Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

DIARE

Oleh :
MUHAMMAD AKROM GEMILANG
113114024

PROGRAM PROFESI NERS


STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP
2014

A. DEFINISI

Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek /cair


bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya
(biasanya lebih dari 3 kali dalam sehari). Diare akut adalah diare yang
terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan
anak yang sebelumnya sehat. Klasifikasi diare adalah :
a. Diare akut : jika kurang dari 1 minggu
b. Diare persisten : jika diare 14 hari atau lebih
c. Diare dengan tinja bercampur darah (disentri)

B. ETIOLOGI
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor:
1.

Infeksi
a. Infeksi enteral : infeksi saluran pencernaan makanan yang
merupakan penyebab diare pada anak meliputi infeksi
interal sebagai berkut :
1) Infeksi bakteri : vibrio, E. coli, Salmonella, Sigela,
Campylobakteri, Yersenia, Aerromonas dan
sebagainya..
2) Infeksi virus : Entrovirus, adenovirus, Rotavirus,
Astovirus dll.
3) Infeksi parasit : Cacing protozoa dan jamur.
b. Infeksi Parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan
makan seperti otitis media akut (OMA) tonsillitis/
Tonsiloparingitis, bronkhopnemonia, encephalitis. Keadaan
ini terutama tedapat pada anak kurang dari 2 tahun

2.

Faktor Malabsorsi
a. Malabsorisi karbohidrat
b. Malabsorsi lemak
c. Malabsorsi Protein

3.

Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap


makanan.

Faktor yang meningkatkan penyebaran kuman penyebab diare :


1.

Tidak memadainya penyediaan air bersih

2.

Air tercemar oleh tinja

3.

Pembuangan tinja yang tidak hygienis

4.

Kebersihan perorangan dan lingkungan jelek

5.

Penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak semestinya

6.

Penghentian ASI yang terlalu dini

C. TANDA DAN GEJALA


1.

Tanda :
a. Cengeng dan gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu
makan berkurang atau tidak ada.
b. Tinja cair mungkin disertai lendir atau lendir dan darah.
Warna tinja makin lama berubah kehijau-hijauan.
c. Anus dan sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan
tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyak
asam laktat.
d. Gejala muntah sebelum dan sesudah diare dan dapat
menyebabkan lambung

juga turut meradang, atau akibat

gangguan asam basa dan elektrolit.


e. Timbul dehidrasi akibat kebanyakan kehilangan cairan dan
elektrolit.
2.

Gejala :
a. Berat badan menurun
b. Turgor berkurang
c. Mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung (pada bayi).
d. Selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering
karena dehidrasi, diuresis berkurang (oliguri sampai anuri).
e. Pasien akan tampak pucat dengan pernapasan cepat dan
dalam (kussmaul) jika sudah asidosis metabolis.

D. KOMPLIKASI

Akibat diare secara mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi sebagai


berikut :
a. Dehidrasi ( Ringan, berat hipotenik, isotonik hipertonik)
b. Renjatan hipovolemik
c. Hipoglikemi
d. Intoleransi sekunder akibat kerusakan filimukosa usus dan
defisiensi enzim laktase
e. Hipokalemia
f. Kejang terjadi akibat dehidrasi hipertonik
g. Malnutrisi energi protein.
Cara menilai dehidrasi :
Gejala dan
tanda

Tak dehidrasi

Dehidrasi tak berat

Dehidrasi berat

Keadaan Umum Baik

Rewel, gelisah, lemah. Apatis, tidak sadar

Mata

Tidak cekung

Cekung & kering

Sangat cekung

Air Mata

Jika menangis
masih ada

Jika menangis tidak


ada

Jika menangis tidak ada

Bibir

Tidak kering

Kering

Sangat kering

Rasa Haus

Tidak merasa
haus

Haus sekali, jika


diberi minum rakus.

Tidak bisa minum

Cubitan Kulit

Jika dicubit cepat Jika dicubit kembali


kembali
lambat

E. DATA SISTEM PENGKAJIAN


Pengkajian Fisik
1.

Status gizi

2.

Suhu

3.

Tanda-tanda dehidrasi

4.

Berat badan

5.

Kemungkinan komplikasi yang lain

Pengkajian Diagnostik
1.

