Anda di halaman 1dari 4

F. PEMBAHASAN Besi merupakan komponen logam yang dibutuhkan dalam proses biokimia dalam tubuh.

Dalam dosis lazim adalah 360-75 mg perhari. Konsumsi zat besi penting dalam mempertahankan kadar besi normal dalam tubuh yaitu 40-50 mg Fe/kg BB. Zat besi (Fe) sangat diperlukan dalam tubuh antara lain untuk pertumbuhan, bekerjanya berbagai macam enzim dalam tubuh dan yang paling penting digunakan untuk pembentukan hemoglobin. Selain itu, kekurangan zat besi dapat menyebabkan gangguan sususnan syaraf pusat, dapat mengurangi pretasi kerja, kecerdasan terhambat, menurunya kekebalan terhadap infeksi. Namun, apabila mengkonsumsi zat besi yang berlebihan dapat menyebabkan toksisitas besi yang selanjutnya memicu terjadinya kerusakan pada jaringan. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kadar Fe (besi) dalam sediaan secara spektrofotometer atau kolorimetri menggunakan metode standar adisi. Dimana spektrofotometri itu sendiri merupakan suatu metode analisia berdasarkan pada pengukuran serapan cahaya monokromatis oleh suatu laju larutan berwarna yang menggunakan monokromatis oleh suatu laju larutan berwarna yang menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan tabung foton pada panjang gelombang spesifik. Keuntungan dari metode spektrofotomteri yaitu dapat digunakan untuk menganalisa suatu zat dalam jumlah kecil. Prinsip dari percobaan ini yaitu terbentuknya senyawa kompleks dengan besi karena adanya penambahan ammonium tiosianat sehingga terjadi perubahan warna dan absorbansinya dapat diukur menggunakan spektrofotometri visible. Metode standar adisi yaitu penentuan kadar konsentrsi senyawa yang dilakukan dengan membandingkan kekuatan serapan cahaya oleh larutan sampel terhadap larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya. Metode standar adisi itu terbagi atas dua yaitu terlebih dahulu dibuat sederet larutan standar, diukur serapannya, kemudian ditentukan konsentrsinya dengan menggunakan cara kalibrasi. Untuk cara kedua dilakukan dengan menambahkan sejumlah larutan contoh yang sama pada larutan standar.

Pada percobaan ini digunakan sampel obat sangobion, dimana sampel obat sangobion ini mengandung zat besi yang dapat berguna sebagai obat penambah darah. Besi itu merupakan senyawa yang tidak berwarna, sehingga untuk menganalisisnya menggunakan spektrofotometer. Perlakuan pertama yang dilakukan adalah pembuatan larutan standar dengan cara menambahkan HCl pekat pada besi (III). Dimana penambhan HCl pekat itu berfungsi sebagai pelarut yang membentuk suasana asam sehingga lebih stabil jika terjadi pengomplesan pada besi dan meminimalkan terjadinya oksidasi besi pada udara terbuka. Dilanjutkan dengan penambahan ammonium tiosianat (NH4SCN) terlebih dahulu, besi yang terdapat pada sampel bereaksi membentuk kompleks dengan ion tiosianat. Pada perlakuan kedua penentuan panjang gelombang maksimum pada senyawa FeCl3 nilai absorbansi berturut-turut yang didapatkan yaitu 0,131; 0,121; 0,118, 0,115; 0, 0110. Pada perlalakukan yang ketiga yaitu pembuatan larutan sampel dimana akan ditentukan kadarnya menggunakan metode standar adisi I dan stnadar adisi II dari hasil pengukuran serapan pada standar adisi I dengan panjang gelombang 450 nm, diperoleh absorban pada masing-masing volume standar adisi I yaitu 0 ml : 0,021; 5 ml : 0,117; 10 ml : 0,276; 15 ml : 0,386; 20 ml : 0,424. Tahap selajutnya absorbansi yang didapatkan pada volume Fe2+ (mL) 0, 5, 10, 15, 20 berturut-turut adalah 0,154; 0,158; 0,187; 1,202. Tujuan dari konsentrsi yang berbeda ialah untuk mendapatka nilai kurva standar dan persamaan yang nantinya akan digunkan untuk menentukan konsentrsi dari sampel. Berdasarkan data yang telah ada maka diketahui bahwa semakin besar konsentrsi larutan standar maka akan semakin besar pula absorbansinya. Dari data serapan menggunakan spektrofotometer menghasilkan kurva antara absorbansi dan konsentrsi dengan persamaan y = 0,007x + 0,023 hasil yang didapat yaitu 5,956 ppm. Pada metode standar adisi II pembacaan serapan pertama yang tanpa larutan standar menghasilkan serapan sebesar 0,071 dan pada sampel yang ditambahkan larutan standar sebesar 0,087. Dari hasil serapan yang didapat dilihat

bahwa pada penambahan larutan standar larutan nilai serapanya lebih besar dibandingkan tanpa larutan standar hal ini dapat disebabkan karena molekul dengan larutan standar tersebut lebih banyak sehingga serapan juga lebih besar dibandingkan larutan yang tidak ditambahkan larutan standar. Berdasarkan data tersebut dapat ditentukan kadar besi dalam sediaan yaitu sebesar 4,4375 ppm.

G. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa kadar Fe (besi) dalam sediaan secara spektrofotometer atau kolorimetri menggunakan metode standar adisi I diperoleh 5,956 dan pada metode standar adisi II sebesar 4,4375 ppm.

Anda mungkin juga menyukai