Anda di halaman 1dari 30

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan objek wisata mulai dari objek wisata alami seperti pegunungan, hutan dan pantai sampai objek wisata buatan. Hal ini yang menyebabkan setiap tahunnya jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia mengalami peningkatan yang dapat dilihat pada Gambar 1.1. Gambar 1.1. Grafik Jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia tahun 2002 -2009

7,000,000 6,000,000 Jumlah pengunjung 5,000,000 4,000,000 3,000,000 2,000,000 1,000,000 0 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Sumber : Badan Pusat Statistik Republik Indonesia tahun 2010 Semakin meningkatnya jumlah wisatawan ini harus diimbangi dengan ketersediaan sarana dan prasarana disetiap lokasi yang menjadi tujuan pariwisata. Hal ini dilakukan agar ditahun-tahun berikutnya jumlah wisatawan yang dating semakin banyak ke Indonesia yang pada ahirnya bias meningkatkan pendapatan nasional dari sektor pariwisata. Lombok merupakan salah satu lokasi tujuan pariwisata yang setiap tahunnya didatangi oleh para wisatawan, baik asing maupn lokal. Lombok memiliki berbagai macam objek wisata, sebut saja wisata pantai dan pegunungan. Keindahan alam Lombok merupakan daya tarik tersendiri yang tidak dimiliki oleh lokasi wisata yang lain yang tersebar diseluruh Indonesia.

Pada tahun bulan Januari sampai Agustus tahun 2009 jumlah wisatawan yang datang ke Lombok yakni sebesar 9.252 wisatawan yang berasal dari berbagi negara. Jumlah ini pada tahun 2010 terus bertambah menjadi 11.373 wisatawan. Berikut adalah table jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia termasuk di Lombok. Tabel 1.1 Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dari berbagai pintu masuk termasuk Lombok

Sumber: Ditjen Imigrasi dan BPS, tahun 2010 Berdasarkan Tabel 1.1 jumlah wisatawan yang datang ke Lombok masih terbilang sangat kecil jika di bandingkan dengan beberapa wilayah lain seperti Bali dan Batam. Untuk itu Dinas Pariwisata yang ada di Lombok harus segera berbenah diri agar jumlah wisatawan yang datang bisa terus meningkat seperti jumlah wisatawan di kedua daerah tersebut. Informasi mengenai geografi wilayah pariwisata Lombok semakin dibutuhkan dalam hal ini, misalnya informasi mengenai fasilitas di setiap titik tujuan pariwisata yang ada di sana. Informasi tersebut diperlukan para pengambil keputusan untuk berbagai keperluan seperti penelitian, pengembangan dan perencanaan wilayah pariwisata di Lombok. Pengambilan keputusan yang masih menggunakan cara manual masih kurang bisa membantu dalam perencanaan fasilitas yang dibutuhkan oleh para wisatawan. Geographical Information Systems (GIS) atau dikenal dengan sistem informasi geografis (SIG) merupakan salah satu solusi untuk mendapatkan informasi perkembangan objek wisata di setiap titik tujuan pariwisata. Dengan adanya sistem informasi geografis ini diharapkan pemerintah setempat bisa mengambil langkah-langkah yang tepat dalam upaya meningkatkan potensi setiap lokasi pariwisata yang ada, dalam tugas ini lokasi

pariwisata pantai. Misalnya untuk fasilitas hotel, tempat makan, tempat parkir, dan fasilitas-fasilitas lain yang dianggap perlu ditingkatkan. Sistem Informasi Geografis yang dibuat yakni sistem informasi yang bisa

mengidentifikasi fasilitas yang ada di setiap lokasi pantai yang menjadi tujuan pariwisata. Dengan sistem informasi ini, pemerintah dapat mengetahui fasilitas apa saja yang harus dikembangkan di sana. Misalnya jika pada suatu lokasi pantai tempat parkir kendaraan kapasitasnya masih terlalu kecil, pemerintah bisa mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi hal tersebut. Seperti dengan pembuatan kapasitas parkir yang lebih luas yang memiliki kapasitas lebih banyak. Dengan ini diharapkan potensi wisata pantai yang selama ini menjadi potensi yang paling menjanjikan bisa ditingkatkan fasilitasnya. Sehingga pada ahirnya jumlah wisatawan yang datang ke Lombok akan semakin meningkat dari jumlah yang ada sekarang. Dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang ada diharapkan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat sekitarnya semakin meningkat pula. 1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan dalam tugas besar ini dirumuskan sebagai berikut; 1. Atribut apa saja yang dibutuhkan dalam perancangan sistem informasi geografis wisata pantai di Lombok 2. Bagaimana merancang Sistem Informasi Geografis yang baik untuk proses pengambilan keputusan pengembangan fasilitas lokasi pantai di Lombok. 1.3 Tujuan informasi geografis wisata pantai di Lombok 2. Merancang Sistem Informasi Geografis yang baik untuk proses pengambilan keputusan pengembangan fasilitas lokasi pantai di Lombok. 1.4 Manfaat

1. Mengidentifikasi atribut kebutuhan yang dibutuhkan dalam perancangan sistem

Dengan adanya sistem informasi geografis ini diharapkan dapat membantu pemerintah setempat dalam mengambil langkah-langkah yang tepat dalam mengembangkan fasilitas lokasi pantai disetiap wilayah sehingga sarana dan prasarana di setiap lokasi pantai menjadi lengkap yang pada ahirnya bisa menjadi daya tarik bagi para wisatawan untuk datang ke Lombok.

1.5

Batasan Masalah

Dalam tugas besar ini masalahnya dibatasi sebagai berikut; 1. System informasi geografis yang dibuat hanya untuk lokasi pariwisata pantai. 2. Software yang digunakan yakni MapInfo Profesional 8 dengan operating system pada Windows. 3. Tidak memperhitungkan factor biaya untuk pembuatan system informasi ini. 4. Data Flow Diagram pada sistem ini dibuat sampai level 2 .

