Anda di halaman 1dari 8

ABORSI

PENDAHULUAN
Apabila orang berbicara mengenai hak asasi manusia, tentu saja mengenai hak asasi manusia yang hidup, sebab orang yang mati tidak mempunyai hak asasi lagi. Segala pembicaraan mengenai hak asasi manusia, misalnya hak untuk berbicara dan mengekspresikan pendapat, hak untuk memilih agama, hak untuk merasa aman, hak untuk memilih pemimpin dan sebagainya, dibicarakan dalam kerangka dan demi manusia yang hidup. Hidup adalah syarat sine qua non (syarat mutlak) untuk mewujudkan dan mengembangkan seluruh potensi, aspirasi dan mimpi-mimpi seorang manusia. Hidup adalah syarat dasar untuk memperkembangkan diri menjadi individu dan pribadi sehingga menjadi dewasa. Oleh karena itu, hak untuk hidup adalah hak pertama dari semua hak asasi manusia lainnya. Dewasa ini, hampir setiap hari gencar didengung-dengungkan agar kita menghormati hak asasi manusia. Bahkan, kini semakin disadari bahwa kejahatan yang paling menakutkan ialah kejahatan melawan hak asasi manusia,dan dalam hal ini dicontohkan dengan aborsi. Pengertian Aborsi Menurut Encyclopedia Britania The American College Of Obstericians and Gyneologist ada dua jenis aborsi : 1. Accident abortion, yaitu penghentian kehamilan sebelum kematangan yang terjadi selama alami, tanpa perlakuan medis. 2. Therapeutic abortion, artinya bahwa penghentian kehamilan melakukan perlakuan tenaga medis, melalui operasi atau penggunaan RU486 atau beberapa terapi lainnya. 3. Aborsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengguguran kandungan (Moeliono, 1997). Makna aborsi lebih mengarah kepada suatu tindakan yang disengaja untuk mengakhiri kehamilan seorang ibu ketika janin sudah ada tanda-tanda kehidupan dalam rahim. Kata aborsi dan abortus sering digunakan secara bergantian walaupun sesungguhnya ada perbedaan dari keduanya. Makna abortus sendiri lebih menjelaskan kepada proses terpencarnya embrio (cikal bakal janin) sehingga tidak memungkinkan lagi hidup, sering juga

disebut keguguran, atau terhentinya pertumbuhan yang normal. Pada kenyataannya orang lebih sering menggunakan kata abortus dalam arti keguguran (pengguguran kandungan). Aborsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengguguran kandungan (Moeliono, 1997). Makna aborsi lebih mengarah kepada suatu tindakan yang disengaja untuk mengakhiri kehamilan seorang ibu ketika janin sudah ada tanda-tanda kehidupan dalam rahim. Kata aborsi dan abortus sering digunakan secara bergantian walaupun sesungguhnya ada perbedaan dari keduanya. Makna abortus sendiri lebih menjelaskan kepada proses terpencarnya embrio (cikal bakal janin) sehingga tidak memungkinkan lagi hidup, sering juga disebut keguguran, atau terhentinya pertumbuhan yang normal. Pada kenyataannya orang lebih sering menggunakan kata abortus dalam arti keguguran (pengguguran kandungan). Abortus sendiri terbagi dua yaitu abortus spontan dan abortus provocatus. Abortus spontan sering disebut dengan keguguran. Sedangkan abortus provocatus sendiri terbagi menjadi dua. Pertama, abortus provocatus artificial adalah pengguguran kandungan menggunakan alatalat medis dengan alasan kehamilan membahayakan dan dapat membawa maut bagi ibu, misalnya karena ibu berpenyakit berat tertentu. Tindakan abortus ini lebih sering disebut abortus terapeutik, diizinkan menurut ketentuan profesional seorang dokter untuk menyelamatkan ibu yang mengandung. Kedua, abortus provocatus criminalis adalah pengguguran kandungan tanpa alasan medis yang sah dan dilarang oleh hukum. Termasuk dalam abortus jenis ini adalah abortus yang terjadi atas permintaan pihak perempuan kepada seorang dokter untuk menggugurkan kandungannya. Menurut pengertian tersebut di atas maka sangat jelas upaya untuk melegalkan praktik aborsi (kecuali aborsi terapeutik) adalah melanggar hukum dan tidak dapat dibenarkan demi hukum apapun juga rasionalisasinya.

PEMBAHASAN a. Aborsi menurut perspektif agama 1. Agama Islam Majelis Ulama Indonesia memfatwakan bahwa : 1. Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding rahim ibu (nidasi). 2. Aborsi dibolehkan karena adanya uzur, baik yang bersifat darurat ataupun hajat. Keadaan darurat yang berkaitan dengan kehamilah yang

membolehkan aborsi adalah: 1. Perempuan hamil menderita sakit fisik berat seperti kanker stadium lanjut, TBC dengan caverna dan penyakit-penyakit fisik berat lainnya yang harus ditetapkan oleh Tim Dokter. 2. Dalam keadaan di mana kehamilan mengancam nyawa si ibu. Keadaan hajat yang berkaitan dengan kehamilan yang dapat membolehkan aborsi adalah: >Janin yang dikandung dideteksi menderita cacat genetic yang kalau lahir kelak sulit disembuhkan. >Kehamilan akibat perkosaan yang ditetapkan oleh Tim yang berwenang yang didalamnya terdapat antara lain keluarga korban, dokter, dan ulama. >Kebolehan aborsi sebagaimana dimaksud huruf b harus dilakukan sebelum janin berusia 40 hari. 3. Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat zina.

Al-Quran dan Aborsi: Manusia - berapapun kecilnya - adalah ciptaan Allah yang mulia. Agama Islam sangat menjunjung tinggi kesucian kehidupan. Banyak sekali ayat-ayat dalam Al Quran yang menerangkan tentang larangan aborsi. Salah satunya, Allah berfirman: Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan umat manusia.(QS 17:70). Didalam agama Islam, setiap tingkah laku kita terhadap nyawa orang lain, memiliki dampak yang sangat besar. Firman Allah: Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena sebab-sebab yang mewajibkan hukum qishash, atau bukan karena kerusuhan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara keselamatan nyawa seorang manusia, maka seolaholah dia telah memelihara keselamatan nyawa manusia semuanya. (QS 5:32) Ketiga: Umat Islam dilarang melakukan aborsi dengan alasan tidak memiliki uang yang cukup atau takut akan kekurangan uang.

Banyak calon ibu yang masih muda beralasan bahwa karena penghasilannya masih belum stabil atau tabungannya belum memadai, kemudian ia merencanakan untuk menggugurkan kandungannya.. Ayat Al-Quran mengingatkan akan firman Allah yang bunyinya: Dan janganlah kamu membunuh anak anakmu karena takut melarat. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh mereka adalah dosa yang besar. (QS 17:31) 2. Agama Kristen

Secara singkat di dalam Al Kitab dapat disimpulkan bahwa aborsi dalam bentuk dan alasan apapun dilarang karena : 1. Apabila ada sperma dan ovum telah bertwmu maka unsure kehidupan telah ada. 2. Abortus pada janin yang cacat tidak diperbolehkan karena Tuhan mempunyai rencana lain pada hidup seorang manusia 3. Anak adalah pemberian Tuhan. 4. Bila terjadi kasus pemerkosaan, diharapkan keluarga serta orangorang terdekat dapat memberi semangat. Aborsi untuk menyembunyikan aib tidak dibenarkan.
Dari sudut pandang agama Kristen: Alkitab dan Aborsi: Tuhan tidak pernah memperkenankan anak manusia dikorbankan. Apapun alasannya. Kedua: Membunuh satu nyawa sama artinya

dengan membunuh semua orang. Menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan menyelamatkan semua orang. Yeh 16:20-21 ~ Bahkan, engkau mengambil anak-anakmu lelaki dan perempuan yang engkau lahirkan bagiKu dan mempersembahkannya kepada mereka menjadi makanan mereka. Apakah persundalanmu ini masih perkara enteng bahwa engkau menyembelih anak-anakKu dan menyerahkanNya kepada mereka dengan mempersembahkannya sebagai korban dalam api? Yer 1:5 ~ Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.

3. Hindu Aborsi dalam Teologi Hinduisme tergolong pada perbuatan yang disebut "Himsa karma" yakni salah satu perbuatan dosa yang disejajarkan dengan membunuh, meyakiti, dan menyiksa. Oleh karena itulah perbuatan aborsi disetarakan dengan menghilangkan nyawa, maka aborsi dalam Agama Hindu tidak dikenal dan tidak dibenarkan. 4. Budha Dalam agama budha perlakuan aborsi tidak dibenarkan karena suatu karma harus diselesaikan dengan cara yang baik, jika tidak maka akan timbul karma yang lebih buruk lagi b. Aborsi menurut perspektif HAM
Apabila orang berbicara mengenai hak asasi manusia, tentu saja mengenai hak asasi manusia yang hidup, sebab orang yang mati tidak mempunyai hak asasi lagi. Segala pembicaraan mengenai hak asasi manusia, misalnya hak untuk berbicara dan mengekspresikan pendapat, hak untuk memilih agama, hak untuk merasa aman, hak untuk memilih pemimpin dan sebagainya, dibicarakan dalam kerangka dan demi manusia yang hidup. Bahkan ada orang yang menyatakan bahwa manusia berhak untuk mati atas kehendak sendiri (euthanasia). Akan tetapi bagaimanapun juga, hak untuk mati inipun hanya dipunyai oleh manusia yang hidup. Maka hak untuk hidup menjadi syarat utama dan mendasar ketika membicarakan

mengenai hak asasi manusia. Oleh karena itu, sebelum orang ribut mengenai pelaksanaan hak asasi manusia, orang harus lebih dulu menghormati hak yang paling mendasar yaitu hak untuk hidup. Hidup adalah syarat sine qua non (syarat mutlak) untuk mewujudkan dan mengembangkan seluruh potensi, aspirasi dan mimpi-mimpi seorang manusia. Hidup adalah syarat dasar untuk memperkembangkan diri menjadi individu dan pribadi sehingga menjadi dewasa. Oleh karena itu, hak untuk hidup adalah hak pertama dari semua hak asasi manusia lainnya. Penghormatan terhadap hak untuk hidup adalah kondisi dasar supaya manusia bisa berfungsi dengan semestinya. Ditinjau dari perspektif HAM, seorang wanita mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan aborsi karena merupakan bagian dari hak kesehatan reproduksi yang sangat mendasar. Di dalam Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan Pasal 72 juga memuat ketentuan mengenai jaminan setiap orang untuk melakukan reproduksi. Namum dalam hal ini Aborsi merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dihindari bagi wanita yang tidak menginginkan kehamilannya karena adanya beberapa alasan tertentu. Reproduksi merupakan fungsi dari makhluk hidup untuk menurunkan generasi penerusnya, dengan secara alamiah dilengkapi dengan organ-organ yang secara biologis untuk itu. Demikian juga manusia, penentuan perilaku reproduksi berasal dari hormon-hormon yang dimilikinya dan juga adanya alat-alat reproduksi, yang antara betina dan jantan berbeda, untuk memfungsikannya dengan melakukan hubungan seksual. Hak reproduksi adalah bagian dari hak asasi yang meliputi hak setiap pasangan dan individual untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab jumlah, jarak, dan waktu kelahiran anak, serta untuk memiliki informasi dan cara-cara untuk melakukannya. Terkait dengan ini adalah hak seksual, yakni bagian dari hak asasi manusia untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab terhadap semua hal yang berhubungan dengan seksualitas, termasuk kesehatan seksual dan reproduksi, bebas dari paksaan, diskriminasi dan kekerasan. Berkaitan dengan masalah reproduksi yang dimiliki setiap orang terutama wanita maka tentunya akan membuka peluang bagi seorang wanita untuk melakukan aborsi apabila ia tidak menginginkan janin yang dikandungnya apalagi jika dikaitkan dengan hak wanita atas tubuh ynag dimilikinya dimana setiap wanita berhak menentukan apa yang dilakukan pada tubuhnya. Apakah HAM seperi ini yang dimaksudkan oleh undang-undang?. Bagaimana jika dikaitkan dengan hak janin untuk hidup, bukankan manusia juga awalnya adalah janin yang diberikan hak untuk hidup sehingga dapat tumbuh menjadi manusia. Tentuanya hak yang

dimaksud adalah hak yang memang dapat dipertanggung jawabkan kepada hukum walaupun hak tersebut berhubungan dengan hal paling pribadi dalam diri seseorang termasuk hak untuk bereproduksi tetap harus sesuai dengan hukum yang berlaku dan tidak bertentangan nilai-nilai norma kemasyarakatan.

