Anda di halaman 1dari 19

I.

FORMULA ASLI Vitamin B-Complex

II. MASTER FORMULA Nama produk Jumlah produk Tanggal formulasi : Starvit Tablet : 25 Strip @ tablet : 22 April 2013 : 21 Mey 2013 : DT L 21054189 10 A1 : F20 30 20 25

Tanggal produksi No. Reg No. Batch

III. RANCANGAN FORMULA Tiap vitamin B-Complex tablet mengandung : Vitamin B-1 (Tiamin) Vitamin B-6 (Piridoxin) Vitamin B-12 (Cianocobalamin) Guar Arab Amilum 1500 Talk Eritrosil Calsium Carbonat StarLac add 50 mg 10 mg 5 mcg 50 mg 20 mg 5 mg 2 mg 3,75 mg 100 %

PT. BINTANG FARMA Kode Bahan Vit B1 Vit B6 Vit B12 Ami Talk GA Eri CC SL

Dibuat oleh: Kelompok 1 Disetujui oleh : Jainer Pasca Siampa S.Si,Apt.

No. Reg. : DT L 21054189 10 A1

No. Batch: VITAMIN B-COMPLEX TABLET Fungsi Zat aktif Zat Aktif Zat Aktif Disintegrant Lubricant, Glidan, anti aderent Pengikat Pewarna Penyalut Pengisi Perdosis 50 mg 10 mg 5 mg 20 mg 5 mg 50 mg 2 mg 3,75 mg Add 100 % Perbatch

No. 1. 2 3 4 5 6 7 8 9

Nama Bahan Vitamin B-1 (Tiamin) Vitamin B-6 (Piridoxin) Vitamin B-12 (Cianocobalamin) Amilum 1500 Talcum Guar Arab Eritrosil Calcium Carbonat StarLac

IV. DASAR FORMULA IV.1. Dasar Pembuatan Sediaan Dibuat dalam bentuk sediaan tablet karena sedian tablet mudah digunakan, praktis, mudah dibawa, sangat ekonomis, dan dari segi penampilan sangat elegan serta lebih cocok diproduksi dalam jumlah besar. IV.2. Dasar Pemilihan Zat Aktif A. Alasan vitamin B-1, B-6, B-12 dibuat tablet dalam sediaan B-Complex

B. Farmakologi Zat Aktif (min. 2 pustaka) 1. Vitamin B-1 Menurut Farmakologi terapi, hal. 772-773 : Farmakodinamik Pada dosis kecil atau dosis terapi tiamin tidak memperlihatkan efek farmakodinamik yang nt=yata. Pad apemberian IV secara cepat dapat terjadi efek langsung pada pembuluh darab perifer berupa vasodilatasi ringan, disertai dnegan penurunan tekanna darah yang bersifta sementara. Meskipun tiamin berperan dalam metabolisme karbohidrat, pemberian dosis besar tidak mempengaruhi kadar gula darah. Dosis toksik pada hewan coba adlaah 125 350 mg/kg BB secara IV dan kira-kira 40 kalinya untuk pemberian oral. Pda manusia reaksi toksik setelah pemberian parental biasanya terjadi karena reaksi alergi. Tiamin pirofosfat adalha bentuk aktif tiamin yang berfungsi sebagai koenzim dalam karbosilasi asam pirufat dan asam ketoglutarat. Peningkatan kadar asam piruvat dalma darah merupakan salah satu tanda defisiensi tiamin. Farmakokinetik Setelah pemberian parenteral absorpsi berlangsung cepat dan sempurna. Absorpsi per oral berlangsung cepat dan sempurna. Absorpsi per oral berlangsung dalam usus halus dan duodenum, maksimal 8-15 mg/hari yang dicapai dengan pemberian oral sebanyak 40 mg. Dalam satu hari sebanyak 1 mg tiamin mengalami degradasi di jaringan tubuh. Jika asupan jauh melebihi jumlah tersebut, maka zat ini akan dikeluarkan mellaui urine sebgai tiamin atau pirimidin.