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi Geografis 2.1.1 Definisi Sistem Informasi Geografis SIG merupakan suatu teknologi baru yang pada saat ini menjadi sebuah alat bantu (tools) yang sangat esensial dalam menyimpan, memanipulasi, menaganalisis dan menampilkan kembali kondisi-kondisi alam dengan bantuan data atribut dan spasial (grafis). Sesuai dengan perkembangan teknologi yang sudah dapat dicapai hingga pada saat ini, kebutuhan mengenai penyimpanan, analisis, dan penyajian data yang berstruktur kompleks dengan jumlah besar semakin mendesak. Struktur data kompleks tersebut mencakup baik jenis data spasial maupun atribut. Denagan demikian, untuk mengelola data yang kompleks ini, diperlukan suatu sistem informasi yang secara terintegrasi mampu mengolah baik data spasial maupun data atribut ini secara efektif dan efisien. Salah satu sistem yang menawarkan solusi-solusi untuk msalah ini adalah adalah sistem informasi geografis. (Eddy Prahasta, 2001)

2.1.2

Komponen Sistem Informasi Geografis

Komponen pada Sitem Informasi Geografis meliputi : 1. Hardware SIG membutuhkan komputer untuk penyimpanan dan pemprosesan data. Ukuran dari sistem komputerisasi bergantung pada tipe SIG itu sendiri. SIG dengan skala yang kecil hanya membutuhkan PC yang kecil pula untuk menjalankannya, begitupun sebaliknya. 2. Software Sebuah software SIG haruslah menyediakan fungsi dan tool yang mampu melakukan penyimpanan data, analaisi dan menampilkan informasi geografis. Denagan demikian elemen yang harus ada dalam komponen SIG adalah: Tool untuk melakukan Input dan trasformasi data geografis Sistem Manajemen Basis Data (DBMS) Tool yang mendukung query geografis, analisi dan visualisai Graphical Users Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tool geografi 3. Data Data dalam SIG dibagi atas dua bentuk, yakni data spasial, dan data atribut. Data spasial adalah data yang terdiri atas lokasi eksplisit suatu geografi yang siset kedalam bentuk

koordinat. Sedangkan data atribut adalah gambaran data yang terdiri atas informasi yang relevan terhadap suatu lokasi. 4. Metode SIG yang baik memiliki keserasian antara rencana desain yang baik dan aturan dunia nyata, yaitu metode, model dan implementasi akan berbeda-beda untuk setiap permasalannya. 5. Manusia Teknologi SIG tidaklah bermanfaat tanpa manusia yang mengelola sistem dan membangun perencanaan yang dapat diaplikasikan sesuai kondisi nyata. Sama seperti Sistem Informasi lainnya, pemakaian SIG pun memiliki tingkatan tertentu, dari tingkatan spesialis teknis yang mendesaindan memelihara sistem sampai pada pengguna yang menggunakan SIG untuk menolong pekerjaan mereka sehari-hari (Denny Charter, 2003).

2.1.3 Ruang Lingkup Proses Sistem Informasi Geografis Ruang lingkup proses Sistem Informasi Geografis antara lain : 1. Input Data Untuk melakukan input data transformasi dan data geografis diperlukannya tool yang mampu melakukan penyimpanan data, analisis dan menampilkan informasi geografis, salah satunya dengan software SIG. 2. Manipulasi Data 3. Manajemen Data Sistem manajemen Basis Data (DBMS) merupakan salah satu dari elemen yang harus terdapat dalam komponen software SIG 4. Query dan Analisis Analisa Proximity : merupakan suatu analisa geografi yang berbasis pada jarak anatar layer. Dalam analisis proximity SIG menggunakan proses yang disebut dengan buffering Analisa Overlay : Proses Integrasi data dari lapisan-lapisan layer yang berbeda disebut dengan overlay. Secara analisa membutuhkan lebih dari suatu layer yang akan ditumpang susun secara fisik agar bisa dianalisa secara visual. 5. Visualisasi Subfungsi dari Visualisasi danpenayangan grafis meliputi Transformasi skala, generalisasi, peta topografi, peta statistik, dan tampilan perspektif (Denny Charter, 2003).

2.2 2.2.1

Pariwisata Definisi Pariwisata

Suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan atau pariwisata merupakan keseluruhan kegiatan, proses dan kaitan-kaitan yang berhubungan dengan perjalanan dan persinggahan dari orang-orang di luar tempat tinggalnya serta tidak dengan maksud mencari nafkah. 2.2.2 Definisi Wisatawan

Definisi wisatawan ini ditetapkan berdasarkan rekomendasi International Union of Office Travel Organization (IUOTO) dan World Tourism Organization (WTO). Wisatawan adalah seseorang atau sekelompok orang yang melakukan perjalanan ke sebuah atau beberapa negara di luar tempat tinggal biasanya atau keluar dari lingkungan tempat tinggalnya untuk periode kurang dari 12 (dua belas) bulan dan memiliki tujuan untuk melakukan berbagai aktivitas wisata. Terminologi ini mencakup penumpang kapal pesiar (Cruise Ship Passenger) yang datang dari negara lain dan kembali dengan catatan bermalam. (Statistik Indonesia, 2010) 2.2.3 GIS Pariwisata

Sistem informasi yang digunakan berbasis GIS karena dengan GIS merupakan alat bantu yang dapat mengumpulkan, menyimpan, mengolah, dan menganalisis objek-objek dan fenomena dimana lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis (Aronof, 1989). Aplikasi ini dapat melakukan pencarian objek berdasarkan kategori dan berdasarkan radius. Dengan adanya sistem informasi geografis ini maka akan sangat membantu para wisatawan untuk mengenal objek wisata yang ada di Lombok, khususnya pariwisata pantainya dan juga sarana pendukungnya. Selain itu, dengan adanya fitur pencarian objek berdasarkan radius maka dapat membantu wisatawan untuk merencanakan perjalanan wisata. Aplikasi ini nantinya dapat menjadi alat bantu promosi bagi Pemerintah Lombok untuk mempromosikan pariwisata Lombok baik di mata nasional maupun internasional. 2.2.4 Aspek Pengembangan Pariwisata Daerah

Beberapa aspek pengembangan pariwisata daerah : 1. 2. Penyajian yang lebih komprehensif Tetap mengembangkan potensi yang sesuai dengan daerah

3. 4.

