Anda di halaman 1dari 5

INFEKSI KULIT

1. URTIKARIA

Defenisi Urtikaria atau lebih di kenal dengan biduran adalah suatu gejala penyakit berupa gatal-gatal pada kulit di sertai bercak-bercak menonjol ( edema ) yang biasanya disebabkan oleh alergi. Urtikaria merupakan istilah kilnis untuk suatu kelompok kelainan yang di tandai dengan adanya pembentukan bilur-bilur pembengkakan kulit yang dapat hilang tanpa meninggalkan bekas yang terlihat. Etiologi Berdasarkan kasus-kasus yang ada, paling banak urtikaria di sebabkan oleh alergi, baik alergi makanan, obat-obatan, dll.

jenis makanan yang dapat menyebabakan alergi misalnya: telur, ikan, kerang, coklat, jenis kacang tertentu, tomat, tepung, terigu, daging sapi, udang, dll.

jenis obat-obatan yang menimbulkan alergi biasanya penisilin, aspirin, bronide, serum, vaksin, dan opium.

bahan-bahan protein yang masuk melalui hidung seperti serbuk kembang, jamur, debu dari bulu burung, debu rumah dan ketombe binatang.

Pengaruh cuaca yang terlalu dingin atau panas,sinar matahari,tekanan atau air. Faktor psikologis pasien misalnya : Krisis emosi

Patogenesis Sel Mast sel mast jaringan Sel mast mukos

Melepaskan mediator radang

Histamin leukotri kimin serotonin

PEG PAF

Kulit Refleks dari akson vasoliditasi proritus

menyebabkan triple response of lewis H1 H2 vasoliditasi

produksi dari histamin hipotensi takikardi kemerahan sakit kepala

Manifestasi Klinis 1. Timbulnya bintik-bintik merah atau lebih pucat pada kulit. Bintik-bintik merah ini dapat mengalami edema sehingga tampak seperti benjolan. 2. Sering disertai rasa gatal yang hebat dan suhu yang >panas pada sekitar benjolan tersebut. 3. terjadi angioderma, dimana edema luas ke dalam jaringan subkutan, terutama di sekitar mata, bibir dan di dalam orofaring. 4. adanya pembengkakan dapat menghawatirkan, kadang-kadang bisa menutupi mata secara keseluruhan dan mengganggu jalan udara untuk pernafasan. Pemeriksaan Diagnosis Pemeriksaan darah, urin, feses rutin. Pemeriksaan darah, urin, feses rutin untuk menilai ada tidaknya infeksi yang tersembunyi atau kelainan pada alat dalam Pemeriksaan darah rutin bisa bermanfaat untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit penyerta, misalnya urtikaria vaskulitis atau adanya infeksi penyerta. Pemeriksaan-pemeriksaan seperti komplemen, autoantibodi, elektrofloresis serum,

faal ginjal, faal hati, faal hati dan urinalisis akan membantu konfirmasi urtikaria vaskulitis. Pemeriksaan C1 inhibitor dan C4 komplemen sangat penting pada kasus angioedema berulang tanpa urtikaria. Cryoglubulin dan cold hemolysin perlu diperiksa pada urtikaria dingin.

2. KUSTA

Definisi Kusta adalah penyakit infeksi kronis yang di sebabkan oleh mycobacterium lepra yang interseluler obligat, yang pertama menyerang saraf tepi, selanjutnya dapat menyerang kulit, mukosa mulut, saluran nafas bagian atas, sistem endotelial, mata, otot, tulang, dan testis. Etiologi Kuman penyebabnya adalah mycobacterium leprae yang di temukan oleh GA,Hansen pada tahun 1874 di norwegai. Mycobacterium leprae berbentuk basil dengan ukuran 3-8cm x 0.5um, tahan asam dalam alkohol, dam positif garam.

Patogenesis Mycobacterium Leprae Tubuh (1 20 tahun) Sel Schwan Kematian dan Pecah Muncul Tipe Tuberkuloid (TT) Tipe Lepromatous-lepromatous (LL) perineum

Tipe Borderline (BT) Tipe Borgerline-Borderline (BB) Tipe BorderlineLepromatous (BL)

Manifestasi Klinis Penyakit Kusta

Gambaran klinik yang jelas berupa kekakuan tangan dan kaki, clawing pada jari kaki, pemendekan jari, bahkan mudah terjadi perdarahan dan adanya makula dengan hilangnya rasa tusukan. (lihat gambar 2.3) (Bhopal, 2002). Keadaan tersebut merupakan penderita yang sudah lanjut dan sudah dipastikan lepra tanpa pelaksanaan diagnostik yang cukup. Bentuk keluhan bervariasi mulai dari keluhan anestesi di kulit, anesthesi pada tangan dan kaki. Kelainan pada kulit bisa berupa bercak kulit yaitu macula anaesthetica, penebalan kulit (papula atau plakat), nodula maupun ulcer. Pada saraf tepi biasanya timbul penebalan saraf yang disertai peradangan (neuritis). Umumnya ditemukan dalam 2 (dua) bentuk Pause basiler (PB) dan Multi basiler (MB) dan menurut WHO untuk menentukan kusta perlu adanya 4 (empat) kriteria yaitu : Ditemukannya lesi kulit yang khas. Adanya gangguan sensasi kulit. Penebalan saraf tepi. BTA positif dari sediaan sayatan kulit.

1. 2. 3. 4.

Pemeriksaan Diagnosis Untuk melakukan diagnose lengkap dilaksanakan hal-hal sebagai berikut di bawah ini : 1. Anamnese. 2. Pemeriksaan klinis yaitu : Pemeriksaan kulit. Pemeriksaan syaraf tepi dan fungsinya. 3. Pemeriksaan bakteriologis. 4. Pemeriksaan histopatologis. 5. Immunologis.

Namun untuk diagnose kusta di lapangan cukup dengan anamnese dan pemeriksaan klinis. Bila keraguan dan fasilitas memungkinkan sebaiknya dilakukan pemeriksaan bakteriologis. Untuk memastikan apakah orang tersangka menderita kusta benar-benar positif kusta, dapat dibuktikan secara pasti dari hasil pemeriksaan bakteriologi.

Anda mungkin juga menyukai