Anda di halaman 1dari 97

METODOLOGI PENELITIAN

OLEH SUPRIADI

METODOLOGI PENELITIAN
HAKEKAT PENELITIAN FUNGSI-FUNGSI PENELITIAN MACAM-MACAM BENTUK PENELITIAN PERMASALAHAN STUDI KEPUSTAKAAN MACAM-MACAM SUMBER INFORMASI TEKNIK SAMPLING INSTRUMEN PENELITIAN JENIS-JENIS PENELITIAN

HAL-HAL YANG PERLU DISEPAKATI


KEHADIRAN : Minimal 12 kali pertemuan dan kehadi ran mahasiswa minimal 80% toleransi keterlambatan 15 menit : Diadakan 2 kali ujian yaitu Mid dan Final bobot masing-masing 50% : kalau ada tugas bobotnya 20% : A 85, B = 70 84, C = 55 69 D = 40 54 E 39

UJIAN TUGAS NILAI

HAKEKAT PENELITIAN Apakah Penelitian Itu?


Penelitian adalah art and science guna mencari jawaban terhadap suatu permasalahan (Yoseph, 1979) Penelitian dapat pula diartikan sebagai cara pengamatan atau inkuiri dan mempunyai tujuan untuk mencari jawaban permasalahan atau proses penemuan. Penelitian adalah merupakan proses llmiah yang mencakup sifat formal dan intensif. Karakter formal dan intensif karena mereka trikat dengan aturan, urutan, maupun cara penyajian nya agar memperoleh hasil yang diakui dan bermamfaat bagi kehidupan manusia.

Penelitian menurut Kerlinger (1986) ialah proses penemuan yang mempunyai karakteristik sistematis, terkontrol, empiris, dan mendasarkan pada teori dan hipotesis atau jawaban sementara . Jadi penelitian tidak lain adalah usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan metodologi misalnya observasi secara sistematis, dikontrol dan mendasarkan pada teori yang ada dan diperkuat dengan gejala yang ada.

Apakah Tujuan Penelitian?


Memperoleh Informasi Baru. Penelitian biasanya akan berhubungan dengan informasi atau data yang masih baru jika dilihat dari aspek si peneliti. Walaupun mungkin saja suatu data atau fakta telah ada dan berada disuatu tempat dalam waktu lama.

Apabila fakta tersebut baru diungkap dan disusun secara sistematis oleh seorang peneliti pada saat itu maka dapat dikatakan bahwa data peneliti tersebut dianggap data baru. Mengembangkan dan Menjelaskan. Tujuan kedua adalah mengembangkan dan menjelaskan. Dengan melakukan pengembangan dan usaha menjelaskan melalui teori yang didukung fakta-fakta penunjang yang ada, peneliti akan dapat sampai pada pemberian pernyataan sementara yang sering disebut hipotesis penelitian. Menerangkan, Memprediksi, dan Mengontrol Suatu Ubahan Ubahan yang dalam istilah penelitian disebut variabel adalah simbol yang digunakan untuk mentransfer gejala ke dalam data penelitian. Seorang peneliti dapat mengetahui secara pasti pengaruh variabel satu terhadap variabel lainnya dan dapat menerangkan leterkaitan dan keterikatan varibel yang ada, dapat memprediksi apa yang terjadi diantara variabel

atau bahkan mengontrol mereka untuk memperoleh suatu yang bermanfaat.

Karakteristik Penelitian
Banyak orang berpikir dan kemudian beranggapan, bahwa seseorang yang datang, melihat secara cermat suatu peristiwa, dan kemudian melaporkannya kepada orang lain dikatakan dia telah melakukan penelitian. Demikian pula dengan seseorang yang bertatap muka dengan seorang guru disekolah, melakukan tanya jawab dengan guru tersebut , kemudian mencatat hasil tatap muka tersebut , dikatakan bahwa dia telah melakukan penelitian. Anggapan tersebut kurang tepat, kedua contoh tersebut belum bisa dikatakan sebagai penelitian.

Beberapa karakteristik penting dari penelitian diantaranya: 1). Mempunyai tujuan penelitian. Dalam setiap penelitian , peranan tujuan adalah membe rikan arah dan target yang hendak dicapai dan bagi seorang peneliti dapat digunakan tolok ukur dan penilaian ketercapaian tujuan yang ditetapkan. 2). Mencakup kegiatan pengumpulan data baru. 3). Mencakup kegiatan yang terencana dan sistematis. Sistematika permasalahan dituangkan dalam bentuk pro posal penelitian yang biasanya mengandung unsur-unsur penting yang mencakup judul penelitian, pendahuluan, kajian pustaka, metode penelitian, jadwal penelitian personalia, anggaran penelitian dan lampiran-lampiran.

4). Menggunakan analisis logis. Seorang peneliti harus melakukan kegiatan penelitian dengan menggunakan objektivitas, disamping itu dalam melakukan analisis mereka harus mampu menjauhkan subjektivitas dengan objek yang diteliti, menggunakan prinsip statistik dengan dilengkapi syarat dan aturannya agar mencapai suatu kesimpulan. 5). Mempertimbangkan aspek pengembangan teori. 6). Mengandung unsur observasi. Suatu kegiatan penelitian baru dapat dikatakan penelitian jika dalam proses mencapai tujuan mengandung unsur pengamatan terhadap objek atau subjek yang diteliti.

7). Memerlukan pencatatan terhadap gejala yang muncul. Semakin banyak gejala yang dapat ditangkap oleh peneliti semakin kuat dalam mendukung pemecahan masalah penelitian yang diajukan. 8). Melakukan kontrol. Dalam penelitian eksperimen, agar variabel bebas dapat diketahui implikasinya terhadap variabel terikat, seorang peneliti perlu melakukan pembatasan agar variabel lain yang diharapkan tidak berintervensi dan mempunyai pengaruh terhadap variabel yang telah direncanakan. 9). Melakukan validasi instrumen. 10). Memerlukan keberanian. Untuk penelitian tertentu misalnya tentang penelitian

Kebijakan, penelitian dampak suatu proyek, kadang dirahasiakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Misalnya penelitian kandungan lemak babi dalam susu atau makanan tertentu, harus berhadapan dengan pihak produsen yang mengatakan nihil terhadap kandungan unsur tersebut. 11). Dicatat secara tepat kepada instansi yang berkepentingan sebagai laporan.

FUNGSI-FUNGSI PENELITIAN Menemukan Sesuatu Yang Baru.


Walaupun banyak cara untuk dapat menemukan informasi atau hasil karya baru, dalam dunia pengetahuan penemuan yang dilakukan melalui suatu kegiatan penelitian adalah hasil yang andal dan mendapat pengakuan dari kalangan ilmuwan.

Mengembangkan Ilmu Pengetahuan.


Perkembangan ilmu pengetahuan dapat dilakukan secara berkelanjutan melalui media penelitian.

Melakukan Validasi Terhadap Teori Lama.


Hasil penelitian digunakan sebagai konfirmasi atau pembaru an jika terjadi perubahan yang nyata terhadap pardigma teori yang telah lama berlaku.

Menemukan Permasalahan Penelitian.


Permasalahan penelitian pada prinsipnya dapat diperoleh di mana saja seorang peneliti berada.

Menambah KhazanahPengayaan Ilmu Yang Baru.


Penelitian yang baik dapat pula berfungsi sebagai pelengkap khazanah ilmu yang baru, sehingga ilmu pengetahuan senantiasa berkembang ke arah penyempurnaan terhadap ilmu pengetahuan yang ada.

SUMBER-SUMBER ILMU PENGETAHUAN


Dalam usaha untuk hidup, manusia berusaha menguasai ilmu pengetahuan dengan berbagai macam metode antara lain:

Melalui Pengalaman.
Seorang manusia bisa memiliki dan menguasai ilmu pengeta huan tertentu melalui pengalaman, baik secara individual maupun dalam hidup bermasyarakat. Orang dapat belajar dan mempunyai pengetahuan karena melakukan, mengalami masalah hidup, dan berusaha mengembangkannya untuk mamfaat dan kegunaan hidup. Cara belajar melalui pengalaman biasanya mengalami banyak rintangan karena tidak ada yang dapat memberikan petunjuk

maupun nasehat agar dapat melakukan pekerjaanya lebih baik. Cara pendekatan orang yang belajar dari pengalaman sering disebut trial and error.

Melalui Cara Tradisi.


Seseorang belajar menguasai suatu ilmu pengetahuan adalah menggunakan model tradisi yang berlaku di dalam masyarakat nya. Orang tua memberikan bentuk pengajaran kepada gene rasi yang lebih muda kadang dengan menggunakan cara-cara tradisi. Misalnya mengajar anaknya untuk tidak makan di depan pintu, anak tidak perlu tahu mengapa tidak boleh dila kukan.

Melalui Metode Otoritas.


Metode otoritas digunakan seseorang untuk menguasai ilmu pengetahuan jika metode pengalaman tidak dapat digunakan secara efektif.

