PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJAWALI BANDUNG 2013
TERAPI OKSIGEN Terapi oksigen adalah memberikan aliran gas lebih dari 21% pada tekanan 1 atm sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam darah. Tujuan Dasar pengobatan pada kegagalan pernafasan Mengurangi dan mengoreksi hipoksia dan hipoksemia Mempertahankan oksigen jaringan yang adekuat Menurunkan kerja nafas Menurunkan kerja jantung Indikasi Pada penurunan PaO2 dengan gejala dan tanda hipoksia: dispnoe, takhipnoe, disorientasi, gelisah apatis atau penurunan kesadaran, takhikardia atau bradikardia dengan tekanan darah turun. Keadaan lain : gagal nafas akut, shok, keracunan CO. PH darah & Analisa Gas Darah Jenis pH PO2 Bikabornat standard PCO2 PaO2 Total CO2 Base Excess (BE) Saturasi O2 Batas normal 7,35-7,45 80-100 mmHg 22-26 mEq/L 35-45 mmHg 75-100 mmHg 21-27 mmHg -2 s.d +2 95 - 100 % pH darah < 7,35 Asidosis pH darah >7,45 Alkalosis PO2 < 80 mmHg hypoxemia PO2 > 100 mmHg Hyperoxemia PCO2 < 35 mmHg Hypocapnia PCO2 > 45 mmHg Hypercapnia pH PCO2 Asidosis Respiratorik pH PCO2 Alkalosis Respiratorik pH HCO3 Asidosis Metabolik pH HCO3 Alkalosis Metabolik
Metode Pemberian Oksigen Low flow concentration (system aliran darah rendah) 1. low flow low concentration 2. low flow high concentration High flow concentration (system aliran darah tinggi) 1. high flow low concentration 2. high flow high concentration a. Low Flow concentration Dimana aliran gas dari alat tidak mencukupi kebutuhan inspirasi sehingga memerlukan tambahan udara kamar. Konsentrasi oksigen 21% sampai dengan 90%. Criteria Pemberian System Aliran Rendah Tidal voleume dalam batas normal antara 300-700 ml untuk orang dewasa. Kondisi klinik penderita stabil RR kurang dari 25 kali permenit untuk orang dewasa Bentuk pernapasan regular dan tidak berubah-ubah Contoh LFLC: Kateter nasal Kanul binasal Sungkup muka sederhana Sungkup muka dengan kantong rebreathing Sungkup muka dengan kantong nonrebreathing 1) Kateter nasal - memberikan oksigen secara kontinyu dengan aliran 1-6 liter/menit dengan konsentrasi 24-32% - dalamnya kateter dari hidung sampai pharing diukur dengan cara mengukur jarak dari telinga ke hidung Kerugian: - tidak dapat memberikan oksigen lebih dari 6 liter/menit
Contoh LFHC:
- Dapat terjadi iritasi selaput lendir nasopharing - Kateter mudah tersumbat dengan secret atau tertekuk - teknik memasukan kateter agak sulit - pada aliran tinggi terdengar suara aliran oksigen pada nasopharing 2) Kanul Nasal/ Canula binasal Memberikan konsentrasi oksigen antara 24-44% dengan aliran 1-6 liter /menit. Konsentrasi oksigen akan naik 4% pada tiap kenaikan aliran 1 liter/menit. Keuntungan: - pemberian oksigen stabil dengan tidal volume dan laju nafas teratur - baik diberikan dalam jangka waktu lama - Pasien dapat bergerak bebas, makan, minum, dan berbicara - efisiensi dan nyaman untuk pasien Kerugian: - konsentrasi oksigen akan berkurang jika pasien bernafas dengan mulut - aliran > 6 liter/menit, dapat menyebabkan reservoir anatomic hidung penuh sehingga oksigen akan terbuang, humidifikasi akan sulit, iritasi, dan terjadi pengeringan - konsentrasi oksigen tidak dapat dipertahankan - Pada bayi baru lahir, aliran antara 1 sampai dengan 3 liter permenit 3) Sungkup muka sederhana (simple mask) - merupakan system aliran rendah dengan hidung, nasopharing dan orophharing sebagai penyimpan anatomic - aliran yang diberikan antara 5 sampai dengan 8 liter/menit - Konsentrasi antara 35-55 % - alkalosis respiratorik - aliran antara 3-4 liter/menit dapat mengikat CO2 4) Sungkup muka dengan kantong rebreathing - aliran yang diberikan 6-12 liter/menit - Konsentrasi antara 35%-60% - alkalosis respiratorik, hipoksemia
- tidak mempunyai valve sebagai udara inspirasi sebagaian bercampur dengan udara ekspirasi yaitu 1/3 bagian volume ekhalasi masuk kedalam kantong, 2/3 bagian volume ekhalasi melewati lubang-lubang yang ada pada bagian samping dari simple mask. - hanya digunakan pada tekanan oksigen rendah yang disertai dengan tekanan CO2 rendah - harus dilakukan evaluasi ketat dari perubahan tekanan CO2. 5) Sungkup muka dengan kantong NON rebreathing - Mempunyai reservoir bag - mempunyai one way volve yang berfungsi untuk mencegah gas buangan CO2 masuk ke dalam bag - aliran antara 8-12 liter/menit - bag harus dipertahankan terisi minimal 2/3 dari total volume bag - apabila aliran kurang dari 8 liter/menit maka bag akan kempis sehingga akan terjadi retensi CO2 - Konsentrasi oksigen antara 80-100% - udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi - tidak dipengaruhi oleh udara luar Kerugian: - mengikat (sungkup harus tetap melekat pada pipi atau wajah pasien untuk mencegah kebocoran) - lembab - pasien tidak dapat makan, minum, atau berbicara - dapat terjadi aspirasi jika pasien muntah , terutama pada pasien tidak sadar atau anak-anak b. High flow concentration Tidak dipengaruhi oleh pola pernapasan, dimana aliran gas dari alat mencukupi kebutuhan inspirasi Konsentrasi oksigen tergantung pada lobang venturi Keuntungan:
Stabil walaupun bentuk pernapasannya berubah-ubah selama system ini dipakai dengan tepat , konsentrasi oksigen akan tetap Temperature dan humiditas gas inspirasi terkontrol Criteria Pemberian System Aliran Tinggi Tidak dipengaruhi oleh pola pernapasan dimana aliran gas dari alat mencukupi kebutuhan inspirasi Konsentrasi oksigen tergantung pada lobang venture Keuntungan: stabil walaupun bentuk pernapasannya berubah-ubah selama system ini dipakai dengan tepat, konsentrasi oksigen akan tetap Temperatur dan humiditas gas inspirasi terkontrol Contoh HFLC: Sungkup venturi head box Sungkup CPAP (Continues positive airway pressure) Contoh HFHC
ELEKTROKARDIOGRAFI Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari rekaman aktivitas listrik jantung pada permukaan tubuh. Elektrokadiogram (EKG) adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung. Peran Diagnostik EKG: Hipertrofi /dilatasi atrium dan ventrikel Aritmia /gangguan konduksi : RBBB, LBBB, VES, SVT, VT, AF, VF dll. Iskemia dan infark miokard akut atau infark lama Efek obat-obatan : digitalis, antiaritmia Gangguan keseimbangan elektrolit : kalium (hipo/hiperkalemia ), kalsium Letak sandapan: V1 : Ruang interkostal IV garis sternal kanan V2 : Ruang interkostal IV garis sternal kiri V3 : Pertengahan antara V2 dan V4 V4 : Ruang interkostal V garis midklavikula kiri V5 : Sejajar V4 garis aksilla depan V6 : Sejajar V5 garis aksilla tengah KERTAS EKG
Garis Horisontal :Menggambarkan waktu 1 mm = 0,04 detik 5 mm = 0,20 detik. Garis Vertikal Menggambarkan voltase 1 mm = 0,1 mVolt 10 mm = 1 mVolt
Gelombang P Proses depolarisasi atrium Gelombang P yang normal : Lebar kurang dari 0,12 detik ( < 3 kotak kecil) Tinggi kurang dari 0,3 milliVolt (< 3 kotak kecil) Selalu positif di lead II Selalu negative di lead aVR.
Gelombang QRS Gambaran proses depolarisasi ventrikel Gelombang QRS yang normal : Lebar 0,06 0,12 detik (1 - 3 Kotak Kecil) Tinggi tergantung lead Terdiri dari: gelombang Q, gelombang R dan gelombang S.
Gelombang Q Defleksi negative pertama pada gelombang QRS Gelombang Q yang normal : Lebar kurang dari 0,04 detik Tingi atau dalamnya kurang dari1/3 tinggi R Gelombang Q abnormal disebut gelombang Q pathologis.
Gelombang R Merupakan defleksi positif pertama pada gelombang QRS Gelombang R umumnya positif dilead I, II, V5 dan V6 Biasanya hanya kecil atau tidak ada sama sekali di lead aVR, V1 dan V2. Gelombang T Merupakan gambaran proses repolarisasi ventrikel. Umumnya gelombang T: positif dilead I, II, V3 V6 dan terbalik di aVR.
Gelombang U Gelombang setelah gelombang T dan sebelum gelombang P berikutnya. Penyebab timbulnya gelombang U masih belum diketahui namun diduga akibat repolarisasi lambat sistim konduksi interventrikel. Interval PR Permulaan gelombang P sampai permulaan gelombang QRS. Nilai normal berkisar antara 0,12 0,20 detik. Waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi atrium dan jalannya impuls melalui berkas His sampai permulaan depolarisasi ventrikel. Segmen ST Akhir gelombang S sampai awal gelombang T. Normal: isoelektris, tetapi pada sandapan prekordial dapat bervariasi dari 0,5 mm sampai +2 mm Segmen ST yang naik disebut ST Elevasi dan yang turun disebut ST Depresi.
Langkah Interpretasi Rhythm (irama) Tentukan apakah denyut jantung berirama teratur atau tidak Tentukan berapa frekwensi jantung ( HR ) Tentukan gelombang P normal atau tidak Tentukan interval PR normal atau tidak Tentukan gelombang QRS normal atau tidak Interprestasi Irama normal Sinus: Berasal dari nodus SA Irama teratur Frekwensi jantung (HR) antara 60 -100 x/menit Gelombang P normal , setiap gelombang P selalu diikuti gelombang QRS dan T Interval PR normal (0,12 -0,20detik)
Rate Cara menentukan frekuensi melalui gambar EKG dapat dilakukan dengan 3 cara : 300 /Jumlah kotak besar antara R - R 1500 /Jumlah kotak kecil antara R R Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah QRS dan kalikan 10. Atau ambil EKG 12 detik, hitung jumlah QRS dan kalikan dengan 5.
Hypertrophy Atrium Kiri = Lead I, II P mitral ( P seperti ada 2 gelombang menyerupai huruf M) Atrium Kanan = Lead I, II, VI terdapat P pulmonal ( gelombang P tajam ) Ventrikel Kiri = gelombang R di V5/V6 27 mm gelombang S di VI + Gel. R V5/V6 35 mm ventrikel kanan = gelombang R pada perikordial (V1) kanan > Gel. S dan diikuti oleh T Inverted
Infarct dan Ischemia Fase awal atau fase hiperakut : Elevasi ST yang nonspesifik T yang tinggi dan melebar Q patologis, bisa QS atau Qr ST yang kembali iso-elektrik T bisa normal atau negatif Elevasi ST yang spesifik,
Fase evolusi yang lengkap : konveks ke atas T yang negatif dan simetris Q patologis