, udara dingin, premenstruasi, kehamilan -Organis : gangguan sirkulasi, infeksi / peradangan ginjal/sesudah ginjal, ginjal polikistik, karsinoma,dll

III. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS (SEDIMEN URIN) Pem mikroskopis dilakukan dgn melakukan sentrifugasi sampel urin sebanyak 5 ml dgn kecepatan putaran 1500 rpm. Setelah itu sisakan 0,5 ml urin di bagian bawah tabung (endapannya) untuk diperiksa dibawah mikroskop dgn cara : - Natif, tanpa dicat, langsung diteteskan diatas obyek glass - Menggunakan cat Sternheimer malbin Teteskan 1 tetes sedimen urin pd gelas obyek & ditutup dgn gelas penutup. Dilihat dibawah mikroskop dgn pembesaran 100x (LPK/Lapangan Pandang Kecil) atau 400x (LPB/Lapangan Pandang Besar), adanya unsur-unsur : 1. Organik, meliputi : a. Eritrosit : normal 1 3 sel / LPB b. Lekosit : normal pria : < 5 sel / LPB wanita : < 15 sel / LPB

Hematuria mikroskopik dpt tjd krn : - Kerja fisik yg berat - Febris - Iritasi/perdarahan sepanjang traktus urogenital Piuria dpt tjd krn adanya peradangan c. Epitel Diamati dgn pembesaran mikroskop 100x Macam-macam sel epitel : 1. Epitel squamous/gepeng : kontaminasi 2. Epitel transisional/berekor renalis, 3. Epitel poligonal/bulat dari urethra, vagina : berasal dari ureter, pelvis kandung kemih : berasal dari tubulus ginjal berasal

Normal sel epitel hampir selalu dijumpai dlm jumlah sedikit terutama sel epitel gepeng/squamous

d. Silinder Dibentuk dlm lumen tubulus ginjal. Bahan dasarnya adl THP ( Tamm Horsfall Protein ). Macam-macam silinder : 1. Silinder hialin : kurang mpy arti klinik yg penting. Sejumlah sedikit silinder ini dijumpai pd keadaan : febris/panas & aktivitas fisik berlebihan. 2. Silinder granula kasar : butir-butir ini dpt berasal dari degenerasi sel atau dari agregasi protein 3. Silinder granula halus 4. Silinder epitel 5. Silinder eritrosit 6. Silinder lekosit 7. Silinder lilin ( waxy cast ) : tjd krn degenerasi berat pd ginjal yg berlangsung dlm waktu yg lama 8. Silinder lemak : butir-butir lemak berasal dari sel epitel tubulus yg mengalami degenerasi lemak 9. Silinder campuran

2. Unsur anorganik : kristal Yg sering/normal ditemukan dlm urin al : -Urin asam : amorf urat, asam urat, calsium oxalat, calsium sulfat -Urin basa : amorf fosfat, triple fosfat, calsium carbonat, calsium fosfat Yg mpy arti patologis/berasal dari katabolisme dlm tubuh al : -cystine -kolesterol -leucine -tyrosine -berasal dari makanan/obat-obatan & sering menimbulkan keluhan al jengkol, sulfa Unsur lain yg dilaporkan bila ada : -Bakteri -Sel ragi/yeast cell -Parasit (trichomonas, larva cacing) -Spermatozoa -Sel asing/sel ganas

Anda mungkin juga menyukai