Anda di halaman 1dari 2

Potensi bahaya obat herbal

1. Senyawa aktif Senyawa dalam simplisia belum dikenal baik baik efek terapi maupun efek sampingnya. Sering kali jamu pun diberikan zat kimia seperti sibutramin, fenilbutazon, kortikosteroid, metampiron, parasetamol, CTM, allopurinol. Namun sering kali zatzat tersebut malah memberikan dampak yang buruk pada tubuh dalam penggunaannya. 2. Interaksi dengan obat yang diresepkan Sering kali pasien yang diberikan terapi obat sintetik juga menkonsumsi jamu, sehingga terjadi interaksi obat dengan zat aktif dalam jamu yang malah memberikan efek yang tidak diharapkan. Beberapa kasus pernah dilaporkan mengenai adanya interaksi obat dengan bahan alami ini. Sebagai contoh, penggunaan sediaan Ayurvedic (pengobatan tradisional di India) yang disebut shankhapushpi telah dilaporkan mengakibatkan penurunan konsentrasi serum fenitoin yang mengakibatkan hilangnya kontrol terhadap kejang. Satu kasus pernah dilaporkan pula adanya gangguan koagulasi setelah konsumsi tanaman obat Cina yang dikombinasi dengan warfarin. 3. Keselamatan meragukan. Alami tidak berarti aman (!) Konsumen yang menggunakan tanaman obat tumbuh sangat cepat. Di Indonesia angka penjualan obat herbal meningkat tajam dimana pada thn 2003 sebesar 2,5 triliun menjadi 10 triliun pada tahun 2008 (kadin). Meningkat oleh karena ada anggapan bahwa bahan alami bebas dari efek samping dibandingkan dengan modern. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Tanaman obat, meskipun bersifat alami, dapat pula memberikan efek samping sama seperti obat lainnya. 4. Peraturan Peraturan pemerintah yang ada hanya menjadi ancaman yang tidak pernah mengancam. Pemerintah kurang tegas dalam menjalankan undang-undang yang ada. Kegiatan memproduksi dan atau mengedarkan Obat Tradisional dan Suplemen Makanan yang mengandung Bahan Kimia Obat, melanggar Undang Undang Nomor23 tahun 1992 tentang Kesehatan dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah) dan Undang Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang dapat dikenakan sanksi dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan atau denda paling banyak 2 (dua) miliar rupiah.

5. Pemalsuan. Jamu pun sering kali ada produk palsu yang kandungannya dapat membahayakan tubuh. 6. Diagnosis diri dan resep diri Banyak orang, didorong oleh buku-buku, akan diri mendiagnosa kondisi mereka dan dapat memilih dan campuran obat-obatan mereka untuk diri mereka sendiri. kesalahan diagnosa, obat yang digunakan, dosis dan hal-hal lain sulit dihindari. Dengan kesalahan tersebut besar kemungkinan akan timbul efek obat yang tidak diharapkan. 7. Kontaminasi Dalam proses produksinya, simplisia ini dapat terkontaminasi logam berat seperti timbal, merkuri, arsen, alumunum, timah, maupun obat-obat kimia. Satu kasus pernah dilaporkan, yaitu seorang pasien yang mengkonsumsi 24 tablet kasul berisi tanaman obat/hari selama satu tahun, kemudian timbul gejala kelebihan glukokortikoid, termasuk kelumpuhan otot proksimal dan osteoporosis. Ternyata, setelah diteliti setiap tablet mengandung triamcinolon 5,4 mg. 8. Dosis Dosis yang berlebihan akan berakibat toksik pada tubuh yang biasanya menyerang organ eliminasi yaitu hati dan ginjal juga organ-organ lain.

http://www.ukskeptics.com/article.php?dir=articles&article=herbal_medicine.php

Anda mungkin juga menyukai