Menghindarkan diri dari berbagai isu yang daerah Mengembangkan jaringan kepariwisataan

Ada beberapa unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan pengembangannya meliputi 5 unsur: 1. Objek dan daya tarik wisata 2. Prasarana wisata 3. Sarana wisata 4. Infrastruktur 5. Masyarakat/lingkungan

2.2.5

Deskripsi Pulau Lombok

Lombok adalah sebuah pulau di Nusa Tenggara Barat provinsi Indonesia. Ini adalah bagian dari rantai dari Kepulauan Sunda Kecil , dengan memisahkan Selat Lombok dari Bali ke barat dan Selat Alas antara dan Sumbawa di timur. Pulau Lombok memiliki luas sekitar 4.738,70 km2. Tabel 2.1 Tabel pembagian wilayah Pulau Lombok Kabupaten / Kota Lombok Barat Lombok Utara Lombok Tengah Lombok Timur Kota Mataram Jumlah Kecamatan 10 5 12 20 6 53 Desa/Kelurahan 88 33 139 119 50 429 1.208,40 1.605,55 61,30 4.738,65 Luas Wilayah (Ha) 1.863,40

Sumber: BPM-PD Provinsi NTB Tahun 2008 Dalam survey yang dilakukan oleh Lembaga Survei Sosial Ekonomi Nasional, pada tahun 2009 jumlah penduduk Lombok mencapai 3.142.195 jiwa.

Pulau Lombok terbagi menjadi empat wilayah kabupaten yakni Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Barat dan Kota Madya Mataram. Berikut adalah pembagian table pembagian wilayah di Pulau Lombok beserta jumlah kecamatan dan luas masing-masing wilayah.

2.2.5.1

Budaya

Lombok memiliki adat budaya yang kaya dan abadi yang telah bertahan dari tekanan modernitas dengan sangat baik. Budaya sisa yang kuat dan sejarah orang-orang Sasak adalah salah satu daya tarik yang unik. Penduduk Lombok 85% adalah Suku Sasak, sekitar 2.600.000 dari total populasi 2.950.000 pada tahun 2005. Mereka secara budaya dan bahasa terkait erat dengan Bali, tapi tidak seperti Bali yang sebagian beragama Hindu tetapi mayoritas masyarakat Lombok beragama Muslim.

2.2.5.2

Iklim

Lombok beriklim tropis dengan musim hujan terjadi pada bulan Oktober-Maret. Musim panas terjadi pada bulam April-September. Iklim di Lombok lebih kering daripada iklim di Bali dan puncak musim turis yakni pada bulan Mei sampai Agustus.

2.2.5.3

Bahasa

Bahasa Sasak diucapkan di seluruh Lombok dan memiliki variasi dialek di seluruh pulau. Bahasa Indonesia juga diucapkan atau setidaknya dipahami oleh masyarakat lokal dan biasanya akan digunakan di kantor-kantor pemerintah, toko-toko besar dan tempat bisnis. Namun, Bahasa Indonesia tidak sering digunakan dan sering tidak dapat dipahami oleh masyarakat lokal, terutama orang tua dan mereka yang tidak menamatkan sekolah formal. (www.lombokgilis.com, 2010)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Konseptual

Model konseptual menggambarkan sistem sehingga dapat menjelaskan langkah-langkah yang dapat dilakukan agar dapat menghasilkan aplikasi yang baik. Hasil dari model konseptual adalah model data yang dengan tepat mendefinisikan basis data SIG dan mendukung aktifitas perencanaan detail basis data dan relasi-relasi penting pada system informasi geografis ini.

Gambar 3.1 Model konseptual Berdasarkan model konseptual di atas, dapat dijelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengolahan data SIG adalah berupa variable langsung, yaitu variabel yang secara langsung mempengaruhi keputusan yang diambil dan sifatnya sebagai dasar pengambilan keputusan yaitu 1. Data non-spasial Data objek wisata : Objek wisata pantai Lombok beserta fasilitasnya, data jalan utama dan data hotel 2. Data spasial Peta Administrasi Kota Lombok Setelah diperoleh data spasial dan non-spasial maka akan dilakukan pengolahan data dan pembuatan sistem informasi yang pada ahirnya bisa digunakan sebagai alat bantu dalam proses pengambilan keputusan.

10

3.2

Langkah-langkah Pemecahan Masalah

Metode pemecahan masalah pada pembuatan perangkat lunak sistem informasi geografis untuk pengembangan potensi pariwisata pantai di Lombok melalui beberapa tahapan, yaitu : Gambar 3.2 Kerangka Pemecahan Masalah

11

3.2.1

Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah sudah dijelaskan pada BAB. I 3.2.2 Studi Pustaka

Sebelum dilakukan langkah-langkah untuk melakukan penelitian maka terlebih dahulu dilakukan studi pustaka. Dalam studi pustaka dilakukan studi terhadap materi-materi yang berhubungan dengan tujuan dari penelitian diantaranya adalah mempelajari teori-teori SIG dan teori-teori lainnya yang mendukung. 3.2.3 Studi Perangkat Lunak

Studi perangkaat lunak dilakukan dengan mempelajari sofware-software yang akan digunakan dalam proses pengkodean sistem. Software yang dimaksud yakni software GIS Mapinfo dan Visual Basic untuk proses pembuatan interface sistem. 3.2.4 Penentuan Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai sudah dijelaskan pada BAB. I 3.2.5 Penentuan Batasan Masalah

Batasan masalah sudah dijelaskan pada BAB. I 3.2.6 Penentuan Parameter Pengambilan Keputusan

Pada proses penentuan parameter keputusan ini, kita mendefinisikan parameter-parameter apa yang akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Parameter-parameter tersebut yakni faktor fasilitas yang ada pada lokasi pantai, jumlah pengunjung atau wisatawan dan jarak hotel dengan pantai. 3.2.7 Pengumpulan data

3.2.7.1 Pengumpulan Data Spasial Data spasial yang akan dikumpulkan sebelum perancangan sistem yakni peta wilayah Lombok, peta jaringan jalan utama, peta letak titik pantai dan peta letak hotel. 3.2.7.2 Pengumpulan Data Non-Spasial (atribut) Data non-spasial yang akan dikumpulkan sebelum proses perancangan sistem yakni data wilayah kabupaten, data nama jalan, data jumlah pengunjung pantai, data hotel, data fasilitas pantai dan data fasilitas hotel.

12

1. Data atribut kabupaten : Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Barat dan Kodya Mataram. 2. Data objek wisata : objek wisata pantai di Lombok 3. Data atribut objek wisata : nama objek wisata 3.2.8 3.2.8.1 Analisis Sistem Identifikasi Kebutuhan Existing

Proses ini dilakukan dengan menganalisis sistem yang ada sekarang untuk mempermudah mendefinisikan kebutuhan data dan merencanakan fungsi yang sesuai untuk diterapkan dalam sistem yang dibuat. 3.2.8.2 Kebutuhan Sistem

Pada tahap ini akan ditentukan kebutuhan sistem yang akan digunakan untuk perancangan sistem informasi ini. 3.2.9 Identifikasi Teknologi

Sebagai sistem pendukung yang utama dalam pembangunan sistem ini, hardware dan software yang digunakan dalam proses pemecahan masalah juga perlu diidentifikasi terlebih dahulu, mengenai performansi dan kapabilitasnya. 3.2.9.1 Identifikasi Hardware

Pada tahap ini akan ditentukan hardware apa saja yang terlibat dalam peroses pembuatan aplikasi sistem informasi geografis ini. 3.2.9.2 Identifikasi Software

Pada tahap ini akan ditentukan software apa saja yang akan digunakan dalam peroses pembuatan aplikasi sistem informasi geografis ini. 3.2.10 Identifikasi Proses Pada proses identifikasi proses akan didefinisikan spesifikasi sistem input dan spesifikasi sistem output yang terlibat dalam sistem. 3.2.10.1 Identifikasi Spesifikasi Sistem Input

Input yang diperlukan berupa data-data yang dibutuhkan dalam perancangan informasi dalam mencapai tujuan penelitian yang terdiri dari,

13

1. Data input spasial (geografis) 2. Data input non-spasial 3.2.10.2 Identifikasi Spesifikasi Sistem Output

Identifikasi output bertujuan untuk mengetahui keluaran yang diharapkan dari hasil penelitian ini yaitu berupa visualisasi peta. 3.2.11 Identifikasi User Identifikasi user adalah mengidentifikasikan user atau pengguna yang akan memanfaatkan maupun pengguna yang akan mengolah dan mengedit data. 3.2.12 Perancangan Sistem 3.2.12.1 Perancangan Sistem Perancangan digambarkan dalam bentuk Diagram Konteks, DAD, spesifikasi proses, struktur proses, struktur menu 1. Diagram Konteks 2. DFD 3. Struktur Proses 4. Struktur Menu 3.2.12.2 Perancangan Basis Data

Dilakukan perancangan basis data yang digambar dalam ERD. Dirancang berdasarkan DFD untuk mengetahui hubungan antar entitas, pembuatan model data rasional, perumusan kamus data yang bertujuan untuk memisahkan pendeklarasian atribut-atribut dari ERD dan yang terakhir adalah penjelasan struktur table. 1. ERD : fungsinya menjelaskan hubungan antar table yang terdiri atas a. Model data entity relationship : dirancang berdasar DAD b. Model data relasional : merepresentasikan basis data sebagai kumpulan table yang punya nama unik 2. Kamus data : fungsinya membantu menjelaskan karakteristik logic data yang disimpan pada sistem 3. Struktur table : diperoleh dari model data relasional yang terbentuk 3.2.12.3 Perancangan Antar Muka (Interface) Perancangan interface dilakukan setelah pembuatan visualisasi peta dilakukan agar tampilan aplikasi lebih menarik.

14

3.2.13 Perancangan Metode Penentuan Prioritas Proses penentuan faktor-faktor atau parameter-parameter yang akan digunakan untuk penentuan prioritas dengan menggunakan Faktor Rating Method. Dalam perancangan metode penentuan prioritas ini akan dibahas pula bobot parameter dan skala performansi. 3.2.14 Pengkodean Proses menterjemahkan hasil perancangan sistem dan basis data ke dalam bentuk yang aplikatif. Dilakukan perumusan tentang parameter yang berkaitan dengan pemetaan daerah potensial. Software yang digunakan Mapinfo sebagai server dan Visual Basic sebagai tempat pembuatan interface. 3.2.15 Verifikasi Suatu proses yang dilakukan untuk menguji keberhasilan dari perancangan sistem informasi. 3.2.16 Validasi Suatu proses yang dilakukan untuk menguji apakah sistem yang kita buat sesuai dengan kenyataan. 3.2.17 Analisis Hasil Perancangan Dilakukan analisis terhadap hasil perancangan yang dibuat mulai dari analisis metode penentuan prioritas, analisis hasil perancangan system, analisis pengujian system, analisis hasil verifikasi, analisis kesiapan teknologi sampai analisis kekuatan serta kelemahan. 3.2.18 Kesimpulan dan Saran Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka akan ditarik kesimpulan yang menjawab permasalahan yang telah disebutkan diawal. Selanjutnya akan diberikan saran untuk pembuatan sistem informasi pada penelitian selanjutnya.

15

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Sistem informasi ini berbasis geografis sehingga dalam perancangannya mengacu pada perancangan suatu sistem informasi berbasis komputer yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan dilokasi tersebut. Tujuan utama pembuatan sistem ini adalah untuk membuat suatu alat bantu untuk informasi pariwisata pantai di Lombok beserta fasilitas-fasilitasnya bagi pemda setempat.

4.1 4.1.1

Identifikasi Kebutuhan Existing Sistem Existing

Sebelum dilakukan perancangan pembuatan sistem informasi pengembangan pariwisata pantai di Lombok, perlu dilakukannya analisis terhadap sistem yang ada sekarang. Hal ini dilakukan untuk mempermudah mendefinisikan kebutuhan data dan merencanakan fungsi yang sesuai untuk diterapkan dalam sistem yang akan dibuat

4.1.2

Kebutuhan Sistem

Sistem yang akan dirancang ini merupakan suatu sistem yang diharapkan mampu menginformasikan sebaran objek wisata dan keadaan atau kondisi objek wisata apakah potensial untuk dikembangkan atau tidak yang berdasarkan pada parameter-parameter yang ditentukan sehingga dapat dijadikan salah satu pertimbangan untuk mengembangkan daerah wisata. Selain itu karena selama ini informasi mengenai objek wisata pantai didaerah Lombok belum terinformasikan dengan baik, maka sistem ini dirancang agar dapat menginformasikan mengenai objek wisata pantai di Lombok secara optimal.

4.2 4.2.1

Identifikasi Teknologi Identifikasi Hardware

Hardware yang digunakan: 1. CPU 2. Mouse 3. Keyboard

16

4.2.2

Identifikasi Software

Software yang digunakan: 1. Map Info Professional 8.0 2. Windows 7 32-bit ( Sistem Operasi) 3. Visual Basic 6.0 4. Microsoft Visio 2003 4.3 4.3.1 1. Identifikasi Proses Spesifikasi Sistem Input

Data yang menjadi input dari sistem dalam perancangan Sistem Informasi ini adalah: Data input spasial (geografis), meliputi : a. Peta Wilayah Lombok b. Peta Jalan Utama c. Peta Hotel 2. Data input nonspasial (atribut), meliputi : a. Layer Kabupaten (nama kabupaten, luas wilayah) b. Layer pantai (nama pantai, lokasi pantai, dan jumlah pengunjung, kapasitas parkir mobil, kapasitas parkir motor, penyewaan fasilitas rekreasi, dan keamanan) c. Layer hotel (nama hotel, alamat hotel, kelas hotel, fasilitas, dan radius dari pantai) d. Layer jalan (nama jalan) Data-data input tersebut kemudian diintegrasikan terlebih dahulu dengan data digitalnya sebelum dapat diproses oleh aplikasi sistem informasi.

4.3.2

Spesifikasi Sistem Output

Hasil output sistem berupa : 1. Visualisasi informasi sebaran objek wisata pantai 2. Visualisasi peta dengan berbagai layer yang mendukung untuk menganalisis daerah pengembangan yang potensial 3. Visualisasi prioritas pantai yang akan dikembangkan

17

4.4

Identifikasi User

1. User umum : dapat mengakses informasi dan melakukan proses-proses yang berkaitan dengan hasil analisa yang tersedia. Usernya adalah Administrasi (Dinas Pariwisata Daerah Lombok) 2. Admin : User ini berhak atas semua proses yang tersedia dalam sistem termasuk

proses pengolahan dan editing data. Ia juga bertanggung jawab terhadap keamanan basis data dalam sistem sehingga dilengkapi dengan password. User ini bertanggung jawab terhadap updating data baik spasial maupun data nonspasial. 4.5 4.5.1 Perancangan Sistem Perancangan Sistem

Perancangan sistem adalah suatu proses yang menggambarkan bagaimana system dibangun untuk memenuhi kebutuhan pada fase analisis. Tahap ini meliputi perancangan Diagram Konteks (Context Diagram), Diagram Aliran Data (Data Flow Diagram), Spesifikasi Proses dan Struktur proses. 4.5.1.1 Diagram Konteks (Context Diagram)

Diagram konteks menggambarkan hubungan antara entitas luar, masukan dan keluaran. Dalam sistem ini terdapat dua entitas yakni dinas User dan admin. Sistem ini memberikan output bagi user berupa informasi mengenai perkembangan lokasi pantai yang disajikan dalam bentuk visualisasi peta. Diagram konteks pada sistem ini dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Konteks Diagram Sistem Informasi Geografis Wisata Pantai Lombok

18

4.5.1.2 diagram

Diagram Aliran Data (Data Flow Diagram) aliran data menggambarkan penyimpanan data dan proses yang

mentranspormasikan data serta menunjukkan hubungan antar data pada sistem dan proses pada system. Pada sistem informasi ini terdapat dua level diagram aliran data yakni DFD level 1 dari Sistem Informasi Geografis Pantai di Lombok (Gambar 4.2) dan DFD level 2 dari proses 1 dan proses 2 yang bisa dilihat pada lampiran.

Gambar 4.2 DFD Level 1 dari Sistem Informasi Geografis Wisata Pantai Lombok 4.5.1.3 Spesifikasi Proses

Spesifikasi Proses berfungsi sebagai alat bantu untuk pengembangan system yang menjelaskan prilaku-perilaku dalam DFD secara lebih rinci. Spesifikasi proses pada perancangan system informasi ini yakni; 1. Delete data: proses menghapus data non spasial dalam system dimana data yang dihapus yakni data yang tidak digunakan dalam system. 2. Update data: proses mengedit data spasial dan non spasial dalam system. 3. Insert data : proses menambah data spasial dan non spasial kedalam system. 4. Visualisasi peta: yaitu proses menampilkan data spasial dan non spasial untuk proses pengambilan keputusan. 5. Searching: proses mencari data spasial maupun non spasial dalam system untuk proses pencarian informasi mengenai data tersebut. 6. Proses pengambilan keputusan yakni proses penentuan apakah akan mengembangkan lokasi pantai yang telah ditentukan.

19

4.5.1.4

Struktur Proses

Berikut adalah struktur proses yang terdapat pada sistem ini,

Gambar 4.3 Struktur proses 4.5.2 Perancangan Basis Data

Perancangan basis data dibuat dengan tujuan untuk menghasilkan struktur basis data yang baik dan benar. Dalam perancangan basis data ini ada beberapa hal yang dilakukan yakni pembuatan Entity Diagram Relationship (Diagram ER), perumusan kamus data dan struktur tabel. 4.5.2.1 Entity Relationship Diagram

Fungsi dari Entity Relationship Diagram adalah untuk menjelaskan hubungan antara data dalam basis data yang ada dalam sistem ini. 4.5.2.1.1 Model Data ER

Model data ER dirancang berdasarkan Diagram Aliran Data yang telah dibuat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.4.

20

Gambar 4.4 Diagram Aliran Data 4.5.2.2 Kamus Data

Kamus Data berfungsi untuk menjelaskan arti atau deskripsi dari data-data yang mengalir dalam Diagram Aliran Data. Pada kamus data sistem ini, data yang digunakan yakni antara lain; 1. Data kabupaten 2. Data objek wisata pantai dan fasilitasnya 3. Data jumlah pengunjung objek pantai 4. Data hotel dan fasilitasnya 4.5.2.3 Struktur Table

1. Tabel kabupaten: id_kabupaten, nama_kabupaten dan luas_kabupaten 2. Tabel pantai: id_pantai, nama_pantai, jumlah_pengunjung, kapasitas_parkir_motor, lokasi_pantai, kapasitas_parkir_mobil, keamanan, food_court, water_closet dan fasilitas_rekreasi 3. Tabel hotel: id_hotel, nama_hotel, alamat_hotel, nomor_telefon, kapasitas_hotel, kelas hotel, fasilitas_tambahan dan radius_dari_pantai 4. Tabel jalan: id_jalan, nama_jalan

21

4.6

Perancangan Metode Penentuan Prioritas

Pada proses perancangan metode penentuan prioritas dilakukan proses penentuan parameter-parameter yang akan dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan. Selanjutnya setiap parameter akan diberikan bobot (faktor rating) sesuai urutan prioritas dari setiap parameter. Dari pembobotan tadi akan di tentukan lokasi pantai mana yang akan dikembangkan. 4.6.1 Parameter 1. Jumlah Pengunjung 2. Fasilitas pantai seperti kapasitas tempat parkir mobil dan motor, fasilitas penyewaan peralatan rekreasi, food court dan faktor keamanan

4.6.2

Bobot Parameter 1. Jumlah pengunjung sebesar 40% Penentuan skoring jumlah pengunjung tiap objek wisata dilakukan dengan cara memberikan skor terhadap jumlah pengunjung disetiap objek wisata pantai setiap tahun. Objek wisata pantai yang dikunjungi 100-1000 orang diberi skor rendah (nilai=1), jika pengunjung sebanyak 1001-5000 orang (nilai=2), daapabila pengunjung hingga 5001-10.000 0rang (nilai=3) dan 10.001-15.000 (nilai=4). 2. Fasilitas pantai sebesar 60% Untuk faktor keamanan diratingkan dari 1-5 dengan tingkat keamanan sangat aman (rating=1) cukup aman (rating=2) sedang (rating=3) dan kurang aman (rating=4). Sangat aman berarti terdapat penjaga, satpam dan polisi pantai. Cukup aman berarti terdapat penjaga dan satpam, sedang berarti terdapat penjaga pantai saja. Sedangkan kurang aman hanya terdapat penjaga parkir saja.

Kapasitas parkir mobil diratingkan dari 1-4 dengan kapasitas parkir 10-20 mobil (rating=4), 21-40 mobil (rating=3), 41-50 mobil (rating=2), 51-100 rating=1). Kapasitas parkir motor diratingkan dari 1-4 dengan kapasitas parkir 10-25 motor (rating=4), 26-50 motor (rating=3), 51-75 motor (rating=2), 76-200 motor (rating=1).

22

4.6.3

Penentuan Prioritas Perbaikan

Perhitngan status potensial pengembangan dilakukan dengan cara mengembangkan parameter jumlah pengunjung objek wisata pantai dan kelengkapan fasilitas pantai.

4.7

Pengkodean

Pada proses pengkodean ini akan dilakukan pembuatan sistem menggunakan software Mapinfo 8.0 untuk mengolah data spasial dan non-spasial yang telah di kumpulkan pada proses pengumpulan data. Setelah proses penyajian peta pada software Mapinfo dilakukan, dilanjutkan dengan perancangan dan pengkodean interface pada software Visual Basic 6.0 agar tampilannya lebih menarik dan interaktif.

4.7.1

Sumber Data Peta

Tahapan pertama yang dilakukan pada proses pengkodean ini yakni proses pembuatan aplikasi pada software Mapinfo. Proses pembuatan ini dilakukan mulai dari penentuan layer-layer yang terdiri dari layer Kabupaten, layer pantai, layer jalan dan layer hotel. Selajutnya setiap layer akan diberikan atribut-atribut yang mendukung dalam proses pengambilan keputusan.

4.7.2

Pembuatan Interface

Proses pembuatan interface ini dilakukan menggunakan software Visual Basic 6.0. Prosesnya dimulai dengan design interface kemudian dilanjutkandengan proses coding untuk menjalankan proses sesuai design yang telah dibuat. Pada interface yang telah dibuat terdiri dari dua interface utama yakni interface untuk user dan interface untuk admin. Berikuta adalah fasilitas yang tersedia untuk user pada interface user. 1. Menu Searching yang bisa digunakan untuk mencari objek peta yang ingin diketahui perkembangannya. Dengan menu searching ini user bisa mencari tahu informasi setiap titik pantai. 2. Visualisasi setiap titik objek wisata pantai di setiap wilayah termasuk jalan dan hotel yang ada disekitar pantai. Untuk interface admin terdapat beberapa fasilitas yang bisa digunakan untuk proses menejement data existing. 1. Menu Searching yang bisa digunakan untuk mencari setiap objek titik pantai untuk dilakukan proses pengidentifikasian.

23

2.

Menu Update yang bisa digunakan untuk mengupdate data yang sudah ada jika dirasa perlu dilakukan pembaharuan data.

3.

Menu Delete yang bisa digunakan untuk menghapus data existing yang dirasa tidak perlu atau salah.

4. 5.

Menu Insert yang bisa digunakan untuk memasukkan data baru kedalam sistem. Visualisasi setiap titik objek wisata pantai disetiap wilayah termasuk jalan dan hotel yang ada disekitar pantai.

4.8

Verifikasi

Proses ini dilakukan untuk menguji keberhasilan dari perancangan sistem yang telah dibuat. Untuk mengetahui apakah sistem yang telah dibuat dapat berfungsi sesuai tujuan perancangan atau tidak, maka perlu dirancang suatu tes untuk uji coba sistem. Tes yang diperlukan untuk uji coba sistem pengembangan lokasi pantai ini terdiri dari beberapa tahap yaitu, 1. Tahap pengujian terhadap sebaran objek wisata pantai Pengujian terhadap sebaran objek wisata pantai dilakukan untuk mengetahui apakah program sesuai dengan yang diharapkan. Prosesnya yaitu dengan cara memilih objek wisata pantai yang diinginkan kemudian akan tampil detail informasi mengenai objek pantai tersebut beserta fasilitas yang ada dan jumlah pengunjungnya. Jika proses itu dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan maka aplikasi ini berhasil. 2. Tahap pengujian pengolahan data Pengujian terhadap pengujian pengolahan data ini dilakukan untuk mengetahui apakah program berjalan sesuai yang diharapkan. Prosesnya yaitu input data yang akan diedit, dihapus atau akan melakukan proses insert data. Jika proses tersebut dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka aplikasi yang dibuat berhasil. Jika kedua tahap pengujian di atas tidak bisa berjalan sesuai dengan tujuan awal maka proses pengkodean akan diulang sampai kedua tahap pengujian tersebut sesuai dengan yang diharapkan. 4.9 Validasi

Proses validasi ini dilakukan untuk menguji apakah sistem yang telah kita buat sesuai dengan kondisi yang ada dilapangan. Jika sudah sesuai maka sistem aplikasi yang dijalankan sudah valid. Tetapi jika belum sesuai maka sistem aplikasi yang kita buat tidak valid dan perlu dilakukan analisa sistem lagi sampai sistem aplikasi yang kita buat sesuai dengan kondisi real lapangan.

24

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1 Analisis Penentuan Metode Prioritas

Dalam analisis penentuan metode ini akan dianalisis parameter-parameter yang digunakan sebagai pertimbangan dalam pengembangan lokasi pantai. Selain itu pada proses analisa ini akan dijelaskan metodea yang digunakan dalam proses pembobotan parameter-parameter yang ada. Metode penentuan prioritas yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode Factor Rating. Metode ini dilakukan dengan memberikan bobot terhadap parameter yang akan kita gunakan dalam proses pengambilan keputusan. Bobot terbesar diberikan pada parameter fasilitas pantai yakni sebesar 60% sisanya untuk parameter jumlah pengunjung yang datang berwisata. Dengan adanya pembobotan ini pemda setempat yang berfungsi sebagai user dalam sistem informasi ini dapat mempertimbangkan lokasi pantai mana yang harus segera dikembangkan. Faktor ketersediaan sarana dan prasarana pantai seperti fasilitas pantai yang memadai merupakan hal utama yang harus diperhatikan dan harus lengkap disetiap titik pantai yang berpotensi menjadi tujuan pariwisata. Jika fasilitas di setiap titik pantai seperti kapasitas parkir yang besar, ketersediaan fasilitas penyewaan rekreasi, keamanan, food court sampai water closet tersedia maka diharapkan banyak wisatawan yang akan mendatangi lokasi pantai tersebut. Selanjutnya faktor jumlah pengunjung merupakan pertimbangan kedua yang harus tetap diperhatikan. Semakin banyak jumlah pengunjung pertahun yang mendatangi suatu titik lokasi pantai, semakin besar potensi pantai tersebut untuk dikembangkan untuk menambah kenyamanan para wisatawan yang datang. Misalnya saja Gili Meno yang memiliki jumlah pengunjung rata-rata sebesar 6.500 wisatawan pertahun perlu sekali untuk dikembangkan semua fasilitas yang ada pada pantai tersebut. Sehingga dengan semakin lengkapnya fasilitas ini, diharapkan setiap tahunnya jumlah ini akan semakin bertambah terus.

25

5.2

Analisis Hasil Perancangan

Pada analisis hasil perancangan ini akan dijelaskan bagaimana merancang suatu sistem informasi geografis mulai dari prancangan sistem, perancangan basis data sampai perancangan visualisai. 5.2.1 Analisis perancangan sistem

Pada analisis perancangan sistem ini akan dianalisis konteks diagram, diagram aliran data, spesifikasi proses dan struktur proses. 5.2.1.1 Konteks Diagram

Dari konteks diagram terdapat dua entitas yang terdapat dalam sistem yakni pemerintah atau dinas pariwisata sebagai user dan admin yang bertanggung jawab dalam menejemen data. Admin akan memanajemen semua data mulai dari proses input data, delete data dan update data yang berupa data wilayah Lombok, data lokasi pantai dan hotel, data informasi fasilitas pantai dan data jumlah pengunjung data. Admin dalam hal ini akan mengupdate semua data atribut yang diperlukan agar sistem aplikasi yang dibuat bisa memberikan informasi yang lengkap. Pemerintah atau dinas pariwisata yang berfungsi sebagai user akan memanfaatkan aplikasi yang telah dibuat untuk membantu dalam proses pengamabilan keputusan sesuai informasi yang ada pada aplikasi sistem informasi geografis. 5.2.1.2 Diagram Aliran Data

Diagram aliran data dibuat berdasarkan konteks diagram yang telah dibuat diawal. Dalam konteks diagram ini, sistem informasi geografis wisata pantai Lombok dipecah menjadi dua proses yakni proses pengolahan data dan proses penggunaan aplikasi GIS. Proses pertama akan dilakukan oleh admin sedangkan proses yang akan dilakukan oleh admin untuk proses pengambilan keputusan. 5.2.1.3 Spesifikasi Proses

Pada spesifikasi proses ini menjelaskan prilaku-prilaku yang ditunjukkan dalam DFD yang dibuat. Proses dalam sistem aplikasi ini jika dilihat dari sisi pengguna dapat dibagi menjadi dua yakni prose yang dijalanka oleh admin dan proses yang dijalankan oleh user. Proses yang dilakukan oleh admin terdiri dari proses insert data, delete data dan update data.

26

1.

Insert data

Pada proses ini admin akan menambahkan data yang belum ada dalam sistem untuk menambah kelengkapan informasi dalam GIS yang telah dibuat. Proses ini dilakukan dengan menginputkan data atribut dari data spasial yang ada sehingga aplikasi yang dibuat akan dapat memberikan informasi yang lebih lengkap sehingga dapat dilakukan pengambilan keputusan yang tepat. 2. Update Data Proses update data dilakukan pada data spasial maupun atribut. Proses update data dilakukan agar data tetap akurat, seperti update sebaran tempat wisata pantai, hotel, maupun fasilitas wisata pantai yang ada. Proses ini dilakukan oleh admin SIG. Update data merupakan proses pengelolaan data untuk merubah atau hampir memperbarui data (editing). Sama dengan halnya proses input data, maka data-data atribut penentu potensial ditampilkan dan diubah sesuai dengan keputusan data mana yang akan dirubah. 3. Delete Data

Proses ini dilakukan untuk menghapus data-data yang telah disimpan dalam database apabila melakukan kesalahan pada saat input data juga untuk menghindari data yang tidak valid. Proses yang dilakukan oleh user terdiri dari proses searching dan proses pengambilan keputusan. 1. Proses searching

Proses searching yakni proses pencarian objek wisata pantai yang ingin diketahui perkembangannya untuk diambil keputusan apakah akan melakukan pengembangan lebih lanjut atau tidak. Pada proses searching ini user dapat memanfaat kan 2. Proses Pengambilan keputusan

Proses pengambilan keputusan ini akan dilakukan oleh pemerintah setempat setelah mengetahui semua informasi di setiap titik pantai yang dillihat. Pada sistem ini pemerintah akan mengetahui fasilitas-fasilitas apa yang ada disetiap lokasi pantai. Dari informasi tersebut pemerintah yang berfungsi sebagai user dalam GIS ini akan dapat menentukan prioritas lokasi pantai yang akan dikembangkan sesuai bobot yang telah diberikan diawal. Dari sistem informasi ini juga pemerintah akan mengetahui jumlah pengunjung disetiap lokasi pantai yang telah divisualisasikan pada aplikasi ini. Sehingga jika suatu titik lokasi pantai mempunyai julah pengunjung yang besar, sebaiknya pemerintah segera melengkapi fasilitas yang ada di sana.

27

5.2.1.4

Struktur Proses

Dari struktur proses yang ada kita mengetahui bagaimana proses-proses dalam sistem informasi ini diturunkan. Karena DFD yang dibuat hanya sampai level dua, maka hanya ada tingkatan data dalam sistem informasi geografis ini. 5.2.2 Analisis Basis data

Dari basis data yang telah dibuat pada proses perancangan basis data diawal dapat dilihat hanya ada satu database yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan semua data pada sistem informasi geografis ini yakni database sistem. Pada database tersebut terdapat data-data yang berupa tabel yang terdiri dari tabel Kabupaten yang berisi nama kabupaten dan luas wilayahnya. Selanjutnya terdapat tabel Pantai dengan atribut-atributnya, tabel hotel dan tabel jalan. 5.2.3 Analisis Perancangan Antar Muka (Interface) Pada sistem aplikasi yang telah dibuat terdapat dua interface yakni interface pertama hanya dapat digunakan oleh admin karena dilengkapi dengan password sehingga user tidak dapat mengakses interface ini. Pada interface yang tersedia untuk admin ini terdapat beberapa menu inti yang akan digunakan untuk proses menejemen data. menu-menu yang tersedia yakni menu Insert, Delete dan menu Update. Dengan menu ini admin akan lebih mudah dalam menambah dan melengkapi informasi yang terdapat dalam SIG ini. Interface yang kedua yakni interface yang dapat digunakan untuk user sekaligus admin karena untuk mengakses interface ini tidak dibutuhkan password. Sehingga baik user maupun admin dapat melihat visualisasi peta dan informasi yang ada. Pada interface ini terdapat menu searching yang bisa digunakan untuk mencari objek wisata pantai yang ingin diketahui informasinya. 5.3 Analisis Hasil Verifikasi Pada tahap analisi hasil verifikasi ini akan dianalisi dua tahap pengujian untuk memastikan bahwa sistem yang telah dirancang sesuai dengan tujuan diawal. 1. Tahap pengujian terhadap sebaran objek wisata pantai Pada tahap ini user dapat memasukkan informasi objek wisata mana yang ingin diketahui informasinya. Selanjutnya setelah user memasukkan informasi nama objek pantai tersebut akan muncul semua informasi mengenai perkembangan terahir dari titik pantai tersebut. Hal ini sudah sesuai dengan tujuan awal yakni untuk

28

mengetahui semua informasi perkembangan fasilitas dan jumlah pengunjung dilokasi pantai tersebut. 2. Tahap pengujian pengolahan data Pada tahap pengujian ini admin akan menginsert, menghapus atau mengupdate data yang sudah ada. Setelah melakukan salah satu atau beberapa dari proses diatas, admin akan mencoba melihat hasil data yang telah diproses tersebut pada interface untuk user. Setelah memasukkan informasi lokasi yang telah diproses tadi mkaka admin akan melihat data baru yang telah diupdate atau diinsert. Hal ini telah sesuai dengan tujuan diawal yakni admin dapat melakukan menejemen data pada interface admin. Sehingga aplikasi yang dibuat telah sesuai dengan yang diharapkan.

5.4

Analisa Kekuatan dan Kelemahan Sistem

Dari sistem yang telah dibuat diperoleh beberapa kelebihan dan kekurangan sistem. Kelebihan sistem yang telah dibuat yakni sistem dapat memberikan informasi titik lokasi pantai dan fasilitas yang ada pada pantai tersebut yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan pengembanga lokasi pantai tersebut. Selain itu dari sistem informasi yang telah dibuat lebih aplikatif dari sistem yang digunakan sekarang. Sistem ini dapat memberikan informasi tidak hanya dalam bentuk data tetapi dalam bentuk lokasi geografis mengenai objek wisata pantai yang ada. Kekurangan dari sistem yang ada yakni mengenai data atribut yang diinputkan diawal. Data tersebut masih merupakan data asumsi sehingga perlu diupdate terlebih dahulu sebelum digunakan.

29

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil perancangan sistem informasi geografis wisata pantai Lombok dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai tindak lanjut untuk perbaikan dan pengembangan sistem selanjutnya. 6.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari perancangan sistem ini yakni, 1. Dengan adanya sistem informasi geografis ini pemerintah daerah dapat mengambil langkah yang tepat untuk proses pengembangan lokasi pantai yang ada sekarang sehingga fasilitas di setiap titik objek wisata pantai yang ada bisa lebih baik. Dari proses pengambilan keputusan ini diharapkan dapat memberi nilai tambah bagi setiap lokasi pantai dan dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang datang ke Lombok. 2. Pemerintah dapat mengetahui letak geografis langsung dari setiap objek wisata pantai yang ada dengan visualisai yang lebih baik dari sistem informasi yang ada sebelumnya.

6.2

Saran

Saran yang dapat disampaikan untuk perbaikan dan pengembangan penelitian selanjutnya adalah, 1. Pengembangan sistem dibuat tidak hanya untuk pemerintah wilayah Lombok saja akan tetapi sistem yang dapat digunakan untuk wisatawan yang datang ke Lombok. 2. Data-data yang kurang lengkap dan masih berupa asumsi agar dilengkapi sehingga dapat memberikan informasi yang lebih lengkap untuk proses pengambilan.

30

Anda mungkin juga menyukai