Anda di halaman 1dari 3

Tahap lanjutan pemikiran de Broglie adalah lahirnya mekanika gelombang yang dibidani oleh Erwin Schrdinger dan mekanika

matriks yang dibidani oleh Werner Heisenberg. Keduanya ternyata setara satu dengan yang lain. Artinya, kedua teori itu selalu memberikan ramalan dan penjelasan yang sama kalau diterapkan untuk menjelaskan permasalahan yang sama. Secara matematispun dapat dibuktikan bahwa mekanika gelombang dapat diperoleh dari mekanika matriks dan sebaliknya, mekanika matriks dapat diturunkan dari mekanika gelombang. Kedua mekanika itu kemudian dirangkum dalam bentuk yang lebih kompak sebagai mekanika kuantum. Dalam mekanika kuantum peluang memegang peran yang sangat penting. Peluang mengatur segalanya. Orang tidak dapat menentukan secara pasti posisi sebuah partikel pada suatu waktu, kecuali ia melakukan pengukuran posisi partikel itu. Untuk dua buah partikel identik yang berada pada keadaan yang sama, belum tentu pengukuran posisi kedua partikel itu memberikan hasil ukur posisi yang sama. Jadi, situasinya seperti ketika anda bermain dadu. Anda sama sekali tidak mengetahui angka berapa pada dadu itu yang akan keluar ketika dilempar. Oleh karena itu, dalam mekanika kuatum tidak dikenal adanya lintasan partikel dalam ruang. Yang diketahui adalah bahwa nilai peluang partikel itu melewati suatu titik dalam ruang pada suatu saat. Demikian pula halnya dengan momentum. Momentum sebuah partikel tidak dapat diketahui kecuali kalau diukur. Tetapi hasil ukur yang akan diperoleh tidak dapat dipastikan. Untuk dua partikel identik yang berada pada keadaan yang sama, belum tentu pengukuran momentum kedua partikel itu memberikan hasil ukur yang sama. Fitur semacam ini bukan saja berlaku untuk momentum dan posisi tetapi berlaku pula untuk besaran-besaran fisika yang lain. Sifat aneh mekanika kuantum yang lain adalah bahwa nilai yang akan keluar sebagai hasil ukur ketika orang mengukur suatu besaran fisis tidak sembarang nilai. Hal ini sama saja apabila anda melempar dadu, yang akan muncul hanyalah salah satu dari enam macam angka yang tertera pada setiap sisinya. Ketika anda melempar dadu, tak sekalipun anda akan mendapatkan angka 10. Hal ini, dalam fisika atom, tercermin apabila anda melihat kembali aras-aras tenaga atom hidrogen. Tak akan pernah sebuah elektron dalam atom hidrogen akan memberikan hasil ukur, misalnya 10 eV atau 6eV, apabila tenaganya diukur. Hasil yang akan didapatkan di kala orang melakukan pengukuran tenaga atom hidrogen adalah nilai-nilai yang tertera pada aras-aras tenaganya.

Secara umum, untuk setiap besaran fisika terdapat sekumpulan nilai-nilai yang disebut himpunan sampel bagi besaran fisika itu. Nilai-nilai yang termuat dalam himpunan sampel itulah yang dimungkinkan akan keluar sebagai hasil ukur apabila besaran fisika itu diukur. Nilai-nilai yang tidak termuat dalam himpunan sampel itu tidak mungkin akan keluar sebagai hasil ukur. Kalau anda melempar dadu secara fair (adil), maka masing-masing angka pada dadu memiliki peluang yang sama untuk keluar sebagai hasil pelemparan. Apabila salah satu muka dadu diberi pemberat, maka pelemparan dadu dikatakan tidak fair dan peluang masing-masing angka pada dadu tidak sama. Bagaimana dengan pengukuran besaran fisika secara kuantum? Pengukuran suatu besaran fisika pada umumnya merupakan pengundian yang tak fair. Semua ini ditentukan oleh yang disebut keadaan kuantum partikel. Jadi, berapa peluang masingmasing anggota himpunan sampel sebuah besaran fisika untuk keluar sebagai hasil ukur sangat bergantung pada keadaan kuantum partikel. Keadaan kuantum sebuah partikel secara matematis dapat direalisasikan misalnya dengan fungsi gelombang .

Keadaan kuantum (fungsi gelombang ) dapat dijumlahkan atau dipadukan sehingga diperoleh fungsi gelombang baru yang merupakan keadaan kuantum baru bagi partikel itu. Sebagai contoh: a + b. Fungsi gelombang ditentukan dari persamaan Schroedinger

Fungsi gelombang merupakan amplitudo peluang (probabilitas). Dalam hal ini, | (x,t)|2dx merupakan peluang menemukan partikel pada saat t di antara x dan x + dx. Berapakah peluang menemukan partikel di suatu interval (a,b)? Berapakah peluang menemukan partikel di dalam ruang itu? Sifat aneh dalam mekanika kuantum selanjutnya adalah yang dikenal sebagai ketakpastian Heisenberg. Dalam mekanika Newton, dimungkinkan untuk mendapatkan hasil pengukuran momentum dan posisi kedua-duanya dengan kepastian, (ralatnya nol). Jadi, dalam mekanika Newton dapat dikatakan bahwa orang selalu dapat mengusahakan secara bersamaan diperolehnya hasil pengukuran momentum dan posisi suatu partikel secara pasti. Jadi, ralat pengukuran posisi (x) tidak ada hubungannya dengan ralat pengukuran momentum (p). Tetapi, sesuatunya tampak lain dalam mekanika kuantum. Pengukuran dua besaran seperti posisi dan momentum harus tunduk pada kaitan ketakpastian Heisenberg, yaitu xp h. Persamaan itu dapat ditulis menjadi x h/p. Ketakpastian Heisenberg bukan saja berlaku bagi momentum dan posisi, tetapi berlaku pula untuk pasangan-pasangan besaran fisika yang lain, semisal sudut rotasi dan momnetum sudut. Pasangan energi dan waktu juga memiliki perilaku seperti di atas. Relasi ketidakpastian Heisenberg untuk pasangan ini adalah Et h.

Anda mungkin juga menyukai