Anda di halaman 1dari 2

UU RI No.

23 Tahun 1997 tentag Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup Pasal 14 1) Untuk menjamin pelestarian fungsi lingkungan hidup, setiap usaha dan/atau kegiatan dilarang melanggar baku mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup. 2) Ketentuan mengenai baku mutu lingkungan hidup, pencegahan dan penanggulangan pencemaran serta pemulihan daya tampungnya diatur dengan Peraturan Pemerintah.

3) Ketentuan mengenai kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, pencegahan dan penanggulangan kerusakan serta pemulihan daya dukungnya diatur dengan Peraturan Pemerintah. Penjelas : 1) Setiap bentuk usaha maupun kegiatan yang dilakukan manusia yang berdampak pada lingkungan hidup harus mengikuti atau sesuai dengan standar baku mutu dan kriteria baku mutu yang telah dibuat, agar tidak terjadi kerusakan pada lingkungan hidup yang dimana berdampak sangat besar untuk kehidupan mendatang. Oleh sebab itu standar baku mutu dibuat untuk sebagai pengontrol pelestarian fungsi lingkungan hidup. 2) Baku mutu yang dimaksudkan disini adalah standar yang dipergunakan untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan, penanggulangan jika terjadi hingga pemulihan kembali lingkungan hidup yang telah rusak. Keseluruhan standar baku mutu yang dimaksudkan akan di atur oleh Peraturan Pemerintah. 3) Kriteria baku kerusakan yang dimaksudkan disini adalah penggolongan yang dipergunakan untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan, penanggulangan jika terjadi hingga pemulihan kembali lingkungan hidup yang telah rusak. Keseluruhan standar baku mutu yang dimaksudkan akan di atur oleh Peraturan Pemerintah.

Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup Pasal 17 1) Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib melakukan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun. 2) Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun meliputi: menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan/atau membuang.

3) Ketentuan mengenai pengelolaan bahan berbahaya dan beracun diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Penjelas : 1) Setiap penanggung jawab bentuk usaha maupun kegiatan yang dilakukan menghasilkan limbah berbahaya dan beracun perlu dilakukan pengelolaan terlebih dahulu sebelum di kembalikan ke lingkungan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi terjadinya pencemaran yang tidak hanya membahayakan lingkungan, tetapi juga manusia. 2) Setiap hasil/limbah yang berbahaya dan beracun wajib dioleh terleih dahulu, hal ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun pada Bab IV Kegiatan Pengelolaan Pasal 27-Pasal 39. Pengelolaan tersebut meliputi : reduksi limbah B3, pengemasan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pegolahan, penimbunan. 3) Ketentuan mengenai pengelolaan B3 akan diataur dalam beberapa peraturan pemerintah, yaitu : a. Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaa Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaa Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun c. Peraturan Pemerintah RI Nomor 85 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaa Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun d. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 33 Tahun 2009 Tentang Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun serta Pengawasan Pemulihan Akibat Pencemaran Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun oleh Pemerintah Daerah.

Anda mungkin juga menyukai