Anda di halaman 1dari 23

BAB I PENDAHULUAN Dalam bahasa kedokteran inggris, pinggang dikenal sebagai low back, secara anatomik pinggang adalah

daerah tulang belakang L1 sampai seluruh tulang sakrum dan otot-otot sekitarnya. Tulang belakang lumbal sebagai unit structural dalam berbagai sikap tubuh dan gerakan ditinjau dari sudut mekanika. Daerah pinggang mempunyai fungsi yang sangat penting pada tubuh manusia. Fungsi penting tersebut antara lain membuat tubuh berdiri tegak, pergerakan dan melindungi beberapa organ penting. Low back pain (LBP) atau nyeri pinggang adalah suatu sindroma klinik yang ditandai dengan gejala utama rasa nyeri atau perasaan tidak enak di daerah tulang punggung bawah. 80% penduduk seumur hidupnya pernah sekali merasakan nyeri pinggang. Insidensi nyeri pinggang di negara berkembang 1520% dari total populasi. Penyebab LBP beragam dan multifaktorial seperti faktor mekanik, degenerasi, radang, neoplasma, dan penyakit sistemik. 1-3% penyebab LBP adalah penyakit diskus distribusi utama terhadap terjadinya insiden LBP seumur hidup (60-80%) pada masyarakat Amerika. Hernia Nukleus Pulposus merupakan salah satu dari sekian banyak Low Back Pain akibat proses degeneratif. Penyakit ini banyak ditemukan di masyarakat, dan biasanya dikenal sebagai loro boyok. Biasanya mereka mengobatinya dengan pijat urat dan obat-obatan gosok, karena anggapan yang salah bahwa penyakit ini hanya sakit otot biasa atau karena capek bekerja. Penderita penyakit ini sering mengeluh sakit pinggang yang menjalar ke tungkai bawah terutama pada saat aktivitas membungkuk (sholat,mencangkul). Penderita mayoritas melakukan suatu aktivitas mengangkat beban yang berat dan sering membungkuk.Aktivitas ini banyak dilakukan oleh para pekerja bangunan, pembantu rumah tangga, olahragawan angkat besi, kuli pelabuhan, dan lain-lain.

BAB II IDENTITAS PASIEN

A. IDENTITAS PASIEN Nama Tempat/ Tanggal lahir Usia Jenis kelamin Alamat Agama Pangkat/ Kesatuan Tanggal Masuk RS No Rekam Medik : Tn. M : 17-07-1973 : 36 tahun : Laki-laki : Jl. Letjen Suprapto Jakarta Selatan : Islam : Kopda/ Paspampres : 11 Juni 2011 : 32 11 79

B. ANAMNESA Dilakukan autoanamnesa pada tanggal 15 Juni 2011 pukul 15.15 WIB Keluhan Utama Nyeri pada kaki kiri Keluhan Tambahan Badan terasa dingin dan pandangan kabur. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang dengan keluhan nyeri pada kaki kiri sejak sejak 2,5 bulan sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan di daerah pinggang dan menjalar ke pangkal paha dan betis. Awalnya nyeri dirasakan hilang timbul tetapi semakin lama nyeri menjadi terus menerus dan semakin memburuk. Awalnya pasien masih dapat menumpu badannya dengan kaki kiri tetapi saat ini pasien mengaku nyeri saat pasien tidak melakukan aktivitas apapun, saat duduk, tidur dan berjalan, pasien juga mengaku tidak bisa menumpu berat badannya pada kaki kiri karena sakit. Menurut pengakuan pasien, 1 hari sebelum masuk rumah sakit, nyeri yang dialami pasien semakin memburuk dan 3 jam sebelum masuk rumah

sakit badan pasien terasa dingin dan pandangan menjadi kabur karena menahan rasa sakit pada kaki kirinya sehingga pasien datang ke instalasi gawat darurat RSPAD. Selama sakit pasien mengaku sudah melakukan pengobatan alternatif dan mendapatkan vitamin dan obat anti nyeri dari dokter tetapi pasien tidak merasakan ada perbaikan. Selama perawatan di rumah sakit, pasien mendapatkan pengobatan vitamin dan obat anti hipertensi.

Riwayat Penyakit Dahulu Pada tahun 2004 pasien mengalami gejala yang sama seperti sekarang dan didiagnosis dengan hernia nervous pulposus (HNP), pasien sudah melakukan operasi HNP pada tahun 2004. Pasien juga memiliki riwayat hipertensi, dan tidak memiliki riwayat diabetes melittus.

Riwayat Penyakit dalam Keluarga Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai keluhan seperti pasien.

C. PEMERIKSAAN FISIK Status Generalis Keadaan umum Kesadaran Tanda-randa vital Tekanan darah Nadi Respirasi Suhu Kepala Mata Telinga Hidung Mulut : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor : tidak keluar cairan : tidak keluar secret, septum tidak deviasi : oral hygiene baik : tampak sakit sedang : composmentis : : 170/110 mmHg : 82 x/ menit : 24x/ menit : afebris

Leher Thoraks

: tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid

Paru: inspeksi : simetris di kedua lapang paru Palpasi : fremitus taktil dan fremitus vokal simetris Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru Auskultasi: vesikular di seluruh lapang paru, wheezing -/-, rhonki -/jantung: Inspeksi: iktus kordis terlihat Palpasi: iktus kordis teraba Perkusi: batas jantung normal Auskultasi: bunyi jantung I dan II regular, tidak ada murmur dan gallop, takikardi. Abdomen Inspeksi Auskultasi Palpasi Perkusi : perut buncit, darm steifung (-), darm contour (-) : bunyi usus (+) normal : supel, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-) : timpani di seluruh lapang abdomen, nyeri ketok (-).

Ekstremitas: akral hangat, sianosis (-) di keempat ekstremitas, edema (-) di keempat ekstremitas.

Status Lokalis regio membrum inferior sinistra Inspeksi Palpasi : edema (-), luka terbuka (-), hematom (-) : nyeri tekan (-)

Perkusi dengan palu refleks: refleks tendon patella (+), refleks archilles (+)

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium 11 Juni 2011 Hematologi Hemoglobin Hematokrit Eritrosit Leukosit 13,3 g/dL 41 % 4,5 juta/uL 9500/uL (13-18 g/dL) (40-52%) (4,3-6,0 juta/uL) (4800-10800/uL)

Trombosit MCV MCH MCHC Kimia darah Ureum Kreatinin Natrium Kalium Klorida Glukosa sewaktu

359000/uL 91 fl 30 pg 33 g/dL

(150000-400000/uL) (80-96 fl) (27-32 pg) (32-36 g/dL)

29 mg/dL 1,3 mg/dL 137 mEq/L 3,0 mEq/L* 109 mEq/L* 95 mg/dL

(20-50 g/dL) (0,5-1,5 mg/dL) (135-145 mEq/L) (3,5-5,3 mEq/L) (97-107 mEq/L) (<140 mg/dL)

Pemeriksaan MRI tanggal 15 Juni 2011 Kesan: Straight lumbal dengan listesis L4 posterior terhadap L5 (grade 1) Spondyloatrhrosis lumbalis Bulging diskus L4-5 dan L5-S1 menekan thecal sac dan nerve root kanan kiri Hipertrofi ligamentum longitudinalis posterior level 4-5 Stenosis canalis spinalis setinggi level 4-5

E. DIAGNOSIS Ischialgia et causa hernia nervous pulposus

F. TERAPI Operasi diskectomy

G. PROGNOSIS Ad vitam Ad functionam Ad sanationam : dubia ad bonam : dubia ad bonam : dubia ad bonam

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

A. ANATOMI dan FISIOLOGI VERTEBRAE Anatomi tulang belakang perlu diketahui agar dapat

ditentukan elemen yang terganggu pada timbulnya keluhan nyeri punggung bawah. Columna vertebralis adalah pilar utama tubuh. Dimana merupakan struktur fleksibel yang dibentuk oleh tulang-tulang tak beraturan, disebut vertebrae.Vertebrae dikelompokkan sebagai cervikalis yang terdiri dari 7 tulang, torakalis yang terdiri dari 12 tulang, lumbalis yang terdiri dari 5 tulang, sakralis yang terdiri dari 5 tulang yang menyatu membentuk sakrum dan coccygeus terdiri dari 3-4 tulang yang bawah biasanya menyatu.