Riwayat diare sekarang yang terdiri dari :

dicubit kembali sangat


lambat.

2.

Lama diare

3.

Total diare setiap 24 jam (frekuesi dan jumlah feses)

4.

Konsistensi feses, ada atau tidak ada darah

5.

Muntah

6.

Demam

7.

Tindakan yang telah dilakukan keluarga

Riwayat diare sebelumnya


Riwayat penyakit penyerta sekarang
Riawayat makanan yang dikonsumsi sebelum diare
Riwayat imunisasi
Pemeriksaan Penunjang
1.

Feses (pada diare persisten)


Makroskopis dan mikroskopis, PH, dan kadar gula.

2.

Darah
Darah perifer lengkap, analisa gas darah, dan elektrolit (pada
diare yang disertai kejang yaitu Na, K, Ca, P serum), ureum dan
kreatinin.

3.

Duodenal intubation
Mengetahui kuman penyebab (kuantitatif dan kualitatif)

F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pemberian cairan
Cairan yang digunakan yaitu RL (Ringer laktat), Oralit + cairan,
Darrow Glukosa (DG).
Cara Rehidrasi
Derajat

Kelompok usia

Jenis cairan

Dehidrasi

Volume
ml/kg bb

Waktu

RINGAN

Semua
kelompok

Oral

50

Tiap 4 jam

SEDANG

Semua
kelompok

Oral

70

Tiap 4 jam

BERAT

Anak

Intra vena

70

Tiap 3 jam

BERAT dan
SYOK

Semua
kelompok

Intra vena

70 - 100

Tiap 4 jam

2. Obat-obatan
a. Anti sekresi
b. Antispasmodik
c. Pectin dan kaolin untuk pengeras feses
d. Antibiotik

PATHWAY

Faktor penyakit / toksik

Peningkatan peristaltik usus

Peningkatan cairan intraluminar

Passase usus meningkat

Waktu henti makanan menurun

frekuensi BAB meningkat

Diare

Penyerapan makanan, elektrolit terganggu

Resiko kerusakan integritas kulit

Defisit volume cairan


Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diare berhubungan dengan malabsorpsi
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui diare dan
intake yang tidak adekuat
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mengabsorpsi makanan karena faktor biologi
(peningkatan peristaltik usus)
4. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengeluaran BAB yang
sering.

RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa
Keperawatan
Diare b.d malabsorpsi

Tujuan

Intervensi

Setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama 3x24 jam,
Bowel elimination normal dengan
kriteria hasil :
1. Eliminasi dalam rentang
normal (5)
2. Warna feses dalam batas
normal (5)
3. Konsistensi feses lembek (5)
4. Frekuensi diare berkurang (5)
5. Menunjukkan turgor kulit dan
berat badan dalam batas normal
(5)

Management diare :
1. Lakukan pemeriksaan
feses kultur dan
sensitivitas jika diare terus
berlanjut.
2. Evaluasi efek samping
pengobatan
gastrointestinal.
3. Anjurkan keluarga untuk
mencatat warna dan
konsistensi feses
4. Identifikasi faktor
penyebab diare.
5. Monitor tanda dan gejala
diare.
6. Observasi turgor kulit
secara teratur.
7. Timbang berat badan.
8. Monitor peningkatan
peristaltik usus.
9. Berikan medikasi sesuai
program.

Rasional

1. Mengetahui jenis bakteri


penyebab dan spesifikasi
pengobatan.
2. Meminimalkan efek
samping.
3. Menghitung haluaran dan
masukan yang
seharusnya.
4. Mengetahui pengobatan
yang efektif.
5. Mengetahui efek lanjut
dari diare secara dini.
6. Mengevaluasi tingkat
diare.
7. Mengetahui apakah ada
penurunan berat badan.
8. Mengetahui fungsi
peristaltik usus.
9. Untuk mencegah
komplikasi dan
menyembuhkan.

Setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama 3x24 jam
berhubungan dengan
status hidrasi kembali normal
dengan kriteria hasil :
kehilangan cairan
1. Hidrasi kulit (5)
melalui diare dan intake
2. Membran mukosa lembab (5)
3. Tida ada demam (5)
yang tidak adekuat
4. Tekanan darah, suhu, nadi
dalam batas normal (5)
5. Tidak ada tanda-tanda
dehidrasi seperti turgor kulit
baik, mata dan ubun-ubun tidak
cekung (5)
Defisit volume cairan

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk
mengabsorpsi makanan
karena faktor biologi

Setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama 3x24 jam
status nutrisi normal dengan
kriteria hasil :
1. Asupan nutrisi tercukupi (5)
2. Asupan makanan dan cairan
terpenuhi (5)
3. Berat badan ideal sesuai
dengan tinggi badan (4)
4. Tidak ada tanda-tanda

Fluid management :
1. Pertahankan intake dan
output yang akurat.
2. Monitor status hidrasi
(kelembaban membrane
mukosa, nadi, tekanan
darah normal).
3. Monitor tanda vital.
4. Monitor masukan
makanan/cairan.
5. Kolaborasikan pemberian
cairan intravena.
6. Dorong masukan melalui
oral.
7. Dorong keluarga untuk
membantu klien makan.
8. Kolaborasi dengan dokter
jika tanda cairan berlebih
muncul dan memburuk.
Manajemen nutrisi :
1. Kaji adanya alergi
makanan
2. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan klien.
3. Berikan informasi pada
keluarga tentang
kebutuhan nutrisi

1. Mengetahui keseimbangan
cairan tubuh.
2. Mencegah sedini mungkin
komplikasi.

3. Mengevaluasi keadaan
umum klien.
4. Menghitung masukan
peroral klien.
5. Mencegah dehidrasi klien.
6. Mengetahui gangguan
elektrolit sedini mungkin.
7. Mengoptimalkan masukan
peroral.
8. Mencegah komplikasi
sedini mungkin.

1. Menghindari terjadinya
alergi kembali.
2. Mencegah dehidrasi.

3. Mengetahui kebutuhan
nutrisi klien

(peningkatan peristaltik
usus)

Resiko kerusakan
integritas kulit
berhubungan dengan
pengeluaran BAB yang
sering

malnutrisi (3)
5. Tidak terjadi penuurunan berat
badan yang berarti (5)

Setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan integritas kulit dan
membran mukosa kembali normal
dengan kriteria hasil :
Integritas kulit yang baik bias
dipertahankan (sensasi, elastisitas,
temperature, hidrasi, pigmentasi0
(5)
Tidak ada luka atau lesi pada kulit
(3)

Monitoring nutrisi :
1. Monitor adanya berat
badan
2. Monitor interakasi anak
atau orang tua selama
makan.
3. Monitor lingkungan
selama makan
4. Tidak menjadwalkan
pengobatan dan tindakan
selama jam makan.
5. Monitor turgor kulit.
6. Monitor makanan
kesukaan klien.
Pressure management :
1. Anjurkan klien untuk
menggunakan pakaian
yang longgar.
2. Jaga kebersihan kulit agar
tetap bersih dan kering.
3. Mobilisasi pasien (ubah
posisi pasien) setiap dua
jam sekali.
4. Oleskan lotion atau baby
oil pada daerah yang
tertekan.
5. Monitor status nutrisi.

1. Mengetahui keseimbangan
cairan.
2. Mengetahui trauma anak
terhadap RS.
3. Mencegah penularan
penyakit.
4. Mengurangi gangguan
makan.
5. Mengetahui keelastikan
kulit.
6. Menambah porsi makan
klien.
1. Megurangi evaporasi.

2. Mencegah iritasi kulit.


3. Mencegah dekubitus.

4. Mengetahui adanya iritasi


kulit.
5. Mengetahui keadaan
nutrisi klien.

6. Mandikan klien dengan


sabuh dan air hangat.

6. Mencegah iritasi kulit.

DAFTAR PUSTAKA
Bulecheck, et al, 2000, Nursing Interventions Classification (NIC), Mosby,
Philadelphia.
Depkes RI, 2000, Pelaksanaan Program P2 Diare, Depkes RI, Jakarta.
Johnson, et al, 2000, Nursing Outcomes Classification (NOC), Mosby,
Philadelphia.
Mansjoer, et al, 2007, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 2, Media Aesculapius,
Jakarta.
Santosa, Budi (Ed), 2006, Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006,
Prima Medika, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai