Anda di halaman 1dari 5

JUDUL PENELITIAN Formulasi Sirup Ekstrak Ikan Gabus (Channa striata)

BAB 1. PENDAHULUAN Ikan gabus (Channa striata) merupakan jenis ikan air tawar yang bersifat liar. Ikan gabus (Channa

striata) diketahui mengandung senyawa-senyawa penting yang berguna bagi tubuh, adalah asam amino ( glisin, asam glutamat, arginin, asam aspartat arachidonat), asam hexadekanoat, asam linoleat) 1. Secara tradisional ikan gabus yang mengandung protein sampai 70%
2

) dan asam lemak (asam

eicosapentanoat (EPA), asam docosahexaenoat (DHA), asam oleat, asam stearat, asam

tersebut banyak

dikonsumsi secara langsung sebagai lauk makanan., sedangkan dalam pengobatan secara tradisional ekstrak ikan gabus banyak dimanfaatkan untuk terapi penyembuhan luka, pereda nyeri dan untuk meningkatkan stamina bagi orang yang baru sembuh dari sakit atau pada manula. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dilaporkan bahwa ekstrak ikan gabus terbukti dapat mempercepat penyembuhan luka, anti nyeri, anti fungi & anti bakteri, anti oksidan, anti inflamasi & antipiretik, meningkatkan kemampuan kognitif, dan dapat memberikan efek positif pada kelainan jantung dan kanker 3,4,5. Selama ini penggunaan ikan gabus dalam pengobatan tradisional adalah masih dengan cara mengkonsumsinya secara langsung. Cara yang paling umum adalah dengan mengukus atau merebus daging ikan gabus dan kemudian air hasil pengukusan atau perebusan tersebut diminum atau langsung disiramkan pada luka. Dengan cara ini sudah dapat dipastikan masih dihasilkan bentuk sediaan ikan gabus yang kurang menyenangkan, yakni rasa yang tidak enak dan atau bau yang menyengat (amis), selain itu jangka waktu penyimpanan sari ikan gabus relatif pendek. Oleh sebab maka pada penelitian ini akan dilakukan pengolahan ekstrak ikan gabus menjadi bentuk sediaan sirup. Dengan bentuk sirup akan didapatkan sediaan ekstrak ikan gabus yang lebih acceptable, adalah mempunyai rasa dan bau yang enak dan bisa disimpan relatif lama. BAB 2. METODE dan BAHAN PENELITIAN Ikan gabus diperoleh dari wilayah di sekitar kota Malang. Untuk proses pengolahannya maka dilakukan pembuatan ekstrak ikan gabus terlebih dahulu dan baru kemudian dilakukan pembuatan sirup ikan gabus dengan berbagai formulasi.

2.1 Pembuatan ekstrak ikan gabus (Channa striata). Ikan gabus segar dibersihkan dari lendir dan dibuang isi perutnya. Untuk menghilangkan lendir yang terdapat dalam ikan gabus, maka ikan gabus segar yang sudah dibilas dengan air dimasukkan dalam kantong plastik yang berisi air dengan perbandingan berat ikan dan air adalah 1 : 1 dan disimpan dalam freezer suhu -200C selama1 (satu) malam. Keesokan harinya ikan dikeluarkan dari freezer dan kemudian ikan yang beku tersebut dicairkan6. Daging ikan gabus yang sudah bersih dilakukan pengecilan ukuran dengan memotong melintang daging ikan gabus sebesar 1 cm. Setelah itu dilakukan proses ekstraksi selama 4 jam dengan cara mengukus daging ikan gabus pada suhu 702,50C. Ekstrak ikan gabus yang diperoleh kemudian disaring dengan menggunakan kain 4 lapis dan setelah itu ekstrak ikan gabus dipasteurisasi dengan pemanasan 500C selama 15 menit (RSSA, 1999) Jika tidak langsung dilakukan pengolahan sirup ikan gabus, maka ekstrak tersebut disimpan pada suhu 40C (disimpan dalam lemari es) sampai saat akan digunakan.
Tahap persiapan produksi (membuat ekstrak ikan gabus) Ikan gabus segar, dibersihkan sisik dan isi perutnya kemudian dicuci bersih.

Dilakukan pengecilan ukuran dengan memotong melintang daging ikan gabus sebesar 1 cm. Proses ekstraksi selama 4 jam dengan suhu 70 2,5 0C

Penyaringan dengan kain sebanyak 4 lapis.

Pasteurisasi ekstrak dengan pemanasan 500C selama 15 menit. Hasil ekstraksi disimpan dalam freezer pada suhu 4oC sampai pada pengolahan berikutnya

Gambar 1 : Alur pembuatan ekstrak ikan gabus

2.2 Pembuatan sirup ikan gabus. Rancangan sediaan sirup yang akan dibuat diharapkan dapat memenuhi kriteria sebagai berikut: Tabel II.1 Persyaratan Bentuk Sediaan

PERSYARATAN Bentuk sediaan pH sediaan Viskositas Kemasan terkecil Bau Warna Rasa Larutan oral 7,0 0,5 75 mL Jeruk Orange Manis

RANCANGAN

Pada tahap pembuatan sirup ikan gabus ini dilakukan pencampuran sari ikan gabus dengan bahan tambahan yang lain. Adapun rancangan formula dari sirup ikan gabus ini adalah sebagai berikut: Bahan Eksttrak ikan gabus Propilenglikol Fungsi Formula I 33,3% & 6,70% 6,70%
0,71% 0,32%

Berat 50 5

Bahan aktif Bahan pelarut pengawet Glycerin Pemanis & pengawet Na2HPO4.2H2O Buffering agent NaH2PO4.2H2O Buffering agent Na benzoat Pengawet Perasa jeruk Perasa Pewarna orange Pewarna Madu ad Pemanis dan pengisi Berat sirup ikan gabus adalah 75 g

Formula II g 33,3% g 5% 6,70%


0,71% 0,32%

Berat 50 g 3,75 g 5 g 0,53 g 0,24 g 0,075g 0,04 g 0,001 g 75 g

0,1% 0,05% 0,01%

5 g 0,53 g 0,24 g 0,075 g 0,04 g 0,001 g 75 g

0,1% 0,05% 0,01%

Untuk urutan pembuatan sirup ikan gabus seperti yang tercantum pada diagram alur berikut ini:

Sari ikan gabus yang telah dicairkan

Sodium benzoat, Na2HPO4.2H2O dan NaH2PO4.2H2O,

Terbentuk larutan yang homogen Madu Sirup sari ikan gabus Pewarna orange + perasa jeruk

Gambar 2 : Skema pembuatan larutan

Keterangan : Ekstrak ikan gabus yang telah dicairkan ditambahkan Na benzoatt, Na2HPO4.2H2O dan NaH2PO4.2H2O, kemudian diaduk sampai larut. Larutan yang terbentuk kemudian ditetesi dengan perasa jeruk dan pewarna orange, dan terakhir ditambahkan madu sampai berat atau volume yang diinginkan.

2.3. Evaluasi Fisik Sediaan Larutan Evaluasi sediaan larutan dilakukan untuk mengetahui sifat fisik dari suatu larutan yang dibuat, evaluasi tersebut meliputi: 2.3.1. Organoleptis Pemeriksaan organoleptis yang dilakukan meliputi rasa, bau dan warna menggunakan pancaindra. 2.3.2. Pengukuran Viskositas Pengukuran viskositas sediaan dilakukan menggunakan alat viskometer cup dan bob (viskometer Rion). Pertama alat viskometer dinyalakan, kemudian memilih rotor yang sesuai lalu sediaan dimasukkan ke dalam rotor. Rotor dipasang pada alat, tombol pemutar dinyalakan, angka yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk merupakan nilai viskositas yang diperoleh. Catat angka yang tertera setelah jarum penunjuk stabil (dilakukan replikasi 3 kali). 2.3.3. Pengukuran pH Pengukuran pH sediaan dilakukan dengan mencelupkan elektroda pH meter Basic 20+ ke dalam sampel, yang sebelumnya telah dikalibrasi pada larutan buffer standar pH 7,0, kemudian pH-meter dinyalakan dan ditunggu sampai layar pada pH meter menunjukkan angka yang stabil (dilakukan replikasi 3 kali). 2.3.4. Uji Bobot jenis Pengukuran bobot jenis dilakukan dengan menimbang piknometer kosong dengan neraca analitik. Kemudian piknometer diisi dengan aquadest sampai penuh kemudian suhu disesuaikan pada suhu yang tertera pada piknometer. Piknometer diisi dengan sediaan sirup dengan menyesuaikan suhu pada suhu yang tertera pada piknometer kemudian ditimbang. Hitung BJ dengan persamaan:

Dimana : M2 = berat piknometer yang berisi sediaan M1 = berat piknometer kosong 2.3.5. Evaluasi Aseptabilitas Sediaan Uji ini menggunakan responden yang telah menandatangani persetujuan untuk menjadi subjek percobaan. Responden dipilih 10 orang secara random atau acak dari populasi mahasiswa Prodi Farmasi UMM. Metode evaluasi aseptabilitas : Responden mencoba sediaan larutan oral ekstrak ikan gabus (Channa striata Bloch.) dan diminta pendapatnya tentang rasa, warna, kemudahan untuk dituang dan bau dari sediaan. Untuk kriteria penilaian, responden akan memberikan nilai yaitu :

Tabel 2.2 Uji Aseptabilitas Sediaan Larutan Oral Ekstrak Ikan Gabus (Channa striata Bloch.) Aspek Uji Aseptabilitas Kriteria Penelitian Skor Penilaian Rasa Tidak enak 1 Kurang enak 2 Agak enak 3 Enak 4 Mudah dituang Sukar dituang 1 Agak sukar 2 Mudah dituang 3 Sangat mudah 4 Warna Sangat tidak menarik 1 Tidak menarik 2 Agak menarik 3 Menarik 4 Bau Sangat amis 1 Amis 2 Agak amis 3 Tidak amis 4

Anda mungkin juga menyukai