Anda di halaman 1dari 3

Nedochromile Sodium dan Chromolyn Sodium A. Contoh Obat Intal (chromoline sodium) dan tilade (nedochromile sodium).

Kedua obat ini memiliki struktur yang berbeda tetapi efek biologis yang ditimbulkan sama. B. Mekanisme Kerja Sampai sejauh ini mekanisme secara jelas dari kedua golongan obat ini masih belum diketahui, tetapi diperkirakan mekanisme utama dari nedochromile dan chromoline adalah menginhibisi pelepasan mediator dari sel mast bronchial, menekan jumlah sel netrofil, eusinofil, dan monosit yang teraktivasi sehingga menahan pelepasan peptide kemotaktiknya, dan menurunkan efek parasimpatis dan reflek batuk. C. Farmakokinetik Chromolyne dan nedochromile diberikan dengan cara inhalasi dengan solusi menggunakan aerosol, spray atau nebulizer) atau dicampur dengan laktosa dan diberikan dengan turboinhaler. Hanya 1% chromolyn yang diabsorbsi. Obat akan dieksresi di urin dan empedu dalam bentuk utuh pada proporsi yang sama. Konsentrasi puncak akan dicapai 15 menit setelah inhalasi dan eksresi dimulai setelah mencapai waktu paruhnya yakni setelah 45-100 menit (waktu paruh apabila diinjeksikan adalah sebesar 20 menit). D. Farmakodinamik Chromolyn dan nedochromil secara umum kurang efektif dibandingkan glukokortikoid inhalan sebagai controller asma. Bila dibandingkan dengan beclometashone, efek bronkodilator chromolyn dan nedochromile tidak begitu kuat. Oleh karena itu, keduanya tidak tepat apabila digunakan untuk serangan akut. Nedochromile dan Chromoline menginhibisi IAR dan LAR untuk allergen yang terinhalasi. Keduanya juga mengurangi responsivitas dari tractus respiratorius E. Indikasi Keduanya tidak dapat digunakan bagi serangan asma akut karena efek bronchodilatornya rendah dibanding obat asma lainnya. Oleh karena itu keduanya digunakan sebagai obat asma kategori controller yang dapat mengurangi gejala pada serangan akut (profilaksis). Nedochromile dan chromolyn adalah terapi profilaksis asma paling aman bagi anak-anak dan ibu hamil. F. Kontraindikasi Kedua obat ini tidak dapat digunakan pada serangan akut, orang dengan riwayat reaksi shock anafilaktik, dan orang dengan gangguan gastrointestinal. G. Efek Samping

Efek samping yang pernah dilaporkan bersifat jarang dan minor. Seperti, edema, batuk, wheezing, edema laring, arthralgia, angiodema, sakit kepala, ruam dan muntah, dan shock anafilaktik. H. Sediaan dan Dosis Tilade (nedochromile sodium) tersedia dalam kemasan canister 210 mg, akan dikeluarkan 2 mg nedochromile tiap spray nya (MDI). Dosis sebagai obat controller asma pada dewasa dan anak-anak >6 tahun adalah 2 spray 4x/hari dengan MDI. I. Contoh Penulisan Resep R/ Tilade puff mg 210 No. I S 4 dd puff 2

Agen Antikolinergik A. Contoh Obat Atrovent (ipratropium bromide), Combivent (ipratropium dan albuterol) B. Mekanisme Kerja Pada dasarnya antikolinergik bekerja dengan menghambat hantaran parasimpatis yang berperan pada keadaan spasme bronkus. C. Farmakokinetik Efek antikolinergik pada ipratropium bromide adalah lokal dan spesifik bukan sistemik. Hal itu diakibatkan karena struktur amina kuartener yang tidak mudah diserap oleh mukosa tractus respiratorius dan mukosa traktus gastrointestinal. Waktu paruh dari obat ini selam 2 jam setelah inhalasi atau injeksi intravena. Ipratropium bromide mengikat plasma 0-9% pada plasma albumin dan glikoprotein alpha-1. Oba ini dimetabolisme menjadi ester inaktif dan dieksresi ke urin. D. Farmakodinamik Ipratropium bromide adalah agen parasimpatolitic yang menginhibisi reflex yang dimediasi oleh asetilkolin salah satunya adalah bronkospasme. Antikolinerdik mencegak kenaikan konsentrasi cyclic GMP yang disebabkan oleh interaksi asetilkolin dengan reseptor muscarinic pada otot polos bronkus. Namun efek bronkodilatasinya masih lebih lemah dibanding agonis beta-2. E. Indikasi

Obat ini merupakan kategori kontroler pada obat asma artinya kurang baik ketika digunakan pada serangan akut karena efeknya hanya akan timbul setelah 30 menit-1 jam dari waktu pemberian. Obat ini baik digunakan pada eksaserbasi asma yang psikogenik dan tambahan terapi pada PPOK. F. Kontraindikasi Obat ini dilarang digunakan pada orang dengan riwayat hipersensitivitas terhadap atropine dan derivatnya. G. Efek Samping Efek samping yang pernah dilaporkan bersifat jarang dan minor. Seperti, edema, batuk, wheezing, edema laring, arthralgia, angiodema, sakit kepala, ruam muntah, mydriasis dan shock anafilaktik. H. Sediaan dan Dosis Tersedia dalam kemasan 12.9 gram pressurized canister dengan MDI dan mouthpiece. Setiap penyemprotan mengeluarkan 17 mcg dari mouthpiece. Dapat dipakai hingga 200 kali penyemprotan. Dosis sebagai obat controller asma pada dewasa dan anak-anak >6 tahun adalah 2 spray setiap 12-24 jam. Anak dibawah 6 tahun tidak direkomendasikan diberikan obat ini.

I. Contoh Penulisan Resep R/ Atrovent puff g 12.9 No. 1 S 4 dd puff 2

Anda mungkin juga menyukai