Tulang vertebrae merupakan struktur kompleks yang secara garis besar terdiri atas 2 bagian. Bagian anterior tersusun atas korpus vertebra, diskus intervertebralis (sebagai artikulasi) dan ditopang oleh ligamentum longitudinale anterior dan posterior. Sedangkan bagian posterior tersusun atas pedikel, lamina, kanalis vertebralis, serta prosesus tranversus dan spinosus yang menjadi tempat otot penyokong dan pelindung kolumna vertebrale. Bagian posterior vertebrae antara satu dan lain dihubungkan dengan sendi apofisial (fascet joint).Tulang vertebrae ini dihubungkan satu sama lainnya oleh ligamentum dan tulang rawan. Bagian anterior columna vertebralis terdiri dari corpus vertebrae yang dihubungkan satu sama lain oleh diskus fibrokartilago yang disebut discus invertebralis dan diperkuat oleh ligamentum longitudinalis anterior dan ligamentum

longitudinalis posterior.

Diskus

invertebralis

menyusun

seperempat

panjang

columna

vertebralis. Diskus ini paling tebal di daerah cervical dan lumbal, tempat dimana banyak terjadi gerakan columna vertebralis, dan berfungsi sebagai sendi dan shock absorber agar kolumna

vertebralis tidak cedera bila terjadi trauma. Diskus intervertebralis terdiri dari lempeng rawan h y a l i n e ( h y a l i n e C a r t i l a g e p l a t e ) , n ukleus pulposus (gel), dan annulus fibrosus. Sifat setengah cair dari nucleus pulposus, memungkinkannya berubah bentuk dan vertebrae dapat mengjungkit ke depan dan belakang diatas yang lain, seperti pada flexi dan ekstensi columna vertebralis. Diskus intervertebralis, baik annulus fibrosus maupun nucleus pulposusnya adalah bangunan yang tidak peka nyeri. Bagian yang merupakan bagian peka nyeri adalah ligamentum longitudinale anterior, ligamentum longitudinale posterior, korpus vertebra dan periosteumnya, articulatio zygoapophyseal, ligamentum supraspinosum, fasia dan otot. Stabilitas vertebrae tergantung pada integritas korpus

vertebra dan diskus intervertebralis serta dua jenis jaringan penyokong yaitu ligamentum (pasif) dan otot (aktif). Untuk menahan beban yang b esar terhadap kolumna vertebral ini stabilitas daerah pinggang sangat bergantung pada gerak kontraksi volunter dan refleks otot-otot sakrospinalis, abdominal, usia, gluteus air maksimus, nukleus

dan hamstring. Dengan

bertambahnya

kadar

pulposus menurun dan diganti oleh fibrokartilago. Sehingga pada usia lanjut, diskus ini tipis dan kurang lentur, dan sukar

dibedakan dari anulus. Ligamen longitudinalis posterior di bagian L5-S1 sangat lemah, sehingga HNP sering terjadi di bagian postero lateral.

B. DEFINISI HNP (Hernia Nukleus Pulposus) adalah keluarnya nukleus pulposus dari discus melalui robekan annulus fibrosus keluar ke belakang/dorsal

menekan medulla spinalis atau mengarah ke dorsolateral menakan saraf spinalis sehingga menimbulkan gangguan.

C. EPIDEMIOLOGI HNP paling sering terjadi pada pria dewasa, dengan insiden puncak pada decade ke-4 dan ke-5. Kelainan ini lebih banyak terjadi pada individu dengan pekerjaan yang banyak membungkuk dan mengangkat. Karena ligamentum longitudinalis posterior pada daerah lumbal lebih kuat pada bagian tengahnya, maka protrusi discus cenderung terjadi kearah postero lateral, dengan kompresi radiks saraf.

D. ETIOLOGI Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya HNP: 1. Aliran darah ke diskus berkurang 2. Beban berat 3. Ligamentum longitudinalis posterior menyempit Jika beban pada diskus bertambah, annulus fibrosus tidak kuat menahan nucleus pulposus (gel) akan keluar, akan timbul rasa nyeri oleh karena gel yang berada di kanalis vertebralis menekan radiks. Hernia nukleus pulposus dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti degenerasi diskus intervertebralis, trauma minor pada pasien tua dengan degenerasi, trauma berat atau terjatuh, mengangkat atau menarik benda berat.

E. PATOFISIOLOGI Bangunan peka nyeri mengandung reseptor nosiseptif

(nyeri) yang terangsang oleh berbagai stimulus lokal (mekanis, termal, kimiawi). Stimulus ini akan direspon dengan

pengeluaran berbagai mediator inflamasi yang akan menimbulkan persepsi nyeri. Mekanisme nyeri merupakan proteksi yang bertujuan untuk mencegah pergerakan sehingga proses penyembuhan dimungkinkan. Salah satu bentuk proteksi adalah spasme otot, yang selanjutnya dapat menimbulkan iskemia. Nyeri yang timbul dapat berupa nyeri inflamasi pada jaringan dengan terlibatnya berbagai mediator inflamasi; atau nyeri neuropatik yang diakibatkan lesi primer pada sistem saraf. Iritasi neuropatik Pertama, yang pada serabut saraf hanya dapat terjadi nervi menyebabkan pada nevorum selaput yang

dua kemungkinan. pembungkus saraf

penekanan kaya

nosiseptor dari

menimbulkan nyeri inflamasi. N y e r i d i r a s a k a n s e p a n j a n g s e r a b u t

10

saraf dan bertambah dengan peregangan misalnya karena pergerakan.

serabut

saraf

Kemungkinan kedua, penekanan mengenai serabut saraf. Pada kondisi ini terjadi perubahan biomolekuler di mana terjadi akumulasi saluran ion Na dan ion lainnya. Penumpukan ini menyebabkan timbulnya mechanohotspot yang sangat peka terhadap rangsang mekanikal dan termal. Hal ini merupakan dasar pemeriksaan Laseque.

11

F. MANIFESTASI KLINIS Manifestasi klinis yang timbul tergantung lokasi lumbal yang terkena. HNP dapat terjadi ke segala arah, tetapi

kenyataannya lebih sering hanya pada 2 arah, yang pertama ke arah postero-lateral yang menyebabkan nyeri pinggang, sciatica,dan gejala dan tanda-tanda sesuai dengan radiks dan saraf mana yang terkena. Berikutnya ke arah postero-sentral menyebabkan nyeri pinggang dan sindroma kauda equina. Kedua saraf sciatic (N. Ischiadicus) adalah saraf terbesar dan terpanjang pada tubuh. masing-masing hampir sebesar jari. Pada setiap sisi tubuh, saraf sciatic menjalar dari tulang punggung bawah, di belakang persendian pinggul, turun ke bokong dan dibelakang lutut. Di sana saraf sciatic terbagi dalam beberapa cabang dan terus menuju kaki. Ketika saraf sciatic terjepit, meradang, atau rusak, nyeri sciatica bisa menyebar sepanjang panjang saraf sciatic menuju kaki. Sciatica terjadi sekitar 5% pada orang ischialgia, yaitu suatu kondisi dimana saraf ischiadikus yang mempersarafi daerah bokong sampai kaki terjepit. Penyebab terjepinya saraf ini ada beberapa faktor. yaitu antara lain kontraksi atau radang otot -otot daerah bokong, adanya

perkapuran tulang belakang atau adanya Herniasi Nukleus Pulposus (HNP), dan lain sebagainya. Schiatica perjalanan merupakan nyer i yang terasa tungkai, sepanjang biasanya

nervus

ischiadicus

sampai

mengenai hanya salah satu sisi. Nyeri dirasakan seperti ditusuk jarum, sakit nagging atau nyeri seperti ditembak. Kekakuan kemunkinan dirasakan pada kaki. Berjalan, berlari, men aiki tangga dan meluruskan kaki memperburuk nyeri tersebut, yang diringankan dengan menekuk punggung atau duduk. Gejala yang sering ditimbulkan ischialgia adalah: 1. Nyeri punggung bawah.