Menurut Katzung farmakologi dasar dan klinik :543-544) Tiamine mudah diserap dalam larutan aqueus dari kedua usus unlarge kecil, dan daripada yang dilakukan terlalu hati oleh sirkulasi portal. di hati serta dalam semua sel hidup biasanya combains dengan fosfat untuk membentuk karboksilase. Ini mungkin disimpan dalam hati dalam bentuk ini atau maw combain lebih lanjut dengan protein mangan dan spesifik untuk menjadi enzim aktif yang dikenal sebagai carboxylases. bentuk komersial alternatif vitamin B1 banyak digunakan karena stabilitas lebih besar daripada hidroklorida adalah mononitrat tersebut. Sebelum pengembangan metode fisikokimia yang cocok, tiamin ditentukan dalam uji pertumbuhan tikus khas yang didasarkan pada respon pertumbuhan muda tiamin-menguras tikus dosis tambahan dari standardd referensi dan untuk materi tes baik makan di atau terpisah dari diet atau disuntikkan parentelly.

2. Vitamin B-6 (Menurut Farmakologi terapi, hal. 772-773). Farmakodinamik Pemberian piridoksin secara oral dan parenteral tidak menunjukan efek farmakodinamik yang nyata. Dosis sangat besar yaitu 3-4 g/ kg BB menyebabkan pingsan dan kematian pada hewan coba, tapi dosis kurang dari ini tidka menimbulkan efek yang jelas. Piridoksal fosfat dalam tubuh merupakan koenzim yang berperan penting dalam metabolisme berbagai asam amino, di antaranya dekarboksilasi, transminasi, dan rasemisasi triptofan, asam-asam amino yang bersulfur dan asam amino hidroksida.

Farmakokinetik Piridosin, piridoksan, dan piridoksamin mudah diabsorbsi melalui slauran cerna. Metabolit terpenting dari ketiga bentuk tersebut adalah 4-asam piridoksat. Ekskresi melalui urin terutama dalam bentuk 4 asam piridoksat dan piridoksal. Menurut buku A to Drugs, Aksi Vitamin B6 berfungsi sebagai koenzim dalam asam, karbohidrat dan lemak metabolisme amino.

3. Vitamin B-12 (sumber : Katzung farmakologi dasar dan klinik :543-544) Vitamin b12 digunakan untuk mengobati atau mencegah defisiensi. Manifestasi klinis defisiensi vitamin b12 yang paling khas adalah anemia megaloblastik. Temuan klinis yang khas pada anemia megaloblastik adalah anemia makrositi, seringkali disertai dengan leuokopenia atau trombositopenia ringan atau sedang, dan hiperselularitas khas sum-sum tulang disertai akumulasi eritroid megaloblastik dan sel prekursor lainnya. Sindrom neurologik yang berkaitan dengan defisiensi vitamin b12 biasanya diawali dengan parestesia dan kelemahan pada syaraf perifer yang kemudian berkembang menjadi spastisitas, ataksia, dan disfungsi sistem syaraf pusat lainnya. Koreks defisiensi vitamin b12 menghentikan pemburukan penyakit neurologik, tapi koreksi ini mungkin tidak sepenuhnya memulihkan gejala neurologik yang telah muncul selama beberapa bulan. Meskipun kebanyakan pasien dengan kelainan neurologik yang disebabkan oleh defisiensi vitamin b12 menderita anemia megaloblastik saat pertama kali dijumpai hanya sedikit pasien, kalaupun ada, yang menderita kelainan hematologik

Menurut (A to z), terlibat dalam sintesis protein, penting untuk pertumbuhan, reproduksi sel, hematopoiesis, dan nucleoprotein dan menyalin sintesis.

C. Indikasi (min. 5 pustaka) 1. Vitamin B-1 Menurut Farmakologi terapi, hal. 772-773. Tiamin berguna untuk pengobatan berbagai neuritis yang disebbakna oleh difisiensi tiamin, mislanya pada neuritis alkoholik, yang terjadi karena sumber kalori hanya alkohol saja, wanita hamil yang kurang gizi, atau pasien emesis gravidarum pada trigeminal neuralgia neuritis yang menyertai anemia, penyakit infeksi dna pemakaian obat tertentu, pemberian tiamin

kadang-kadang dapat memberikan perbaikan. Tiamin juga digunakna untuk pengobatan penyakit jantung dan gangguan slauran cerna yang dasarnya defisiensi tiamin. Menurut buku A to Z drugs, Indikasi B-1 yaitu Profilaksis atau pengobatan defisiensi tiamin (beri-beri). Penggunaan parenteral diindikasikan bila terapi oral tidak layak atau dianjurkan. Penggunaan unlabeled (s): repellant nyamuk, pengobatan kolitis ulserativa, diare kronis, sindrom serebelum, polyneuritis, perangsang nafsu makan, pencegahan sindroma Wernicke-Korsakoff.

2. Vitamin B-6 Menurut britishnasional formulation, 540). Indikasi : Penggunaanpiridoksin (B6) yang diperpanjangdalamdosis 10 mg

setiaphariamandipertimbangkantetapipenggunaanjangkapanjangpiridoksindalamdosis 200 mg

ataulebihsetiapharitelahdihubungkandenganneuropati.Kemananjangkapanjangsuplementasipirido ksindengandosisdiatas 10 mg setiapharibelumditetapkan. Menurut Farmakologi terapi, hal. 772-773). Selain untuk mencegah dan mengobati defisiensi vitamin B6, vitamin ini jga diberikan vitamin B lainnya atau sebagai multi vitamin untuk pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin B kompleks. Indikasi lain adalah untuk mencegah dan mnegobati neuritis perifer obat misalnya isoniazid, sikloserin, hidralazin, penisilanin yang bekerja sebagai antagonis piridoksin atau meningkatkan eksresinya melalui urin. Piridoksin dilaporkan dapat memperbaiki gejalan keilosis, dematitis seboroi, glositis, dan stomatitis yang tidka memberikan respon terhadap tiamin, riboflavin dan niasin serta dapat mengurangi gejala-gejala yang menyertai tegangan prahaid. Piridoksin diindikasikan untuk anemia yang responsif terhadpa piridoksin yang biasanya sideroblastik dan mungkin disebabkan kelainan genetik. Menurut buku A to Drugs, Indikasi defisiensi pyridoxine, termasuk diet yang tidak memadai, obat-induced penyebab (misalnya, isoniazid, hydralazine, kontrasepsi oral) atau kesalahan metabolisme bawaan. Penggunaan parenteral diindikasikan bila terapi oral tidak layak. Penggunaan unlabeled (s): Pengobatan keracunan hidrazin, PMS, hyperoxaluria tipe I, mual dan muntah dalam kehamilan, anemia sideroblastic terkait dengan besi serum yang tinggi, sindrom carpal tunnel, tardive dyskinesia.

3. Vitamin B-12 Menurut A to z, Indikasi : penangana /pengobatan vitamin b12 yang disebabkan oleh pemanfaatan yang tidak memadai vitamin b12, defisiensi diet vitamin b12 terjadi pada vegetarian ketat, sindrom

malabsorpsiberbagai penyebab (misalnya, anemia pernisiosa, GI patologi, infestasi cacing pita ikan, keganasan pancreas atau usus , gluten enteropati, usus kecil pertumbuhan bakteri yang berlebihan, gastrektomi, menyertai kekurangan asam folat), suplementasi karena mneingkatnya persyaratan (misalnya, berhubungan dengan kehamilan, tirotoksikosis, anemia hemolitik, perdarahan, keganasan, hati dan penyakit ginjal), B12 uji daya serap (misalnya, uji vitamin Schilling ).

D. Dosis (min. 5 pustaka) 1 .Vitamin B-1 Menurut Buku OOP Dosis: pada defisiensi 3 dd 5-10 mg, profilaksis 3 dd 2-5 mg (garam HCl) (BFN, hal 539) Dosis : - Kekurangan vitamin kronis ringan, 10-25 mg sehari - Kekurangan vitamin berat, 200-300 mg sehari Menurut Farmakologi terapi, hal. 772-773. Tiamin diindikasikan pada pencegahan dan pengobatan difisiensi tiamin dengan dosis 2-5 mg/hari untuk pencegahan difisiensi dan 5-10 mg 3 kali sehari untuk pengobatan difisiensi. Dosisi lebih besar parenteral dianjurkan untuk kasus berat akan tetpai respon tidak meningkat dengan dosis lebih dari 30 mg/hari. Tindakan pencegahan dilakukan pada pasien dengan gangguan absorpsi, mislanya pada diare kronik atau pada keadaan dengan kecepatan metbaolisme yang meningkat.

Menurut buku A to Z drugs, Route / Dosis :DEWASA: PO 0,5 mg/1000 asupan kkal. RDA adalah 1,2-1,5 mg (pria dewasa), 1-1,1 mg (wanita dewasa) 1,2 mg (ANAK 6-10 YR), 0,8-1 mg (ANAK <6 YR), dan 0,3-0,5 mg (bayi).

2. Vitamin B-6 Menurut Buku OOP. Dosis: oral selama terapi dengan antagonis piridoksin10-100mg (HCl) sehari, profilaksis 2-10 mg, mual hamil 50 mg dan pada depresi akibat pil antihamil 125 mg sehari selama 7 hari sebulan. Pada schizofrenia: 1 dd 250-500mg. untuk menurunkan kadar homosistein yang tinggi 1 dd 250 mg bersama asam folat 5 mg

Menurut britishnasional formulation, 540 Dosis - Kekurangan vitamin : 20-50 mg keatas 3 x sehari - Isoniazid neuropathy, untuk perlindungan dari penyakit 10 mg sehari atau 20 mg sehari jika produk tidak tersedia. Untuk mengobati 50 mg 3 x sehari. - Anemia sideroblastic idiopathic, 100-400 sehari dalam dosis terbagi - Sindrom premenstrual, 50-100 mg sehari

Menurut Farmakologi terapi, hal. 772-773. Kebutuhan manusia akan piridoksin berhubungan dengan konsumsi protein yaitu kirakira 2mg/100 mg protein.

Menurut buku A to Z drugs, Kekurangan makanan, DEWASA: PO / IM / IV 10 sampai 20 mg / hari selama 3 minggu. Obat-induced Anemia Defisiensi atau neuritis, DEWASA: PO / IM / IV 100 sampai 200 mg / hari selama 3 minggu, diikuti dengan 25 sampai 100 mg / hari. sakit saraf, DEWASA: PO / IM / IV 50 sampai 200 mg / hari. Vitamin B6 Ketergantungan Syndrome, DEWASA: PO / IM / IV 600 mg, diikuti dengan 30 mg / hari untuk hidup. Ketergantungan telah dicatat pada orang dewasa diberikan 200 mg / hari. BAYI pyridoxine-TERGANTUNG: IM / IV 10 sampai 100 mg, diikuti oleh 2 sampai 100 mg / hari. Gangguan metabolik, DEWASA: PO / IM / IV 100 sampai 500 mg / hari.

3. Vitamin B-12 Menurut buku Buku OOP Dosis: pada defisiensi oral atau sublingual 2 dd 1 mg selama 1 bulan, pemeliharaan 1 mg sehari. Profilaktis dalam sediaan multivitamin 1-10 mcg sehari, i.m. 0,5-1 mg/minggu, pemeliharaan 1 mg setiap 2 bulan Menurut Katzung farmakologi dasar dan klinik :543-544), Para harian yang direkomendasikan makanan alition papan flowance dari makanan dan papan Nutrisi untuk riboflavin adalah 0,4 sampai 0,6 mg untuk bayi, 0,8 sampai 1,2 mg untuk anak-anak sampai 10 tahun, 1,0 sampai 1,7 mg bagi remaja dan orang dewasa dan sedikit lebih tinggi bagi perempuan selama kehamilan dan alctation. Secara umum, persyaratan minimum untuk riboflavin adalah sekitar 0,3 mg untuk orang dewasa dan 0,8 mg untuk infacts secara 1000kcal-asupan. Membentuk sudut pandang fisiologis, asupan lebih dari 0,5 hingga 0,6 mg/1000kcal mungkin sedikit tambahan nilai pada orang dewasa normal.

Menurut buku A to Drugs, Dosis : Dewasa: PO 2 mcg / hari. Anak-anak: PO 0,3-2 mcg / hari. Vitamin B12 Defisiensi Dewasa: PO 25-1000 mcg / hari. Menurut Dosis (handbook british national formulary 1), Dosis: Dengan oral, kekurangan vitamin B asal diet, 50-150 mikrogram atau lebih setiap hari diambil antara makan; ANAK 50-105 mikrogram setiap hari dalam 1-3 dosis terbagi. Dengan injeksi intramuskular, awalnya 1 mg diulang 10 kali dengan interval 2-3 hari, pemeliharaan 1 mg setiap bulan. Menurut formularium nasional B1, B6, B12 Dosis : untuk pencegahan, sehari 1 sampai 2 tablet Pengobatan , 3 kali sehari, 1 sampai 2 tablet.

E. Kontra Indikasi (min.2 pustaka) 1. Vitamin B-1

2. Vitamin B-6 Menurut Farmakologi terapi, hal. 772-773. Pemakaian piridoksin hendaknya dihindarkan pada pasien yang mendapat levodopa. 3. Vitamin B-12 Menurut A to Drugs, Hipersensitif terhadap kobalt, vitamin B12, atau komponen obat ini, turun-temurun atrofi saraf optik.

F. Efek Samping Obat (min. 2 pustaka) 1. Vitamin B-1 Menurut britishnasional formulation, 540 Efek samping : pemberiandosistinggimenimbulkanneuropatiuntukperiode yang meluas Menurut Farmakologi terapi, hal. 772-773 Tiamin tidkamenimbulkan efek toksik bila diberikan per oral dan bila kelebihan tiamin cepat diekresikan mellaui urin. Meskipun jarang reaksi anafilaktoid dapat terjadi setelah pemberian IV dosisi besar pada pasien yang sensitif dan beberapa diantaranya bersifat fatal. Menurut martindal hal 1976 Efek samping pada tiamin jarang terjadi, tetapi hipersensitivitas Reaksi terjadi, terutama setelah parenteral dosis. Reaksi-reaksi ini telah berkisar dalam keparahan dari sangat ringan sampai, sangat jarang, shock anafilaksis yang fatal 2. Vitamin B-6 Menurut buku A to Z drugs, Efek Samping B-6 yaitu SSP: Neuropati, kiprah stabil, mengantuk, mengantuk. EENT: perioral mati rasa. LAIN: Mati rasa kaki, penurunan sensasi untuk menyentuh, suhu atau getaran, paresthesia, kadar asam folat serum rendah, pembakaran / menyengat di tempat suntikan IM, reaksi fotoalergi; ataksia. 3. Vitamin B-12 Menurut buku martindale ; reaksi hipersensitif alergi jarang terjadi setelah parenteral dosis vitamin b12 senyawa cyanocobalamin dan hydroxocobalamin. antibodi terhadap hydroxocobalamin-transcobalamin 11 komplex telah dikembangkan selama terapi hydroxocobalamin. Aritmia sekunder untuk

hipokalemia telah terjadi pada awal pengobatan parenteral dengan hydroxocobalamin. Intranasal cyanocobalamin dapat menyebabkan rhinitis, mual, dan sakit kepala. Cyanocobalamin atau hydroxocobalamin harus, jika mungkin, tidak diberikan kepada pasien dengan dugaan kekurangan vitamin b12 tanpa terlebih dahulu mengkonfirmasikan diagnosis. Pemantauan berkala darah dianjurkan. Penggunaan dosis lebih besar dari 10 mikrogram setiap hari dapat menghasilkan respon hematologis pada pasien dengan defisiensi folat efisiensi, penggunaan sembarangan dapat menutupi diag-tepat definosis. Sebaliknya, folat mungkin masker vitamin B12 efisiensi (lihat p.1940). Cyanocobalamin tidak boleh digunakan untuk penyakit Leber atau amblyopia tembakau karena ini neuropati optik dapat merosot lebih jauh.

G. Interaksi Obat (min. 3 pustaka)

1.Vitamin B-1 Menurut buku A to Z drugs, interaksi B-1: IV tidak kompatibel: tidak stabil dalam larutan netral atau basa. Tidak kompatibel dengan sulfit mengandung solusi. Kompatibel dengan barbiturat, eritromisin, lactobionate, sitrat. 2. Vitamin B-6 Menurut buku A to Z drugs, interaksinya; Cycloserine, INH, hydralazine, kontrasepsi oral, penisilamin: Peningkatan kebutuhan piridoksin. Levodopa: Efek Penurunan levodopa. (Interaksi tidak terjadi dengan levodopa / carbidopa dalam kombinasi dengan piridoksin.) Fenitoin: serum Fenitoin mungkin akan menurun. Parenteral: Inkompatibilitas: Tidak kompatibel dengan larutan alkali, garam besi dan oksidator.

