Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN OBSERVASI PENGEMBANGAN KURIKULUM

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1


1. Indah Novitasari (3215096526) 2. Ian Arif Rahman (3215096535) 3. Resita Astika Jantu (3215096540) 4. Muhamad Ihsan (3215096543) 5. Agung Guntoro (3215086788)

PENDIDIKAN FISIKA NON-REGULER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2011

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat, taufik dan hidayahNya sehingga kami observasi kurikulum KTSP. Adapun tujuan kami menyusun laporan observasi ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen pengembangan kurikulum sekaligus untuk mengetahui apakah KTSP yang ada di sekolah-sekolah saat ini sudah sesuai dengan aturan-aturan yang terdapat dalam BSNP . Dalam menyusun laporan observasi ini, kami ucapkan terima kasih kepada Dosen pengembangan kurikulum Ibu Dr. Desnita, M.si, serta kepada seluruh rekan yang membantu dalam proses penyusunan laporan observasi ini, sehingga dapat terselesaikan. Dalam proses penyusunan laporan ini masih terdapat kelemahan dan kekurangan sehingga diharapkan kritik dan saran dari pembaca, khususnya dari dosen yang bersangkutan, rekan-rekan mahasiswa serta dari para pembaca lainnya. Dan diharapkan saran dan kritik tersebut dapat membangun menuju perbaikan ke arah yang lebih baik. Semoga laporan observasi ini dapat membantu para rekan mahasiswa serta pihak-pihak yang terkait kurikulum KTSP di sekolah. untuk lebih memahami tentang proses implementasi dapat menyusun laporan

Jakarta, 20 Desember 2011

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................. Daftar Isi ........................................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................................................................. B. Rumusan Masalah ..................................................................................... C. Tujuan ........................................................................................................... D. Manfaat Hasil Penelitian ................................................................................ BAB II METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Kegiatan ............................................................................ B. Instrumen Yang Digunakan ............................................................................... C. Teknik Analisis ...................................................................................................... BAB III DATA DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian.......................................................................................... B. Pembahasan................................................................................................. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan.................................................................................................... B. Saran......................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. LAMPIRAN 1. Hasil wawancara 2. Lembar observasi...

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pendidikan. Tanpa kurikulum, proses pendidikan tidak akan berjalan mulus. Kurikulum diperlukan sebagai salah satu komponen untuk menentukan tercapainya tujuan pendidikan. Di dalam kurikulum terangkum berbagai kegiatan dan pola pengajaran yang dapat menentukan arah proses pembelajaran. Itulah sebabnya, menelaah dan mengkaji kurikulum merupakan suatu kewajiban bagi guru. Berbagai pendapat mengenai kurikulum telah dikemukakan oleh para ahli pendidikan. Dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang SNP dijelaskan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Senada dengan pengertian di atas, Oemar Hamalik (1990:32) menyatakan bahwa kurikulum adalah suatu alat yang amat penting dalam rangka merealisasi dan mencapai tujuan pendidikan sekolah. Dalam arti luas kurikulum dapat diartikan sesuatu yang dapat mempengaruhi siswa, baik dalam lingkungan sekolah maupun luar sekolah. Namun, kurikulum haruslah direncanakan agar pengaruhnya terhadap siswa benar-benar dapat diamati dan diukur hasilnya. Adapun hasilhasil belajar tersebut haruslah sesuai dengan tujuan pendidikan yang diinginkan, sejalan dengan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat, relevan dengan kebutuhan sosial ekonomi dan sosial budaya masyarakat, sesuai dengan tuntutan minat, kebutuhan dan kemampuan para siswa sendiri, serta sejalan dengan dengan proses belajar para siswa yang menempuh kegiatan-kegiatan kurikulum. Nasution memberikan definisi kurikulum sebagai alat yang dilakukan berupa mengajarkan berbagai mata pelajaran dan hal-hal yang diharapkan akan dipelajari oleh siswa yakni pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dari beberapa pendapat di atas disimpulkan bahwa kurikulum merupakan seperangkat pelajaran yang harus diberikan kepada siswa dengan metode tertentu dan pengalaman belajar yang relevan dengan tujuan pembelajaran di bawah tanggung jawab sekolah. Kurikulum merupakan keseluruhan hasil belajar yang direncanakan dan di bawah tanggung jawab sekolah. Kurikulum tidak sekadar mempersoalkan sesuatu yang diajarkan, tetapi menyangkut pula bagaimana sebuah mata pelajaran diajarkan, diorganisasikan menjadi pengalaman bermakna bagi siswa.

Kurikulum mengalami perubahan sesuai dengan berkembangnya zaman. Di Indonesia, kurikulum sudah mengalami perubahan beberapa kali. Kurikulum di Indonesia diberi nama sesuai dengan tahun mulai berlakunya. Tahun 1950 ada kurikulum SD yang disebut Rencana Pelajaran Terurai. Pada tahun 1960 muncul Kurikulum Kewajiban Belajar Sekolah Dasar. Tahun 1968 dikenal Kurikulum 1968 pengganti Kurikulum 1950. Lalu tahun 1970 muncul Kurikulum Berhitung diganti dengan pelajaran matematika modern. Tahun 1975 disebut Kurikulum 1975 yang fokus pada pelajaran matematika dan Pendidikan Moral Pancasila serta Pendidikan Kewarnegaraan. Pada tahun 1984 menyempurnakan Kurikulum 1975 dengan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). Tahun 1991 CBSA dihentikan lalu muncul Kurikulum 1994. Tahun 2004 dikenal Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Terakhir tahun 2006 muncul Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Mulyasa, (2007: 8) mengatakan bahwa KTSP adalah kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan karakteristik peserta didik. KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Kurikulum ini dikembangkan berdasarkan Standar isi dan Standar Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam Standar Isi merupakan penyempurnaan dari SK dan KD dalam KBK. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau yang selanjutnya disingkat KTSP. KTSP merupakan kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik sekolah/madrasah, sosial budaya masyarakat setempat dan karakteristik peserta didik. KTSP juga merupakan upaya untuk menyempurnakan kurikulum agar lebih familiar dengan guru, karena mereka banyak dilibatkan dan diharapkan memiliki tanggung jawab yang memadai. KTSP yang merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan/sekolah. Departemen

Pendidikan Nasional mengharapkan paling lambat tahun 2009/2010, semua sekolah telah melaksanakan KTSP. KTSP juga dapat diartikan kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan yang sudah siap dan mampu

mengembangkannya dengan memperhatikan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas. Jadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan itu adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan yang telah mampu atau siap

untuk melaksanakannya dengan mengacu pada Standar Pendidikan yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Implementasi KTSP sangat dipengaruhi oleh guru sebagai ujung tombak pelaksana kurikulum. Sebaik apa pun kurikulum, tidak akan dapat dilaksanakan tanpa adanya kemampuan guru dalam memahami dan menerapkannya dalam pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, guru harus mampu mengembangkan KTSP dengan mempertimbangkan potensi sekolah, karakteristik sekolah, sosial budaya masyarakat setempat, dan karakteristik peserta didik. Berdasarkan hal tersebut kami melakukan observasi ke Sekolah Standar Nasional untuk meninjau seberapa jauh implementasi berjalan di sekolah tersebut. KTSP telah

B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana peran guru dan komponen-komponen sekolah lainnya dalam penyusunan kurikulum? 2. Bagaimana peranan guru menggunakan LKS sebagai bahan ajar? 3. Apakah guru mengerti dan menemukan miskonsepsi pada buku teks? 4. Apakah sarana dan prasarana penunjang kegiatan pembelajaran yang tersedia sudah memenuhi standar? 5. Bagaimana peran guru dalam pelaksanaan lesson study?

C. TUJUAN 1. Mengetahui peran guru dan komponen-komponen sekolah lainnya dalam penyusunan kurikulum. 2. Mengetahui peranan guru dalam menggunakan LKS sebagai bahan ajar 3. Mengetahui pemahaman guru mengenai miskonsepsi pada buku teks yang digunakan sebagain bahan ajar 4. Mengetahui kesesuaian sarana dan prasarana penunjang kegiatan pembelajaran yang tersedia dengan standar yang telah ditetapkan oleh BSNP. 5. Mengetahui peranan guru dalam pelaksanaan lesson study

D. MANFAAT HASIL PENELITIAN Kami melakukan observasi ini untuk mengetahui sejauh mana implementasi KTSP di beberapa SMA di Jakarta serta bagaimana penyusunan kurikulum di sekolah tersebut sehingga kami sebagai calon guru dapat mengetahui proses penyusunan kurikulum

BAB II METODE PENELITIAN

A. INSTRUMEN YANG DIGUNAKAN 1. Pedoman wawancara (terlampir) 2. Lembar observasi (terlampir)

B. TEKNIK ANALISIS Analisis dilakukan dengan kajian pustaka, yaitu membandingkan implementasi KTSP di masing-masing sekolah yang telah di observasi dengan standar nasional pendidikan yang telah ditetapkan BSNP.

BAB III DATA DAN PEMBAHASAN

A. DATA HASIL PENELITIAN

Pertanyaan 1. Apakah ibu/bapak terlibat dalam penyusunan KTSP ?

kelas X
Tidak 33% Ya 67% Tidak 33%

kelas XI

Kelas XII
tidak 50% ya 50%

Ya 67%

2.

Apakah ibu/bapak terlibat dalam penyusunan silabus ?

kelas X
tidak 33% ya 67%

kelas XI

tidak 0%

Kelas XII

tidak 0%

ya 100 %

ya 100%

3.

Apakah ibu/bapak terlibat dalam penyusunan RPP ?

tidak 0%

kelas X

tidak 0%

kelas XI

kelas XII

tidak 0%

ya 100%

ya 100 %

ya 100 %

4.

Acuan apa yang dipakai untuk menyusun silabus ?

kelas X
buku panduan 14% indikator 14% dinas 15% permen 15% buku paket 14% sekolah 14% buku paket 14% buku panduan 14%

kelas XI
indikator 14% dinas 15% permen 15% sekolah 14%

UU 14%

UU 14%

kelas XII
instruksi pemerintah 50% kurikulum nasional 50%

5.

Bagaimana langkah-langkah penyusunan KTSP ? Kelas X : membuat judul , kata pengantar , kalender pendidikan dll. Dikembangkan dari apa yang sudah ditetapkan pemerintah . Kelas XI : membuat indikator ,membuat RPP dan MGMP. Kelas XII : tidak tahu , melihat SK-KD indikator lalu dimasukkan .

6.

Faktor-faktor apa yang dipertimbangkan dalam penyusunan KTSP ?

kelas X
lingkungan 17%

kelas XI
lingkunga n 0% siswa 50% sekolah 50% siswa 50%

sekolah 33%

kelas XII
lingkungan 33% siswa 34%

sekolah 33%

7.

Apa saja komponen KTSP ?

kelas X
tidak tahu pengembangan diri silabus ,RPP , SK-KD mata pelajaran beban belajar program semester/tahunan

11% 34%

11% 22%

11% 11%

kelas XI
struktur kurikulum kalender pendidikan silabus ,RPP , SK-KD program semester/tahunan 33%

kelas XII
silabus ,RPP , SK-KD mulok bahan ajar

34%

20% 20% 40% 20% 33%

8.

Sarana dan Prasarana apa saja yang digunakan dalam pembelajaran ?

kelas X
LCD,proyektor,layar kit software buku paket power point internet

17% 17% 17%

16% 16% 17%

kelas XI
LCD,proyektor,layar kit software buku paket 14% 14% 14% 14% 15% 29% power point internet

kelas XII
LCD,proyekto r,layar 33% barang barang disekitar 33% KIT 34%

9.

Sumber apa saja yang ibu/bapak gunakan dalam mengajar ?

kelas X
buku paket power point pengalaman guru/murid LKS

17% 17% 16% 50%

kelas XI
buku paket LKS software power point

13% 13%

37%

37%

kelas XII
power point 25% software 25% buku paket 37% LKS 13%

10. Apakah ibu/bapak menggunakan LKS ?

Kelas X
tidak 0%

Kelas XI
tidak 0%

ya 100%

ya 100%

tidak 0%

Kelas XII

ya 100%

11. Apakah LKS yang digunakan disusun sendiri oleh ibu/bapak ?

Kelas X
tidak 33% tidak 33% Ya 67%

Kelas XI

Kelas XII

Ya 67%

tidak 50%

Ya 50%

12. Apakah yang ibu/bapak acu dalam menyusun LKS ?


RPP 0%

KELAS X
Materi SK,KD 33% 34% Silabus 33%

Buku 0%

KELAS XI
Silabus 50%

Buku RPP 0% Kurikulum 0% Materi 0% SK,KD 50%

Kurikulum 0%

KELAS XII
Materi 0% RPP 25% Kurikulum 25% Buku 25% Silabus 25% SK,KD 0%

13. Bagaimana ibu/bapak membagi waktu untuk setiap unit materi ? Kelas X = materi yang mudah diberi tugas mandiri, dan yang sulit diperdalam, flexible, tergantung penangkapan anak dalam setiap materi, suka keteter, karena di sekolah ini yang masuk kurang pintar maka ada hambatan Kelas XI = Suka keteter kerena di sokelah ini yang masuk kurang pintar, maka ada hambatan, Membagi materi sesuai tingkat kesulitan Yang mudah diberi tugas mandiri dan yang sulit diperdalam

Kelas XII = berdasarkan tingkat kesulitan

14. Apakah semua materi yang terdapat di dalam kurikulum dapat diselesaikan?

Kelas X
selalu selesai 0% jarang tidak sering tidak selesai selesai 33% 34% pernah iya pernah tidak 33%

KELAS XI
selalu selesai 0% jarang tidak selesai 33% sering tidak selesai 67% pernah iya pernah tidak 0%

KELAS XII

selalu selesai 50%

sering tidak selesai 50%

jarang tidak selesai 0%

pernah iya pernah tidak 0%

15. Bilamana ada yang tidak terselesaikan, mengapa ?

Kelas X

Tidak menjawab 33% Waktu kurang 0% Tidak tahu karena materi selalu selesai 0%

Memberi tugas tambahan pada siswa 67%

Kelas XI
Memberi tugas tambahan pada siswa 33% Tidak menjawab 67% Tidak tahu karen a mater i selalu selesa Waktu kurang i 0% 0%

Kelas XII
Tidak menjawab 0%

Memberi tugas tambahan pada siswa 0%

Waktu kurang 50%

Tidak tahu karena materi selalu selesai 50%

16. Buku teks yang digunakan dalam mengajar ?


Banyak Referensi (Martheen, Bob Foster, Yohanes Surya) 33%

KELAS X
Martheen Kanginan 34%

Banyak Referensi (Martheen , Bob Foster, Yohanes Surya) 0% BSE 67%

KELAS XI
Martheen Kanginan 33%

BSE 33%

KELAS XII
Banyak Referensi (Martheen, Bob Foster, Yohanes Surya) 50%

Martheen Kanginan 50%

BSE 0%

17.

Apakah buku yang Ibu/bapak gunakan sama dengan pegangan murid ?

KELAS X
Beda 33% Sama 67%

KELAS XI
Sama 33% Beda 67%

KELAS XII
Beda 50% Sama 50%

18. Apakah ibu/bapak menemukan miskonsepsi dari buku teks yang dipakai ?

Kelas X, XI , XII
kadang-kadang 13%

Tidak 0%

YA 87%

19. Bila pernah pada konsep apa ?

Kelas X
salah pada soal dan rumus materi momen inersia, arah arus, termodinamika soal dan materi tidak singkron

Kelas XI
salah pada soal dan rumus materi difraksi celah ganda soal dan materi tidak singkron

33%

34%

33%

34%

33%

33%

Kelas XII
materi koefisien muai 50%

materi induksi magnetik 50%

20. Apa yang ibu/bapak lakukan, jika menemukan miskonsepsi tersebut ? Kelas X = SMA 75 : diperbaiki dan bilang ke siswa kalau itu salah SMA 18 : harus memakai referensi lain untuk menjelaskan kepada siswa SMA 110 : tidak usah dibahas soalnya Kelas XI = SMA 110 : tidak usah dibahas soalnya SMA 18 : memberitahukan hal yang benar kepada siswa SMA 75 : diperbaiki dan bilang ke siswa kalau hal itu salah Kelas XII=

SMA 5 : membicarakan pada MGMP SMA 52 : memberi tahu ke penerbit lalu menelfon ke penerbit

21. Berapa

kali

siswa

yang

ibu/bapak

ajar

melakukan

kegiatan

praktikum/eksperimen per semester ?

Kelas X

3 kali 33%

jarang dan hampir tidak pernah 34%

2 kali 33%

Kelas XI

jarang dan hampir tidak pernah 33% 2 kali 67%

Kelas XII

4 kali 50%

3 kali 50%

22. Apa kendala ibu/bapak dalam melaksanakan kegiatan eksperimen ?

Kelas X
Tidak ada laboran Waktu terbatas Alat praktikum terbatas

33%

34%

33%

Kelas XI
Alat praktikum terbatas 33% Tidak ada laboran 34%

Alat rusak 33%

Kelas XII

Ruangan terbatas 50%

Alat rusak 50%

23. Apa usaha yang ibu/bapak lakukan, untuk mengatasi kendala tersebut ? Kelas X = pengalihan praktikum ke soal yang mirip praktikum atau dapat pula membawa alat yang bisa dikerjakan dari rumah atau bisa juga di alihkan ke demonstrasi dan power point.

Kelas XI = dialihkan ke demonstrasi dan power point, menggunakan alat yang sederhana dan mudah dicari, atau dapat mengalihkan praktikum ke soal yang mirip praktikum

Kelas XII = mengganti alat yang rusak atau dapat pula membagi 2 sesi praktikum, 20 anak kloter 1 dan 20 anak kloter 2

24. Selama 3 tahun terakhir berapa kali ibu/bapak melakukan penelitian ?

Kelas X

ya 0%

tidak 100%

Kelas XI

ya 0%

tidak 100%

Kelas XII

tidak 50%

ya 50%

25. Apa hasil penelitian bapak/ibu dipublikasikan lewat seminar atau jurnal ?

Kelas X
ya 0%

Kelas XI
ya 0%

tidak 100%

tidak 100%

Kelas XII
ya 0%

tidak 100%

26. Apa ibu/bapak terlibat dalam pelaksanaan lesson study ?

Kelas X
tidak 0%

Kelas XI
tidak 0%

Kelas XII
tidak 0%

ya 100% ya 100%

ya 100%

27. Bila iya lesson study berbasis sekolah atau MGMP ?

Kelas X
sekolah 33% MGMP 67%

sekolah dan MGMP 33%

Kelas XI
sekolah 0%

MGMP 67%

Kelas XII

MGMP 50%

sekolah 50%

28. Apa peran ibu/bapak dalam lesson study tersebut? Guru model atau observer ?

model 0%

Kelas X

observer 0%

model dan observer 100%

Kelas XI
model 33% model dan observer 67% observer 0%

model 0%

Kelas XII

model dan observer 50%

observer 50%

29. Apa ibu/bapak pernah mengikuti lomba sesuai dengan profesinya ?

Pernah Tidak pernah

Kelas X

Kelas XI
Pernah

33% 67% 67%

33%

Tidak pernah

Kelas XII
Pernah 0%

Tidak pernah 100%

30. Bila ada, prestasi apa yang ibu/bapak raih pada kompetisi tersebut ?

3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 juara 1 juara 2 juara 3 X semifinalis tidak juara XI XII X XI XII

Keterangan : Kelas X = dari 3 guru yang diwawancarai semua tidak pernah mendapatkan juara dalam lomba tersebut Kelas XI = dari 3 guru yang diwawancarai semua tidak pernah mendapatkan juara dalam lomba tersebut. Kelas XII = dari 2 guru yang diwawancarai guru SMAN 5 berhasil menjadi semifinalis, dan guru SMAN 52 berhasil menjadi juara 3 tingkat Jakarta utara

Observasi

1. Kondisi Fisik Sekolah

SMA 75 SMA 110

Baik SMA 5 SMA 18 SMA 52 Cukup Baik Tidak Baik

2. Potensi Sekolah

Baik SMA 5 SAMA 18 Cukup Baik Tidak Baik

3. Potensi Guru

Baik SMA 18 SMA 5 Cukup Baik Tidak Baik

4. Fasilitas KBM dan Media

SMA 5 SMA 18 SMA 52

Baik Cukup Baik Tidak Baik

5. Perpustakaan

SMA 75 SMA 5 SMA 18 SMA 52

Baik Cukup Baik Tidak Baik

6. Laboratorium

Baik SMA 18 SMA 52 SMA 5 SMA 110 Cukup Baik Tidak Baik

7. Bimbingan Konseling

SMA 18 SMA 5 SMA 52 SMA 110

Baik Cukup Baik Tidak Baik

8. Ekstrakurikuler

Baik SMA 5 SMA 18 Cukup Baik Tidak Baik

9. OSIS, UKS dan Koperasi

SMA 5 SMA 18 SMA 52

Baik Cukup Baik Tidak Baik

10. Sarana Ibadah & Lingkungan Sekolah

SMA 52 Baik SMA 5 SMA 18 SMA 75 SMA 110 Cukup Baik Tidak Baik

PEMBAHASAN Wawancara 1. Apakah ibu/bapak terlibat dalam penyusunan KTSP? a. Kelas X Dari tiga guru yang kami wawancarai, dua diantaranya terlibat dalam penyusunan KTSP. Dua guru tersebut yaitu dari SMA 75 dan SMA 18. Sedangkan guru dari SMA 110 tidak terlibat dalam penyusunan KTSP karena guru tersebut bukan merupakan tim inti dalam penyusunan KTSP. b. Kelas XI Dari tiga guru yang kami wawancarai, dua diantaranya terlibat dalam penyusunan KTSP. Dua guru tersebut yaitu dari SMA 75 dan SMA 18.

Sedangkan guru dari SMA 110 tidak terlibat dalam penyusunan KTSP karena guru tersebut bukan merupakan tim inti dalam penyusunan KTSP. c. Kelas XII Dari dua guru yang kami wawancarai, hanya guru SMA 52 yang terlibat dalam penyusunan KTSP. Sedangkan guru dari SMA 5 tidak terlibat dalam penyusunan KTSP karena guru tersebut bukan merupakan tim inti dalam penyusunan KTSP. 2. Apakah ibu/bapak terlibat dalam penyusunan silabus? a. Kelas X Dari tiga guru yang kami wawancarai, dua guru terlibat dalam penyusunan silabus yaitu guru dari SMA 75 dan SMA 110. Sedangkan guru dari SMA 18 belum terlibat dalam penyusunan silabus namun untuk pengembangan sekolah sendiri sudah.

b. Kelas XI Dari tiga guru yang kami wawancarai, semua guru tersebut terlibat dalam penyusunan silabus yaitu guru dari SMA 110, SMA 75 dan SMA 18. c. Kelas XII Dari dua guru yang kami wawancarai, guru dari SMA 52 yang terlibat dalam penyusunan silabus. Sedangkan guru dari SMA 5 tidak terlibat dalam pengembangan silabus karena guru tersebut bukan merupakan tim penyusun silabus. 3. Apakah ibu/bapak terlibat dalam penyusunan RPP? Hasil wawancara kami dengan guru dari setiap kelas X, XI dan XII memperoleh jawaban mereka semua terlibat dalam penyusunan RPP. Hal ini menunjukan bahwa penyusunan RPP merupakan tugas wajib yang dikerjakan oleh guru. 4. Acuan apa yang dipakai untuk menyusun KTSP Hasil wawancara kami dengan guru dari setiap kelas X, XI dan XII memperoleh jawaban yang beragam hanya beberapa guru yang menjawab benar yaitu acuan yang dipakai untuk menyusun KTSP adalah pedoman umum dari BSNP, peraturan pemerintah dan kurikulum yang telah dibuat oleh pemerintah. 5. Bagaimana langkah-langkah menyusunan KTSP? Hasil wawancara kami dengan guru dari setiap kelas X, XI, dan XII, dapat diketahui secara umum langkah-langkah penyusunan KTSP ialah membuat judul, kata pengantar, kalender pendidikan, kriteria kenaikan kelas, mengembangkan indikator dan membuat RPP. Berdasarkan ketentuan umum dari BSNP langkah langkah menyusun KTSP ialah : langkah-langkah penyusunan KTSP sebagai berikut : a. Analisis Konteks Mengidentifikasi SI dan SKL sebagai acuan dalam penyusunan KTSP. Menganalisis kondisi yang ada disatuan pendidikan. Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar. b. Mekanisme Penyusunan

Tim penyusun Tim penyusun KTSP terdiri dari guru, konselor, dan kepala sekolah yang melibatkan komite sekolah, nara sumber, dan pihak lain yang terkait. Supervisi dilakukan oleh dinas yang bertanggung jawab di bidang pendidikan masing-masing.

Kegiatan Tahap kegiatan penyusunan KTSP secara garis besar meliputi: penyiapan dan penyusunan draf, reviu dan revisi, serta finalisasi, pemantapan dan penilaian. Langkah yang lebih rinci dari masing-masing kegiatan diatur dan diselenggarakan oleh tim penyusun.

Pemberlakuan Dokumen KTSP pada SD, SMP, SMA, dan SMK dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah setelah mendapat pertimbangan dari komite sekolah dan diketahui oleh dinas tingkat kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD dan SMP, dan tingkat propinsi untuk SMA dan SMK.

6. Faktor-faktor apa yang dipertimbangkan dalam penyusunan KTSP? Hasil wawancara kami dengan guru dari setiap kelas X, XI, dan XII, dapat diketahui secara umum faktor faktor yang dipertimbangkan dalam penyusunan KTSP ialah kompetensi siswa, fasilitas sekolah, latar belakang siswa, kebutuhan sekolah, muatan lokal yang sesuai. Berdasarkan ketentuan umum dari BSNP BSNP ada 12 faktor yang harus dipertimbangkan, yaitu : a. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. b. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum

disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional dan sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik. c. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah. d. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. e. Tuntutan dunia kerja Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. f. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan dimana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. g. Agama Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. h. Dinamika perkembangan global Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting dalam dinamika perkembangan global dimana pasar bebas sangat berpengaruh pada semua aspek kehidupan semua bangsa. i. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan

Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. j. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang pelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain. k. Kesetaraan Gender Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan dan mendukung upaya kesetaraan gender. l. Karakteristik satuan pendidikan Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan.

7. Apa saja komponen KTSP? Hasil wawancara kami dengan guru dari setiap kelas X, XI, dan XII, dapat diketahui secara umum komponen KTSP ialah mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan pengembangan diri, beban belajar, silabus, RPP, analisa SK dan KD, program smester, program tahunan. Berdasarkan ketentuan umum dari BSNP komponen KTSP ialah : 1) Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan Tujuan ini dirumuskan dengan mengacu kepada tujuan umum pendidikan. 2) Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah tertuang dalam Standar Isi yang meliputi lima kelompok mata pelajaran (agama dan akhlak mulia; kewarganegaraan dan kepribadian; ilmu pengetahuan dan teknologi; estetika; jasmani, olahraga, dan kesenian). 3) Kalender Pendidikan Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah,

kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana yang dimuat dalam Standar Isi.

8. Sarana dan prasarana apa saja yang digunakan dalam pembelajaran? (laboratorium) a. Kelas X Dari tiga guru yang kami wawancarai dapat disimpulkan bahwa mereka menggunakan sarana dan prasarana dalam pembelajaran seperti power point, buku paket, LCD, internet. Hanya beberapa guru yang menggunakan alat laboratorium sebagai media pembelajaran. b. Kelas XI Dari tiga guru yang kami wawancarai dapat disimpulkan bahwa mereka menggunakan sarana dan prasarana dalam pembelajaran seperti LCD, power point, internet. Hanya beberapa guru yang menggunakan alat laboratorium sebagai media pembelajaran. c. Kelas XII Dari dua guru yang kami wawancarai dapat disimpulkan bahwa mereka menggunakan sarana dan prasarana dalam pembelajaran dalam

laboratorium dengan menggunakan alat-alat praktikum yang tersedia pada laboratorium maupun barang-barang sekitar yang bisa di manfaatkan sebagai alat praktikum.

9. Sumber apa saja yang ibu/bapak gunakan dalam mengajar? a. Kelas X Dari tiga guru yang kami wawancarai, mereka menggunakan buku paket sebagai sumber dalam mengajar dan di tunjang dengan sumber-sumber lain seperti power point, LKS dan kejadian sehari-hari. b. Kelas XI Dari tiga guru yang kami wawancarai, mereka menggunakan buku paket sebagai sumber dalam mengajar dan di tunjang dengan sumber-sumber lain seperti LKS, pesona.edu dan power point. c. Kelas XII

Dari dua guru yang kami wawancarai, mereka menggunakan power point, software fisika dan LKS sebagai sumber belajar.

10. Apakah ibu/bapak menggunakan LKS? Hasil wawancara kami dengan guru dari setiap kelas X, XI, dan XII, dapat diketahui secara umum bahwa mereka menggunakan LKS dalam mengajar.

11. Apakah LKS yang digunakan disusun sendiri oleh ibu/bapak? a. Kelas X Dari tiga guru yang kami wawancarai, dua guru diantara menyusun sendiri LKS yang digunakan dalam mengajar yaitu guru dari SMA 75 da SMA 18. Sedangkan guru dari SMA 110 hanya kerja sama dengan penerbit dan memilah LKS yang benar. b. Kelas XI Dari tiga guru yang kami wawancarai, dua guru diantara menyusun sendiri LKS yang digunakan dalam mengajar yaitu guru dari SMA 75 da SMA 18. Sedangkan guru dari SMA 110 hanya kerja sama dengan penerbit dan memilah LKS yang benar. c. Kelas XII Dari dua guru yang kami wawancarai hanya guru dari SMA 52 yang menyusun sendiri LKS yang digunakan dalam mengajar. Sedangkan guru dari SMA 5 tidak menyusun LKS sendiri namum bekerja sama dengan penerbit.

12. Apakah yang ibu/bapak gunakan dalam menyusun LKS? Hasil wawancara kami dengan guru dari setiap kelas X, XI, dan XII, dapat diketahui secara umum SK, KD dan silabus yang digunakan guru dalam menyusun LKS.

13. Bagaimana ibu/bapak membagi waktu untuk setiap unit materi? Hasil wawancara kami dengan guru dari setiap kelas X, XI, dan XII, dapat diketahui secara umum waktu untuk setiap unit materi tidak sama, hal ini bisa

berbeda-beda tergantung dari tingkat kesulitan materi dan penangkapan anak dalam setiap materi.

14. Apakah semua materi yang terdapat di dalam kurikulum dapat diselesaikan? a. Kelas X Dari tiga guru yang kami wawancarai, dua guru dari SMA 75 dan SMA 18 tidak semua materi dapat diselesaikan. Sedangkan guru dari SMA 110 pernah sesekali dengan catatan konsep dasar yang diberikan. b. Kelas XI Dari tiga guru yang kami wawancarai, hanya guru dari SMA 75 yang tidak dapat menyelesaikan semua materi. Sedangkan guru dari SMA 110 dan SMA 18 pernah sesekali saja tergantung kegiatan sekolah yang tidak terprediksi dan dengan catatan konsep dasar yang diberikan. c. Kelas XII Dari dua guru yang kami wawancarai, guru dari SMA 52 dapat menyelesaikan semua materi yang terdapat dalam kurikulum, sedangkan guru dari SMA 5 tidak.

15. Bilamana ada yang tidak terselesaikan, mengapa? a. Kelas X Hal yang membuat guru SMA 75 tidak dapat menyelesaikan semua materi karena ketika sea games kemarin libur makanya keteteran. Sedangkan yang membuat guru SMA 18 tidak dapat menyelesaikan semua materi karena waktu yang kadang terbatas.

b. Kelas XI Hal yang membuat guru SMA 75 tidak dapat menyelesaikan semua materi karena ketika sea games kemarin libur makanya keteteran. Sedangkan yang membuat guru SMA 18 tidak dapat menyelesaikan semua materi karena kegiatan sekolah yang tidak dapat diprediksi

c. Kelas XII

Hal yang membuat guru SMA 5 tidak dapat menyelesaikan semua materi yang terdapat dalam kurikulum karena waktu yang kurang. 16. Buku teks yang digunakan dalam mengajar?

a. Kelas X Dari 3 guru yang berhasil kami wawancarai , semua guru menetapkan buku BSE sebagai pegangan siswa . adapun pegangan lain yaitu : SMA 75 ( marthen kanginan ) , SMA 110 ( LKS ) , dan SMA 18 ( semua referensi yang bisa didapatkan ) dalam arti memberikan kebebasan kepada siswa.

b. Kelas XI Dari 3 guru yang berhasil kami wawancarai , semua guru menggunakan buku BSE sebagai pegangan siswa . namun ada beberapa suplemen tambahan yang berbeda pada masing masing sekolah yaitu : SMA 110 ( LKS ) ,SMA 18 ( buku rumus fisika) ,SMA 75 ( Martin Kanginan).

c. Kelas XII Dari 2 guru yang berhasil kami wawancarai , guru SMA 5 Dn SMA 52 menggunakan pegangan yang sama yaitu Martin Kanginan . hanya saja guru SMA 52 memiliki pegangan lain diantaranya :Bob Foster, Yohanes Surya, Supiyanto

17. Apakah buku yang ibu/bapak gunakan sama dengan pegangan murid? a. Kelas X Dari 3 guru yang berhasil kami wawancarai , dua guru (SMA 18 dan SMA 110 ) menggunakan pegangan yang sama dengan murid . namun mempunyai buku pendukung lain .sedangkan guru dari SMA 75 menggunakan pegangan yang berbeda dengan muridnya .

b. Kelas XI

Dari 3 guru yang berhasil kami wawancarai , SMA 110 dan SMA 18 menggunakan judul sama tetapi ada buku penunjang yang lain sedangkan SMA 75 menggunakan buku yang berbeda.

c. Kelas XII Dari 2 guru yang berhasil kami wawancarai , guru SMA 52 dan SMA 5 menjawab ya .

18. Apakah ibu/bapak menemukan miskonsepsi dari buku teks yang dipakai? a. Kelas X Dari 3 guru yang berhasil kami wawancarai , semuanya menjawab ada . namun masing masing guru menemukannya pada bahasan atau buku yang berbeda . untuk guru SMA 75 menemukannya pada buku BSE , guru SMA 18 pernah menemukan tapi beliau tidak ingat pada bagian mana . guru SMA 110 menemukannya pada LKS yang dijual penerbit .

b. Kelas XI Dari 3 guru yang berhasil kami wawancarai , semuanya menjawab ada . namun masing masing guru menemukannya pada bahasan atau buku yang berbeda . namun blum jelas informasi yang didapatkan , mereka tidak memberi tahu lebih lanjut .

c. Kelas XII Dari 2 guru yang berhasil kami wawancarai , hanya guru SMA 52 yang menemukan miskonsepsi

19. Bila pernah pada konsep apa? a. Kelas X Dari 3 guru yang berhasil kami wawancarai , semuanya memiliki jawaban yang berbeda , guru SMA 75 menemukannya pada soal dan rumusnya .guru SMA 18 menemukannya pada arah arus pada loop . guru SMA 110

menemukannya pada LKS yang tidak berkesesuaian antara teori yang disajikan dengan soal yang diberikan .

b. Kelas XI Dari 3 guru yang berhasil kami wawancarai , semuanya memiliki jawaban yang berbeda , guru SMA 75 menemukannya pada soal dan rumusnya .guru SMA 18 menemukannya pada bahasan momen inersia , dan termodinamika . guru SMA 110 menemukannya pada LKS yang tidak berkesesuaian antara teori yang disajikan dengan soal yang diberikan .

c. Kelas XII Dari 2 guru hanya guru dari SMA 52 yang menemukan miskonsepsi yaitu tentanng Induksi Magnetik . 20. Apa yang ibu/bapak lakukan, jika menemukan miskonsepsi tersebut? a. Kelas X Dari 3 guru yang berhasil kami wawancarai , semuanya menjawab akan memperbaiki konsep yang salah .

b. Kelas XI Dari 3 guru yang berhasil kami wawancarai , semuanya menjawab akan memperbaiki konsep yang salah serta memberi tahu bagaimana seharusnya.

c. Kelas XII Dari 2 guru yang telah diwawancarai ,guru SMA 5 memilih membicarakannya pada MGMP sedangkan guru SMA 52 memilih memberi tahu ke penerbit agar direfisi .

21. Berapa kali siswa yang ibu/bapak ajar melakukan kegiatan praktikum/eksperimen per smester? a. Kelas X

Dari 3 guru yang berhasil kami wawancarai , semuanya menjawab jarang kecuali SMA 18 . SMA 75 beralasan tidak ada laboran sehingga akan banyak membuang waktu .

b. Kelas XI Dari 3 guru yang berhasil kami wawancarai , SMA 110 dan SMA 18 melakukannya minimal 2x dalam 1 semester. Sedangkan guru SMA 75 menjawab hampir tidak pernah . c. Kelas XII Dari 2 guru yang berhasil kami wawancarai , guru SMA 5 melakukan minimal 4 kali dalam 1 semester karena praktek itu penting dalam fisika ,sedangkan guru SMA 52 melakukan praktek cukup 3 kali dalam 1 semester .

22. Apa kendala ibu/bapak dalam melaksanakan kegiatan eksperimen? a. Kelas X Dari 3 guru yang berhasil kami wawancarai , semuanya memiliki alasan yang berbeda ,guru SMA 75 beralasan tidak ada laboran sehingga akan kerepotan . guru SMA 18 beralasan waktunya terbatas sedangkan guru SMA 110 beralasan sarana dan prasarana melakukan praktikum tidak memenuhi syarat .

b. Kelas XI Dari 3 guru yang berhasil kami wawancarai , semuanya memiliki alasan yang berbeda ,SMA 110 memiliki kendala tentang keterbatasan alat praktikum, SMA 18 bermasalah dengan siswa yang susah diatur dan banyak alat yang rusak ,sedangkan SMA 75 bermasalah dengan tidak adanya laboran.

c. Kelas XII Dari 2 guru yang berhasil kami wawancarai , guru SMA 5 beralasan alat alatnya banyak yang rusak sedangkan SMA 52 bermasalah dengan ruangan laboratorium yang terbatas.

23. Apa usaha yang ibu/bapak lakukan untuk mengatasi kendala tersebut? a. Kelas X Dari 3 guru yang berhasil kami wawancarai , memiliki solusi berbeda . untuk SMA 75 memilih mengalihkan praktikum ke soal soal yang dianggap bisa menggantikan praktikum . guru SMA 18 memiliki solusi membawa alat yang bisa dikerjakan dirumah . sedangkan guru SMA 110 memilih untuk mengalihkannya ke demonstrasi dengan power point.

b. Kelas XI Dari 3 guru yang berhasil kami wawancarai , memiliki solusi berbeda . SMA 110 mengatasinya dengan mengalihkan ke demonstrasi dan power point , sedangkan SMA 18 menggunakan alat yang sederhana dan mudah dicari lalu SMA 75 mengalihkan praktikum ke soal yang mirip praktikum

c. Kelas XII Dari 2guru yang berhasil diwawancarai , gur SMA 5 akan mengganti alat yang rusak dengan yang lebih baik . sedangkan guru SMA 52 mengambil jalan dengan membagi 2 sesi praktikum, 20 anak kloter 1 dan 20 anak kloter 2

24. Selama 3 tahun terakhir berapa kali ibu/bapak melakukan penelitian? a. Kelas X Dari 3 guru yang berhasil kami wawancarai , semuanya menjawab tidak pernah . menurut guru SMA 75 berpendapat bahwa kurangnya apresiasi yang menyebabkan para guru enggan melakukan penelitian

b. Kelas XI Dari 3 guru yang berhasil kami wawancarai , semua guru baik di SMA 110, SMA 18 dan SMA 75 Tidak pernah melakukan penelitian .

c. Kelas XII

Dari 2 guru yang berhasil kami wawancarai , guru SMA 5 menjawab belum pernah sedangkan guru SMA 52 menjawab pernah namun hanya penelitian bagi diri sendiri saja supaya bisa mengajar lebih baik lagi .

25. Apa hasil penelitian ibu/bapak dipublikasikan lewat seminar atau jurnal? a. Kelas X Dari 3 guru yang berhasil kami wawancarai , semuanya menjawab belum pernah.

b. Kelas XI Dari 3 guru yang berhasil kami wawancarai , baik dari SMA 110, SMA 18 dan SMA 75 Tidak pernah melakukan penelitian sehingga tidak pernah mempublikasikannya .

c. Kelas XII Dari 2 guru yang berhasil kami wawancarai , baik guru SMA 52 maupun guru SMA 5 : pernah mempublikasikan . 26. Apa ibu/bapak terlibat dalam pelaksanaan lesson study? a. Kelas X Dari 3 guru yang berhasil kami wawancarai , semuanya pernah terlibat dalam lesson study . sebagai ajang koreksi diri dan tukar pendapat agar bisa menjadi guru yang lebih baik lagi untuk kedepannya.

b. Kelas XI Dari 3 guru yang berhasil kami wawancarai , SMA 110, SMA 18 dan SMA 75 menjawab terlibat dalam lesson study .

c. Kelas XII Dari 2 guru yang berhasil kami wawancarai , guru SMA 52 maupun guru SMA 5 mengaku pernah terlibat dalam lesson study .

27. Bila iya, lesson study berbasis sekolah atau MGMP? a. Kelas X Dari 3 guru yang berhasil kami wawancarai , dua guru dari SMA 18 dan SMA 110 mengalami lesson study yang berbasis MGMP . hanya SMA 75 yang mengalami lesson study berbasis sekolah .

b. Kelas XI Dari 3 guru yang berhasil kami wawancarai , SMA 110 dan SMA 18 hanya yang berbasis MGMP sedangkan SMA 75 berbasis sekolah dan MGMP.

c. Kelas XII Dari 2 guru yang berhasil kami wawancarai , guru SMA 5 terlibat dalam lesson study berbasis MGMP ,sedangkan guru SMA 52 terlibat dalam lesson study berbasis sekolah .

28. Apa peran ibu/bapak dalam lesson study tersebut? Guru model atau observer? a. Kelas X Dari 3 guru yang berhasil kami wawancarai , semuanya pernah mengalami baik sebagai observer maupun model

b. Kelas XI Dari 3 guru yang berhasil kami wawancarai , guru SMA 110 dan SMA 75 pernah menjadi Model dan observer sedangkan SMA 18 hanya pernah menjadi Model.

c. Kelas XII Dari 3 guru yang berhasil kami wawancarai , guru SMA 5 hanya pernah menjadi observer saja , sedangkan guru SMA 52 pernah menjadi observer dan guru model juga .

29. Apa ibu/bapak pernah mengikuti lomba sesuai dengan profesinya? a. Kelas X

Dari 3 guru yang berhasil kami wawancarai , hanya guru dari SMA 110 yang pernah mengikuti lomba mata pelajaran ke DKI tahun 2004 .

b. Kelas XI Dari 3 guru yang berhasil kami wawancarai , hanya guru SMA 110 yang pernah ikut Lomba mata pelajaran se-DKI tahun 2004 , sedangkan guru SMA 18 dan SMA 75 tidak pernah .

c. Kelas XII d. Dari 2 guru yang berhasil kami wawancarai , guru SMA 52 dan SMA 5 pernah mengikuti lomba sesuai profesinya

30. Bila ada, prestasi apa yang ibu/bapak raih pada kompetisi tersebut? a. Kelas X Dari 3 guru yang berhasil kami wawancarai , blum ada yang pernah mendapat prestasi.

b. Kelas XI Dari 3 guru yang berhasil kami wawancarai , guru SMA 110, SMA 75 dan SMA 18 tidak pernah meraih prestasi .

c. Kelas XII Dari 2 guru yang berhasil kami wawancarai , guru SMA 5 pernah masuk Semifinalis 5 sedangkan guru SMA 52 mendapat Juara 3 se-Jakart Utara.

Observasi Sarana Prasarana Dari hasil Observasi lapangan yang didapatkan seluruh kondisi fisik sekolah tergolong masih layak untuk di gunakan dalam kegiatan KBM karena dari 5 sekolah yang kita observasi,tidak ada sekolah yang tergolongkan tidak baik Kondisi fisiknya.

Semua fasilitas Perpustakaan di kelima sekolah cukup memadai karena

telah

mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa rak rak buku dan komputer.sehingga setiap

sekolah memiliki fasilitas yang sama namun yang membedakan hanyalah kondisi fisik ruangan Perpustakaan. Sarana Ibadah dan lingkungan tiap sekolah tergolong baik terkecuali pada SMA 52 Jakarta Utara yang mendapat klasifikasi nilai cukup Baik.hal ini lebih dikarenakan sedang berlangsungya pembangun Masjid di sekolah tersebut.selain itu faktor letak SMA 52 yang persis di pinggir jalan utama menjadikan sekolah ini senantiasa banyak debu dan bising karena banyak Truk Truk melintasi jalan didepan sekolah tersebut.

BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Setelah kami menyusun laporan observasi ini, kami dapat menyusun beberapa kesimpulan. Adapun kesimpulan yang kami dapat adalah sebagai berikut : 1. Sebagian besar guru Fisika terlibat dalam penyusunan KTSP, Silabus dan RPP 2. Implementasi KTSP disekolah belum sesuai dengan yang telah ditetapkan BSNP 3. Sebagian besar buku teks yang digunakan guru sama dengan buku teks yang dipegang oleh siswa 4. Sebagian besar buku teks yang digunakan di sekolah terdapat miskonsepsi terutama BSE (Buku Elektronik Sekolah) 5. Sebagian besar guru melaksanakan lesson study berupa MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) 6. Semua Sekolah Masih tergolong Layak untuk menjadi tempat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

B. SARAN Hasil observasi ini diharapkan dapat ditindaklanjuti oleh para calon guru untuk mengetahui sejauh mana implementasi KTSP yang dilaksanakan di sekolah agar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Pemahaman setiap guru tentang penyusunan KTSP dan miskonsepsi mengenai buku teks perlu ditingkatkan kembali karena peran aktif guru tentunya sangat diperlukan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Anda mungkin juga menyukai