12

2. Nyeri daerah bokong. 3. Rasa kaku/ tertarik pada punggung bawah. 4. Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum dan dapat disertai baal, yang dirasakan dari bokong menjalar ke daerah paha, betis bahkan sampai kaki, tergantung bagian saraf mana yang terjepit. 5. Rasa nyeri sering ditimbulkan setelah melakukan aktifitas yang berlebihan, terutama banyak membungkukkan badan atau banyak berdiri dan berjalan. 6. Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang yang berat, batuk,bersin akibat bertambahnya tekanan intratekal. 7. Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan kelemahan anggota badan bawah/ tungkai bawah yang disertai dengan mengecilnya otot-otot tungkai bawah dan hilangnya refleks tendon patella (KPR) dan achilles (APR). 8. Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi

gangguan defekasi, miksi dan fungsi seksual. Keadaan ini merupakan kegawatan neurologis yang memerlukan tindakan

pembedahan untuk mencegah kerusakan fungsi permanen. 9. Kebiasaan penderita perlu diamati, bila duduk maka lebih nyaman duduk pada sisi yang sehat.

13

G. DIAGNOSIS 1. Anamnesa Adanya nyeri di pinggang bagian bawah yang menjalar ke bawah (mulai dari bokong, paha bagian belakang, tungkai bawah bagian atas). Dikarenakan mengikuti jalannya N. Ischiadicus yang mempersarafi kaki bagian belakang. a. Nyeri mulai dari pantat, menjalar kebagian belakang lutut, kemudian ke tungkai bawah. (sifat nyeri radikuler). b. Nyeri semakin hebat bila penderita mengejan, batuk, mengangkat barang berat. c. Nyeri bertambah bila ditekan antara daerah disebelah L5 S1 (garis antara dua krista iliaka). d. Nyeri Spontan Sifat nyeri adalah khas, yaitu dari posisi berbaring ke duduk nyeri bertambah hebat.Sedangkan bila berbaring nyeri berkurang atau hilang. 2. Pemeriksaan Fisik a. Motoris Gaya jalan yang khas, membungkuk dan miring ke sisi tungkai yang nyeri dengan fleksi di sendi panggul dan lutut, serta kaki yang berjingkat. Motilitas tulang belakang lumbal yang terbatas.

b. Sensoris Lipatan bokong sisi yang sakit lebih rendah dari sisi yang sehat. Skoliosis dengan konkavitas ke sisi tungkai yang nyeri, sifat sementara. c. Tes-tes Khusus Tes Laseque (Straight Leg Raising Test = SLRT): Tungkai penderita diangkat secara perlahan tanpa fleksi di lutut sampai sudut 90.

14

Gangguan sensibilitas, pada bagian lateral jari ke 5 (S1), atau bagian medial dari ibu jari kaki (L5).

Gangguan motoris, penderita tidak dapat dorsofleksi, terutama ibu jari kaki (L5), atau plantarfleksi (S1). Tes dorsofleksi: penderita jalan diatas tumit Tes plantarfleksi: penderita jalan diatas jari kaki

Kadang-kadang terdapat gangguan autonom, yaitu retensi urine, merupakan indikasi untuk segera operasi.

Kadang-kadang terdapat anestesia di perincum, juga merupakan indikasi untuk operasi.

Tes kernique

d. Tes Refleks Refleks tendon achilles menurun atau menghilang jika radiks antara L5-S1 terkena. 3. Pemeriksaan Penunjang a. Laboratorium Darah: Tidak spesifik Urine: Tidak spesifik Liquor Serebrospinalis: Biasanya normal. Jika terjadi blok akan didapatkan peningkatan kadar protein ringan dengan adanya penyakit diskus. Kecil manfaatnya untuk diagnosis. b. Foto Foto X-ray tulang belakang. Pada penyakit diskus, foto ini normal atau memperlihatkan perubahan degeneratif dengan penyempitan sela invertebrata dan pembentukan osteofit. Myelogram mungkin disarankan untuk menjelaskan ukuran dan lokasi dari hernia. Bila operasi dipertimbangkan maka myelogram dilakukan untuk menentukan tingkat protrusi diskus. CT scan untuk melihat lokasi HNP

15

MRI tulang belakang bermanfaat untuk diagnosis kompresi medula spinalis atau kauda ekuina. Alat ini sedikit kurang teliti daripada CT scan dalam hal mengevaluasi gangguan radiks saraf.

H. PENATALAKSANAAN Perawatan utama untuk diskus hernia adalah diawali dengan istirahat dengan obat-obatan untuk nyeri dan anti inflamasi, diikuti dengan terapi fisik. Dengan cara ini, lebih dari 95% penderita akan sembuh dan kembali pada aktivitas normalnya. Beberapa persen dari penderita butuh untuk terus mendapat perawatan lebih lanjut yang meliputi injeksi steroid atau pembedahan. 1. Tirah Baring Tujuan tirah baring untuk mengurangi nyeri mekanik dan tekanan intradiskal,lama yang dianjurkan adalah 2-4 hari. Tirah baring terlalu lama akan menyebabkan otot melemah. Pasien dilatih secara bertahap untuk kembali ke aktifitas biasa. Posisi tirah baring yang dianjurkan adalah dengan menyandarkan punggung, lutut dan punggung bawah pada posisi sedikit fleksi. Fleksi ringan dari vertebrae lumbosakral akan memisahkan permukaan sendi dan memisahkan aproksimasi jaringan yang meradang. 2. Medikamentosa Untuk penderita dengan diskus hernia yang akut yang disebabkan oleh trauma seperti kecelakaan mobil atau tertimpa benda yang sangat berat dan segera diikuti dengan nyeri hebat di punggung dan kaki, pengobatan dengan obat pengurang rasa nyeri dan NSAIDS akan dianjurkan. Jika terdapat kaku pada punggung, obat anti kejang, disebut juga pelemas otot, biasanya diberikan. Kadang-kadang, steroid mungkin diberikan dalam bentuk pil atau langsung ke dalam darah lewat intravena. Pada pasien dengan nyeri hebat berikan analgesik disertai zat antispasmodik seperti diazepam.

16

NSAID Nebumeton yang merupakan pro drugs dan efek sampingnya relatif lebih sakit, terutama efek samping terhadap saluran cerna, dengan dosis 1 gram/ hari. Pemakaian jangka panjang biasanya terbatas pada NSAID, tapi adakalanya narkotika juga digunakan (jika nyeri tidak teratasi oleh NSAID). Untuk orang yang tidak dapat melakukan terapi fisik karena rasa nyeri, injeksi steroid di belakang pada daerah herniasi dapat sangat membantu mengatasi rasa sakit untuk beberapa bulan. Dan disertai program terapi rutin. Obat relaksasi otot diberikan parenteral dan hampir selalu secara intravena seperti D-tubokurarin klorida, Metokurin yodida, Galamin trietyodida, Suksinilkolin klorida, Dekametonium. Derajat relaksasi otot dapat diatur dengan kecepatan infus Transkuilizer. 3. Fisioterapi a. Traksi pelvis Menurut panel penelitian di Amerika dan Inggris traksi pelvis tidak terbukti bermanfaat. Penelitian yang

membandingkan tirah baring, korset dan traksi dengan tirah baring dan korset saja tidak menunjukkan perbedaan dalam kecepatan penyembuhan. b. Diatermi/kompres panas/dingin Tujuannya adalah mengatasi nyeri dengan mengatasi inflamasi dan spasme otot.keadaan akut biasanya dapat digunakan kompres dingin, termasuk bila terdapat edema. Untuk nyeri kronik dapat digunakan kompres panas maupun dingin. c. Korset lumbal Korset lumbal tidak bermanfaat pada HNP akut namun dapat digunakan untuk mencegah timbulnya eksaserbasi akut atau nyeri HNP kronis. Sebagai penyangga korsetdapat mengurangi beban diskus serta dapat mengurangi spasme.