3. Vitamin B-12 Menurut A to drugs, Kloramfenikol: Mengurangi efek hematologi vitamin B12 pada pasien dengan anemia pernisiosa. Colchicine, asupan alkohol yang berlebihan (lebih dari 2/wk) neomycin, waktu dirilis kalium, asam para-Aminosalisilat: Mengurangi penyerapan GI vitamin B12. Menurut buku martindale; interaksi obat: Penyerapan vitamin B12 dari saluran pencernaan dapat dikurangi dengan neomisin, asam Aminosalisilat, histamin H2 antagonis, omeprazole, dan colchicine. Konsentrasi serum dapat dikurangi dengan penggunaan kontrasepsi oral. Banyak interaksi ini tidak mungkin dari signifikansi klinis tetapi harus diperhitungkan ketika melakukan tes untuk konsentrasi darah. Kloramfenikol parenteral mungkin menipiskan efek vitamin B12 pada anemia. IV.3. Pemilihan Zat Tambahan (min. 3 pustaka)

V. URAIAN BAHAN a. Vitamin B-1 (Tiamin) Nama resmi Nama lain Rumus Molekul Rumus Bangun : Thiamini hydrochloridum : Vitamin B1 : C12H17ClN4OS.HCl :

Cl- + HCl

Pemerian

: Hablur kecil atau serbuk hablur; putih; bau khas lemah mirip ragi; rasa pahit

Kelarutan

: mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%), praktis tidak larut dalam eter, dan dalam benzen; larut dalam gliserol.

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup baik, terlindung dalam cahaya

Khasiat dan penggunaan : anti neuritikum; komponen vitamin B kompleks Stabilitas : Vitamin B1 melebur pada suhu 248 C, stabil dalam keadaan kering, serta larut dalam air dan gliserin, tetapi tidak larut dalam etanol dan dietileter. Vitamin B1 stabil dalam suasana asam dan belum mengalami perubahan pada pH=4 atau kurang, jika dipanaskan pada suhu 120 C selama 20 mneit. Sebaliknya, dalam suasana basa, tiamin hidroklorida cepat mengalami perubahan sehingga lingkar tiazolnya akan terbuka.

Inkompatibilitas (The art of compounding, hal 521) : B1 sangat larut dalam air dan sedikit larut dalam alkohol. Dapat bereaksi dengan asam tapi rusak dalam alkali. Inkompatibel dengan bahan-bahan yang mudah teroksidasi dan reduksi serta mengalami pengendapan dengan alkaloidal.

b. Vitamin B-6 Nama Nama lain Rumus molekul Berat molekul Rumus bangun : : : : : Piridoxina hydrochloridum vitamin B6 C8H11NO.HCl 205,64 g/ml

. HCl Pemerian : hablur putih atau tidka berwarna atua serbuk hablur putih, tidak berbaua, rasa asin. Piridoksol berupa kristal berwarna putih, berbentuk rombik (bentuk belah ketupat), memiliki rasa asam, tetapi sedikit pahit, dan melebur pada suhu 165C. Kelarutan : mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol 95%; praktis tidka larut dalam eter Penyimpanan Khasiat : dalam wdah tertutup rapat dan tertutup cahaya : komponen utama vitamin B kompleks

Stabilitas

: Dalam keadaan padat, piridoksal cukup stabil, namun mudah dipengaruhi oleh sinar matahari. Dalam suasana netral atau basa, vitamin ini dapat mengalami kerusakan oleh pengaruh sinar ultraviolet. Piridoksal dapat teroksidasi oleh hidrogen peroksida atau oksidator lain. larutannya bersifat basa. Larutan piridoksal dalam air peka terhadap panas. Piridoksal larut dalam air dan etil alkohol 95% sukar larut dalam alkohol dan tidak larut dalam eter. Pridoksamin mempuntai sifat basa. Kristalnya mencair pada suhu 193C dan mudah larut dalma alkohol. garam kloridanya yaitu piridoksamin dihidroklorida adalha kristal berbentuk lembaranlembaran yang mencair pada suhu 227C. Piridoksal larut dalam air.

Inkompatibilitas :

c. Vitamin B-12 Nama Resmi Nama Lain Berat Molekul Rumus Molekul : sianokobalamin : vitamin BI2 : 355,38 gr/mol : C63H88CoN14O14PRumus struktur :

Pemerian

hablur atau amorf merah tua atau serbuk hablur merah.

mengandung tidak kurang dari 96,0%, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Kelarutan : agak sukar larut dalam air; larut dalam etanol, tidak larut dalam aseton dalam kloroform dan dalam eter Wadah dan peminpanan : dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya. Stabilitas : Bentuk anhidrat sangat higroskopik, jika terpapar pada udara, menyerap air lebih kurang 12 %. Inkompatibilitas :

VI. PERHITUNGAN VI.1. Perhitungan Dosis VI.2. Perhitungan Bahan a. Per dosis b. Per batch

VII. CARA KERJA VIII. ETIKET DAN BROSUR IX. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai