Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 1 LINGKUNGAN BERKELANJUTAN

RINGKASAN AGENDA 21 & WORLD SUMMIT ON SUSTAINABLE DEVELOPMENT JOHANNESBURG 2002

Oleh Felix Cahyo Kuncoro Jakti 0906511763

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2013

Ringkasan Lingkungan Berkelanjutan

Agenda 21

Chapter 4 Bagian ini dalam Agenda 21 berfokus pada pola produksi dan konsumsi yang tidak berkelanjutan serta pengembangan kebijakan dan strategi nasional untuk mendorong perubahan pola tersebut. A. Fokus pada Pola Produksi dan Konsumsi yang Tidak Berkelanjutan Kemiskinan dan degradasi lingkungan sangat berkaitan erat. Pola konsumsi sangat tinggi terjadi di berbagai belahan dunia namun kebutuhan dasar manusia masih belum terpenuhi bagi sebagian besar penduduknya. Hal ini mengakibatkan permintaan berlebih dan gaya hidup yang tidak berkelanjutan oleh orang-orang kaya, yang menyebabkan tekanan pada lingkungan bertambah tinggi. Sementara itu, orang-orang miskin tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar mereka. Perubahan pola konsumsi membutuhkan strategi berkelanjutan yang berfokus pada permintaan akan SDA, memenuhi kebutuhan dasar kaum miskin, serta mengurangi limbah dan penggunakan SDA yang terbatas jumlahnya dalam proses produksi. Aksi ini dilakukan dengan tujuan besar sebagai berikut: a. Mempromosikan pola konsumsi dan produksi yang mengurangi tekanan lingkungan dan memenuhi kebutuhan dasar manusia; b. Membangun pemahaman yang lebih baik mengenai peran konsumsi dan bagaimana menciptakan pola konsumsi yang lebih berkelanjutan. Aktivitas: a. Aktivitas terkait manajemen: mengadopsi pendekatan internasional untuk mencapai pola konsumsi berkelanjutan Semua negara harus mempunyai usaha dalam hal ini, dipimpin oleh negara maju, sementara negara berkembang harus mendapat bantuan dari negara maju, khususnya dalam hal teknologi, dalam memenuhi kebutuhan pokok penduduknya serta menghindari pola konsumsi yang tidak berkelanjutan pada proses pengembangannya. b. Data dan informasi: 1. Mengembangkan riset mengenai konsumsi Pemerintah, dan/atau riset publik, serta institusi kebijakan, dengan bantuan dari organisasi ekonomi dan lingkungan internasional, harus membuat upaya yang

konsen kepada a) ekspansi atau promosi database produksi dan konsumsi serta pengembangan metodologi analisisnya, b) asesmen hubungan antara produksi dan konsumsi, lingkungan, adaptasi dan inovasi teknologi, pertumbuhan ekonomi dan pembangunan, serta faktor demografis, c) pemeriksaan dampak perubahan yang sedang berlangsung pada struktur ekonomi industri modern yang menjauh dari pertumbuhan ekonomi yang menggunakan material secara intensif, 4)

pertimbangan bagaimana ekonomi dapat tumbuh sambil mengurangi penggunaan energi dan material serta produksi material berbahaya, 5) identifikasi pola konsumsi seimbang di seluruh dunia yang dapat didukung dalam waktu lama oleh kemampuan Bumi. 2. Mengembangkan konsep baru mengenai pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran yang berkelanjutan Memungkinkan kenaikan standar hidup melalui perubahan gaya hidup dan lebih tidak bergantung pada sumber daya Bumi yang terbatas. c. Kerjasama dan koordinasi internasional B. Pengembangan Kebijakan dan Strategi Nasional Untuk Mendorong Perubahan Pola Konsumsi yang Tidak Berkelanjutan Mencapai tujuan kualitas lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan akan memerlukan efisiensi produksi dan perubahan pola konsumsi agar dapat menekankan pentingnya optimasi penggunaan sumber daya dan pengurangan limbah. Perubahan signifikan pola konsumsi diharapkan berasal dari industri, pemerintah, rumah tangga, serta individu. Tujuan yang harus dipenuhi oleh Pemerintah, bekerja sama dengan organisasi yang sesuai, ialah untuk: a. Mempromosikan efisiensi proses produksi dan mengurangi konsumsi yang menimbulkan limbah dalam proses pertumbuhan ekonomi, khususnya di negara berkembang; b. Mengembangkan kerangka kebijakan domestik yang akan mendorong pergerakan kepada pola produksi dan konsumsi yang lebih berkelanjutan; c. Memperkuat nilai yang mendorong pola produksi dan konsumsi yang lebih berkelanjutan serta kebijakan yang mendorong transfer teknologi ramah lingkungan pada negara-negara berkembang. Aktivitas:

a. Mendorong efisiensi yang lebih baik pada penggunaan energi dan sumber daya (meningkatkan peran Pemerintah dan industri dalam penggunaan energi dan sumber daya secara efisien dan ramah lingkungan) b. Meminimalkan timbulan limbah (mendorong daur ulang, mengurang kemasan produk yang menghasilkan limbah, memperkenalkan produk ramah lingkungan) c. Membantu individu dan rumah tangga untuk membuat keputusan dalam membeli barang-barang yang ramah lingkungan (menyediakan informasi bagi konsumen agar konsumen sadar pada produk ramah lingkungan serta mendorong program untuk konsumen, seperti daur ulang) d. Melatih kepemimpinan melalui kebijakan Pemerintah (pola konsumsi Pemerintah) e. Bergerak maju menuju kebijakan harga pada produk ramah lingkungan (kebijakan untuk stimulus harga dan pasar yang mendukung produk ramah lingkungan) f. Memperkuat nilai yang mendukung konsumsi berkelanjutan (melalui program kesadaran publik dan iklan positif mengenai penggunaan teknologi dan jasa ramah lingkungan yang mendorong pola produksi dan konsumsi berkelanjutan)

Cara implementasi: memerlukan upaya terpadu Pemerintah, konsumen, dan produser. Perhatian lebih ditujukan pada peran signifikan wanita dan rumah tangga sebagai konsumen dan dampak potensial daya beli gabungannya pada ekonomi.

Chapter 36 Bagian ini dalam Agenda 21 membahas mengenai promosi edukasi, penyuluhan dan pelatihan publik. Prinsip dasarnya ialah The Declaration and recommendations of the Tbilisi Intergovernmental Conference on Environmental Education 1 yang diselenggarakan oleh UNESCO dan UNEP tahun 1977. Lingkup programnya ialah reorientasi edukasi menuju pembangunan yang berkelanjutan, peningkatan kesadaran publik, dan promosi pelatihan.

A. Reorientasi Edukasi Menuju Pembangunan yang Berkelanjutan Latar belakang Pendidikan, meliputi edukasi formal, kesadaran publik, dan pelatihan harus diakui sebagai proses di mana manusia dan masyarakat dapat mencapai potensi tertingginya. Pendidikan merupakan hal yang kritis untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan kapasitas seseorang untuk memahami isu lingkungan dan pembangunan. Agar menjadi efektif, pendidikan lingkungan dan pembangunan harus mengikuti dinamika lingkungan fisikal/biologis serta sosio-ekonomik dan pembangunan manusia, harus diintegrasikan dalam semua disiplin, serta memakai metode formal dan nonformal juga cara-cara komunikasi efektif. Tujuan Untuk mendukung rekomendasi yang berangkat dari World Conference on Education for All: Meeting Basic Learning Needs 2 dan untuk berjuang memastikan akses universal pada pendidikan dasar, dan mencapai pendidikan dasar untuk paling sedikit 80% anak perempuan dan 80% anak laki-laki pada usia sekolah dasar melalui sekolah formal atau pendidikan nonformal serta mengurangi tingkat buta huruf dewasa hingga kurang dari separuh jumlahnya pada tahun 1990. Untuk mencapai kesadaran lingkungan dan pembangunan dalam semua sektor masyarakat pada skala dunia secepat mungkin; Untuk berjuang mencapai aksesibilitas pendidikan lingkungan dan pembangunan, terhubung dengan edukasi sosial, mulai dari umur SD hingga dewasa pada semua lapisan masyarakat. Untuk mempromosikan integrasi konsep lingkungan dan pembangunan, termasuk demografi, pada semua program pendidikan, terutama analisis penyebab isu mayor lingkungan dan pembangunan B. Peningkatan Kesadaran Publik

Latar Belakang Masih terdapat kekurangan kesadaran mengenai hubungan antara semua kegiatan manusia dan lingkungan, akibat kurang akurasi atau informasi yang tidak memadai, khususnya negara berkembang yang kurang dalam teknologi dan keahlian yang terkait. Tujuan Untuk mempromosikan kesadaran publik sebagai bagian esensial upaya edukasi global untuk memperkuat sikap, nilai, dan aksi yang sesuai dengan pembangunan berkelanjutan.

C. Promosi Pelatihan Latar Belakang Pelatihan merupakan salah satu perangkat yang paling penting untuk mengembangkan sumber daya manusia dan memfasilitasi transisi menuju dunia yang lebih berkelanjutan. Pelatihan harus memiliki fokus yang spesifik terhadap pekerjaan, bertujuan untuk mengisi kesenjangan antara pengetahuan dan keterampilan yang akan membantu individu untuk mencari pekerjaan dan terlibat dalam kegiatan lingkungan serta pembangunan. Tujuan Menetapkan atau memperkuat program pelatihan kejuruan yang memenuhi kebutuhan lingkungan dan pembangunan yang memungkinkan akses pada kesempatan pelatihan, tanpa memandang status sosial, umur, jenis kelamin, ras, dan agama. Mempromosikan upaya kerja yang fleksibel dan dapat beradaptasi untuk segala usia yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan masalah lingkungan dan pembangunan yang terus bertumbuh dan perubahan yang muncul dari transisi menuju masyarakat berkelanjutan. Memperkuat kapasitas nasional, khususnya dalam pendidikan dan pelatihan saintifik, untuk memungkinkan Pemerintah, pemilik pekerjaan, dan pekerja untuk memenuhi tujuan lingkungan dan pembangunan serta untuk memfasilitasi transfer dan asimilasi teknologi baru yang ramah lingkungan, diterima masyarakat, dan tepat guna. Memastikan pertimbangan lingkungan dan ekologi manusia diintegrasikan pada semua level manajerial dan dalam semua area manajemen fungsional, seperti pemasaran, produksi, dan keuangan.

Report of the World Summit on Sustainable Development


Johannesburg, South Africa, 26 August- 4 September 2002 Resolution 2 Chapter III Merubah pola konsumsi dan produksi yang tidak berkelanjutan 1. Perubahan fundamental dalam cara bagaimana masyarakat memproduksi dan

mengonsumsi tidak dapat dihindari untuk mencapai pembangunan berkelanjutan global. Semua negara harus mempromosikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan, dengan negara maju memimpin gerakan dan dengan semua negara mendapat keuntungan dari prosesnya. 2. Mendorong dan mempromosikan pembangunan dengan kerangka program 10 tahun dengan dukungan inisiatif regional dan nasional untuk mempercepat pergerakan menuju produksi dan konsumsi berkelanjutan untuk mempromosikan pembangunan sosial dan ekonomi dalam kapasitas dukung ekosistem dengan memperhatikan serta menghilangkan hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan degradasi lingkungan melalui peningkatan efisiensi dan keberlanjutan dalam penggunaan sumber daya dan proses produksi serta mengurangi degradasi sumber daya, polusi dan limbah. 3. Meningkatkan investasi dalam produksi yang lebih bersih dan efisiensi ramah lingkungan di semua negara, melalui antara lain, insentif, skema dukungan, dan kebijakan yang ditujukan pada peraturan yang bersesuaian, finansial serta kerangka hukum. 4. Mengintegrasikan isu pola produksi dan konsumsi menuju kebijakan, program, dan strategi pembangunan berkelanjutan meliputi strategi pengurangan kemiskinan. 5. Meningkatkan tanggung jawab dan akuntabilitas lingkungan dan sosial perusahan. 6. Mendorong otoritas yang terkait pada semua level untuk mempertimbangkan pembangunan keberlanjutan dalam pembuatan keputusan, termasuk pada rencana pembangunan lokal dan nasional, investasi infrastruktur, pengembangan bisnis, dan pengadaan publik. 7. Mendorong Pemerintah serta organisasi regional dan internasional terkait juga pemangku kepentingan lainnya untuk mengimplementasikan, mempertimbangkannya dalam kondisi nasional dan regional, rekomendasi dan kesimpulan yang diadopsi oleh Komisi Pembangunan berkelanjutan. Berkelanjutan yang berfokus pada energi untuk pembangunan

8. Menghindari dan meminimalkan limbah dan memaksimalkan reuse, recycling, dan penggunaan material alternatif yang ramah lingkungan, dengan partisipasi otoritas Pemerintah dan semua pemangku kepentingan, dengan meminimalkan efek merugikan pada lingkungan serta efisiensi sumber daya, dengan bantuan finansial, teknikal, dan lainnya untuk negara berkembang. 9. Memperbarui komitmen pada manajemen kimia yang ramah lingkungan melalui siklus hidupnya dan limbah berbahaya untuk pembangunan berkelanjutan serta proteksi kesehatan manusia dan lingkungan, dengan tujuan untuk mencapai target tahun 2020 bahan kimia yang digunakan dan diproduksi akan berdampak pada minimisasi efek merugikan signifikan pada kesehatan manusia dan lingkungan, menggunakan prosedur asesmen risiko dan manajemen risiko yang transparan berbasis sains.

Anda mungkin juga menyukai