Tinjauan Tentang Aborsi Dikaitkan Dengan Hak Janin Untuk Hidup Berbicara mengenai aborsi, tentu tidak lepas dari janin yang dikandung. Janin nantinya akan berkembang menjadi makhluk hidup yang baru yang terbentuk berdasarkan struktur genetik. Pengguguran merupakan tindakan yang sengaja mengeluarkan buah kandungan dari rahim seorang ibu, sehingga mematikan proses perkembangan dan pertumbuhan janin sebelum tiba saat kelahirannya. Tindakan yang tidak menaruh rasa hormat terhadap nilai kehidupan janin diakibatkan oleh mereka yang hanya melihat segi kepentingan pribadi saja dan tidak memandang bahwa janin itu adalah manusia yang utuh dan mempunyai hak untuk hidup, merupakan suatu kejahatan durhaka. Bagaimanapun pengguguran yang dilakukan secara langsung dan sengaja tidak dibenarkan sebab merampas hak janin. Dan setiap pengguguran yang disengaja apa pun bentuknya merupakan suatu tindakan yang tidak dapat diizinkan, sebab memperkosa hak fetus atas kehidupan. Bagaimanapun juga hidup janin yang masih dalam kandungan statusnya bukanlah lebih rendah jika dibandingkan dengan hidup yang sudah dilahirkan. Oleh karena itu ia juga harus dihormati dan sebagaimana layaknya seorang manusia pada umumnya sebagai pribadi yang sedang berkembang dan bertumbuh. Bagaimanapun juga hidup janin yang masih dalam kandungan statusnya bukanlah lebih rendah jika dibandingkan dengan hidup yang sudah dilahirkan. Oleh karena itu ia juga harus dihormati dan sebagaimana layaknya seorang manusia pada umumnya sebagai pribadi yang sedang berkembang dan bertumbuh.

Dalam Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia juga sebenarnya telah dimuat perlindungan terhadap hak janin. Dalam Pasal 53 dikatakan bahwa setiap anak sejak dalam kandungan, berhak untuk hidup, mempertahankan hidup, dan meningkatkan taraf kehidupannya. Anak dalam kandungan yang dimaksud adalah janin yang nantinya akan tumbuh menjadi anak dan berkembang selayaknya manusia. Janin merupakan awal kehidupan yang harus dihormati oleh setiap manusia dan dijaga karena janin nantinya akan tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang kelak juga akan

menghasilkan hal yang sama. Jadi berapapun usia janin, berapapun dikatakan usia awal kehidupan janin, janin harus tetap dipertahan hidup sepanjang tidak membahayakan kondisi sang ibu dan memang dapat terlahir kedunia tanpa mengancam nyawa ibu dan janin. Dalam Deklarasi Hak-hak Asasi Manusia (PBB) disebutkan, Martabat yang tertera dalam pribadi manusia dan hak-hak yang sama dan mutlak dari semua anggota keluarga manusia menjadi dasar kemerdekaan, keadilan, dan perdamaian di dunia. Kita juga tegas mengakui martabat dan hak asasi manusia ini. Mengingat janin adalah manusia, maka ia memiliki martabat dan mengembangkan hak-hak asasi yang sama dengan kita, terutama hak untuk hidup. Menyerang janin dengan aborsi berarti menyerang martabat yang melekat pada kemanusiaan sesama. Kita tidak bisa tinggal diam saat martabat sesama dirampas orang lain. Kita harus menjadi suara bagi janin yang belum dapat bersuara. Dilaporkan, terjadi 30 juta-50 juta praktik aborsi per tahun di 56 negara yang melegalisasi
hal itu. Ini merupakan serangan kemanusiaan karena manusia membunuh sesamanya yang lemah. Jika kita melegitimasi serangan ini, tidak ada alasan lagi bagi kita untuk menolak perang, pembunuhan, perbudakan, penindasan, dan masalah etika sosial lainnya.

Anda mungkin juga menyukai