17

d. Latihan Direkomendasikan melakukan latihan dengan stres minimal punggung sepertijalan kaki, naik sepeda atau

berenang. Latihan lain berupa kelenturan dan penguatan. Latihan bertujuan untuk memelihara fleksibilitas

fisiologis, kekuatan otot, mobilitas sendi dan jaringan lunak. Dengan latihan dapat terjadi pemanjangan otot, ligament dan tendon sehingga aliran darah semakin

meningkat. e. Proper body mechanics Pasien perlu mendapat pengetahuan mengenai sikap tubuh yang baik untuk mencegah terjadin ya cedera maupun nyeri. Beberapa prinsip dalam

menjaga posisi punggung adalah sebagai berikut: Dalam posisi duduk dan berdiri, otot perut

ditegangkan, punggung tegak dan lurus. Hal ini akan menjaga kelurusan tulang punggung. Ketika akan turun dari tempat tidur, posisi punggung didekatkan ke pinggir tempat tidur. Gunakan tangan dan lengan untuk mengangkat panggul dan berubah posisi ke duduk. Pada saat akan berdiri tumpukan tangan pada paha untuk membantu posisi berdiri. Posisi tidur gunakan tangan untuk membantu mengangkat dan menggeser posisipanggul. Saat duduk, lengan membantu menyanggah badan. Saat akan berdiri badan diangkat dengan bantuan tangan sebagai tumpuan. Saat mengangkat sesuatu dari lantai, posisi lutut ditekuk seperti hendak jongkok,punggung tetap dalam keadaan lurus dengan mengencangkan otot perut. Dengan p u n g g u n g lurus,

beban diangkat dengan cara melurusk an kaki.

18

Beban yang diangkat dengan tangan di letakkan sedekat mugkin dengan dada. Jika hendak berubah posisi, jangan memutar badan. Kepala, punggung dan kakiharus berubah posisi secara bersamaan. Hindari gerakan yang memutar vertebra. Bila perlu, ganti wc jongkok dengan wc d u d u k s e h i n g g a m e m u d a h k a n

gerakan dan tidak membebani punggung saat bangkit. 4. Operasi Terapi bedah berguna untuk menghilangkan penekanan dan iritasi saraf sehingga nyeri dan gangguan fungsi akan hilang. Tindakan operatif HNP harus berdasarkan alasan yang kuat yaitu berupa defisit neurologik memburuk, gangguan otonom (miksi, defekasi, seksual) dan paresis otot tungkai bawah. a. Laminectomy L a m i n e c t o m y, ya i t u t i n d a k a n o p e r a t i f m e m b u a n g lamina vertebralis, d a p a t dilakukan sebagai dekompresi

terhadap radix spinalis yang tertekan atau terjepit oleh protrusi nukleus pulposus.

19

b. Diskectomy Pada discectomy, sebagian dari discus intervertebralis

diangkat untuk mengurangi tekanan terhadap nervus. Discectomy dilakukan untuk memindahkan bagian yang menonjol dengan anestesi umum. Hanya sekitar 2-3 hari tinggal dirumah sakit. Akan diajurkan untuk berjalan pada hari pertama setelah operasi untuk mengurangi resiko pengumpulan darah. Untuk sembuh total memakan waktu beberapa minggu. Jika lebih dari satu diskus yang harus ditangani jika ada masalah lain selainherniasi diskus. Operasi yang lebih ekstensif mungkin diperlukan dan mungkinmemerlukan waktu yang lebih lama untuk sembuh (recovery). c. Mikrodiskectomy Prosedur memindahkan fragmen of nucleated disk melalui irisan yang sangat kecil dengan menggunakan x-ray dan

chemonucleosis. Chemonucleosis meliputi injeksi enzim yang disebut chymopapain ke dalam herniasi diskus untuk melarutkan substansi gelatin yang menonjol prosedur ini merupakan salah satu alternatif disectomy pada kasus-kasus tertentu. Biasanya penderita boleh memulai latihan setelah 4-6 minggu setelah ia diperbolehkan bangun atau turun dari tempat tidur.

20

I. LARANGAN Peregangan yang mendadak pada punggung. Jangan sekali-kali mengangkat benda atau sesuatu dengan tubuh dalam keadaan fleksi atau dalam keadaan membungkuk. Hindari kerja dan aktifitas fisik yang berat untuk mengurangi kambuhnya gejala setelah episode awal.

J. SARAN Istirahat mutlak di tempat tidur, kasur harus yang padat. Diantara kasur dan tempat tidur harus dipasang papan atau plywood agar kasur jangan melengkung. Sikap berbaring terlentang tidak membantu lordosis lumbal yang lazim, maka bantal sebaiknya ditaruh di bawah pinggang. Orang sakit diperbolehkan untuk tidur miring dengan kedua tungkai sedikit ditekuk pada sendi lutut. Bilamana orang sakit dirawat di rumah sakit, maka sikap tubuh waktu istirahat lebih enak, oleh karena lordosis lumbal tidak mengganggu tidur terlentang jika fleksi lumbal dapat diatur oleh posisi tempat tidur rumah sakit.

21

Istirahat mutlak di tempat tidur berarti bahwa orang sakit tidak boleh bangun untuk mandi dan makan. Namun untuk keperluan buang air kecil dan besar orang sakit diperbolehkan meninggalkan tempat tidur. Oleh karena buang air besar dan kecil di pot sambil berbaring terlentang justru membebani tulang belakang lumbal lebih berat lagi. Analgetika yang non adiktif perlu diberikan untuk menghilangkan nyeri. Selama nyeri belum hilang fisioterapi untuk mencegah atrofi otot dan dekalsifikasi sebaiknya jangan dimulai setelah nyeri sudah hilang latihan gerakan sambil berbaring terlentang atau miring harus diajurkan. Traksi dapat dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas yang sesuai dapat dilakukan pelvic traction, alat-alat untuk itu sudah automatik. Cara pelvic traction, sederhana kedua tungkai bebas untuk bergerak dan karena itu tidak menjemukan penderita. Maka pelvic traction dapat dilakukan dalam masa yang cukup lama bahkan terus-menerus. Latihan bisa dengan melakukan flexion excersise dan abdominal excersise. Masa istirahat mutlak dapat ditentukan sesuai dengan tercapainya perbaikan. Bila iskhilagia sudah banyak hilang tanpa menggunakan analgetika, maka orang sakit diperbolehkan untuk makan dan mandi seperti biasa. Korset pinggang atau griddle support sebaiknya dipakai untuk masa peralihan ke mobilisasi penuh. Penderita dapat ditolong dengan istirahat dan analegtika antirheumatika serta nasehat untuk jangan sekali-kali mengangkat benda berat, terutama dalam sikap

membungkuk. Anjuran untuk segera kembali ke dokter bilamana terasa nyeri radikuler penting artinya. Dengan demikian ia datang kembali dan sakit pinggang yang lebih jelas mengarah ke lesi diskogenik.

K. PROGNOSIS Sebagian besar pasien akan membaik dalam 6 minggu dengan terapi konservatif. Sebagian kecil akan berkembang menjadi kronik meskipun sudah diterapi. Pada pasien yang dioperasi, 90% akan membaik terutama nyeri tungkai, kemungkinan terjadi kekambuhan adalah 5%.

22

DAFTAR PUSTAKA

1. Snell, Richard S, Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran, EGC, Jakarta, 1997, hal; 220;224;244-246. 2. Fakultas Kedokteran UI, Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2, Media Acsculapius, Jakarta 2000, hal; 54-57. 3. Atlas Anatomi Manusia, Sobotta Jilid 2, EGC, Jakarta 2000, hal;24. 4. Chandra, B, Neurologi Klinik, FK Unair, Surabaya, hal;178. 5. Http://www.choirogeek.com/001_Tutorial Birth of HNP.htm 6. Http://www.driho.com/lumbar_disc_surgery.htm 7. Http://health.allrefer.com/health/herniated-nucleus-pulposus-slipped-diskprognosis.htm

23

Anda mungkin juga menyukai