Cara lain adalah dengan bertanya atau menggunakan penga laman orang lain. Menguasai ilmu pengetahuan melalui cara otoritas dimungkinkan lebih efektif dan dapat dilaksanakan, jika disekitar orang tersebut ada lembaga atau orang-orang yang termasuk dalam kriteria orang berwenang.

Melalui Metode Deduktif dan Induktif.


Cara ini adalah yang paling lama digunakan oleh para ahli zaman yunani dan Mesir Kuno dalam mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan (Ari, dkk., 1985). Mereka melakukan alasan logis untuk membangun suatu dalil, hukum dan teori baru. Logika Deduktif pada prinsipnya adalah cara berpikir untuk mencari dan menguasai ilmu pengetahuan yang berawal dari alasan umum menuju ke arah yang lebih spesifik.

contoh logika deduktif. Setiap binatang menyusui mempunyai kaki. Semua kucing mempunyai kaki. Oleh karena itu kucing adalah binatang menyusui. Logika Induktif. Cara ini merupakan proses berpikir yang diawali dari fakta-fakta pendukung yang spefifik, menuju pada arah yang lebih umum guna mencapai suatu kesimpulan. Contoh logika induktif. Ayam hitam yang kita amati mempunyai hati. Ayam putih yang diamati juga mempunyai hati. Kesimpulannya adalah setiap ayam mempunyai hati. Menggunakan Pendekatan Ilmiah. Pendekatan ilmiah adalah merupakan metode untuk mengua sai dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang paling tinggi nilai validitas dan ketepatannya, jika dibandingkan dengan beberapa macam pendekatan yang telah disebutkan sebelum nya.

MACAM-MACAM BENTUK PENELITIAN


Secara garis besar, penelitian dapat dibedakan dari beberapa aspek.

Aspek Tujuan
Penelitian Dasar.
Suatu bentuk penelitian dikatakan penelitian dasar apabila para peneliti yang melakukan penelitian mempunyai tujuan perluasan ilmu dengan tanpa memikirkan pada pemanfaatan hasil penelitian tersebut untuk manusia maupun masyarakat. Contoh penelitian dibidang pendidikan berusaha mengguna kan binatang untuk menyelidiki kehidupan, karakteristik dan tingkah laku tertentu.

PenelitianTerapan ( Applied Research).


Para peneliti dalam hal ini mengadakan penelitian atas dasar permasalahan yang signifikan dan hidup di masyarakat sekitarnya. Tujuan para peneliti yang utama adalah pemecahan masalah dan hasil penelitian dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia baik secara individu maupun secara kelompok maupun keperluan industri atau pengusaha dan bukan untuk wawasan keilmuan. Contoh penelitian terapan dibidang pendidikan yaitu penelitian yang berkaitan dengan bagaimana meningkatkan keinginan belajar siswa, implementasi kurikulum, peningkatan kualitas dan lain sebagainya.

Aspek Metode
Penelitian Deskriptif.
Pada penelitian deskriptif , para peneliti berusaha menggam barkan kegiatan penelitian yang dilakukan pada objek tertentu secara jelas dan sistematis. Penelitian deskriptif hanya berusa ha menggambarkan secara jelas terhadap pertanyaan peneli tian yang telah ditentukan sebelum para peneliti terjun ke lapangan dan mereka tidak menggunakan hipotesis sebagai petunjuk arah dalam penelitian.

Penelitian Sejarah.
Penelitian sejarah dilihat sepintas sama dengan penelitian deskriptif. Keduanya sama-sama menggunakan penggamba ran secara komprehensif tentang obyek atau subyek peneli tian.

Yang membedakan dalam penelitian sejarah, peneliti lebih memfokuskan pencarian data dengan metode wawancara pada pelaku sejarah.

Penelitian Survei.
Bentuk penelitian ini sering pula disebut sebagai penelitian normatif atau penelitian status.

Penelitian Ex-postfakto.
Penelitian ini disebut penelitia ex-postfakto karena para peneliti berhubungan dengan variabel yang telah terjadi dan mereka tidak perlu memberikan perlakuan terhadap variabel yang diteliti. Pada penelitian ini variabel bebas dan variabel terikat sudah dinyatakan secara eksplisit, untuk kemudian dihubungkan sebagai penelitian korelasi atau diprediksi jika variabel bebas mempunyai pengaruh tertentu pada variabel terikat.

Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen merupakan metode inti dari model penelitian yang ada. Dalam penelitian eksperimen para peneliti melakukan tiga persyaratan dari suatu bentuk peneli tian yaitu kegiatan mengontrol, memanipulasi, dan observasi. Dalam penelitian eksperimen peneliti juga harus membagi objek atau subjek yang diteliti menjadi dua grup yaitu grup treatment atau yang memperoleh perlakuan dan grup kontrol yang tidak memperoleh perlakuan.

Penelitian Kuasi Eksperimen.


Kuasi arti lain dari semu. Penelitian kuasi eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperimen. Bentuk penelitian ini banyak digunakan di bidang ilmu pendidikan dengan subjek yang diteliti adalah manusia, dimana mereka tidak boleh dibedakan antara satu dengan yang lain. Pada penelitian kuasi eksperimen peneliti dapat membagi grup yang ada dengan tanpa membedakan antara

kontrol dan grup secara nyata dengan tetap mengacu bentuk alami yang sudah ada. Sebagai contoh pada suatu sekolah semua siswa di kelas A dipilih sebagai grup treatment . Sedangkan seluruh murid kelas B di sekolah yang lain menjadi grup kontrol.

Menurut Bidang Garapan.


Penelitian Pendidikan
Bidang garapan yang menjadi pokok penelitian adalah menekankan pada sekitar masalah pendidikan, baik yang mencakup faktor internal pendidikan: komponen guru, siswa, kurikulum, sistem pengajaran , manajemen pendidikan, dan hubungan lembaga dengan masyarakat. Penelitian juga mencakup faktor eksternal seperti : kebijakan pemerintah terhadap lembaga pendidikan, pengaruh gaya hidup elit politik terhadap prospek pendidikan, pengaruh

kehidupan sosial dan ekonomi terhadap generasi muda dsb.

Penelitian Nonkependidikan.
Penelitian nonkependidikan mempunyai cakupan yang luas sekali seluas bidang keahlian dan variasi dari para pembaca. Contoh penelitian nonkependidikan : penelitian sosial, ekonomi, politik, sejarah, antropologi, pertanian, teknologi, penelitian agama dan peradaban masyarakat dsb.

PERMASALAHAN
Secara sistematis, suatu penelitian yang mendasarkan pada metode ilmiah, biasanya dimulai dengan adanya permasalahan. John Dewey,1993; Kerlinger, 1986) mengidentifikasi bahwa : *Permasalahan secara faktual dapat berupa kesulitan yang dirasakan oleh orang awam maupun para peneliti; *Permasalahan dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang menghalangi tercapainya tujuan. *Permasalahan dapat pula diartikan sebagai sesuatu yang dijadikan target yang telah ditetapkan oleh peneliti, tetapi karena sesuatu hal target tidak dapat tercapai. *Permasalahan dapat pula diartikan sebagai jarak antara sesuatu yang diharapkan dengan sesuatu kenyataan .

Dalam kehidupan manusia atau dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali permasalahan, tetapi kita atau para peneliti muda menemui kesulitan dalam mengidentifikasi permasala han yang benar-benar layak untuk dijadikan penelitian. Beberapa macam sumber penelitian mungkin dapat memban tu para peneliti memperoleh permasalahan yang layak dijadi kan bahan untuk diteliti.

Pengalaman seseorang atau kelompok.


Pengalaman adalah guru yang paling baik dalam karier mau pun profesi seseorang. Melalui pengalaman seseorang bisa dikatakan ahli. Seorang pandai besi yang telah berpengalaman dalam hal membuat senjata bertahun-tahun, dikatakan orang sebagai empu yang andal.

Lapangan tempat bekerja.


Tempat-tempat di mana seseorang maupun peneliti bekerja adalah juga merupakan salah satu sumber permasalahan yang baik. Para peneliti dapat melihat secara langsung, mengalami dan bertanya pada satu, dua atau banyak orang dalam peker jaannya. Seorang guru misalnya, akan merasakan bahwa sekolah dan komponen yang berkaitan dengan tercapainya tujuan sekolah dapat dijadikan sebagai sumber penelitian baik secara makro maupun mikro.

Laporan hasil penelitian.


Sumber yang ketiga untuk memperoleh permasalahan yang signifikan adalah perpustakaan di mana hasil-hasil penelitian para peneliti berada. Dalam perpustakaan pada umumnya disimpan, selain hasil penelitian juga jurnal penelitian mau pun perkembangan ilmu yang mutakhir dipublikasikan.

Dari banyak laporan penelitian, seorang peneliti dimungkin kan dapat memperoleh gambaran permasalan yang baik untuk diteliti.

Memilih Permasalahan Penelitian.


Walaupun usaha untuk menentukan permasalahan, tidak ada resepnya yang pasti, namun sebagai acuan di dalam mencari permasalahan hendaknya dapat memenuhi tiga kriteria penting. - permasalahan atau problematika, sebaiknya merefleksikan dua variabel atau lebih - sebaiknya dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang jelas dan tidak meragukan. - sebainya dapat diuji secara empiris.

Karakteristik Permasalahan.
Masalah penelitian dapat digunakan sebagai pedoman kegiatan dilapangan. Para peneliti dianjurkan untuk mengetahui ciri-ciri permasalahan yang baik serta layak untuk diteliti.

Ciri-Ciri Permasalahan Yang Baik Dapat diteliti.


Suatu penelitian dikatakan dapat diteliti apabila masalah tersebut dapat diungkap kejelasannya melalui tindakan koleksi data dan kemudian dianalisis. Sebagai contoh, dalam bentuk apakah informasi pekerjaan dapat diberikan kepada para pencari kerja? Seorang peneliti tidak akan dapat memberikan jawaban secara pasti.

Oleh karena itu, guna memperoleh jawaban tersebut mereka mencari informasi dengan beberapa cara, misalnya - Bertanya pada responden, dengan melakukan wawancara, dengan orang-orang yang terlibat langsung, para pimpinan di kantor tenaga kerja, atau para pakar yang menguasai bidang ketenagakerjaan. - Melakukan observasi langsung dimana para pencari kerja berada, yaitu di tempat-tempat pendaftaran tenaga kerja baik di kabupaten maupun di provinsi terdekat. - Melakukan studi kepustakaan dengan buku,selebaran, dan dokumentasi lain yang berkaitan erat dengan masalah tenaga kerja. - Menggunakan angket dan menyebarluaskannya kepada responden yang terkait.

Mempunyai Kontribusi Signifikan


Ciri-ciri suatu masalah penelitian yang kedua adalah mempunyai kontribusi nyata. Masalah penelitian dikatakan baik jika mempunyai manfaat bagi peneliti yang bersangkutan maupun bagi masyarakat pada umumnya . Ada dua manfaat yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi masalah yaitu (i) manfaat teoritis yang berkaitan erat dengan perkembangan ilmu pengetahuan (ii) manfaat praktis yang langsung dapat digunakan atau dieasakan oleh masyarakat.

Dapat Didukung dengan Data Empiris


Fenomena masalah dapat diukur baik secara kuantitatif maupun secara empiris. Ukuran empiris atau ukuran yang didasarkan pada fakta yang dapat dirasakan oleh orang yang terlibat mempunyai peranan penting. Karena dukungan data empiris memberikan hubungan yang erat antara fakta dan

konstruk suatu fenomena. Permasalahan akan menjadi lebih kuat lagi perlunya didukung dengan data empiris, jika peneliti ingin mendudukkan penelitian kuantitatif lebih mendasarkan pada suatu variabel yang harus didasarkan pada hukum positif, empiris dan terukur.

Sesuai dengan Kemampuan dan Keinginan Peneliti.


Karakteristik yang menganjurkan perlunya peneliti menyesuai kan kemampuan dan sesuai dengan keinginannya. Karakteristik ini memberikan kepercayaan bahwa apa yang hendak dilakukan di lapangan akan berhasil. Penelitian adalah kegiatan yang menyangkut kemampuan, dan kemampuan tanpa ada keinginan maka mungkin saja proses penelitian berlarut-larut dan akhirnya merugikan si peneliti sendiri.

Merumuskan Masalah
Masalah penelitian yang sudah diidentifikasi dan dibatasi agar memperoleh masalah yang layak diteliti masih harus dirumus kan agar dapat memberikan arah bagi si peneliti. Rumusan permasalahan yang baik , harus dapat mencakup dan menun jukkan semua variabel maupun hubungan variabel satu dengan variabel lain yang hendak diteliti. Permasalahan penelitian sebaiknya dinyatakan dalam pertanyaan-pertanyaan . Sebagai contoh : Apa akibat dari perbedaan jenis penghargaan atas prestasi siswa? Apa pendapat manajer, staf administrasi, guru senior terhadap praktik akreditasi dalam sekolah kejuruan dan lembaga terhadap pendidikan?

STUDI KEPUSTAKAAN
Studi kepustakaan merupakan kegiatan yang diwajibkandalam penelitian, khususnya penelitian akademik yang tujuan utamanya adalah mengembangkan aspek teoritis maupun aspek manfaat praktis. Studi kepustakaan dilakukan oleh setiap peneliti untuk mencari dasar pijakan atau fondasi untuk memperoleh dan membangun landasan teori, kerangka berpikir, dan menentu kan dugaan sementara atau sering disebut sebagai hipotesis penelitian, sehingga para peneliti dapat mengerti, melokasikan, mengorganisasikan dan kemudian menggunakan variasi pustaka dalam bidangnya. Dengan melakukan studi kepustakaan, para peneliti mempunyai pendalaman yang lebih luas dan mendalam terhadap masalah yang hendak diteliti.

Beberapa peranan Studi kepustakaan (Ary dkk, 1983)


Peneliti akan mengetahui batas-batas cakupan dari permasalahan. Dengan mengetahui teori yang berkaitan dengan permasala han, peneliti dapat menempatkan pertanyaan secara perspektik. Dengan studi literatur,peneliti dapat membatasi pertanyaan yang diajukan dan menentukan konsep studi yang berkaitan erat dengan permasalahan. Dengan studi literatur, peneliti dapat mengetahui dan menilai hasilhasil penelitian yang sejenis yang mungkin kontradiktif antara satu penelitian dengan penelitian lainnya. Dengan melalui studi literatur, peneliti dapat menentukan pilihan metode penelitian yang tepat untuk memecahkan masalah. Dengan studi literatur , dapat dicegah atau dikurangi replikasi yang kurang bermanfaat dengan penelitian yang sudah dilakukan peneliti lainnya. Dengan studi literatur, para peneliti dapat lebih yakin dalam mengin terpretasikan hasil penelitian yang hendak dilakukan.

MACAM-MACAM SUMBER INFORMASI Jurnal Penelitian.


Sumber utama dan mempunyai nilai sangat penting dibanding dengan sumber-sumber informasi lainnya ialah jurnal peneli tian. Banyak ragamnya tentang jurnal penelitian sebanyak bidang pengetahuan yang ada dan digeluti para peneliti. Dalam jurnal, beberapa hasil penelitian tepilih diterbitkan dan dapat digunakan sebagai perkembangan dan acuan ilmu pengetahuan yang baru. Jurnal penelitian biasanya lebih berorientasi pada nilai akademik yang sangat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Laporan Hasil Penelitian.


Tidak semua hasil penelitian mempunyai kesempatan dapat dipublikasikan dalam jurnal. Hasil penelitian tersebut mempunyai bobot yang hampir sama dengan jurnal.

Abstrak.
Tidak lain adalah ringkasan tentang laporan hasil peenelitian. Sudah menjadi kesepakatan internasional bahwa abstrak perlu ada dalam setiap laporan hasil penelitian, baik yang dipublikasikan maupun yang belum dipublikasikan. Abstrak penelitian pada umumnya disusun secara narasi dengan menonjolkan tiga aspek penelitian yaitu tujuan penelitian, metodologi dan hasil penelitian. Abstrak dibuat dengan baha sa narasi terbatas antara 75 kata sampai 300 kata tergantung kebijakan setiap universitas yang berkepentingan.

Narasumber.
Dalam mencari informasi, narasumber merupakan sumber informasi yang hidup. Karena mereka pada umumnya manusia yang mempunyai kriteria tertentu dan mempunyai pengaruh yang positif dalam bidang ilmu tertentu.

Para profesional, yaitu orang-orang yang mempunyai


profesi atau terlibat secara langsung dengan kegiatan yang menjadi interes peneliti. Mereka ini mungkin para pekerja, pegawai, guru, maupun pelaku yang mempunyai posisi baris depan dalam bidang tertentu.

Para ahli, yaitu orang-orang yang memiliki keahlian dalam


bidang tertentu seperti para dosen perguruan tinggi, para peneliti, manajer perusahaan, supervisor dan sebagainya. Mereka mempunyai wewenang dalam memberi data atau informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang hendak diteliti oleh para peneliti.

Buku
Sumber pustaka ilmiah yang lain adalah buku yang secara resmi telah dipublikasi atau telah menjadi pegangan dalam mempelajari suatu bidang ilmu. Dalam kaitannya dengan buku sebagai sumber pustaka, para peneliti hendaknya mengacu pada wawasan yang lebih luas dalam hal penggunaan bahasa yang mencakup bahasa internasional.

Surat Kabar dan Majalah


Media cetak ini adalah merupakan sumber pustaka yang cukup baik dan mudah diperoleh di masyarakat. Mengingat bahwa informasi dari surat kabar dan majalah merupakan infor masi yang sifat nya populer , para peneliti dianjurkan untuk lebih dahulu mengevaluasi isi yang hendak diambil.

Internet.
Kemajuan teknologi membawa dampak yang sangat signifikan di bidang informasi. Salah satu sumber informasi yang seolah tidak terbatas dapat diperoleh para peneliti melalui internet.

ISI STUDI KEPUSTAKAAN


Isi studi kepustakaan dapat berbentuk kajian teoritis yang pembahasannya difokuskan pada informasi sekitar permasa lahan penelitian yang hendak dipecahkan melalui penelitian. Misalnya, jika seorang peneliti hendak mengungkapkan tentang pengaruh prestasi belajar dilihat dari faktor-faktor : hubungan anak dengan orang tua, pekerjaan orang tua,status orang tua, maka peneliti dapat melakukan studi kepustakaan yang berhubungan dengan teori sosiologi dan psikologi pendi dikan anak serta hubungan sosial sekitar kegiatan anak dalam keluarga, peranan orang tua dan jenis pekerjaan.

JUMLAH REFERENSI YANG DIPERLUKAN


Tentang berapa jumlah acuan dalam kajian pustaka , tidak ada batasan yang pasti, tetapi ada petunjuk yang memberi arah bahwa semakin banyak buku dan sumber-sumber informasi mendukung kegiatan eksplorasi kajian pustaka, semakin baik dan menguntungkan bagi si peneliti. Pekerjaan menulis kajian pustaka dirasakan sulit bagi peneliti yang jarang menulis karya ilmiah, akibatnya ada beberapa yang akhirnya terjebak dalam menyontek karya orang lain atau plagiator yang dilarang. MERUMUSKAN HIPOTESIS Setelah selesai dalam menyusun landasan teori, seorang peneliti biasanya akansampai pada suatu kesimpulan tentang permasalahan penelitian yang disebut dengan jawaban sementara atau hipotesis.

Hipotesis dikatakan sementara karena kebenarannya masih perlu diuji atau dites dengan data yang asalnya dari lapangan. Hipotesis juga penting peranannya karena dapat menunjuk kan harapan dari si peneliti yang direfleksikan dalam hubung an ubahan atau variabel dalam permasalahan penelitian. Hipotesis sebaiknya dibuat sebelum peneliti terjun ke lapang an mengumpulkan data yang diperlukan. Mengapa hipotesis dibuat sebelum peneliti ke lapangan (Ary, dkk., 1985:76) ada dua alasan yang mendasarinya yaitu : Hipotesis yang baik menunjukkan bahwa peneliti mempunyai ilmu pengetahuan yang cukup dalam kaitannya dengan permasalahan. Hipotesis dapat memberikan arah dan petunjuk tentang peng ambilan data dan proses interpretasinya.

MACAM-MACAM HIPOTESIS Hipotesis Penelitian.


Hipotesis penelitian mempunyai fungsi memberikan jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Dilihat dari posisinya, hipotesis penelitian biasanya ditempatkan pada bab kedua, yaitu studi kepustakaan setelah landasan teori atau setelah kerangka berpikir tersusun. Hipotesis penelitian pada umum nya tidak diuji menggunakan teknik statistik. Contoh hipotesis penelitian. Ada korelasi positif dan signifikan antara usaha peningkatan belajar di sekolah dengan hasil pencapaian belajar siswa. Ada pengaruh positif dan signifikan antara motivasi dan gaya kepemimpinan dalam organisasi terhadap produktivitas lembaga.

Hipotesis Statistik
Hipotesis ini strukturnya merupakan rangkaian dua atau lebih variabel yang menjadi interes dan hendak diuji oleh si peneliti. Hipotesis statistik dipergunakan jika peneliti melakukan uji analisis dengan hanya menggunakan sebagian dari keseluruh an data yang ada. Sedangkan proses teknik statistika yang menggambarkan pengambilan dari keseluruhan ke arah sebagian populasi disebut sebagai proses inferensi. Jika anali sis dari sampel tersebut kemudian dipergunakan untuk menyimpulkan hasil analisis keseluruhan atau populasi, maka proses tersebut disebut sebagai proses generalisasi. Jika seorang peneliti langsung menggunakan populasi sebagai dasar analisis maka hipotesis statistik menjadi kurang perlu. Bagaimana keterkaitan antara hipotesis penelitian dengan hipotesis statistik dalam suatu proses penelitian? Hendaknya selalu sinkron dan konsisten.

Dilihat dari posisinya dalam proses penelitian, hipotesis statistika pada umumnya ditempatkan dalam bab IV atau bab yang berkaitan dengan analisis data dengan menggunakan analisis statistika. Hipotesis ini biasanya dinyatakan secara ekslisit dan jelas dengan menggunakan simbol statistik tang sesuai. MACAM-MACAM HIPOTESIS STATISTIKA Hipotesis statistika secara umum dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu hipotesis nihil, hipotesis riset, hipotesis alternatif dan hipotesis penyearah (Balian, 1982). Hipotesis Nihil. Merupakan hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan antara variabel yang menjadi interes si peneliti. Hipotesis nihil bukanlah merupakan pernyataan apa yang peneliti pikirkan. Secara simbolis hipotesis nihil dinyatakan dengan H0. secara matematik H0 : U1 = U2

Hipotesis Riset. Hipotesis ini sering muncul dan digunakan oleh para peneliti untuk mendampingi hipotesis nihil. Hipotesis riset merupakan penggambaran terhadap ide yang ada dalam pikiran si peneliti yang dikembangkan dari hasil kajian teoritis. Perananhipotesis riset adalah mengakomodasi substansi ide dari kajian teoritis, jika hipotesis pertama atau hipotesis nihil gagal, maka hipote sis riset diterima dan sebaliknya. Secara simbolis hipotesis riset dinyatakan dengan simbol Hr. Contoh penggunaan dalam statistika inferensial : H0 : U1 = U2 Hr : U1 U2 Simbol statistik tersebut dapat diartikan bahwa hipotesis nihil menunjukkan tidak ada perbedaan antara nilai rerata grup satu dengan nilai rerat grup dua.

Hipotesis Alternatif. Dilihat dari bentuknya, hipotesis alternatif diposisikan sebagai bentuk batasan ilmu pengetahuan setelah diperoleh dari hasil kajian teoritis. Secara simbolis sering dinyatakan dengan Ha. Contoh penggunaan dalam perhitungan statistik dari hipotesis alternatif : Ha : U1 U2 Hr : U1 U2 Hipotesis Penyearah Hipotesis penelitian pada prinsipnya dapat berbentuk hipote sis yang menunjukkan arah yang pasti dan arah yang belum pasti atau masih dua arah. Dalam statistika, hipotesis dengan arah yang pasti berarti peneliti ketika melakukan testing hipotesis akan mengguna kan analisis satu ekor dimana tingkat kesalahan yang besarnya 0,1 atau 0,5 mengum pul pada satu sisi kurva.

MENERIMA DAN MENOLAK HIPOTESIS. Hasil uji hipotesis pada analisis statistika, biasanya akan selalu jatuh pada dua kemungkinan yaitu menolak atau menerima. Suatu uji hipotesis dikatakan menolak, jika dari uji statistik yang dilakukan peneliti memperoleh hasil akhir bahwa hipotesis nihil yang diajukan oleh si peneliti ditolak pada derajat signifikan tertentu. Hasil uji statistik ini dengan kata lain dapat diartikan bahwa adanya perbedaan hasil variabel yang terjadi bukan disebabkan oleh suatu kebetulan, tetapi memang didukung dengan data yang ada di lapangan. Interpretasi uji hipotesis dapat pula diartikan bahwa hasil testing statistika menunjukkan bahwa hipotesis riset yang telah ada didukung atau diterima sebagai hal yang benar.

Ada satu pertanyaan yang sering muncul dalam menentukan ditolak atau diterimanya hipotesis nihil yang diajukan oleh si peneliti yaitu haruskah seorang peneliti mengulang kembali uji tesnya, jika hipotesis nihil yang diajukan diterima? Jawabannya tegas bahwa peneliti tidak diharuskan kembali ke lapangan untuk mencari data kembali, dan mereka tidak dianggap gagal dalam melakukan penelitian.

KESALAHAN DALAM TESTING HIPOTESIS. Dengan tidak melihat pada ditolak atau diterimanya hasil testing hipotesis, seorang peneliti biasanya akanmempunyai dua kemungkinan tipe kesalahan yang tidk dapat dihindarkan dalam mengambil keputusan tersebut. Dalam istilah statistik, kedua macam kesalahan tersebut yaitu kesalahan tipe I dan kesalahan tipe II.

Kesalahan tipe I Seorang peneliti suatu ketika mengajukan hipotesis nihil yang memang kenyataannya adalah benar dengan peluang sebesar . Kemudian mereka menguji hipotesis tersebut. Hasil keputusan yang diperoleh ternyata ia menerima. Maka keputusan tersebut benar. Peluang peneliti menerima hipotesis nihil benar adalah sebesar (1- ).

KEPUTUSAN Menolak Ho Menerima Ho KENYATAAN Ho benar Kesalahan tipe I () Benar (1- ) Ho salah Benar (1- ) Kesalahan tipe II ( )

Keterangan : dan = tingkat kesalahan yang umumnya diambil 0,1- 0,5

Jika suatu ketika terjadi kasus bahwa hipotesis nihil yang benar tersebut ketika diuji ternyata ditolak, maka keputusan peneliti menolak hipotesis nihil yang benar, dikatakan peneliti mengalami kesalahan tipe I yang besarnya adalah () Kesalahan tipe II Seorang peneliti suatu ketika ternyata mengajukan hipotesis nihil yang keliru. Contoh hipotesis peneliti salah, misalnya dalam penelitian ketenagakerjaan yang terdiri orang dewasa laki-laki dan perempuan. Peneliti melakukan studi produksi fisik, antara tenaga kerja laki-laki dengan tenaga kerja perempuan. Dia mengajukan hipotesis nihilnya seperti berikut bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara produksi yang grup pekerja perempuan dan pekerja laki-laki. Peneliti ternyata menolak terhadap hipotesis yang salah tersebut.

Maka keputusan tersebut adalah benar dan mempunyai peluang yang besarnya (1- ). Tetapi jika hipotesis nihil yang salah tersebut setelah diuji kemudian diambil keputusan untuk menerimanya, maka dia telah termasuk dalam kesalahan tipe II yang besarnya adalah (). Pengambilan keputusan yang keliru pada umumnya akan mempunyai dampak praktis. Dari contoh hipotesis nihil di atas. Keadaan disekitar kita yang sebenarnya yang terjadi adalah kemampuan fisik pekerja wanita mempunyai perbedaan. Jika perusahaan ternyata benar-benar menggunakan hasil penelitian di atas dengan mengambil keputusan tidak membedakan antara pekerja wanita dan pria maka pekerja wanitalah yang akan menderita kerugian sebgai akibat dari penelitian yang keliru.

TEKNIK SAMPLING
POPULASI PENELITIAN. Populasi pada prinsipnya adalah semua anggota kelompok manusia, binatang,peristiwa, atau benda yang tinggal ber sama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. Populasi dapat berupa : guru, siswa, kurikulum, fasilitas, lembaga sekolah, hubungan sekolah dan masyarakat, karyawan perusahaan, jenis tanaman hutan, jenis padi, kegiatan marketing, hasil produksi dan sebagainya. Populasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu populasi target dan populasi akses. Populasi yang direncanakan dalam rencana penelitian disebut populasi target. Populasi target dapat berupa jumlah guru yang ada secara pasti di kantor wilayah yang ada.

Dalam kenyataannya sering kali target populasi tersebut tidak dapat dipenuhi karena beberapa alasan, misalnya orang (misalnya populasi adalah guru) tidak dapat ditemui, orang tersebut sudah pensiun, sudah mening gal, atau pindah peker jaan. Orang-orang atau benda yang dapat ditemui ketika dalam penentuan jumlah populasi berdasarkan keadaan yang ada disebut populasi akses. Populasi target dengan populasi akses yang paling baik adalah sama besar. Tetapi peneliti juga dapat mencapai hasil baik, jika populasi akses yang dapat dicari mencapai 80% - 100% dari populasi target. SAMPEL PENELITIAN. Sering kali terjadi bahwa peneliti tidak dapat melakukan studi terhadap semua anggota kelompok yang menjadi interes penelitian. Mereka hanya mampu mengambil sebagian dari jumlah populasi yang ada.

Sebagian dari jumlah populasi yang ada tersebut diambil datanya. Data yang terkumpul tersebut kemudian dianalisis.hasil akhir penelitian yang didapatkan , kemudian digunakan untuk merefleksikan keadaan populasi yang ada. Sebagian dari populasi yang dipilih untuk sumber data tersebut disebut sampel atau cuplikan. Yang dapat diambil sebagai sampel dalam hal ini adalah populasi akses, yaitu jumlah anggota kelompok yang dapat ditemui di lapangan. Syarat yang paling penting untuk diperhatikan dalam mengam bil sampel ada dua macam, yaitu jumlah sampel yang mencu kupi dan profil sampel yang dipilih harus mewakili. Untuk itu perlu ada cara memilih agar benar-benar mewakili semua populasi yang ada.

Menentukan Jumlah Sampel.


Pertanyaan yang sering muncul mengenai berapa jumlah sampel dalam suatu penelitian?. Semakin besar jumlah sam pel yang digunakan dalam studi semakin kuat dan merefleksi kan keadaan populasi yang ada. Jumlah sampel yang diguna kan dalam penelitian juga tergantung dari keadaan populasi penelitian. Jika keadaan populasi homogen atau mempunyai karakteristik sama maka jumlah sampel dapat lebih kecil. Sebagai contoh dalam penelitian eksperimen, seorang maha siswa teknik mengambil beberapa contoh bahan : kuningan, aluminium atau besi sebagai sampel penelitian. Untuk peneli tian sosial, pendidikan ekonomi dan politik yang berkaitan dengan masyarakat yang mempunyai karakteristik heterogen, pengambilan sampel disamping syarat tentang besarnya sam pel harus terpenuhi, juga memenuhi pula syarat keterwakilan.

Cara untuk menentukan jumlah subjek penelitian sekecil mungkin dan masih dalam kerangka statistik yang diizinkan. Menggunakan Formula Empiris. X2 . N . P ( 1- P) S= ( Isaac dan Michael, 1981)
d2 (N-1) + X2 P (1-P)

Keterangan : S = jumlah sampel N = jumlah populasi akses P = Proporsi populasi . Harga ini diambil P=0,50 d = derajat ketepatan yang direfleksikan oleh kesala han yang dapat ditoleransi dalam fluktuasi proporsi sampel P. d umumnya diambil 0,05.

X2 = Nilai tabel chisquare untuk satu derajat kebebasan X2 = 3,841 tingkat kepercayaan 0,95. Dari formula tersebut Isaac memberikan hasil akhir jumlah sampel terhadap jumlah populasi antara 10 100.000.
N S 10 10 15 14 20 19 25 24 30 28 keterangan : N 35 40 45 50 55 S 32 36 40 44 48 N 60 65 70 75 80 S 52 56 59 63 66 N 85 90 95 100 110 S 70 73 76 80 86

N = jumlah populasi

S = jumlah sampel

Macam-Macam Teknik Sampling.


Memilih sampel dengan teknik probabilitas
Ada empat macam teknik pengambilan sampel yang termasuk dalam teknik pengambilan sampel dengan probabilitas sampling. Sampling Acak. Ada beberapa nama untuk menyebutkan teknik pemilihan sampling ini. Nama tersebut termasuk diantaranya : random sampling atau teknik acak. Pada teknik acak ini, secara teoritis semua anggota dalam populasi mempunyai probabilitas atau kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.

Teknik memilih secara acak dapat dilakukan dengan : Cara Tradisional. Cara tradisional ini dapat dilihat dalam kumpulan ibu-ibu ketika arisan. Teknik acak ini dapat dilakukan dengan langkahlangkah seperti berikut. 1. Tentukan jumlah populasi yang dapat ditemui 2. Daftar nama semua anggota dalam populasi, masukkan dalam kotak yang telah diberi lubang penarikan. 3. Kocok kotak tersebut dan keluarkan lewat lubang pengeluaran 4. Nomor anggota yang keluar adalah mereka yang ditunjuk sebagai sampel penelitian. 5. Lakukan terus sampai jumlah yang diinginkan dapat dicapai.

Menggunakan Tabel Acak. Pada cara ini , proses pemilihan subjek dilakukan dengan menggunakan tabel yang telah dihasilkan oleh komputer dan telah diakui manfaatnya dalam teori penelitian. Tabel tersebut umumnya terdiri dari kolom dan angka lima digit yang telah secara acak dihasilkan oleh komputer. Dengan menggunakan tabel tersebut, angka-angka yang ada digunakan untuk memi lih sampel dengan langkah sebagai beriut. 1.Identifikasi jumlah total populasi 2.Tentukan jumlah sampel yang diinginkan 3.Daftar semua anggota yang masuk sebagai populasi 4.Berikan semua anggota dengan nomor kode yang diminta, misalnya 000 299 untuk populasi yang berjumlah 300 orang, atau 00 99 untuk jumlah populasi 100 orang.

5. Pilih secara acak dengan menggunakan petunjuk pada angka yang ada dalam tabel. 6. Pada angka-angka yang terpilih, lihat hanya angka digit yang tepat yang dipilih. Jika populasi 500 maka hanya 3 digit dari akhir saja. Jika populasi mempunyai anggota 90 maka hanya diperlukan dua digit dari akhir saja. 7. Jika angka dikaitkan dengan angka terpilih untuk individual dalam populasi menjadi individu dalam sampel. Sebagai contoh, jika populasinya berjumlah 500, maka angka terpilih 375 masuk sebagai individu sampel. Sebaliknya jika populasi nya 300, maka angka terpilih 375 tidak termasuk sebagai individu sampel. 8. Gerakan penunjuk dalam kolom atau angka lain 9. Ulangi langkah nomor 8 sampai jumlah sampel yang diinginkan tercapai.

Contoh memilih sampel dengan sampling acak. Seorang kepala sekolah ingin melakukan studi terhadap siswa yang ada disekolah. Populasi siswa SMK ternyata jumlahnya 600 orang. Sampel yang diinginkan adalah 10% dari populasi. Dia ingin menggunakan teknik acak, untuk mencapai hal itu, dia menggunakan langkah-langkah untuk memilih sampel seperti berikut : a. populasi yang berjumlah 600 orang diidentifikasi b. sampel yang diinginkan 60 orang (10%) c. populai didaftar dengan diberikan kode dari 000-599 d. tabel acak yang berisi angka random digunakan untuk memilih data dengan menggerakkan data sepanjang kolom atau baris dari tabel.

e. misalnya diperoleh sederet angka seperti berikut. 058 710 859 942 634 278 708 899 f. oleh karena jumlah populasi 600 orang maka dua angka terpilih menjadi sampel yaitu : 058 da 278. g. coba langkah d sampai diperoleh semua jumlah 60 responden .

Teknik Stratifikasi.
Dalam penelitian pendidikan maupun penelitian sosial lain nya. Sering kali ditemui kondisi populasi yang terdiri dari beberapa lapisan atau kelompok individu dengan karakteristik berbeda.

Di sekolah misalnya ada kelas satu, kelas dua dan kelas tiga. Mereka juga dibedakan menurut jenis kelamin responden menjadi kelompok laki-laki dan kelompok perempuan. Keadaan populasi yang demikian akan tidak tepat dan tidak terwakili. Jika digunakan teknik acak. Teknik yang paling tepat dan mempunyai akurasi tinggi adalah teknik sampling dengan cara stratifikasi. Ketepatan teknik stratifikasi juga lebih dapat ditingkatkan dengan mengguna kan proporsional besar kecilnya anggota lapisan dari populasi ditentukan oleh besar kecilnya jumlah anggota populasi dalam lapisan yang ada. Langkah-langkah teknik stratifikasi untuk menentukan sampel yang diinginkan. a. identifikasi jumlah total populasi.

b. tentukan jumlah sampel yang diingikan c. daftar semua anggota yang masuk sebagai populasi d. pisahkan anggota populasi sesuai dengan karakteristik lapisan yang dimiliki. e. pilih sampel dengan menggunakan prinsip acak f. lakukan langkah pemilihan pada setiap lapisan yang ada, sampai jumlah sampel dapat dicapai. Contoh menentukan sampel dengan teknik stratifikasi. Seorang peneliti ingin melakukan studi dari suatu populasi guru SMK yang jumlahnya 900 orang, sampel yang diinginkan adalah 10% dari populasi. Dalam anggota populasi ada tiga lapisan guru, mereka adalah yang mempunyai golongan dua, golongan tiga, dan golongan empat.

a. Jumlah total populasi adalah 900 orang b. Daftar semua anggota yang termasuk sebagai populasi dengan nomor 000 899 c. Bagi populasi menjadi tiga lapis, dengan setiap lapis terdiri 300 orang d. Jumlah sampel yang diinginkan 30% x 900 = 270 orang e. Setiap lapis mempunyai anggota 90 orang f. Untuk lapisan pertama gerakan penunjuk dalam tabel acak g. Dan pilih dari angka tersebut dan ambil yang memiliki nilai lebih kecil dari angka 899 sampai akhirnya diperoleh 90 subjek h. Gunakan langkah f dan g untuk lapis kedua dan ketiga sampai total sampel diperoleh jumlah 270 orang

Agar lebih jelas dapat di lihat pada diagram berikut. Populasi = 900 orang

Guru golongan II 300 orang

Guru golongan III 300 orang

Guru golongan IV 300 orang

Pilih secara acak untuk 90 orang

Pilih secara acak untuk 90 orang

Pilih secara acak untuk 90 orang

Teknik Klaster
Teknik klaster atau Cluster Sampling memilih sampel bukan didasarkan pada individual, tetapi lebih didasarkan pada kelompok, daerah atau kelompok subjek yang secara alami berkumpul bersama. Teknik klaster sering digunakan oleh para peneliti di lapangan yang wilayahnya luas. Dengan mengguna kan teknik klaster, mereka lebih dapat menghemat biaya dan tenaga dalam menemui responden yang menjadi subjek atau objek penelitian. Memilih sampel dengan menggunaka teknik klaster mempu nyai beberapa langkah. a. identifikasi populasi yang hendak digunakan dalam studi. b. tentukan besar sampel yang diinginkan c. tentukan dasar logika untuk menentukan klaster

d. perkirakan jumlah rata-rata subjek yang ada pada setiap klaster e. daftar semua subjek dalam setiap klaster dengan membagi antara jumlah sampel dengan jumlah klaster yang ada f. secara random , pilih jumlah anggota sampel yang diingin kan untuk setiap klaster g. jumlah sampel adalah jumlah klaster dikalikan jumlah anggota populasi per klaster. Contoh terapan pemilihan sampel dengan menggunakan teknik klaster. Misalkan seorang peneliti hendak melakukan studi pada populasi yang jumlahnya 400 guru dalam 100 sekolah yang ada. Sampel yang diinginkan adalah 400 orang.

Langkah menentukan sampel adalah 1. total populasi adalah 4000 orang 2. jumlah sampel yang diinginkan adalah 400 orang 3. dasar logis klaster adalah sekolah yang jumlahnya ada 100 4. dalam populasi, setiap sekolah adalah 4000/100 = 40 guru 5. jumlah klaster yang ada adalah 400/40 = 10 6. olej karena itu 10 sekolah di antara 100 sekolah dipilih secara random 7. jadi, semua guru yang ada dalam 10 sekolah sama dengan jumlah sampel yang diinginkan

Teknik Secara Sistematis.


Teknik pemilihan sampel secara sistematis menggunakan prinsip proporsional. Caranya ialah dengan menentukan jumlah sampel pada setiap 1/k, di mana k adalah suatu angka pembagi yang telah ditentukan misalnya 5, 6 atau 10. Syarat yang perlu diperhatikan oleh para peneliti adalah adanya daftar atau list semua anggota populasi. Langkah menentukan sampel adalah a. identifikasi total populasi yang akan digunakan dalam proses penelitian b. daftar semua anggota populasi c. berikan nomor kode untuk setiap anggota populasi misalnya, jumlah populasi 1000 orang maka nomor kode adalah 000-999.

d. tentukan besarnya jumlah sampel yang ada e. tentukan proporsional sistematis k yang besarnya sama dengan jumlah populasi dibagi dengan jumlahsampel f. mulai dengan mengacak anggota populasi g. ambil setiap terpilih untuk menjadi anggota sampel h. lakukan pemilihan tersebut sampai jumlah total terpenuhi. Contoh terapan teknik memilih sampel secara sistematis. Misalnya seorang peneliti hendak melakukan studi pada populasi yang jumlahnya 4000 pekerja. Sampel yang diingin kan adalah 400 orang. Caranya adalah sebagai berikut 1. jumlah populasi yang teridentifikasi adalah 4000 orang 2. sampel yang diinginkan besarnya 400 orang 3. daftar semua anggota populasi sesuai dengan urutan abjad

4. proporsional sistematis k = 4000/400 = 10 5. tentukan titik awal nama secara random sebagai awal dimulainya pemilihan pada urutan nama populasi 6. dari titik awal tersebut , setiap 10 langkah terpilih sebagai sampel. 7. lakukan terus sampai akhirnya dapat dipilih semua anggota total sampel yang diperlukan. MEMILIH SAMPEL DENGAN TEKNIK NONPROBABILITAS Pada keadaan tertentu, sering kali seorang peneliti menemui situasi bahwa syarat-syarat yang berlaku dalam teknik probabi litas tidak dapat dipenuhi. Sebagai contoh, jumlah responden terlalu kecil, jumlah populasi tidak diketahui secara pasti dan peneliti tidak tertarik dengan jumlah populasi tersebut.

Pengambilan sampel dengan teknik nonprobabilitas pada prinsipnya menggunakan pertimbangan tertentu yang digunakan oleh si peneliti.

Teknik Memilih Sampel Secara Kebetulan


Teknik ini dikatakan secara kebetulan karena peneliti, memang dengan sengaja memilih sampel kepada siapapun yang ditemuinya pada tempat, waktu dan cara yang telah ditentukan. Sebagai contoh, seorang peneliti berdiri di pintu gerbang utama kampus, dan menayai kepada setiap mahasis wa yang kebetulan lewat di pintu gerbang tersebut antara jam 8.00 sampai jam 10.00 pagi. Pekerjaan tersebut diulang beberapa hari dengan waktu dan tempat yang sama sampai akhirnya informasi yang dicari dirasakan telah dapat dicapai untuk menjawab permasalahan penelitian yang direncanakan oleh para peneliti tersebut.

Keuntungan yang paling tampak dengan memilih teknik ini adalah mudah dilakukan dan mudah memperoleh informasi yang diinginkan. Kelemahan dari teknik ini adalah jika orang yang lewat adalah bukan mahasiswa atau orang yang diharapkan dipilih sebagai sampel, sehingga terjadi bias responden dan bias informasi. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, maka diperlukan tindakan tambahan, misalnya dengan menanyakan identitas orang yang lewat untuk meyakinkan bahwa mereka adalah orang-orang yang diinginkan sebagai anggota sampel.

Memilih Sampel dengan Teknik Bertujuan


Tehnik memilih sampel yang termasuk nonprobabilitas adalah memilih sampel dengan dasar bertujuan. Teknik ini juga populer disebut sebagai purposive sampling, karena untuk menentukan seseorang menjadi sampel atau tidak didasarkan pada tujuan tertentu, misalnya dengan pertimbangan profesional yang dimiliki oleh si peneliti dalam usahanya memperoleh informasi yang relafan dengan tujuan penelitian.

Contoh memilih sampel dengan bertujuan, misalnya para peneliti memilih para pedagang tertentu untuk memperoleh informasi tentang macam-macam harga barang; seorang peneliti para guru SMK untuk memperoleh informasi tentang efektivitas praktik di sekolah. Mereka memilih orang-orang tersebut sebagai sampel karena para peneliti mempunyai pertimbangan profesional yang kuat, misalnya merekalah orang-orang yang terlibat langsung dengan interes peneliti.

Memilih sampel secara kuota atau jatah


Memilih sampel secara kuota atau jatah sering pula disebut dengan quota sampling. Pada teknik ini para peneliti menentukan besarnya jumlah responden untuk menjadi anggota sampel. Mereka menemui dan mengambil data yang diperlukan, sampai jumlah yang di tentukan dapat dicapai. Mereka belum berhennti jika jumlah kuota yang direncanakan belum tercapai.

teknik sampling dengan cara kuota ini banyak digunakan dalam dunia pers, misalmya mereka ingin mendapatkan tingkat popularitas seorang pemimpin, mereka ingin mengetahui kinerja suatu badan yang dibentuk oleh pemerintah dan sebagainya. Dalam kasus kewartawanan, mereka biasanya menggunakan jasa telepon atau alat-alat lainnya yang praktis untuk bertemu dan bertanya pada responden.

Memilih sampel dengan cara getok Tular


Memilih sampel dengan cara getok tular sejenis dengan konsep memilih sampel dengan snowball sampling. Dikatakan getok tular karena seorang peneliti menentukan seseorang untuk menjadi anggota sampel atas dasar rekomendasi atau anjuran orang yang telah lebih dulu menjadi sampel.

Contoh konsep getok tular ini diantaranya adalah , misalnya; seorang peneliti menentukan responden A untuk ditanya dan dijadikan narasumber. Setelah selesai responden A diminta untuk merekomendasi C dan D. C ditanya oleh peneliti untuk kemudian memberikan rekomendasinya pada E dan F. sedangkan responden D mem berikan rekomendasi pada responden P dan Q. begitu seterus nya sehingga peneliti memperoleh jumlah sampel sesuai dengan yang direncanakan. Yang perlu diperhatikan oleh para peneliti dalam mengguna kan dan memilih teknik yang ada ialah, bahwa untuk peneli tian kuantitatif sebaiknya menggunakan teknik probabilitas untuk memilih anggota sampel. Alasan yang mendukung teknik ini adalah, bahwa teknik probabilitas mempunyai prinsip random yang sangat kuat untuk mendukung proses generalisasi hasil penelitian yang diperoleh.

INSTRUMEN PENELITIAN
Dalam kegiatan penelitian untuk memperoleh data yang berasal dari lapangan , seorang peneliti biasanya mengguna kan instrumen yang baik dan mampu mengambil informasi dari objek atau subjek yang diteliti. Di bidang pendidikan dan tingkah laku, instrumen penelitian pada umumnya perlu mempunyai dua syarat penting, yaitu valid dan reliabel.

Validitas Instrumen
Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang diguna kan dapat mengukur apa yang hendak diukur (Gay, 1983). Seorang guru hendak melakukan tes untuk penilaian apakah para siswa dapat menguasai pengetahuan yang telah diberi kan di kelas.

Agar dapat memperoleh hasil yang baik guru tersebut perlu membuat tes yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, kemudian memanfatkannya untuk mengukur peserta didik. Validitas suatu instrumen penelitian, tidak lain adalah derajat yang menunjukkan di mana suatu tes mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas suatu tes yang perlu diperhatikan oleh para peneliti adalah bahwa tes hanya valid untuk suatu tujuan tertentu saja. Tes valid untuk suatu bidang studi belum tentu valid untuk bidang yang lain. Tes valid untuk suatu grup individu belum tentu valid untuk grup lain. Sebagai contoh suatu tes valid untuk para siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), belum tentu valid untuk anak Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Secara metodologis, validitas suatu tes dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu validitas isi, konstruk, konkuren dan prediksi.

Validitas Isi.
Yang dimaksud validitas isi adalah derajat di mana sebuah tes mengukur cakupan substansi yang ingin di ukur. Untuk menda patkan validitas isi memerlukan dua aspek penting, yaitu valid isi dan valid teknik samplingnya. Valid isi mencakup khususnya hal-hal yang berkaitan dengan apakah item-item itu menggam barkan pengukuran dalam cakupan yang diukur. Sedangkan validitas sampling pada umumnya berkaitan dengan bagaima na baiknya suatu sampel tes merepresentasikan total cakupan isi. Contoh sebuah tes direncanakan untuk mengukur pengeta huan tentang pendidikan teknologi kejuruan, dikatakan valid, karena dalam kenyataannya semua item benar-benar berkai tan dengan faktual PTK. Tetapi mungkin tes tersebut mempunyai validitas sampling jelek, karena pengambilan sampling materi tidak merepresentasikan untuk materi yang dimaksud.

Validitas isi pada umumnya sitentukan melalui pertimbangan para ahli . Tidak ada formula matematis untuk menghitung dan tidak ada cara untuk menunjukkan secara pasti. Tetapi untuk memberikan gambaran bagaimana suatu tes validasi dengan menggunakan validitas isi, pertimbangan ahli tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut. Para ahli, pertama di minta untuk mengamati secara cermat semua item tes yang hendak divalidasi. Kemudian mereka diminta untuk mengorek si semua item-item yang telah dibuat. Dan pada akhir perbai kan, mereka juga diminta untuk memberikan pertimbangan tentang bagaimana tes tersebut menggambarkan cakupan isi yang hendak diukur. Pertimbangan ahli tersebut biasanya juga menyangkut, apakah semua aspek yang hendak diukur telah dicakup melalui item pertanyaan dalam tes.

Validitas Konstruk.
Validitas konstruk merupakan derajat yang menunjukkan suatu tes mengukur sebuah konstruk sementara. Konstruk, secara definitif, merupakan suatu sifat yang tidakdapat diobservasi, tetapi kita dapat merasakan pengaruhnya melalui satu atau dua indra kita. Contoh suatu konstruk dalam lingkup pendidikan teknologi kejuruan misalnya, implikasi orang terampil atau memiliki skill, dapat dilihat dengan melalui ting kah laku dia ketika seseorang tersebut melakukan pekerjaan nya. Konstruk tidak lain adalah merupakan temuan atau suatu pendekatan untuk menerangkan tingkah laku. Konstruk arus listrik dalam suatu benda, misalnya, dapat dirasakan efeknya, ketika kita dengan sengaja atau tidak sengaja meme gang dua kabel tersebut secara bersama-sama. Kita tidak dapat memotong benda dan melihat arus listriknya.

Arus listrik dalam benda dapat dirasakan pengaruhnya secara lebih nyata dengan melalui alat ukur, misalnya ohmmeter atau amperemeter. Dalam pendidikan anak contoh konstruk seper ti Intelligence Quotient (IQ), melalui penelitian menghasilkan bahwa seseorang yang memiliki IQ lebih tinggi , ada kecende rungan bahwa orang tersebut dapat mengerjakan tugas-tugas sekolah dengan lebih baik. Dalam dunia pendidikan , contoh lain yang menyangkut konstruk, misalnya ketakutan, kreativi tas, semangat dan sebagainya.

Validitas konkuren
Validitas konkuren adalah derajat dimana skor dalam suatu tes dihubungkan dengan skor lain yang telah dibuat. Tes dengan validasi konkuren biasanya diadministrasi dalam waktu yang sama atau dengan kriteria valid yang sudah ada.

Metode pembeda (discrimination) merupakan validitas konkuren yang menentukan suatu tes. Jika skor tes dapat digunakan untuk membedakan antara orang yang memiliki sifat-sifat tertentu yang diinginkan dengan seseorang yang tidak memiliki sifat-sifat tersebut. Tes mental adalah merupa kan contoh nyata terapan suatu tes pembeda yang sering ditemui dalam kasus-kasus psikologi.

Validitas Prediksi
Validitas prediksi adalah derajat yang menunjukkan suatu tes dapat memprediksi tentang bagaimana seseorang akan mela kukan suatu prospek tugas atau pekerjaan yang direncanakan. Tes kemampuan aljabar, sebagai contoh dapat dikatakan mem punyai nilai validasi prediksi, jika tes tersebut dapat menduga pada seseorang yang memilki kemampuan aljabar dengan anak yang tidak memiliki kemampuan.

Tes kemampuan akademik yang sering diberikan pada maha siswa yang hendak melanjutkan ke jenjang pascasarjana juga dikenal mempunyai nilai prediksi yang baik terhadap calon mahasiswa dalam menyelesaikan studi di pascasarjana terse but. Instrumen validitas prediksi mungkin bervariasi bentuk nya tergantung beberapa faktor, misalnya kurikulum yang digunakan, buku pegangan yang dipakai, intensitas mengajar, dan letak geografis atau daerah sekolah. Yang perlu diperhati kan ketika kita akan melakukan tes prediksi di antaranya adalah perlunya memperhatikan proses dan cara memban dingkan instrumen yang divalidasi dengan tes yang telah dilakukan. Untuk tes validasi prediksi , prinsip instrumen umum yang menyatakan bahwa tidak ada tes yang memiliki tes prediksi sempurna masih tetap berlaku. Oleh karena itu perlu disadari bahwa skor tes yang dihasilkan juga memiliki sifat ketidaksempurnaan tersebut.

Konsekuensi lain dari prinsip umum tersebut yang harus selalu diingat oleh para peneliti adalah bahwa menggunakan kombinasi beberapa kriteria akan lebih tepat hasilnya, jika dibandingkan dengan satu tes yang mempunyai validasi prediksi yang dibuat hanya atas dasar satu kriteria. Sebagai contoh misalnya, jika kita hendak memprediksi mata kuliah matematika. Kelengkapan kehadiran satu semester, menyele saikan tugas-tugas yang diberikan dan mengikuti mid semes ter dari kuliah tersebut dapat digunakan sebagai indikator. Sedangkan mahasiswa yang tidak hadir dan tidak mengumpul kan tugas-tuganya, skor penuh yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai tersebut tidak merefleksikan prediksi keberhasilan Yang perlu diperhatikan ketika suatu kriteria ditentukan oleh seorang peneliti adalah bahwa dalam nenentukan tercapainya suatu kriteria, apakah sebagian besar mahasiswa yang mengambil mata kuliah tersebut dapat mencapai kriteria yang telah ditentukan.

Reliabilitas Syarat lain yang juga penting bagi seorang peneliti adalah reliabilitas. Reliabilitas sama dengan konsistensi. Suatu instru men penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur.ini berarti semakin reliabel suatu tes memiliki persyaratan maka semakin yakin kita dapat menyatakan bahwa dalam hasil suatu tes mempunyai hasil yang sama ketika dilakukan tes kembali. Reliabilitas suatu tes pada umumnya diekpresikan secara numerik dalam bentuk koefisien. Koefisien tinggi menunjukkan reliabilitas tinggi. Sebaliknya jika koefisien suatu tes rendah, maka reliabilitas tes rendah. Jika suatu tes mempu nyai reliabilitas sempurna, berarti bahwa tes tersebut mempu nyai koefisien +1 atau -1

Cara-cara Mengukur Reliabilitas.


Reliabilitas Tes dan Re-tes. Reliabilitas tes-retes tidak lain adalah derajat yang menunjuk kan konsistensi hasil sebuah tes dari waktu ke waktu. Dengan melakukan tes-retes kita mengetahui sejauh mana konsistensi suatu tes mengukur dengan apa yang ingin diukur. Reliabilitas tes retes penting khususnya ketika digunakan untuk menentukan misalnya tes kemampuan. Tes kemampuan tidak akan bermanfaat , jika ternyata menunjukkan hasil yang selalu berubah-ubah secara signifikan saat diberikan kepada responden. Reliabilitas tes-retes dapat dilakukan dengan cara : a. Selenggarakan tes pada satu grup yang tepat sesuai dengan rencana.

b. Setelah selang waktu tertentu, misalnya satu minggu atau dua minggu, lakukan kembali penyelenggaraan tes yang sama dengan grup yang sama tersebut. c. Korelasikan hasil kedua tes tersebut Jika hasil koefisien korelasi menunjukkan tinggi, berarti reliabi litas tes adalah bagus dan sebaliknya. Reliabilitas Bentuk Ekuivalensi Sesuai dengan namanya, yaitu ekuivalen maka tes yang hen dak diukur reliabilitasnya dibuat identik. Kedua tes tersebut sebaiknya mempunyai karakteristik sama, misalnya mengukur variabel yang sama , mempunyai jumlah item sama, struktur sama, mempunyai tingkat kesulitan , cara skoring dan interpre tasi yang sama.

Langkah-langkah melaksanakan tes reliabilitas secara ekivalen. a. Tentukan subjek sasaran yang hendak dites b. Lakukan tes yang dimaksud kepada subjek sasaran tersebut. c. Administrasikan hasilnya secara baik. d. dalam waktu yang tidak terlalu lama, lakukan pengetesan untuk yang kedua kalinya pada grup tersebut. e. Korelasikan kedua hasil tes skor. Jika hasil koefisien ekivalen tinggi, berarti tes memiliki reliabili tas ekivalen baik dan sebaliknya.

Reliabilitas Belah Dua Cara melakukan reliabilitas belah dua pada garis besarnya dapat dilakukan dengan urutan sebagai berikut. a. Lakukan pengetesan item-item yang telah dibuat kepada subjek sasaran. b. Bagi tes yang ada menjadi dua atas dasar jumlah item yang paling umum dengan membagi ganjil dan genap pada kelompok tersebut. c. Hitung skor subjek pada kedua belah kelompok penerima item genap dan item ganjil d. korelasikan kedua skor tersebut, menggunakan formula korelasi yang relevan dengan teknik pengukuran. Jika hasil koefisien korelasi tinggi, maka tes mempunyai tingkat reliabilitas baik dan sebaliknya.

Analisis Daya Diskriminasi Item. Metode lain untuk menyelidiki tes adalah melalui analisi item. Yang perlu diketahui adalah hingga manakah item itu konsis ten untuk mendiskriminasi atau membedakan sikap atau sifat yang dites dan yang bukan sikap atau sifat itu. Caranya adalah. Misalkan kita meneliti reliabilitas tes sikap yang terdiri atas sejumlah item, untuk mudahnya kita ambil 10 item. Item itu misalnya bermodel likert yang menyuruh responden memilih jawaban (sangat setuju, setuju,mungkin setuju, mungkin tidak setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Menurut intesitas sikapnya jawaban itu diberi nilai 6, 5, 4, 3, 2, 1 dari yang sangat setuju sampai sangat tidak setuju. Sebagai sampel kita ambil 10 orang.

Dari hasil tes kita susun suatu tabel agar dapat segera dilihat item mana yang tidak konsisten. Item Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 I 1 1 1 2 1 1 5 1 2 3 II 6 6 5 4 6 6 2 5 4 4 III 5 6 6 4 5 5 1 4 5 6 IV 2 1 2 2 1 1 5 1 2 1 V 1 1 1 2 3 1 6 2 3 3 VI 6 5 5 5 6 6 2 5 5 6 VII 1 2 2 1 1 2 5 1 1 1 VIII 5 5 6 6 6 6 1 6 5 6 IX 1 1 2 3 1 2 4 3 1 1 X 4 6 6 5 5 6 2 5 6 6

Contoh suatu instrumen pengukuran . Pengukuran menurut skala Likert. Skala Likert telah banyak digunakan oleh para peneliti guna mengukur persepsi atau sikap seseorang. Responden dianjurkan memilih kategori jawaban yang telah diatur oleh peneliti. Misalnya sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Contoh item positif dan item negatif Pernyataan (SS) (S) (TS) (STS) Matematika merupakan matapelajaran Vaporit 4 3 2 1 S

Cara mencari koefisien korelasi.


r=
N XY ( X) ( Y)

( Dr. Suharsini Arikunto,1993)

{(NX2 (X)2}{NY2- (Y)2}

r = koefisien korelasi N = jumlah responden X = nilai rata-rata tes 1 Y = nilai rata rata tes 2 Kriteria r = 0,00 0,20 sangat rendah 0,21 0,40 rendah 0,41 0,60 cukup 0,61 0,80 tinggi 0,81 1,00 sangat tinggi

Anda mungkin juga menyukai