Anda di halaman 1dari 4

1.

Defenisi Pengorganisasian Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan. (Siagian,1983 dalam Juniati). Sedangkan Szilagji (dalam Juniati) mengemukakan bahwa fungsi pengorganisasian merupakan proses mencapai tujuan dengan koordinasi kegiatan dan usaha, melalui penataan pola struktur, tugas, otoritas, tenaga kerja dan komunikasi. 1. B. Model Pengorganisasian Masyarakat Dalam Keperawatan Komunitas

Ada tiga model yang dipergunakan dalam pengorganisasian komunitas, yaitu sebagai berikut : 1. Locality Development Model ini lebih menekankan pada peran serta seluruh masyarakat untuk mandiri. Prinsipnya adalah keterlibatan langsung masyarakat, melayani sendiri, membantu diri sendiri dalam penyelesaian masalah, dan mengembangkan keterampilan individual/kelompok dalam proses pemecahan masalah. Peran perawat komunitas dalam model ini adalah sebagai pendukung, fasilitator, dan pendidik (guru). 1. Social Planning Model ini lebih menekankan pada perencanaan para ahli dan menggunakaan birokrasi. Kepuusan komunitas didasarkan pada fakta / data yang dikumpulkan, dibuat keputusan secara rasional. Penekanan pada penyelesaian masalah bukan proses pengambilan keputusan harus cepat dan berorientasi pada tujuan / hasil. Model ini menggunakan pendekatan langsung (perintah) dalam rangka untuk megubah masyarakat, dengan penekanan pada perencanaan. Peran perawat dalam model ini adalah sebagai fasilitator, pengumpulan fakta/data, serta menganalisis dan melaksanakan program implementasi. 1. Social Action Model ini lebih focus pada korban. Fokus pada model ini adalah mengubah komunitas pada polarisasi /pemusatan isu yang ada di komunitas dengan menggunakan konflik/konfrontasi antara penduduk dan pengambilan keputusan/kebijakan. Penekanan pada proses atau tujuan . fokus utamanya mentransfer kekuatan pada tingkat kelompok. Peran perawat sebagai aktivis, penggerak dan negosiator. 1. C. Cara Pengorganisasian Masyarakat Dalam Keperawatan Komunitas

Tahap tahap pengorganisasian Masyarakat yaitu: 1. Persiapan sosial

Dalam praktik perawatan kesehatan, tujuan persiapan sosial adalah meningkatkan partisipasi atau peran serta masyarakat sejak awal kegiatan sampai dengan perencanaan program, pelaksanaan kegiatan, dan pengembangan program keperawatan kesehatan masyarakat. Ada dua pendekatan dalam partisipasi masyarakat, antara lain sebagaia berikut : 1. Pendidikan partisipasi. Dalam kegiatan ini komunitas dilibatkan dalam perencanan, penyelesaian masalah, tetapi biasanya dengan pendekatan ini proses perubahan lambat. Namaun keuntungannya, kelompok/masyarakat merasa memiliki dan komunnitas berubah, dalam jangka waktu yang panjang. 2. Pendidikan langsung (perintah). Dalam pendekatan ini proses berubah ditentukan oleh kekuatan luar, proses berubah berjalan cepat. Namun kerugiannya, masyarakat merasa memiliki dan perubahan hanya berlangsung dalam jangka pendek. Kegiatan kegiatan dalam persiapan sosial ini lebih ditingkatkan kepada persiapan persiapan yang harus dilakukan baik aspek teknis, administrative, dan program program kesehatan yang akan dilaksanakan. Dalam tahap persiapan sosial ada tiga kegiatan yang harus dilakukan, antara lain sebagai berikut. 1. Pengenalan masyarakat. Tahap ini dapat dilakukan melalui jalur formal sebagai pihak yang bertanggung jawab secara teknis, administrative dan birokratif terhadap suatu wilayah yang akan dijadikan daerah binaan. Pendekatan terhadap informal leader umumnya melalui pemerintahan setempat yang bertanggung jawab terhadap wilayah tersebut dan pusat kesehatan masyarakat atau instansi terkait yang bertanggung jawab dalam bidang kesehatan masyarakat. Pendekatan ini diawali dengan surat permintaan daerah binaan yang akan dijadikan lahan praktik dan dilengkapi proposal rencana pembinaan. Selanjutnya, mengadakan pendekatan dengan tokoh-yokoh di wilayah tersebut. 2. Pengenalan masalah. Untuk dapat mengenal masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh, dapat dilakukan survey kesehatan masyarakat dalam ruang lingkup terbatas, sehingga masalah masalah yang dirumuskan benar benar masalah yang menjadi kebutuhan masyarakat setempat. Oleh karena itu, keterlibatan masyarakat sangat diperlukan, sehingga mereka menyadari sepenuhnya masalah yang mereka hadapi dan mereka sadar bagaimana cara mengatasi masalah tersebut. Masalah yang ditemukan pada tahap ini tentunya tidak hanya satu masalah, sehingga perlu disusun skala prioritas penanggulangan masalah bersama sama may=yarakat formal dan informal. 3. Penyadaran masyarakat. Tujuan tahap ini adalah menyadarkan masyarakat agar mereka :

Menyadari masalah- masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi; Secara sadar mereka ikut berpartisispasi dalam kegiatan penanggualangan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi; Tahu cara memenuhi kebutuhan upaya pelayanan kesehatan dan keperawatan sesuai denngan potensi dan sumber daya yang ada pada mereka.

Agar masyarakat dapat menyadari masalah dan kebutuhan mereka akan pelayanan kesehatan dan keperawatan diperlukan suatau mekanisme yang terencana dan terorganisasi denga baik. Istilah yang sering digunakan dalam keperawatan komunitas untuk menyadarkan masyarakat

adalah lokakarya mini kesehatan, musyawarah masyarakat desa atau rembuk desa. Hal hal yang perlu mendapat perhatian dalam penyadaran masalah adalah ;

Libatkan masyarakat; Dalam menyusun rencana penanggulangan masalah disesuaikan dengan potensi dan sumber daya yang ada pada masyarakat; Hindari konflik dari berbagai kepentingan dalam masyarakat; Kesadaran dari kelompok- kelompok kecil masyarakat hendaknya disebarkan kepada kelompok masyarakat yang lebih luas; Adakan interaksi dan interelasi dengan tokoh tokoh masyarakat secara intensif dan akrab, sehingga mereka dapat di manfaatkan untuk usaha motifasi, komunikasi-yang kemudian dapat menggugah kesadaran masyarakat Dalam mengatasi sifat-sifat masyarakat, perawat komunitas dapat memanfaatkan jalur kepemimpinan masyarakat setempat untuk mendapatkan legitimasi, sehingga kesadaran masyarakat dapat dipercepat.

Dari penjelasan tersebut diatas dapat dipahami bahwa dalam pembelajaran praktik di komunitas yang harus di lakukan adalah pertemuan (temu kenal). Selanjutnya melakukan pengkajian pada masyarakat dan melakukan mini lokakarya. 1. Pelaksanaan Setelah rencana penanggulangan masalah disusun dalam mini lokakarya atau musyawarah masyarakat desa, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat adalah : 1. Pilihlah kegiatn yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. 2. Libatkan peran serta masyarakat secara aktif dalam upaya penanggulangan masalah. 3. Kegiatan disesuaikan dengana kemampuan, waktu dan sumber daya yang tersedia di masyarakat. 4. Tumbuhkan rasa percaya diri masyarakat bahwa mereka mempunyai kemampuan dalam penanggulangan masalah. Dalam tahap ini, salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah adalah penyuluhan kesehatan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan skala prioritas masalah. Agar penyuluhan tersebut mudah dipahami masyarakat, maka petugas kesehatan atau mahasiswa keperawatan komunitas harus membuat Satuan Acara Pembelajaran (SAP) disertai lampiran materi penyuluhan dan leaflet. 1. Evaluasi Penillaian dapat dilakukan setelah pelaksanaan dijalankan dalam jangka waktu tertentu. Penilaian dapat dilakukan dalam dua cara yaitu: 1. Selama kegiatan berlangsung (penilaian formatif), penilaian ini dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan kegiatan yang dijalankan sesuai perencanaan penanggulangan masalah yang disusun. Penilaian ini juga dapat dikatakan monitoring, sehingga dapat diketahui perkembangan hasil yan g akan dicapai.

2. Setelah program selesai dilaksanakan (penilaian sumatif), penilaian ini dilakukan setelah melalui jangka waktu tertentu dari kegiatan yang dilakukan. Penilaian ini disebut juga penilaian pada akhir program, sehingga dapat diketahui apakah tujuan atau target dalam pelayanan kesehatan dan keperawatan telah tercapai atau belum. 3. Perluasan Perluasan merupakan pengembangan dari kegiatan yang akan dilakukan. Perluasan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1. Perluasan kuantitatif, yaitu perluasan dengan menambah jumlah kegiatan yang akan dilakukan, apakah pada wilayah setempat atau di wilayah lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 2. Perluasan kualitatif, yaitu: perluasan dengan meningkatkan mutu atau kualitas kegiatan yang telah dilaksanakan , sehingga dapat meningkatkan kepuasan dari masyarakat yang dilayani.

Anda mungkin juga menyukai