DIARE
Oleh :
MUHAMMAD AKROM GEMILANG
113114024
A. DEFINISI
B. ETIOLOGI
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor:
1.
Infeksi
a. Infeksi enteral : infeksi saluran pencernaan makanan yang
merupakan penyebab diare pada anak meliputi infeksi
interal sebagai berkut :
1) Infeksi bakteri : vibrio, E. coli, Salmonella, Sigela,
Campylobakteri, Yersenia, Aerromonas dan
sebagainya..
2) Infeksi virus : Entrovirus, adenovirus, Rotavirus,
Astovirus dll.
3) Infeksi parasit : Cacing protozoa dan jamur.
b. Infeksi Parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan
makan seperti otitis media akut (OMA) tonsillitis/
Tonsiloparingitis, bronkhopnemonia, encephalitis. Keadaan
ini terutama tedapat pada anak kurang dari 2 tahun
2.
Faktor Malabsorsi
a. Malabsorisi karbohidrat
b. Malabsorsi lemak
c. Malabsorsi Protein
3.
2.
3.
4.
5.
6.
Tanda :
a. Cengeng dan gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu
makan berkurang atau tidak ada.
b. Tinja cair mungkin disertai lendir atau lendir dan darah.
Warna tinja makin lama berubah kehijau-hijauan.
c. Anus dan sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan
tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyak
asam laktat.
d. Gejala muntah sebelum dan sesudah diare dan dapat
menyebabkan lambung
Gejala :
a. Berat badan menurun
b. Turgor berkurang
c. Mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung (pada bayi).
d. Selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering
karena dehidrasi, diuresis berkurang (oliguri sampai anuri).
e. Pasien akan tampak pucat dengan pernapasan cepat dan
dalam (kussmaul) jika sudah asidosis metabolis.
D. KOMPLIKASI
Tak dehidrasi
Dehidrasi berat
Mata
Tidak cekung
Sangat cekung
Air Mata
Jika menangis
masih ada
Bibir
Tidak kering
Kering
Sangat kering
Rasa Haus
Tidak merasa
haus
Cubitan Kulit
Status gizi
2.
Suhu
3.
Tanda-tanda dehidrasi
4.
Berat badan
5.
Pengkajian Diagnostik
1.
2.
Lama diare
3.
4.
5.
Muntah
6.
Demam
7.
2.
Darah
Darah perifer lengkap, analisa gas darah, dan elektrolit (pada
diare yang disertai kejang yaitu Na, K, Ca, P serum), ureum dan
kreatinin.
3.
Duodenal intubation
Mengetahui kuman penyebab (kuantitatif dan kualitatif)
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pemberian cairan
Cairan yang digunakan yaitu RL (Ringer laktat), Oralit + cairan,
Darrow Glukosa (DG).
Cara Rehidrasi
Derajat
Kelompok usia
Jenis cairan
Dehidrasi
Volume
ml/kg bb
Waktu
RINGAN
Semua
kelompok
Oral
50
Tiap 4 jam
SEDANG
Semua
kelompok
Oral
70
Tiap 4 jam
BERAT
Anak
Intra vena
70
Tiap 3 jam
BERAT dan
SYOK
Semua
kelompok
Intra vena
70 - 100
Tiap 4 jam
2. Obat-obatan
a. Anti sekresi
b. Antispasmodik
c. Pectin dan kaolin untuk pengeras feses
d. Antibiotik
PATHWAY
Diare
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diare berhubungan dengan malabsorpsi
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui diare dan
intake yang tidak adekuat
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mengabsorpsi makanan karena faktor biologi
(peningkatan peristaltik usus)
4. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengeluaran BAB yang
sering.
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa
Keperawatan
Diare b.d malabsorpsi
Tujuan
Intervensi
Management diare :
1. Lakukan pemeriksaan
feses kultur dan
sensitivitas jika diare terus
berlanjut.
2. Evaluasi efek samping
pengobatan
gastrointestinal.
3. Anjurkan keluarga untuk
mencatat warna dan
konsistensi feses
4. Identifikasi faktor
penyebab diare.
5. Monitor tanda dan gejala
diare.
6. Observasi turgor kulit
secara teratur.
7. Timbang berat badan.
8. Monitor peningkatan
peristaltik usus.
9. Berikan medikasi sesuai
program.
Rasional
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk
mengabsorpsi makanan
karena faktor biologi
Fluid management :
1. Pertahankan intake dan
output yang akurat.
2. Monitor status hidrasi
(kelembaban membrane
mukosa, nadi, tekanan
darah normal).
3. Monitor tanda vital.
4. Monitor masukan
makanan/cairan.
5. Kolaborasikan pemberian
cairan intravena.
6. Dorong masukan melalui
oral.
7. Dorong keluarga untuk
membantu klien makan.
8. Kolaborasi dengan dokter
jika tanda cairan berlebih
muncul dan memburuk.
Manajemen nutrisi :
1. Kaji adanya alergi
makanan
2. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan klien.
3. Berikan informasi pada
keluarga tentang
kebutuhan nutrisi
1. Mengetahui keseimbangan
cairan tubuh.
2. Mencegah sedini mungkin
komplikasi.
3. Mengevaluasi keadaan
umum klien.
4. Menghitung masukan
peroral klien.
5. Mencegah dehidrasi klien.
6. Mengetahui gangguan
elektrolit sedini mungkin.
7. Mengoptimalkan masukan
peroral.
8. Mencegah komplikasi
sedini mungkin.
1. Menghindari terjadinya
alergi kembali.
2. Mencegah dehidrasi.
3. Mengetahui kebutuhan
nutrisi klien
(peningkatan peristaltik
usus)
Resiko kerusakan
integritas kulit
berhubungan dengan
pengeluaran BAB yang
sering
malnutrisi (3)
5. Tidak terjadi penuurunan berat
badan yang berarti (5)
Monitoring nutrisi :
1. Monitor adanya berat
badan
2. Monitor interakasi anak
atau orang tua selama
makan.
3. Monitor lingkungan
selama makan
4. Tidak menjadwalkan
pengobatan dan tindakan
selama jam makan.
5. Monitor turgor kulit.
6. Monitor makanan
kesukaan klien.
Pressure management :
1. Anjurkan klien untuk
menggunakan pakaian
yang longgar.
2. Jaga kebersihan kulit agar
tetap bersih dan kering.
3. Mobilisasi pasien (ubah
posisi pasien) setiap dua
jam sekali.
4. Oleskan lotion atau baby
oil pada daerah yang
tertekan.
5. Monitor status nutrisi.
1. Mengetahui keseimbangan
cairan.
2. Mengetahui trauma anak
terhadap RS.
3. Mencegah penularan
penyakit.
4. Mengurangi gangguan
makan.
5. Mengetahui keelastikan
kulit.
6. Menambah porsi makan
klien.
1. Megurangi evaporasi.
DAFTAR PUSTAKA
Bulecheck, et al, 2000, Nursing Interventions Classification (NIC), Mosby,
Philadelphia.
Depkes RI, 2000, Pelaksanaan Program P2 Diare, Depkes RI, Jakarta.
Johnson, et al, 2000, Nursing Outcomes Classification (NOC), Mosby,
Philadelphia.
Mansjoer, et al, 2007, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 2, Media Aesculapius,
Jakarta.
Santosa, Budi (Ed), 2006, Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006,
Prima Medika, Jakarta.