Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN Teknik Sterilisasi dan Perkecambahan in vitro

Dosen Pengampu : Ika Nugraheni, M. Si

Disusun Oleh: Nama NIM Kelompok Asisten Prodi : M. Musyafa Yasin : 10680010 : II : Intan : Pendidikan Biologi

LABOLATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DANTEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2013

Teknik Sterilisasi dan Perkecambahan in vitro


A. Tujuan praktikum 1. Melakukan sterilisasi medium, alat-alat dan ekplan. 2. Melakukan kerja aseptis dengan menumbuhkan biji secara in vitro

B. Dasar teori Kultur jaringan merupakan metode untuk mengisolasi bagian tanaman seperti jaringan serta menumbuhkannya dalam kondisi aseptik sehingga dapat menjadi tanaman lengkap. Dengan kultur jaringan dapat diperoleh perbanyakan mikro atau produksi tanaman dalam jumlah besar dan waktu yang diperlukan relatif lebih singkat (Susila, 2006) Susila, Anas, D. 2006. Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. Bogor : IPB. Sterilisasi eksplan merupakan tahap yang sangat menentukan keberhasilan kultur jaringan tumbuhan. Mencegah dan menghindari kontaminasi merupakan hal yang mutlak dilakukan pada seluruh rangkaian percobaan kultur jaringan tumbuhan karena lingkungan yang aseptis harus selalu dijaga. Kontaminan dalam kultur jaringan tumbuhan adalah segala bentuk organisme atau mikroorganisme lain yang tumbuh pada media biakan jaringan di lingkungan aseptis. Sumber kontaminan bisa berasal dari mikroorgansime yang tumbuh pada material tanaman yang dibiakkan, alat-alat yang digunakan, dan lingkungan tempat penyimpanan biakan di ruang inkubasi. Kontaminan yang umum dijumpai adalah bakteri, jamur, dan khamir (Ermayanti, 1997). Membuat dan menjaga kondisi tetap aseptis merupakan salah satu problem kultur jaringan. Sifat spora jamur yang kecil dan ringan membuatnya mudah terbawa oleh aliran udara. Media kultur yang kaya akan nutrisi merupakan lahan yang sangat baik untuk pertumbuhan bakteri dan jamur. Bila spora kontak dengan media akan segera membentuk koloni dan tumbuh sangat cepat sehingga mengganggu pertumbuhan kultur (Bidwell, 1979). Bidwell, R.G.S. 1979. Plant Physiology. Second Edition. Mac Millan Publishers Co. New York.

Tidak semua kontaminan bersifat pathogen, namun hampir semua kontaminan bersifat merugikan karena menurunkan tingkat keberhasilan pembiakan tanaman secara invitro. Kontaminan seringkali tumbuh lebih cepat dari jaringan yang sengaja ditumbuhkan sehingga akan terjadi kompetisi penyerapan nutrien antara kontaminandan jaringan yang sengaja ditimbuhkan. Jaringan yang sengaja ditumbuhkan akan kekurangan nutrien dan akhirnya mati. Mikrobia dapat mensekresikan senyawa tertentu yang bersifat toksik pada media tumbuh sehingga jika terserap oleh eksplan, eksplan dapat mati (Ermayanti, 1997). Banyak faktor yang dapat menyebabkan kontaminasi. Asal kontaminan kadang sangat sulit diketahui secara pasti karenapanjangnya prosedur dalam melakukan pekerjaan kultur invitro. Kontaminan yang berupa bakteri, jamur, atau khamir sering tumbuh pada tanaman yang merupakan eksplan. Jaringan tanaman yang tumbuh di dekat tanah lebih banyak membawa kontaminan daripada bagian tanaman yang masih muda dan berada jauh dari permukaan tanah. Salah satu kerugian dari kontaminasi oleh bakteri, jamur, dan khamir ini selain pertumbuhanny yang cepat sehingga menyebabkan kompetisi nutrisi dengan eksplan, mereka juga menurunkan pH media menjadi sangat asam (dibawah 3) dengan cara merombak kerbohidrat menjadi etanol dan asam asetat. Hal ini mengakibatkan medium menjadi lembek dan eksplan tidak dapat melakukan aktivitas kehidupannya pada medium yang lembek ini. Cara terbaik untuk mencegah adanya kontaminasi adalah dengan menguasai teknik aseptik yang sempurna. Salah satu hal yang penting dilakukan adalah pembakaran skalpel dan pinset yang akan digunakan dalam proses kultur in vitro selama lebih dari 16 detik (Ermayanti, 1997).

Ermayanti, T.M. 1997. Mengenal dan Mengatasi Kontaminan Pada Biak Jaring Tanaman. Warta Biotek tahun XI No.3, September-Desember 1997.

Anda mungkin juga menyukai